• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRANGKO SEBAGAI MEDIA PENGINGAT PERISTIWA BERSEJARAH PADA MASA PERANG MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA DI JAWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRANGKO SEBAGAI MEDIA PENGINGAT PERISTIWA BERSEJARAH PADA MASA PERANG MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA DI JAWA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

33

PRANGKO SEBAGAI MEDIA PENGINGAT PERISTIWA BERSEJARAH

PADA MASA PERANG MEMPERTAHANKAN

KEMERDEKAAN INDONESIA DI JAWA 1945-1949

Christopher Alexander Setiawan Tampenawas

Komisi Youth Perkumpulan Filatelis Indonesia

ABSTRAK

Perang mempertahankan kemerdekaan di Indonesia yang berlangsung pada tahun 1945-1949 merupakan peristiwa yang sangat bersejarah bagi keberelangsungan dan keberadaan Indonesia sebagai negara yang sah dan diakui keberadaannya oleh dunia, setelah proklmasai yang telah di langsungkan pada 17 Agustus 1945. Jawa merupakan salah satu tempat berlangsungnya perang mempertahankan kemerdekaan. Prangko merupakan salah satu benda pos yang di cetak pada masa tersebut selain berfungsi sebagai bea untuk pengiriman prangko juga memiliki fungsi pengingat peristiwa bersejarah pada masa perang mempertahankan kemerdekaan, terlebih di pulau Jawa.

Kata kunci: Perang mempertahankan kemerdekaan, Sejarah Indondesia, Prangko ABSTRACT

The war to defend Indonesian independence, which took place in 1945-1949, was a very historical event for the sustainability and existence of Indonesia as a legitimate state and recognized by the world after the proclamation which was inaugurated on August 17, 1945. Java is one of the place of the war maintaining independence. Postage stamps are one of the postal items in print at that time in addition to functioning as a duty for the delivery of stamps also have a function of reminder of historical events in the war to maintainin independence, especially on the island of Java.

Keyword: Indonesian Independence war, Indonesian History, Stamps

PENDAHULUAN Latar Belakang

Proklamasi kemerdekaan Indonesia diselenggarakan pada 17 agustus 1945 di Jakarta, dengan dibacakannya teks proklamasi, Indonesia menyatakan dirinya merdeka dari segala bentuk penjajahan yang ada, tetapi setelah peristiwa tersebut mendatangkan suatu peperangan kembali yaitu perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia dikarenakan adanya keinginan dari bangsa barat yang dalam konteks kali ini adalah Belanda untuk menduduki kembali Indonesia sebagai negara koloninya yang sempat jatuh ke tangan Jepang pada tahun 1942.

Perang mempertahankan kemerdekaan di Indonesia yang berlangsung pada tahun 1945-1949 merupakan peristiwa yang sangat bersejarah bagi keberelangsungan dan keberadaan Indonesia sebagai negara yang sah dan diakui keberadaannya oleh dunia, perang yang sangat penting bagi Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan yang sudah diraihnya pada 17 Agustus 1945.

Pulau Jawa merupakan salah satu tempat terjadinya perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Jawa banyak pertempuran bersejarah dan tokoh-tokoh yang berjuang dalam perang mempertahankan kemerdekaan di Indonesia seperti, peristiwa 10

(2)

34

november di Surabaya, Palagan Ambarawa dan peristiwa Bandung lautan api, menjadikan Jawa sebagai salah satu tempat yang bersejarah bagi masa perang mempertahankan kemerdekaan di Indonesia.

