• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Informasi Kesehatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sistem Informasi Kesehatan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

|Manajemen Data dan Teknologi Informasi Kesehatan| 115

Sistem Informasi Kesehatan

Sistem Informasi adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen (wikipedia.org). Seperti yang sudah diulas pada bab sebelumnya. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial, dan ekonomis. (Undang-undang Kesehatan, 1992).

Dengan demikian sistem informasi kesehatan merupakan teknologi pendukung operasi dan manajemen dalam mendapatkan serta menyajikan kondisi badan, jiwa dan sosial masyarakat. Kondisi kesehatan masyarakat perlu diketahui oleh publik untuk mengetahui kondisi sosial masyarakat. Tentunya dapat kita pahami bahwa untuk kesejahtraan masyarakat secara ekonomi dan sosial dapat dipenuhi apabila masyarakat memiki kondisi badan dan jiwa yang sehat.

Indikator kesehatan masyarakat dapat ditentukan melalui pemahaman kondisi kesehatan pada masyarakat. Oleh karena itu, sudah sepatutnya pemerintah memperhatikan pendataan pada bidang kesehatan sebagai upaya untuk mendapatkan informasi tentang kondisi kesehatan masyarakat. Informasi kesehatan diorganisir agar data yang didapatkan berdasarkan kondisi kesehatan yang sedang terjadi.

Abi Diohatta, (kompasiana.com) menyebutkan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah suatu sistem pengelolaan data dan informasi kesehatan di semua tingkat pemerintahan secara

VI

Mahasiswa mampu memahami konsep dasar sistem informasi kesehatan

Tujuan Intruksional

(2)

116 |Sistem Informasi Kesehatan|

sistematika dan terintegasi untuk mendukung manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Integrasi sistem informasi pada bidang kesehatan dengan menerapkan teknologi dapat memudahkan distribusi data dari rumah sakit ataupun organisasi kesehatan lainnya. Disisilain data yang dihasilkan melalui sistem akan langsung tersimpan di pusat data atau sering kita sebut dengan server. Data yang terpusat akan langsung terintegrasi pada sistem pengolahan sehingga setiap yang membutuhkan data dapat membaca data tersebut sebagai informasi untuk penentuan kebijakan.

Abi Diohatta, (kompasiana.com) juga menyebutkan Sistem Informasi Kesehatan merupakan gabungan perangkat dan prosedur yang digunakan untuk mengelola siklus informasi (mulai dari pengumpulan data sampai pemberian umpan balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan dan tindakan dengan tepat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem kesehatan. Informasi kesehatan selalu diperlukan dalam pembuatan program kesehatan mulai dari analisis situasi, penentuan prioritas, pembuatan alternatif solusi, pengembangan program, pelaksanaan dan pemantauan hingga proses evaluasi.

Untuk menjaga informasi yang disajikan oleh organisasi agar informasi tersebut dapat dimanfaatkan sebaik mungkin serta mampu memberikan kontibusi yang tepat untuk kebijakan kesehatan diperlukan tahapan-tahapan yang tepat seperti yang dijelaskan diatas. Tahapat dalam proses integrasi informasi dimulai dari identifikasi kebutuhan informasi, perencanan, pelaksanaan sampai pada tahap evaluasi.

Jika tahapan tersebut dilakukan dengan baik maka sistem informasi akan memberikan dampak positif untuk pengembangan dan pemanfaatan informasi dalam penentuan langkah strategi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat pada bidang kesehatan.

(3)

|Manajemen Data dan Teknologi Informasi Kesehatan| 117 Adapun Informasi yang berkaitan dengan data kesehatan yang akan disampaikan kepada masyarakat bekaitan:

1. Analisis kebijakan kesehatan

Analisis kebijakan kesehatan adalah penggunaan berbagai metode penelitian dan argumen untuk menghasilkan dan memindahkan informasi yang relevan dengan kebijakan sehingga dapat dimanfaatkan ditingkat politik dalam rangka memecahkan masalah kebijakan kesehatan. Dunn WN.(2003).

Tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi kesehatan pada masyarakat memiliki kaitan dengan kebijakan secara politik oleh lembaga eksekutif maupun legislatif. Agar kebijakan yang ditetapkan dalam pengambilan keputusan tentunya diperlukan data serta informasi yang tepat untuk mencapai sasaran yang tepat serta sesuai dengan tergeting pada bidang kesehatan.

2. Epidemiologi

Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari pola kesehatan dan penyakit serta faktor yang terkait di tingkat populasi. Ini adalah model cornerstone penelitian kesehatan masyarakat, dan membantu menginformasikan kedokteran berbasis bukti (eveidence based medicine) untuk mengidentifikasikan faktor risiko penyakit serta menentukan pendekatan penanganan yang optimal untuk praktik klinik dan untuk kedokteran preventif. (id.wikipedia.org).

Menurut Dr. Anton Muhibuddin (Universitas Brawijaya), saat ini epidemiologi telah berkembang pesat baik pendalaman ilmunya maupun perluasan ilmunya. Perluasan ilmu epidemiologi saat ini juga mencakup epidemiologi bidang pertanian agrokompleks (termasuk perikanan, perkebunan, prikanan) dan mikrobiologi. Perluasan tersebut dirasa perlu karena manfaat epidemiolgi sangat nyata dirasakan dalam bidang-bidang ilmu tersebut.

(4)

118 |Sistem Informasi Kesehatan|

Pendalaman epidemiologi di antaranya meliputi peramalan berbasis komputer dan pengelolaan agroekosistem.

Epidemiologi menggunakan beragam alat-alat ilmiah, dari kedokteran dan statistik sampai sosiologi dan antropologi. Banyak penyakit mengikuti arus migrasi penduduk, sehingga pemahaman tentang bagaimana penduduk bergerak mengikuti musim sangat penting untuk memahami penyebaran penyakit tertentu pada populasi tersebut. Epidemiologi tidak hanya berkutat pada masalah penyebaran penyakit, tetapi juga dengan cara penanggulangannya.

3. Kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja

Pendidikan.Co.Id – Kesehatan Lingkungan disingkat menjadi kesling merupakan suatu paham ilmu dan seni untuk mendapatkan keseimbangan diantara manusia dan lingkungan, kebugaran lingkungan juga ialah suatu ilmu dan juga seni mengelola lingkungan sehingga akan sanggup dalammenciptakan kondisi yang nyaman, bersih, sehat.

WHO (World Health Organization) kesehatan lingkungan merupakan suatu keseimbangan ekologi yang harus tercipta diantara manusia dengan lingkungannya supaya dapat / bisa menjamin keadaan sehat optimal manusia.

Kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan akan mempengaruhi tindakan yang akan dilakukan oleh masyarakat. Oleh karen itu, dalam penentuan kebijakan kesehatan di perlukan informasi yang tepat daerah mana saja yang sudah memiliki kesadaran untuk memelihara kesehatan. Serta daerah mana yang belum memiliki kesadaran dalam mencegah kesehatan.

4. Gizi Kesehatan Masyarakat

gizi kesehatan masyarakat adalah kesehatan masyarakat yang mengacu pada cabang populasi terfokus kesehatan masyarakat yang memantau diet, status gizi dan kesehatan, dan

(5)

|Manajemen Data dan Teknologi Informasi Kesehatan| 119 program pangan dan gizi, dan memberikan peran kepemimpinan dalam menerapkan publik kesehatan prinsip-prinsip untuk kegiatan yang mengarah pada promosi kesehatan dan mencegah melalui pengembangan kebijakan dan perubahan lingkungan.

Salah satu faktor timbulnya penyakit pada diri manusia dipengaruhi oleh makanan oleh karena itu. Perlu adanya identifikasi makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat. Salah lembaga yang dapat mengidentifikasi makan yang dikonsumsi oleh masyarakat melalui badan pengawas obat dan makanan (BPOM). Melalui penelitian yang dilakukan oleh BPOM dapat diketahui jenis serta bahan makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat.

