• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mutiara Fahmi 1, Azhar 1, T. Makmur 1 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mutiara Fahmi 1, Azhar 1, T. Makmur 1 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Dampak Konversi Lahan Pertanian

Lahan di Kecamatan Manyak Payed Kabupaten Aceh Tamiang

(Conversion Impact Against Rice Agricultural Land Revenue Land the district of Aceh Tamiang Manyak Payed

Wan Mutiara Fahmi

1

Program Studi Agribisnis,

Abstrak- Konversi lahan adalah perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan dari fungsinya semula menjadi fungsi lain yang menjadi dampak negatif terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui dampak konversi lahan pertanian sawah terhadap pendapatan pemilik lahan serta regulas

Tamiang dalam menangani kasus konversi lahan.Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pemilik lahan mengalami dampak penurunan dan kenaikan pendapatan sebelum dan sesudah konversi, terdapat 6 orang yang mengalami kenaikan pendapatan dan 10 orang yang mengalami penurunan pendapatan serta masih belum adanya regulasi khusus dari Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dalam menangani k

lahan.

Kata Kunci: Konversi Lahan, Dampak Konversi, dan Regulasi Pemerintah.

Abstract– Land conversion is a change in the function of some or all of the land area of the original function into other functions that become negative environmental impact and potential of the land itself. The purpose of this study is to determine the impact of the conversion of agricultural land of the revenue paddy land owners as well as the regulation of the Government of Aceh Tamiang in handling cases of lan

this research are descriptive qualitative and quantitative. Based on the results of the research showed us that the land owners affected by the decrease and increase revenues before and after conversion, there a

experienced an increase in revenue and 10 people who experienced a decline in income and yet their specific regulations of the Government of Aceh Tamiang in handling cases of land conversion.

Keywords: Land Conversion, Conversion Impact, an

Dampak Konversi Lahan Pertanian Sawah Terhadap Pendapatan di Kecamatan Manyak Payed Kabupaten Aceh Tamiang

Conversion Impact Against Rice Agricultural Land Revenue Land the district of Aceh Tamiang Manyak Payed)

Wan Mutiara Fahmi1, Azhar1, T. Makmur1

Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Konversi lahan adalah perubahan fungsi sebagian atau seluruh dari fungsinya semula menjadi fungsi lain yang menjadi dampak negatif terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui dampak konversi lahan pertanian sawah terhadap pendapatan pemilik lahan serta regulasi Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dalam menangani kasus konversi lahan.Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pemilik lahan mengalami an dan kenaikan pendapatan sebelum dan sesudah konversi, terdapat 6 orang yang mengalami kenaikan pendapatan dan 10 orang yang mengalami penurunan pendapatan serta masih belum adanya regulasi khusus dari Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dalam menangani kasus konversi

Konversi Lahan, Dampak Konversi, dan Regulasi Pemerintah.

Land conversion is a change in the function of some or all of the the original function into other functions that become negative ental impact and potential of the land itself. The purpose of this study is to determine the impact of the conversion of agricultural land of the revenue paddy land owners as well as the regulation of the Government of Aceh Tamiang in handling cases of land conversion. The analytical methods used in this research are descriptive qualitative and quantitative. Based on the results of the research showed us that the land owners affected by the decrease and increase revenues before and after conversion, there are 6 people who experienced an increase in revenue and 10 people who experienced a decline in income and yet their specific regulations of the Government of Aceh Tamiang in handling cases of land conversion.

Land Conversion, Conversion Impact, and government regulation Sawah Terhadap Pendapatan Pemilik di Kecamatan Manyak Payed Kabupaten Aceh Tamiang

Conversion Impact Against Rice Agricultural Land Revenue Land owners in

Universitas Syiah Kuala

Konversi lahan adalah perubahan fungsi sebagian atau seluruh dari fungsinya semula menjadi fungsi lain yang menjadi dampak negatif terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui dampak konversi lahan pertanian sawah i Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dalam menangani kasus konversi lahan.Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pemilik lahan mengalami an dan kenaikan pendapatan sebelum dan sesudah konversi, terdapat 6 orang yang mengalami kenaikan pendapatan dan 10 orang yang mengalami penurunan pendapatan serta masih belum adanya regulasi khusus asus konversi

Konversi Lahan, Dampak Konversi, dan Regulasi Pemerintah.

Land conversion is a change in the function of some or all of the the original function into other functions that become negative ental impact and potential of the land itself. The purpose of this study is to determine the impact of the conversion of agricultural land of the revenue paddy land owners as well as the regulation of the Government of Aceh d conversion. The analytical methods used in this research are descriptive qualitative and quantitative. Based on the results of the research showed us that the land owners affected by the decrease and re 6 people who experienced an increase in revenue and 10 people who experienced a decline in income and yet their specific regulations of the Government of Aceh Tamiang

(2)

Lahan merupakan sumberdaya alam yang penting bagi kelangsungan manusia sebagai tempat kegiatan hidupnya.Kebutuhan ini dari waktu ke waktu semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan perkembangan kegiataannya.Sementara itu ruang sebagai wadah kegiatan secara fisik memiliki luasan yang relatif tetap, tidak bertambah. Oleh karena itu, penyeimbangan antara ruang dan kegiatan manusia perlu dipikirkan dengan baik agar tidak terjadi ketimpangan dengan cara konversi lahan pertanian ke pembangunan fisik.

Konversi lahan pertanian ke

isu sentral pembangunan pertanian karena dapat menimbulkan dampak negatif yang signifikan terhadap

lainnya dan masalah lingkungan

Alihfungsi lahan atau lazimnya disebutsebagai konversi lahan adalah perubahanfungsi sebagian atau seluruh kawasan

(seperti yangdirencanakan) menjadi fungsi lain yangmenjadi dampak negatif (masalah)terhadap lingkungan dan potensi lahan itusendiri. Alih fungsi lahan juga dapatdiartikan sebagai perubahan untukpenggunaan lain disebabkan oleh faktor-faktoryang secara garis besar meliputikepe

kebutuhanpenduduk yang makin bertambahjumlahnya dan meningkatnya tuntutanakan mutu kehidupan yang lebih baik (Lestari,2009).

