• Tidak ada hasil yang ditemukan

PREPARASI, KARAKTERISASI DAN UJI AKTIVITAS KATALIS CoO-MoO/ZnO- ZAA UNTUK STEAM REFORMING ISOAMIL ALKOHOL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PREPARASI, KARAKTERISASI DAN UJI AKTIVITAS KATALIS CoO-MoO/ZnO- ZAA UNTUK STEAM REFORMING ISOAMIL ALKOHOL"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PREPARASI, KARAKTERISASI DAN UJI AKTIVITAS KATALIS

CoO-MoO/ZnO-ZAA UNTUK STEAM REFORMING ISOAMIL ALKOHOL

Wega Trisunaryanti*, Triyono dan Suryani Anjarsari

Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta *E-mail: wegatri@yahoo.com

Diterima 31 Juli 2008, disetujui untuk diterbitkan 19 September 2008

ABSTRACT

Preparation, characterization of CoO-MoO/ZnO-ZAA catalyst and its catalytic activity test for conversion of isoamyl alcohol by steam reforming method was investigated. Natural zeolite was activated by HCl 3 N solution. Preparation of CoO-MoO/ZnO-ZAA catalyst was carried out by wet impregnation method followed by calcination at 400 oC for 6 h in nitrogen gas stream. Weight rasio of ZnO:ZAA was 1:2 while the

Co and Mo content was 1 wt% toward the ZnO-ZAA initial weight. Acidity of catalysts were determined by ammonia adsorption method. Surface area, total pore volume and pore size distribution were determined by metode N2 adsorbtion method using gas Sorption Analizer Nova-1000 instrument. The activity test was

conducted in a semi flow reactor system using N2 as a carrier gas at flow rate 10 mL/min; for 30 min; reaction

temperature 500oC under feed/catalyst weight ratio 1/10. The liquid residue was analyzed by gas

chromatography (GC). Oxidation of the used catalyst was conducted at 500 oC for 1 h to determine the

amount of coke. Gas product (wt%) was calculated by substraction of the initial weight of isoamyl alcohol toward coke products and liquid residue.

Activation of natural zeolite caused dealumination and the zeolite acidity increased. Impregnation of ZnO on to the ZAA sample increased acidity, surface area, and total pore volume of ZnO, while impregnation of CoO and or MoO on ZnO-ZAA support caused catalyst acidity and average pore radius increase. The surface area and total pore volume increased by loading of Co, but slightly decreased after loading of CoO and MoO. The catalyst activity test results showed that in general the conversion of gas product increased, and coke formation decreased with the increase of catalyst acidity and average pore radius. The activity test results of isoamyl alcohol steam reforming using CoO-MoO/ZnO-ZAA, CoO/ZnO-ZAA, ZnO-ZAA catalyst produced gas fraction 31.17, 21.13 and 19.97%, respectively. The amount of coke in each catalyst was 0.32, 0.53 and 0.71wt.%, respectively.

Keywords: steam reforming, CoO-MoO/ZnO-ZAA catalyst, isoamyl alcohol

1. PENDAHULUAN

Semakin menipisnya cadangan energi dan semakin tingginya tingkat polusi yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil (BBM) telah memicu berbagai penelitian mengenai sumber bahan alternatif yang renewable dan ramah lingkungan. Diantaranya adalah fuel cell yang berbahan bakar hidrogen. Energi fuel cell punya keunggulan sifat transportable, memiliki efisiensi yang tinggi, dan ramah lingkungan karena menghasilkan energi listrik tanpa pembakaran dari bahan bakarnya dan hanya mengemisikan uap air.

Bahan yang kini sedang dikembangkan sebagai penghasil hidrogen adalah alkohol. Salah satu sumber alkohol lain adalah minyak fusel yang berasal dari limbah pabrik gula. Selain etanol dan metanol, minyak fusel juga mengandung isoamil alkohol sebagai komponen utama1). Alkohol dapat diubah menjadi

hidrogen melalui metode steam reforming. Steam reforming merupakan teknologi untuk memproduksi hidrogen, di mana reaktan yang umumnya hidrokarbon, atau senyawa organik direaksikan dengan uap air menghasilkan hidrogen, karbon dioksida, dan karbon monoksida2). Penelitian mengenai steam reforming

etanol dan metanol telah banyak dilakukan. Etanol dan metanol telah dibuktikan dapat menghasilkan hidrogen, sehingga sebelum dilakukan konversi minyak fusel perlu dipelajari konversi isoamil alkohol terlebih dahulu.

