• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TUGAS AKHIR PROSEDUR PENERIMAAN BAHAN BAKAR MINYAK ( BBM ) DI PERTAMINA ( PERSERO ) FUEL TERMINAL JAMBI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN TUGAS AKHIR PROSEDUR PENERIMAAN BAHAN BAKAR MINYAK ( BBM ) DI PERTAMINA ( PERSERO ) FUEL TERMINAL JAMBI"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TUGAS AKHIR

PROSEDUR PENERIMAAN BAHAN BAKAR MINYAK ( BBM ) DI PERTAMINA ( PERSERO ) FUEL TERMINAL JAMBI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya ( A.Md )

Disusun Oleh :

Nama Mahasiswa : Tianti Tridewi Nomor Mahasiswa : C0C018042

PRODI D-III AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JAMBI 2021

(2)

i

HALAMAN PERSETUJUAN

Dengan ini, Dosen Pembimbing Laporan Tugas Akhir, Ketua Program Studi dan Instruktur Lapangan, menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir yang disusun oleh :

Nama : TIANTI TRIDEWI NIM : C0C018042

Program Studi : AKUNTANSI

Judul Laporan : PROSEDUR PENERIMAAN BAHAN BAKAR MINYAK BBM ) DI PT. PERTAMINA ( PERSERO ) FUEL

TERMINAL JAMBI

Telah disetujui dan disahkan sesuai dengan prosedur, ketentuan dan kelaziman yang berlaku dalam ujian komprehensif dan laporan tugas akhir pada tanggal yang tertera di bawah ini

Disetujui oleh : Dosen Pembimbing Tugas Akhir

Nella Safelia, S.E., M.Si Muhammad Taufik

NIP 198007082005012005

Ketua Program Studi Akuntansi

Dr. Ratih Kusumastuti, S.E., M.M., M.Si., Ak., CA NIP 197904222008122001

Jambi, 2021 Instruktur Lapangan

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Tugas Akhir ini telah dipertahankan dihadapan Panitia Penguji Laporan Tugas Akhir dan Ujian Komprehensif Program Studi Akuntansi Program Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi pada :

Hari :

Tanggal :

Jam :

Tempat :

Panitia Penguji

Jabatan Nama Tanda Tangan

1. Ketua Penguji

2. Sekretaris

3. Anggota

4. Anggota

Disahkan oleh :

Ketua Jurusan Akuntansi Ketua Program Studi

Dr. Enggar Diah Puspa Arum, S.E., M.Si.Ak. CA Dr. Ratih Kusumastuti, S.E., M.M, M.Si., AK., CA

NIP 197904222008122001 NIP 197904222008122001

Mengetahui :

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Dr. H. Junaidi, S.E. M.Si NIP.19670621992031003

(4)

iii ABSTRAK

Tugas Akhir ini berjudul “Prosedur Penerimaan Bahan Bakar Minyak (BBM) Pada PT Pertamina (Persero) Fuel Terminal Jambi” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah penerapan penerimaan BBM pada PT Pertamina (Persero) Fuel Terminal Jambi. Metode yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah metode diskriptif proses pengumpulan data menggunakan cara dokumentasi berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap prosedur penerimaan Bahan Bakar Minyak dapat disimpulkan bahwa prosedur penjualan tunai yang ada di perusahan lebih spesifik di bandingkan teori dan prosedur penerimaan yang diterapkan oleh perusahaan sesuai dengan teori yang dikemukakan sujarweni.

(5)

iv Abstract

This final project entitled “the procedure of acceptance of fuel oil at PT Pertamina (Persero) terminal fuel oil Jambi ” This study aims to determine how the application of revenue and sales of fuel oil at PT Pertamina (Persero) terminal fuel oil Jambi. The method used in this final project is the descriptive method of data collection process using documentation based on the results of research conducted on the acceptance of fuel oil Jambi can be concluded that the existing cash sales procedures in the company is more specific than the existing acceptance theory and procedures applied by the company in accordance with the theory put forward sujarweni.

(6)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta Berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “PROSEDUR PENERIMAAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) PADA PT. PERTAMINA (PERSERO) FURL TERMINAL JAMBI”. Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh sebutan Ahli Madya Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi. Berbagai kesulitan saya hadapi dalam menyusun Tugas Akhir ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak, baik moral maupun spiritual, lahir maupun batin, dan langsung maupun tidak langsung saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Dalam kesempatan ini, dengan kerendahan dan ketulusan hati, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Drs. H. Sutrisno, M.Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas Jambi

2. Bapak Dr. H. Junaidi, S.E, M.Si Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi.

3. Ibu Dr. Enggar Diah Puspa Arum, S.E., M.Si.Ak. CASelaku Ketua Program Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi. 4. Ibu Ratih Kusumastuti, S.E., M.M., M.Si., AK., CA Selaku Ketua

Prodi Akuntansi dan Dosen Pembimbing Akademik yang telah membantu urusan mengenai perkuliahan.

5. Ibu Nella Safelia, S.E., M.Si selaku Dosen Pembimbing Akhir yang te lah membimbing dalam penulisan laporan Magang hingga terselesaikan laporan ini.

6. Bapak Primadi Prasetio, S.E., M.S. Ak selaku Dosen Pembimbing Lapangan yang

telah memberikan arahan mengenai Praktik Magang.

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberi ilmu perkuliahan.

8. Seluruh Staf dan Sekretaris Program Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi.

(7)

vi

9. Bapak Ery Wijayakusuma selaku Pimpinan PT Pertamina (Persero) Fuel Terminal Jambi

10. Bapak Muhammad Taufik selaku pembimbing selama melaksanakan magang.

11. Terimakasih kepada selaku orang tua saya Bapak Yancik Piskar dan Ibu Ika Rosiah Indrawati yang selalu mendoakan, menasehati dan yang selalu menyemangati.

12. Teman-teman seperjuangan , Terima kasih sudah memberi dorongan dan dukungan dalam segala hal dan sukses untuk kita semua.

Saya menyadari Tugas Akhir ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya menerima kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak dengan hati terbuka. Saya berharap tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak .

Jambi, 2020

Tianti Tridewi NM.C0C018042

(8)

vii DAFTAR ISI HALAMAN PERSETUJUAN ... i HALAMAN PENGESAHAN ... ii ABSTRAK ... iii Abstract ... iv KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix DAFTAR GAMBAR ... x DAFTAR LAMPIRAN ... xi BAB 1 PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian Dan Manfaat Penelitian ... 3