Konversi lahan yang terus terjadi tidak terlepas dari pantauan Pemerintah Kabupaten melaluiPenyusunanrencana t

Undang-undang No. 26 tahun 2007 mengamanatkanperlunya suatu perencanaan pembangunan yang berbasispenatagunaan ruang yang mengharuskan setiap daerahmenyusun konsep ketataruangan agar pembangunan yangdirencanakan memiliki pondasi yan

dengan potensi sumberdaya yang dimiliki. Penyusunanrencana tata ruang wilayah (RTRW) suatu daerahpada dasarnya mengacu pada potensi sumberdaya yangada, baik dari potensi sumberdaya manusia maupun potensisumberdaya lahan, sebab pemb

dasarnya merupakan pemanfaatan yang optimaldari sumberdaya lahan yang tersedia (PemerintahRepublik Indonesia, 2007).

untuk mengetahui dampak konversi lahan pertanian sawah terhadap pendapatan petani di Kecamatan Manyak Payed dan regulasi Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dalam menangani kasus konversi lahan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, yaitu melihat langsung ke lokasi penelitian lahan sawah di

Payed. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan alat bantu yaitu wawancara langsung dengan petani atau pemilik lahan.

PENDAHULUAN

Lahan merupakan sumberdaya alam yang penting bagi kelangsungan manusia sebagai tempat kegiatan hidupnya.Kebutuhan ini dari waktu ke waktu semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan giataannya.Sementara itu ruang sebagai wadah kegiatan secara fisik memiliki luasan yang relatif tetap, tidak bertambah. Oleh karena itu, penyeimbangan antara ruang dan kegiatan manusia perlu dipikirkan dengan agar tidak terjadi ketimpangan dengan cara konversi lahan pertanian ke Konversi lahan pertanian ke pembangunan fisik merupakan salah satu isu sentral pembangunan pertanian karena dapat menimbulkan dampak negatif yang signifikan terhadap produksi pangan disamping aspek sosial ekonomi

lingkungan (Irawan, 2005).

lihfungsi lahan atau lazimnya disebutsebagai konversi lahan adalah perubahanfungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan dari fungsinya semula anakan) menjadi fungsi lain yangmenjadi dampak negatif (masalah)terhadap lingkungan dan potensi lahan itusendiri. Alih fungsi lahan juga dapatdiartikan sebagai perubahan untukpenggunaan lain disebabkan oleh faktoryang secara garis besar meliputikeperluan untuk memenuhi kebutuhanpenduduk yang makin bertambahjumlahnya dan meningkatnya

mutu kehidupan yang lebih baik (Lestari,2009).

Konversi lahan yang terus terjadi tidak terlepas dari pantauan Pemerintah Kabupaten melaluiPenyusunanrencana tata ruang wilayah

undang No. 26 tahun 2007 mengamanatkanperlunya suatu perencanaan pembangunan yang berbasispenatagunaan ruang yang mengharuskan setiap daerahmenyusun konsep ketataruangan agar pembangunan yangdirencanakan memiliki pondasi yang kuat dan terarahsesuai dengan potensi sumberdaya yang dimiliki. Penyusunanrencana tata ruang wilayah (RTRW) suatu daerahpada dasarnya mengacu pada potensi sumberdaya yangada, baik dari potensi sumberdaya manusia maupun potensisumberdaya lahan, sebab pembangunan yang dilaksanakanpada dasarnya merupakan pemanfaatan yang optimaldari sumberdaya lahan yang tersedia (PemerintahRepublik Indonesia, 2007). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak konversi lahan pertanian sawah terhadap i di Kecamatan Manyak Payed dan regulasi Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dalam menangani kasus konversi lahan.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, yaitu melihat langsung ke lokasi penelitian lahan sawah di Kecamatan Manyak Payed. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan alat bantu yaitu wawancara langsung dengan petani atau pemilik lahan.

Lahan merupakan sumberdaya alam yang penting bagi kelangsungan manusia sebagai tempat kegiatan hidupnya.Kebutuhan ini dari waktu ke waktu semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan giataannya.Sementara itu ruang sebagai wadah kegiatan secara fisik memiliki luasan yang relatif tetap, tidak bertambah. Oleh karena itu, penyeimbangan antara ruang dan kegiatan manusia perlu dipikirkan dengan agar tidak terjadi ketimpangan dengan cara konversi lahan pertanian ke merupakan salah satu isu sentral pembangunan pertanian karena dapat menimbulkan dampak negatif produksi pangan disamping aspek sosial ekonomi lihfungsi lahan atau lazimnya disebutsebagai konversi lahan adalah lahan dari fungsinya semula anakan) menjadi fungsi lain yangmenjadi dampak negatif (masalah)terhadap lingkungan dan potensi lahan itusendiri. Alih fungsi lahan juga dapatdiartikan sebagai perubahan untukpenggunaan lain disebabkan oleh rluan untuk memenuhi kebutuhanpenduduk yang makin bertambahjumlahnya dan meningkatnya Konversi lahan yang terus terjadi tidak terlepas dari pantauan ata ruang wilayah (RTRW) undang No. 26 tahun 2007 mengamanatkanperlunya suatu perencanaan pembangunan yang berbasispenatagunaan ruang yang mengharuskan setiap daerahmenyusun konsep ketataruangan agar g kuat dan terarahsesuai dengan potensi sumberdaya yang dimiliki. Penyusunanrencana tata ruang wilayah (RTRW) suatu daerahpada dasarnya mengacu pada potensi sumberdaya yangada, baik dari potensi sumberdaya manusia maupun angunan yang dilaksanakanpada dasarnya merupakan pemanfaatan yang optimaldari sumberdaya lahan yang Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak konversi lahan pertanian sawah terhadap i di Kecamatan Manyak Payed dan regulasi Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dalam menangani kasus konversi lahan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, Kecamatan Manyak Payed. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan alat bantu

(3)

