• Tidak ada hasil yang ditemukan

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 04 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LOKASI DAN IZIN PERUBAHAN PENGGUNAAN TANAH WALIKOTA MADIUN,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 04 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LOKASI DAN IZIN PERUBAHAN PENGGUNAAN TANAH WALIKOTA MADIUN,"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

WALIKOTA MADIUN SALINAN

PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 04 TAHUN 2015

TENTANG

IZIN LOKASI DAN IZIN PERUBAHAN PENGGUNAAN TANAH WALIKOTA MADIUN,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka memberikan pelayanan masyarakat serta

pembinaan, pengendalian dan pengawasan tanah agar berdaya guna dan berhasil guna bagi pembangunan daerah serta dalam rangka upaya mewujudkan keseimbangan dan kelestarian fungsi lingkungan serta penanaman modal, maka perlu mengatur perizinan tentang izin lokasi dan izin perubahan penggunaan tanah yang berpedoman pada tata ruang wilayah di Kota Madiun;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a serta sambil menunggu proses pembentukan Peraturan Daerah yang mengatur perizinan pemanfaatan ruang, perlu menetapkan Peraturan Walikota Madiun tentang Izin Lokasi dan Izin Perubahan Penggunaan Tanah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar

Pokok-Pokok Agraria ;

2. Undang-Undang Nomor 51 Prp Tahun 1960 tentang Larangan Pemakaian Tanah Tanpa Izin Yang Berhak atau Kuasanya ;

3. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan ;

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal ; 5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang ; 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

(2)

7. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan ;

8. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman ;

9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan ;

10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 ;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun Yang Berdiri Sendiri ; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan

Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air ;

13. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah ;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota ;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri ;

16. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar ;

17. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang ;

18. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat Dalam Penataan Ruang ;

19. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan ;

20. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal ;

21. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 Tahun 1999 tentang Izin Lokasi ;

22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah ;

(3)

23. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pedoman Pertimbangan Teknis Pertanahan Dalam Penerbitan Izin Lokasi, Penetapan Lokasi dan Izin Perubahan Penggunaan Tanah ;

24. Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 02 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Kota Madiun ;

25. Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 05 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 04 Tahun 2013 ;

26. Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 02 Tahun 2009 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kota Madiun ;

27. Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 06 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2010-2030 ;

28. Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 09 Tahun 2011 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ;

29. Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 09 Tahun 2013 tentang Analisis Dampak Lalu Lintas.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA MADIUN TENTANG IZIN LOKASI DAN IZIN PERUBAHAN PENGGUNAAN TANAH.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Madiun.

(4)

3. Walikota adalah Walikota Madiun.

4. Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah adalah Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kota Madiun.

5. Pejabat yang ditunjuk adalah Kepala Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kota Madiun.

6. Izin Lokasi adalah Izin yang diberikan kepada Perusahaan untuk memperoleh tanah dan/atau yang sudah memiliki tanah yang diperlukan dalam rangka penanaman modal yang berlaku pula sebagai izin pemindahan hak, dan untuk menggunakan tanah tersebut guna keperluan usaha penanaman modalnya.

7. Perubahan Penggunaan Tanah adalah perubahan penggunaan tanah sebelumnya menjadi penggunaan saat ini atau perubahan penggunaan saat ini akan dirubah menjadi penggunaan tanah lainnya berdasar rencana pemanfaatan tanah sesuai kebutuhan. 8. Izin Perubahan Penggunaan Tanah, yang selanjutnya disingkat

IPPT, adalah izin yang diberikan kepada perusahaan yang akan melakukan perubahan penggunaan tanah sebelumnya menjadi penggunaan saat ini atau perubahan penggunaan saat ini akan diubah menjadi penggunaan tanah lainnya berdasar rencana pemanfaatan tanah sesuai kebutuhan.

9. Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam Penerbitan Izin Lokasi adalah pertimbangan yang memuat ketentuan dan syarat penggunaan dan pemanfaatan tanah, sebagai dasar penerbitan Izin Lokasi yang diberikan kepada perusahaan untuk memperoleh tanah yang diperlukan dalam rangka penanaman modal yang berlaku pula sebagai izin pemindahan hak dan untuk menggunakan tanah tersebut guna keperluan usaha penanaman modalnya.

10. Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam Penerbitan Izin Perubahan Penggunaan Tanah adalah pertimbangan yang memuat ketentuan dan syarat penggunaan dan pemanfaatan tanah, sebagai dasar pemberian izin kepada pemohon untuk melakukan perubahan penggunaan dan pemanfaatan tanahnya.