1.3. 1 Tujuan Penulisan... 3

1.3.2 Manfaat Penulisan... 3

1.4 Metode Penulisan ... 4

1.4.1 Jenis Data ... 4

1.4.2 Metode Pengumpulan Data ... 4

1.5 Waktu Dan Lokasi Magang ... 5

1.6 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Prosedur ... 6

2.1.1 Definisi Prosedur ... 6

2.1.2 Jenis Prosedur ... 7

2.1.3 Tujuan Prosedur ... 7

2.1.4 Manfaat Prosedur ... 8

2.2 Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) ... 9

2.3 Akuntansi Pemerintahan ... 9

2.4 Penerimaan ... 10

2.4.1 Pengertian Penerimaan ... 10

(9)

viii

2.5 Bahan Bakar Minyak (BBM) ... 11

2.5.1 Pengertian Bahan Bakar Minyak (BBM)... 11

2.5.2 Asas Usaha Bahan Bakar Minyak (BBM) ... 11

2.5.3 Jenis-Jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) ... 12

2.5.4 UU Bahan Bakar Minyak (BBM) ... 12

BAB III PEMBAHASAN ... 14

3.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 14

3.1.1 Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) ... 14

3.1.2 Kondisi Umum Fuel Terminal Jambi ... 15

3.1.3 Visi dan Misi PT. Pertamina ( Persero ) ... 16

3.1.5 Filosofi logo PT. Pertamina ... 16

3.1.6 Struktur Organisasi PT. Pertamina (Persero) Fuel Terminal Jambi .. 17

3.1.7 Produk Yang Terdapat Di PT. Pertamina (Persero) Fuel Terminal Jambi ... 18

3.2 Prosedur Penerimaan Bahan Bakar Minyak ( BBM ) Pada Pertamina ( Persero ) Fuel Terminal Jambi ... 21

3.2.1 Prosedur Penerimaan Bahan Bakar Minyak ... 21

3.2.2 Penyimpanan (Storage)... 22

3.3.2 Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Pada PT. Pertamina ... 25

3.4 Prosedur Pendistribusian ... 26

3.4.1 Penerimaan BBM ... 26

3.3.2 Sarana Dan Fasilitas Penerimaan ... 27

4.1 Kesimpulan ... 28

4.2 Saran ... 29

(10)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.2.3 Kapasitas Tangki PT. Pertamina ( Persero )

Tabel 3.2.3 Data Tinggi Ukur dan Safe Capacity Tangki di Depot Pertamina Jambi

(11)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1.2 Letak Wilayah Fuel Terminal Jambi Gambar 3.1.3 Logo Pertamina

Gambar 3.1.6 Struktur Organisasi PT. Pertamina ( Persero ) Fuel Terminal Jambi Gambar 3.2.3 Tangki Timbun PT. Pertamina ( Persero ) Fuel Terminal Jambi

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Foto Kegiatan Magang

Lampiran 2 Foto Penilaian Instruktur Magang

Lampiran 3 Foto Penilaian Dosen Pembimbing Magang Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT PERTAMINA (Persero) merupakan salah satu perusahaan besar BUMN Di Indonesia. Perusahaan BUMN ini bergerak dibidang perminyakan Bisnis yang dijalankan oleh PT PERTAMINA (Persero) ialah pengolahan minyak yang

dimulai dari hulu hingga hilir dan pemasaran. Oleh karena itu, PT PERTAMINA (Persero) merupakan salah satu perusahaan yang paling berpengaruh terhadap laju Perekonomian Negara Indonesia

Pada perusahan - perusahan di Indonesia yang mebutuhkan suatu bahan hasil dari pengolahan minyak yang dijalankan oleh PT PERTAMINA (Persero) untuk menjalankan bisnisnya. Oleh karena itu tidak jarang perusahan - perusahan di Indonesia melakukan kerjasama, ada juga perusahaan atau suatu instansi di Indonesia yang hanya membeli produk yang dipasarkan oleh PT PERTAMINA (Persero).

Prosedur adalah serangkaian aksi yang spesifik, tindakan atau operasi yang harus dijalankan atau dieksekusi dengan cara yang sama agar selalu memperoleh hasil yang sama dari keadaan yang sama, misalnya prosedur pengendalian persediaan. Suatu perusahaan sebaiknya mempunyai prosedur pengendalian persediaan yang baik, karena bila suatu perusahaan itu tidak memiliki pengendalian persediaan yang baik akan menyebabkan terjadinya kekosongan produk yang dapat menghentikan proses penjualan (pendistribusian). oleh karena itu maka diharapkan dapat dihasilkan informasi akuntansi atas prosedur pengendalian persediaan yang memadai, tepat waktu dan akurat. Sehingga akan memudahkan manajemen dalam pengambilan keputusan efektifitas, dan efisiensi persediaan yang stabil yang dapat menunjang kemajuan perusahaan. Prosedur ini juga penting dimiliki bagi suatu organisasi agar segala sesuatu dapat dilakukan secara seragam. Pada akhirnya prosedur akan menjadi pedoman bagi suatu

(14)

2

organisasi dalam menentukan aktivitas apa saja yang harus dilakukan untuk menjalankan suatu fungsi tertentu.

PT Pertamina (Persero) merupakan perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi milik negara yang bertugas mengelola penambangan gas dan minyak milik negara. Kegiatan Pertamina di bidang energi dan petrokimia terbagi dalam sektor Hulu dan Hilir dan ditunjang oleh anak-anak perusahaan dan perusahaan patungan. Akuntansi minyak dan gas mendapat perhatian yang sungguh-sungguh karena faktor harga, sifat fisik dan kimianya berasal dari minyak dan gas itu sendiri. Adapun masalah aktivitas pengendalian internal Bahan Bakar Minyak yang terjadi pada PT Pertamina (Persero) Fuel Terminal Jambi yaitu kemungkinan terjadinya Losses BBM yang diakibatkan oleh banyaknya kekurangan penerimaan dari jumlah pesanan, dan juga adanya kemungkinan produk off spec.

Indikator keberhasilan utama pada PT PERTAMINA (Persero) Fuel Terminal Jambi dalam menjual BBM adalah tidak ada produk off spec yang sampai kepada pelanggan. Produk off spec merupakan produk yang tidak memenuhi standart mutu yang dipersyaratkan untuk dijual, persyaratan tersebut meliputi Ph 600-620 untuk produk solar dan 650-700 untuk produk pertalite, suhu normal 30-32 untuk produk solar dan 27-29 untuk produk pertalite, dan kadar air dalam produk. Jika produk oof spec terjual maka perusahaan akan dituntut untuk melakukan ganti rugi. Penjualan BBM dilakukan dengan sistem H+1 yang artinya pengiriman BBM dilakukan sehari setelah pemesanan. Sistem ini akan membuat rencana-rencana pengiriman BBM dengan skala prioritas berdasarkan penjualan harian, waktu tempuh, dan ketahanan stok di SPBU. Hal ini dilakukan agar SPBU membeli BBM sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan mencegah terjadinya penimbunan BBM yang dilakukan oleh mafia minyak. Untuk menghindari produk off spec sampai kepada pelanggan dan mencegah penimbunan yang dilakukan oleh mafia minyak, PT Pertamina (Persero) Fuel Terminal Jambi harus memiliki prosedur penerimaan yang baik sehingga penulis tertarik untuk menyusun tugas akhir ini dan data yang diperlukan mudah ditemukan. Berdasarkan uraian sebelumnya, maka disusun tugas akhir dengan judul “ Prosedur Penerimaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Pertamina (Persero) Fuel Terminal Jambi”

(15)

3

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka penulis mengambil pokok permasalahan sebagai berikut :

1. Apa saja produk yang ada di PT. Pertamina ( Persero ) Fuel Terminal Jambi ? 2. Bagaimanakah penerapan prosedur penerimaan BBM di PT. Pertamina ( Persero ) Fuel Terminal Jambi ?

