ABSTRAK
PENGUNGKAPAN SISTEM ANTI FRAUD DI INSTANSI PEMERINTAH
MELALUI INTERNET (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten di Provinsi
Jawa Tengah) Fudji Sri Mar’ati, SE, M.Si , NIP. 19750124 2005012 001, Erna
Sudarmawanti, SE, M.Si, Akt, CA, NIK.001 115 0914, STIE AMA Salatiga
Suatu sistem integritas merupakan kondisi penting dalam memberi jaminan
atas akuntabilitas dan transparansi instansi pemerintah untuk mengarahkan
permasalahan masyarakat, mengelola keuangan negara dan kepatuhan terhadap
peraturan dan perundang-undangan (Said et al., 2015). Sistem integritas dapat
diperkuat dengan memiiki rerangka manajemen risiko yang transparan dan selaras
dengan tata kelola organisasi yang baik (Maizatul et al., 2016), menjadi tanggung
jawab organisasi publik (Said et al., 2016).
Seluruh Kabupaten telah membuat website yang dipergunakan untuk
mengungkapkan seluruh program kerja dan pelaksanaan anggaran sebagai bentuk
pertanggungjawaban kepad massyarakat. Namun dilihat dari ke 47 item
pengukapan yang harus disampaikan belum dilakukan secara optimal dari
masing-masing website di Kabupaten di Privinsi Jawa Tengah. Hal ini dapat dilihat dari
hasil pengungkapan indeks integritas baru sebanyak 44,46%. Seluruh Kabupaten di
Provinsi Jawa Tengah telah mengungkapkan indeks integritas dalam bentuk laporan
kinerja, laporan strategi nasional dalam website masing-masing Kabupaten dengan
harapan bahwa laporan ini dapat memberikan informasi yang akurat dan
bermanfaat kepada seluruh pihak, mengenai pelaksanaan tugas dan fungsi dari
setiap masing-masing Kabupaten dan tentunya dapat diakses oleh seluruh
masyarakat di masing-masing website Kabupaten.
Pengungkapan indeks integritas melalui website yang meliputi : integritas,
objektivitas, kebijakan integritas, komitmen integritas, elemen dalam kode etik,
lingkup dan tanggung jawab, rencana integritas nasional, rencana tindakan
strategis, pendekatan integritas strategis, visi, misi, saluran pelaporan integritas dan
jenis kegiatan belum berjalan secara optimal.
Adapun kesimpulannya skor indeks integritas berada pada kisaran terendah
11 total indeks atau 23% yaitu oleh Kabupaten Sukoharjo dan skor indeks integritas
tertinggi sebanyak 39 total indeks atau 83% yaitu oleh Kabupaten Pemalang.
Perankingan skor indeks integritas diperoleh hasil kategori pengungkapan Visi Misi
memperoleh hasil sebesar 86,21 % dari 13 kategori pengungkapan yaitu integritas,
objektivitas, kebijakan integritas, komitmen integritas, elemen dalam kode etik,
lingkup dan tanggung jawab, rencana integritas nasional, rencana tindakan
strategis, pendekatan integritas strategis, visi, misi, saluran pelaporan integritas dan
jenis kegiatan
Kata Kunci : Sistem Anti Fraud, Indeks Integritas, Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah,
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kasus korupsi di Indonesia setiap tahun jumlahnya semakin meningkat.
Fenomena menunjukkan bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) secara
aktif menelusuri berbagai kasus korupsi di Indoensia. Sebagai contoh,
diungkapkan berita online atas kasus korupsi pada tahun 2018 yakni kasus suap
yang melibatkan Direktur Jenderal Kementerian Perhubungann dan staf ahlinya
di bidang logistic, multimoda, dan keselamatan perhubungan dengan menerima
suap dari PT Adghiguna Kaeruktarama terkait proyek pekerjaan pengerukan alur
pelayaran Pelabuhan Pulang Pisau di Kalimantan Tengah dan Pelabuhan
Samarinda di Kalimantan Timur serta persetujuan atas izin kerja keruk untuk PT
Indominco Mandiri, PT Indonesia Power Unit Jasa Pembangkit PLTU Banten,
dan
Kantor
Kesyahbandaran
dan
Otoritas
Pelabuhan
di
Semarang
(www.nasional.sindonews.com, 2018).
