• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ganter Bridge, 1980, Swiss STRUKTUR BETON BERTULANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ganter Bridge, 1980, Swiss STRUKTUR BETON BERTULANG"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

STRUKTUR BETON BERTULANG

(2)

Komponen

(3)

Diagram Tegangan – Regangan BAJA

Diagram σ-ε bilinier

εy εs fs fy o a b c oa = elastis ab = leleh bc = strain hardening εy εs fs fy Jika : εs < εy ; fs = εs . Es εs ≥ εy ; fs = fy Es = 200.000 MPa

(4)

Diagram Tegangan-Regangan Beton

 Hasil uji tekan silinder beton (28 hari)

Beton material getas

Makin tinggi mutu, beton

semakin getas

fc’ = Tegangan maksimum

hasil uji tekan silinder

standar yg berumur 28 hari

fc’ = mutu beton

Nilai yg dipakai dalam

analisis : fc’

ε

cu’

= 0.003

εc fc fc’ 0,5 fc’ 0.001 0.002 0.003 0.004 0

(5)

KEAMANAN STRUKTUR

Ada 2 metode menghitung keamanan struktur :

1. Metode berdasarkan TEGANGAN KERJA

Material masih dalam keadaan elastis. Tegangan-tegangan

akibat beban kerja/layan dibandingkan dengan tegangan yg

diijinkan.

2. Metode berdasarkan DISAIN KEKUATAN

Beban kerja dikalikan dengan faktor beban tertentu yg lebih

besar dari satu. Selain itu juga memperhitungkan berkurangnya

kekuatan struktur akibat ketidakpastian dalam hal kekuatan

bahan, ukuran dan pengerjaan

.

DISAIN STRUKTUR BETON BERTULANG BERDASARKAN

DISAIN KEKUATAN

(6)

FAKTOR KEAMANAN

BERDASARKAN DISAIN KEKUATAN

A.

KUAT PERLU (U)

Strukur harus dirancang shg. setiap penampang mempunyai kekuatan sama dengan kuat perlu yg dihitung berdasarkan beban/gaya terfaktor. Faktor Beban

(lihat SNI-03-2002)

U = 1,4 D D = beban mati

U = 1,2 D + 1,6 L L = beban hidup U = 1,2 D + L ± E , dll E = beban gempa

B.

FAKTOR REDUKSI KEKUATAN (Φ)

Tujuan :

memperhitungkan penurunan kekuatan akibat kesalahan dlm pelaksanaan, kwalitas material yg tidak sesuai, dll

KUAT RENCANA = KUAT PERLU ( U ) Φ

dimana : Φ = 0,80 (lentur) ; Kuat Rencana Momen (Mn)= Mu Φ = 0.75 (geser) Φ Φ = 0.65 (aksial)

(7)

LENTUR

Lentur disebabkan oleh momen.

Akibat lenturan maka sebagian penampang menerima tekan, sebagian lagi menerima tarik. Peralihan daerah tekan dg daerah tarik disebut garis netral (Daerah dg Reg dan teg = 0).

Kekuatan tarik beton sangat kecil sehingga bagian penampang beton yang menerima tarik kekuatannya diabaikan dan tugasnya akan digantikan oleh baja tulangan.

Diagram regangan sebuah penampang

(selalu linier) g.n = garis netral

(8)

DASAR-DASAR ANGGAPAN DALAM

PERENCANAAN :

1. Regangan dalam beton dan baja tulangan dianggap berbanding

lurus dg jarak terhadap garis netral. (Bentuk diagram regangan

selalu linier)

2. Regangan maks. Beton pada serat tekan terluar εcu’ = 0.003

3. Untuk εs < εy, teg. Baja fs = εs . Es

Untuk εs ≥ εy, teg. Baja fs = fy

4. Kekuatan tarik beton diabaikan

5. Baja tulangan dianggap terekat sempurna dengan beton

sehingga regangan baja sama dengan regangan beton.

