• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI SOSIAL. MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH MODEL MODEL PEMBELAJARAN Yang dibina oleh Bapak Dedi Kuswandi, Dr. M.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI SOSIAL. MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH MODEL MODEL PEMBELAJARAN Yang dibina oleh Bapak Dedi Kuswandi, Dr. M."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI SOSIAL

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH

MODEL – MODEL PEMBELAJARAN

Yang dibina oleh Bapak Dedi Kuswandi, Dr. M.Pd

Oleh

RIZKI AL YUSRA

140121807631

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

PASCASARJANA

PROGRAM STUDI TEKNOLGI PEMBELAJARAN

FEBRUARI 2015

(2)

1

MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI SOSIAL

A. PENDAHULUAN

Pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu interaksi positif antara pendidik dan peserta didik dan antara peserta didik dengan peserta didik lainnya. Untuk mencapai tujuan pembelajaran diperlukan suatu pemilihan model pembelajaran yang tepat. Ada banyak model pembelajaran yang bisa diterapkan untuk membangun interaksi dan komunikasi yang baik antara peserta didik dan pendidik .

Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain (Joyce dan Weil, 2003). Model pembelajaran dapat dijadikan pola pikiran, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien utntuk mencapai tujuan pendidikannya. Model pembelajaran Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya. Gladi resik merupakan salah satu contoh simulasi, yakni memperagakan proses terjadinya suatu upacara tertentu sebagai latihan untuk upacara sebenarnya supaya tidak gagal dalam waktunya nanti. Demikian juga untuk mengembangkan pemahaman dan penghayatan terhadap suatu peristiwa yang lebih banyak mengarah kepada psikomotor , maka penggunaan model pembelajaran simulasi akan sangat bermanfaat.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis akan membahas model pembelajaran simulasi yang merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif untuk melatih siswa agar lebih terampil. Dalam makalah ini permasalahan yang akan dibahas adalah : (1). Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran simulasi? (2). Bagaimana penerapan model pembelajaran simulasi ? Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui model pembelajaran simulasi dan penerapan model pembelajaran simulasi. Manfaat penulisan makalah ini yaitu setelah selesainya penulisan makalah ini diharapkan bisa bermanfaat bagi pembaca terutama guru yang ingin mengetahui dan menerapkan model pembelajaran simulasi dalam proses pembelajaran.

B. MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI 1. Pengertian Model Pembelajaran Simulasi

Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.

(3)

2

Model pembelajaran simulasi merupakan model pembelajaran yang membuat suatu peniruan terhadap sesuatu yang nyata, terhadap keadaan sekelilingnya (state of affaris) atau proses. Model pembelajaran ini dirancang untuk membantu siswa mengalami bermacam-macam proses dan kenyataan sosial dan untuk menguji reaksi mereka, serta untuk memperoleh konsep keterampilan pembuatan keputusan.

Model pembelajaran ini diterapkan didalam dunia pendidikan dengan tujuan mengaktifkan kemampuan yang dianalogikan dengan proses sibernetika. Pendekatan simulasi dirancang agar mendekati kenyataan dimana gerakan yang dianggap kompleks sengaja dikontrol, misalnya, dalam proses simulasi ini dilakukan dengan menggunakan simulator.

Model pembelajaran simulasi bertujuan untuk:

a. melatih keterampilan tertentu baik bersifat profesional maupun bagi kehidupan sehari-hari

b. memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip c. melatih memecahkan masalah, (4) meningkatkan keaktifan belajar d. memberikan motivasi belajar kepada siswa

e. melatih siswa untuk mengadakan kerjasama dalam situasi kelompok

f. menumbuhkan daya kreatif siswa, dan (8) melatih siswa untuk mengembangkan sikap toleransi.

2. Karakter Model Pembelajaran Simulasi

Menurut Joyce dan Weil (2003),model ini memiliki tahap sebagai berikut: : 1) Sintakmatik

Tahap I. Orientasi

(1) Menyediakan berbagai topik simulasi dan konsep-konsep yang akan diintegrasikan dalam proses simulasi.

(2) Menjelaskan prinsip Simulasi dan permainan.

(3) Memberikan gambaran teknis secara umum tentang proses simulasi.

Tahap II. Latihan bagi peserta

(1) Membuat skenario yang berisi aturan, peranan, langkah, pencatatan, bentuk keputusan yang harus dibuat, dan tujuan yang akan dicapai.

(2) Menugaskan para pemeran dalam simulasi (3) Mencoba secara singkat suatu episode

(4)

3

Tahap III. Proses simulasi

(1) Melaksanakan aktivitas permainan dan pengaturan kegiatan tersebut.

(2) Memperoleh umpan balik dan evaluasi dari hasil pengamatan terhadap performan si pemeran.

(3) Menjernihkan hal-hal yang miskonsepsional (4) Melanjutkan permainan/simulasi

Tahap IV. Pemantapan dan debriefing

(1) Memberikan ringkasan mengenai kejadian dan persepsi yang timbul selama simulasi.

(2) Memberikan ringkasan mengenai kesulitan-kesulitan dan wawasan para peserta. (3) Menganalisis proses

(4) Membandingkan aktivitas simulasi dengan dunia nyata. (5) Menghubungkan proses simulasi dengan isi pelajaran. (6) Menilai dan merancang kembali simulasi.

2) Sistem Sosial

Didalam simulasi, pengajar harus dengan sengaja memilih jenis kegiatan dan mengatur siswa dengan merancang kegiatan yang utuh dan padat mengenai sesuatu proses. Karena itu, model ini termasuk model yang terstruktur. Namun demikian, kerjasama antar peserta sangat diperhatikan. Keberhasilan dari model ini tergantung pada kerjasama dan kemauan dari siswa untuk secara bersungguh-sungguh

melaksanakan aktivitas ini.

