• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN PERSONAL HYGIENE PADA SISWA DI SD NEGERI GEDANGANAK 02 UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN PERSONAL HYGIENE PADA SISWA DI SD NEGERI GEDANGANAK 02 UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN PERSONAL HYGIENE PADA SISWA DI SD NEGERI GEDANGANAK 02 UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG

ARTIKEL

OLEH JUNENGSIH

020110A021

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO

UNGARAN 2016

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Artikel berjudul

GAMBARAN PERSONAL HYGIENE PADA SISWA DI SD NEGERI GEDANGANAK 02 UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG

Disusun Oleh: JUNENGSIH 020110A021

Program Studi Kesehatan Masyarakat

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran Telah Diperiksa Dan Disetujui Oleh Pembimbing

Ungaran, Februari 2016 Pembimbing Utama

Puji Pranowowati, S.KM, M.Kes NIDN. 0620077501

(3)

GAMBARAN PERSONAL HYGIENE PADA SISWA DI SD NEGERI GEDANGANAK 02 UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG Junengsih*), Puji Pranowowati, S.KM, M.Kes**), Yuliaji Siswanto, S.KM, M.Kes. Epid**)

* Mahasiswa STIKES Ngudi Waluyo ** Staf Pengajar STIKES Ngudi Waluyo

ABSTRAK

Kebersihan diri (personal hygiene) adalah perawatan diri yang secara positif mempengaruhi kesehatan manusia yang dilakukan sebagai aktivitas kehidupan sehari-hari. Personal hygiene pada anak usia sekolah 6-12 tahun meliputi kebersihan mandi, kebersihan gigi, kebersihan rambut dan kebersihan kuku. Untuk mengetahui gambaran personal

hygiene pada siswa SD N Gedanganak 02 Ungaran Timur Kabupaten Semarang.

Desain penelitan adalah deskriptif. Dengan Populasi siswa yang bersekolah di SD Negeri Gedanganak 02 Kecamatan Ungaran Timur berjumlah 176. Sedangkan sampel yang digunakan sebanyak 99 yang diambil secara purposive sampling kelas 4,5 dan 6. Alat pengumpulan data adalah kuesioner dan analisis data yang digunakan univariat dengan tabel distribusi frekuensi.

Hasil penelitian mendapatkan hampir semua siswa mempunyai personal hygiene mandi baik 94,9%, sebagian besar Personal Hygiene gigi yang baik 88,9%, Personal

Hygiene rambut 47,5% Personal Hygiene kuku sebagian besar dari responden baik sebesar

77,8%.

Personal hygiene sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan dan mencegah timbulnya penyakit.

Kata kunci : personal hygiene pada anak SD Daftar pustaka : 21 pustaka (1978-2012)

(4)

ABSTRACT

Personal hygiene is a self-care that positively affect human health conducted as an activity of daily life. Personal hygiene in school age children 6-12 years include shower hygiene, tooth hygiene, hair hygiene, and nail hygiene. To know the description of personal hygiene at primary school students Gedanganak 02 N East Ungaran Semarang District.

The study design was descriptive. With a population of students who attend school in the District 02 Elementary School Gedanganak East Ungaran totaled 176. As many as 99 samples used were taken by purposive sampling classes 4,5 and 6. The data collection tool is a questionnaire and data analysis used univariate frequency distribution table.

The results of the research to get almost all of the students have good personal hygiene shower 94.9%, largely Personal Hygiene Good dental 88.9%, 47.5% Personal Hygiene Personal Hygiene hair nails majority of respondents both at 77.8%.

Personal hygiene is very important to improve the health and prevent illness. Keywords : personal hygiene at primary school children

Reference : 21 references (1978-2012).

PENDAHULUAN

Indonesia sebagai negara berkembang kini sedang menghadapi masalah kebersihan dan kesehatan. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan gaya hidup yang tidak sehat menjadi tantangan utama dan penyebab tingginya angka kesakitan dan kematian anak (Unilever, 2014).

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia. Oleh karena itu menjadi suatu keharusan bagi semua pihak untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan demi kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia (Dinkes Kabupaten Semarang, 2010).