Prangko sebagai benda pos dan benda filateli yang telah ada sejak jaman kolonialisme Belanda di Indonesia, prangko pertama di Hindia Belanda di cetak pada tahun 1864 yang bergambar raja Belanda Willem III Van Oranje. Pada masa perang mempertahankan kemerdekaan di Indonesia pun prangko dicetak sebgai bea untuk aktifitas pengiriman dan aktifitas pos lainnya dan prangko dicetak sebagai propaganda dan pengingat akan peristiwa-peristiwa bersejarah di Indonesia pada tahun 1945-1949.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan dan mengenalkan fungsi prangko yang pada hakikatnya berfungsi sebagai bea pembayaran untuk urusan pengiriman dan aktifitas pos lainnya, dan pada hari ini memiliki fungsi sebagai barang koleksi yang memiliki nilai investasi, juga memiliki fungsi pengingat peristiwa bersejarah yang ada dan berlangsung di Indonesia terlebih di pulau Jawa pada tahun 1945-1949, yang ditinjau lewat gambar dan desain serta makna dari gambar yang terkandung dalam prangko tersebut dan ditinjau pula lewat latar belakang pembuatannya dan sejarah yang terkandung dari proses percetakan prangko itu sendiri yang dicetak pada masa perang mempertahankan kemerdekaan di Indonesia yang secara lokal di gunakan di pulau Jawa.

LANDASAN TEORI Pengertian Prangko:

Dalam Bahasa Inggris postage stamps berarti a small piece of paper that is purchased and displayed on an item of mail as evidence of payment of postage. (Charles James Philip 1905)

Seorang filatelis Senior bernama Richard Susilo menjelaskan pengertian dari prangko dalam ebooknya ia menuliskan bahwa: Prangko berasal dari Bahasa latin (Franco) yang berarti secarik kertas berperekat sebagai bukti telah melakukan pembayaran untuk jasa layanan pos, seperti halnya mengirim surat.

(Richard Susilo 2002) Macam-macam prangko:

Menurut sifat serta kegunaannya prangko dapat dibagi dua golongan yaitu; A. Prangko Umum. Prangko Umum dipakai untuk memprangkoi surat biasa.

B. Prangko Khusus. Prangko Khusus dipakai untuk keperluan pengiriman surat atau paket khusus yang sifatnya berkenaan dengan pos.

(Richard Susilo 2002)

Dalam hal ini pun Richard Susilo membagi kembali katagori dalam prangko umum dan prangko khusus menjadi beberapa katagori lagi yaitu:

(3)

35 Prangko umum

Prangko ini dikeluarkan tanpa maksud tertentu. Digunakan sehari-hari bersama prangko peringatan - tergantung si pengirim - sebagai penambah ongkos kirim. Prangko ini berkali-kali cetak ulang dalam jumlah besar dan dipakai dalam waktu cukup lama - lebih lama daripada prangko peringatan. Kebanyakan bernilai rendah atau sedang sesuai tarip pos dalam dan atau luar kota untuk pengiriman surat biasa (Richard Susilo 2002)

Prangko Peringatan (Commemorative)

Prangko ini diterbitkan dengan maksud tertentu, tema atau motivasi tertentu secara khusus. Prangko ini dicetak dalam jumlah terbatas - tak sebanyak prangko definitif - dan tidak akan dicetak ulang lagi. Nilai filatelinya cukup tinggi pada umumnya dibandingkan prangko definitif. Diedarkan dalam waktu terbatas dan seandainya sampai saat terakhir prangko belum juga habis, maka akan dimusnahkan. Tetapi hal ini (bila tidak habis), jarang terjadi dalam prakteknya karena memang sudah diperhitungkan sebelumnya.

Prangko Khusus

Dipakai dalam dinas pos khusus dan tak boleh digunakan untuk memrangkoi surat biasa. Seperti:

• Prangko pos kilat • Prangko pos udara • Prangko dinas

• Prangko pengantaran khusus • Prangko denda (Porto) • Prangko militer

• Prangko pendudukan atau prangko jajahan • Prangko model atau specimen prangko • Prangko meter

• Prangko pos laut • Prangko label • Prangko Revenue

Pengertian Sejarah dan peristiwa bersejarah:

Ada beberapa ahli yang berpendapat mengenai apa itu sejarah dan apa yang dimaksud dengan peristiwa bersejarah, pertama pengertian sejarah menurut Herodotus atau yang juga sering dijuluki sebagai ‘Bapak Sejarah’, mendefinisikan sejarah sebagai suatu kajian yang menceritakan perputaran jatuh-bangunnya seseorang, tokoh, atau peradaban dunia. (Herodotus), selanjutnya seorang filsuf Yunani Aristoteles pun berpendapat sejarah adalah sebuah sistem yang menyelidiki suatu kejadian sejak awal dan disusun secara kronologis. Lebih jauh lagi ia menjelaskan bahwa sejarah merupakan peristiwa-peristiwa pada masa lalu yang memiliki catatan serta bukti-bukti yang nyata.