(9)

HUBUNGAN DIAGRAM REG. DG TEGANGAN

εc≈0.003 fc’

εc≈0.003 0.85 fc’ c a εc≈0.002 fc’ εc≈0.003 fc’ 0.002

Reg & teg kondisi elastis

Reg Teg Reg Teg

(10)

003 . 0 003 . 0 c c d s c c d s      

Regangan BAJA TARIK :

Ada 3 kondisi :

a. Kondisi seimbang/balance

Pada saat regangan beton = 0.003, baja mencapai leleh (εs=εy) b. Kondisi tulangan lemah/underreinforce

Baja terlebih dahulu leleh shg pada saat regangan beton = 0.003, regangan baja > reg. leleh (εs > εy) (melelehnya baja, akan memberikan tanda sebelum terjadi kegagalan struktur shg menghindari keruntuhan secara tiba-tiba).

c. Kondisi tulangan kuat/overreinforce

Beton terlebih dahulu mencapai reg. 0.003, baja belum mencapai leleh εs <εy ( keruntuhan struktur scr tiba-tiba)

εs=εy a b c εcu’=0,003

PENAMPANG DG

TULANGAN TUNGGAL

c d εcu’=0.003 εs

(11)

Distribusi tegangan tekan beton dapat didekati dengan suatu distribusi

tegangan beton persegi ekivalen yang

didefinisikan sbb :

1. Teg. Beton sebesar 0,85fc’ diasumsikan terdistribusi secara merata pada daerah tekan ekivalen yg dibatsi oleh tepi penampang dan suatu garis lurus sejajar sumbu netral sejarak a=β1.c dari serat dg regangan tekan

maks.

2. Faktor β1 harus diambil sebesar 0,85 untuk beton dg nilai kuat tekan fc’

lebih kecil dari 30 MPa. Untuk fc’ > 30 MPa β1 harus dikurangi sebasar

0,05 untuk setiap kelebihan 7 MPa di atas 30 MPa, tapi β1 tidak boleh

kurang dari 0,65

β1 = 0,85 fc’ ≤ 30 MPa

0,05 (fc’-30)

β1 = 0,85 - --- fc’ > 30 MPa

7

3. Jarak c diukur dari sumbu netral ke serat tekan maksimum tegak lurus dengan sumbu tsb.

(12)

BLOK TEGANGAN

d c b a Cc Ts εs εcu’=0,003 0,85 fc’ As b a Cc = 0.85 fc’ a b (tekan) Ts = fs As (tarik) a=β1c εc’≈0.003 fc’

εc’≈0.003 0.85 fc’ c As

(13)

Analisis Penampang dg Tulangan Tunggal

Keseimbangan Horisontal = 0

Cc

= Ts

0.85 fc’ a b = As fy

Keseimbangan Momen = 0

Mn = Cc ( d – a/2 )

(momen thd Ts)

Atau

Mn = Ts ( d – a/2 )

(momen Thd Cc) d c b a Cc Ts εcu’=0,003 0,85 fc’ As (d-a/2) εs > εy

(14)

Penampang dg tulangan seimbang

fy d c f d c c d c b y y c c b y b c b          600 600 maka M Pa 200.000 Es Dengan 003 . 0 003 . 0 ) (      fy fy fc d c fy fc bd A fy c fc A c a fy A ab fc Ts C H b sb b sb b sb c           600 600 ' 85 . 0 ' 85 . 0 ' 85 . 0 dgn . ' 85 . 0 0 1 1 1 1

d cb b ab

Cc

Ts

εs=fy εcu’=0,003 0,85 fc’

(d - a

b

/2)

As

(15)

Disain penampang dengan tulangan tunggal

∑ H = 0 Cc = Ts 0,85.fc’.a.b = As.fy As = ∑ M = 0 Mn = Ts ( d-a/2) = As.fy (d-a/2) =

Dengan menetapkan (Mn) sama dengan Mn akibat beban luar maka nilai a dan As dpt dihitung fy a.b 0.85fc' ) 2 a (d fy fy ab 0.85fc' 

Tulangan minimum dan maksimum:

Rasio tulangan thd luas penampang beton efektif :

d

b

As

atau

d

b

As

s s

.

.

