• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. dibutuhkan sebuah metode penelitian yang tepat. Selain itu juga dalam sebuah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. dibutuhkan sebuah metode penelitian yang tepat. Selain itu juga dalam sebuah"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

40 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Pendekatan Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, agar penelitian tersebut bisa dianggap penelitian ilmiah yang valid dan bisa dipertanggung jawabkan maka dalam hal ini dibutuhkan sebuah metode penelitian yang tepat. Selain itu juga dalam sebuah penelitian memiliki suatu ciri khas tersendiri yang akan menentukan metode apa yang tepat untuk meneliti hal tersebut. Dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti terkait praktik yang dilakuakn oleh Santri ndalem di Pondok Pesantren Abul Faidl ini peneliti memutuskan menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut Denzin dan Linkoln (1987) Penelitan kualitatif dimaknai sebagai penelitian yang menggunakan latar (setting) alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan cara melibatkan berbagai metode seperti wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen (Moleong,2013:5).

Selain itu David william (1995) juga menjelaskan mengenai pengertian metode kualitatif. Menurutnya metode kualitatif merupakan pengumpulan data pada suatu latar ilmiah, dengan menggunakan metode ilmiah dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara ilmiah. Artinya dalam penelitian kualitatif ini memang menggunakan latar secara ilmiah, metode ilmiah dan orang yang benar-benar tertarik pada penelitian ilmiah (Moleong, 2013: 5)

Moleong menjelaskan bahwa penelitian kualitatif ini menghasilkan suatu prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik, melainkan didasarkan pada upaya membangun pandangan yang diteliti secara rinci, dibentuk

(2)

41 dengan kata-kata dan gambaran yang holistic atau menyeluruh. Selain itu Moleong juga menjelaskan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan naturalsitik untuk mencari dan menemukan pengertian atau pemahaman tentang fenomena dalam suatu latar yang berkonteks khusus (Moleong, 2013 :6).

Selanjutnya, dalam penelitian kualitatif yang dilakukan ini peneliti memutuskan menggunakan pendekatan studi kasus. Pendekatan studi kasus merupakan suatu pendekatan dalam riset yang mencakup studi tentang suatu kasus dalam kehidupan nyata, dalam konteks atau setting kontemporer. Penelitian dengan menggunakan studi kasus merupakan penelitian kualitatif yang mengeksplorasi kehidupan nyata, sistem terbatas kontemporer (kasus) atau beragam kasus melalui pengumpulan data yang detail dan mendalam yang melibatkan beragam sumber informasi atau sumber informasi majemuk (Yin, dalam Creswell 2014).

Jenis studi kasus yang digunakan oleh peneliti adalah studi kasus deskripstif dengan desain penelitian model studi kasus intrinsik. Studi kasus deskriptif ini digunakan oleh peneliti untuk menjelaskan bagaimana sebuah fenomena yang terjadi tersebut yakni praktik abdi ndalem di Pondok Pesantren Abul Faidl dapat dijelaskan secara detail dan rigid. Kemudian desain studi kasus yang digunakan oleh peneliti adalah desan intrinsik. Desain intrinsik fokusnya adalah pada studi kasus itu sendiri,karena kasus

(3)

42 (Creswell,2014:139). Sederhananya, dalam studi kasus intrinsik ini adalah studi kasus yang membahas dengan fokus penelitian pada kasus yang mengandung daya tarik yang melekat atau tidak biasa.

Dari semua penjelasan diatas, alasan kuat peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus dan desain studi kasus intrinsik ini tidak lain karena peneliti melihat bahwa praktik abdi ndalem di lingkup pesantren tidak cukup jika dijelaskan melaui perbandingan kuantitatif. Oleh karena itu diperlukan metode kualitatif guna membahas fenomena secara utuh dan rigid. Pendekatan studi kasus menjadi pilihan peneliti karena fenomena yang diambil peneliti adalah suatu kasus khusus yang jarang ditemui di setting sosial lainnya. Praktik abdi ndalem sendiri umunya merupakan budaya yang ada di lingkup keraton. tapi dalam penelitian yang akan dilakukan ini praktik abdi ndalem nyatanya fenomena sosial yang juga ada di lingkup pesantren yang banyak dilakukan oleh santri salaf maupun santri formal.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Pada penelitian ini peneliti memfokuskan daerah penelitian pada Pondok Pesantren Abul Faidl yang terletak di Dusun Bakalan Desa Wonodadi Kecamatan Wonodadi Kabupaten Blitar. Lokasi ini menjadi pilihan peneliti karena lokasinya dianggap menarik oleh peneliti, dimana di pondok pesantren ini mempunyai dua macam santri dan mempunyai praktik berupa abdi ndalem yang dilakukan oleh santri-santrinya.

