• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) Oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) Oleh"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN

(Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

Oleh

Afrina Syafitri¹

¹Jurusan Akuntansi, Fakulitas Ekonomi Universitas Bung Hatta Email : afrinasyafitri09071@yahoo.com

Herawati¹, Ethika¹

¹Jurusan Akuntansi, Fakulitas Ekonomi Universitas Bung Hatta Abstract

This purpose of the research to improved empirical influence current ratio, return on assets, size, quality auditors and managerial ownership on the going-concern audit opinion. The research have used 41 companies listed in Indonesia Stock Exchange. The sampling process is done by using a purposive sampling method. Type of data used is secondary data obtained through published financial statements through the Indonesian Capital Market Directory and www.idx.co.id. of Data were used from the year 2008 - 2011 In this study, the two groups of variables. The first is the independent variable and consists of current ratio, return on assets, size, quality auditors, and managerial ownership. The second is the dependent variable is the going-concern audit opinion. The process of hypothesis testing is done by using the method of quantitative analysis using binary logistic regression model. Based on the results of hypothesis testing found that current ratio, return on assets, firm size, quality and managerial ownership does not significantly influence the going concern audit opinion on companies listed in Indonesia Stock Exchange.

Keyword Current Ratio, Profitability and Going Concern Audit Opinion

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan atau lembaga tentu tidak hanya memiliki tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan, akan tetapi juga memiliki tujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dalam jangka panjang. Mengingat fenomena yang terjadi saat ini menunjukkan adanya tingkat persaingan

bisnis yang tinggi dengan sesama perusahaan pesaing yang menghasilkan produk sejenis atau pun perusahaan yang tidak sejenis yang menghasilkan aneka produk yang berbeda. Tingginya tingkat persaingan bisnis tentu membuat kelangsungan hidup sebuah perusahaan menjadi terancam. Ketidaksiapan perusahaan didalam menghadapi beratnya persaingan tentu akan mendorong

(2)

2 kelangsungan hidup menjadi melemah.

Berkurangnya penjualan dan menurunnya kinerja keuangan adalah salah satu faktor yang mendorong melemahnya kemampuan perusahaan dalam bertahan hidup.

Pada saat ini tentu setiap perusahaan menyadari bahwa opini audit sangat penting sebagai alat untuk menjadi dasar pengambilan kebijakan strategis dibidang keuangan. Ketepatan opini audit tentu berhubungan dengan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan hidup. Terbentuknya opini audit tentu dipengaruhi oleh banyak variabel baik yang berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan. Opini audit going concern yang terbentuk dalam hasil laporan audit yang dipublikasikan oleh auditor independen tentu memiliki arti penting yang dapat menarik perhatian pelaku pasar atau pun stakeholders yang lain. Selain itu opini audit yang terbentuk sebagai hasil pemeriksaan audit tentu diperoleh melalui pencarian data dan informasi yang berhubungan dengan perusahaan.

Menurut Kartika (2012) terbentuknya opini audit going concern dapat disebabkan oleh beberapa variabel penting yang berhubungan dengan faktor perusahaan, kualitas auditor atau pun pembagian struktur kepemilikan didalam perusahaan. Faktor perusahaan adalah variabel yang berhubungan dengan kondisi

keuangan sebuah perusahaan, untuk menilai faktor perusahaan maka digunakan rasio keuangan yang dianggap fundamental.

1.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan kepada perumusan masalah secara umum tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah membuktikan secara empiris:

1. Pengaruh positif current ratio terhadap opini audit going concern. 2. Pengaruh positif return on assets

terhadap opini audit going concern. 3. Pengaruh positif size terhadap opini

audit going concern.

4. Pengaruh positif kualitas auditor terhadap opini audit going concern. 5. Pengaruh positif kepemilikan

managerial terhadap opini audit going concern.

