• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nama : Ainullkram NIM :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Nama : Ainullkram NIM :"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

NOTA DINAS PEMBIMBING

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya

UIN Sunan Kalijaga di Yogyakarta

As salamu' alailanm wr. wb

Setelah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari aspek isi, bahasa maupun teknikpenulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa :

Nama

: Ainullkram

NIM

:06110082

Fak./Jur.

: Adab dan Ilmu Budaya/BSA

Judul Skripsi

:

(4#Al ig$rii-t-2-r)

is!

u-i

qrlJ.dlF+I.y-,r$l"

+lrjls.rLi

maka selaku pembimbing, saya berpendapat bahwa skripsi tersebut layak diajukan

untuk dimunaqasyahkan. Harapan saya agar mahasiswa tersebut segera dipanggil untuk mempertanggungj awabkan skripsinya.

Demikian, semoga menjadi maklum.

Was salamu' alailatm wr. wb.

Yogyakarta, 15 Juli 2013

(3)

أ‌

(

مْ دِ لَ دِ لَ مْ كُ كُ مْ دِ مْ كُ لَ

)

(4)
(5)
(6)

د‌

Gaya Bahasa Novel Al-Faris al-Jamil Karya Ali Ahmad Baktsir (Studi Analisis Stilistika)

Novel al-Faris al-Jamil adalah salah satu karya dari Ali Ahmad Baktsir, di mana novel tersebut merupakan novel fiksi dengan latar belakang sejarah pada abad kelima. Tema pokoknya yaitu mengisahkan tentang Mush’ab ibn Zubair yang diperintah oleh saudaranya, Abdullah ibn Zubair, untuk memerangi Abdul Malik ibn Marwan. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh perebutan status khalifah sepeninggal Yazid ibn Muawiyah.

Seperti telah disebutkan di atas, tema utama novel tersebut adalah tentang politik, namun isi novel tersebut tidak hanya berisi konflik politik semata, namun juga berisi konflik-konflik lain, termasuk konflik-konflik rumah tangga. Dan dalam mengetengahkan konflik-konflik-konflik-konflik tersebut dan juga peristiwa-peristiwa lainnya, pengarang menggunakan gaya bahasa yang sangat beragam. Oleh karena itulah, penulis menganalisa novel al-Faris al-Jamil dari sudut gaya bahasa yang digunakan oleh pengarangnya, yaitu Ali Ahmad Baktsir.

Adapun teori yang penulis gunakan dalam menganalisa gaya bahasa novel tersebut yaitu dengan menggunakan teori jenis-jenis gaya bahasa Gorys Keraf. Gorys Keraf membagi jenis-jenis gaya bahasa dalam empat kategori utama, yaitu : pertama, gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, kedua, gaya bahasa berdasarkan nada, ketiga, gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat dan yang keempat gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna. Keempat kategori utama jenis gaya bahasa tersebut disertai pula dengan sub-sub dari masing-masing kategori.

Setelah menganalisa gaya bahasa yang terdapat dalam novel, penulis kemudian menggali apa maksud atau efek yang dikehendaki pengarang di balik gaya bahasa yang

(7)

ه‌

diketengahkannya tersebut, sehingga pemahaman dan penghayatan isi dari novel menjadi lebih mendalam.

(8)

و‌

(9)
(10)

ح‌

‌أ

.

1

13

2

16

(11)

ط‌

3

17

4

21

ب

.

39

1

45

Gaya Bahasa Resmi

45

Gaya Bahasa Tak Resmi

46

Gaya Bahasa Percakapan

48

2

49

Gaya Sederhana

49

Gaya Mulia dan Bertenaga

51

Gaya Menengah

54

3

55

Gaya Bahasa Klimaks

56

Gaya Bahasa Antiklimaks

57

Gaya Bahasa Antitesis

59

Gaya Bahasa Repetisi

61

4

64

1

Gaya Bahasa Prolepsis

64

2

Gaya Bahasa Hiperbol

65

3

(12)

ي‌

4

Gaya Bahasa Pleonasme

70

5

Gaya Bahasa Elipsis

72

1

Gaya Bahasa Simile

73

2

Gaya Bahasa Metafora

75

3

(Pars Pro Toto

...

