• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada abad ke-21 ini, dimana Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di bidang kesehatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada abad ke-21 ini, dimana Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di bidang kesehatan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada abad ke-21 ini, dimana Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di bidang kesehatan berkembang pesat mengakibatkan derajat kesehatan masyarakat semakin meningkat. Terjadi perubahan epidemiologi penyakit dari penyakit menular ke penyakit tidak menular dan dari penyakit akut ke penyakit kronis maka pola perawatan jangka panjang sangat dibutuhkan. Seiring dengan hal ini, maka konsep pelayanan kesehatan pun harus berubah. Masyarakat yang sebelumnya lebih banyak mendatangi institusi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas menjadi pelayanan kesehatan yang mendatangi masyarakat (Triwibowo, 2012)

Visi Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan dengan salah satu misi meningkatkan kesehatan masyarakat. Untuk mewujudkan hal tersebut berbagai program kesehatan telah dikembangkan termasuk pelayanan kesehatan di rumah (home care). Home Care adalah komponen yang berkesinambungan dari perawatan kesehatan yang komprehensif dimana pelayanan kesehatan diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka untuk tujuan mempromosikan, memelihara atau memulihkan kesehatan, atau memaksimalkan tingkat kemandirian serta meminimalkan efek kecacatan dan penyakit, termasuk penyakit terminal (Stanhope, 1996).

Saat ini, di Indonesia sendiri, pelayanan kesehatan di rumah (home care) merupakan program yang sudah ada dan perlu dioptimalkan, karena menjadi kebutuhan masyarakat. Hampir semua orang setuju bahwa rumah merupakan tempat terbaik untuk melakukan perawatan kasehatan. Lingkungan di rumah dirasa lebih nyaman bagi sebagian pasien dibandingkan dengan perawatan

(2)

di rumah sakit. Hal ini berpengaruh pada proses penyembuhan pasien yang cenderung akan lebih cepat masa penyembuhannya jika mereka merasa nyaman dan bahagia. RSUP Dr. Sardjito merupakan rumah sakit di Yogyakarta yang sudah mengembangkan pelayanan home care yang berbasis rumah sakit (hospital based home care). Hospital based home care merupakan jenis intansi pelayanan home care yang berada di bawah rumah sakit yang bersangkutan, dimana ada dewan direksi rumah sakit yang bertanggung jawab untuk mengaturnya (Stanhope, 1996). Unit home care RSUP Dr. Sardjito, pada tahun 2004 mencatat ada 10 penyakit terbanyak yang pernah dilayani diantaranya yaitu 42 kasus stroke, 36 kasus hipertensi, 36 kasus diabetes melitus, 20 kasus penyakit paru obstruktif, 15 kasus kanker, 14 kasus fraktur, 11 kasus malnutrisi, 9 kasus anorexia, 8 kasus osteo arthritis dan 7 kasus gagal jantung kronis (Wulan, 2006). Pada tahun 2014, pasien pengguna layanan home care setiap bulan terus meningkat, sampai pada Desember 2014 sudah ada lebih dari 60 orang pasien yang aktif menjalani home care.

Jenis pelayanan di unit home care RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta terdiri dari pelayanan pre hospital dan pelayanan post hospital. Pelayanan pre hospital ditujukan kepada individu yang sehat dengan tujuan untuk mencegah dan atau mendeteksi secara dini penyakit – penyakit potensial terjadi pada individu tersebut, contohnya pemeriksaan preventif, cek up rutin berkala seperti periksa dokter, laborat, dan rekam jantung. Sedangkan pelayanan post hospital ditujukan kepada individu sesudah sakit atau masih dalam keadaan sakit yang kronis seperti post stroke, diabetes, hipertensi, dan lain-lain.