Guna mewujudkan hal tersebut, pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk mencapai Visi “Indonesia sehat 2015”, diharapkan akan mencapai tingkat kesehatan tertentu yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan sehat, mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), serta mampu menyediakan dan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang

bermutu, sehingga memiliki derajat kesehatan yang tinggi. Dengan visi ini pembangunan kesehatan dilandaskan kepada pradigma sehat. Pradigma yang akan mengarahkan pembangunan kesehatan lebih mengutamakan upaya-upaya promotif yaitu peningkatan kesehatan, preventif yaitu pencegahan penyakit, tanpa menkesampingkan upaya-upaya kuratif yaitu penanggulangan atau penyembuhan atau penyembuhan penyakit serta rehabilitatif yaitu pemulihan kesehatan (Dinkes 2015).

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan oleh peserta didik, guru dan murid di lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri maupun mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat. Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di sekolah yaitu : Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun, mengkonsumsi jajanan sehat dikantin sekolah, menggunakan jamban yang bersih dan

(5)

sehat, olah raga yang teratur, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok disekolah, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan, membuang sampah pada tempatnya (Proverawati, 2012).

Permasalahan kesehatan anak banyak ditemukan pada periode anak sekolah, hal ini sangat menentukan kualitas anak di kemudian hari. Masalah kesehatan tersebut meliputi perilaku hidup sehat, gangguan infeksi, gangguan pertumbuhan, gangguan perkembangan, gangguan perilaku dan gangguan belajar. Permasalahan perilaku sehat pada anak biasanya berkaitan dengan kebersihan perorangan dan lingkungan seperti gosok gigi yang baik dan benar, kebiasaan cuci tangan pakai sabun, kebersihan diri (Anonim, 2007 dalam Diliani, 2011).

Kebersihan diri (personal hygiene) menjadi penting karena kebersihan diri yang baik akan meminimalkan mikroorganisme yang ada dimana-mana dan pada akhirnya mencegah seseorang terkena penyakit. Kebersihan diri merupakan perawatan diri, dimana seseorang merawat fungsi-fungsi tertentu seperti: mandi, toileting, kebersihan tubuh secara umum dan berhias. Kebersihan diri diperlukan untuk kenyamanan, keamana, dan kesehatan seseorang. Kebersihan diri merupakan langkah awal mewujudkan kesehatan diri (Saryono & Widianti, 2011).

Manfaat personal hygiene di sekolah yaitu agar lingkungan sekolah menjadi sehat, bersih, indah dan tidak mudah sakit. Lingkungan sekolah yang sehat dapat meningkatkan prestasi belajar siswa-siswi di sekolah tersebut. Dan mencegah timbulnya penyakit. Dengan meningkatkan kesehatan lingkungan sekolah siswa-siswi di sekolah tidak mudah sakit, semangat bersekolah. Meningkatkan prestasi sekolah dan betah di sekolah. Sehingga biaya yang tadinya untuk berobat karena sakit, bisa di gunakan untuk hal yang lainnya seperti untuk membeli alat tulis dan membiayai

sekolah serta untuk kesejahteraan keluarga dirumah (Proverawati, 2012).

Dampak yang terjadi pada anak-anak usia sekolah yang tidak begitu mengerti dengan baik bagaimana menjaga personal hygiene khususnya kebersihan tangan maka akan timbul penyakit cacingan, karena ketika tangan dalam keadaan tidak bersih dan tangan kontak langsung dengan makanan maka akan tersebar luas kuman dan bakteri dalam tubuh dan mengakibatkan penyakit cacingan. Penyakit-penyakit seperti malaria, ISPA dan diare akan terus menjadi penyakit yang serius di kalangan anak usia sekolah, bahkan menjadi sebab kematian populasi anak sekolah. Pada penyakit lainnya ditemukan yang paling sering terjadi pada anak usia sekolah yaitu infeksi parasit usus. Dalam hal ini kesehatan yang buruk dapat mengakibatkan kurangnya perkembangnya kognitif seorang anak baik terjadinya perubahan fisiologis atau kurangnya motivasi untuk belajar (Rosso & Arlianti, 2009).

Fenomena yang terjadi dilingkungan sekolah adalah penyimpangan personal hygiene dimana murid jarang mandi, jarang menggosok gigi , jarang keramas dan jarang memotong kuku tangan dan kaki.