3. Hal apa saja ayang harus diperhatikan dalam dalam proses penerimaan BBM ?

1.3 Tujuan Penelitian Dan Manfaat Penelitian 1.3. 1 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah penerapan prosedur penerimaan dan BBM pada PT PERTAMINA (Persero) Fuel Terminal Jambi

1.3.2 Manfaat Penulisan a. Bagi Penulis

Manfaat bagi mahasiswa ialah mengetahui bagaimana prosedur penerimaan dan penjualan BBM pada PT PERTAMINA (Persero) Fuel Terminal Jambi serta untuk memperoleh pemahaman terhadap gambaran dan informasi mengenai prosedur yang diterapkan pada PT PERTAMINA (Persero) Fuel Terminal Jambi.

b. Bagi PT PERTAMINA (Persero) Fuel Terminal Jambi

Sebagai bahan informasi tambahan dan masukan bagi perusahaan yang dapat dijadikan pertimbangan di dalam perbaikan dan pengembangan perusahaan, terutama dalam menjalankan dan menentukan kebijakan prosedur penerimaan dan penjualan bagi PT PERTAMINA (Persero) Fuel Terminal Jambi

c. Universitas Jambi

Menjadi bahan bacaan yang berguna dalam melakukan penelitian selanjutnya dan menjadi pertimbangan dalam penyusunan kurikulum perkuliahan periode berikutnnya.

(16)

4

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah : Penelitian ini dibatasi kerja tentang Penerimaan Bahan Bakar Minyak pada PT Pertamina (Persero) Fuel Terminal Jambi

1.4 Metode Penulisan 1.4.1 Jenis Data a. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dengan cara melakukan pengamatan dilapangan serta wawancara langsung terkait prosedur penerimaan bahan bakar minyak (BBM) pada PT Pertamina (Persero) Fuel Terminal Jambi

b. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang bersumber dari buku-buku yang diperoleh dengan cara membaca, mencatat, melalui internet, serta literatur yang berkaitan dan mengamati bagaimana prosedur penerimaan bahan bakar minyak (BBM) pada PT Pertamina (Persero) Fuel Terminal Jambi

1.4.2 Metode Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data, ada beberapa metode yang dilakukan dalam pengumpulan data, yaitu :

a. Survey

Penulisan laporan ini dilakukan dengan cara survey secara langsung kelapangan pada perusahaan yang dijadikan objek laporan, sehingga akan diperoleh bahan – bahan yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk lebih memperjelas data – data yang diperoleh dari lapangan yang dilakukan kepada pihak perusahaan PT Pertamina (Persero) Fuel Terminal Jambi

c. Studi Pustaka

Untuk kesempurnaan penulisan laporan ini penulis mempelajari buku atau referensi tentang pemasaran, dokumen – dokumen serta studi literatur yang ada kaitannya dengan obyek laporan.

(17)

5

1.5 Waktu Dan Lokasi Magang

Waktu dan Lokasi magang yang dilakukan mahasiswa sebagai berikut : 1. Waktu Magang

Magang dilaksanakan mulai dari 1 Februari 2021 – 1 April 2021, setiap hari senin sampai jumat dari pukul 07.00 – 16.00 WIB.

2. Lokasi Magang

Magang bertempat di PT. Pertamina (Persero) Fuel Terminal Jambi JL. Raden Pamuk No. 02, Kasang, Kec. Jambi Timur,. Kota Jambi, 36265, Jambi 1.6 Sistematika Penulisan

Penulisan tugas akhir ini terdiri dari empat bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang, masalah pokok laporan, tujuan dan manfaat penulisan, metode penulisan, waktu dan lokasi magang, dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini menjelaskan tentang konsep yang digunakan untuk pembahasan dan data-data yang berhubungan erat dengan judul dan pokok pembahasan laporan.

BAB III : PEMBAHASAN

Pada bab ini menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan seperti sejarah singkat, visi misi, logo, struktur organisasi, produk yang dijual, serta pembahasan materi.

BAB IV : PENUTUP

Pada bab penutup ini berisi tentang kesimpulan hasil penulisan dan saran bagi perusahaan tempat magang dan bagi program studi.

(18)

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Prosedur

2.1.1 Definisi Prosedur

Dalam melakukan suatu kegiatan, organisasi memerlukan suatu acuan untuk menngatur dan mengontrol semua aktivitas yang terjadi pada perusahaan tersebut. Oleh karena itu, setiap perusahaan baik swasta maupun pemerintah hendak nya memiliki prosedur dasar pelaksanaan kerja untuk menunjang kelancaran operasional perusahaan. Dengan adanya prosedur yang memadai maka pengendalian dan tujuan yang akan di capai dalam suatu organisasi dapat berjalan dengan baik.

1. Prosedur adalah tata kerja, atau tata cara kerja yaitu rangkaian tindakan,langkah, atau perbuatan yang harus dilakukan oleh seseorang, dan merupakan cara yang tetap untuk dapat mencapai tahap tertentu dalam hubungan mencapai tujuan akhir (Dewi, 2011).

2. Prosedur adalah tata cara kerja yaitu rangkaian tindakan, langkah atau perbuatan yang harus dilakukan oleh seseorang dan merupakan cara yang tetap untuk dapat mencapai tahap tertentu dalam hubungan mencapai tujuan akhir (Irra Crisyanti, 2011).

3. Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang di buat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2013).

4. Prosedur adalah urutan rencana operasi untuk menangani aktivitas bisnisyang berulang secara seragam dan konsisten (Rasto, 2015).

Berdasarkan definisi dari beberapa ahli mengenai prosedur, maka dapat disimpulkan bahwa prosedur adalah urutan kegiatan atau aktivitas yang melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih yang dilakukan secara berulangulang dengan cara yang sama.

(19)

7

2.1.2 Jenis Prosedur

Menurut Rasto (2015) ada dua jenis prosedur, yaitu prosedur primer dan prosedur sekunder :

1. Prosedur primer

Dimaksudkan untuk memperlancar penyelesaian pekerjaan sehari-hari. Beberapa contoh dari jenis ini adalah prosedur pesanan, penagihan, dan prosedur pembelian.

2. Prosedur sekunder

Dimaksudkan untuk memfasilitasi pekerjaan yang dilakukan oleh prosedur primer. Beberapa contoh dari jenis ini adalah prosedur surat menyurat layanan telepon, dan layanan arsip.

2.1.3 Tujuan Prosedur

Menurut Rasto (2015) tujuan dari penetapan prosedur sebagai berikut: 1. Menjamin kelancaran arus informasi dalam urutan yang benar. 2. Menghindari kemungkinan kecurangan.

3. Menyediakan batas pengendalian yang tepat.

4. Memungkinkan penyisipan informasi yang hilang sesuai dengan persyaratan sistem.

5. Menyesuaikan informasi yang tidak akurat.

6. Memasukkan informasi tambahan yang dianggap perlu. 7. Mengkonfirmasi persyaratan hukum.

8. Mengintegrasikan prosedur dan sistem lainnya.

9. Memberikan informasi yang tepat kepada supervisor dan manajer 10. Dengan tepat waktu.

11. Menjadi ekonomis.

12. Menjawab dengan cepat pertanyaan dari staf, pelanggan, pemasok dan Lain-lain

13. Mempertahankan kinerja karyawan pada level tertinggi.

14. Menyajikan semua informasi dalam bentuk yang paling cocok. 15. Menunjukan keakuratan informasi.

(20)

8

2.1.4 Manfaat Prosedur

Menurut Sumathy, V. Et al. (2011) dalam buku Rasto (2015), manfaat prosedur adalah sebagai berikut :

1. Prosedur memberikan urutan tindakan Untuk melakukan aktivitas apapun setiap karyawan diinstruksikan untuk mengikuti alur tertentu. Ini meminimalkan keterlambatan dan kesalahan dalam kerja.