Berkembangnya pelayanan home care dikalangan masyarakat menjadi lebih baik jika diimbangi dengan kualitas pelayanannya. Menurut Kozier (1997), penilaian kualitas pelayanan kesehatan menggunakan tiga aspek yaitu strukur, proses, dan hasil. Faktor penilaian terhadap

(3)

aspek hasil adalah status kesehatan, keselamatan, dan kepuasan pasien termasuk terpenuhinya hak-hak pasien. Hak adalah hukum untuk mendapatkan atau memutuskan untuk berbuat sesuatu yang dibuat oleh orang atau kelompok berdasarkan pada moral atau etika yang ditunjukkan kepada pihak lain (Ellis & Harley, 1998 cit Sudrajat, 2008). Hak pasien merupakan kewenangan seorang pasien untuk memenuhi tuntutannya sesuai dengan prinsip-prinsip moral atau etika. Di Indonesia, aspek hukum yang mengatur hak pasien diantaranya adalah UU No. 44 Tahun 2009 pasal 32 tentang Rumah Sakit dan UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Setiap pasien dan anggota keluarganya maupun anggota msyarakat dan tenaga medis/kesehatan harus memahami dan menghormati hak-hak pasien yang merupakan bagian dari hak asasi manusia. Pelayanan kesehatan yang bermutu merupakan hak semua pasien dan sebagai kewajiban dari setiap pemberi pelayanan kesehatan. Upaya yang dapat dilakukan pelayanan home care dalam rangka memenuhi hak-hak pasien adalah menerapkan konsep pelayanan yang berorientasi pada kebutuhan pasien (patient centered care) sebagai pelanggan yang termasuk pemenuhan hak-hak pasien yang dilakukan oleh perawat. Oleh karena itu, sejak tahun 2012 berdasarkan JCI (Joint Commission International for home care), sistem pelayaan home care mulai berorientasi pada paradigma baru dimana salah satu penilaian akreditasi didasarkan pada pelayanan yang berfokus pada pasien (patient centered care). Salah satu komponen patient centered care dalam akreditasi Joint Commission Internationalfor Home Care tersebut adalah pemenuhan hak-hak pasien. Dalam hal ini, diperlukan hubungan kerjasama antara pasien, tenaga kesehatan dan keluarga. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Kuzu et al, 2006) mengenai kesadaran pasien terhadap pengaturan haknya sebagai pasien (patient’s rights regulation), hanya 9% yang sadar atau peduli akan haknya. Mereka yang menyatakan bahwa mereka tidak menerima perawatan sesuai dengan haknya, mengidentifikasi kekurangan seperti tidak menerima informasi secara

(4)

tertulis (95,2%) atau lisan (53,%) dari profesional kesehatan, dan kegagalan profesional kesehatan untuk memperkenalkan diri (75,3%). Hanya sedikit pasien yang mengetahui tentang peraturan mengenai hak-hak pasien, menandakan perlunya pendidikan yang luas untuk pasien dan petugas kesehatan. Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Hojjatoleslami & Ghodsi (2010) menunjukkan bahwa pada kebanyakan pasien dalam menghormati hak-haknya sendiri sebagai pasien berada pada tingkat yang sedang. Salah satu penyebabnya adalah pengetahuan tentang hak-hak pasien masih rendah.

Persepsi atau pandangan pasien tentang pemenuhan hak-haknya dalam menjalani perawatan relatif berbeda-beda di setiap tempat pelayanan kesehatan dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Persepsi adalah sesuatu yang menunjukkan aktifitas, merasakan, mengidentifikasikan dan memahami objek baik fisik maupun sosial. Menurut Robins (1999:124 cit Ramadhan 2009), persepsi adalah suatu proses dimana individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indera mereka untuk memberikan makna terhadap lingkungannya. Definisi ini menekankan bahwa persepsi akan timbul setelah seseorang atau sekelompok orang terlebih dahulu merasakan kehadiran suatu objek dan setelah dirasakan akan menginterpretasikan objek yang dirasakannya itu.