Data yang digunakan adalah berupa data primer dan sekunder.Data primer diperoleh melalui pengamatan langs

wawancara dengan petani lahan sawah yang melakukan konversi lahan.Data sekunder diperoleh dari dinas

lembaga terkait lainnya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

sawah di Kecamatan Manyak Payed yang telah melakukan konversi lahan sawahnya menjadi pembangunan fisik.Metode sampling dalam penelitian ini adalah menggunakan metode sampling

ekplorasi oleh karena itu untuk pengambilan sampel tidak dapat langsung ditentukan jumlahnya, maka teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik snowball sampling

Untuk menghitung pen

pendapatan petani pemilik lahan pasca konversi lahan pertanian sawah menggunakan rumus Future Value, yaitu

Fvn = Pv (1 + i)

Dimana :

Fvn = Nilai masa depan di akhir tahun n

Pv = Nilai sekarang i = Tingkat bunga 1

n

= Periode tahun (2009

Karakteristik Responden

Karakteristik responden merupakan gambaran umum tentang informasi responden yang melakukan konversi lahan

dalam penelitian ini meliputi luas lahan, dan pendapatan berikut ini :

Tabel 1. Karakteristik Responden No 1 Tingkat Pendidikan 2 Jumlah Tanggungan 3 Pekerjaan 4 Luas Lahan 5 Pendapatan

Sumber : Data Primer diolah dari lampiran

Data yang digunakan adalah berupa data primer dan sekunder.Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung dilapangan, pencatatan, dan wawancara dengan petani lahan sawah yang melakukan konversi lahan.Data sekunder diperoleh dari dinas-dinas terkait, perpustakaan, jurnal serta lembaga lembaga terkait lainnya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani atau pemilik lahan sawah di Kecamatan Manyak Payed yang telah melakukan konversi lahan sawahnya menjadi pembangunan fisik.Metode sampling dalam penelitian ini adalah menggunakan metode sampling non probability.Penelitian ini bersifat ekplorasi oleh karena itu untuk pengambilan sampel tidak dapat langsung ditentukan jumlahnya, maka teknik pengambilan sampel yang digunakan

snowball sampling dengan jumlah sampel sebanyak 16 orang.

Untuk menghitung pendapatan konstan dan menentukan perubahan pendapatan petani pemilik lahan pasca konversi lahan pertanian sawah

akan rumus Future Value, yaitu = Pv (1 + i)n

= Nilai masa depan di akhir tahun n = Nilai sekarang

= Tingkat bunga 12%

= Periode tahun (2009-2016) 7 Tahun

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden

Karakteristik responden merupakan gambaran umum tentang informasi yang melakukan konversi lahan. Adapun karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi tingkat pendidikan jumlah tanggungan, pekerjaan, luas lahan, dan pendapatan. Karakteristik responden dapat dilihat pada tabel

. Karakteristik Responden Pemilik Lahan tahun 2016

Uraian Rata-rata Tingkat Pendidikan 43,75 Tanggungan 56,25 56,25 62,5 62,5

Sumber : Data Primer diolah dari lampiran

Data yang digunakan adalah berupa data primer dan sekunder.Data ung dilapangan, pencatatan, dan wawancara dengan petani lahan sawah yang melakukan konversi lahan.Data dinas terkait, perpustakaan, jurnal serta lembaga-pemilik lahan sawah di Kecamatan Manyak Payed yang telah melakukan konversi lahan sawahnya menjadi pembangunan fisik.Metode sampling dalam penelitian ini Penelitian ini bersifat ekplorasi oleh karena itu untuk pengambilan sampel tidak dapat langsung ditentukan jumlahnya, maka teknik pengambilan sampel yang digunakan

dengan jumlah sampel sebanyak 16 orang. dapatan konstan dan menentukan perubahan pendapatan petani pemilik lahan pasca konversi lahan pertanian sawah

Karakteristik responden merupakan gambaran umum tentang informasi . Adapun karakteristik responden tingkat pendidikan jumlah tanggungan, pekerjaan, . Karakteristik responden dapat dilihat pada tabel

(4)

Dampak Konversi Lahan pertanian sawah terhadap pendapatan di Kecamatan Manyak

Pendapatan petani yang melakukan konversi lahan di Kecamatan Manyak Payed terjadi perubahan antara sebelum dan sesudah konversi. Pendapatan yang dihasilkan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari mulai dari biaya pendidikan anak,hingga biaya kebutuh

dua kategori perubahan pendapatan petani setelah setelah mereka melakukan konversi lahan.Pertama adalah pendapatan mereka berhasil naik sehingga dapat memenuhi kebutuhan rumah tangganya.

Tabel 2.Pendapatan Responden Sebelum dan Sesuda

No Pendapatan Per Bulan

Sebelum Konversi 1. 2.700.000 2. 1.100.000 3. 1.400.000 4. 2.100.000 5. 2.100.000 6. 1.400.000 7. 3.500.000 8. 1.400.000 9. 980.000 10. 1.050.000 11. 2.300.000 12. 3.750.000 13. 3.500.000 14. 5.000.000 15. 5.200.000 16. 3.500.000

Sumber: Data Primer (diolah), 2016

Dampak Konversi Lahan pertanian sawah terhadap pendapatan di Manyak Payed Kabupaten Aceh Tamiang.

Pendapatan petani yang melakukan konversi lahan di Kecamatan Manyak Payed terjadi perubahan antara sebelum dan sesudah konversi. Pendapatan yang dihasilkan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari mulai dari biaya pendidikan anak,hingga biaya kebutuhan rumah tangga. Ada dua kategori perubahan pendapatan petani setelah setelah mereka melakukan konversi lahan.Pertama adalah pendapatan mereka berhasil naik sehingga dapat memenuhi kebutuhan rumah tangganya.