Distribusi informasi yang diterima oleh pemerintah melalui kementrian kesehatan dapat terlihat melalui alur sebagai berikut:

Gambar Kedudukan SIK dalam Sistem Kesehatan Sumber: pusdatin.kemkes.go.id

(6)

120 |Sistem Informasi Kesehatan|

Dari bagan diatas dapat kita lihat bahwa informasi kesehatan yang diterima oleh pemerintah berasal dari sektor terendah melalui dari sisten informasi di fasyankes yang memuat manajemen klien/ pasien, manajemen institusi, manajemen wilayah/ program yang berada di daerah seperti di desa dan kecamatan. Informasi yang berasal dari tingkat kecamatan akan didistribusikan pada tingkat kabupaten.

Sistem informasi pada tingkat kabupaten akan mengakomodir seluruh informasi yang didapat di kecamatan. Begitupun dengan sistem informasi yang berasal dari kabupaten akan diakomodir oleh tingkat provinsi dan akan didistribusikan pada tingkat nasional. Informasi yang diterima pada tingkat nasional akan dijadikan landasan dalam penetapan keputusan pada bidang kesehatan serta untuk memenuhi kebutuhan lain berkaitan dengan informasi kesehatan. Informasi tersebut akan di publikasi melalui situs pusdatin.kemkes.go.id.

Gambar Dsain SIK Sumber: pusdatin.kemkes.go.id

(7)

|Manajemen Data dan Teknologi Informasi Kesehatan| 121 Dalam pemenuhan kebutuhan terhadap data dengan menggunanakan sistem informasi kesehatan terdapat tahapan-tahapan yang harus dipenuhi. Hal ini ditujukan untuk mendapatkan data yang akurat dan berkualitas serta mampu memberikan kontribusi yang positif terhadap pencapaian tujuan dalam pengembangan dan pemahaman dunia kesehatan pada masyrakat.

Tahapan dalam peningkatan pengelolaan data pada sistem informasi kesehatan dimulai dari penelaah kebutuhhan kinerja sistem informasi kesehatan yang mengarah pada sumber daya yang diperlukan untuk pengelolaan data kesehatan pada oganisasi kesehatan. Seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya, pada bagian manajemen data kesehatan bahwa untuk melakukan pengelolaan data yang baik bisa dilakukan dengan menerapkan fungsi manajemen.

Dalam fungsi manajemen yang pertama adalah tahap perencanaan. Pada tahapan ini, oganisasi kesehatan harus memperhatikan sumber daya yang dibutuhkan untuk pengelolaan SIM. Indikator kebutuhan serta kualitas data, disesuaikan dengan bentuk keputusan pada organisasi kesehatan. Hal ini perlu dilakukan, sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas kerja di organisasi tersebut.

Sumber data yang relevan, dengan kebutuhan informasi, pada saat menentukan keputusan. Akan berdampak, pada efektifitas kerja. Oleh karen itu, diperlukan penanganan khusus dalam melakukan pengolahan data. Penanganan data ini, dapat dilakukan melalui manajemen data. Data yang dikelola dengan baik. Berdasarkan sepesifik serta kebutuhan yang disesuaikan dengan informasi. Dapat di jadikan intrumen kerja, sampai pada tahapan diseminasi dan utilitas.

Semua aspek tersebut dapat dilakukan melalui analisis yang tepat untuk memenuhi kebutuhan informasi kesehatan, sepesifikasi informasi kesehatan, serta strategi yang tepat dalam pencapain tujuan pengelolaan data.