2. Ekonomis dalam penggunaan sumber daya. Hal ini dimungkinkan karena prosedur dapat meningkatkan efisiensi melalui penghapusan gerakan yang tidak perlu dan tidak adanya penundaan pekerjaan.

3. Memfasilitasi koordinasi Prosedur berfungsi sebagai dasar untuk melakukan koordinasi antar bagian yang berbeda dalam organisasi.

4. Berfungsi sebagai dasar pengendalian Prosedur menyediakan mekanisme untuk membandingkan kinerja actual dengan standar. Dengan demikian prosedur dapat memfasilitasi koreksi penyimpangan.

5. Dapat digunakan untuk melatih karyawan baru. Karyawan dapat memahami rincian pekerjaan mereka dengan mudah jika mereka mengetahui prosedur kerja.

6. Memastikan kelancaran operasional. Tujuan utama dari prosedur kantor adalah untuk melakukan aktivitas kantor secara efektif dan ekonomis. Hal ini dapat dicapai dengan menyederhanakan prosedur, menghilangkan formulir, dokumen yang tidak perlu dan menghindari duplikasi kegiatan.

(21)

9

2.2 Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 pasal 1 ayat 8 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, SAP Berbasis Akrual adalah SAP yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam pelapor an pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBD. Dengan demikian SAP merupakan persyaratan dan dasar yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan kualitas pelaporan keuangan pemerintah di Indonesia.

Dan berdasarakan Peraturan Pemerintah 12 Tahun 2019 bahwa Standar Akuntansi Pemerintahan yang selanjutnya disingkat SAP adalah merupaka prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menJrusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Dan Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban Daerah dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang dapat dinilai dengan uang serta segala bentuk kekayaan yang dapat dijadikan milik Daerah berhubung dengan hak dan kewajiban Daerah tersebut.

Perubahan basis akuntansi ini tidak serta merta muncul karena sebenarnya sudah disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan sebelumnya yaitu pada pasal 1 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 dijelaskan bahwa, pendapatan negara atau daerah adalah hak pemerintah pusat/daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih, sedangkan Belanja negara atau daerah adalah kewajiban pemerintah pusat atau daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.

2.3 Akuntansi Pemerintahan

(Arifin Sabeni dan Imam Ghazali) menjelaskan tentang akuntansi pemerintahan adalah berbagai data akuntansi yang digunakan untuk memberi suatu informasi tentang seluruh transaksi ekonomi serta keuangan yang menyangkut organisasi pemerintahan dan organisasi – organisasi dengan tujuan non profit atau tidak menghasilkan laba. Dan Dapat disimpulkan Akuntansi

(22)

10

pemerintahan mengkhususkan dalam pencatatan dan pelaporan transaksi-transaksi yang terjadi di badan pemerintah. Akuntansi pemerintah laporan akuntansi tentang aspek kepengurusan dari administrasi keuangan Negara. Menurut Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 2019 bahwa Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban Daerah dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang dapat dinilai dengan uang serta segala bentuk kekayaan yang dapat dijadikan milik Daerah berhubung dengan hak dan kewajiban Daerah tersebut.

2.4 Penerimaan

2.4.1 Pengertian Penerimaan

Didalam memproduksi suatu barang, ada dua hal yang menjadi fokus utama dari seorang pengusaha dalam rangka mendapatkan keuntungan yang maksimum, yaitu ongkos (cost) dan penerimaan (Revenue).

Ongkos sebagaimana telah dijelaskan diatas, maka yang dimaksud dengan penerimaan adalah jumlah uang yang diperoleh dari penjualan sejumlah output atau dengan kata lain merupakan segala pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan hasil dari penjualan hasil produksinya. Hasil total penerimaan dapat diperoleh dengan mengalikan jumlah satuan barang yang dijual dengan harga barang yang bersangkutan atau TR = Q x P

2.4.2 Jenis-Jenis Penerimaan

1. Total penerimaan (Total Revenue : TR), yaitu total penerimaan dari hasil penjualan.Pada pasar persaingan sempurna, TR merupakan garis lurus dari titik origin, karena harga yang terjadi dipasar bagi mereka merupakan suatu yang datum (tidak bisa dipengaruhi), maka penerimaan mereka naik sebanding (Proporsional) dengan jumlah barang yang dijual. Pada pasar persaingan tidak sempurna, TR merupakan garis melengkung dari titik origin, karena masing perusahaan dapat menentukan sendiri harga barang yang dijualnya, dimana mula-mula TR naik sangat cepat, (akibat pengaruh monopoli) kemudian pada titik tertentu mulai menurun (akibat pengaruh persaingan dan substansi).

2. Penerimaan rata-rata (Avarage Total Revenue: AR), yaitu rata-rata penerimaan dari per kesatuan produk yang dijual atau yang dihasilkan,

(23)

11

yang diperoleh dengan jalan membagi hasil total penerimaan dengan jumlah satuan barang yang dijual.

2 Penerimaan Marginal (Marginal Revenue : MR), yaitu penambahan penerimaan atas TR sebagai akibat penambahan satu unit output.Dalam pasar persaingan sempurna MR ini adalah konstan dan sama dengan harga (P), dan berimpit dengan kurva AR atau kurva permintaan, bentuk kurvanya horizontal. Dalam pasar persaingan tidak sempurna MR, menurun dari kiri atas kekanan bawah dan nilainya dapat berupa :

1. Positif

2. Sama dengan nol 3. Negatif

2.5 Bahan Bakar Minyak (BBM)

2.5.1 Pengertian Bahan Bakar Minyak (BBM)

Bahan bakar yang berasal dan atau diolah dari minyak bumi. Minyak bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam kondisi tekanan dan temperatur berupa fasa cair atau padat. Termasuk aspal, lilin mineral atau ozokerit dan bitumen yang diperoleh dari proses petambangan. Tetapi tidak termasuk batubara atau endapan hidrokarbon lain yang berbentuk padat yang diperoleh dari kegiatan yang tidak berkaitan dengan usaha minyak dan gas bumi. Gas bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam kondisi tekanan dan temperatr atmosfer berupa fasa gas. Gas bumi diperoleh dari proses petambangan minyak dan gas bumi.