.

fy

fc

atau

fy

4

'

4

.

1

min min

b mak

0

.

75

fy

fy

fc

mak

600

600

'

85

.

0

75

.

0

1

mak s

Syarat

:

min

(16)

ALTERNATIF PENULANGAN BALOK DG TULANGAN TUNGGAL :

dengan:

Mn = Momen lentur nominal Mu = Momen Ultimate

= Faktor reduksi kekuatan (0,8) Rn = Koefisien ketahanan

b = Lebar penampang

d = Tinggi efektif penampang, diukur dari serat tekan terluar ke pusat tulangan tarik

Mu Mn  2

.d

b

Mn

Rn

y y c

f

f

f

600

600

'

85

,

0

.

75

,

0

1 max

c y

f

f

m

'

.

85

,

0





y n

f

mR

m

2

1

1

1

d

b

As

.

.

f

y

4

,

1

min

y c

f

f

4

'

min

Syarat : ρmin ≤ ρ ≤ ρmak atau

(17)

PENAMPANG DG TULANGAN RANGKAP

) d' -(d Cs ) 2 a -(d Cc M n 0 M b fc' 0,85 )fy As' -(As a fy . As As'.fy b 0.85fc'.a. Ts C C 0 H s c            d’ d c b a

Cc

Ts

εs>fy εcu’=0,003 0,85 fc’

(d - a/2)

εs’ As As

C

s

Pada penampang dengan penulangan underreinforce, tulangan tarik leleh (

ε

s > fy), sedangkan tulangan tekan

sudah /belum leleh

A. TULANGAN TEKAN LELEH

(18)

B. TULANGAN TEKAN BELUM LELEH εs’ < εy → fs’ = εs’ . Es ) d' -(d Cs ) 2 a -(d Cc M n 0 M dihitung. dapat dan nilai atas, di persamaan kan menyelesai Dg 0 .d As'.0,003. c As.fy) . (As'.0,003 -c .b) (0,85fc'. As.fy . 003 , 0 c d' -c As' c.b 0,85fc'. fy . As As'.fs' b 0.85fc'.a. Ts C C 0 H s s 2 1 s 1 s c                a c     

003

,

0

c

d'

-c

c

d'

-c

0,003

' s ' s

ε

s

0,003 c d’

(19)

ANALISIS PENAMPANG DG TULANGAN RANGKAP

Z1= (d - a/2) Z2= (d – d’)

1. Bagian (1) adalah penampang bertulangan tunggal dengan luas tulangan tarik As1= As – As

2. Bagian (2) adalah penampang dg tulangan tarik dan tulangan tekan ekivalen yang luasnya sama besar (As2=As’)

εs>fy εcu’=0,003 c εs’ a

C

c

T

s1 0,85 fc’ z1 As As’ d’ d b

+

z2 Ts2 Cs As1 As2 As’ Shg. Momen Nominal = Mn1 + Mn2

Alternatif lain, secara teoritis gaya-gaya dalam pada penampang dibedakan menjadi 2 bagian yaitu :

(20)

Bagian (1) : Penampang bertulangan Tunggal

Keseimbangan gaya horisontal : ∑ H = 0 Cc = Ts1 0,85.fc’.a.b = As1 .fy Dg. As1 = As – As’ Keseimbangan momen ∑ M = 0 Mn1 = Ts1 ( d-a/2) = As1.fy (d-a/2) = (As-As’).fy (d-a/2) atau Mn1= Cc (d-a/2) = 0.85 fc’ a b (d-a/2)

b

c

f

f

A

a

s y

85

,

0

.

1

(21)

Bagian (2) : Penampang dg tulangan tarik dan tulangan tekan yang luasnya sama besar As2 = As’

A. Tulangan tekan (As’) leleh As2 = As’= As-As1

Ts2 = Cs = As2.fy Mn2= Ts2 (d - d’)

= As2.fy (d – d’) = As’ (d – d’)

Kuat momen nominal penampang bertulangan rangkap : Mn = Mn1 + Mn2

B. Tulangan Tekan Belum leleh

Jika tulangan tekan belum leleh, maka dalam analisis harus menggunakan fs’ yang sebenarnya. Pendekatan

(22)

εs>fy εcu’=0,003 c εs’ a

C

c

T

s1 0,85 fc’ z1 As As’ d’ d b As1

PEMERIKSAAN KESERASIAN REGANGAN

c

f

d

f

b

c

f

bd

f

b

c

f

f

A

A

a

c

s s y y y

.