Tabel 2.Pendapatan Responden Sebelum dan Sesudah Konversi Pendapatan Per Bulan

Nilai Future Value Analisis Kenaikan Pendapatan Sesudah Konversi 6.500.000 5.967.000 Naik 2.100.000 2.431.000 Turun 2.900.000 3.094.000 Turun 4.900000 4.641.000 Naik 4.000.000 4.641.000 Turun 4.300.000 3.094.000 Naik 7.200.000 7.735.000 Turun 3.000.000 3.094.000 Turun 2.000.000 2.165.000 Turun 2.100.000 2.320.000 Turun 4.900.000 5.083.000 Turun 10.200.000 8.287.500 Naik 7.500.000 7.735.000 Turun 13.450.000 11.050.000 Naik 9.800.000 11.492.000 Turun 9.200.000 7.735.000 Naik

Sumber: Data Primer (diolah), 2016

Dampak Konversi Lahan pertanian sawah terhadap pendapatan di Pendapatan petani yang melakukan konversi lahan di Kecamatan Manyak Payed terjadi perubahan antara sebelum dan sesudah konversi. Pendapatan yang dihasilkan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari an rumah tangga. Ada dua kategori perubahan pendapatan petani setelah setelah mereka melakukan konversi lahan.Pertama adalah pendapatan mereka berhasil naik sehingga dapat

Analisis Kenaikan Pendapatan Naik Turun Turun Naik Turun Naik Turun Turun Turun Turun Turun Naik Turun Naik Turun Naik

(5)

Kedua adalah pendapatan petani pemiliki lahan juga ada kecenderungan naik,namum mereka tidak berhasil memenuhi kebutuhan rumah tangganya dalam artian yang kedua ini adalah pendapatan mereka hanya naik secara nominalnya saja akan tetapi nilai dari nominal itu tetap saja tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari

turun setelah mereka mengkonversikan lahan sawahnya hal ini disebabkan oleh pekerjaan mereka yang tidak lagi tetap sehingga

pendapatannya.Berikut ini petani sebelum dan s kecenderungan naik atau tu

Dalam menentukan perubahan pendapatan sebelum dan sesudah konversi laha maka digunakan rumus Future Value sebagai berikut

Fvn = Pv (1 + i)

Contoh perhitungan pada petani 1

Dengan pendapatan petani sebelum konversi lahan sebesar Rp 2.700.000 dan setelah konversi lahan sebesar Rp 6.500.000

Fvn = Pv (1 + i)n

= 2.700.000 . = 2.700.000 , (1,12) = 2.700.000 . (2,21) = 5.967.000

Artinya pendapatan sebelum konversi lahan sebesar Rp 2.700.000 pada tahun 2009 ekuivalen nilainya dengan Rp 5.967.000 pada tahun 2016. Jadi, setelah adanya konversi lahan sawah maka pe

naik.

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwasannya terdapat 6 responden yang pendapatannya naik setelah konversi lahan dan ada 10 responden yang pendapatannya turun setelah konversi lahan,akan tetapi jika kita melihat dari perbedaan pendapatannya maka sebelum dan sesudah konversi seluruh petani mengalami kenaikan pendapatan hanya saja pada 10 responden pendapatannya naik tidak signifikan (turun) atau masih belum bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam artian hanya nominal pendapatanny

tetapi nilainya tidak naik pada tahun sekarang. Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat diambil kesimpulan bahwasannya

Dampak Konversi Lahan pertanian sawah terhadap Pekerjaan Responden

Tamiang.

Dampak dari konversi lahan pertanian ini salah satunya adalah perubahan status sosial atau perubahan pekerjaan pada responden yang Kedua adalah pendapatan petani pemiliki lahan juga ada kecenderungan naik,namum mereka tidak berhasil memenuhi kebutuhan rumah tangganya dalam artian yang kedua ini adalah pendapatan mereka hanya naik secara aja akan tetapi nilai dari nominal itu tetap saja tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Ketiga adalah pendapatan petani yang turun setelah mereka mengkonversikan lahan sawahnya hal ini disebabkan oleh pekerjaan mereka yang tidak lagi tetap sehingga berpengaruh terhadap

Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan p

petani sebelum dan sesudah konversi dengan keterangan memiliki kecenderungan naik atau turun.

Dalam menentukan perubahan pendapatan sebelum dan sesudah konversi laha maka digunakan rumus Future Value sebagai berikut

= Pv (1 + i)n Contoh perhitungan pada petani 1

Dengan pendapatan petani sebelum konversi lahan sebesar Rp 2.700.000 dan setelah konversi lahan sebesar Rp 6.500.000

(1 + 0,12 )7 = 2.700.000 , (1,12)7 = 2.700.000 . (2,21)

Artinya pendapatan sebelum konversi lahan sebesar Rp 2.700.000 pada tahun 2009 ekuivalen nilainya dengan Rp 5.967.000 pada tahun 2016. Jadi, setelah adanya konversi lahan sawah maka pendapatan petani 1 Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwasannya terdapat 6 responden yang pendapatannya naik setelah konversi lahan dan ada 10 responden yang pendapatannya turun setelah konversi lahan,akan tetapi jika kita melihat dari ndapatannya maka sebelum dan sesudah konversi seluruh petani mengalami kenaikan pendapatan hanya saja pada 10 responden pendapatannya naik tidak signifikan (turun) atau masih belum bisa memenuhi kebutuhan hari dalam artian hanya nominal pendapatannya saja yang naik akan tetapi nilainya tidak naik pada tahun sekarang. Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat diambil kesimpulan bahwasannya

Dampak Konversi Lahan pertanian sawah terhadap Pekerjaan Responden di Kecamatan Manyak Payed Kabupate

Dampak dari konversi lahan pertanian ini salah satunya adalah perubahan status sosial atau perubahan pekerjaan pada responden yang Kedua adalah pendapatan petani pemiliki lahan juga ada kecenderungan naik,namum mereka tidak berhasil memenuhi kebutuhan rumah tangganya dalam artian yang kedua ini adalah pendapatan mereka hanya naik secara aja akan tetapi nilai dari nominal itu tetap saja tidak bisa harinya. Ketiga adalah pendapatan petani yang turun setelah mereka mengkonversikan lahan sawahnya hal ini disebabkan oleh berpengaruh terhadap adalah tabel yang menggambarkan pendapatan konversi dengan keterangan memiliki Dalam menentukan perubahan pendapatan sebelum dan sesudah konversi lahan