(4)

36

Di Indonesia pun Sidi Gazalba mengemukakan pendapatnya tentang definisi dari sejarah ia berpendapat bahwa Sejarah merupakan segala hal yang berkaitan dengan masa lalu manusia yang disusun secara kronologis dan ilmiah meliputi tafsiran mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada masa lampau. (Sidi Gazalba 1981)

Sedangkan pengertian dari peristiwa bersejarah adalah tentang kisah mengenai peristiwa-peristiwa yang benar-benar telah terjadi atau berlangsung dalam segala aspeknya di masa lampau. Sejarah merupakan catatan atau rekaman pilihan yang disusun secara teliti tentang segala aspek kehidupan umat manusia di masa lampau. (H Ismaun 1996)

Konsep Mempertahankan kemerdekaan

Konsep Mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia Menurut W. J. S Poerwadarminta “mempertahankan adalah mengusahakan supaya tetap atau membiarkan pada keadaan semula. Kemerdekaan adalah suatu kebebasan dari penjajahan atau kebebasan untuk berdiri sendiri” (W. J. S Poerwadarminta, 1985: 647)

Proklamasi kemerdekaan Negara Republik Indonesia yang dibacakan pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan hal yang amat penting bagi bangsa Indonesia, karena dengan peristiwa tersebut maka lahirlah Negara Republik Indonesia yang merdeka,

Seperti pendapat Tirto Projo bahwa perjuangan bangsa Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan terus dilakukan baik itu perjuangan secara diplomasi ataupun konfrontasi. Hal ini dilakukan agar Negara Republik Indonesia yang telah merdeka ini tetap tegak dipertahankan (Tirto Projo, 1996: 32).

PEMBAHASAN

Latar belakang sejarah perang mempertahankan kemerdekaan 1945-1949: Belanda tidak kembali ke Jawa sampai tahun 1946, setelah kehadiran Inggris yang menempatkan mereka dalam situasi yang sulit. Di bawah pemerintahan Inggris pasca perang dunia kedua, mereka cenderung bersikap mendamaikan terhadap gerakan kemerdekaan di dalam negara koloninya sendiri, seperti yang terjadi di India. Karena sumber daya mereka yang terbatas, Inggris justru membatasi interpreatasi tugas mereka, di Hindia Belanda dan bertujuan untuk menarik diri dari negara ini secepat mungkin. Mereka memaksa Belanda untuk melakukan hubungan dengan pihak Republik Indonesia agar bisa mencapai kesepakatan secepat mungkin. Dengan penolakan yang sangat keras dari pihak Belanda. Sementara itu wilayah Borneo dan bagian Indonesia timur telah diduduki oleh Belanda.

Setelah Jepang menyerah pada sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945, sekutu kemudian memerintahkan Jepang untuk melaksanakan status quo, yaitu menjaga situasi dan kondisi sebagaimana adanya pada saat itu sampai kedatangan tentara sekutu ke Indonesia.

Pihak sekutu memutuskan bahwa pasukan – pasukan Amerika Serikat akan memusatkan perhatian pada pulau – pulau di Jepang, sedangkan tanggung jawab terhadap Indonesia dipindahkan dari SWPC (South West Pasific Command) dibawah komando Amerika Serikat kepada SEAC (South East Asia Command) di bawah komando Inggris yang dipimpin Laksamana Lord Louis Mountbatten. Sebelum kedatangan tentara sekutu ke Indonesia, pada tanggal 8 September Laksamana L. L. Mountbatten mengutus tujuh perwira

(5)

37

Inggris di bawah pimpinan Mayor A. G. Greenhalgh ke Indonesia. Tugasnya adalah mempelajari serta melaporkan keadaan di Indonesia menjelang pendaratan pasukan sekutu. Pada tanggal 16 September 1945 rombongan perwakilan sekutu berlabuh di Tanjung Priok. Rombongan ini dipimpin oleh Laksamana Muda W. R. Patterson. Dalam rombongan ini ikut pula C. H. O. Van der Plas yang mewakili pimpinan NICA yaitu Dr. H. J. Van Mook. Setelah itu pada tanggal 29 September 1945 tibalah pasukan SEAC di Tanjung Priok, Jakarta di bawah pimpinan Letjend Sir Philip Christison. Pasukan ini bernaung di bawah bendera AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies). Pasukan AFNEI terbagi menjadi 3 divisi yaitu:

• Divisi India ke-23, di pimpin oleh Mayor Jendral D. C. Hawthorn bertugas di Jawa Barat • Divisi India ke-5, di pimpin oleh Mayor J E. C Marsergh bertugas di Jawa Timur

• Divisi India ke-26, di pimpin oleh Mayor Jendral H. M. Chambers bertugas di Sumatra Pasukan AFNEI di pusatkan di Barat Indonesia terutama wilayah Sumatera dan Jawa, sedangkan daerah Indonesia lainnya, terutama wilayah Timur diserahkan kepada angkatan perang Australia. AFNEI diserahi beberapa tugas sebagai berikut:

• Menerima penyerahan kekuasaan dari tangan Indonesia. • Membebaskan para tawanan perang dan interniran sekutu • Melucuti dan memulangkan tentara jepang

• Memulihkan keamanan dan ketertiban

• Mencari dan mengadili para penjahat perang.

Kedatangan sekutu ke Indonesia semula mendapatkan sambutan hangat dari rakyat Indonesia, seperti kedatangan Jepang dulu. Akan tetapi setelah diketahui mereka datang disertai orang-orang NICA (Netherlands Indies Civil Administration), sikap rakyat Indonesia berubah menjadi penuh kecurigaan dan bahkan akhirnya bermusuhan. Bangsa Indonesia mengetahui bahwa NICA berniat menegakkan kembali kekuasaannya. Situasi berubah memburuk tatkala NICA mempersenjatai kembali bekas anggota KNIL (Koninklijk Nederlands Indies Leger). Satuan – satuan KNIL yang telah dibebaskan Jepang kemudian bergabung dengan tentara NICA. Diberbagai daerah, NICA dan KNIL yang didukung Inggris/Sekutu melancarkan provokasi dan melakukan teror terhadap para pemimpin nasional.

Untuk meredakan ketegangan tersebut, pada tanggal 1 Oktober 1945 panglima AFNEI menyatakan pemberlakuan pemerintahan Republik Indonesia yang ada di daerah – daerah sebagai kekuasaan de facto. Kerena pernyataan tersebut pemerintah RI menerima pasukan AFNEI dengan tangan terbuka, bahkan pemerintah RI memerintahkan pejabat daerah untuk membantu tugas – tugas AFNEI.

Pada kenyataannya kedatangan pihak sekutu selalu menimbulkan insiden di beberapa daerah. Tentara sekutu sering menunjukkan sikap tidak menghormati kedaulatan bangsa Indonesia. Lebih dari itu, tampak jelas bahwa NICA ingin mengambil alih kembali kekuasaan di Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa AFNEI telah menyimpang dari misi awalnya. Kenyataan tersebut memicu pertempuran di beberapa daerah seperti Surabaya, Sukabumi, Medan, Ambarawa, Manado, dan Bandung.

(6)

38

Sejarah pos di Jawa pada masa perang mempertahankan kemerdekaan Setelah Jepang menyerah mereka diinstruksikan untuk menyerahkan layanan pos di Indonesia kepada Sekutu, Oleh karena itu, ketika pihak Republik Indonesia meminta diberi wewenang atas layanan pos, Jepang menolak untuk melakukannya. Ketika negosiasi lebih lanjut gagal, pihak Republik merebut kantor pusat PTT (pos telephone dan telegram) di Bandung pada tanggal 27 September 1945. Ini dianggap sebagai tanggal dimana PTT Indonesia berdiri dan layanan PTT di oprasikan oleh pihak Republik dan menggunakan benda-benda pos Republik.

Jepang memberikan kekuasaan atas kantor pos utama Djakarta (Batavia centrum) kepada Republik Indonesia pada tanggal 1 November 1945. Ketika Belanda yang dengan nama NICA tiba, mereka hanya menguasai sebagian kota, dan mendirikan kantor pos nya sendiri dengan menggunakan nama Batavia sebagai nama kota. Hal ini bukanlah hal yang biasa melihat kantor pos dan aktifitas pos Hindia Belanda (NICA) dan Republik Indonesia berjalan di kota yang sama.

