Rancang Bangun Sistem Informasi
Manajemen Aset TI Berbasis Web
(Studi Kasus: PT. Bursa Efek Indonesia)
Penerapan Metode MOORA Dalam Penentuan Pemenang Lelang
Berbasis Web
Lukito Priramadhan Hajid1, Hata Maulana2
12Jurusan Teknik Informatika dan Komputer, Politeknik Negeri Jakarta
Jl. Prof. G.A. Sywabessy, Kampus Baru Universitas Indonesia, 021-7270036
1lukito.priramadhanhajid.tik17@mhsw.pnj.ac.id, 2hata.maulana@tik.pnj.ac.id
ABSTRAK
Pengelolaan atau manajemen aset TI memiliki peran penting dalam tata kelola IT perusahaan, namun pada PT Bursa Efek Indonesia proses manajemen aset TI masih dilakukan secara manual, tidak terkecuali dalam hal perencanaan yang menjadikan Microsoft Excel sebagai media penyimpanan data-data aset TI yang dimiliki, begitu juga dalam proses pengadaan yang dilakukan melalui pelelangan dan melibatkan pihak ketiga sebagai vendor, apabila masih dilakukan secara manual maka kemungkinan untuk menentukan pemenang lelang secara subjektif sangat besar, sehingga berpotensi menimbulkan ketergantungan terhadap satu vendor yang sering mengikuti pelelangan. Oleh karena itu, diperlukan sebuah sistem informasi manajemen aset untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Sistem informasi aset TI yang dibuat pada penelitian kali ini berfokus pada modul perencanaan dan pengadaan dimana didalamnya menyediakan fitur pendukung keputusan pemenang lelang untuk mengatasi masalah tersebut. Sistem ini diimplementasikan menggunakan PHP dengan framework Laravel dan MySql sebagai database serta penggunaan metode MOORA sebagai sistem pendukung penentuan pemenang lelang. pengujian sistem dilakukan menggunakan alpha testing dengan tingkat keberhasilan 90% setelah dilakukan 50 skenario uji sedangkan pengujian metode MOORA mendapatkan nilai presisi 62,5% setelah dilakukan 18 skenario uji.
Kata kunci: Pengadaan, Lelang, Laravel,
SPK, MOORA
BAB I PENDAHULUAN
Pengelolaan atau manajemen aset TI memiliki peran penting dalam tata kelola IT perusahaan, tidak terkecuali PT Bursa Efek
Indonesia. Sayangnya PT Bursa Efek Indonesia, belum menerapkan sebuah teknologi informasi terkait manajemen aset TI. Menurut hasil wawancara dengan karyawan terkait, perusahaan tersebut memiliki permasalahan dalam proses inventarisasi aset TI.
Tidak terkecuali dalam hal perencanaan dan pengadaan yang menjadikan Microsoft Excel sebagai media penyimpanan data-data aset TI yang dimiliki, hal tersebut membuat proses manajemen aset TI kurang optimal seperti saat karyawan membutuhkan suatu barang, data yang tersimpan pada Microsoft Excel tidak lengkap sehingga proses untuk melakukan pengadaan menjadi lama. Begitu juga dalam proses pengadaan yang melalui pelelangan dan melibatkan pihak ketiga sebagai vendor, apabila masih dilakukan secara manual maka kemungkinan untuk menentukan pemenang lelang secara subjektif sangat besar, hal tersebut berpotensi menimbulkan ketergantungan terhadap satu vendor yang sering mengikuti pelelangan.
