• Tidak ada hasil yang ditemukan

Edisi. 14/ATW/September/2015 ISSN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Edisi. 14/ATW/September/2015 ISSN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

-_Jurnal Teknika Atw - 15

DESAIN MATERIAL BEBAN DAN FREKUENSI RESONANSI

KOMPOR INDUKSI UNTUK MENDAPATKAN EFISIENSI

ENERGI

Tri Rahayu Kuwat Lestari Imam Djati Widodo,

Ali Parkhan, Abstract

The use of induction cookers are often constrained to issue a very large power consumption. By changing the frequency of the induction cooker and see the effect of the propagation of heat energy from the size the heat will affect the achievement of the time. The study, done is varying the frequency and load material to obtain energy efficiency to heat up as much as one liter of hot water until it reaches 90°C. The study design using the Taguchi method with reference to the matrix Orthogonal Array with 3 levels and 4 factors of control, ie frequency, material thickness, material type and the diameter of the load by factor, namely response to the response time.

The test results showed that all factors influencing the respon factor control and optimal conditions achieved at A1B1C1D1 parameter setting in frequency 29 kHz, 0.33 mm material thickness, type of material zinc, the burden of 12 cm diameter, and the achievement of efficiencies by 21.72%. Keywords: induction cooker, energy efficiency, heat attainment time, Taguchi.

Abstrak

Penggunaan kompor induksi sering terkendala pada masalah konsumsi dayanya yang besar. Dengan merubah frekuensi pada kompor induksi serta melihat pengaruh perambatan energi panas dari ukuran beban, akan mempengaruhi waktu pencapaian panas.

Penelitian yang dilakukan yaitu memvariasikan frekuensi dan material beban untuk mendapatkan efisiensi energi dengan memanaskan air sebanyak 1 (satu) liter hingga mencapai suhu 90°C.. Rancangan penelitian dengan menggunakan metode Taguchi yang mengacu pada matriks Orthogonal Array dengan menggunakan 3 level dan 4 faktor kendali yaitu frekuensi, ketebalan bahan, jenis bahan dan diameter beban dengan faktor respon yaitu respon waktu pencapaian panas.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua faktor kendali mempengaruhi faktor respon dan kondisi optimal dicapai pada seting parameter A1B1C1D1yaitu pada Frekuensi 29 KHz, Ketebalan Bahan 0,33mm, Jenis Bahan Seng, Diameter Beban 12cm dengan efisiensi sebesar 21,72%.

Kata kunci : kompor induksi, efisiensi energi, waktu pencapaian panas, Taguchi.

I. PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat khususnya pada bidang elektronika. Hampir semua peralatan menggunakan komponen elektronika, bahkan peralatan rumah tangga pun banyak sekali yang menggunakan sistem elektronika seperti alat untuk masak atau kompor. Namun dengan banyaknya peralatan elektronik yang digunakan, akan semakin besar pula penggunaan energi listrik. Alasan untuk menghemat biaya, peralatan rumah tangga banyak sekali yang diciptakan. Untuk itu perlu adanya inovasi yang hemat energi, hemat biaya, praktis, mudah digunakan dan memiliki tingkat keamanan yang tinggi. Kompor induksi dapat dijadikan alternatif untuk mengatasi masalah-masalah tersebut (Firda, 2008).

Penggunaan kompor induksi sering terkendala pada masalah konsumsi dayanya yang besar. Dari beberapa penelitian tentang pemanas dengan induksi, disebutkan bagaimana efisiensi energi dari alat tersebut dapat lebih ditingkatkan. Perbaikan efisiensi energi pemanas induksi dengan melihat pengaruh perambatan energi panas dari sisi ukuran dan posisi suspector. Suspector yang diuji terbuat dari bahan stainless steel dan graphite (Park,dkk, 2009). Menurut Zhulkarnaen (2000), dengan merubah frekuensi pada kompor induksi, akan mempengaruhi waktu pencapaian panas, besarnya daya, besarnya energi elektrik, dan besarnya efisiensi energi.

Dengan merubah ketebalan, jenis dan diameter dari bahan, diharapkan pula dapat berpengaruh terhadap waktu pencapaian panas. Proses optimasi pada penelitian ini digunakan Desain Eksperimen dengan Metode Taguchi.

