• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI FAKTOR DI DAERAH ASAL, DAERAH TUJUAN, DAN PENGHALANG ANTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB VI FAKTOR DI DAERAH ASAL, DAERAH TUJUAN, DAN PENGHALANG ANTARA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR DI DAERAH ASAL, DAERAH TUJUAN, DAN

PENGHALANG ANTARA

Setelah dibahas mengenai karakteristik pribadi responden dalam bab sebelumnya, dalam bab ini akan dibahas menganai faktor-faktor yang berasal dari daerah asal dan daerah tujuan yang memungkinkan berfungsi sebagai faktor pendorong dan faktor penarik terjadinya mobilitas penduduk perempuan ke luar desa. Selain itu dalam bab ini juga akan dibahas mengenai faktor penghalang antara yang juga dapat menahan mobilitas penduduk perempuan ke luar desa

6.1. Faktor di Daerah Asal

Faktor di Daerah Asal merupakan keadaan-keadaan di daerah asal yang dirasakan responden dan memungkinkan untuk mendorong mereka melakukan mobilitas penduduk ke luar desa atau menahan mereka untuk tetap tinggal di daerah asal. Penggunaan kata “daerah asal” yang dimaksud adalah Desa Karacak.

Tingkat kecukupan yang dirasakan responden atas kehidupannya di desa mengindikasikan suatu bentuk kenyamanan atas kehidupannya sekarang. Ketika kenyamanan tersebut dinilai sudah cukup baik, maka hal tersebut akan menjadi suatu faktor penarik untuk tetap tinggal di daerah tersebut. Gambar 4 memperlihatkan proporsi tingkat kecukupan yang dirasakan responden atas kehidupannya di desa.

(2)

Gambar 4 . Proporsi Tingkat Kecukupan Responden atas Kehidupan di Desa Karacak Tahun 2010

Berdasarkan Gambar 4, sebagian besar responden merasa sudah cukup dengan kehidupan yang ada. Meskipun mereka harus hidup sederhana di desa, mereka merasakan hal tersebut lebih baik dari pada saat kehidupannya di kota dahulu. Hal ini sesuai dengan penuturan salah seorang penduduk perempuan Desa Karacak yang juga memutuskan untuk tetap tinggal di desa:

“…raos keneh di desa, najan awon bumi nyalira…” (Imi, 45 tahun) (Lebih enak di desa, meskipun jelek rumah sendiri)

Hal lain yang diidentifikasi dalam faktor di daerah asal adalah ketersediaan lapangan pekerjaan bagi perempuan di desa. Desa ini memiliki tingkat ketersediaan lapangan pekerjaan yang rendah khususnya bagi perempuan. Sebanyak 93,33 persen responden menyatakan sulit sekali untuk menemukan lapangan pekerjaan bagi perempuan di desa. Hal inilah yang menjadi alasan para penduduk perempuan Desa Karacak yang akhirnya memutuskan untuk bekerja di luar desa.

Dilihat dari ketersedian sumber daya alam Desa Karacak dalam pemenuhan kebutuhan penduduknya, sebanyak 80 persen responden beranggapan bahwa

30%

60% 10%

Kurang Cukup

(3)

mereka. Ketersediaan air yang melimpah, buah-buahan yang tumbuh subur di lahan-lahan perkebunan yang menjadi komoditi Desa Karacak banyak ditemui di Desa Karacak. Selain itu, lahan-lahan di Kampung Cengal Desa Karacak ini masih banyak yang dimiliki oleh warga, walaupun tidak merata, namun masih milik warga sendiri. Ada juga yang berstatus sebagai tanah guntai. Belum masuknya kapitalisme swasta dalam kepemilikan lahan cenderung membuat warga tidak memiliki permasalahan terhadap lahan mereka. Di Kampung Cengal pun belum pernah terjadi bencana alam yang besar.

Di desa ini juga masih terdapat pengajian-pengajian yang sangat aktif dan memungkinkan para perempuan untuk bersosialisasi dengan perempuan lainya di majelis. Silaturahmi yang rutin melalui pengajian ini menjadikan para perempuan Desa Karacak merasa akrab satu sama lain. Kehadiran MCK dan pembangunan gedung-gedung sekolah juga menjadi suatu kemajuan desa yang berarti bagi para penduduknya.

Dengan demikian faktor-faktor di daerah asal yang dinilai bisa menjadi faktor pendorong bagi terjadinya mobilitas penduduk perempuan ke luar desa cenderung memiliki kekuatan yang lemah. Lemah atau kuatnya faktor pendorong mobilitas penduduk perempuan ke luar desa juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi responden yang akan dibahas pengaruhnya dalam bab selanjutnya.