Patma Ratna Sari dan Joni Devitra [1] dalam penelitiannya membuat sebuah sistem manajemen aset TI berbasis desktop yang didalamnya memuat modul perencanaan dan pengadaan. Sedangkan dalam menangani permasalahan mengenai pengadaan yang diadakan dengan proses lelang, menurut Wahid Sri Hardianto dan Cahyani Budihartanti [2] penerapan sistem pendukung keputusan dengan metode multi-objective optimization by ratio analysis (MOORA) dapat dijadikan alternatif sebagai rekomendasi pemenang lelang, sejalan dengan penilitian diatas Sandy Suwandana dan
Elia Wati [3] juga menerapkan sistem pendukung keputusan dengan metode multi-objective optimization by ratio analysis (MOORA) berbasis web. Pada penelitian kali ini dilakukan pembuatan sebuah sistem informasi manajemen aset TI berbasis web yang berfokus pada modul perencanaan dan modul pengadaan menggunakan metode multi-objective optimization by ratio analysis (MOORA) sebagai sistem pendukung keputusan sehingga layanan manajemen aset TI pada PT Bursa Efek Indonesia lebih optimal dan penentuan pemenang lelang dapat lebih objektif, sistem tersebut diimplementasikan menggunakan PHP dengan framework Laravel dan MySql sebagai database
BAB II METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode Waterfall dalam metode pengembangannya dimana metode waterfall dibagi menjadi lima tahap yaitu: 1) analisis; 2) desain; 3) pengkodean; 4) pengujian; 5) pemeliharaan [4]. Waterfall merupakan model pengembangan perangkat lunak yang paling sering digunakan [5]. Penjelasan setiap langkah dalam metode penilitian dijelaskan sebagai berikut
A. Analisis
Pada tahap ini penulis melakukan analisis dan wawancara terhadap karyawan PT Bursa Efek Indonesia untuk menentukan kebutuhan sistem, dan didapatkan kebutuhan fungsional yaitu: 1) sistem menyediakan fitur pengajuan pengadaan yang dapat dilakukan oleh user; 2) sistem menyediakan fitur daftar pengajuan sehingga petugas dapat melihat dan meninjau pengajuan pengadaan yang telah dilajukan oleh user; 3) sistem menyediakan fitur daftar lelang; 4) sistem menyediakan fitur daftar vendor; 5) sistem menyediakan fitur rekomendasi pemenang lelang. Selain itu didapatkan juga satu kebutuhan non fungsional yaitu sistem dapat berjalan secara offline.
B. Desain
Pada tahap ini desain sistem dengan bentuk mock up dibuat untuk tujuan sebagai guideline apa saja yang harus dikerjakan pada saat implementasi atau coding nantinya, dimana mock up dari sistem yang dikembangkan adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Mock up halaman login
Gambar 2. Mock up halaman lelang
Gambar 3. Mock up halaman vendor
Gambar 5. Mock up halaman daftar rekomendasi
Gambar 6. Mock up halaman detail rekomendasi
C. Pengkodean
Pada tahap ini desain yang sudah dibuat sebelumnya diimplementasikan dengan cara coding, dimana sistem diimplementasikan menggunakan PHP yang disebut juga sebagai scripting language [5], dengan framework Laravel yang sifatnya open source, dan menggunakan konsep model – view – controller [6] dan MySql sebagai database karena sintaksnya yang mudah dipahami [7] serta dilengkapi sistem pendukung keputusan yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan [9]. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode MOORA sebagai sistem pendukung penentuan pemenang lelang. Metode MOORA sendiri merupakan metode yang diterapkan untuk memecahkan masalah dengan perhitungan matematika yang kompleks yang diperkenalkan oleh Brauers dan Zavadskas pada tahun 2006 [5].
Metode ini memiliki tingkat selektifitas yang baik karena dapat menentukan tujuan dari kriteria yang bertentangan, dimana kriteria akan terbagi menjadi dua, yaitu kriteria benefit dan kriteria cost, dimana benefit yaitu jenis kriteria jika nilai semakin besar maka akan semakin baik, dan jika semakin kecil maka
bernilai tidak baik. Sedangkan cost, yaitu jenis kriteria dimana jika nilai semakin kecil maka akan semakin baik, dan jika semakin besar maka akan bernilai tidak baik [2]. Berikut ini adalah langkah-langkah penyelesaian metode MOORA [6]:
1. Menentukan tujuan untuk mengidentifikasi atribut evaluasi yang bersangkutan dan menginputkan nilai kriteria pada suatu alternatif dimana nilai tersebut nantinya akan diproses dan hasilnya akan menjadi sebuah keputusan.