Pada bulan Maret 1946 Belanda menguasai Bandung bagian utara, sedangkan kantor pusat PTT beradi di Bandung Selatan, yang masih dikuasai oleh pihak Republik. Belanda memerintahkan pihak Republik untuk meninggalkan Bandung yang akhirnya mereka lakukan pada 25 maret, tetapi pihak Republik membakar seluruh bangunan di Bandung terlebih dahulu peristiwa ini dikenal sebagai Bandung lautan api. Sebelum peristiwa itu terjadi Republik telah memindahkan kantor pusat PTT ke Jogjakarta.

Sebagai bagian dari agresi militer Belanda yang pertama, kepala kantor pos Jakarta ditangkap pada tanggal 20 Juli 1947, dan PTT Republik di Jakarta ditutup pada tanggal 26 Juli. Kantor pusat PTT Jokjakarta pun ditutup dalam agresi militer Belanda yang kedua pada bulan Desember 1948, Saat Belanda mengambil Jokjakarta. Meski begitu, di pedalaman, terutama di wilayah Surakarta, layanan pos Republik terus berfungsi, terlihat dari pencetakan prangko militer daerah Surakarta, yang dicetak oleh militer untuk daerah lokal Surakarta pada tahun 1949, hal itu menunjukan eksistensi PTT Republik di Indonesia yang saat itu hampir seluruhnya dikuasai kembali oleh NICA

Hal yang menjadi keunikan dalam perkembangan sejarah pos zaman ini adalah bila ada pengguna jasa pos yang ingin mengirimkan surat dari wilayah Republik ke wilayah NICA mereka tidak bias menggunakan jasa PTT biasa tetapi harus melewati jasa palang merah yang beroperasi di wilayah tersebut.

Perjuangan mempertahankan kemerdekaan disisi lain juga dilakukan di pulau Sumatra tetapi di wilayah Sumatra banyak perbedaan yang terjadi seperti sistem pos, jenis prangko dan gambar yang ada pada prangko, hal tersebut membuat prangko yang dicetak di pulau Jawa menjadi eksklusif hanya di gunakan untuk pulau Jawa ataupun dikirim dari Jawa. Sebagai contoh dipulau Sumatra layanan pos Republik dibagi menjadi tiga region yaitu, Sumatra utara (Aceh, Sumatra Timur dan Tapanuli), dengan medan sebagai pusatnya, Sumatra tengah (Sumatra barat dan riau), dengan Padang sebagai pusatnya dan Sumatra selatan (Bengkulu, Jambi, Lampung dan Palembang) dengan Palembang sebagai pusat kantor posnya. Di Jawa tidak ada pembagian regional seperti yang ada di Sumatra hal tersebut menunjukan adanya perbedaan sistem pengelolaan layanan pos walaupun masih dalam lingkup Indonesia pada masa Perang mempertahankan kemerdekaan.

(7)

39 Prangko yang dicetak dan digunakan di Jawa

Prangko pertama Indonesia di cetak pada masa kolonialisme Belanda pada tahun 1864 dengan gambar raja belanda Willem III, pada masa Pendudukan Jepang di Hindia Belanda, Jepang pun kembali mencetak prangko dengan cirinya sendiri dengan huruf katakana.

Setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945 prangko yang pertama kali di gunakan di Indonesia adalah prangko Hindia Belanda dan Pendudukan Jepang yang di cetak tindih dengan cara menghilangkan nama negara yang lama dengan menggunakan cap karet ataupun cap mesin, sebagai contoh prangko seri penari zaman hindia belanda dengan tulisan Ned Indie sebagai negara, dihilangkan menggunakan cap mesin oleh pihak Republik pada tahun 1945, tetapi setelah itu mulai lah PTT mencetak prangko yang seutuhnya di cetak oleh PTT Republik sendiri dengan nama negara Republik Indonesia tanpa adanya cetak tindih atau penutupan nama negara sebelumnya, prangko pertama tersebut bergambar banteng dengan nominal 10 dan 20 sen yang dicetak pada 1 Desember 1945 untuk memperingati setengah tahun merdeka, gambar banteng merupakan symbol perjuangan bangsa Indonesia meraih kemerdekaan, dari prangko ini pun kita dapat melihat adanya unsur pengingat (commemorative) dalam pencetakan prangko pada zaman perang mempertahankan kemerdekaan.