(5)

11. Rencana Tata Ruang Wilayah, yang selanjutnya disingkat RTRW, adalah hasil perencanaan tata ruang Kota Madiun yang merupakan penjabaran Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur ke dalam struktur dan pola ruang wilayah Kota Madiun.

12. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan orang baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara, atau daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenis, lembaga, dana pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk badan usaha lainnya.

13. Perusahaan adalah Perseorangan atau Badan Hukum yang telah memperoleh izin untuk melakukan penanaman modal di Indonesia sesuai ketentuan yang berlaku.

14. Penanaman Modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam Negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia. BAB II IZIN LOKASI Bagian Kesatu Perizinan Pasal 2

(1) Setiap Perusahaan yang telah memperoleh persetujuan penanaman modal wajib mempunyai izin lokasi untuk memperoleh tanah dan/atau sudah memiliki tanah yang diperlukan untuk melaksanakan rencana penanaman modal yang bersangkutan dari Walikota dengan batasan luasan sebagai berikut :

a. untuk usaha pertanian diatas 25 (dua puluh lima) hektar ; b. untuk usaha non pertanian diatas 1 (satu) hektar.

(6)

(2) Izin lokasi tidak diperlukan dan dianggap sudah mempunyai oleh perusahaan yang bersangkutan dalam hal sebagai berikut :

a. tanah yang akan diperoleh merupakan pemasukan (inberng) dari para pemegang saham ;

b. tanah yang akan diperoleh merupakan tanah yang sudah dikuasai oleh perusahaan lain dalam rangka melanjutkan

pelaksanaan sebagai atau seluruh rencana penanaman modal perusahaan lain tersebut, dan untuk itu telah diperoleh persetujuan dari instansi yang berwenang ;

c. tanah yang akan diperoleh diperlukan dalam rangka melaksanakan usaha industri dalam suatu kawasan industri ; d. tanah yang akan diperoleh berasal dari otorita atau badan

rencana pengembangan suatu kawasan sesuai dengan rencana tata ruang kawasan pengembangan tersebut ;

e. tanah yang akan diperoleh diperlukan untuk perluasan usaha yang sudah berjalan dan untuk perluasan itu telah diperoleh izin tanah tersebut berbatasan dengan lokasi usaha yang bersangkutan ;

f. tanah yang diperlukan untuk melaksanakan rencana penanaman modal tidak lebih dari 25 (dua puluh lima) hektar untuk usaha pertanian atau tidak lebih dari 1 (satu) hektar untuk usaha bukan pertanian ; atau

g. tanah yang akan dipergunakan untuk melaksanakan rencana penanaman modal adalah tanah yang sudah dipunyai oleh perusahaan yang bersangkutan, dengan ketentuan bahwa tanah-tanah tersebut terletak di okasi yang menurut Rencana Tata Ruang Wilayah yang berlaku diperuntukan bagi penggunaan yang sesuai dengan rencana penanaman modal yang bersangkutan.

(3) Dalam hal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) perusahaan yang bersangkutan memberitahukan rencana perolehan tanah dan atau penggunaan tanah yang bersangkutan kepada Walikota.

Pasal 3

Izin Lokasi dapat diberikan berdasarkan pertimbangan mengenai : a. aspek rencana tata ruang ;

(7)

b. aspek penguasaan tanah yang meliputi perolehan hak, pemindahan hak, dan penggunaan tanah ;

c. aspek ekonomi, budaya dan lingkungan ;

d. teknis tata guna tanah yang meliputi keadaan hak serta penguasaan tanah yang bersangkutan, penilaian fisik wilayah, penggunaan tanah serta kemampuan tanah.

Bagian Kedua

Tata Cara Permohonan Izin Pasal 4

Pemohon Izin Lokasi diwajibkan mengajukan permohonan secara tertulis kepada Walikota melalui Pejabat yang ditunjuk dengan kelengkapan sebagai berikut :

a. proposal rencana pemanfaatan tanah yang dimohon ; b. izin prinsip penanaman modal apabila diperlukan ;

c. pertimbangan teknis pertanahan yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota Madiun ;

d. pertimbangan pemanfaatan ruang dari Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah ;

e. profil perusahaan (bagi perusahaan) ;

f. surat pernyataan tanah tidak dalam sengketa dan dijaminkan kepada pihak lain ;

g. fotocopy KTP pemohon/pimpinan perusahaan ; h. gambar/denah lokasi yang dimohon ;

i. surat kuasa sah secara hukum (apabila menguasakan) ;

j. fotocopy dokumen lingkungan berupa Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, UKL/UPL, dan/atau Analisis Dampak Lalu Lintas.