(8)

122 |Sistem Informasi Kesehatan|

Gamabaran Isu Penguatan SIK Sumber: pusdatin.kemkes.go.id

Untuk meningkatkan kualitas data serta pemanfaatan hasil pengolahan data dalam pengembangan organisasi kesehatan diperlukan penguatan sistem informasi kesehatan. Penguatan ini, befokus pada relevansi sumber data yang didukung oleh kinerja, spesifik SIK, serta strategi yang tepat untuk melakukan analisis data. Melalui penerapan serta penentuan indikator dalam mendapatkan dan menentukan data yang dibutuhkan. Untuk pengembangan kualitas organisasi kesehatan dengan menerapakan diseminasi serta utilitas yang mumpuni. Sebagai salah satu langkah, untuk memenuhi kebutuhan data kesehatan. Dengan menerapkan manejemen data yang konfrehensif.

(9)

|Manajemen Data dan Teknologi Informasi Kesehatan| 123 Model Sistem Informasi Kesehatan Nasional

Sumber: pusdatin.kemkes.go.id

Pengelolaan data kesehatan, dimulai dengan menentukan sumber data. Sampai pada tahapan, publikasi. Dapat dilihat melalui diagram alur pada gambar di atas. Data kesehatan yang didapatkan dari puskesmas dan fasyankes. Dikelola dan didistribusikan ke dinkes kabupaten, rumah sakit serta BPJS.

Dinkes kabupaten, rumah sakit serta BPJS melakukan pengolahan. Selanjutnya, data tersebut akan disampaikan pada tingkat provinsi. Sampai pada akhirnya, ditingkat nasional. Sebagai bahan pertimbangan, untuk menetapkan. Langkah setrategis dalam melakukan tindakan relevan dengan kondisi kesehatan, di masyarakat.

Melalui kondisi objektif yang dideskrifsikan melalui pengolahan data tersebut. Diharapkan, dapat meningkatkan efektifitas kerja di organisasi kesehatan. Sehingga, distribusi obat, tenaga medis, serta

(10)

124 |Sistem Informasi Kesehatan|

pelayanan kesehatan lainnya. Sesuai dengan kondisi objektif di lapangan.

Untuk menghasilkan kualitas kerja dalam pengelolaan data. Diperlukan tahapan-tahapan yang relevan dengan pembentukan budaya dalam pengelolaan data. Pembentukan budaya tersebut, dimulai dengan beberapa fase.

Fase yang pertama mengarah pada operasional kerja. Dimana, setiap orang yang mengerjakan pekerjaan dalam melakukan pengeloon data. Memulai pekerjaan pada tahap persiapan yang berkaitan dengan jenis data yang diperlukan. Pada tapahan persiapan selanjutnya, mengarah pada metode pengambilan dan pengolahan data. Sampai pada akhirnya asas manfaat dari data yang telah diolah dan dipublikasikan.

Fase yang kedua berkaitan dengan suport. Suport yang diberikan pada organisasi kesehatan yang melakukan pengelolaan data, untuk mendukung kegiatan tersebut. Sehingga kegiatan yang dilakukan dapat dipermudah dengan menggunakan sistem yang televan. Sistem tersebut dapat dibantu melalui penggunaan teknologi informasi. Seperti, menggunakan sistem server dan lain sebagainya.

Fase yang ketiga berkaitan dengan strategik. Strategik yang digunakan oleh organisasi dapat mempengaruhi pada kegiatan dan sistem kerja. Hal ini, tentunya akan berdampak pada akurasi data. Setiap organisasi memiliki strategi tertentu, dalam melakukan pengelolaan data.

Pengerjaan dalam pengelolaan data terbagi atas dua macam: pengelolaan data dengan menggunakan metode manual dan menggunakan bantuan teknologi informasi. Sumber data manual, dapat dilihat melalui sistem kerja seperti berikut:

1. Kegiatan dalam pengumpulan data, masih menggunakan metode manual. Meskipun sudah menggunakan komputer. Namun, masih offline;

(11)

|Manajemen Data dan Teknologi Informasi Kesehatan| 125 2. Distribusi data masih menggunakan kertas, dan diberikan secara

langsung kepada pihak yang berkaitan dengan data tersebut. 3. Sistem pelayanan dalam memproleh data masih manual. Seperti

halnya:

1) Pencatatan, penyimpanan dan pelaporan berbasis kertas 2) Laporan dikirimkan dalam bentuk hardcopy (kertas) berupa

data rekapan/agregat ke dinas kesehatan kabupaten/ kota. 4. Fasilitas pelayanan kesehatan dengan komputerisasi masih bersifat

offline. Seperti halnya: :

1) Laporan dikirim dalam bentuk softcopy berupa data individual ke dinas kesehatan kabupaten/kota

2) Bagi petugas kesehatan yang termasuk dalam jejaring puskesmas yang belum komputerisasi, laporan dikirim dalam bentuk data rekapan/agregat sesuai jadwal yang telah ditentukan.

3) Bagi yang sudah komputerisasi offline, laporan dikirim dalam bentuk softcopy untuk dilakukan penggabungan data di puskesmas.

Sedangkan, untuk sumber data komputerisasi. Dapa dilihat melalui sistem kerja sebagai berikut:

1) Sistem pengumpulan data menggunakan motode komputerisasi dan online.

2) Fasilitas pelayanan kesehatan dengan komputerisasi online, data individual langsung dikirim ke Bank Data Kesehatan Nasional dalam format yang telah ditentukan.

3) Selain itu juga akan dikembangkan program mobile health (mHealth) yang dapat langsung terhubung ke sistem informasi puskesmas (aplikasi SIKDA Generik).

(12)

126 |Sistem Informasi Kesehatan|

Proses Pengumpulan Data dan Informasi Kesehatan dilaksanakan melalui kegiatan sebagai berikut:

1) Pelayanan kesehatan dilakukan secara rutin oleh tenaga kesehatan ataupun oleh yang berwenang;

2) Penyelenggaraan rekam medik, meliputi rekam medik elektronik dan rekam medik nonelektronik;

3) Surveilans kesehatan;

4) Sensus dan survei dengan menggunakan metode dan instrumentasi yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah;

5) Penelitian dan pengembangan kesehatan;

6) Pemanfaatan teknologi dan sumber lain yang sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dapat di pertanggungjawab-kan;

Proses dalam penerimaan data dapat digambarkan dalam bentuk line alur . Pada gambar berikut:

1) Informasi data kesehatan bersumber dari rekam medik

(13)

|Manajemen Data dan Teknologi Informasi Kesehatan| 127 Sumber Data dan Informasi Kesehatan wajib memberikan dan/atau melaporkan Data dan Informasi Kesehatan yang berkaitan dengan kebutuhan Informasi dan Indikator Kesehatan. Sehingga, pada saat membutuhkan data kesehatan. Data tersebut akan lebih mudah didapatkan. Sampai pada akhirnya, dapat dimanfaatkan dalam menentukan keputusan serta kebijakan. Pada kegiatan, yang diselenggarakan oleh organisasi kesehatan.

Penggunaan data tidak dapat dilakukan dalam satu waktu. Proses penggunaan data disesuaikan dengan kegiatan yang berkaitan dalam penggunaan data tersebut. Oleh karen itu, diperlukan sistem penyimpanan yang relevan dengan kebutuhan data. Berikut sistem penyimpanan data yang dapat dilakukan oleh organisasi:

1) Dilakukan dalam pangkalan data pada tempat yang aman dan tidak rusak atau mudah hilang dengan menggunakan media penyimpanan elektronik dan/atau nonelektronik.

2) paling singkat 10 tahun untuk Data dan Informasi Kesehatan nonelektronik

3) paling singkat 25 tahun untuk Data dan Informasi Kesehatan elektronik

(14)

128 |Sistem Informasi Kesehatan|

Penyimpanan Data dan Informasi Kesehatan dapat dilakukan dengan menggunakan jasa dan fasilitas milik pihak lain dalam negeri, dengan ketentuan:

1) Pemilik Data dan Informasi Kesehatan yangndisimpan tersebut tidak dapat melepaskanntanggung jawab atas kerahasiaan informasi;

2) Pemilik Data dan Informasi Kesehatan wajib menyampaikan laporan penyimpanan Data dan Informasi Kesehatan tersebut kepada Menteri; dan

3) Harus dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan terkait aksesibilitas arsip.