2. Membuat matriks keputusan MOORA dengan mewakilkan semua informasi yang tersedia untuk setiap atribut dalam bentuk matriks keputusan. Data pada persamaan (a) mempersentasikan sebuat matriks 𝑋𝑚𝑥𝑛. Dimana Xij adalah pengukuran kinerja dari alternatif ith pada atribut jth, m adalah jumlah
alternatif dan n adalah jumlah atribut/kriteria. Kemudian sistem ratio dikembangkan dimana setiap kinerja dari sebuah alternatif pada sebuah atribut dibandingkan dengan penyebut yang merupakan wakil untuk semua alternatif dari atribut tersebut. 𝑥 = { 𝑋11 𝑋1𝑖 𝑋1𝑛 𝑋𝑗1 𝑋𝑖𝑗 𝑋𝑗𝑛 𝑋𝑚1 𝑋𝑚𝑖 𝑋𝑚𝑛 } (1) Keterangan:
Xij = respon alternative j pada kriteria i i = 1,2,3,4,...,
n adalah nomor urutan atribut atau kriteria
j = 1,2,3,4,...,n adalah nomor urutan alternatif
X = Matriks Keputusan
3. Normalisasi pada metode MOORA, normalisasi bertujuan untuk menyatukan setiap element matriks sehingga element sehingga element pada matriks memiliki nilai yang seragam. Normalisasi pada MOORA dapat dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut:
𝑋 ∗ 𝑖𝑗 = 𝑋𝑖𝑗
√[∑𝑚 𝑋2𝑖𝑗] 𝑖=1
4. Menghitung Nilai Optimasi Multiobjektif MOORA Jika atribut atau kriteria pada masing-masing alternatif diberikan nilai bobot kepentingan. Pemberian nilai bobot pada kriteria, dengan ketentuan nilai bobot jenis kriteria maksimum lebih besar dari nilai bobot jenis kriteria minimum. Untuk menandakan bahwa sebuah atribut lebih penting itu bisa di kalikan dengan bobot yang sesuai (koefisiensignifikasi). Berikut rumus menghitung nilai Optimasi Multiobjektif MOORA, Perkalian Bobot Kriteria Terhadap Nilai Atribut Maksimum dikurang Perkalian Bobot Kriteria Terhadap Nilai Atribut Minimum, jika dirumuskan maka: 𝑌𝑖= ∑ 𝑊𝑗𝑋𝑖𝑗∗ − ∑𝑛𝑗=𝑔+1𝑊𝑗𝑋𝑖𝑗∗ 𝑔 𝑗=1 (3) Keterangan: i = 1,2,...,g- kriteria/atribut dengan status max i = g+1, g+2,...,n- kriteria/atribut dengan status min
Wj = Respon alternatif j pada kriteria i Y𝑖 = nilai penilaian yang telah dinormalisasikan dari alternatif 1 th terhadap semua atribut
5. Menentukan Nilai Rangking dari hasil perhitungan MOORA Nilai dimana nilai Y𝑖 dapat menjadi positif atau negatif tergantung dari total maksimal (atribut yang menguntungkan) dalam matriks keputusan. Sebuah urutan peringkat dari Y𝑖
menunjukkan pilihan terakhir. Dengan demikian alternatif terbaik memiliki nilai Y𝑖
tertinggi sedangkan alternatif terburuk memiliki nilai Y𝑖 terendah. Output dari perhitungan Metode MOORA:
Alternative yang memiliki nilai akhir (Y𝑖) tertinggi maka alternatif tersebut merupakan alternatif terbaik dari data yang ada, alternatif ini akan dipilih sesuai dengan permasalahan yang ada karena ini merupakan pilihan terbaik. Sedangkan alternatif yang memiliki nilai akhir (Y𝑖) terendah adalah alternatif yang terburuk dari data yang ada.
D. Pengujian
Pada tahap Pengujian bertujuan untuk mengetahui apakah sistem sudah sesuai dengan yang diinginkan dan apakah masih ada kesalahan atau tidak.
E. Pemeliharaan
Tahap pemeliharaan dapat mengulangi proses pengembangan mulai dari analisis spesifikasi untuk perubahan perangkat lunak yang sudah ada, tapi tidak untuk membuat perangkat lunak baru. Namun pada penelitian kali hanya hanya mencakup hingga tahap keempat yaitu tahap pengujian.
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN Tujuan utama dari penelitian ini adalah merancang dan membangun sistem berbasis web khususnya modul perencanaan dan pengadaan dengan menggunakan MOORA sebagai sistem pendukung keputusan pemenang lelang serta untuk menyimpan informasi yang akurat dan terstruktur dengan baik dari data-data aset TI PT Bursa Efek Indonesia. Dalam pengimplementasiannya sistem ini memiliki dua perhitungan dimana dibedakan dengan ada atau tidaknya special request pada lelang yang diikuti, dimana pada perhitungan non special request kriteria penawaran lebih diperhitungkan daripada kriteria ketersediaan, sedangkan pada perhitungan special request kriteria ketersediaan lebih diperhitungkan daripada kriteria penawaran.