Semakin tingginya tuntutan masyarakat terhadap hak-haknya dalam pelayanan kesehatan, menuntut pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan home care di Rumah Sakit Yogyakarta untuk terus meningkatkan mutu pelayanannya. Sampai saat ini, belum ada penelitian mengenai pemenuhan hak-hak pasien di unit home care RSUP Dr. Sardjito. Oleh karena itu, untuk mengetahui sejauh mana pandangan atau persepsi pasien terhadap pemenuhan hak-haknya sebagai pasien selama menjalani perawatan pada pelayanan home care, maka peneliti merasa

(5)

perlu untuk meneliti “Gambaran Pemenuhan Hak-hak Pasien pada Pelayanan Home Care di RSUP Dr. SardjitoYogyakarta”.

B. Rumusan Masalah

Pemahaman dan persepsi/pandangan pasien tentang pemenuhan hak-haknya dalam menjalani perawatan relatif berbeda-beda di setiap tempat pelayanan kesehatan. Semakin tingginya tuntutan masyarakat terhadap hak-haknya dalam pelayanan kesehatan, menuntut pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan home care berbasis rumah sakit di Yogyakarta untuk terus meningkatkan kualitas pelayanannya. Untuk itu, perlu adanya penelitian yang membahas mengenai persepsi pasien terhadap pemenuhan hak-hak pasien selama menjalani perawatan. Berdasarkan hal tersebut, yang menjadi permasalahan adalah bagaimana gambaran pemenuhan hak-hak pasien pada pelayanan home care di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pemenuhan hak-hak pasien pada pelayanan home care di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah :

a. Mengetahui persepsi pasien dan keluarga terhadap pemenuhan hak-hak pasien selama menjalani perawatan di unit home care RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

b. Mengetahui persepsi pasien dan keluarga terhadap sejauh mana hak mendapatkan informasi, informed consent, pelayanan yang aman, rasa nyaman, privacy, dan perawatan

(6)

yang berkelanjutan terpenuhi selama menjalani perawatan di unit home care RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi :

1. Bagi Bidang Akademik

Menambah khasanah ilmu pengetahuan mengenai pemenuhan hak-hak pasien selama menjalani perawatan, khususnya pada setting pelayanan home care.

2. Bagi RSUP Dr. Sardjito

Bagi RSUP Dr.Sardjito, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tolok ukur untuk mengevaluasi pemenuhan hak-hak pasien dan bahan pertimbangan dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan pada pelayanan home care di instansti tersebut.

3. Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan

Bagi instansi pelayanan kesehatan, hasil peneliatian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk mengembangkan program-program yang berkaitan dengan home care, khususnya mengenai pemenuhan hak-hak pasien.

4. Bagi Peneliti

Sebagai pengalaman nyata dalam menerapkan ilmu penelitian tentang pemenuhan hak-hak pasien pada pelayanan kesehatan, khususnya pada pelayanan home care

5. Bagi Responden

Bagi responden, yaitu pasien akan lebih meningkatkan pemahaman dan pandangannya terhadap hak-hak yang didapatkan selama menjalani perawatan pada pelayanan kesehatan, khususnya pada pelayanan home care.

(7)

E. Keaslian Penelitian

Penelitian yang pernah dilakukan mengenai home care dan hak- hak pasien, diantaranya : 1. Sri Listyaning Wulan, tahun 2006 mengenai Gambaran Pelaksanaan Pelayanan Pasien Home

Care RS DR. Sardjito Yogyakarta. Merupakan jenis penelitian deskriptif metode kualitatif dengan in-depth interview dan observasi untuk mengetahui gambaran pelaksanaan pelayanan pasein home care RS DR. Sardjito Yogyakarta. Penelitian ini berfokus pada jenis masalah yang terkait dalam pelaksanaan pelayanan home care dan faktor-faktor yang mendukung serta menghambat pelaksanaan home care di RS DR. Sardjito. Hasil dari penelitian tersebut adalah bahwa gambaran pelaksanaan pelayanan home care di RS DR. Sardjito diatur melalui sistem manajemen yang terintegrasi dengan pelayanan kesehatan RS DR.Sardjito pada umumnya. Persamaan dengan penelitian ini adalah salah satu tempat penelitian yang digunakan yaitu unit home care RSUP Dr. Sardjito. Sedangkan perbedaan dengan penelitian ini adalah subjek, populasi, dan variabel penelitian.