Selanjutanya prangko definitif kedua yang dicetak menggambarkan keadaan alam Indonesia pada nominal pertama yaitu 5 sen yang menggambarkan gunung dan rumah-rumah dan 2 nominal selanjutnya yaitu 20 dan 30 sen menggambarkan tentara Republik hal

Prangko Pertama di Hindia Belanda

Source: http: //stampforgeries. com

Prangko Pendudukan Jepang di Jawa

source: www. mountainstamp. com

Prangko Indonesia dengan cetak

tindih cap karet dan cap mesin

Source: Private collection

Prangko pertama yang dicetak

oleh pemerintah Indonesia

(8)

40

ini menunjukan bahwa prangko dibuat juga berdasarkan situasi politik sosial maupun alam yang ada pada zaman dimana prangko itu dicetak.

Yang paling menarik adalah cetakan ketiga dari PTT pada zaman ini yaitu seri memperingati satu tahun merdeka yang dicetak pada 17 Agustus 1946, 18 Agustus 1946 dan 1 Februari 1947, adanya tenggang waktu dikarenakan situasi politik pada zaman tersebut yang tidak memungkinkan, pada seri ini terdiri dari 13 nominal dengan 13 gambar yang berbeda, diantaranya menunujkan propaganda sebagai penyemangat dan menunjukan situasi politik pada saat itu seperti pada nominal 3 Sen yang bergambar banteng dan 80 sen bergambar angkatan udara, tetapi pada nominal 5 sen dan 60 sen menggambarkan Bandung lautan api dengan gambar kota bandung yang terbakar, dan tertulis Bandung Maret 1946, juga pada nominal 10 sen dan 15 sen yang menggambarkan kejadian 10 November di Surabaya dan pada nominal 100 sen menggambarkan palagan Ambarawa dan nominal 500 sen menggambarkan kejadian di Jakarta di kramat raya.

Semua peristiwa tersebut digambarkan dalam prangko-prangko yang ada sebagai pengingat peristiwa yang pernah terjadi dan peristiwa-peristiwa tersebut merupakan peristiwa bersejarah, pada tahun 1948 pemerintah mencetak prangko 3 tahun merdeka dan pada 1949 pun PTT kembali mengeluarkan prangko untuk memperingati kembalinya pemerintahan ke Jogjakarta, dan pada 1949 juga di wilayah Surakarta pemerintahan militer pun sempat mencetak prangko untuk menyatakan eksistensinya walaupun hampir seluruh wilayah republik dikuasai oleh NICA saat itu, prangko tersebut adalah prangko Surakarta yang sangat terkenal dengan nilai jualnya yang sangat tinggi.

Cetakan percobaan tanpa perforasi Prangko definitive kedua Source: Private

collection

(9)

41

Hal tersebut pun menunjukan fungsi prangko sebagai pengingat peristiwa bersejarah di Jawa, semua prangko yang telah dijelaskan adalah yang dicetak di Jawa ada yang dicetak di Jogjakarta dan ada yang dicetak di Jakarta, dengan tinta yang seadanya dan kondisi kertas yang seadanya pun menunjukan bahwa peran prangko sebagai pengingat dan sebagai penyemangat perjuangan dan sarana propaganda.