Demikian pula di lingkungan pemerintahan. Korupsi di lingkungan
pemerintahan Indonesia sebenarnya dapat dicegah dengan meningkatkan
prosedur audit dengan menggunakan teknologi informasi untuk kekuatan
investigasi dan dukungan transparansi internasional (Antipova, 2018).
Whistleblowing system merupakan salah satu alat untuk mencegah kecurangan
dan mendukung pelaporan kecurangan menggunakan teknologi informasi (Fieger
& Rice, 2017). Praktik whistleblowing system di negara berkembang merupakan
hal penting karena peran dari tata kelola dan kelembagaan yang lemah sehingga
perlu adanya pengungkapan kebijakan dalam mendukung whistleblowing system
(Agnihotri & Bhattacharya, 2015).
2
Transparansi Internasional (2016a) mendefinisikan integritas sebagai
perilaku dan tindakan yang konsisten dengan prinsip etika dan standar, yang
dilaksanakan oleh individu seperti halnya insitusi untuk menciptakan hambatan
atas korupsi. Pemerintah sebagai salah satu bagian dari sektor publik perlu
menyediakan jasa dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat tanpa mengambil
kentungan pribadi. Dengan demikian, integritas pemerintah menjadi bagian
penting dalam melayani masyarakat. Integritas merupakan substansi dari tata
kelola yang baik dan pengelolaannya merupakan suatu persyaratan dari suatu
organisasi sektor publik (Maesschalk, 2009). Rerangka integritas merupakan
pendekatan menyeluruh yang terdiri dari instrument, proses dan struktur untuk
mengembangkan integritas dan mengurangi korupsi yang terjadi di instansi
pemerintah. Maesschalck (2009) membagi dalam empat fungsi yaitu penentuan
dan pendefinisian integritas, panduan untuk mencapai integritas, monitoring
integritas dan penguatan integritas.
Suatu sistem integritas merupakan kondisi penting dalam memberi
jaminan atas akuntabilitas dan transparansi instansi pemerintah untuk
mengarahkan permasalahan masyarakat, mengelola keuangan negara dan
kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan (Said et al., 2015).
Sistem integritas dapat diperkuat dengan memiiki rerangka manajemen risiko
yang transparan dan selaras dengan tata kelola organisasi yang baik (Maizatul et
al., 2016), menjadi tanggung jawab organisasi publik (Said et al., 2016).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana informasi sistem anti-fraud yang diungkapkan di website
pemerintah kabupaten di provinsi Jawa Tengah?
3
2. Apa faktor eksternal yang menjelaskan pengungkapan informasi terkait sistem
anti-fraud di website pemerintah kabupaten di provinsi Jawa Tengah
dengan teori institusional?
C. Tujuan Penelitian
Sebagaimana uraian dari rumusan masalah yang telah dikemukaan di atas,
maka penelitian ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui informasi sistem anti-fraud yang diungkapkan di website
pemerintah kabupaten di provinsi Jawa Tengah ?
2. Untuk mengetahui faktor eksternal yang menjelaskan pengungkapan
informasi terkait sistem anti-fraud di website pemerintah kabupaten di
provinsi Jawa Tengah dengan teori institusional ?
D. Manfaat Penelitian
1. Melalui penelitian ini diharapkan peneliti dapat memahami dan
mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang dimiliki.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris mengenai
sistem anti-fraud yang diungkapkan di website pemerintah kabupaten di
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Sustainability Development Goals
Sustainability development goals (SDGs) mempunyai tujuan paling tinggi
yang berisikan hak asasi manusia, didalamnya mengandung beberapa hal
yaitu perkembangan sosial, pertumbuhan ekonomi yang merata dan konsep
berkelanjutan (Joseph C et.al, 2019). Hal tersebut dapat diwujudkan melalui
praktek keadilan, memutus arus illegal financial, dan mencegah korupsi.
Permasalahan mengenai korupsi perlu diselesaikan, karena terdapat hubungan
yang erat antara korupsi dan kemiskinan.