Steam reforming senyawa organik melibatkan banyak pemutusan senyawa organik sehingga memerlukan temperatur dan energi aktivasi yang tinggi. Untuk mengurangi temperatur reaksi dan menurunkan energi aktivasi diperlukan katalis. Steam reforming berlangsung dalam fasa gas, sehingga

(2)

digunakan katalis heterogen (fasa padat)3). Katalis logam mulia dari golongan logam transisi seperti Co, Ni,

Rd, Ru, Pd, Os, Ir, dan Pt bagus digunakan untuk steam reforming4). Di antara penelitian yang menggunakan

katalis berbasis Co adalah Llorca et al. (2002) yang telah mempelajari steam reforming etanol dengan umpan berlebih, suhu 573-723 K, pada tekanan atmosfer menggunakan katalis Co 1% b/b yang diembankan pada berbagai jenis oksida dengan metode impregnasi, yaitu MgO, γ-Al2O3,SiO2,TiO2, ZnO, V2O5, La2O3, CeO2,

Sn2O3 5).

Pada proses katalitik dapat terjadi penggumpalan komponen aktif logam, akibatnya umur katalis menjadi lebih pendek. Untuk mengatasi masalah ini, logam-logam tersebut diimpregnasikan pada bahan pendukung seperti silika-alumina, alumina, karbon aktif dan zeolit. Hal ini akan memperpanjang umur katalis dan menambah luas permukaan katalis sehingga reaksi lebih efektif. Penggunaan pengemban juga dimaksudkan untuk mengurangi jumlah logam yang dibutuhkan, meningkatkan aktivitas dan meningkatkan daya tahan kerja katalis6).

Zeolit mempunyai beberapa keunggulan dalam proses aktivasi katalitik, di antaranya adalah kemampuan dispersinya yang tinggi, kemampuannya dalam menstabilkan logam, tetap stabil dalam suhu tinggi dan mampu membentuk katalis bifungsional. Selain itu zeolit alam keberadaanya sangat melimpah di alam, sehingga agar dapat lebih termanfaatkan7). Zeolit juga memiliki luas permukaan yang besar sehingga

dapat digunakan sebagai pengemban.

Zeolit mempunyai situs asam dalam kerangkanya yaitu situs asam Brønsted dan situs asam Lewis. Zeolit alam di Indonesia mengandung silika alumina amorf dan kristal mordenit, yang setelah diaktivasi dan dimodifikasi mempunyai aktivitas yang bagus. Zeolit alam pada umumnya memiliki kristalinitas yang tidak terlalu tinggi, ukuran porinya yang tidak seragam, aktivitas katalitiknya rendah, dan mengandung banyak pengotor. Oleh karena itu perlu diaktivasi dan dimodifikasi terlebih dahulu sebelum dapat digunakan sebagai pengemban logam aktif8).

2. METODE PENELITIAN

2.1. Bahan

Zeolit alam Klaten, larutan HCl 3N, larutan NH4Cl 0,1 N, larutan AgNO3, akuades (Laboratorium

Kimia Fisika FMIPA UGM), Co(NO3)2.6H2O (E Merck), (NH4)6(Mo)7O24.4H2O (E Merck), ZnO (E Merck),

isoamil alcohol (p.a., E Merck), aquabides (Lab. PAU Bioteknologi UGM), amoniak (p.a., E Merck), gas nitrogen (teknis, P.T. Samator Gas), gas oksigen (teknis, P.T. Samator Gas), garam dapur.