LANDASAN TEORI 2.1 Opini Audit Going Concern

Auditor mempunyai tanggung jawab untuk menilai apakah terdapat kesangsian terhadap kemampuan perusahaan dalam mempertahankan hidupnya. Opini audit going concern merupakan opini yang dikeluarkan auditor karena terdapat keraguan yang besar tentang kemampuan perusahaan untuk bertahan hidup. Menurut Arens (2010) menyatakan beberapa faktor yang

(3)

3 menimbulkan ketidakpastian mengenai

kelangsungan hidup perusahaan adalah: a. Kerugian usaha yang besar secara

berulang atau kekurangan biaya modal.

b. Ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya pada saat jatuh tempo dalam jangka pendek. c. Kehilangan pelanggan utama,

terjadinya bencana seperti gempa bumi atau banjir, masalah perburuhan yang tidak biasa atau pun masalah lainnya.

d. Perkara pengadilan, gugatan hokum atau masalah serupa sudah terjadi

yang dapat membayakan

perusahaan untuk beroperasi. Auditor bertanggung jawab mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Auditor dapat mengidentifikasi informasi mengenai kondisi atau peristiwa tertentu yang menunjukan adanya kesangsian besar tentang kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu tertentu, yaitu tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang di audit (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2008).

2.2 Faktor -Faktor yang Mempengaruhi Opini Audit Going Concern

Januarty (2009) kemampuan perussahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan yang berasal dari dalam perusahaan, sedangkan faktor eksternal adalah sejumlah variabel yag mempengaruhi kemampuan hidupnya yang berasal dari luar perusahaan.

2.2.1 Faktor Internal

Menurut Ross (2005) faktor perusahaan merupakan sejumlah variabel yang terdapat didalam perusahaan. Secara umum faktor perusahaan yang dimiliki perusahaan terdapat didalam laporan keuangan. Faktor perusahaan sangat menentukan keberhasilan sebuah perusahaan untuk menjaga eksistensinya. Pengelolaan yang baik terhadap faktor perusahaan tentu akan mendorong meningkatnya kemampuan peruahaan untuk bertahan hidup. Secara umum faktor perusahaan yang digunakan didalam penelitian ini adalah:

A. Likuiditas

Rasio Likuiditas menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang

(4)

4 harus segera dipenuhi, atau kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban keuangan pada saat ditagih. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban tepat pada waktunya apabila perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran maupun aktiva lancar yang lebih besar dari pada hutang lancarnya atau hutang jangka pendek. Sebaliknya jika perusahaan tidak dapat segera memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih, berarti perusahaan itu dalam keadaan ilikuid. Rasio likuiditas digunakan untuk menganalisa dan menginterprestasikan posisi keuangan jangka pendek, tetapi juga sangat membantu bagi manajemen untuk mengecek efisiensi modal kerja yang digunakan dalam perusahaan.

B. Profitabilitas

Menurut Sartono (2010) mengungkapkan salah satu kunci atau faktor yang mempengaruhi ketertarikan investor dalam berinvestasi adalah

kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba, semakin konsisten dan positif nilai peningkatan laba yang dicapai sebuah perusahaan akan memberikan jaminan bagi investor bahwa dana yang mereka tanamkan di dalam perusahaan akan kembali serta akan memberikan keuntungan bagi mereka. Menurut Ross (2005) profitabilitas merupakan ukuran

kinerja atau nilai yang memperlihatkan keberhasilan perusahaan dalam mengelola seluruh sumber daya keuangan yang dilibatkan dalam aktifitas operasional untuk menghasilkan laba.

C. Ukuran Perusahaan (Size)

Menurut Ross (2005) ukuran perusahaan menunjukan ukuran besar atau kecilnya sebuah perusahaan. Untuk menentukan ukuran perusahaan dapat dilihat dari volume produksi atau skala produksi. Ukuran perusahaan juga dapat diamati dengan melihat perkembangkan penjualan, besarnya nilai total assets atau pun ukuran kapitalisasi pasar yang dapat dinilai dari skala produksi atau kapasitas produksi yang mereka miliki.