(2)

III. METODE PENELITIAN

Pemilihan karakteristik kualitas produk yang akan diteliti meliputi: 1. Variabel Terikat

2. Variabel Bebas

Dari variabel terikat dan variable bebas yang terdiri dari 4 faktor dengan 3 level, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1 Level dan Faktor Kendali

No Faktor Kendali Level

1 2 3

1 Frekuensi (KHz) 29 30 31

2 Ketebalan bahan (mm) 0,3 0,4 0,5

3 Jenis bahan Seng St. Steel Graphite

4 Diameter beban (cm) 12 19 26

Pada penelitian ini variabel bebas terdiri dari 4 faktor (A, B, C, D) dengan 3 level (1, 2 dan 3). Metode yang digunakan eksperimen Taguchi, maka orthogonal Array yang dipilih adalah L9

(34), dengan tabel di bawah ini:

Tabel 2. Matriks orthogonal Array standar dengan 3 level (Sumber : Soejanto, 2009)

Orthogonal Array pengujiaan yang digunakan dalam eksperimen dapat ditunjukkan pada tabel 3.

Table. 3. Orthogonal Array L9 ( 34 )

TRIAL FAKTOR A B C D 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2 3 1 3 3 3 4 2 1 2 3 5 2 2 3 1 6 2 3 1 2 7 3 1 3 2 8 3 2 1 3 9 3 3 2 1

Gambar 4. adalah diagram alir yang menjelaskan hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya dalam melakukan perancangan.

Gambar 4. Diagram Alir Hubungan Antar Variabel

I. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari langkah-langkah pengambilan data, didapatkan data pengukuran untuk waktu pencapaian panas seperti tabel dibawah ini :

Matrik Orthogonal array 3 level L9 (34) L27 (313) L 81 (340) - -Frekuensi Ketebalan Bahan Jenis Bahan Diameter Beban Proses Optimasi waktu pencapaian dengan metode Taguchi Efisiensi energi Tegangan

(3)

-_Jurnal Teknika Atw - 17

Tabel 4. Data Waktu

Pencapaian Panas (menit)

Data-data yang dihasilkan dari tahap pengukuran diolah dengan : 1. Uji Normalitas Data

Tabel 5. Kolmogorov-Smirnov untuk Waktu Pencapaian Panas (menit)

2. Uji Homogenitas Variasi s12 =1,02/8=0,13 s22 = 1,05/ 8 = 0,13 s32 = 1,13/ 8 = 0,14 s2 =   ( ni – 1 ) si2 /  ( ni – 1 )  = 0,13- B = ( log s2 )  ( ni – 1 ) = - 0,88 2 = ( ln10 )  B -  ( ni - 1) log si2  = 3,54 20..05;8 = 15,5 (tabel distribusi 2)

Artinya : karena 2hitung< 2tabel, ( 3,54 < 15,5) maka Ho diterima, artinya data waktu pencapaian

panas homogen.

3. Analysis Variansi (ANOVA)

Untuk mengetahui faktor utama yang berpengaruh secara signifikan maka digunakan Analisis Variansi (ANOVA). Perhitungan A1 = 12,0 + 12,1 +14,4 = 38,50 = [∑ ∑ ] = 118,40 A B C D n1 n2 n3 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 1 1 1 2 2 2 3 3 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 2 3 1 3 1 2 1 2 3 3 1 2 2 3 1 4,0 4,1 4.8 4.2 4.6 4.5 4.4 4.5 4.4 4,0 4.0 4.8 4.2 4.7 4.4 4.5 4.5 4.5 4.0 4.0 4.9 4.3 4.7 4.4 4.4 4.4 4.5 12,0 12,2 14,4 12,4 14,0 13,2 13,4 13,4 13,3 4,00 4,07 4,80 4,13 4,67 4,40 4,47 4,47 4,43

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Waktu Pencapaian Panas (menit) N 27 Normal Parametersa,b Mean 4.3889 Std. Deviation .25221 Most Extreme Differences Absolute .184 Positive .108 Negative -.184 Kolmogorov-Smirnov Z .553

Asymp. Sig. (2-tailed) .920

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

(4)

CF = = 519,2 SST = [∑ ∑ Yij] − CF = 1,95 k SSA = [ ∑ Ǻi 2 ] - CF = 0,13 i=1 n A SSe = SST - SSA - SSB - SSC - SSD = 0,11 F hitung faktor A = = 11,31 F hitung faktor B = = 51,06 F hitung faktor C = = 78,25 F hitung faktor D = = 15,25

Dari perhitungan diatas, kemudian disusun kedalam tabel, maka didapatkan :

Tabel.6 ANOVA untuk perhitungan tabel 4.

Berdasarkan hasil perhitungan yang tercantum pada tabel. 8. ternyata semua faktor mempengaruhi variabel waktu pencapaian panas, karena Fhitung semua faktor > Ftabel.