Dengan pendapatan petani sebelum konversi lahan sebesar Rp 2.700.000 dan

Artinya pendapatan sebelum konversi lahan sebesar Rp 2.700.000 pada tahun 2009 ekuivalen nilainya dengan Rp 5.967.000 pada tahun 2016. ndapatan petani 1 Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwasannya terdapat 6 responden yang pendapatannya naik setelah konversi lahan dan ada 10 responden yang pendapatannya turun setelah konversi lahan,akan tetapi jika kita melihat dari ndapatannya maka sebelum dan sesudah konversi seluruh petani mengalami kenaikan pendapatan hanya saja pada 10 responden pendapatannya naik tidak signifikan (turun) atau masih belum bisa memenuhi kebutuhan a saja yang naik akan tetapi nilainya tidak naik pada tahun sekarang. Berdasarkan hasil penelitian

Dampak Konversi Lahan pertanian sawah terhadap Perubahan di Kecamatan Manyak Payed Kabupaten Aceh Dampak dari konversi lahan pertanian ini salah satunya adalah perubahan status sosial atau perubahan pekerjaan pada responden yang

(6)

mengkonversikan lahannya, ada yang pekerjaannya lebih baik dari sebelumnya dan ada juga yang pekerjaannya kur

rumah tangganya misalnya ada yang menjadi buruh dan lain sebagainya. Tabel 3. Jenis Pengunaan Lahan Sawah Setelah di Konversi

Setelah Konversi Lahan Sawah Menjadi Toko Lahan Sawah Menjadi Rumah Lahan Sawah Menjadi Gudang

kayu

Sumber: Data Primer (diolah), 2016

Dari tabel diatas dapat kita lihat secara spesifik kearah mana konversi lahan itu dilakukan dan dapat dilihat juga perubahan pekerjaan pada responden setelah ia mengkonversikan lah

mengkonversikan lahannya tidak lagi bergantung pada sektor pertanian. Berikut ini adalah gambaran usaha pasca konversi lahan

1. Mengkonversikan lahan sawahnya menjadi ruko lalu mereka membuka usaha di ruko yang telah

tujuh orang responden, alasan mereka membangun ruko dan membuka usaha adalah karena menurut mereka peluang dalam berwirausaha seperti ini lebih menguntungkan karena posisi ruko mereka yang berada di jalan lintas Medan-Banda Aceh

2. Mengkonversikan lahan sawah nya menjadi rumah lalu bekerja sebagai tukang bangunan, karyawan swasta dll pekerjaan seperti ini terdapat enam orang responden yang mana mereka tidak ada pilihan lain untuk membangun rumah sehingga mereka memb

sawah miliknya.

3. Mengkonversikan lahan sawahnya menjadi usaha kilang kayu terdapat satu orang responden, beliau mengkonversikan lahan sawahnya menjadi usaha kilang kayu karena usaha padi sudah kurang menguntungkan dan secara kebetulan beliau mempunyai keahlian dalam membuat kusen jend

dan kerajinan lainnya dari kayu maka beliau memutuskan untuk membangun usaha kilang kayu di atas lahan sawah dikarenakan beliau tidak punya cukup modal untuk membangun usaha kilang kayu di tem lain.

4. Mengkonversikan lahan sawahnya menjadi toko lalu menjual tokonya untuk modal beli lahan sawit dan modal usaha untuk pembelian padi pekerjaan seperti ini terdapat dua orang responden,mereka memilih pekerjaan seperti ini dikarenakan menganggap bahw

lebih banyak keuntunganya dan membeli padi lalu menjualnya kembali mengkonversikan lahannya, ada yang pekerjaannya lebih baik dari sebelumnya dan ada juga yang pekerjaannya kurang bisa untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya misalnya ada yang menjadi buruh dan lain sebagainya.

Tabel 3. Jenis Pengunaan Lahan Sawah Setelah di Konversi

Setelah Konversi Jumlah

Lahan Sawah Menjadi Toko 7 Orang

Lahan Sawah Menjadi Rumah 8 Orang

Lahan Sawah Menjadi Gudang kayu

1 Orang

Sumber: Data Primer (diolah), 2016

Dari tabel diatas dapat kita lihat secara spesifik kearah mana konversi lahan itu dilakukan dan dapat dilihat juga perubahan pekerjaan pada responden setelah ia mengkonversikan lahannya dan sebagian besar dari mereka yang mengkonversikan lahannya tidak lagi bergantung pada sektor pertanian. Berikut ini adalah gambaran usaha pasca konversi lahan

Mengkonversikan lahan sawahnya menjadi ruko lalu mereka membuka usaha di ruko yang telah mereka bangun pekerjaan seperti ini terdapat tujuh orang responden, alasan mereka membangun ruko dan membuka usaha adalah karena menurut mereka peluang dalam berwirausaha seperti ini lebih menguntungkan karena posisi ruko mereka yang berada di jalan

Banda Aceh

Mengkonversikan lahan sawah nya menjadi rumah lalu bekerja sebagai tukang bangunan, karyawan swasta dll pekerjaan seperti ini terdapat enam orang responden yang mana mereka tidak ada pilihan lain untuk membangun rumah sehingga mereka membangun rumah diatas lahan Mengkonversikan lahan sawahnya menjadi usaha kilang kayu terdapat satu orang responden, beliau mengkonversikan lahan sawahnya menjadi usaha kilang kayu karena usaha padi sudah kurang menguntungkan dan secara

lan beliau mempunyai keahlian dalam membuat kusen jend

dan kerajinan lainnya dari kayu maka beliau memutuskan untuk membangun usaha kilang kayu di atas lahan sawah dikarenakan beliau tidak punya cukup modal untuk membangun usaha kilang kayu di tem Mengkonversikan lahan sawahnya menjadi toko lalu menjual tokonya untuk modal beli lahan sawit dan modal usaha untuk pembelian padi pekerjaan seperti ini terdapat dua orang responden,mereka memilih pekerjaan seperti ini dikarenakan menganggap bahwa lahan sawit akan lebih banyak keuntunganya dan membeli padi lalu menjualnya kembali mengkonversikan lahannya, ada yang pekerjaannya lebih baik dari sebelumnya ang bisa untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya misalnya ada yang menjadi buruh dan lain sebagainya.