(4)

43 Hal yang menjadi daya tarik peneliti untuk memfokuskan penelitian pada Pondok Pesantren Abul Faidl ini selain yang diutarakan di pendahuluan yakni karena beberapa factor. Pertama, dari sejarah pesantrennya Pondok Pesantren Abul Faidl ini tergolong salah satu pondok pesantren tua yang ada di wilayah Kabupaten Blitar. Pendirinya yakni KH.Ihsan Abdul Mu’thi yang masih mempunyai silsilah cucu dari Sunan Ampel (Surabaya) yang notabene adalah salah satu Wali penyebar agama Islam di Pulau Jawa.

Kemudian, hal lain yang menjadi alasan peneliti mengambil lokasi penelitian di Pondok Pesantren Abul Faidl ini tidak lain karena di pesantren ini dengan transformasi sistem pendidikan di dalamnya yang akhirnya juga membuka sistem pendidikan formal. Dengan transformasi tersebut ternyata pondok pesantren ini tetap mempertahankan nilai-nilai dan kebiasaan-kebiasaan khas kepesantrenan berupa abdi ndalem. Abdi ndalem sendiri ternyata bukan hanya budaya yang selama ini terdapat di Keraton, tetapi dalam lingkup pondok pesantren juga terdapat praktik abdi ndalem yang banyak dilakukan oleh para santri dan santriwati baik yang salaf maupun yang formal.

Pengumpulan data ini dimuali dari awal bulan November 2016 sebelum penelitian mengerjakan proposal skripsi , dan dilanjutkan saat peneliti melakukan turun lapang pada tanggal 12 Maret hingga 4 Mei 2017. 3.3 Teknik Penentuan Informan

(5)

44 Dalam penelitian kualitatif penting untuk kita menentukan siapa yang akan ditetapkan menjadi informan. Dalam penelitian ini peneliti memutuskan untuk menggunakan informan model purposive. Hal ini digunakan oleh peneliti karena peneliti berusaha memilih individu-individu dan tempat untuk diteliti,karena mereka dapat secara spesifik memberi pemahaman tentang problem riset dan fenomena dalam studi tersebut (Creswell, 2014:217).

Strategi penentuan informan model purposive ini berarti bahwa sang peneliti memilih individu dan tempat tertentu. Karena dengan metode ini peneliti dapat memperoleh pemahaman yang spesifik dan fenomena secara sentral (Creswell,2014:418). Peneliti berusaha mengklasifikasikan ke dalam dua jenis informan. Pertama yaitu informan utama dan yang kedua adalah informan tambahan. Informan utama ini adalah para santri salaf dan santri formal yang notabene menjalankan abdi ndalem, pengurus yang melakukan abdi ndalem, serta kyai dan keluarganya di Pondok Pesantren Abul Faidl. Selanjutnya, informan pendukungnya adalah beberapa santri lain yang selama ini tinggal di pondok pesantren baik santri yang pernah menjadi abdi ndalem, maupun santri yang sudah lulus dari pesantren tapi pada acara tertentu mereka masih dipanggil untuk membantu kegiatan pesantren. Sehingga mereka ini dapat digunakan sebagai data pendukung dalam penelitian.

(6)

45 Fokus penelitian menjadi suatu hal yang harus diperhatikan dalam sebuah penelitian. Karena jika fokus penelitian tidak ada, maka penelitian yang akan dilakukan kemungkinan tidak akan mampu berjalan dengan baik karena tujuan dari penelitian yang sudah menjadi tujuan awal tidak mampu berjalan dan dirasa hasilnya kabur dan tidak jelas. Untuk itu penting bagi peneliti membuat batasan-batasan penelitian. Dalam penelitian yang dilakukan terkait praktik yang dilakukan oleh “Santri ndalem” di Pondok Pesantren Abul Faidl ini peneliti menetapkan batasan penelitian sebagai berikut:

1. Praktik yang dilakukan oleh Santri ndalem selama ini di lingkup Pondok Pesantren Abul Faidl.

2. Pola atau relasi antara kyai dan santri dalam praktik yang dilakukan oleh “Santri ndalem” di Pondok Pesantren Abul Faidl 3.5 Metode Pengumpulan Data

Teknik atau metode pengumpulan merupakan tahap yang sangat penting dalam suatu penelitian. Karena tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan data yang kemudian akan digunakan sebagai analisis terhadap fenomena yang diteliti. Tanpa mengetahui metode pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standart yang telah ditetapkan. Ada tiga tahapan dalam pengumpulan data penelitian, yakni:

(7)

46 Observasi merupakan tahapan yang penting dalam pengumpulan data penelitian. Ada beberapa alasan mengapa dalam penelitian kualitatif pengamatan atau observasi ini dianggap penting karena, pengamatan merupakan suatu cara pengumpulan data yang didasarkan atas pengalaman secara langsung. Kemudian dengan observasi atau pengamatan peneliti kemungkinan melihat dan mengamati sendiri perilaku atau keadaan yang sebenarnya, peneliti dapat mengamati situasi-situasi yang rumit (Moleong, 2013 :174).