85

.

0

.

)

(

.

.

85

.

0

)

(

.

.

85

.

0

)

'

(

1 1 1 1

bd

A

bd

A

s s

dan

(23)

003

,

0

.

)

'

(

'

'

.

85

,

0

1

003

,

0

'

.

85

,

0

.

)

'

(

'

1

003

,

0

'

1

003

,

0

)

'

(

1 ' 1 ' ' s s s

 

d

fy

d

fc

fc

d

fy

d

c

d

c

d

c

1

600

.

)

'

(

'

'

.

85

,

0

600

.

)

'

(

'

'

.

85

,

0

1

200000

003

,

0

.

)

'

(

'

'

.

85

,

0

1

1 1 1

fy

d

fy

d

fc

fy

d

fy

d

fc

fy

d

fy

d

fc

(24)

fy

d

d

fy

fc

fy

d

d

fy

fc

600

600

'

'

.

85

,

0

'

600

600

'

)

'

(

'

.

85

,

0

1 1

Jika tulangan tekan belum leleh, εs’ < εy → fs’ = εs’ . Es

600

.

)

'

(

'

'

.

85

,

0

1

200000

003

,

0

.

)

'

(

'

'

.

85

,

0

1

1 ' 1 ' ' '

d

fy

d

fc

f

d

fy

d

fc

f

E

f

s s s s s

Pers. Ini dpt digunakan untuk mengetahui apakah baja tekan sdh leleh / belum

Pers. digunakan untuk

pendekatan awal

Pemeriksaan keserasian regangan jika tul. Tekan belum leleh

(25)

Tinggi blok tegangan tekan ekivalen untuk keadaan tulangan tekan belum leleh :

Momen Nominal dalam keadaan tulangan tekan belum leleh : Mn = Mn1 + Mn2

= (As.fy – As’.fs’) (d – a/2) + As’.fs’ (d – d’)

1 ' ' ' 85 , 0

a c b fc f A f A as ys s   1 ' ' ' ' '

'

85

,

0

.

003

.

0

a

c

b

fc

f

A

f

A

a

E

f

c

d

c

s s y s s s s s

KONTROL KESERASIAN REGANGAN

Kontrol kembali keserasian regangan dg menghitung kembali εs’, fs’, a , c

sehingga didapat nilai yg mendekati dengan nilai sebelumnya.

(26)

DALAM KEADAAN TULANGAN SEIMBANG

(BALANCE REINFORCED) :

fy

fs

b b

'

b

fy

fs

b b

'

75

,

0

y y b

f

f

fc

600

600

'

85

,

0

1

Dengan adalah persentase tulangan dari balok bertulangan tunggal dengan luas As1 dalam keadaan seimbang

(27)

PENAMPANG BUKAN PERSEGI

BALOK T, L → krn. balok dan plat dicor monolit

L1 L2 L 1 1 2 2 t1 bw be t2 h f hf bw be t BALOK T, lebar efektif flens (be) = nilai terkecil dari :

be < ¼ L b1 = 8 t1 atau ½ L1 be < bw + b1 + b2 b2 = 8 t2 atau ½ L2 BALOK L, lebar efektif flens (be) = nilai terkecil dari :

be < bw + b3 + b2 → b3 = 1/12 L atau 6 t atau ½ L

POT 1-1

(28)

ANALISIS BALOK T

GARIS NETRAL JATUH PADA FLENS (c ≤ hf )

be hf bw Cc Ts a 0.85 fc’ (d-a/2) εs> εy c 0.003 be hf bw εs> εy 0.003 0.85 fc’ (d-a/2) Cc a (d-hf/2) Cf Tf=As2 fy As Asf Ts = As1. fy

GARIS NETRAL JATUH PADA BADAN (c > hf )

Mn1 = Ts (d-a/2) Mn2 = Tf (d-hf/2)

(29)

a. Garis netral jatuh dalam flens ( c ≤ hf )

Bila a < hf, balok dianalisa dg analisis balok persegi dg

mengganti b dg be

∑ H = 0 Cc = Ts 0,85.fc’.a.b = As.fy As = ∑ M = 0 Mn = Ts ( d-a/2) = As.fy (d-a/2) =

fy

b

a

fc

'

.

e

85

.