Dari tabel diatas dapat kita lihat secara spesifik kearah mana konversi lahan itu dilakukan dan dapat dilihat juga perubahan pekerjaan pada responden annya dan sebagian besar dari mereka yang mengkonversikan lahannya tidak lagi bergantung pada sektor pertanian. Mengkonversikan lahan sawahnya menjadi ruko lalu mereka membuka mereka bangun pekerjaan seperti ini terdapat tujuh orang responden, alasan mereka membangun ruko dan membuka usaha adalah karena menurut mereka peluang dalam berwirausaha seperti ini lebih menguntungkan karena posisi ruko mereka yang berada di jalan Mengkonversikan lahan sawah nya menjadi rumah lalu bekerja sebagai tukang bangunan, karyawan swasta dll pekerjaan seperti ini terdapat enam orang responden yang mana mereka tidak ada pilihan lain untuk angun rumah diatas lahan Mengkonversikan lahan sawahnya menjadi usaha kilang kayu terdapat satu orang responden, beliau mengkonversikan lahan sawahnya menjadi usaha kilang kayu karena usaha padi sudah kurang menguntungkan dan secara lan beliau mempunyai keahlian dalam membuat kusen jendela,pintu dan kerajinan lainnya dari kayu maka beliau memutuskan untuk membangun usaha kilang kayu di atas lahan sawah dikarenakan beliau tidak punya cukup modal untuk membangun usaha kilang kayu di tempat Mengkonversikan lahan sawahnya menjadi toko lalu menjual tokonya untuk modal beli lahan sawit dan modal usaha untuk pembelian padi pekerjaan seperti ini terdapat dua orang responden,mereka memilih a lahan sawit akan lebih banyak keuntunganya dan membeli padi lalu menjualnya kembali

(7)

menjadi beras juga salah satu usaha yang menguntungkan, akan tetapi mereka tidak punya modal yang cukup untuk melaksanakan usaha tersebut dikarenakan modal yang besar mak

membangun toko terlebih dahulu di atas lahan sawahnya lalu menjualnya dengan harga yang tinggi.

Regulasi Pemerintah Dalam Menangani Kasus Konversi Lahan Pertanian Sawah

Berdasarkan hasil penelitian tentang regulasi

pertanian, Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang masih belum ada peraturan daerah yang mengatur tentang konversi lahan hanya saja Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang sudah menjalankan tugas UU No.24/1992 tentang penyususan RTRW yang diharuskan

Terdapat beberapa poin dalam qanun Kabupaten Aceh Tamiang No 14 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-2032 yang mana poin didalam RTRW tersebut ada yang mengatur tentang perlindungan kawasan lahan pertanian dan larangan konversi lahan pertanian sawah menjadi non

Berdasarkan pasal didalam RTRW Kabupaten Aceh Tamiang terdapat beberapa peraturan tentang pengoptimalan lahan pertanian dan perlindungan kawasan peranian diantara n

 Pasal 8 ayat 5 huruf d tentang menetapkan fungsi lahan pertanian berkelanjutan

 Pasal 33 ayat 1 huruf a,b,c,dan d tentang kawasan peruntukkan pertanian diantaranya kawasan budidaya tanamam pangan, kawasan budidaya hortikultura, kawasan budiday

peternakan.

 Pasal 33 ayat 2 huruf c tentang perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan (PLP2B)

 pasal 33 ayat 3 huruf f dikatakan bahwa luas lahan pertanian basah di Kecamatan Manyak Payed adalah sebesar 1.245 Ha,

dikatakan bahwa luas lahan pertanian pangan berkelanjutan di Kecamatan Manyak Payed adalah seluas 1.013,45 Ha jadi sangat luas lahan yang sudah dilindungi oleh RTRW

Berdasarkan RTRW Kabupaten Aceh Tamiang Kecamatan Manyak Payed merupakan salah satu kecamatan yang tidak diperbolehkan mengkonversikan lahan sawahnya (peta terlampir 2), dan berdasarkan (peta terlampir 3) dapat kita lihat bahwasannya Kecamatan Manyak Payed bukan merupakan kawasan yang termasuk untuk melakukan konversi laha

sudah ditetapkan didalam RTRW tersebut.

Sudah terdapat beberapa peraturan yang dituangkan dalam RTRW Kabupaten Aceh Tamiang yang sudah disahkan oleh Bupati Aceh Tamiang.Akan tetapi didalam pelaksanaannya dilapangan konversi lahan menjadi beras juga salah satu usaha yang menguntungkan, akan tetapi mereka tidak punya modal yang cukup untuk melaksanakan usaha tersebut dikarenakan modal yang besar maka dengan itu pada awalnya mereka membangun toko terlebih dahulu di atas lahan sawahnya lalu menjualnya dengan harga yang tinggi.

Regulasi Pemerintah Dalam Menangani Kasus Konversi Lahan Pertanian Berdasarkan hasil penelitian tentang regulasi perlindungan lahan pertanian, Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang masih belum ada peraturan daerah yang mengatur tentang konversi lahan hanya saja Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang sudah menjalankan tugas UU No.24/1992 tentang penyususan RTRW yang diharuskan untuk melindung lahan pertanian.

Terdapat beberapa poin dalam qanun Kabupaten Aceh Tamiang No 14 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Aceh Tamiang 2032 yang mana poin didalam RTRW tersebut ada yang mengatur ngan kawasan lahan pertanian dan larangan konversi lahan pertanian sawah menjadi non-sawah.