2.2. Peralatan

Seperangkat alat gelas, seperangkat alat refluks, pemanas listrik, pengaduk magnetic, timbangan (Digital Mettler AE100), saringan 100 mesh (RX 86), kurs porselin, evaporator (Buchii), oven listrik, tanur pemanas (Tube Furance), kolom kalsinasi dan oksidasi, kolom reaktor, termometer raksa, termometer digital (Termolyne), termokopel, flowmeter, desikator, kurs porselin. pompa vakum, kolom pendingin ulir, Gas Sorption Analyzer NOVA-1000 (Quantachrome Corporation) di Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Maju (P3TM) BATAN Yogyakarta, Spektrometri FTIR, kromatrografi gas (HP 5890 series II) di Laboratorium Kimia Organik FMIPA UGM Yogyakarta.

2.3. Prosedur Penelitian

2.3.1. Aktivasi Zeolit Alam dengan HCl

Langkah awal penelitian ini yaitu proses dekantasi. Zeolit alam diayak dengan ayakan 100 Mesh 200 g direndam dengan akuades selama 24 jam pada temperatur kamar. Hasil rendaman tersebut disaring dan dikeringkan pada temperatur 100 oC. Zeolit alam hasil dekantasi sebanyak 200 g direndam dalam larutan HCl

3N sampai tercampur, kemudian direfluks dalam lemari asam selama 30 menit pada suhu 90 oC. Selanjutnya

didiamkan dalam temperatur kamar sampai terbentuk 2 lapisan. Zeolit pada lapisan bawah dipisahkan dengan menggunakan penyaring Buchner dan dicuci menggunakan menggunakan akuades sampai tidak mengandung ion Cl-. Filtrat hasil penyaringan diuji menggunakan larutan AgNO

3 sampai tidak terbentuk

endapan warna putih keruh. Zeolit yang dihasilkan dikeringkan dalam pada temperatur 100 oC.

Langkah selanjutnya yaitu menambahkan larutan NH4Cl 0,1 M ke dalam zeolit sampai terendam.

Campuran diaduk dengan pengaduk magnet selam 3 jam setiap hari selama satu minggu. Selanjutnya zeolit disaring dan dicuci menggunakan akuades hingga larutan tidak mengandung ion Cl-. Langkah terakhir yaitu

(3)

2.3.2. Preparasi Katalis

Preparasi katalis ZnO-ZAA, CoO/ZnO-ZAA, CoO-MoO/ZnO-ZAA dilakukan dengan metode impregnasi basah. Untuk membuat katalis ZnO/ZAA, mula-mula disiapkan ZnO 80 g dalam 200 mL akuabides. Larutan ZnO selanjutnya dimasukkan ke dalam labu leher dua 1000 mL yang telah berisi 160 g zeolit alam aktif (ZAA). Ke dalam labu ditambahkan 200 mL akuabides. Labu dirangkaikan dengan alat refluks dengan pendingin air dan dipanaskan pada suhu 90 oC dan diaduk dengan pengaduk magnetik selama 5 jam,

dilanjutkan dengan evaporasi dengan pengurangan tekanan hingga terbentuk suspensi yang kental. Penguapan pelarut disempurnakan dengan pengeringan menggunakan oven pada suhu 120 oC. Katalis

kering dikalsinasi dalam aliran gas nitrogen 20 mL/menit pada temperatur 400 oC selama 6 jam. Selanjutnya

katalis disimpan dalam desikator. Pembuatan katalis Co/ZnO-ZAA (1 % b/b) dilakukan dengan metode yang sama, dengan mengimpregnasikan garam Co(NO3)2.6H2O sebesar 1,480998 g ke dalam 30 gram ZnO-ZAA.

Sedangkan untuk pembuatan katalis CoO-MoO/ZnO-ZAA (1 % b/b), garam molibdenum (NH4)6(Mo)7O24.4H2O

0,55 g diimpregnasikan terlebih dahulu, baru kemudian diimpregnasikan garam Co(NO3)2.6H2O 0,790499 g.

2.3.3. Penentuan keasaman katalis dan pengukuran luas permukaan spesifik, volume total pori, rerata jejari pori, dan distribusi ukuran pori katalis

Keasaman katalis ditentukan dengan mengukur adsorpsi padatan terhadap amoniak. Penentuan luas permukaan spesifik, volume total pori, rerata jejari pori, dan distribusi ukuran pori katalis didasarkan pada fenomena adsorpsi pada temperatur tetap yang dikembangkan oleh Brunauer, Emmet, dan Teller (BET). Pengukuran dilakukan menggunakan instrumen Gas Sorption Analyzer NOVA-1000 yang terdapat di Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Maju (P3TM) BATAN Yogyakarta.