Alasan secara metodologis kenapa observasi atau pengamatan ini penting ialah, karena pengamatan mengoptimalkan kemampuan seorang peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian, perilaku tidak sadar, kebiasaan dan lain sebagainya. Pengamatan memungkinkan peneliti menangakap sebuah fenomena dari segi subjektif dalam kurun waktu tertentu serta memungkinkan peneliti merasakan apa yag dirasakan oleh subjek penelitian. (Moleong, 2013:175).

Dalam penelitian ini peneliti telah melakukan kegiatan observasi penelitian dengan cara mengamati kegiatan abdi ndalem yang dilakuakn oleh para santri, tempat terjadinya praktik abdi ndalem (lingkungan pondok pesantren), dan mengamati santri-santri yang melakukan aktifitas abdi ndalem. Dan peneliti juga terlibat langsung dengan kegiatan yang diamati tersebut agar hasil yang akan didapatkan dari kegiatan obervasi ini dapat maksimal.

(8)

47 1. Wawancara

Wawancara merupakan sebuah teknik pengumpulan data dalam penelitian dengan cara percakapan untuk tujuan tertentu. Percakapan tersebut dilakukan oleh dua pihak, yakni pewawancara (interviewer) dan yang terwawancara (interviewee). Adapun tujuan dari wawancara ini menurut Lincoln dan Guba (Dalam Moloeng, 2013:186) antara lain: untuk mengontruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan,motivasi, tuntutan, kepedulian, merekontruksi kejadian-kejadian di masa lalu, dan memverifikasi serta memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain.

Dalam penelitian ini wawancara yang dilakukan oleh peneliti berupa wawancara terstruktur. Artinya pewawancara telah menyiapkan bahan atau pertanyaan yang akan diajukan, agar jawaban dan fokusnya tidak melebar keman-mana. Pokok-pokok yang menjadi dasar dalam pertanyaan telah diatur dengan ketat dan sangat terstruktur, pertanyaan-pertanyaan telah disusun sebelumnya dan didasarkan atas masalah dalam rancangan penelitian (Moleong, 2013:190)

Teknik wawancara terstruktur ini selain peneliti harus menyiapkan dan membawa instrumen pertanyaan untuk pedoman wawancara, dalam pengumpulan data ini peneliti juga dapat menggunakan alat bantu untuk membantu lancarnya pelaksanaan wawancara seperti: tape recorder, gambar, brosur, dan material lain (Sugiyono, 2013:195).

(9)

48 Dalam penelitian yang dilakukan ini, peneliti melakukan kegiatan wawancara pada subyek yang terlibat dalam praktik abdi ndalem yakni santri yang saat ini menjadi abdi ndalem, kemudian santri yang sudah lulus tapi masih terlibat dalam aktifitas abdi ndalem, para pengurus pondok pesantren serta yang terakhir yakni kyai dan keluarganya.

2. Dokumentasi

Teknik atau metode selanjutnya selain oservasi dan wawancara, dalam penelitian juga penting dan lebih kredibel apabila kalau di dukung dengan data berupa dokumentasi. Dokumen ini bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Metode dokumentasi merupakan pelengkap dari metode wawancara dan observasi dalam penelitian kualitatif (Sugiyono,2013 :329)

Dalam penelitian ini ada berbagai macam yang bisa dijadikan sebagai sumber dokumentasi. Diantaranya yakni Data yang berupa foto, arsip yang dimiliki pondok pesantren, karya-karya dari pondok pesantren serta peraturan-peraturan tertulis yang ada di Pondok Pesantren Abul Faidl.

3.6 Teknik Analisa Data

Tahapan berikutanya dalam melakukan penelitian ini adalah teknik analisa data. Analisi data merupakan upaya yang dilakukan oleh peneliti dengan cara bekerja dengan data, mengorganisasikan data, kemudian

(10)

49 memilahnya dalam satuan sehingga dapat dikelola, mencari dan menemukan pola, menemukan hal-hal yang dianggap penting serta memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Bogdan dan Biklen, dalam Moleong, 2013).