Dari hasil pengamatan peneliti di SD Negeri Gedanganak 02 pada 10 siswa terdapat hasil bahwa siswa yang mandi sebanyak 60 %, siswa yang menggosok gigi 50%, siswa yang keramas 60 %, siswa yang memotong kuku tangan dan kaki sebanyak 60 %.

TUJUAN

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran

personal hygiene pada siswa SD N

Gedanganak 02 Ungaran Timur Kabupaten Semarang’’.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran

personal hygiene mandi pada

(6)

Ungaran Timur Kabupaten Semarang.

b. Untuk mengetahui gambaran

personal hygiene gigi dan mulut

pada siswa SD N Gedanganak 02 Ungaran Timur Kabupaten Semarang.

c. Untuk mengetahui gambaran

personal hygiene rambut pada

siswa SD N Gedanganak 02 Ungaran Timur Kabupaten Semarang.

Untuk mengetahui gambaran personal

hygiene kuku tangan dan kaki siswa SD

N Gedanganak 02 Ungaran Timur Kabupaten Semarang

METODE PENELITIAN

ini merupakan penelitian deskriptif dengan Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional. Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah semua siswa yang bersekolah di SD N Ungaran Timur Kabupaten Semarang sebanyak 176 sampel dalam penelitian ini 99 siswa. Metode pengambilan sampel dengan cara

purposive sampling. Alat yang digunakan

data primer yaitu kuesioner. HASIL PENELITIAN A. Karakteristik Responden 1. Jenis Kelamin

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden di SD N Gedanganak 02 Ungaran Timur Kabupaten Semarang

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%) Laki-laki

Perempuan 63 36 63,6 36,4

Total 99 100,0

Berdasarkan tabel 4.1 diatas didapatkan dari responden 99, bahwa distribusi jenis kelamin laki-laki sebesar 63,6% (63 orang) dan jenis kelamin perempuan sebesar 36,4% (36 orang). 2. Umur

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Personal Hygiene Mandi Responden di SDN Gedanganak Ungaran Timur Kabupaten Semarang

Umur Frekuensi Persentase (%) 9 10 11 12 13 21 33 25 15 5 21,2 33,3 25,3 15,2 5,1 Total 85 100,0

Tabel 4.2. Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan bahwa distribusi presentase tertinggi yang berumur 10 tahun yaitu 33,3% (33 orang), paling sedikit presentase yaitu umur 13 tahun sebanyak 5,1% (5 orang).

B. Analisis Univariat 1. Personal Hygiene Mandi

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Personal Hygiene Mandi Responden di SDN Gedanganak 02 Ungaran Timur Kabupaten Semarang Personal Hygiene mandi Frekuensi Persentase (%) Baik Kurang baik 94 5 94, 9 5,1 Total 9 9 100,0

Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan bahwa responden personal hygiene mandi yang baik sebesar 94,9% (94 orang), personal hygiene responden kurang baik yaitu 5,1% (5 orang).

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Personal Hygiene Mandi di SDN Gedanganak 02 Ungaran Timur Kabupaten Semarang

Indikator Frekuensi Persentase (%) a.Mandi menggunakan sabun Ya Tidak 9 9 100, 0

(7)

0 0, 0 b. Frekuensi Mandi 1 kali 2 kali atau lebih 5 9 4 5, 1 94 ,9

Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan bahwa distribusi personal hygiene mandi responden menggunakan sabun yaitu 100,0% (99 orang) dan sebagian besar frekuensi mandi responden sebanyak 2 kali atau lebih dalam sehari sebesar 94,9% (94 orang) serta sebagian kecil dari responden mandi 1 kali dalam sehari sebanyak 5,1% (5 orang).

2. Personal Hygiene Gigi

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Personal Hygiene Gigi Responden di SDN Gedanganak 02 Ungaran Timur Kabupaten Semarang

Personal

Hygiene Gigi Frekuensi Persentase (%) Baik Kurang baik 88 1 1 88, 9 11, 1 Total 9 9 100,0

Berdasarkan tabel 4.5 didapatkn bahwa sebagian besar personal hygiene gigi responden yang baik yaitu 88,9% (88 orang) dan sebagian kecil dari responden personal hygiene gigi kurang baik yaitu 11,1% (11 orang).