6.2. Faktor di Daerah Tujuan

Faktor di Daerah Tujuan, merupakan keadaan-keadaan di luar desa yang dirasakan responden dan memungkinkan untuk menarik mereka melakukan mobilitas penduduk ke daerah tersebut atau menahan mereka untuk tinggal di

(4)

daerah tujuan. Faktor di daerah tujuan diketahui penduduk perempuan dari kerabatnya yang tinggal di luar desa, media massa, dan penduduk perempuan terdahulu pelopor mobilitas.

Informasi yang didapatkan penduduk dari kerabatnya yang tinggal di luar desa di antaranya adalah mengenai ketersediaan lapangan pekerjaan dan fasilitas-fasilitas pendidikan serta hiburan. Bagi beberapa penduduk perempuan, ketersediaan lapangan pekerjaan di luar desa tak jarang menjadi faktor penarik bagi mereka untuk pergi ke luar desa. Begitupun kelengkapan fasilitas pendidikan dan hiburan bagi beberapa perempuan kerap kali membuat mereka mengunjungi daerah tersebut. Dengan perkembangan transportasi yang ada, faktor-faktor penarik tersebut bisa didapatkan penduduk tanpa harus melakukan mobilitas penduduk dengan berpindah tempat tinggal.

Keberadaan pelopor mobilitas penduduk pun merupakan salah satu faktor penting dalam menyebarluaskan informasi mengenai keadaan di luar desa. Namun sayangnya, pelopor mobilitas penduduk perempuan yang ada belum memperlihatkan keberhasilan yang berarti bagi penduduk perempuan lainnya. Hal ini terkait dengan rendahnya tingkat pendidikan para perempuan yang melakukan mobilitas di waktu lampau, sehingga mereka medapatkan kehidupan yang tidak lebih baik saat di kota. Pegalaman ini belum bisa menjadikan contoh yang membuat para penduduk perempuan banyak yang melakukan mobilitas penduduk ke luar desa untuk bekerja.

Dengan demikian faktor-faktor di daerah tujuan yang dinilai bisa menjadi faktor penarik bagi terjadinya mobilitas penduduk perempuan ke luar desa cenderung memiliki kekuatan yang lemah. Lemah atau kuatnya faktor penarik

(5)

pribadi responden yang akan dibahas pengaruhnya dalam bab selanjutnya.

6.3. Faktor Penghalang Antara

6.3.1.Tingkat Kemudahan Sarana Transportasi

Sebagaimana telah dijelaskan pada Bab Pendahuluan, Desa Karacak secara geografis memiliki jarak yang dekat dari pusat Kota Bogor, ibukota Kabupaten Bogor, bahkan ibukota Negara Indonesia. Akses terhadap daerah tersebut pun relatif mudah, bisa dijangkau dengan angkutan umum, mobil pribadi, atau kendaraan bermotor lainnya. Kondisi jalan yang cukup baik sangat memungkinkan terjadinya mobilitas penduduk baik laki-laki maupun perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa akses warga untuk menjangkau daerah-daerah yang biasanya menjadi muara para migran relatif mudah.

Dilihat dari sisi kemudahan dan kenyamanan sarana transportasi umum, hal ini juga menunjukkan hasil yang positif. Sebagian besar warga merasakan kemudahan dan kenyamanan dalam mengakses dan memanfaatkan sarana transportasi umum dari Desa Karacak, berikut adalah rinciannya:

Tabel 5. Tingkat Kemudahan dan Kenyamanan Sarana Transportasi Umum Desa Karacak Tahun 2010

Tingkat Kemudahan dan Kenyamanan Sarana

Transportasi Umum

Tipe Responden Berdasarkan Jenis Migrasi

Stayer Return

Migrant Pendatang Total

Persentase (%)

Rendah 0 1 1 2 7.14

Tinggi 8 9 9 26 92.86

Total 8 10 10 28 100.00

Selain itu, dilihat dari kepemilikan terhadap alat transportasi pribadi, keluarga responden cukup banyak yang memilikinya. Sebanyak 46,67 persen

(6)

keluarga responden memiliki motor sebagai kendaraan pribadi yang dimiliki keluarganya. Dengan demikian, faktor penghalang antara berupa tingkat kemudahan sarana transportasi menuju daerah-daerah muara para migran dari Desa Karacak cenderung mudah untuk dilalui.