A. Perhitungan Metode MOORA Non Special Request
Tabel 1. Tabel data alternatif non special request
I D Nam a vend or Lelang yang diikuti penawar an kualita s ketersedia an 1 PT A Pengada an Antiviru s 2000000 00 Standar d Ready stock 2 PT B Pengada an Antiviru s 2050000 00 Diatas standar d Ready stock 3 PT C Pengada an Antiviru s 1980000 00 Standar d Inden 4 PT D Pengada an 2000000 00 Diataas stranda rd Inden
Antiviru s 5 PT E Pengada an Antiviru s 2030000 00 Standar d Ready stock
Tabel 2. Tabel kriteria non special request
Kriteria Nama Kriteria Bobot Jenis
C1 Penawaran 0,5 Cost
C2 Kualitas 0,2 Benefit
C3 Ketersediaan 0,3 Benefit
Dalam menentukan pemenang lelang menggunakan metode MOORA maka terlebih dahulu ditentukan nilai awal dari setiap kriteria sebagai berikut:
Tabel 3. Tabel bilangan fuzzy C2 non special
request
Bilangan Fuzzy Nilai
Diatas standard 1
Standard 0
Tabel 4. Tabel bilangan fuzzy C3 non special
request
Bilangan Fuzzy Nilai
Ready stock 1
Inded 0
Dengan menggunakan data-data tersebut dan dilakukan perhitungan sesuai dengan tahapan pada bab 2 maka sistem menampilkan hasil sebagai berikut:
Gambar 7. Hasil perhitungan non special request
Maka hasil sistem pendukung keputusan yang menjadi rekomendasi pertama pemenang lelang adalah PT B.
B. Perhitungan Metode MOORA Special Request
Tabel 5. Tabel data alternatif special request
I D Nam a vend or Lelang yang diikuti penawar an kualita s ketersedia an 1 PT A Pengada an Antiviru s 2000000 00 Standar d Ready stock 2 PT B Pengada an Antiviru s 2050000 00 Diatas standar d Ready stock 3 PT C Pengada an Antiviru s 1980000 00 Standar d Inden 4 PT D Pengada an Antiviru s 2000000 00 Diataas stranda rd Inden 5 PT E Pengada an Antiviru s 2030000 00 Standar d Ready stock
Tabel 6. Tabel kriteria special request
Kriteria Nama Kriteria Bobot Jenis
C1 Penawaran 0,3 Cost
C2 Kualitas 0,2 Benefit
C3 Ketersediaan 0,5 Benefit
Dalam menentukan pemenang lelang menggunakan metode MOORA maka terlebih dahulu ditentukan nilai awal dari setiap kriteria sebagai berikut:
Tabel 7. Tabel bilangan fuzzy C2 special request
Bilangan Fuzzy Nilai
Diatas standard 1
Standard 0
Tabel 8. Tabel bilangan fuzzy C3 special request
Bilangan Fuzzy Nilai
Ready stock 1
Inded 0
Dengan menggunakan data-data tersebut dan dilakukan perhitungan sesuai dengan
tahapan pada bab 2 maka sistem menampilkan hasil sebagai berikut:
Gambar 8. Hasil perhitungan special request
Maka hasil sistem pendukung keputusan yang menjadi rekomendasi pertama pemenang lelang adalah PT B.
Setelah keseluruhan sistem berhasil dibuat pengujian perlu dilakukan untuk memastikan apakah fungsionalitas dan keamanan sistem sudah berjalan sesuai dengan yang diharapkan, pengujian pada penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap yaitu: 1) pengujian alpha testing; 2) pengujian MOORA; 3) pengujian SUS. Penjelasan setiap tahap dalam proses pengujian dijelaskan sebagai berikut. A. Pengujian alpha testing
Alpha testing pada penelitian ini menggunakan metode blackbox testing yang merupakan pengujian perangkat lunak dari segi spesifikasi fungsional tanpa menguji desain dan kode program untuk mengetahui apakah fungsi, masukan dan keluaran dari perangkat lunak sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan [10]. Pengujian menggunakan black box testing memungkinkan pengembang sistem untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh batasan-batasan fungsional pada suatu sistem [11]. Presentase keberhasilan alpha testing mendapat nilai sebesar 90% setelah dilakukan 50 skenario uji dan didapatkan 45 skenario berhasil serta 5 skenario gagal, yang artinya fungsionalitas dan keamanan sistem secara keseluruhan sudah berjalan sesuai dengan yang diharapkan namun masih memiliki beberapa kekurangan seperti hasil pengujian diatas, dimana tiga skenario yang gagal sudah memiliki solusi dan dua skenario yang gagal belum memiliki solusi. B. Pengujian MOORA
Nilai presisi dari pengujian MOORA mendapat nilai sebesar 62,5% setelah dilakukan 16 skenario uji dan didapatkan 10 skenario berhasil serta 6 skenario gagal, yang artinya
nilai presisi secara keseluruhan sudah berjalan sesuai dengan yang diharapkan, namun masih memiliki kekurangan dalam melakukan pemeringkatan.