Bagian Ketiga

Jangka Waktu Izin Lokasi Pasal 5

(1) Izin lokasi diberikan untuk jangka waktu sebagai berikut :

a. Izin Lokasi seluas sampai dengan 25 Ha dengan jangka waktu selama 1 (satu) tahun;

(8)

b. Izin Lokasi seluas lebih dari 25 Ha s/d 50 Ha dengan jangka waktu selama 2 (dua) tahun;

c. Izin Lokasi seluas lebih dari 50 Ha dengan jangka waktu selama 3 (tiga) tahun.

(2) Perolehan tanah oleh pemegang izin lokasi harus diselesaikan sesuai dengan jangka waktu Izin Lokasi.

(3) Apabila dalam jangka waktu izin lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) perolehan tanah belum selesai, maka izin lokasi dapat diperpanjang jangka waktunya selama 1 (satu) tahun apabila tanah yang sudah diperoleh mencapai lebih dari 50 % dari luas tanah yang ditunjuk dalam izin lokasi.

(4) Apabila perolehan tanah tidak dapat diselesaikan sesuai dengan jangka waktu Izin Lokasi, termasuk perpanjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), maka perolehan tanah tidak dapat lagi dilakukan oleh pemegang Izin Lokasi dan terhadap bidang-bidang tanah yang sudah diperoleh dilakukan tindakan sebagai berikut :

a. dipergunakan untuk melaksanakan rencana penanaman modal dengan penyesuaian mengenai luas pembangunan, dengan ketentuan bahwa apabila diperlukan masih dapat dilaksanakan perolehan tanah sehingga diperoleh bidang tanah yang merupakan satu kesatuan bidang ;

b. dilepaskan kepada perusahaan atau pihak lain yang memenuhi syarat.

Bagian Keempat

Hak dan Kewajiban Pemohon Izin Lokasi Pasal 6

(1) Pemegang izin lokasi diizinkan untuk membebaskan tanah dalam areal izin lokasi dari hak dan kepentingan pihak lain berdasarkan kesepakatan dengan pemegang hak atau pihak yang mempunyai kepentingan tersebut dengan cara jual beli, pemberian ganti kerugian, konsolidasi tanah atau cara lain sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

(9)

(2) Sebelum tanah yang bersangkutan dibebaskan oleh pemegang izin lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka semua hak atau kepentingan pihak lain yang sudah ada atas tanah yang berangkutan tidak berkurang atau tetap diakui, termasuk kewenangan yang menurut hukum dipunyai oleh pemegang hak atas tanah untuk memperoleh tanda bukti hak (sertifikat), dan kewenangan untuk menggunakan dan memanfaatkan tanahnya bagi keperluan pribadi atau usahanya sesuai rencana tata ruang yang berlaku, serta kewenangan untuk mengalihkannya kepada pihak lain.

(3) Pemegang izin lokasi wajib menghormati kepentingan pihak-pihak lain atas tanah yang belum dibebaskan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak menutup atau mengurangi aksesibilitas yang dimiliki masyarakat sekitar lokasi, dan menjaga serta melindungi kepentingan umum.

(4) Sesudah tanah yang bersangkutan dibebaskan dari hak dan kepentingan lain, maka kepada pemegang izin lokasi dapat diberikan hak atas tanah yang memberikan kewenangan kepadanya untuk menggunakan tanah tersebut sesuai dengan keperluan untuk melaksanakan rencana penanaman modalnya.

Pasal 7

Pemegang Izin Lokasi wajib melaporkan secara berkala setiap 3 (tiga) bulan kepada Walikota mengenai perolehan tanah berdasarkan izin lokasi dan pelaksanaan pengunaan tanah tersebut.

Bagian Kelima Pelaksanaan Izin Lokasi

Pasal 8

Pembangunan fisik sebagai pelaksanaan rencana dalam izin lokasi didasarkan pada rencana kerja yang dibuat oleh pemegang izin lokasi.

(10)

BAB III

IZIN PERUBAHAN PENGGUNAAN TANAH Bagian Kesatu

Perizinan Pasal 9

Izin Perubahan Penggunaan Tanah diberikan kepada Perusahaan untuk melakukan perubahan penggunaan tanah berdasarkan ketentuan Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Kota Madiun dengan luasan sampai dengan 1 hektar.