2. I Gusti Ayu Putu Satya Laksmi, tahun 2009 mengenai Manajemen Pelayanan Rawat Rumah Lanjut Usia di “Home Care Graha Bali”. Merupakan jenis penelitian deskriptif eksploratif menggunakan metode kualitatif dengan in-depth interview dan observasi. Penelitian ini khusus meneliti home care pada lanjut usia. Dengan memaparkan masalah-masalah yang terkait manajemen pelayanan, faktor-faktor pendukung dan penghambat manajemen, dan tanggapan pengguna layanan home care terhadap manajemen pelayanan Home Care Graha Bali. Perbedaan dengan penelitian ini adalah rancangan penelitian, populasi, tempat, dan waktu penelitian.

3. Kuzu et al, tahun 2006 mengenai Patient’s Awareness of Their Rights in A Developing Country. Hasil penelitian ini adalah hanya 9% yang sadar atau peduli akan haknya. Mereka

(8)

yang menyatakan bahwa mereka tidak menerima perawatan sesuai dengan haknya, mengidentifikasi kekurangan seperti tidak menerima informasi secara tertulis (95,2%) atau lisan (53,%) dari professional kesehatan, dan kegagalan professional kesehatan untuk memperkenalkan diri (75,3%).

4. Hojjatoleslami & Ghodsi, tahun 2010 mengenai Respect The Rights of Patient in Terms Of Hospitalized Clients: A Crosssectional Survey in Iran, 2010. Merupakan jenis penelitian deskriptif-analitik dengan rancangan cross sectional. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada kebanyakan pasien dalam menghormati hak-haknya sendiri sebagai pasien berada pada tingkat yang sedang. Salah satu penyebabnya adalah pengetahuan tentang hak-hak pasien masih rendah.

5. Diwa Agus Sudrajat, tahun 2008 mengenai “Hubungan Karakteristik dan Pengetahuan Perawat Pelaksana Tentang Aspek Hukum Praktik Keperawatan dengan Pemenuhan Hak-hak Pasien di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi”. Merupakan jenis penelitian deskriptif korelasi dengan rancangan cross sectional. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan hubungan antara karakteristik perawat dan pengetahuan perawat pelaksana tentang aspek hukum praktik keperawatan dengan pemenuhan hak-hak pasien. Persamaan dengan penelitian ini adalah pada salah satu variabel penelitian, yaitu variabel pemenuhan hak-hak pasien. Sedangkan perbedaan dengan penelitian ini adalah rancangan penelitian, tempat, waktu, dan subjek penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Ketika profitabilitas rendah manajemen juga khawatir akan adanya pergantian manajemen sehingga praktik perataan laba pun dilakukan untuk memperlihatkan bahwa laba yang diperoleh

atau tujuan sebenarnya. Tujuan yang dapat diterima oleh pekerjaan adala tujuan yang bermakna dan berharga. Umpan balik merupakan masukan yang digunakan untuk

(2) Pandangan etika bisnis Islam terhadap jual beli bawang merah di pasar Panampu Kota Makassar dapat disimpulkan bahwa perilaku pedagang di pasar Pannampu

Hasil penelitian menunjukkan (1) ada perbedaan pengetahuan metakognitif secara signifikan antara siswa yang dibelajarkan menggunakan pendekatan POGIL dan verifikasi; dan (2)

INSTIPER Yogyakarta saat ini telah menjadi Perguruan Tinggi yang khas dengan desain model pendidikan University Industry Partnership, dan telah mendapatkan kepercayaan yang luar

Penyajian Mengulas tentang • Pengertian protozoologi, pembagian klas protozoa • ciri umum, taksonomi, genus, kajian morfologi, siklus hidup protozoa • bagaimana peran

Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara untuk memenuhi syarat ujian memperoleh gelar Sarjana Sastra dalam bidang Ilmu

Terkait hal ini, pemohon harus memperhatikan kriteria atau syarat yang diminta sumber pembiayaan, seperti sasaran penerima, daerah sasaran, bidang cakupan atau prioritas