Data dari dinas kesehatan sudah menggunakan sistem jaringan mealui sebuah program Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS). Metode dalam menggunakan aplikasi yang dilakukan oleh dinas kesehatan dapat diabalisis seperti berikut:

1) Koneksi jaringan virtual system informasi kesehatan elektronik dikelola oleh Kementerian Kesehatan hanya bisa diakses bila telah dihubungkan.

2) Infrastruktur jaringan komunikasi data terintegrasi, menggunakan Wide Area Network (WAN), jaringan telekomunikasi yang mencakup area yang luas.

3) Lokal Area Network (LAN), yang berbeda, dan arsitektur jaringan lokal komputer untuk melakukan pengiriman data.

4) Data tersimpan pada pusat data yang disebut sebagai server. Kebutuhan terhadap data/ informasi yang akurat sangat tinggi. Namun, pendukung sistem informasi saat ini masih belum memadai. Sehingga, tidak menutup kemungkinan. Data yang dihasilkan masih belum akurat akurat, lengkap dan tepat waktu. Hal tersebut, dapat terjadi disebabkan beberapa aspek berikut:

1) Terjadi duplikasi kegiatan;

(15)

|Manajemen Data dan Teknologi Informasi Kesehatan| 129 3) Data tidak sesuai dengan kebutuhan;

4) Ketepatan waktu laporan juga masih rendah; 5) Sistem umpan balik tidak berjalan optimal;

6) Pemanfaatan data/informasi di tingkat daerah (kabupaten/kota) untuk advokasi, perencanaan program, monitoring dan manajemen masih rendah; dan

7) tidak efisiennya penggunaan sumber daya

Sebuah aplikasi sistem informasi yang dihubungkan dengan aplikasi lain (aplikasi sistem informasi puskesmas, aplikasi sistem informasi RS, dan aplikasi lainnya) sehingga secara interoperable terjadi pertukaran data antar aplikasi.

Tujuh komponen yang saling terhubung dan saling terkait, yaitu : 1. Sumber Data Manual

2. Sumber Data Komputerisasi 3. Sistem Informasi Dinas Kesehatan

4. Sistem Informasi Pemangku Kepentingan 5. Bank Data Kesehatan Nasional

6. Penggunaan Data oleh Kementerian Kesehatan 7. Pengguna Data

Gambar

Gambar Kedudukan SIK dalam Sistem Kesehatan  Sumber: pusdatin.kemkes.go.id
Gambar Dsain SIK  Sumber: pusdatin.kemkes.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan dari analisa kekuatan menghambat bakteri ekstrak dan berbagai fraksi daun mahang (Macaranga pruinosa (M.) M. A.) terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia

Setelah kita melihat beberapa pola asuh diatas, yang harus dan perlu diperhatikan dalam setiap sistem pola asuh dan setiap tindakan orang tua terhadap anak harus berpedoman pada

Lo anterior permite al usuario no necesitar tener dos computadores, routers, interfaces, cables, etc, para saber el comportamiento físico y real de una red, a la vez

Proses objektifikasi yang dilakukan oleh Soekarno adalah menampilkan sosok perempuan dalam bentuk stereotipe seperti kaum lemah, kaum bodoh, kaum singkat pikiran,

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab IV dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. Hasil dari percakapan guru Bahasa Indonesia kelas VII B SMP Muhammadiyah 10

Pada dosis 2000 mg/KgBB yang merupakan dosis tertinggi pada metode OECD 420 sudah terdapat perubahan gambaran histopatologi ginjal mencit berupa lesi fokal

[r]

Section 4 discuss the results of Monte Carlo simulations involve bootstrap standard errors and density estmation for mean and..