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Personal Hygiene Gigi Responden di SDN Gedanganak 02 Ungaran Timur Kabupaten Semarang

Indikator Frekuensi Persentase (%) a.Menggosok Gigi Ya Tidak 9 5 4 96, 0 4,0 b.Frekuensi Menggosok Gigi 1 kali 2 kali atau lebih Tidak 7 8 8 4 7,1 88, 9 4,0

Berdasarkan tabel 4.6 didapatkan bahwa personal hygiene gigi sebagian besar responden menggosok gigi yaitu 96,0% (95 orang) dan responden tidak menggosok gigi yaitu 4,0% (4 orang). Serta sebagian besar responden yang menggosok gigi 2 kali atau lebih dalam sehari yaitu 88,9% (88 orang), dan sangat sedikit dari responden yang tidak menggosok gigi yaitu 4,0% (4 orang). 3. Personal Hygiene Rambut

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Personal Hygiene Rambut Responden di SDN Gedanganak 02 Ungaran Timur Kabupaten Semarang

Personal Hygiene

Rambut Frekuensi Persentase (%) Baik

Kurang baik 47 52 47,5 52,5

Total 99 100,0

Berdasarkan tabel 4.7 didapatkan bahwa personal hygiene rambut responden baik baik 47,5 (47 orang), sedangkan personal hygiene rambut responden kurang baik yaitu 52,5% (52 orang).

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Personal Hygiene Rambut Responden di SDN Gedanganak 02 Ungaran Timur Kabupaten Semarang

Indikator Frekuensi Persentase (%) a. Mencuci rambut

dengan Sampo Ya

(8)

Tidak pernah 1 1,0 b. Frekuensi

mencuci rambut < 3 kali

3kali 47 52 47,5 52,5 Berdasarkan tabel 4.8 didapatkan bahwa distribusi personal hygiene rambut sebagian besar responden mencuci rambut dengan sampo yaitu 89,9% (89 orang) namun masih ada responden yang tidak pernah mencuci rambut dengan sampo yaitu 1,0% (1 orang). Serta sebagian dari responden yang mencuci rambut 3 kali dalam seminggu yaitu 52,5% (52 orang) dan responden yang mencuci rambut < 3 kali dalam seminggu yaitu 47,5% (47 orang).

4. Personal Hygiene Kuku

Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Personal Hygiene Rambut Responden di SDN Gedanganak 02 Ungaran Timur Kabupaten Semarang

Personal

Hygiene Kuku Frekuensi

Persentase (%) Baik

Kurang baik 77 22 77,8 22,2

Total 99 100,0

Berdasarkan tabel 4.9 didapatkan bahwa distribusi personal hygiene kuku baik yaitu 77,8% (77 orang), sedangkan responden personal hygiene kuku kurang baik yaitu 22,2% (22 orang).

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Personal Hygiene Rambut Responden di SDN Gedanganak 02 Ungaran Timur Kabupaten Semarang

Indikator Frekuensi Persentase (%) a.Memotong kuku

tangan dan kaki Ya Tidak 81 18 81,8 18,2 b.Frekuensi memotong kuku per minggu 1 kali 2 kali < 1 kali 29 48 22 29,3 48,5 22,2 Berdasarkan tabel 4.10 didapatkan bahwa distribusi personal hygiene kuku sebagian besar responden memotong kuku tangan dan kaki yaitu 81,8% (81 orang) dan responden yang tidak pernah memotong kuku tangan dan kaki sebanyak 18,2% (18 orang). Serta responden yang memotong kuku 2 kali seminggu yaitu 48,5% (48 orang) dan responden yang < 1 kali memotong kuku dalam seminggu yaitu 22,2% (22 orang). PEMBAHASAN

A. Analisis Univariat 1. Personal Hygiene Mandi

Mandi bermanfaat untuk menghilangkan bau, menghilangkan kotoran, merangsang peredaran darah dan saraf, melemaskan otot-otot atau istirahat, serta memberi kesegaran pada tubuh dan paling sedikit mandi 2x sehari.(Syamsunir,1978)