Berdasarkan pasal didalam RTRW Kabupaten Aceh Tamiang terdapat beberapa peraturan tentang pengoptimalan lahan pertanian dan perlindungan kawasan peranian diantara nya pada pasal

Pasal 8 ayat 5 huruf d tentang menetapkan fungsi lahan pertanian Pasal 33 ayat 1 huruf a,b,c,dan d tentang kawasan peruntukkan pertanian diantaranya kawasan budidaya tanamam pangan, kawasan budidaya hortikultura, kawasan budidaya perkebunan, dan kawasan budidaya Pasal 33 ayat 2 huruf c tentang perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan (PLP2B)

pasal 33 ayat 3 huruf f dikatakan bahwa luas lahan pertanian basah di Kecamatan Manyak Payed adalah sebesar 1.245 Ha, pada pasal 33 ayat 5 dikatakan bahwa luas lahan pertanian pangan berkelanjutan di Kecamatan Manyak Payed adalah seluas 1.013,45 Ha jadi sangat luas lahan yang sudah dilindungi oleh RTRW

Berdasarkan RTRW Kabupaten Aceh Tamiang Kecamatan Manyak kan salah satu kecamatan yang tidak diperbolehkan mengkonversikan lahan sawahnya (peta terlampir 2), dan berdasarkan (peta terlampir 3) dapat kita lihat bahwasannya Kecamatan Manyak Payed bukan merupakan kawasan yang termasuk untuk melakukan konversi laha

sudah ditetapkan didalam RTRW tersebut.

Sudah terdapat beberapa peraturan yang dituangkan dalam RTRW Kabupaten Aceh Tamiang yang sudah disahkan oleh Bupati Aceh Tamiang.Akan tetapi didalam pelaksanaannya dilapangan konversi lahan menjadi beras juga salah satu usaha yang menguntungkan, akan tetapi mereka tidak punya modal yang cukup untuk melaksanakan usaha tersebut a dengan itu pada awalnya mereka membangun toko terlebih dahulu di atas lahan sawahnya lalu menjualnya

Regulasi Pemerintah Dalam Menangani Kasus Konversi Lahan Pertanian perlindungan lahan pertanian, Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang masih belum ada peraturan daerah yang mengatur tentang konversi lahan hanya saja Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang sudah menjalankan tugas UU No.24/1992 tentang

untuk melindung lahan pertanian.

Terdapat beberapa poin dalam qanun Kabupaten Aceh Tamiang No 14 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Aceh Tamiang 2032 yang mana poin didalam RTRW tersebut ada yang mengatur ngan kawasan lahan pertanian dan larangan konversi lahan Berdasarkan pasal didalam RTRW Kabupaten Aceh Tamiang terdapat beberapa peraturan tentang pengoptimalan lahan pertanian dan perlindungan Pasal 8 ayat 5 huruf d tentang menetapkan fungsi lahan pertanian Pasal 33 ayat 1 huruf a,b,c,dan d tentang kawasan peruntukkan pertanian diantaranya kawasan budidaya tanamam pangan, kawasan budidaya a perkebunan, dan kawasan budidaya Pasal 33 ayat 2 huruf c tentang perlindungan lahan pertanian pangan pasal 33 ayat 3 huruf f dikatakan bahwa luas lahan pertanian basah di pada pasal 33 ayat 5 dikatakan bahwa luas lahan pertanian pangan berkelanjutan di Kecamatan Manyak Payed adalah seluas 1.013,45 Ha jadi sangat luas Berdasarkan RTRW Kabupaten Aceh Tamiang Kecamatan Manyak kan salah satu kecamatan yang tidak diperbolehkan mengkonversikan lahan sawahnya (peta terlampir 2), dan berdasarkan (peta terlampir 3) dapat kita lihat bahwasannya Kecamatan Manyak Payed bukan merupakan kawasan yang termasuk untuk melakukan konversi lahan yang Sudah terdapat beberapa peraturan yang dituangkan dalam RTRW Kabupaten Aceh Tamiang yang sudah disahkan oleh Bupati Aceh Tamiang.Akan tetapi didalam pelaksanaannya dilapangan konversi lahan

(8)

terusterjadi di beberapa wilayah di Kabupaten Aceh Tamiang hal ini disebabkan tidak adanya pengawasan di lapangan.

Pemerintah yang seharusnya berperan aktif dalam menangani kasus konversi lahan pada saat ini tidak bisa berbuat apa

melakukan konversi

tidak adanya lembaga formal atau lembaga secara khusus yang di bentuk oleh pemerintah untuk mensosialisasikan dampak negatif dari konversi lahan pertanian sawah menjadi non

kesimpulan dari penelitian ini adalah

ke non-sawah berdampak terhadap pendapatan petani,terjadi kenaikan dan penurunan pendapatan sebelum dan sesudah konversi. Jumlah responden yang mengalami kenaikan pendapatan setelah kon

10 orang jumlah responden yang mengalami penurunan pendapatan setelah konversi lahan.Konversi lahan berdampak kepada perubahan mata pencaharian responden,setelah konversi lahan mereka tidak lagi bekerja di sektor pertanian tetapi sudah bekerja sesuai keahlian masing

adanya regulasi secara khusus yang mengatur tetang konversi lahan serta kurangnya pengawasan dari Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang untuk menangani kasus konversi lahan.

Saran dari penelitian ini

agar tidak lagi mengkonversikan lahan

menurunkan pendapatan serta bisa mengakibatkan gagalnya program pemerintah untuk swasembada pangan.

agar segera membuat regulasi khusus untuk menangani kasus konversi lahan serta mengawasi regulasi tersebut.

meningkatkan produksi padi,sehingga petani dapat memenuhi kebutuhan hidup serta tidak lagi mengkonversik

Asmara,A .(2011). Pendapatan Petani Setelah Konversi Lahan Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah

Irawan,B. (2005).

Pemanfaatannya dan Faktor Determinan

Sosial Ekonomi Kebijakan Pertanian.

erapa wilayah di Kabupaten Aceh Tamiang hal ini disebabkan tidak adanya pengawasan di lapangan.

Pemerintah yang seharusnya berperan aktif dalam menangani kasus konversi lahan pada saat ini tidak bisa berbuat apa-apa ketika pemilik lahan melakukan konversi lahan pertanian ke non-pertanian miliknya dikarenakan tidak adanya lembaga formal atau lembaga secara khusus yang di bentuk oleh pemerintah untuk mensosialisasikan dampak negatif dari konversi lahan pertanian sawah menjadi non-sawah.