2.3 Faktor Eksternal

Menurut Arens et al (2010) kemampuan perusahaan untuk bertahan hidup juga dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari luar perusahaan. Pergerakan dan perubahan faktor eksternal tentu mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk bertahan hidup. Secara umum faktor eksternal yang mempengaruhi tersebut adalah:

A. Kualitas Auditor

Secara umum kualitas adalah kemampuan dari sebuah jasa untuk memberikan manfaat bagi individu yang

(5)

5 membutuhkan informasi tertentu (Wardana

2011). Didalam penelitian kualitas yang dimaksudkan adalah kualitas hasil pemeriksaan laporan keuangan yang dilakukan oleh seorang akuntan, atau disebut dengan auditor.

Menurut Arrent (2010) kualitas auditor adalah kemampuan auditor yang diberikan tanggung jawab untuk melaksanakan tanggung jawab untuk memeriksa laporan keuangan, hasil dari pemeriksaan laporan keuangan harus memiliki nilai validity dan reliability. Kualitas seorang auditor tentu dapat dilihat dari opini audit yang diberikan, serta dari kesesuaian opini dengan kondisi perusahaan yang sesungguhnya.

Menurut Baridwan (2005) kualitas auditor merupakan kemampuan dari auditor yang ditugaskan untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya dalam melaksanakan audit.

B. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan Manajerial

menunjukkan kepemilikan manajer atas saham di dalam sebuah perusahaan.Ini berarti seorang manajer akan berkedudukan ganda, tidak hanya sebagai seorang manajer saja tetapi juga merupakan pemegang saham. Diharapkan dengan posisinya ini, manajer bisa mengambil keputusan yang tepat bagi

pihak manajemen dan pemegang saham karena tentu saja ia tidak menginginkan keputusan yang akan diambilnya tersebut merugikan posisinya, baik sebagai manajer maupun sebagai pemegang saham. Dengan demikian, konflik kepentingan antar pemilik dapat terjadi (Widyastuti, 2009). 2.3 Pengembangan Hipotesis

2.3.1 Pengaruh Current ratio Terhadap Opini Audit Going concern

Kristiana (2012) menemukan bahwa likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern. Kurnia (2009) mengungkapkan bahwa likuiditas perusahaan yang diukur dari current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern. Kondisi tersebut terjadi karena perusahaan yang dijadikan sampel selalu dapat menjaga posisi likuiditasnya, keadaan tersebut tentu menjamin terselenggaranya kegiatan operasional perusahaan, karna perusahaan selalu dapat menjaga likuiditasnya tentu membuat stakeholders tidak lagi menganggap likuiditas sebagai variabel yang mempengaruhi opini audit going concern. Kondisi tersebut terjadi karena perusahaan yang dijadikan sampel selalu dapat menjaga posisi likuiditasnya, keadaan tersebut tentu menjamin terselenggaranya kegiatan operasional perusahaan, karna

(6)

6 perusahaan selalu dapat menjaga

likuiditasnya tentu membuat stakeholders tidak lagi menganggap likuiditas sebagai variabel yang mempengaruhi opini audit going concern. Berdasarkan uraian ringkas beberapa hasil penelitian terdahulu maka dibuat sebuah hipotesis yang akan dibuktikan didalam penelitian ini yaitu:

H1 Current ratio berpengaruh positif terhadap opini audit going concern

2.3.2 Pengaruh Return on assets Terhadap Opini Audit Going concern

Subramayam (2008) mengungkapkan bahwa perhitungan atau pengukuran kemampuan perusahah dalam bertahan hidup dapat dilihat dari model Zmijeski (1984) mengungkapkan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk bertahan hidup dapat diukur dengan menggunakan return on assets. Kurnia (2009) mengungkapkan bahwa return on assets berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern. Kristiana (2012) menemukan bahwa profitabilitas perusahaan yang diukur dengan return on assets tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern. Santosa dan Wedari (2007) berhasil menemukan bahwa return on assets berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern. Didalam model

tersebut menunjukkan bahwa return on assets memiliki koefisien regresi bertanda positif yang menunjukan semakin tinggi

kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba akan mendorong meningkatnya kemampuan perusahaan untuk bertahan hidup. Berdasarkan uraian ringkas beberapa hasil penelitian terdahulu yaitu sebagai berikut:

H2 Return on assets berpengaruh positif terhadap opini audit going concern 2.3.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan

Terhadap Opini Audit Going concern

Kristiana (2012) berhasil menemukan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai total assets yang dimiliki perusahaan akan mendorong semakin meningkatnya kemampuan perusahaan untuk bertahan hidup. Kurnia (2011) menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern. Hasil yang diperoleh menunjukan semakin besar nilai total assets yang tersimpan didalam perusahaan akan semakin mengingkatkan kemampuan perusahaan dalam bertahan hidup. Januarti (2009) mengungkapkan bahwa ukuran perusahaan bukanlah patokan dalam pembuatan opini audit going concern. Juandini (2012) berhasil

(7)

7 menemukan bahwa ukuran perusahaan

tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern. Berdasarkan uraian ringkas tersebut maka diajukan sebuah hipotesis yang akan dibuktikan yaitu:

H3 Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap opini audit going concern 2.3.4 Pengaruh Kualitas Auditor

Terhadap Opini Audit Going concern

Kartika (2012) mengungkapkan bahwa kualitas auditor berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern. Ningtias (2011) kualitas auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern. Januarti (2009) mengungkapkan bahwa kualitas auditor berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern, hasil yang diperoleh manunjukkan bahwa semakin baik kualitas auditor akan mendorong kemampuan perusahaan untuk bertahan hidup. Opini audit yang berkualitas akan memberikan acuan referensi bagi perusahaan untuk mengambil sejumlah kebijakan strategis dibidang keuangan. Ketetapan kebijakan yang dibuat mendorong meningkatnya kemampuan perusahaan untuk bertahan hidup. Rahman dan Siregar (2010) berhasil menemukan bahwa kualitas auditor berpengaruh signifikan terhadap penerimaan audit going concern.

Berdasarkan uraian ringkas tersebut maka diajukan sebuah hipotesis yang akan dibuktikan didalam penelitian ini yaitu:

H4 Kualitas auditor berpengaruh positif terhadap opini audit going concern

2.3.5 Pengaruh Kepemilikan

Managerial Terhadap Opini Audit Going concern

Januarti (2009) kepemilikan managerial tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern. Chandra (2013) didalam penelitiannya ditemukan bahwa struktur kepemilikan managerial tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Temuan tersebut menunjukkan bahwa struktur kepemilikan managerial tidak berperan penting didalam penerimaan opini audit going concern, karena fungsi pengawasan yang dilakukan lebih bersifat individual dan tentu tidak mempengaruhi opini audit going concern. Berdasarkan uraian ringkas beberapa hasil penelitian terdahulu maka diajukan sebuah hipotesis yang akan dibuktikan yaitu:

H5 Kepemilikan managerial berpengaruh positif terhadap opini audit going concern

2.4 Model Penelitian

Berdasarkan kepada landasan teori dan beberapa hasil penelitian terdahulu, maka dapat dibuat sebuah model penelitian yang dapat dijadikan pedoman didalam

(8)

8 tahapan pengolahan data yaitu terlihat pada

gambar 2.1 dibawah ini: Gambar 2.1 Model Penelitian

3.1 Populasi dan Sampel

Sebelum dilakukan tahapan pengolahan data tentu perlu dilakukan klasifikasi populasi dan sampel yang akan digunakan didalam penelitian ini. Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 – 2011. Untuk mempersempit ruang lingkup penelitian yang digunakan didalam penelitian ini maka dilakukan pengumpulan sampel. Pada penelitian ini yang menjadi sampel adalah beberapa perusahaan yang tergabung dalam kelompok perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pada penelitian ini untuk menentukan akurasi sampel digunakan metode purposive sampling. Menurut Ghozali (2010) purposive sampling adalah metode pengambilan sampel yang di dasarkan

pada kriteria khusus yang terdapat pada populasi. Secara umum kriteria yang digunakan meliputi:

1. Perusahaan manufaktur yang dapat mempublikasikan laporan keuangannya dengan lengkap selama tahun 2008 – 2011.

2. Perusahaan yang digunakan sebagai sampel memiliki status kepemilikan managerial sepanjang tahun 2008 – 2011.

3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Pada penelitian ini variabel penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:

3.3.1 Variabel Dependen Opini Audit Going concern

Menurut Ross (2005) opini audit going concern merupakan sebuah opini yang menunjukan kemampuan perusahaan untuk bertahan hidup. Menurut Kristiana (2012) untuk mengukur opini audit going concern maka digunakan dummy dengan kriteria sebagai berikut:

- Opini audit going concern 1 - Opini audit non going concern 0 3.3.2 Variabel Independen

Pada penelitian ini variabel independen terdiri dari lima variabel yaitu sebagai berikut: Faktor Internal - Current ratio - Return on assets - Ukuran perusahaan Faktor Eksternal - Kualitas auditor - Kepemilikan manajerial

Opini Audit Ging Concern

(9)

9 A. Current ratio (X1)

Menurut Sartono (2010) current ratio adalah bagian dari likuiditas yang menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan segera dengan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Secara umum untuk mengukur current ratio maka dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Lancar Hutang Lancar Aktiva  Ratio Current B. Return on assets (X2)

Menurut Sartono (2010) return on assets adalah bagian dari profitabilitas yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan sejumlah assets yang terdapat didalam perusahaan. Untuk mengukur return on assets dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 100% Assets Total Bersih Laba ReturnonAssetsx C. Ukuran Perusahaan (X3)

Menurut Ross (2005) ukuran perusahaan menunjukan besarnya kekayaan yang dimiliki perusahaan. Pada penelitian ini untuk melakukan pengukuran terhadap ukuran perusahaan digunakan total assets yang ditransformasikan, seperti yang terlihat pada rumus dibawah ini:

Ukuran Perusahaan = LN Total Assets D. Kualitas Auditor (X4)

Menurut Soemarso (2008) kualitas auditor menunjukkan hasil yang diperoleh oleh seorang auditor didalam melaksanakan kegiatan atau prosedur audit. Pada penelitian ini untuk mengukur kualitas auditor maka dilihat dari reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP). Secara umum untuk mengukur kualitas auditor maka digunakan bantuan dumy variabel dengan kategori sebagai berikut:

- KAP Big 4 1

- KAP Non Big 4 0 E. Kepemilikan Managerial (X5)

Menurut Ross (2005) kepemilikan managerial adalah pengelompokan kepemilikan yang dimiliki investor secara individual didalam perusahaan. Untuk mengukur kepemilikan managerial maka digunakan dari total persentase kepemilikan managerial yang dimiliki masing masing perusahaan.

3.4 Metode Analisis

Untuk melakukan tahapan pengujian hipotesis maka digunakan metode analisis kuantitatif. Didalam metode tersebut tahapan pengujian data dilakukan dengan menggunakan alat uji statistik. Secara umum tahapan pengujian

(10)

10 statistik yang dilakukan adalah model

regresi binary logistic dan walt test. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Prosedur Pengambilan Sampel Pada penelitian ini periode observasi yang digunakan adalah dari tahun 2008 – 2011. Sepanjang tahun tersebut jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI berjumlah 148 perusahaan. Secara umum kriteria pengambilan sampel yang digunakan terlihat pada tabel 4.1 dibawah ini:

Tabel 4.1

Prosedur Pengambilan Sampel

Keterangan N %

Jumlah perusahaan manufaktur yang listed di BEI tahun 2008

Jumlah perusahaan yang tidak mempublikasikan LK secara lengkap Perusahaan yang memenuhi prosedur awal

Perusahaan yang tidak memiliki struktur kepemilikan managerial Perusahaan yang terpilih menjadi sampel 148 (11) 137 (96) 41 100 7,43 92,57 64,86 27,70 Pada tabel terlihat bahwa total perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berjumlah 148 perusahaan. Setelah dilakukan pengecekan pada masing masing laporan keuangan perusahaan, teridentifikasi 11 perusahaan tidak menerbitkan laporan keuangan secara konsisten sepanjang periode penelitian sehingga total perusahaan yang memenuhi prosedur awal berjumlah 137 perusahaan. Pada tahapan pemeriksaan data diperoleh

fakta yang menunjukan 96 perusahaan manufaktur tidak memiliki kriteria memiliki struktur kepemilikan managerial sehingga total perusahaan yang di ikutkan dalam tahapan pengolahan data berjumlah 41 perusahaan.

4.2 Pembentukan Model Regresi Logistik

Setelah seluruh pra syarat penguijan terpenuhi maka pembentukan model persamaan regresi binary logistic dapat dilakukan. Berdasarkan hasil pengujian statistik yang telah dilakukan diperoleh ringkasan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.2

Hasil Pengujian Wald Test

Variabel Penelitian Koefisien Regresi Logistic S.E sig (Constanta) 5,370 5,330 Current ratio -0,001 0,054 0,982 Return on assets 0,001 0,008 0,936 Uk Perusahaan -0,108 0,395 0,785 Kualitas Auditor 0,095 1,503 0,950 Kepe Managerial -0,028 0,047 0,548 Neglekerke R-square 0,015

Pada hasil pengujian statistik yang telah dilakukan diperoleh nilai koefisien Negelkerke R-square yang dihasilkan adalah sebesar 0,015. Nilai tersebut menunjukan bahwa jika dilakukan pengujian secara bersama sama variabel current ratio, return on assets, ukuran perusahaan, kualitas audit dan kepemilikan managerial mampu memberikan variasi kontribusi untuk mempengaruhi terbentuknya opinni audit going concern

(11)

11 yaitu sebesar 1,50% sedangka sisanya

sebesar 98,50% lagi dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan didalam penelitian ini.

Sesuai dengan tahapan pengujian statistik yang telah dilakukan dapat dibuat persamaan regresi logistic yang menunjukan arah masing masing pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen seperti terlihat pada persamaan dibawah ini:

Y = 5,370 – 0,001x1 + 0,001x2 - 0,108x3 + 0,095x4 – 0,028x5

Sesuai dengan persamaan model regresi logistic yang terbentuk dapat dibuat analisis dan pembahasan yang menjelaskan jawaban dari permasalahan yang diajukan didalam penelitian ini seperti terlihat pada sub bab dibawah ini:

4.2.1 Pengaruh Current Ratio Terhadap Opini Audit Going concern

Sesuai dengan hasil pengujian hipotesis pertama yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh current ratio terhadap kemungkinan perusahaan untuk memperoleh opini audit going concern. Berdasarkan tahapan pengujian statistik yang telah dilakukan diperoleh nilai koefisien regresi bertanda negatif sebesar 0,001 dengan nilai signifikan sebesar 0,982. Pada tahapan pengujian statistik dilakukan dengan menggunakan tingkat

kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,982 > alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho diterima dan H1 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa current ratio tidak berpengaruh dalam memprediksi kemungkinan perusahaan untuk mendapatkan opini going concern. 4.2.2 Pengaruh Return on assets

Terhadap Opini Audit Going concern

Berdasarkan hasil penguijan hipotesis kedua yang bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh return on assets terhadap opini audit going concern, diperoleh nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,001 dengan tingkat signifikan sebesar 0,936. Pada tahapan pengujian statistik digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,936> alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho diterima dan H2 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa return on assets tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

(12)

12 4.2.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan

Terhadap Opini Audit Going concern

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga yang bertujuan untuk membuktikan secara empiris pengaruh ukuran perusahaan terhadap opini audit going concern, dari hasil pengujian statistik diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,108 dengan nilai signifikansi mencapai 0,785. Pada tahapan pengujian t-statistik digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,785 > alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho diterima dan H3 ditolak sehingga dapat disinpulkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan dalam memprediksi opini audit going concern yang diberikan kepada perusahaan.