4. Signal to Noise Ratio

Perhitungan

SNR1 = - 10 log 1/3 [ ( 4,0 )2 + ( 4,0 ) 2 + ( 4,0 )2 ] = - 12,04

Cara yang sama untuk SNR2 sampai SNR9, maka didapatkan tabel sebagai berikut : Noise Ratio

table 4. Tabel.7. Signal to

Perhitungan efek tiap factor :

Faktor A1 = [(-12,04) + (-12,11) + (-13,69)] / 3 = - 12,61 Hasil perhitungan efek tiap factor ditunjukkan pada table berikut:

Tabel. 8. Nilai optimal tiap faktor

Sumber Variasi db SS MS F hitung F tabel Faktor A 2 0,13 0,07 11,31 3,55 B 2 0,61 0,30 51,06 3,55 C 2 0,93 0,46 78,25 3,55 D 2 0,18 0,09 15,25 3,55 Kekeliruan (error) 18 0,11 0,006 - - EKS

Faktor. Data Waktu S NR A B C D n1 n2 n3 1 1 1 1 1 4,0 4,0 4,0 -12,04 2 1 2 2 2 4,1 4,0 4,0 -12,11 3 1 3 3 3 4,8 4,8 4,9 -13,69 4 2 1 2 3 4,2 4,0 4,3 -12,40 5 2 2 3 1 4,6 4,7 4,7 -12,36 6 2 3 1 2 4,5 4,4 4,3 -12,87 7 3 1 3 2 4,4 4,5 4,4 -12,84 8 3 2 1 3 4,5 4,5 4,4 -13,00 9 3 3 2 1 4,4 4,5 4,5 -13,00

(5)

-_Jurnal Teknika Atw - 19 -12.61 -12.88 -12.98 -12.46 -12.83 -13.19 -12.41 -12.5 -13.33 -12.47 -12.64 -13.03 -13.4 -13.2 -13 -12.8 -12.6 -12.4 -12.2 -12 A1 A2 A3 B1 B2 B3 C1 C2 C3 D1 D2 D3

Waktu Pemanasan Air

Grafik respon faktor yang optimal dari Signal to Noise Ratio dalam setiap level faktor yang berpengaruh signifikan ditunjukkan pada gambar 5. dibawah ini :

Gambar 5. Grafik Respon Artinya :

a. Dari Gambar 5. kombinasi level faktor optimal untuk waktu pencapaian panas adalah A1 B1 C1 D1. Artinya untuk meminimalkan nilai waktu pemanasan air dibutuhkaan kombinasi level faktor Frekuensi 29 KHz, Ketebalan bahan 0,3mm, Jenis Bahan Seng dan Diameter Beban 12 cm.

b. Kombinasi level faktor optimal yaitu A1B1C1D1, sudah masuk dalam matriks array orthogonal L9(34), maka tidak perlu dilakukan uji konfirmasi.

5. Uji Beda

Tabel 9. Perbandingan Kondisi Awal terhadap Kondisi Optimal

1. Hipotesis

H0 : Tidak ada peningkatan kualitas efisiensi energi dari kondisi awal

H1 : Ada peningkatan kualitas efisiensi energi dari kondisi awal

2. Hipotesis statistiknya. Ho = µ1 ≤ µ2 H1 = µ1 > µ2 3. Tingkat signifikansi : α = 5 % , α = 0,05 ttabel = t (1-α) (n-1) = t(0.95)(2) = 2,920 Level Faktor A. B. C. D. 1. - 12,61 - 12,46 - 12,41 - 12,47 2 - 12,88 - 12,83 - 12,50 - 12,64 3 - 12,98 - 13,19 - 13,33 - 13,03 Selisih 0,37 0,73 0,92 0,56 Ranking 4 2 1 3

Kondisi Awal Kondisi Optimal

4,49 4

4,48 4

4,49 4

(6)

α/2 = STB

Penerimaan Ho 4. Ketentuan pengujian thitung, yaitu :

H0 diterima apabila thitung ≤ -ttabel

H0 ditolak apabila thitung > -ttabel

5. Jumlah eksperimen (n) = n1 = 3, n2 = 3

6. Menghitung jumlah kuadrat Sampel 1.

   1 1 2 1 2 1 1 1 x x n S i = 0,50 7. Menghitung jumlah kuadrat Sampel 2.

2 1 2 2 2 2

1

1

x

x

n

S

i = 0

8. Menghitung jumlah kuadrat gabungan Sampel 1 dan 2.

2

)

1

(

)

1

(

2 1 2 2 2 2 1 1 2

n

n

s

n

s

n

S

= 0,25 9. Menghitung jumlah total (t hitung )

1 2 2 1 0

1

1

n

n

s

x

x

t

= 1,96

10. Membandingkan nilai thitung dengan ttabel

thitung = 1,96, ttabel = 2,920

11. Artinya

Karena thitung > -ttabel (1,96 > -2,920) Ho ditolakartinya ada peningkatan kualitas efisiensi

energi.