Selain itu, menurut Seiddel (dalam Moelong, 2013) juga dijelaskan bahwa analisis data kualitatif itu sebagi berikut:

1. Mencatat hasil lapangan dan mengkodenya agar data selanjutnya dapat ditelusuri

2. Mengumpulkan, memilah, mengklasifikasikan, mensistesiskan, dan membuat indeksnya.

3. Berpikir dengan membuat kategori data agar mempunyai makna, mencari dan menemukan pola (hubungan-hubungan) dan membuat temuan-temuan umum.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis data dengan analisis pola atau yang kerap disebut dengan penjodohan pola. Metode analisis dengan penjodohan pola merupakan analisis data dalam riset studi kasus dengan cara peneliti membentuk pola dan mencari korespondensi antara dua atau lebih kategori untuk membentuk sejumlah sejumlah kategori kecil. Pola-pola tersebut merupakan hasil data yang peneliti peroleh dari data mulai observasi, wawancara maupun dokumentasi (Stake, dalam Creswell,2014).

(11)

50

Dalam pengertian lain penjodohan pola dimaknai dengan

membandingkan proposisi yang didasarkan atas sebuah kejadian. Jika dalam sebuah penelitian ini nantinya ditemukan banyak kesamaan maka hasil penelitian akan menguatkan validitas data penelitian. Teknik penjodohan pola menggunakan cara sebagai berikut: 1) Membuat suatu pernyataan teoritis awal, 2) Membandingkan temuan awal dengan proposisi teoritis, 3) Memperbaiki pernyataan proposisi, 4) Membandingkan kasus lainnya dalam rangka memperbaiki proposisi, 5) Memperbaiki lagi pernyataan proposisi, 6) Membandingkan perbaikan tersebut dengan fakta-fakta dari kasus kedua, ketiga, atau lebih, 7) Mengulangi proses ini sebanbabyak mungkin sesuai dengan yang diperlukan. (Yin, 2015: 147-148).

3.7 Teknik Keabsahan Data

Dalam melakukan sebuah penelitian, keabsahan data menjadi konsep penting. Karena dalam penelitian peneliti tidak cukup hanya memperoleh sebuah gambaran dan hasil penelitian tetapi hasil dari penelitian tersebut juga harus bisa dipertanggung jawabkan, dipercaya keabsahan dan validitasnya. Keabsahan data tersebut harus memenuhi standart bahwa data atau temuan-temuan penelitian mampu mendemonstrasikan nilai yang benar, menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan, memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat tentang konsistensi dari prosedurnya dan kenetralan dari temuan serta keputusan-keputusannya (Moleong, 2013:321).

(12)

51 Ada beberapa jenis atau bentuk dari keabsahan data. Salah satunya yakni model triangulasi. Triangulasi merupakan sebuah teknik keabsahan data dengan cara memeriksa keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, dengan cara membandingkan data yang sudah kita peroleh guna membandingkan dan mengeceknya. Denzin (dalam Moleong, 2013) menjelaskan bahwa ada empat macam model triangulasi data, yakni triangulasi sumber, metode, penyidik, dan teori.

Dalam penelitian yang dilakukan ini, peneliti memutuskan untuk menggunakan triangulasi sumber. Triangulasi sumber adalah triangulasi dengan cara membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalaui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif

Referensi

Dokumen terkait

Bagian yang sudah diterjemahkan terdiri dari bab Bab I dan 10 Sub-Bab II, sedangkan Tugas Akhir ini akan diterjemahkan 2 sub-bab IV tentang sifat seseorang

Dari luar negeri, Ancaman di bidang politik dilakukan oleh suatu negara dengan melakukan tekanan politik terhadap Indonesia.. Intimidasi, provokasi, atau blokade

Bagi RSUP Dr.Sardjito, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tolok ukur untuk mengevaluasi pemenuhan hak-hak pasien dan bahan pertimbangan dalam

Dengan demikian PDRB merupakan variabel yang dominan mempengaruhi Pengangguran Terbuka karena merupakan satu-satunya varibel bebas yang mempunyai nilai beta terbesar

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut LKPP adalah lembaga Pemerintah yang bertugas mengembangkan dan merumuskan kebijakan

Pertolongan alam yang dimaksud Kazu adalah menggunakan lima jenis sayuran yang kaya akan vitamin untuk membantu kesehatan manusia.. Sama halnya Karmaka, Kazu diperkirakan

Hasil dari penelitian ini terdiri dari tiga aspek, yaitu (1) dampak keberadaan hiburan malam (band) terhadap perilaku remaja baik berdampak positif maupun negatif, (2) faktor

Coba anda buka file induk yang tadi (klik ini), kemudian geser-geser border yang ada. Anda dapat menggesernya bukan ? Dengan kata lain anda dapat mengubah ukuran frame karena