2.5.2 Asas Usaha Bahan Bakar Minyak (BBM)

Penyelenggaraan kegiatan usaha minyak dan gas bumi dalam UU No. 22 Tahun 2001 berlandaskan pada asas:

1. Ekonomi kerakyatan 2. Keterpaduan 3. Manfaat 4. Keadilan 5. Keseimbangan 6. Pemerataan

(24)

12

7. Kemakmuran bersama dan kesejahteraan rakyat banyak 8. Keamanan

9. Keselamatan 10. Kepastian hukum 11. Berwawasan lingkungan

2.5.3 Jenis-Jenis Bahan Bakar Minyak (BBM)

Dikutip dari situs resmi BPH Migas, terdapat 9 jenis BBM yaitu: 1. Aviation Gasoline (Avgas)

2. Aviation Turbine (Avtur)

3. Bensin (Premium RON 88, Pertamax RON 92, Pertamax RON 95) 4. Minyak tanah (kerosene)

5. Minyak solar (HSD) 6. Minyak diesel (MDF) 7. Minyak bakar (MFO) 8. Biodiesel

9. Pertamax Dex

2.5.4 UU Bahan Bakar Minyak (BBM)

Pemerintah Indonesia mengatur tentang BBM melalui Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. Dikutip dari situs resmi Kementerian Sekretariat Negara, UU No. 22 Tahun 2001 tersebut ditetapkan pada 23 November 2001 dan diberlakukan sejak tanggal penetapan tersebut. UU No. 22 Tahun 2001 disahkan oleh Presiden saat itu yaitu Megawati Soekarnoputri di Jakarta. Dengan adanya UU No. 22 Tahun 2001 maka pemerintah mencabut peraturan perundang-undangan sebelumnya yaitu:

1. UU No. 8 Tahun 1971 tentang Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara.

2. UU No. 15 Tahun 1962 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU No. 2 Tahun 1962 tentang Kewajiban Perusahaan Minyak Memenuhi Kebutuhan Dalam Negeri Menjadi Undang-Undang.

(25)
(26)

14

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Perusahaan

3.1.1 Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero)

Pada 10 Desember 1957, perusahaan tersebut berubah nama menjadi PT Perusahaan Minyak Nasional (PERMINA). Tanggal tersebut diperingati sebagai lahirnya Pertamina hingga saat ini. Pada tahun 1960, PT Pertamina berubah status menjadi Perusahaan Negara (PN) Permina. Kemudian, PN Permina bergabung dengan PN Pertamin menjadi PN Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara (Pertamina) pada 20 agustus 1968.

Kemudian melalui UU No. 8 tahun 1971, pemerintah mengatur peran Pertamina untuk menghasilkan dan mengolah migas dari ladang-ladang minyak serta menyediakan kebutuhan bahan bakar dan gas indoneisa. Kemudian melalui UU No. 22 tahun 2001, pemerintah mengubah kedudukan pertamina sehingga penyelenggaraan Public Service Obligation (PSO) dilakukan melalui kegiatan usaha.

Berdasarkan PP No. 31 Tahun 2003, Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara berubah nama menjadi PT Pertamina (Persero) yang melakukan kegiatan usaha migas pada sektor hulu hingga sektor hilir. Pada 10 Desember 2005, Pertamina mengubah lambang kuda laut menjadi anak panah dengan warna dasar hijau, biru dan merah yang merefleksikan unsur dinamis dan kepedulian lingkungan.

Pada 20 Juli 2006, PT Pertamina (Persero) melakukan transformasi fundamental dan usaha perusahaan. PT Pertamina (Persero) mengubah visi perusahaan yaitu, “Menjadi Perusahaan Minyak Nasional Kelas Dunia” pada 10 Desember 2007, kemudian tahun 2011, Pertamina menyempurnakan visinya, yaitu “Menjadi Perusahaan Energi Nasional Keklas Dunia. Melalui RUPSLB tanggal 19 Juli 2012, Pertamina menambah modal ditempatkan/disetor serta memperluas kegiatan usaha perusahaan.

(27)

15

3.1.2 Kondisi Umum Fuel Terminal Jambi

Fuel Terminal Jambi merupakan salah satu unit operasional pendistribusian (Penerimaan, Penimbunan, dan Penyaluran) Bahan Bakar Minyak (BBM) milik PT Pertamina (Persero), Fuel Terminal Jambi dibangun dan mulai beroperasi pada tahun 1959 dengan luas tanah 49.995 m2 (5Ha) yang berlokasi di Jalan Raden Pamuk No. 2 Kasang Jambi.

Suplai BBM menggunakan tongkang dengan Draft Max 4 M mempunyai kapasitas rata-rata 3.900 KL (Kiloliter) dari Loading Port atau sungai Gerong, Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Tanjung Uban dan Pulau Sambu. Alternatif lain, suplai dikirim menggunakan mobil tangki dari Kertapati berjarak kurang lebih 297 Km, TBBM Teluk Kabung berjarak kurang lebih 5000 Km.

TBBM Jambi dipersiapkan untuk melayani distribusi BBM wilayah provinsi Jambi meliputi : Batanghari, Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur, Bungo, Tebo, Muaro Jambi, Merangin, Sarolangun, dan Kota Jambi.

Gambar 3.1 Letak Wilayah Fuel Terminal Jambi

(28)

16

3.1.3 Visi dan Misi PT. Pertamina ( Persero )

Adapun beberapa Visi dan Misi dari PT. Pertamina ( Persero ) adalah sebagai berikut:

1. Visi PT. Pertamina ( Persero )

Menjadi perusahaan energi nasional kelas dunia. 2. Misi PT. Pertamina ( Persero )

Menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru dan berdasarkan secaraberintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat.

3.1.4 Logo Perusahaan

Setiap perusahaan besar pastilah memiliki sebuah logo dengan ciri khas masing-masing sehingga tidak ada yang bisa menirunya dan salah satu nya ialah logo milik PT. Pertamina ( Persero ) seperti yang terdapat dibawah ini :

Gambar 3.1.3 Logo Perusahaan

(Sumber : PT. Pertamina ( Persero) , 2020) 3.1.5 Filosofi logo PT. Pertamina

1. Bentuk anak panah menggambarkan aspirasi organisasi Pertamina untuk senantiasa bergerak kedepan, maju dan progresif. Simbol ini juga mengisyaratkan huruf “P” yakni huruf pertama dari Pertamina.

2. Tiga elemen berwarna melambangkan pulau – pulau dengan berbagai skala yang merupakan bentuk Negara Indonesia.

- Warna biru memiliki arti andal, dapat dipercaya dan bertanggung jawab.

(29)

17

- Warna hijau memiliki arti sumber daya energi yang berwawasan lingkungan.

- Warna merah memiliki arti keuletan dan ketegasan serta keberanian dalam menghadapi berbagai macam kesulitan.

3. Filosofi yang termaknai di balik slogan “Semangat Terbarukan” merujuk pada konsep beyond innovation. Pertamina bercita – cita membangun suatu kekuatan berprestasi dengan kemampuan yang tak terbatas untuk selalu berubah, beradaptasi secara terus menerus, dan berevolusi untuk menjadi yang terbaru. Cita – cita ini menjadi dorongan bagi setiap insan Pertamina, memotivasi setiap kinerja insan Pertamina untuk terus melesat kedepan.

3.1.6 Struktur Organisasi PT. Pertamina ( Persero ) Fuel Terminal Jambi

Struktur organisasi juga termasuk salah satu unsur dari manajemen yang harus dijalankan oleh perusahaan, dan berikut ini adalah struktur organisasi yang dimiliki PT. Pertamina ( Persero ) Fuel Terminal Jambi :

Gambar 3.1.6 Stuktur Organisasi PT. Pertamina ( Persero ) Fuel Terminal Jambi

(Sumber : Google, 2020)

a. Senior Supervisor Receiving & Distribution yang membawahi Supervisor Receiving and Storage serta Junior Supervisor Distribution .