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa responden yang perilaku personal hygiene mandinya baik mempunyai presentase 94,9% (94 orang). Hal tersebut ditunjukkan oleh tingkatan kelas siswa, dimana siswa tersebut terdiri dari kelas 4,5, dan 6 yang sudah mengerti pentingnya mandi bagi kebersihan diri terutama diri sendiri, selain hal tersebut diperoleh pula responden yang mandi menggunakan sabun sebanyak 100,0% (99 orang). Karena manfaat dari sabun dapat membersihkan kotoran-kotoran, minyak dan mikro organisme yang melekat pada tubuh. (Syamsunir, 1978)

Responden yang frekuensi hanya 2 kali atau lebih dalam sehari sebanyak 94,9% (94 orang). Karena mandi 2 kali dalam sehari merupakan kebutuhan individu dalam menjaga

(9)

kesehatan kesehatan kulit. Menurut Tarwoto dan Martonah (2003) kebersihan diri termasuk kebersihan kulit sangat penting dalam usaha pemeliharaan kesehatan seperti mandi 2 kali sehari menggunakan sabun agar terhindar dari penyakit menular.

Bagi kenyamanan tubuh kita sendiri, mandi 2 kali sehari seharusnya merupakan suatu keharusan. Disamping tujuan membersihkan mandi akan sangat menyegarkan dan melepaskan rasa gelisah dan bau badan yang kurang sedap. Selain kenyamanan fisik juga merupakan kebutuhan integritas kulit, maka perawatan lahiria yang sesuai dengan apa yang dikehendaki sangat penting artinya dan juga tubuh akan terhindar dari penyakit infeksi (Wolf, 2004).

2. Personal Hygiene Gigi

Sebagian besar responden melakukan personal hygiene gigi yang baik yaitu 88,9% (88 orang). Hal tersebut dapat dilihat pula bahwa kebiasaan gosok gigi yang sudah dilakukan hampir semua responden 96,0% (95 orang) sedangkan 88,9% responden telah menggosok gigi 2x dalam sehari.

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa responden yang perilaku personal hygiene giginya baik mempunyai persentase 88,9% (88 orang). Hal trsebut dapat ditunjukkan oleh kebiasaan siswa menggosok gigi dengan teratur dan baik akan menguatkan dan membersihkan gigi. Sedangkan distribusi responden yang menggosok gigi sebanyak 95 orang (96,0%) hal ini dapat dipengaruhi oleh adanya mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan dimana dalam pelajaran tersebut diajarkan untuk bagaimana cara menjaga kesehatan gigi dan mulut. Sehingga siswa paham akan

pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut.

Frekuensi menggosok gigi 2 kali dalam sehari sebanyak 88,9% (88 orang) hal ini bahwa responden membersihkan gigi dari partikel-partikel makanan, plak, dan bakteri dapat mengurangi ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman.

3. Personal Hygiene Rambut

Pentingnya memelihara rambut karena pertumbuhan tergantung dari keadaan umum tubuh. Banyak penyakit yang dapat menyebabkan pertumbuhan rambut tidak baik, pertumbuhan rambut terjadi karena rambut mendapatkan makanan dari pembuluh-pembuluh darah di sekitar akar rambut. Bila rambut tidak dibersihkan rambut menjadi kotor dan debu-debu melekat pada rambut. Pada rambut-rambut yang tidak bersih, akan menjadi sarang kutu kepala (syamsunir,1978).

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa responden yang perilaku personal hygiene rambutnya baik sebesar 47,5% (47 orang). Karena siswa ingin menjaga penampilan diri agar terlihat lebih rapi. Rambut yang terpelihara dengan baik akan membuat rambut tumbuh subur dan indah sehingga akan menimbulkan berbau apek. sedangkan personal hygiene rambut yang kurang baik yaitu 52,5 % (52 orang). Karena siswa masih banyak mencuci rambut tidak menggunakan sammpo, disebabkan tidak tersedianya sampo pada saat pengumpulan data peneliti bertanya kepada siswa bahwa mereka mencuci rambut tidak menggunakan sampo. Distribusi responden yang mencuci rambut memakai sampo yaitu 89,9% (89 orang). Hal ini responden mengetahui pentingnya keramas memakai sampo karena untuk

(10)

membersihkan rambut dan menjaga kulit kepala bebas dari ketombe.