4.2.4 Pengaruh Kualitas Auditor Terhadap Opini Audit Going concern

Sesuai dengan hasil pengujian hipotesis keempat yang bertujuan untuk membuktikan secara empiris pengaruh kualitas auditor terhadap keputusan opini audit going concern. Pada tahapan pengujian statistik diperoleh nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,095. Pada tahapan pengujian statistik diperoleh nilai signifikan sebesar 0,950. Pada tahapan

pengujian statistik digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,950 > alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho diterima dan H4 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 4.2.5 Pengaruh Kepemilikan Managerial

Terhadap Opini Audit Going concern

Berdasarkan hasil penguian hipotesis keempat yang bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh kepemilikan managerial terhadap opini audit going concern. Hasil penguian data menunjukan bahwa variabel kepemilikan managerial memiliki koefisien regresi sebesar 0,028 dengan tingkat signifikansi hasil pengujian sebesar 0,548. Pada tahapan pengujian walt test digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,548 > alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho diterima dan H5 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa bahwa kepemilikan managerial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

(13)

13 PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan kepada analisis dan pembahasan hasil pengujian hipotesis yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat diajukan beberapa kesimpulan penting yang merupakan jawaban dari sejumlah masalah yang dibahas didalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Hasil pengujian hipotesis pertama ditemukan bahwa current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Hasil pengujian hipotesis kedua

ditemukan bahwa return on assets tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Hasil pengujian hipotesis ketiga

ditemukan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Hasil pengujian hipotesis keempat ditemukan bahwa kualitas auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 5. Hasil pengujian hipotesis kelima

ditemukan bahwa kepemilikan managerial tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

5.2 Saran

Berdasarkan kepada kesimpulan dan keterbatasan penelitian, peneliti mengajukan beberapa saran yang dapat memberikan kontribudi atau manfaat bagi:

1. Peneliti dimasa mendatang disarankan untuk mencoba memperbanyak jumlah perusahaan sampel yang akan diteliti, langkah tersebut dapat dilakukan dengan mengganti prosedur atau metode pengambilan sampel yang akan digunakan, saran tersebut penting untuk meningkatkan akurasi hasil penelitian yang diperoleh dimasa mendatang.

2. Peneliti dimasa mendatang diharapkan juga memperpanjang periode penelitian yang digunakan, saran tersebut penting dilakukan untuk memperkuat kontribusi hasil penelitian yang akan diperoleh.

(14)

14 3. Peneliti dimasa mendatang

disarankan untuk mencoba menambahkan satu variabel baru yang juga mempengaruhi opini audit going concern seperti posisi hutang perusahaan, dan pergerakan risiko sistematis, saran tersebut penting untuk meningkatkan ketepatan dan akurasi yang akan diperoleh oleh peneliti dimasa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Arens, Elder, Beasley. 2010. Auditing and

Assurance Services An Integrated Approach. Prentice Hall North Carollina.

Baridwan, Zaki. 2005. Analisis Laporan

Keuangan Lanjutan. BPFE, Yogyakarta.

Chandra Wijaya. 2013. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going concern Pada Perusahaan yang Listed di BEI.

Jurnal Akuntansi Keuangan Volume 4 Nomor 12. Universitas Brawijaya,

Malang.