0

)

2

(

.

'

85

.

0

a

d

fy

fy

b

a

fc

e

(30)

b. Garis netral jatuh dalam badan ( c > hf )

Ada 2 keadaan :

- Bila c > hf tapi a < hf dianalisa sebagai balok persegi dgn b = be

- Bila c > hf tapi a > hf balok dianalisa sebagai balok T

Balok T identik dgn balok persegi dg tulangan rangkap dimana flens kiri & kanan yg mengalami tekan dianalogikan sbg tulangan tekan imajiner dg resultan gaya tekan = Cf yang diimbangi oleh gaya tarik Tf dimana :

Cf = 0.85 fc’ (be - bw) hf Tf = As2 . fy

= Asf . fy

Cf = Tf → 0,85 fc’ (be - bw) hf = Asf . fy Asf =

Pemeriksaan keserasian regangan tidak perlu dilakukan dalam analisa balok T ini, karena tulangan imajiner (Asf) dianggap selalu dalam keadaan leleh.

y f w e c

f

h

b

b

f

'

(

)

85

,

0

(d-hf/2) Cf Tf =As2 fy ½Asf ½Asf Asf = tul.imajiner

(31)

Analisa dan disain tulangan Balok T identik dengan Balok bertulangan tunggal atau rangkap yaitu dengan menganggap tulangan tarik terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu As1 yang harus mengimbangi gaya tekan beton dengan luas (bw x a) dan As2 yang mengimbangi luas baja imajiner Asf.

Kuat Nominal total balok T menjadi : Mn = Mn1 + Mn2

Mn1= As1 fy (d-a/2) = (As-Asf) fy (d-a/2) Mn2 = As2 fy (d-hf/2) = Asf fy (d-hf/2) Kuat Momen rencana :

Mn = (As – Asf) fy (d-a/2) + Asf fy (d – hf/2) Kuat Perlu :

Gambar

Diagram Tegangan – Regangan BAJA  Diagram σ-ε bilinier εy εsfsfyoa bc oa = elastis ab = leleh bc = strain hardening εy εsfsfyJika : εs&lt; εy   ;  fs = εs
Diagram Tegangan-Regangan Beton
Diagram regangan  sebuah penampang

Referensi

Dokumen terkait

Angka partisipasi pendidikan rendah, tingkat partisipasi masyarakat untuk menyekolahkan anaknya pada pendidikan dasar / lanjut kurang baik.. Rendah Buruk Beban kerja /

Abstract. Extensive lava flows, like those of Mount Merapi of Central Java, require thickness only of the order of meters and temperatures only slightly above the melting point

Berdasarkan hasil analisis data, hasil belajar kelompok eksperimen lebih baik dari pada kelompok kontrol, yang berarti pembelajaran elaborasi berpengaruh terhadap

Setelah dilakukan analisis regresi logistik didapatkan bahwa peubah penjelas yang berpengaruh terhadap status penggunaan metode kontrasepsi (kategori yang tidak memakai)

Balai Latihan Kerja Rengat/ Air Molek : Kabupaten Indragiri Hulu,

Mencari contoh kasus popular atau kasus klinis dewasa muda pada majalah, koran, tabloid, internet, atau skripsi mengenai:.. Hidup bersama

NO NAMA LSP SURAT KEPUTUSAN ALAMAT RUANG LINGKUP.. 76 RIAS PENGANTIN MODIFIKASI DAN

Jelaskan makna dari film ini yang dikaitkan dengan perkembangan sosial emosional