C. Pengujian SUS
System Usabily Scale atau biasa disebut SUS adalah alat ukur yang menilai usability suatu produk [12], dimana Langkah-langkah perhitungan pengujian SUS adalah sebagai berikut [14]:
6. Untuk setiap pertanyaan bernomor ganjil (1, 3, 5, 7, 9), kurangi 1 dari skor (X-1). 7. Untuk setiap pertanyaan bernomor genap (2,
4, 6, 8, 10), kurangi nilainya dari 5 (5-X). 8. Tambahkan semua nilai dari pernyataan
bernomor genap dan ganjil, kemudian hasil penjumlahan tersebut dikalikan dengan 2,5. 9. Hasil perhitungan skor SUS berkisar antara
0 – 100 dengan interpretasi nilai SUS seperti tabel dibawah
Tabel 9 Interpretasi nilai SUS
Skor SUS Nilai Kategori
>80,3 A Excellent
68 – 80,2 B Good
67 C Okay
51 – 66 D Poor
<51 E awful
Pengujian SUS mendapatkan skor 60 dengan nilai D dan masuk kedalam kategori poor yang artinya sistem memiliki tingkat usability yang cukup rendah setelah dilakukan pemberian kuesioner yang berisikan sepuluh pertanyaan kepada pengguna sistem sehingga tingkat kepuasan pengguna sistem dapat diketahui dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 10 Hasil pengujian SUS
No Pertanyaan Skor
Q1 Saya akan sering
menggunakan sistem ini 5 Q2 Saya perlu bantuan untuk menggunakan sistem ini 2
Q3 Saya merasa sistem ini mudah digunakan
4
Q4 Saya merasa
fungsi dan fitur yang terdapat dalam sistem ini sudah berjalan dengan baik
4
Q5 Saya merasa
teralu banyak hal
yang tidak konsisten dalam sistem ini 3 Q6 Saya merasa sistem ini membingungkan 3
Q7 Saya merasa tidak
ada hambatan dalam menggunakan sistem ini 4 Q8 Saya merasa
sistem ini dapat membantu pekerjaan saya 2 Q9 Saya perlu membiasakan diri terlebih dahulu sebelum menggunakan sistem ini 4
Q10 Saya merasa fitur
pada sistem sesuai dengan proses bisnis
pengelolaan aset 5
II. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan implementasi sistem manajemen aset TI modul perencanaan dan pengadaan dalam studi kasus pada PT Bursa Efek Indonesia dapat disimpulkan bahwa telah berhasil dibangun sistem informasi manajemen aset TI modul perencanaan dan modul pengadaan dengan menerapkan metode MOORA sebagai pendukung penentuan pemenang lelang. Dengan pengujian alpha testing mendapatkan hasil sebesar 90% setelah dilakukan 50 skenario pengujian yang dibagi menjadi 38 uji fungsionalitas dan 12 uji keamanan, maka dapat disimpulkan bahwa fungsionalitas dan keamanan sistem telah berjalan dengan baik. Serta pengujian perhitungan MOORA pada sistem ini mendapatkan hasil sebesar 62,5% dimana untuk perhitungannya sudah memberikan hasil yang
seharusnya, dibuktikan dengan
membandingkan hasil nilai akhir sistem dengan hasil perhitungan manual. Namun untuk pemeringkatan masih memiliki sedikit bug apabila data alternatif memiliki total nilai yang sama.