Frekuensi mencuci rambut yang 3 kali sebanyak 52,5% (52 orang) karena siswa rajin untuk keramas minimal 3x dalam seminggu guna menghindari penyakit yang dapat terjadi pada kepala seperti kutu rambut, borok dan lain-lain.

4. Pesonal Hygiene Kuku

Kebersihan kuku sangatlah penting karena apabila penderita memiliki kuku yang panjang dapat menyebabkan perkembangan kuman penyakit. Menurut stevens (2000), adapun tujuan perawatan kuku yaitu membersihkan kuku, mengembalikan batas-batas kulit di tepi kuku ke dalam normal serta mencegah terjadinya perkembangan kuman penyakit maka dari itu perlu perawatan kuku dengan cara memotong kuku sekali seminggu.

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa responden yang mempunyai perilaku personal hygiene kukunya baik sebanyak 77,8% (77 orang). Karena menjaga kebersihan kuku penting dalam mempertahankan personal hygiene karena berbagai kuman dapat masuk kedalam tubuh melalui kuku. Distribusi personal hygiene memotong kuku tangan dan kaki sebanyak 81,8% (81 orang). Karena disekolah pemeriksaan kuku dilakukan pada saat pelajaran olah raga.

Frekuensi personal hygiene memotong kuku tangan dan kaki 2 kali seminggu sebanyak 47,5% (47 orang). Karena Jika kuku yang sudah panjang dan kotor dipotong dapat mencegah tertularnya penyakit juga dapat menjaga keindahan tangan dan kuku kita. Jika pada kuku yang bersih akan tercipta keadaan yang sehat pula, karena kuku dan tangan sumber

utama untuk mudah tertularnya penyakit.

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Perilaku personal hygiene mandi responden sebagian besar termasuk katagori baik yaitu 94% (94 orang). a. Seluruh responden mandi dengan

mamakai sabun yaitu 100,0% (99 orang).

b. Frekuensi yang belum semua responden mandi 2 kali dalam sehari yaitu 94,9% (94 orang). 2. Perilaku personal hygiene gigi

responden sebagian besar termasuk katagori baik yaitu 88,9% (88 orang). a. Sebagian besar responden sudah

menggosok gigi yaitu 96,0% (95 orang)

b. Sebagian besar responden menggosok gigi dengan frekuensi 2 kali atau lebih dalam sehari sebanyak 88,9% (89 orang). 3. Perilaku personal hygiene rambut

responden sebagian besar termasuk katagori baik yaitu 47,5% (47 orang). a. Sebagian besar responden yang

mencuci rambut dengan sampo yaitu 89,9% (95 orang).

b. Lebih dari separuh responden yaitu 52,5 % (52 orang) mencuci rambut dengan frekuensi 3 kali dalam seminggu.

4. Perilaku personal hygiene kuku responden sebagian besar termasuk katagori baik 77,8% (77 orang). a. Sebagian besar responden

memotong kuku tangan dan kaki yaitu 81,8% (81 orang).

b. Responden yang memotong kuku tangan dan kaki dengan frekuensi 2 kali atau lebih dalam seminggu sebanyak 47,5 % (47orang).

B. Saran 1. Bagi Sekolah

(11)

Bekerjasama dengan pihak puskesmas dalam upaya meningkatkan kesehatan khususnya pada siswa SD N Gedanganak, terutama dalam memberikan pendidikan tentang kesehatan, observasi secara kontinyu dan penyuluhan mengenai personal hygiene.

2. Bagi siswa

Personal hygiene sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan dan mencegah timbulnya penyakit, dan untuk selalu menjaga kebersihan diri yaitu mandi 2x dalam sehari, menggosok gigi 2x dalam sehari, mencuci rambut 3x dalam seminggu, dan memotong kuku tangan dan kali 1 kali atau lebih dalam seminggu.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk lebih mengembangkan penelitian ini mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi perilaku personal hygiene.