S & D Region Manager II Pengawas HSSE Direksi Pekerjaan Fuel Terminal Manager Jambi Pengawas Anggaran Pengawas Perencanaan Pengawas Pekerjaan Jr. Spv. HSSE Spv. Finance Spv. Maintenance Planning Service Jr. Spv. HSSE & User Spv. Maintenance Planning Service

Pengawas Harian Pengawas Lapangan Pengawas

Inspeksi

Jr. Spv. Maintenance Planing Service & Jr. Spv. HSSE Fuel Terminal Jambi Jr. Spv. Maintenance Planing Service Jr. Spv. Maintenance Planing Service

(30)

18

b. Junior Supervisor General Administration and Security yang membawahi Assistant General Affair & Security

c. Supervisor Quality adnd Quantity

d. Supervisor Maintance Service yang membawahi Technical Maintance services

e. Supervisor Health Sales Service yang membawahi Assistant Healt Safety and Environmental

f. Junior Supervisor Sales Service yang membawahi Administration Sales Service

3.1.7 Produk Yang Terdapat Di PT. Pertamina (Persero) Fuel Terminal Jambi

Jenis-jenis BBM/BBK yang dipasarkan oleh Fuel Terminal Jambi ialah : 1. Pertallite

Bahan bakar pertalite berwarna hijau dan tidak mengandung timbal, harga bahan bakar pertalite masih terjangkau dan pembakarannya lebih baik dibandingkan produk premium. Produk pertalite merupakan hasil blending dari produk premium dan pertamax

2. Pertamax

Bahan bakar berwarna biru yang dilengkapi dengan ecosave technology: detergency, dan corrosion inhibior.

3. Pertamax Turbo

Bahan bakar berwarna merah dengan dilengkapi Ignition Boost Formula (IBF) sehinggs pembakaran makin sempurna dan cocok untuk kendaraan kompresi tinggi, memiliki tagline “Perfections Imperformance”

4. Dexlite

Bahan bakar dexlite digunakan terutama untuk kendaraan diesel modern yang dapat menghemat pengeluaran

5. Premium

Premium merupakan produk bahan bakar minyak yang digunakan untuk kendaraan bermotor dengan mesian bensin

(31)

19

6. Biosolar

Biosolar adalah bahan bakar mesin diesel yang terbuat dari bahan terbarukan atau secara khusus merupakan bahan bakar mesin diesel yang terdiri atas ester alkil dari asam-asam lemak yang dibuat dari minyak nabati, minyak hewani atau dari minyak goreng bekas/daur ulang melalui proses tertentu (bahan bakar cair dari pengolahan tumbuhan).

yang sumbernya bisa berasal dari Kilang maupun Terminal Transit seperti Tanjung Uban dan Pulau Sambu. Jika rencana kedatangan tanker telah diterima, maka dari pihak depot wajib memeriksa persediaan dan mengatur penerimaan hingga waktu kedatangan tanker tersebut. Keberadaan ruang kosong (ullage) dalam tangki adalah salah satu hal terpenting yang wajib diketahui dalam penerimaan BBM. Ullage sendiri merupakan ruang kosong pada tangki yang akan digunakan sebagai dasar dalam penentuan muatan BBM yang cukup untuk masuk ke dalam tangki dari kapal tanker setelah proses pembongkaran.

Saat menerima kabar kedatangan tanker, pihak depot harus memastikan terlebih dahulu apakah kapal yang datang memuat BBM sesuai permintaan dan benar-benar ditujukan untuk depot yang bersangkutan. Jika tidak, pihak depot harus segera mengkonfirmasi ke pihak Loading Port agar tidak terjadi kesalahan pembongkaran dan kerugian dari pihak depot di kemudian hari. Depot sendiri merupakan lokasi tempat berlangsungnya kegiatan operasional yaitu Penerimaan, Penimbunan, dan Penyaluran BBM/NBBM.

Jika tanker yang datang sudah sesuai permintaan, maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan pengecekan kualitas serta kuantitas BBM yang berada di dalam tanker tersebut. Pengecekan kualitas yang dilakukan adalah berupa pengecekan warna, bau, suhu, serta densitas menggunakan alat ukurnya masing-masing dan disesuaikan dengan jenis produk BBM-nya masing-masing.

Seperti contoh, untuk produk Premium dan Pertamax, memiliki rentang density pada 700-750, untuk produk biosolar (B30) memiliki density/sg pada rentang 800-850, sedangkan untuk Pertamax turbo memiliki density ˃750.

(32)

20

Pengecekan densitas dan suhu ini menggunakan hydrometer, thermometer, sample can dan gelas ukur 1000 ml. Sample can digunakan untuk mengambil sample minyak dari dalam tangki. Penggunaan hydrometer disesuaikan dengan rentang density masing-masing produk bahan bakar tersebut. Untuk pengecekan suhu, dilakukan pengukuran dua jenis suhu yaitu untuk suhu dalam tangki dan di luar pada satuan celcius. Hydrometer dan Thermometer dicelupkan bergantian ke dalam gelas ukur dan sample can dan didiamkan selama lebih kurang satu menit. Pengecekan ini dilakukan pada 15 menit pertama, 30 menit pertama, dan kemudian setiap satu jam sekali setelah pembongkaran untuk mengetahui dan menghindari kerugian besar apabila terjadi kesalahan pembongkaran akibat kontaminasi di dalam kapal.

Selain pengecekan kualitas dilakukan juga sounding untuk megetahui jumlah minyak saat sampai di lokasi pembongkaran (Discharge port). Hal ini dilakukan untuk mengetahui loses produk selama perjalanan agar pihak depot tidak menanggung kerugian dari loses produk tersebut dan dapat dilakukan pengklaiman apabila terdapat kekurangan supply BBM dari permintaan yang diajukan. Setelah dilakukan sounding di setiap titik tangki yang berada di kapal tanker oleh pihak kapal, pihak depot dan pihak surveyor, maka dilakukan

(33)

21

3.2 Prosedur Penerimaan Bahan Bakar Minyak ( BBM ) Pada Pertamina ( Persero ) Fuel Terminal Jambi

3.2.1 Prosedur Penerimaan Bahan Bakar Minyak

Operasi penerimaan BBM dilakukan melalui Kapal Tanker/Tongkang perhitungan volume BBM tersebut berdasarkan hasil sounding yang telah dilakukan sehingga diketahui kapasitas BBM yang ada. Setelah didapatkan hasil perhitungannya, dilakukan pembongkaran ke tangki timbun yang disalurkan melalui pipa-pipa penyaluran. Tangki timbun yang dipilih untuk dilakukan pengisian adalah tangki yang ullagenya cukup untuk menampung BBM sesuai kapasitas yang ada di kapal dengan jenis produk bahan bakar yang sama pula. Jika salah satu tangki timbun sudah penuh, maka lakukan pengisian pada tangki lain yang masih memiliki ullage. Sebelumnya, pada tangki-tangki timbun ini juga sudah dilakukan sounding untuk mengetahui berapa besar ullage yang ada serta mengecek keberadaan air di dalam tangki. Jika keberadaan air di dalam tangki melewati batas minimal, maka air harus dibuang melalui drainase agar tidak tersalurkan saat akan dilakukan pengisian ke mobil tanker.