77

4

Gaya Bahasa Antonomasia

79

5

Gaya Bahasa Ironi

80

6

Gaya Bahasa Sinisme

83

7

Gaya Bahasa Sarkasme

84

88

91

(13)

أ‌.

1

2

1 Sudjiman, Panuti, Bunga Rampai Stilistika, (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1993), hlm. 7.

2 Sukesti, Restu, Cerpen “Derabat” Karya Budi Darma; Analisis Stilistika, (dalam Jurnal Widyaparwa, Vol. 31, No. 2, Desember 2003), hlm. 141.

(14)

2 3 4 5 6

3 Sukesti, Restu, Cerpen “Derabat”., hlm. 142.

4 Kridalaksana, Harimurti, Kamus Linguistik, (Jakarta : Gramedia, 1983), hlm. 157, "dalam Pradopo, Rahmat Djoko, Mata Kuliah

Stilistika, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2004, hlm. 2"

5 Slametmuljana, Peristiwa Bahasa dan Peristiwa Sastra, (Bandung-Jakarta : Ganaco, 1956), hlm. 5, "dalam Pradopo, Rahmat

Djoko, Mata Kuliah Stilistika, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2004, hlm. 2". 6 Baktsir, Ali Ahmad, Bara di Padang gersang (terj). (Yogyakarta: Navila, 2006).

(15)

3

ب ‌.

(16)

4

.

(17)

5

8

Qalyubi, Syihabuddin,. Stilistika Kisah Ibrahim As. dalam Al-Qur’an; Analisis Stilistika, Disertasi,(Yogyakarta: Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2006).

(18)

6

9

Ihsan, Khairul, Gaya Bahasa Novel “Fi Sabil Al-Taj”Karya Musthafa Luthfi Al-Manfaluthi. Tesis (Yogyakarta: Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2008).

10Sukesti, Restu, Cerpen “Derabat” Karya Budi Darma; Analisis Stilistika, (dalam Jurnal Widyaparwa, Vol. 31, No. 2, Desember 2003).

(19)

7

11

Subhan, Ahmad, Novel Al-Faris al-Jamil Karya Ali Ahmad Baktsir (Dirasah Tahliliyyah Bunyuniyyah Takwiniyyah). Skripsi. (Yogyakarta, Program S1 UIN Sunan Kalijaga, 2005).

12 Geoffrey Neil Leech, Style in Fiction, (Longman, London: 1981), hlm. 10.

13 ص ردصملا سفن . 7 14

(20)

8 16 17 18

1

.

2

.

3

.

4

.

15 Keraf, Gorys, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, cetakan keenam belas 2006), hlm. 113.

16

Slametmuljana dan Simongkir Simandjuntak, Ragam Bahasa, hlm 27.

17 Pradopo, Rahmat Djoko, Stilistika, Hand Out untuk Bahan Kuliah pada Pascasarjana UGM, 1996, dalam Sukesti, Restu, Cerpen

“Derabat” Karya Budi Darma; Analisis Stilistika, dalam Jurnal Widyaparwa, Vol. 31, No. 2, Desember 2003, hlm. 142.

(21)

9 Trope 19 19 ص ردصملا سفن . 129

(22)

10

1

20 (degree of homogenity) 21 أ . ب . 20 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rajawali Press, cetakan keenam, 1991), hlm. 89.

21 Ida Bagus Mantra dan Kasto, "Penentuan Sampel" dalam Masri Singarimbun (ed.), Metode Penelitian Survai, LP3ES, Jakarta,

(23)

11

2

3

22 أ‌. ب ‌. 22 D. Edi Subroto dkk., Telaah Stilistika Novel Berbahasa Jawa Tahun 1980-an, (Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan

Bahasa DepDikBud, 1999), hlm. 39

(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)

93

(31)

94

Keraf, Gorys. 2006. Diksi dan Gaya Bahasa (cetakan keenambelas belas). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Kridalaksana, Harimurti. 1983. Kamus Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, dalam Pradopo, Rahmat Djoko, 2004. Mata Kuliah Stilistika, Yogyakarta: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada.