KESIMPULAN DAN SARAN

dari penelitian ini adalah Konversi lahan pertanian sawah sawah berdampak terhadap pendapatan petani,terjadi kenaikan dan penurunan pendapatan sebelum dan sesudah konversi. Jumlah responden yang mengalami kenaikan pendapatan setelah konversi lahan berjumlah 6 orang dan 10 orang jumlah responden yang mengalami penurunan pendapatan setelah konversi lahan.Konversi lahan berdampak kepada perubahan mata pencaharian responden,setelah konversi lahan mereka tidak lagi bekerja di sektor pertanian tetapi sudah bekerja sesuai keahlian masing-masing responden.

adanya regulasi secara khusus yang mengatur tetang konversi lahan serta kurangnya pengawasan dari Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang untuk menangani kasus konversi lahan.

penelitian ini Sebaiknya kepada petani atau pemilik lahan idak lagi mengkonversikan lahan sawahnya dikarenakan dapat menurunkan pendapatan serta bisa mengakibatkan gagalnya program pemerintah untuk swasembada pangan. Diharapkan kepada Pemerintah Daer agar segera membuat regulasi khusus untuk menangani kasus konversi lahan serta mengawasi regulasi tersebut. Diharapkan kepada Pemerintah untuk dapat meningkatkan produksi padi,sehingga petani dapat memenuhi kebutuhan hidup serta tidak lagi mengkonversikan lahannya kekegiatan non-sawah.

DAFTAR PUSTAKA

Pendapatan Petani Setelah Konversi Lahan

Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah

Irawan,B. (2005). Konversi Lahan Sawah, Potensi Dampak, Pola Pemanfaatannya dan Faktor Determinan. Bogor: Pusat Analisis

Sosial Ekonomi Kebijakan Pertanian.

erapa wilayah di Kabupaten Aceh Tamiang hal ini Pemerintah yang seharusnya berperan aktif dalam menangani kasus apa ketika pemilik lahan pertanian miliknya dikarenakan tidak adanya lembaga formal atau lembaga secara khusus yang di bentuk oleh pemerintah untuk mensosialisasikan dampak negatif dari konversi lahan

Konversi lahan pertanian sawah sawah berdampak terhadap pendapatan petani,terjadi kenaikan dan penurunan pendapatan sebelum dan sesudah konversi. Jumlah responden yang versi lahan berjumlah 6 orang dan 10 orang jumlah responden yang mengalami penurunan pendapatan setelah konversi lahan.Konversi lahan berdampak kepada perubahan mata pencaharian responden,setelah konversi lahan mereka tidak lagi bekerja di sektor pertanian Masih belum adanya regulasi secara khusus yang mengatur tetang konversi lahan serta kurangnya pengawasan dari Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang untuk Sebaiknya kepada petani atau pemilik lahan sawahnya dikarenakan dapat menurunkan pendapatan serta bisa mengakibatkan gagalnya program Diharapkan kepada Pemerintah Daerah agar segera membuat regulasi khusus untuk menangani kasus konversi lahan Diharapkan kepada Pemerintah untuk dapat meningkatkan produksi padi,sehingga petani dapat memenuhi kebutuhan hidup

sawah.

Pendapatan Petani Setelah Konversi Lahan. Jakarta :

Konversi Lahan Sawah, Potensi Dampak, Pola

(9)

Lestari, T. (2009).Dampak Konversi Lahan Pertanian Bagi Taraf Hidup

Petani. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Pakpahan. (2005). Analisis Kebijakan Konversi Lahan Sawah ke Penggunaan

Non-Pertanian

Pertanian.

Pemerintah Republik Indonesia.(2007).

Tentang Penataan Ruang

Dampak Konversi Lahan Pertanian Bagi Taraf Hidup

Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Analisis Kebijakan Konversi Lahan Sawah ke Penggunaan Pertanian. Bogor: Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian.

Pemerintah Republik Indonesia.(2007). Undang-Undang No. 26 Tahun 2007

Tentang Penataan Ruang. Jakarta.

Dampak Konversi Lahan Pertanian Bagi Taraf Hidup

Analisis Kebijakan Konversi Lahan Sawah ke Penggunaan

ogor: Pusat Penelitian Sosial Ekonomi

(10)

Gambar

Tabel 1. Karakteristik Responden No 1 Tingkat Pendidikan 2 Jumlah Tanggungan 3 Pekerjaan 4 Luas Lahan 5 Pendapatan
Tabel 2.Pendapatan Responden Sebelum dan Sesuda No Pendapatan Per Bulan
Tabel 3. Jenis Pengunaan Lahan Sawah Setelah di Konversi Setelah Konversi

Referensi

Dokumen terkait

Pertama, UUD 1945 secara rinci tidak memberikan penje- lasan mengenai hakim mana saja yang dimak- sud dalam makna hakim Pasal 24B ayat (1) UUD 1945 dalam kalimat ”dalam

Materi yang akan disampaikan pada siswa harus sesuai dengan kurikulum yang digunakan. Mahasiswa harus menguasai materi dan menggunakan berbagai macam bahan ajar, selain

(1) Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh face validity menggunakan desain 4-D diketahui bahwa modul dapat layak untuk digunakan karena telah memenuhi syarat

Kontrol Group Design dengan menggunakan desain pre-post test dalam dua kelompok. Populasi penelitian adalah semua pasien post SC di RSUD Dr. Moewardi dan sampel penelitian adalah

Berdasarkan hasil perhitungan information gain untuk kriteria nautis atribut yang memiliki nilai tertinggi adalah dokumentasi (N1) yang sekaligus merupakan root untuk model

mendukung perkembangan industri di Indonesia. BIRO HUKUM DAN ORGANISASI BAGIAN ADVOKASI DAN PELAYANAN HUKUM BAGIAN ORGANISASI DAN TATA LAKSANA SUBBAGIAN ORGANISASI

Renstra STAIN Curup 2015-2019 perlu dianalisis guna mendapatkan pemahaman yang lengkap yaitu dengan menganalisis perencanaan strategis, rencana strategis dan manajemen

Jadi, jika komitmen suatu daerah terhadap sektor pendidikan dilihat dari persentase pengeluaran sektor pendidikan (bukan nilai absolutnya), maka terlihat bahwa tidak