Ghozali, Imam. 2010. Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program SPSS 19

Edisi Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Januarti Indira. 2009. Analisis Pengaruh Faktor

Perusahaan, Kualitas Auditor, Kepemilikan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going

concern (Perusahaan Manufaktur

yang Listed di Bursa Efek Indonesia). System Informasi Auditing Etika dan Profesi. April

2009.

Juandini Wulandari. 2012. Factors That Influence the Acceptance of a Going

concern Audit Opinion

Manufacturing Companies Listed In Indonesia Stock Exchange (BEI).

Artikel Fakultas Ekonomi Universitas

Gunadarma, Jakarta

Kristiana Julaika. 2012. Pengaruh Instrumen Akuntansi dan Non Akuntansi Terhadap Opini Audit Going Concern, Jurnal Akonomi dan Bisnis Volume 4 Nomor 11 Universitas Dipenegoro, Semarang.

Kartika Andi. 2012. Pengaruh Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Going

concern Pada Perusahaan Manufaktur di BEI. Dinamika Akuntansu Keuangan dan Perbankan Vol 1 No 1. Mei 2012 Hal 25 – 40.

Ningtias, Suprobo. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Universitas Diponegoro, Semarang.

Phalipu. 2005. Fundamental Analysis (Theory

and Aplication). Edisi Indonesia.

Erlangga, Jakarta.

Ross, Westerfield, Jaffe. 2005. Corporate

Finance. McGraw-Hill, Irwin.

Sartono Agus. 2010. Dasar Dasar Manajemen

Keuangan Edisi IV. BPFE, Yogyakarta.

Siregar, Utami. 2010. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Opini Audit Going

concern Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI.

Tesis Jurusan Akuntansi Keuangan Program Pasca Sarjana Universitas

Brawijaya, Malang.

Soemarso. 2008. Dasar Dasar Penganatar

Akuntansi Jilid II. BPFE, Yogyarkata.

Standar Profesional Akuntansi Publik. 2004.

(15)

15 Subramayam. 2008. Analisa Laporan

Keuangan. Gramedia Pustaka, Jakarta.

Sartono Agus. 2010, Dasar Dasar Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Badan penerbit Universitas Dipenegoro, Semarang.

Susanto Kurnia Yulius. 2009. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going concern Pada Perusahaan Publik Sektor

Manufaktur. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol 11 No 3 Desember 2009 Hlm 155 – 173.

Wardana Aries. 2011. Financial Aprroach. Gramedia Pustaka, Jakarta

Widyastuti. 2009. Analisis Opini Going

concern dan Faktor Faktor yang

Mempengaruhinya. Jurnal Akuntansi

dan Keuangan. Volume 4 Nomor 2

Gambar

gambar 2.1 dibawah ini:

Referensi

Dokumen terkait

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah

PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN PROVINSI JAWA TENGAH PADA BALAI PELAKSANA TEKNIS BINA MARGA WILAYAH WONOSOBO.. DANA APBD TAHUN

baik, dimana strategi berfungsi sebagai pemahaman dasar siswa sedangkan media Macromedia Flash sebagai pemantapan pemahaman siswa. KESIMPULAN DAN SARAN Penerapan

Untuk membuat game berjalan dengan mode automatic player pada game arcade ini akan menggunakan penerapan Neural network sedangkan untuk proses simulasi

Dalam pengembangan kurikulum banyak pihak pihak yang harus berpartisipasi diantaranya adalah administrator pendidikan, para ahli pendidikan ahli dalam kurikulum,

Tujuan dari penelitian untuk mengetahui pengaruh penerapan pembelajaran aktif tipe Hollywood Squares menggunakan LKS terhadap hasil belajar geografi siswa kelas XI IPS

◦ Organisasi matrik adalah organisasi proyek murni yang melekat pada divisi fungsional dalam organisasi induk.. Tim Proyek dan Organisasi –

Namun perlu juga dipahami bahwa Pasal 1869 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menyatakan bahwa suatu akta yang karena tidak berkuasa atau tidak cakapnya