Kutha Ratna, Nyoman. 2009. Stilistika; Kajian Puitika Bahasa, Sastra, dan Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mantra, Ida Bagus dan Kasto. ___. "Penentuan Sampel" dalam Singarimbun, Masri (ed.), 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES.

Moloeng, Lexy J. 1991. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Neil Leech, Geoffrey. 1981. Style in Fiction. London: Longman.

Qalyubi, Syihabuddin. 1997. Stilistika al-Qur'an; Pengantar Orientasi Studi al-Qur'an. Yogyakarta: Titian Ilahi Press.

Qalyubi, Syihabuddin. 2006. Stilistika Kisah Ibrahim As. Dalam Al-Qur’an; Analisis

Stilistika, Disertasi. Yogyakarta: Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga.

Quthaibah, Ibn. 1977. Ta'wil Musykil al-Qur'an. Kairo: Al-Halabi.

Slametmuljana. 1956. Peristiwa Bahasa dan Peristiwa Sastra. Bandung-Jakarta: Ganaco, dalam Pradopo, Rahmat Djoko. 2004. Mata Kuliah Stilistika. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada.

Subroto, D. Edi dkk. 1999. Telaah Stilistika Novel Berbahasa Jawa Tahun 1980-an. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa DepDikBud.

(32)

95

Sukesti, Restu. 2003. Cerpen “Derabat” Karya Budi Darma; Analisis Stilistika. ___ : Jurnal Widyaparwa.

Suryabrata, Sumadi. 1991. Metodologi Penelitian (cetakan keenam). Jakarta: Rajawali Press.

Sutrisno, Hadi. 1987. Metodologi Research (jilid I). Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.

(33)

CURICULUM VITAE

Nama : Ainul Ikram.

Tempat/Tgl. Lahir : Banjarmasin, 02 Mei 1986.

NIM : 06110082.

AlamatAsal : Jl. Samudera II no.10 Rt.20, komp.Beruntung Jaya, Banjarmasin, Kal-Sel.

Alamat di Jogja : Jl. Babadan no.505, Gedong Kuning, Yogyakarta.

Orang Tua :

a. Bapak : Prof. Dr. H. Ahmad Fahmy Arief, MA. Pekerjaan : PNS.

b. Ibu : Hj. Ismawaty. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga.

Pendidikan : SD Pemurus Dalam 6 Banjarmasin Th. Lulus 1998.

MTs Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai, Kal-Sel.Th. Lulus 2001. MAN Lab Yogyakarta. Th. Lulus 2005.

Yogyakarta, 15 Juli 2013

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, penulis menganalisa tipe-tipe interpersonal and intrapersonal conflicts yang dialami oleh Daniel Stone dan Trixie Stone dalam novel Jodi Picoult’s

Segala puji dan syukur tak lupa penulis penjatkan atas kehadirat Allah SWT dan segala rahmat yang telah diberikan oleh-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

Pertama, Negara Utama yang ditulis oleh Zainal Abidin Ahmad pada tahun 1968. Di dalam buku ini, penulis menggambarkan Negara Utama menurut al-Farabidan buku ini

Oleh karena itu, penulis menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk menambahkan variabel lain selain variabel yang telah digunakan pada penelitian ini yang diduga

Hasil penelitian penulis terhadap kitab Thamarat al-Muhimmah menunjukkan bahawa Raja Ali Haji menguasai banyak karya tulisan dalam pengajian Islam yang hanya berupaya dikuasai

Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keinginan penulis untuk menemukan gaya bahasa dalam novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye. Penelitian ini bertujuan

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, perbaikan jalan yang dilakukan oleh DPU dari tahun ke tahun dijawab responden dengan kategori baik sebesar 7 orang, sama dengan

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,