2. 4. Uji aktivitas katalis pada reaksi steam reforming isoamil alkohol

Uji aktivitas dilakukan terhadap semua variasi katalis yaitu ZnO-ZAA, CoO/ZnO-ZAA, dan CoO-MoO/ZnO-ZAA. Proses steam reforming dilakukan di dalam reaktor sistem semi flow pada temperatur 400oC

dan laju alir gas nitrogen 10 mL/menit. Katalis yang digunakan dibentuk menjadi pelet dengan berat tetap 1 g, sedangkan umpan berupa larutan isoamil alkohol : air (1:50) seberat 10 g. Proses steam reforming berlangsung selama 30 menit. Produk yang diperoleh berupa gas dan kokas. Untuk mengetahui jumlah kokas yang dihasilkan, katalis bekas dioksidasi pada 500 oC selama 1 jam menggunakan gas O

2 dengan laju alir 20

mL/menit. Karakterisasi cairan sisa konversi dilakukan dengan menggunakan GC (Gas Chromatography). Cairan cairan sisa konversi dapat dihitung menggunakan Persamaan (1) berikut:

Cairan sisa konversi = x100%

mula mula umpan berat cair produk berat − (1)

Berat kokas dihitung dengan Persamaan (2):

Berat kokas = berat katalis sebelum oksidasi – berat katalis sesudah oksidasi

Produk kokas = x100% mula mula umpan berat kokas berat − (2)

Dengan mengetahui persentase isoamil alkohol yang tidak terkonversi serta produk kokas, maka produk gas dapat diketahui dengan menggunakan Persamaan (3) berikut:

Produk gas = [100 – (isoamil alkohol yang tidak terkonversi + produk kokas)]% (3)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Aktivasi Zeolit

Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa terjadi pergeseran puncak pada daerah 1000-1100 cm-1 ke arah

bilangan gelombang yang lebih besar. Zeolit alam sebelum perlakuan HCl memiliki bilangan gelombang vibrasi rentangan asimetris TO4 yaitu pada bilangan gelombang 1049,2 cm-1 sedangkan zeolit alam setelah

perlakuan HCl memiliki bilangan gelombang 1060,8 cm-1. Pergeseran spektra IR tersebut memberikan

informasi bahwa terjadi dealuminasi setelah perlakuan HCl terhadap zeolit atau telah terjadi proses pelepasan Al dalam kerangka menjadi Al luar kerangka oleh HCl. Dealuminasi ini juga dapat mengakibatkan rasio Si/Al semakin meningkat, sehingga diharapkan stabilitas termal zeolit alam aktif akan meningkat.

(4)

Gambar 1. Perbandingan spectra IR zeolit alam Klaten sebelum perlakuan HCl dan sesudah perlakuan HCl 3.2. Karakterisasi Katalis

3.2.1. Keasaman katalis

Dari Tabel 1 ditunjukkan bahwa pengembanan ZnO ke dalam pori zeolit menaikkan keasaman ZnO yang cukup signifikan. Hal ini dimungkinkan karena sumbangan situs asam dari zeolit alam aktif (ZAA) yaitu situs asam Lewis dan asam Brønsted yang terdapat pada struktur kristal zeolit. Pengembanan logam CoO dan CoO-MoO ke dalam pori ZnO-ZAA menaikkan keasaman katasis. Hal ini menunjukkan logam mempunyai situs asam, yaitu situs asam Lewis yang dapat mengadsorbsi basa amoniak. Logam Co dan Mo merupakan logam transisi yang mempunyai elektron tidak berpasangan pada orbitalnya sehingga sangat efektif sebagai akseptor pasangan elektron dari basa adsorbat. Pengembanan logam oksida CoO-MoO ke dalam pori ZnO-ZAA mampu menaikkan keasaman lebih besar jika dibanding dengan penambahan logam CoO saja.