Bagian Kedua

Tata Cara Permohonan Izin Perubahan Penggunaan Tanah Pasal 10

Pemohon Izin Perubahan Penggunaan Tanah wajib mengajukan permohonan secara tertulis kepada Walikota melalui Pejabat yang ditunjuk dengan kelengkapan sebagai berikut :

a. proposal rencana pemanfaatan tanah yang dimohon; b. ijin prinsip penanaman modal apabila diperlukan;

c. pertimbangan teknis pertanahan yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota Madiun ;

d. pertimbangan pemanfaatan ruang dari Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah;

e. profil perusahaan (bagi perusahaan);

f. fotocopy sertifikat hak atas tanah (tanda bukti hak);

g. fotocopy SPPT dan bukti pembayaran Pajak Bumi dan bangunan (tahun berjalan);

h. surat pernyataan tanah tidak dalam sengketa dan dijaminkan kepada pihak lain;

i. fotocopy KTP Pemohon/Pimpinan perusahaan ; j. gambar/denah lokasi yang dimohon ;

(11)

BAB IV

PERUBAHAN PENGGUNAAN TANAH Pasal 11

Pemohon yang telah memperoleh izin lokasi dan/atau izin perubahan penggunaan tanah dan ingin mengubah peruntukannya, wajib mengajukan izin kembali sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dan Pasal 10.

BAB V

INSTANSI PEMROSES Pasal 12

Izin Lokasi dan Izin Perubahan Penggunaan Tanah diproses oleh Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah.

BAB VI

MONITORING DAN EVALUASI Pasal 13

Monitoring dan evaluasi terhadap izin lokasi dan izin perubahan penggunaan tanah dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota Madiun.

BAB VII

SANKSI ADMINISTRASI Pasal 14

(1) Setiap pemegang izin yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1), Pasal 6 ayat (3), Pasal 7, Pasal 8 dan Pasal 11 dikenakan sanksi administrasi.

(2) Sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa : a. peringatan tertulis;

(12)

BAB VIII

KETENTUAN PERALIHAN Pasal 15

(1) Izin lokasi dan izin perubahan penggunaan tanah yang telah dimiliki perusahaan sebelum ditetapkan Peraturan Walikota ini dinyatakan tetap berlaku, sepanjang pemohon izin menggunakan peruntukannya sesuai izin yang diberikan.

(2) Pemohon izin lokasi dan izin perubahan penggunaan tanah yang sedang dalam proses permohonan izin, wajib melaksanakan ketentuan berdasarkan Peraturan Walikota ini.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP Pasal 16

Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Madiun.

Ditetapkan di M A D I U N pada tanggal 6 Februari 2015

WALIKOTA MADIUN, ttd

H. BAMBANG IRIANTO, SH, MM. Diundangkan di M A D I U N

pada tanggal 6 Februari 2015 SEKRETARIS DAERAH

ttd

Drs. MAIDI, SH, MM, M.Pd. Pembina Utama Madya NIP. 19610512 198803 1 010 BERITA DAERAH KOTA MADIUN TAHUN 2015 NOMOR 4/G

Referensi

Dokumen terkait

diharapkan akan mendapatkan berbagai macam manfaat yang dapat diambil anttara lain: (1) Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan akan menambah ilmu pengetahuan dan

Indeks bias dari suatu bahan atau larutan merupakan parameter karakteristik yang sangat penting dan berkaitan erat dengan parameter- parameter lain seperti temperatur,

Data yang peneliti peroleh merupakan hasil wawancara tatap muka dengan pihak HRD dan PR dari hotel bintang lima di Yogyakarta yaitu Hyatt Regency Yogyakarta, Royal Ambarrukmo

Penderita mengetahui bahwa perbuatan dan pikirannya itu tidak masuk akal, tidak pada tempatnya atau tidak sesuai dengan keadaan, tetapi ia tidak dapat menghilangkan dan ia juga tidak

Penelitian yang dilakukan oleh Dwi P.H dan Ahyar Y pada para karyawan salah satu perusahaan swasta asing di Indonesia menyatakan bahwa keadilan distributif

merupakan pembelajaran kooperatif yang menekankan pada kemampuan berfikir yang secara emplisit dijelaskan oleh Arends (2004), Susilo (2005), dan Zubaidah (2005) bahwa

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas hidayah, rahmat, dan ridho-Nya, dan tak lupa iringan salam dan shalawat kepada Nabi besar baginda

Besarnya Bea Meterai yang harus dilunasi dengan cara pemeteraian kemudian adalah (Heru Supriyanto, 2010): a) Dokumen yang semula tidak terhutang Bea Meterai, namun akan