3) Prinsip reaksi/pengelolaan

Dalam model ini, pengajar berperan sebagai pemberi kemudahan atau fasilitator. Dalam keseluruhan proses simulasi, pengajar bertugas dan bertanggung jawab atas terpeliharanya suasana belajar dengan cara menunjukkan sikap yang mendukung atau supportif dan tidak bersifat menilai atau evaluatif. Dalam hal ini, pengajar bertugas untuk lebih dahulu mendorong pengertian dan penafsiran para siswa terhadap isi dan makna dari simulasi tersebut.

4) Sistem Pendukung

Sarana yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan simulasi ini bervariasi, mulai dari yang paling sederhana dan murah, ke yang paling kompleks dan mahal.

(5)

4

Misalnya bila sarana yang dipergunakan berupa simulator elektronik, tentu hal ini memerlukan biaya yang besar. Tapi bila sarana yang diperlukan itu hanyalah berupa kartu ataupun kelereng, tentu sangat murah

5) Dampak Instruksional dan Pengiring

Dampak Instruksional dan Pengiring dari model ini sebagaimana dikemukakan oleh Joyce dan Weil (2003) dapat dilihat pada gambar :

Untuk kepentingan praktis, model tersebut dapat diadaptasi dalam bentuk kerangka operasional sebagai berikut:

(6)

5

3. Kelebihan Dan Kelemahan Model Pembelajaran Simulasi

Wina Sanjaya (2010) menyatakan bahwa terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan dengan menggunakan simulasi sebagai metode mengajar.

a. Kelebihan Model pembelajaran ini di antaranya adalah:

1) Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.

2) Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik yang disimulasikan 3) Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.

4) Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.

5) Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses permbelajaran.

b. Kelemahan model pembelajaran ini, di antaranya adalah:

1) Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan.

2) Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.

3) Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa dalam melakukan simulasi.

4. Analisis Kritis Penerapan Model Pembelajaran Simulasi

Metode simulasi sebagai metode mengajar merupakan kegiatan untuk menirukan suatu perbuatan atau kegiatan. Peniruan tersebut hanyalah bersifat pura-pura, namun dapat memperjelas materi pelajaran yang besangkutan. Bentuk simulasi dapat berupa role playing (bermain peran),sosiodrama,atau permainan.

Agar simulasi terlaksana dengan lancar,maka kepada para siswa perlu diberi petunjuk tentang bagaimana prosedur yang akan dilakukan,dan bagaimana gambaran situasi yang di inginkan. Topik hendaknya disesuakan dengan tingkat pengetahuan dan kemampuan siswa. Penentuan topik dirundingkan oleh guru dan siswa. Simulasi dilakukan oleh kelompok siswa.

(7)

6

C. PENUTUP

1. Kesimpulan

Model pembelajaran simulasi sengaja dirancang oleh pendidik untuk membantu siswa mengalami bermacam-macam proses dan kenyataan sosial dan untuk menguji reaksi mereka. Simulasi sebagai model pembelajaran merupkan penerapan dari prinsip cybernetics dalam dunia pendidikan.

Model pembelajaran simulasi memiliki 4 tahapan, yaitu: (a) Orientasi (b) Latihan Bagi peserta (c) Proses simulasi d) Pemantapan atau debriefing.

2. Saran

Banyak model pembelajaran yang dapat dipergunakan guru untuk melakukan proses pembelajaran, namun untuk kegiatan pembelajaran yang dengan pokok bahasan lebih banyak kearah psikomotor, akan lebih baik menggunakan model pembelajaran simulasi ini.

D. Daftar Rujukan

Bruce Joyce & Marsha Weil. 2003. Models of Teaching Fifth Edition.New Delhi. Prentice-Hall, Inc.

Sanjaya, Wina. 2010. Stategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung. Kencana.

Referensi

Dokumen terkait

jelas menyebutkan dilakukan secara elektronik. Hal ini berarti hal-hal yang berkaitan dengan teknis pendaftaran fidusia diserahkan sepenuhnya pada kantor Pendaftaran

— pihak berkepentingan yang relevan lainnya sebagaimana ditentukan oleh klien audit dan/atau auditee. Jika berlaku, ketua tim audit harus memberitahu auditee

malang KoTa –Berdasarkan data dari sejumlah pihak berwenang, sejak awal maret 2020 hingga januari ini (11 bulan), tercatat ada 412 tenaga kesehatan (nakes) di malang raya

Tangan harus dicuci dengan sabun dan air bersih (atau handrub antiseptik) setelah melepas sarung tangan karena pada saat tersebut mungkin sarung tangan ada

Suhu pemanasan mempengaruhi morfologi sampel yang ditunjukkan dengan nilai ukuran butir cenderung semakin besar seiring naiknya suhu pemanasan. Film dengan suhu pemanasan

persaingan usaha yang kompetitif atau disebut dengan pasar monopolistik, yang mana pasar monopolistik adalah salah satu bentuk pasar dimana terdapat banyak produsen

Untuk implementasi pelaporan CSR di Indonesia dapat dilihat dari hasil survey yang dilakukan oleh ACCA (2009) di 5 negara ASEAN terkait pelaporan CSR, Data ini

Hasil seleksi menunjukkan bahwa umur pertama bertelur itik Alabio generasi kedua bertelur lebih cepat 1 hari dan produksi telur 24 minggu meningkat 16 butir daripada