Tabel 1. Data keasaman katalis dengan adsorbsi basa amonia

Katalis Keasaman (mmol/g)

ZnO ZnO-ZAA 0,67 4,05 CoO/ZnO-ZAA 5,61 CoO-MoO/ZnO-ZAA 5,87

3.2.2. Luas permukaan spesifik, volume total pori dan rerata jejari pori

Pada Tabel 2 ditunjukkan bahwa luas permukaan spesifik logam oksida ZnO mengalami peningkatan yang cukup signifikan dengan pengembanan ke dalam pori-pori ZAA. Zeolit alam mempunyai luas permukaan yang besar, sehingga pengembanan logam ke dalam pori-pori zeolit akan meningkatkan luas permukaan logam tersebut. Pengembanan logam oksida CoO pada pori pengemban ZnO-ZAA ternyata menghasilkan luas permukaan spesifik yang sedikit lebih besar dari luas permukaan spesifik ZnO-ZAA. Hal ini dikarenakan logam oksida CoO dapat terdispersi dengan baik, sehingga memberikan sumbangan yang positif terhadap luas permukaan. Hal ini berbeda dengan pengembanan logam oksida CoO-MoO pada permukaan pengemban ZnO-ZAA, di mana terjadi penurunan luas permukaan spesifik. Hal ini dimungkinkan karena pendispersian logam ke dalam pori-pori pengemban tidak merata sehingga dapat mengakibatkan tertutupnya mulut dan saluran pori pengemban.

Hal yang sama juga terdapat pada penentuan volume total pori, dimana semakin banyak logam yang diimpregnasikan pada zeolit maka secara umum volume total pori semakin kecil. Pendispersian logam ke

(5)

dalam pori-pori pengemban dapat menyebabkan terjadinya penumpukan logam pada saluran pori pengemban.

Berbeda dengan luas permukaan spesifik dan volume total pori, pendispersian logam ke dalam pori-pori pengemban mengakibatkan rerata jari-jari pori-pori semakin besar. Rerata jari-jari pori-pori berhubungan erat dengan saluran-saluran pori. Semakin banyak logam yang terimpregnasi ke dalam pori-pori pengemban, maka saluran-saluran pori yang tersumbat semakin banyak, sehingga rerata jari-jari porinya meningkat.

Tabel 2. Luas permukaan spesifik, volume total pori dan rerata jejari pori

Katalis Luas permukaan spesifik (m2/g)

Volume total pori (e-03 cc/g)

rerata jejari pori (Å) ZnO ZnO-ZAA 4,19 20,66 5,07 20,22 24,19 19,57 Co/ZnO-ZAA 22,31 22,41 24,10 CoO-MoO/ZnO-ZAA 19,93 21,02 21,09

3.3. Uji Aktivitas Katalis

Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa steam reforming isoamil alkohol menggunakan katalis yang diembankan pada ZnO-ZAA menghasilkan produk gas rata-rata 19-32 %, produk kokas yang dihasilkan kurang dari 1%, dan cairan sisa konversi sekitar 68-79 %. Peningkatan produk gas ini disebabkan karena adanya penambahan logam aktif.

Kemungkinan reaksi steam reforming isoamil alkohol yang terjadi adalah seperti tampak pada Persamaan (4):

(CH3) 2CHCH2CH2OH (g) + 9 H2O(g) → 15 H2 (g) + 5CO2 (g) (14)

Tabel 3. Data hasil reaksi steam reforming isoamil alkohol

Katalis Produk gas

(% b/b)

Kokas (% b/b)

Cairan sisa konversi (% b/b)

ZnO-ZAA 19,97 0,70 79,32 Co/ZnO-ZAA 21,13 0,53 78,33 Co-Mo/ZnO-ZAA 31,75 0,32 68,51 b/b = berat produk/berat umpan mula-mula