6.3.2.Budaya

Budaya, dalam penelitian ini dianalisis dari jenis sistem kekerabatan dalam keluarga yang dianut di desa tersebut, sehingga memungkinkan penduduk perempuan untuk tertahan di desa. Dalam penelitian ini, sistem kekerabatan yang dimaksud dilihat dari budaya menetap setelah pernikahan yang dirumuskan oleh Koentjaraningrat (1965).

Jenis sistem kekerabatan berdasarkan budaya menetap setelah menikah yang dianut oleh penduduk Desa Karacak adalah Neolokal, yang memberikan kebebasan bagi pasangan suami-istri untuk menentukan tempat tinggal mereka setelah berumah tangga. Hal ini terlihat dari tempat tinggal responden yang dikunjungi. Beberapa di antara mereka ada yang tinggal berdekatan dengan keluarga suami, ada yang tinggal berdekatan dengan keluarga istri, bahkan ada juga di antara mereka yang tinggal terpisah jauh baik dari keluarga suami maupun istri. Dengan demikian, Desa Karacak cenderung fleksibel dalam hal budaya. Tidak ada yang membatasi tempat tinggal sepasang suami istri saat telah berumah tannga, sehingga memungkinkan bagi perempuan untuk melakukan mobilitas penduduk ke luar desa.

Selain itu, cukup banyaknya warga pendatang di Desa Karacak dan cukup banyaknya penduduk perempuan muda yang bersekolah ataupun bekerja di luar desa menunjukkan bahwa sebenarnya Desa Karacak bukanlah desa yang terisolir

(7)

mobilitas penduduk perempuan ke luar desa dari segi budaya relatif mudah untuk dilalui.

6.4. Ikhtisar Bab VI

Faktor-faktor di daerah asal, daerah tujuan, dan faktor penghalang antara merupakan hal-hal yang dipertimbangkan perempuan dalam melakukan mobilitas penduduk ke luar desa. Faktor-faktor di daerah asal yang ditemukan di Desa Karacak adalah tingkat kecukupan responden hidup di daerah asal relatif tinggi, ketersediaan lapangan pekerjaan bagi perempuan rendah, ketersediaan sumber daya alam masih tinggi, dan masih terdapat pengajian-penggajian yang aktif dan dapat merekatkan silaturahmi antarpenduduk perempuan di desa tersebut. Adapun faktor di daerah tujuan yang didapatkan dari reponden adalah ketersediaan lapangan pekerjaan, fasilitas pendidikan, dan hiburan di daerah tujuan yang tinggi, namun keberadaan migran pelopor belum menunjukkan kehidupan yang lebih baik di desa tersebut.

Faktor-faktor di daerah asal yang dirasakan responden memiliki kekuatan mendorong untuk melakukan mobilitas penduduk ke luar desa yang lemah, begitupun faktor-faktor di daerah tujuan yang dirasakan responden memiliki kekuatan menarik yang lemah bagi responden untuk melakukan mobilitas ke tempat tersebut. Adapun faktor penghalang antara yaitu transportasi dan budaya di Desa Karacak cenderung mudah untuk dilewati.

Gambar

Gambar 4 . Proporsi Tingkat Kecukupan Responden atas Kehidupan di Desa  Karacak Tahun 2010

Referensi

Dokumen terkait

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Dengan mempertimbangkan pilihan-pilihan adaptasi yang dikembangkan PDAM dan pemangku kepentingan, IUWASH juga merekomendasikan untuk mempertimbangkan aksi-aksi adaptasi

Sekä lämpösumma että korkeus olivat merkitse- viä selittäjiä puolukan peittävyysmallissa (Malli 1).. Vaikka nämä muuttujat korreloivat voimakkaas- ti keskenään, ne

Penelitian yang dilakukan oleh Min Dong Choi pada wanita usia lanjut lebih dari 60 tahun berjumlah 160 orang yang dibagi menjadi kelompok latihan dan kelompok

Dengan kata lain, meskipun Andalusia mengalami perubahan yang relatif drastis pada aspek politik dan kemiliteran, perubahan tersebut terjadi dalam tempo yang relatif lebih

(3) bukti memilikiilmu pengetahuan dinilai dari keterampilannya, bukan dari sert ifikatnya, (4) biasanya tidak terlalu terikat dengan ketentuan yang ketat, (5) isi, staf

2. Kongres Pemuda Kedua adalah kongres pergerakan pemuda Indonesia yang melahirkan keputusan yang memuat ikrar untuk mewujudkan cita-cita berdirinya negara Indonesia, yang

Pengawas Ruang US/M menerima bahan US/M dari penanggung jawab Penyelenggaraan US/M berupa Paket Soal, LJUS/M, Amplop LJUS/M, Daftar Hadir, dan Berita Acara