Modul perencanaan dan pengadaan pada sistem informasi manajemen aset TI PT Bursa Efek Indonesia masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis memberikan beberapa saran untuk kedepannya yaitu menambahkan fitur notifikasi pada modul perencanaan, sehingga petugas tahu apabila ada user yang mengajukan pengadaan, menambahkan fitur search pada tiap kolom, sehingga petugas lebih mudah untuk menemukan data yang spesifik serta memperbaiki fungsi input, sehingga tanggal selesai tidak bisa diisi lebih awal dari tanggal mulai
DAFTAR PUSTAKA
[1] P. R. sari and J. Devitra, "ANALISIS
DAN PERANCANGAN SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN ASET
PADA KANTOR BADAN
METEOROLOGI, KLIMATOLOGI
DAN GEOFISIKA (BMKG) PROVINSI JAMBI," Jurnal Manajemen Sistem Informasi, vol. 2, no. 3, pp. 573-591, 2017.
[2] W. S. Hardianto and C. Budihartanti, "PENERAPAN METODE MOORA
DALAM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN PEMILIHAN VENDOR BUKU TAHUNANSEKOLAH SMA NEGERI 1 CISARUA," Journal of Information System, Informatics and Computing, vol. 4, no. 2, pp. 75-86, 2020.
[3] S. Suwandana and E. Wati, "SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN SUPPLIER BARANG
DENGAN MENGGUNAKAN
METODE MOORA DI CV. CXY COMPUTER BERBASIS WEB," Jurnal Sistem Informasi dan Manajemen, vol. 8, no. 2, pp. 70-80, 2020.
[4] A. Prayitno and Y. Safitri, "Pemanfaatan Sistem Informasi Perpustakaan Digital Berbasis Website Untuk Para Penulis," Indonesian Journal on Software Engineering, vol. 1, no. 1, pp. 1-10, 2015.
[5] R. Susanto and A. D. Andriana,
"PERBANDINGAN MODEL
WATERFALL DAN PROTOTYPING," Majalah Ilmiah UNIKOM, vol. 14, no. 1, pp. 41-46, 2016.
[6] D. Setiawan, Buku Sakti Pemrograman Web: HTML, CSS, PHP, MySQL & Javascript, 1 ed., Yogyakarta: Start UP, 2017.
[7] D. Naista, Codeigniter Vs Laravel, 1 ed., Yogyakarta: CV. Lokomedia., 2017. [8] I. Warman and R. Ramdaniansyah,
"ANALISIS PERBANDINGAN
KINERJA QUERY DATABASE
MANAGEMENT SYSTEM (DBMS)
ANTARA MySQL 5.7.16 DAN
MARIADB 10.1," Jurnal TEKNOIF, vol. 6, no. 1, pp. 32-41, 2018.
[9] W. Wisanti, "SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN GURU BERBASIS WEB," JURNAL INSTEK , vol. 2, no. 2, pp. 71-80, 2017.
[10] C. Fadlan, A. P. Windarto and I. S. Damanik, "Penerapan Metode MOORA pada Sistem Pemilihan Bibit Cabai (Kasus: Desa Bandar Siantar Kecamatan Gunung Malela)," Journal of Applied
Informatics and Computing (JAIC), vol. 3, no. 2, pp. 42-46, 2019.
[11] R. F. Sinaga, S. R. Andani and Suhada, "PENENTUAN PENERIMA KIP
DENGAN MENGGUNAKAN
METODE MOORA PADA SD NEGERI 124395 PEMATANG \SIANTAR," KOMIK (Konferensi Nasional Teknologi Informasi dan Komputer) I, vol. 2, no. 1, pp. 278-285, 2018.
[12] W. N. Cholifah, Y. and S. M. Sagita, "PENGUJIAN BLACK BOX TESTING PADA APLIKASI ACTION & STRATEGY BERBASIS ANDROID
DENGAN TEKNOLOGI
PHONEGAP," Jurnal String, vol. 3, no. 2, pp. 206-210, 2018.
[13] T. S. Jaya, "Pengujian Aplikasi dengan Metode Blackbox Testing Boundary Value Analysis (Studi Kasus: Kantor Digital Politeknik Negeri Lampung),"
Jurnal Informatika: Jurnal
Pengembangan IT (JPIT), vol. 3, no. 1, pp. 45-48, 2018.
[14] A. Sidik, "Penggunaan System Usability Scale (SUS) Sebagai Evaluasi Website Berita Mobile," Jurnal Ilmiah Technologia, vol. 9, no. 2, pp. 83-88, 2018.
[15] D. P. Kesuma, "Evaluasi Usability Pada Web Perguruan Tinggi XYZ Menggunakan System Usability Scale," JTSI, vol. 1, no. 2, pp. 212-222, 2020.