3.3.1. Pengaruh keasaman katalis terhadap produk gas dan kokas

Hubungan antara keasaman katalis terhadap produk gas dan kokas dapat dilihat pada Gambar 2. Secara umum semakin tinggi keasaman maka aktivitas katalitiknya juga akan semakin tinggi. Produk gas yang dihasilkan semakin tinggi dan produk kokas semakin kecil. Semakin besar keasaman maka semakin banyak situs asam katalis sehingga proses steam reforming semakin efektif dan aktivitasnya semakin tinggi. 3.3.2. Pengaruh luas muka spesifik katalis terhadap produk gas dan kokas

Dari Gambar 3 belum dapat ditunjukkan hubungan yang positif antara luas permukaan spesifik dengan hasil konversi isoamil alkohol. Secara umum semakin besar luas permukaan spesifik maka aktivitas katalis untuk reaksi steam reforming semakin meningkat karena zat yang teradsorpsi pada permukaan katalis akan semakin banyak.

3.3.3. Pengaruh volume total pori katalis terhadap produk gas dan kokas

Gambar 4 memperlihatkan bahwa secara umum meningkatnya volume pori katalis akan meningkatkan produk gas dan menurunkan kokas. Semakin besar volume pori maka umpan isoamil alkohol berdifusi secara merata baik di permukaan maupun di dalam pori-pori katalis, sehingga dapat menghasilkan peningkatan adsorbsi umpan terhadap katalis.

(6)

0 5 10 15 20 25 30 35 4,05 5,61 5,87

Keasaman total (mmol NH3/g)

P ro d u k ( % b /b ) Produk gas Produk kokas 0 5 10 15 20 25 30 35 20,66 22,31 19,93

Luas muka spesifik (m2/g)

P ro d u k ( % b /b ) Produk gas Produk kokas ` 0 5 10 15 20 25 30 35 20,22 22,41 21,02

Volume total pori (10-3cm3/g)

P ro d u k ( % b /b ) Produk gas Produk kokas 0 5 10 15 20 25 30 35 19,57 20,1 21,09

Rerata jejari pori e-03 cc/g

P ro d u k ( % b /b ) Produk gas Produk kokas

3.4 Pengaruh Rerata Jejari Pori Katalis terhadap Produk Gas dan Kokas

Dari Gambar 5 memperlihatkan bahwa katalis dengan rerata jejari pori besar, konversi gas semakin besar dan kokas yang terbentuk semakin kecil. Katalis dengan rerata jejari pori yang semakin besar cenderung menghasilkan produk konversi yang semakin besar juga. Pori-pori katalis dengan jejari yang besar akan mempunyai ukuran yang besar juga, yang mengakibatkan reaktan yang teradsorpsi ke dalam pori semakin besar sehingga aktivitas steam reforming semakin meningkat dan produk yang dihasilkan juga semakin besar.

4. KESIMPULAN

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa: (1) Pengembanan logam oksida ZnO pada sampel ZAA mampu meningkatkan keasaman total, luas permukaan spesifik, dan rerata jejari pori logam oksida ZnO; (2) Pengembanan logam CoO dan MoO pada ZnO-ZAA meningkatkan keasamam total katalis dengan urutan CoO-MoO/ZnO-ZAA > CoO/ZnO-ZAA > ZnO-ZAA; memberikan hasil yang bervariasi pada luas permukaan spesifik katalis dengan urutan CoO/ZnO-ZAA > ZnO-ZAA > CoO-MoO/ZnO-ZAA; volume total pori dengan urutan CoO/ZnO-ZAA > MoO/ZnO-ZAA > ZnO-ZAA; dan kenaikan jejari pori dengan urutan CoO-MoO/ZnO-ZAA > CoO/ZnO-ZAA > ZnO-ZAA; (3) Konversi produk gas secara umum meningkat seiring dengan meningkatnya keasaman dan rerata jejari pori katalis dengan urutan CoO-MoO/ZnO-ZAA >

Gambar 2. Pengaruh keasaman

terhadap produk gas dan kokas Gambar 3. Pengaruh luas permukaan spesifik katalis terhadap produk gas dan kokas

Gambar 4. Pengaruh volume total pori katalis terhadap produk gas dan kokas

Gambar 5. Pengaruh hubungan antara rerata jejari pori terhadap produk gas dan kokas

(7)

CoO/ZnO-ZAA > ZnO-ZAA berturut-turut sebesar 31,17; 21,13 dan 19,97 %; (4) Pembentukan kokas secara umum turun dengan naiknya keasaman total katalis dan rerata jejari pori, berturut-turut untuk katalis CoO-MoO/ZnO-ZAA > CoO/ZnO-ZAA > ZnO-ZAA sebesar 0,32 %, 0,53 %, 0,7

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Kantor Kementrian Riset dan Teknologi (MENRISTEK) atas bantuan dana penelitian ini melalui Program Insentif Riset Dasar Tahun 2008.