Pada pembongkaran ke tangki timbun, juga harus dilakukan pengecekan kualitas berdasarkan warna, bau, suhu dan densitas tiap satu jam sekali pada pipa penyaluran. Hal ini penting untuk mengecek dan menghindari terjadinya kesalahan pengisian pada tangki dan menghindari kerugian besar. Sounding sendiri dilakukan dengan memasukkan/mencelupkan meteran dengan bandulan pemberat sepanjang 150 mm pada ujungnya melalui lubang sounding yang berada di atas tangki timbun. Dalam proses sounding, saat meteran dimasukkan sebelumnya telah diusapkan pasta minyak dan air untuk mengetahui berapa tinggi minyak sebenarnya di dalam tangki dan memudahkan pembacaan pada meteran. Pasta air yang terkena fluida air, akan berubah warna menjadi berwarna merah. Sedangkan pasta minyak yang terkena minyak akan terlihat garis batasnya. Posisi peletakan pasta minyak pada meteran tersebut diketahui melaui ATG (Automatic Tank Gauging), alat pengukur tinggi minyak di dalam tangki secara otomatis. Kemudian

(34)

22

melaluipengukuran manual (sounding) dapat diketahui angka pasti dari tinggi minyak tersebut. pengukuran manual (sounding) dapat diketahui angka pasti dari tinggi minyak tersebut.

3.2.2 Penyimpanan (Storage)

Penyimpanan bahan bakar yang telah dilakukan pembongkaran dari kapal tanker dilakukan pada tangki timbun. Tangki timbun (storage tank) ini merupakan tangki yang berfungsi untuk menyimpan minyak mentah atau minyak hasil dari proses kilang, gas, chemical dan lain-lain. Sedangkan untuk tangki timbun yang terdapat di area depot pertamina ini merupakan tangki untuk menyimpan bahan bakar jadi hasil olahan. Tangki timbun dirancang untuk beroperasi dengan kemampuan terhadap tekanan tertentu, sistem insulasi tertentu, dan menampung fluida/gas serta distribusi tertentu.

Tangki ini memiliki bagian-bagian yang memiliki fungsinya masing-masing seperti manhole, grounding cable, drainase, tangga spiral, inlet dan outlet valve, level indicator, pagar pegangan dan lainnya. Manhole merupakan lubang masuk orang sebagai perlengkapan untuk pemeliharaan atau perbaikan tangki. Grounding cable merupakan penyalur muatan listrik statis ke dalam tanah. Drainase digunakan apabila air yang terdapat di dalam tangki berada diatas batas minimal. Tangga spiral merupakan tangga yang digunakan untuk mempermudah naik ke atas tangki untuk dilakukan sounding, perbaikan, dan lain-lain. Inlet dan outlet valve merupakan alat untuk membuka dan menutup masuk atau keluarnya BBM ke dalam atau dari tangki timbun. Level indicator merupakan alat ukur otomatis yang digunakan sebagai pembanding untuk mengetahui ketinggian atau level cairan di dalam tangki. Pagar pegangan sebagai pagar di sekeliling atap tangki dan menuju pusat atap tangki.

Setelah didapatkan hasil perhitungannya, dilakukan pembongkaran ke tangki timbun yang disalurkan melalui pipa-pipa penyaluran. Tangki timbun yang dipilih untuk dilakukan pengisian adalah tangki yang ullagenya cukup untuk menampung BBM sesuai kapasitas yang ada di kapal dengan jenis produk bahan bakar yang sama pula. Jika salah satu tangki timbun sudah penuh, maka lakukan pengisian pada tangki lain yang masih memiliki ullage. Sebelumnya, pada tangki-tangki timbun ini juga sudah dilakukan sounding

(35)

23

untuk mengetahui berapa besar ullage yang ada serta mengecek keberadaan air di dalam tangki. Jika keberadaan air di dalam tangki melewati batas minimal, maka air harus dibuang melalui drainase agar tidak tersalurkan saat akan dilakukan pengisian ke mobil tanker.

Saat pembongkaran ke tangki timbun, juga harus dilakukan pengecekan kualitas berdasarkan warna, bau, suhu dan densitas tiap satu jam sekali pada pipa penyaluran. Hal ini penting untuk mengecek dan menghindari terjadinya kesalahan pengisian pada tangki dan menghindari kerugian besar. Sounding sendiri dilakukan dengan memasukkan/mencelupkan meteran dengan bandulan pemberat sepanjang 150 mm pada ujungnya melalui lubang sounding yang berada di atas tangki timbun. Dalam proses sounding, saat meteran dimasukkan sebelumnya telah diusapkan pasta minyak dan air untuk mengetahui berapa tinggi minyak sebenarnya di dalam tangki dan memudahkan pembacaan pada meteran. Pasta air yang terkena fluida air, akan berubah warna menjadi berwarna merah. Sedangkan pasta minyak yang terkena minyak akan terlihat garis batasnya. Posisi peletakan pasta minyak pada meteran tersebut diketahui melaui ATG (Automatic Tank Gauging), alat pengukur tinggi minyak di dalam tangki secara otomatis. Kemudian melalui pengukuran manual (sounding) dapat diketahui angka pasti dari tinggi minyak tersebut.

Gambar 3.2.3 Tangki Timbun PT. Pertamina ( Persero )

Sumber : Google,

Gambar menunjukkan besar dan volume tangki timbun yang ada di PT. Pertamina dan jarak antar tangki timbun

(36)

24

Tabel 3.2.3 Kapasitas Tangki PT. Pertamina ( Persero ) Jenis Produk Tangki Kapasitas Tangki (KL)

Premium 11 3000 6 1500 4 855 Pertamax 7 1500 2 1000 10 500 1 1000 Bio Solar 3 1000 5 1500 8 2000 12 5000 Pertamax Turbo 9 536 Sumber : PT. Pertamina, 2020

Dapat disimpulkan bahwa table diatas untuk pengisian kapasitas tangki pada PT. Pertamina mempunyai kapasitaas tangki sebanyak seperti yang diatas.

Tabel 3.2.3 Data Tinggi Ukur dan Safe Capacity Tangki di Depot Pertamina Jambi

Jenis Produk Tank Tinggi Ukur (mm) Safety Capacity (kl)

Premium 11 12080 3229 Premium 06 10190 1520 Premium 04 8473 823 Pertamax 07 10286 1483 Pertamax 02 10230 1046 Pertamax 11 7243 547 - 01 Tank Cleaning Biosolar (B30) 03 9550 1036 Biosolar (B30) 05 9315 1510 Biosolar (B30) 08 9410 2052 Sumber : PT. Pertamina, 2020

(37)

25

Dapat disimpulkan bahwa table diatas untuk mengetahui tinggi ukuran dan Safe Capacity tangki pada PT. Pertamina mempunyai tinggi ukuran dan Safe Capacity sebanyak seperti yang diatas.

3.3.2 Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Pada PT. Pertamina a. Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian

Kebijakan akuntansi dan pelaporan keuangan yang diterapkan oleh Grup sesuai dengan standar akuntasi keuangan di Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”). Kebijakan akuntansi diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2018 dan 2017 oleh Grup. Laporan keuangan konsolidasian, kecuali laporan arus kas konsolidasian, disusun berdasarkan konsep akrual dan dasar pengukuran dengan menggunakan harga historis, kecuali beberapa akun tertentu yang dicatat berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi akun tersebut.

b. Transaksi-transaksi pihak berelasi

Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak berelasi sesuai PSAK 7 (Revisi 2015): Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi. Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian.

c. Kas dan setara kas

Kas dan setara kas termasuk kas, bank dan semua deposito berjangka yang jatuh tempo dalam tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan atau tidak dibatasi penggunaannya. Untuk tujuan penyusunan laporan arus kas, kas dan setara kas disajikan setelah dikurangi cerukan. Kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya yang akan digunakan untuk membayar liabilitas yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun disajikan sebagai Kas yang dibatasi penggunaannya dan disajikan sebagai bagian dari Aset Lancar. Kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya untuk membayar liabilitas yang akan jatuh tempo dalam waktu lebih dari satu tahun dari tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian disajikan dalam Aset tidak lancar lainnya.