Disisi lain NICA pun mencetak prangko yang menggambarkan kekuasaan pemerintahan Belanda di Indonesia yaitu dengan bergambar ratu Wilhelmina dan di satu wilayah yaitu Jawa ada dua layanan pos berbeda dengan ciri prangko yang berbeda tetapi sama untuk sarana pengingat dan propaganda pun berjalan pada masa perang mempertahankan kemerdekaan di Indonesia, hal ini pun terjadi di Sumatra dengan adanya prangko seri Fonds Kemerdekaan

KESIMPULAN

Masa perang mempertahankan kemerdekaan di Indonesia merupakan masa-masa krusial bagi perjuangan bangsa untuk menyatakan eksistensinya pada dunia sebagai bangsa dan negara yang merdeka. Prangko merupakan suatu benda pos yang memiliki peran sebagai bea pengiriman, tetapi prangko juga memiliki peran penting lainnya yaitu peran mengingat peristiwa bersejarah yang telah terjadi, pada masa perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia terlebih di pulau Jawa prangko memiliki peran penting sebagai pengingat peristiwa-peristiwa penting yang ada seperti Bandung lautan api, pertempuran 10 November dan Palagan Ambarawa terlihat dari gambar prangko yang di cetak untuk memperingati 1 tahun merdeka yang banyak menceritakan peristiwa-peristiwa bersejarah pada masa itu. Jadi ada banyak fungsi prangko selain untuk pembayaran bea pengiriman juga ada fungsi pengingat peristiwa bersejarah, walaupun kondisi negara itu dalam keadaan

Seri 3 tahun merdeka dan seri memperingati

kembalinya pemerintahan ke Jogjakarta source:

private collection

Prangko Surakarta Source

Private collection

Prangko NICA Source: google,

private collection

Prangko Revolusi Sumatra Source: private

(10)

42

perang Indonesia tetap mencetak prangko dengan bergambarkan peristiwa-peristiwa bersejarah yang ada.

Daftar Pustaka

Bruijnesteijn, W. v. C. Republic Indonesia, the printed surcharges of 1945. Amsterdam: Dai Nippon

Gazalba, Sidi. 1981. Pengantar sejarah sebagai ilmu: untuk tingkat pengetahuan menengah dan perguruan tinggi. Jakarta: Bhratara

Holman, James dan John Watson. 1990. THE STANLEY GIBBONS BOOK OF STAMPS AND STAMP COLLECTING: Stanley Gibbons

Kusuma, Indra. 2014. The Indra kusuma Stamp Collection the struggle for Indonesian Independence. Surabaya: Dai Nippon

Negus, James. 1988. How to Identify Stamps: Stanley Gibbons Stamp Collecting Series Sjamsuddin, Helius dan H Ismaun. 1996. Pengantar ilmu sejrah. Jakarta: Proyek pendidikan

tenaga akademika

Susilo, Richard. 2002. E-book Mengenal Filateli di Indonesia. Tokyo: http: //officepromosi. com/1/ MENGENAL-FILATELI-DI INDONESIA

Tirtoprodjo, Susanto. 1996. Sedjarah Revolusi Nasional Indonesia. Jakarta: Pembangunan Vosse, Leo B. 2005. Catalogue of the postage stamps of the Republic of Indonesia, 17

Referensi

Dokumen terkait

Fungsi berikutnya yang juga bersifat teknis adalah fungsi penjelas akan adanya sejumlah kesamaan identifikasi antara para ulama dari banyak sisi yang membuat pembaca

Seiring berjalannya waktu, perkembangan tafsir di Indonesia telah merambah hingga keseluruh Nusantara. Pentingnya mengkaji tafsir di berbagai pulau Indonesia selain

manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, dan pengambilan keputusan merupakan sebuah kepompong yang tidur (tidak aktif) sampai pimpinan bertindak untuk

Transmisi oblique yang berasal dari budaya yang sama akan memperkuat pandangan hidup yang dimiliki oleh mahasiswa Sunda, contohnya adalah visi dan misi Universitas ‘X’ yang

Diketahui bahwa dari 15 siswa kelas V SDN Lee memiliki tanggapan yang berbeda terhadap pernyataan siswa bagi saya yang terpenting adalah mengerjakan soal atau

Menurut Malik (1992), mukosa lambung merupakan barier antara lambung dengan berbagai bahan yang masuk melalui saluran pencernaan, seperti makanan, produk-produk pencernaan,

The purpose of this study is to formulate a model of balanced scorecard strategic design , strategic design model of human resource scorecard , designing measurement

Sekarang ini, penelitian konversi secara enzimatik dengan satu tahap menggunakan CPC asilase berkembang dengan pesat untuk mendapatkan enzim yang mempunyai