DAFTAR PUSTAKA

Ardhiyarini, 2008.Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Personal Hygiene

Anak Usia

Sekolah.(http:/www.blogspot.com

)

Anonim, 2007. Permasalahan Umum

Kesehatan Anak Usia Sekolah

http:/www.anugerah.hendra.or.id, Alimul,A,H 2007. Riset Keperawatan dan

Teknik Penulisan Ilmiah.Jakarta : Salamba Medika

Azwar,S. (2003) Metode Penelitian :

Kedokteran & Kesehatan

Masyarakat. Batam cantre :

Binarupa Aksara

Dinkes,2010.Pedoman Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS) Di Institusi.Dinkes. Jawa Tengah

Harahap, Marwali, 2000. Ilmu Penyakit

Kulit. Hipokrates. Jakarta

Mangoenprasodjo,A.S,.(2004). Gigi Sehat Mulut Terjaga. Yogyakarta

: Think Fresh

Machfoedz, I., (2004) Menjaga kebersihan rumah dari berbagai penyakit, Fitramaya, Yogyakarta.

Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan

Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT.

Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi

Penelitian Kesehatan. Jakarta :

PT. Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku

Kesehatan. Jakarta : PT.

RinekaCipta

Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan

Masyarakat Ilmu dan Seni.

Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. 2007.Promosi kesehatan

dan Ilmu perilaku. Jakarta:

Rineka Cipta

Perry,potter. 2006. Buku Ajar Fundalmental Keperawatan : konsep, proses, dan praktik.

Jakarta : EGC

Proverawati. 2012. Perilaku hidup bersih

dan sehat (PHBS). Yogyakarta :

Nuha Medika

Syamsunir, (1978). Hygiene Perorangan. Jakarta : Bharata Karya Aksara Saryono dan Widianti. 2011. Kebutuhan

Dasar Manusia(KDM).

Yogyakarta : Nuha medika

Sastroasmoro, S.2006, Dasar-dasar Metodelogi Penelitian Klinis.

Jakarta, Sagung Seto

Rosso, Arlianti. 2009. Infestasi untuk

kesehatan dan gizi Sekolah di indonesia.Jakarta : BFC-TF

(12)

Tarwoto, wartonah. 2004. Kebutuhan

Dasar Manusia dan proses keperawatan Edisi 3. Jakarta :

Salemba.

Wawan¸ A Dkk. 2010. Teori dan

Pengukuran Pengetahuan, Sikap,

dan Perilaku Manusia.

Gambar

Tabel 4.1.  Distribusi  Frekuensi  Jenis  Kelamin  Responden  di  SD  N  Gedanganak  02  Ungaran  Timur  Kabupaten Semarang
Tabel  4.6.  Distribusi  Frekuensi  Berdasarkan  Personal  Hygiene  Gigi  Responden  di  SDN  Gedanganak  02  Ungaran Timur Kabupaten Semarang
Tabel  4.9.  Distribusi  Frekuensi  Personal Hygiene Rambut  Responden  di  SDN  Gedanganak  02  Ungaran  Timur Kabupaten Semarang

Referensi

Dokumen terkait

(2014, 2-6) dalam tulisannya yang berjudul The History of Strategy and its Future Prospects menjelaskan pembabakan yang secara eksplisit memperlihatkan manajemen perpindahan

Berdasarkan simulasi dan analisa respon output sistem untuk pengendalian posisi pada Magnetic Levitation Ball menggunakan kendali STR- PID didapat hasil yaitu tidak

Dalam laporan skripsi membatasi pembatasan dengan judul “ SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN STOK BARANG DI GUDANG PT HARTA JAYA KUDUS BERBASIS SMS GATEWAY ” yang

Dalam penelitian ini hendak diukur koefisien linier elektro optis dari aquades dan air suling dengan menekankan pada perbedaan arah medan dan besar medan

[r]

Penelitian yang telah dilakukan berhasil membangun media pembelajaran untuk memperkenalkan sistem tata surya dengan cara menggunakan game edukasi dalam pembahasan sistem

Dari gambar blok diagram dapat kita lihat komputer sebagai pengontrol dan memonitoring sistem kendali terpusat dengan terkoneksi melalui jaringan komputer dimana

disimpulkan bahwa lempung alam Desa Palas Pekanbaru berpotensi sebagai bahan aditif pada pembuatan membran hibrid polisulfon-lempung dalam hal peningkatan