(38)

26

d. Piutang

Piutang usaha dan piutang lain-lain pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan kemudian diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi dengan penyisihan untuk penurunan nilai. Jika piutang diharapkan tertagih dalam satu tahun atau kurang (atau dalam siklus normal operasi dari bisnis jika lebih lama), piutang tersebut dikelompokkan sebagai aset lancar. Jika lebih, piutang tersebut disajikan sebagai aset tidak lancar.

e. Persediaan

Persediaan minyak mentah dan persediaan produk minyak dinilai berdasarkan nilai terendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi neto. Biaya perolehan ditentukan berdasarkan metode rata-rata dan termasuk semua biaya pembelian, biaya konversi dan biaya lain yang terjadi untuk membawa persediaan ke tempat dan kondisi saat ini. Nilai realisasi neto untuk produk BBM bersubsidi adalah berdasarkan nilai terendah antara harga ketetapan dan harga formula untuk bulan berikutnya.

3.4 Prosedur Pendistribusian

Proses penerimaan, penimbunan dan penyaluran atau yang disebut sebagai proses PPP merupakan fungsi utama dari sebuah Terminal BBM. Produk BBM yang telah diterima akan ditimbun di area penimbunan Fuel Terminal Jambi yang selanjutnya akan disalurkan ke wilayah Jambi dan sekitarnya.

3.4.1 Penerimaan BBM

Penerimaan produk yang dilakukan oleh Terminal BBM Jambi melalui jalur laut dengan menggunakan kapal tanker. Terminal BBM Jambi menyediakan tiga dermaga. Produk yang disalurkan ke Fuel Terminal Jambi yaitu premium, pertamax, bio solar dan pertamax turbo dengan 12 tangki timbun.

Hal-hal yang harus diperhatikan pada proses penerimaan adalah : a. Persiapan penerimaan :

1. Melakukan sonding pada saat dikapal sebanyak 5 kali dan mengukur temperatur serta density. Mengambil sample untuk melakukan pengechekan di laboratorium.

(39)

27

2. Mengetahui ullage tangki timbun. Dapat dilihat pada lampiran 3. Melakukan persiapan jalur penerimaan

4. Persiapan peralatan pungukuran penerimaan (alat ukur, pasta air dan pasta minyak)

b. Selama penerimaan 1. Pemeriksaan visual

2. Monitor flowrate dan volume BBM ditangki timbun penerimaan. Dapat dilihat pada lampiran

c. Setelah penerimaan :

1. Dilakukan pengukuran tangki timbun (kulitas BBM di tangki timbun penerimaan). Dapat dilihat pada lampiran

2. Pemeriksaan visual BBM dan shorts test laboratorium setiap tangki penerimaan oleh petugas QQ (Quality and Quantity)

3. Setela selesai maka jalur inlet ditutup kembali. 3.3.2 Sarana Dan Fasilitas Penerimaan

Penerimaan BBM di Fuel Terminal Jambi melalui jalur laut dengan menggunakan kapal tanker. Sarana dan fasilitas yang digunakan untuk mendukung kegiatan penerimaan BBM antara lain :

a. Booster Pump

b. Pressure High High (PSHH) c. Densito Meter d. Pressure gauge e. Gate Valve f. Strainer g. Motor Otomation h. Manifold

(40)

28

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan maka dapat disimpulkan bahwa :

1. PT. Pertamina ( Persero ) Fuel Terminal Jambi memiliki 6 jenis bahan bakar minyak yang disediakan, yaitu :

- Pertalite - Pertamax - Pertamax Turbo - Dexlite - Premium - Biosolar

2. Prosedur penerimaan yang dilakukan di PT. Pertamina ( Persero ) Fuel Terminal Jambi adalah dilakukan melalui Kapal Tanker/Tongkang yang sumbernya bisa berasal dari Kilang maupun Terminal Transit seperti Tanjung Uban dan Pulau Sambu

3. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proseses penerimaan ada 3 macam, yaitu :

- Persiapan Penerimaan - Selama Peneriman - Setelah Penerimana

(41)

29

4.2 Saran

Bagian persediaan perlu mengawasi pengelolaan persediaan BBM baik penyimpanan maupun penggunaan persediaan BBM. Bagian persediaan memastikan bahwa seluruh BBM ditutup rapat setelah digunakan, bahan baku disimpan berdasarkan jenis BBM yang sama dan penggunaan bahan baku sesuai dengan kebutuhan proses produksi.

(42)

30

DAFTAR PUSTAKA

Catur, Agustin, dkk. 2018. Akuntansi Suatu Pengantar. Salemba Empat : jsjjssjsjsjJakarta.dadadd

Dewi, Irra Chrisyanti. 2011. Pengantar Ilmu Administrasi. Jakarta: PT Prestasi jsjjssjsjsjPustakaraya.

Filosofi-Logo-Pertamina (Persero) Ina 31 Des 2018.pdf

Mulyadi. 2013. Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat Mulyadi. 2014. Akuntansi Biaya. Universitas Gajah Mada : Yogyakarta jsjjssjsjsjPengelolaan-bahan-bakar-minyak

Penerimaan jenis bbm http://ferryantooo.blogspot.com/2011/02/pengertian-penerimaan-jenis Pengelolaan-bahan-bakar minyak jenis.html? PT. Pertamina (Persero) Sejarah, Profil, jsjjssjsjsjVisi dan Misi, Motto, dan Budaya http://www.pertamina.com/ (Diakses jsjjssjsjsjpada 28 September 2017

Pengertianppenerimaan/m=1jenis.http://ferryantooo.blogspot.com/2011/02/pengertiaxnsxnsn jsjjssjsjs-penerimaan-jenis.html.m=1--. Diakses pada 13 Maret pukul 00.40 wib

Perpu Nomor 44 Tahun 1960 Pertambangan Minyak Dan Gas Bumi

Pustakaraya : Jakarta. Dwi Martani. 2012. Akuntansi Keuangan MenegahBerbasis xnsxnsssPSAK. Salemba Empat : Jakarta.

Rasto. 2015, Manajemen Perkantoran Paradigma Baru, Bandung: CV ALFABETA UU No. 15 Tahun 1962 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti

UU No. 2 Tahun 1962 tentang Kewajiban Perusahaan Minyak Memenuhi Kebutuhan Dalam Negeri Menjadi Undang-Undang.

UU No. 8 Tahun 1971 tentang Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara. Wiratna Sujarweni. 2018. Analisis Laporan Keuangan. Pustaka Baru Press : xnsxniiiiYogyakarta.

Gambar

Gambar 3.1 Letak Wilayah Fuel Terminal Jambi
Gambar 3.1.6 Stuktur Organisasi PT. Pertamina ( Persero ) Fuel Terminal Jambi
Gambar 3.2.3 Tangki Timbun PT. Pertamina ( Persero )
Tabel  3.2.3    Data  Tinggi    Ukur    dan    Safe    Capacity    Tangki    di    Depot   Pertamina  Jambi

Referensi

Dokumen terkait