DAFTAR PUSTAKA

1. Tjiptasurasa, 1991, Komponen Minyak Fusel Indonesia: Isolasi dan Oksidasinya, Sintesis dan Evaluasi Farmakokimia beberapa Senyawa Turunannya, Disertasi UGM, Yogyakarta

.

2. Twigg, M.W., 1989, Catalyst Handbook, Wolfe Publising Ltd., London

3. Nielsen, J.R.R., 1984, Catalytic steam Reforming,. Dalam Anderson, R., dan Boudart, M., Catalysis: Science and Technology, vol.5, Springer-Verlag, Berlin

4. Al Qohtani, H., 1997, Effect of Ageing on A Steam Reforming Catalyst, Chem, Eng, J., 66: 51-56

5. Llorca, J., Homs, N., sales, J., dan Piscina, P.R.D.L., 2002, Efficient Production of Hydrogen over Supported Cobalt Catalysts from Ethanol steam Reforming, J. Catal., 209: 306-371.

6. Anderson, J.R., dan Boudart, J., 1981, Catalysis : Science and Technology, Vol.1, Springer-Verlag, Berlin.

7. Abdullah, 1998, Pembuatan Pelet Katalis Ni-Pt untuk Konversi Amil Alkohol dan Isoamil Alkohol menjadi Hidrokarbon, Skripsi, FMIPA UGM, Yogyakarta.

8. Trisunaryanti, W., Shiba, R., Miura, M., Nomura, M., Nishiyama, M., dan Matsukata, M., 1996, Characterization and Modification of Indonesian Natural Zeolites and Their Properties for Hydrocracking of Paraffin, Journal of The Japan Petroleum Institute, 39: 20-25.

Gambar

Gambar 1. Perbandingan spectra IR zeolit alam Klaten sebelum perlakuan HCl dan sesudah perlakuan HCl
Tabel 2. Luas permukaan spesifik, volume total pori dan rerata jejari pori
Gambar 2. Pengaruh keasaman

Referensi

Dokumen terkait

(2002) tersebut, pada penelitian ini dilakukan analisis untuk mendeteksi akumulasi transkrip mRNA EGAD1 pada bunga dan buah kelapa sawit normal dan abnormal asal kultur

Perencanaan bendung harus meliputi tentang panjang tinggi mercu bendung, mercu dan tubuh bendung, peredam energi, tembok sayap hilir, bangunan pengambil, bangunan pembilas,

Banyak orang Kajang Dalam yang tidak dapat berbahasa Indonesia dan hanya mengenal bahasa Konjo karena tidak pernah ikut sekolah formal dan juga tak pernah bergaul dengan orang

Dianalisa dari segi hasil penurunan yang tidak terlalu beda dari varibel lama pengolahan, harga flokulan dan energi yang dibutuhkan untuk mengolah maka pengolahan

Media interaktif yang berupa permainan digital dianggap sebagai salah satu media yang sangat praktis untuk digunakan sebagai pendamping dan pendukung proses pembelajaran di

Analisis power link budget untuk kedua modulasi pada jarak terdekat dan terjauh didapatkan hasil yang memenuhi kelayakan karena didapatkan hasil daya terima yang lebih besar

Sebelum suatu perusahaan menjadi perusahaan publik, pada umumnya pemilik modal (investor) hanya memiliki informasi yang terbatas berkaitan dengan perusahaan

7.4.1 Tuliskan jumlah kegiatan Pelayanan/Pengabdian kepada Masyarakat (*) yang sesuai dengan bidang keilmuan PS selama tiga tahun terakhir yang dilakukan oleh dosen tetap yang