Gambar 7. Kurva Distribusi Daerah STB 6. Perhitungan Efisiensi Energi

Perhitungan energi input, energi output dan efisiensi energi dengan menggunakan persamaan sbb: Efisiensi energi η % = ( Qout / Qin ) x 100 % ={(mairxcairx∆t)/(VxIpFx∆t)}x100% Energi input Qin = V . I . pF . ∆t =220x5,13x0,99x240=268,16Kjoule Energi output

Δt (C), air yang dipanaskan hingga 90°C yaitu sebanyak 1 liter air (1 liter air  1 kg) sehingga massa jenis air sebesar 1 kg, dengan suhu awal air (t1) sebesar 30C. dapat dicari kalor

jenis air pada suhu 90C (t2) sebagai berikut:

C=0,09983–0,005184(60/100)+0,006912(60/100)² = 0,9923 kal x 4,186 joule  1 kal = 4,186 joule = 4,153 joule

Dimana :mair = 1 liter  1000 gram

(7)

-_Jurnal Teknika Atw - 21 Besarnya energi keluaran:

Qout = 1000 x 4,153 x 60 = 249,18 kJoule

Dari perhitungan Qin dan Qout maka efisiensi energi yang didapatkan : η (%) = 21,72 %

Simpulan.

1. Tabel 6, semua faktor berpengaruh terhadap respon waktu pencapaian panas. 2. Gambar 5, kombinasi level faktor optimal adalah seting parameter pengujian ke 1

(A1B1C1D1). Yaitu pada Frekuensi 29 KHz, Ketebalan Bahan 0,3mm, Jenis Bahan Seng dan Diameter Beban 12 cm.

3. Hasil penelitian, didapatkan efisiensi energi. sebesar 21,72 %.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Achmad Ridho’I, 2008, “Induksi Panas Dari Frekuensi Tinggi Pengganti Pemanas”, Jurnal Sains Dan Teknologi, Volume 6, Nomer 2, Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya.

[2] Nathan Rhoades, 2006, “A Fundamental Overview of Heating by Induction”.

[3] Peace S. Glen, 1993, Taguchi Methods : A Hands on Approach, Addison-Wesley, Longman, Incorporated

[4] Philip,J Ross, (1999),Taguchi Techniques for Quality Engineering,New York,Mc Graw-Hill Book Co.

[5] Slamet Pambudi, 2012, “Pengaruh Variasi Beban Pada Pemanas Induksi Untuk Mendapatkan Penghematan Optimum”, eJournalPolitama, hal. 43-57.

[6] Soejanto,I.,2009,Desain Eksperimen Dengan Metode Taguchi,Graha Ilmu,Yogyakarta. [7] Valery Rudnev, Don Loveless, Raymond Cook, Micah Black, 2003, “Handbook

of Induction Heating”, University of Toledo, Toledo, Ohio.

[8] Yukovany Zhulkarnaen, 2000, “Perancangan dan Pembuatan Pemanas Induksi Dengan Metode Pancake Coil Berbasis Mikrokontroller AtMega 8535”, Universitas Brawijaya.

Gambar

Tabel 2. Matriks orthogonal Array standar dengan 3 level       (Sumber : Soejanto, 2009)
Tabel 4. Data  Waktu
Gambar 5. Grafik Respon  Artinya :

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil korelasi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa perhitungan korelasi menggunakan metode Inversed Square Distance baik dengan data hujan harian satu tahun,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebaran SiO 2 pada komposit matriks aluminium dengan penambahan serbuk Mg yang berfungsi sebagai wetting agent yang bertujuan

maka untuk mendapatkan hasil kekuatan dari paduan Aluminium-Magnesium tersebut, kita dapat secara langsung menganalisanya dengan menggunakan software Ansys Workbench

Berdasarkan uraian tersebut, makna kata dalam peribahasa pada data (3) memiliki makna yang berbeda dengan definian. Contoh penggunaan yang tidak mengacu pada definian

Dengan menggunakan matriks orthogonal, dari data hasil percobaan diperoleh rata-rata respon dari tiap level dari tiap faktorc. Rata- rata respon didapatkan dengan menjumlah- kan

Peningkatan kemampuan komunikasi statistika berdasarkan tingkatan kemampuan awal mahasiswa (tinggi, sedang, rendah) yaitu pemberian praktikum dengan menggunakan bantuan

Dengan menggunakan matriks orthogonal, dari data hasil percobaan diperoleh rata-rata respon dari tiap level dari tiap faktor.. Rata- rata respon didapatkan dengan menjumlah- kan

Volume refrigeran metanol yang dapat diserap adsorpsi sama dengan volume refrigeran metanol yang keluar dari karbon aktif proses desorpsi yaitu sebesar 275 mL.. Volume refrigeran etanol