Korupsi adalah sebuah kendala dalam meraih SDGs. Sedangkan
konsekuensi lain dari sebuah korupsi adalah berkurangnya sumber daya
nasional, pembangunan berkelanjutan tidak dapat diwujudkan, peningkatan
tingkat kemiskinan, ekonomi yang tidak stabil, pelayanan publik yang tidak
baik, pertumbuhan ekonomi yang stagnan, berkurangnya investasi asing,
biaya administrasi dan manajemen yang tinggi serta ketidakstabilan politik.
Pengungkapan tentang strategi anti korupsi kepada publik melengkapi
keterlibatan aktual dan komitmen perusahaan dalam inisiatif anti korupsi. Hal
ini dapat meningkatkan kredibilitas perusahaan dalam memerangi praktik
korupsi. Demikian juga, etika dan integritas perlu ditunjukkan dalam kegiatan
pemerintah dan laporan harus tersedia untuk umum untuk memberikan
kesadaran mengenai inisiatif pemerintah dalam mengurangi pelanggaran di
antara pejabat publik untuk menumbuhkan tata kelola pemerintahan yang
baik. (maizatul et al. 2016). Upaya anti korupsi diakui sebagai bagian penting
5
dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang mendukung pencapaian
dan keberlanjutan semua SDGs.(Transparency International, 2016b)
Good governance atau tata kelola yang baik mensyaratkan bahwa sebuah
organisasi memperhatikan kepentingan komunitas disekitarnya. Sementara
pada saat yang sama berusaha mencapai tujuan organisasi. Said et al. (2016)
tata kelola pemerintahan yang baik merujuk pada sebuah pedoman yang
menjelaskan dengan jelas bagaimana cara pejabat publik menjalankan
tanggung jawab mereka.
2. Sistem Anti Fraud
Pencegahan korupsi merupakan hal penting karena korupsi merupakan
kejahatan yang mengarah pada kehancuran total masa depan yang
memerlukan komitmen berkelanjutan dalam penerapannya (Oyamada, 2015).
Prabowo & Suhernita (2017) menjelaskan bahwa dalam melakukan
pencegahan korupsi, perlu adanya penyesuaian dengan karakteristik sebuah
negara seperti Indonesia yang perlu memperhatikan faktor budaya. Salah satu
alat yang dapat digunakan untuk anti korupsi adalah aplikasi web untuk
karyawan yang dapat membantu mencegah dan mendeteksi korupsi sejak dini,
meskipun korupsi merupakan tindak kejahatan yang sulit diberantas. Hal ini
dapat dilakukan untuk mencegah kerugian keuangan melalui mekanisme
pelaporan tersebut (Rivest-Peltier, 2014).
Dasgupta & Kesharwani (2010) menjelaskan bahwa karyawan adalah
pihak terbaik untuk mengidentifikasi tindakan kesalahan pada organisasi.
Organisasi harus mendorong karyawan dan melindungi mereka sebagai
whistleblower. Ada berbagai cara yang diungkapkan untuk mendukung
whistleblower yaitu menetapkan proses pengaduan dan investigasi secara
6
cepat, melatih manajer dan karyawan, memantau tindakan legislatif,
menghukum kesalahan dengan tepat, mengkomunikasikan kebijakan,
mendorong penggunaan komunikasi, mengembangkan kebijakan kode etik,
mengatur penanganan keluhan, dan meningkatkan budaya kejujuran serta
integritas dalam organisasi.
Sistem anti fraud dalam hal ini adalah whistleblowing system yang
merupakan sebuah sistem penyampaian pengaduan berupa dugaan tindak
pidana tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi yang dilakukan dalam
sebuah organisasi dan melibatkan pegawai atau orang lain yang melakukan
pelaporan pengaduan dan posisi pelapor bukan merupakan bagian dari pelaku
kejahatan yang dilaporkan (www.wbs.lkpp.go.id, 2019). Kejahatan yang bisa
dilaporkan salah satunya adalah korupsi. Korupsi menjadi sebuah kegiatan
yang sulit ditemukan tanpa adanya pelaporan atas kecurangan tersebut dapat
dibantu dengan salah satu alat penting yang semakin banyak digunakan di
seluruh dunia saat ini adalah whistleblowing system yang memerlukan adanya
kebijakan perlindungan pelapor dari pembalasan sehingga dapat mendorong
whistleblower untuk mengungkap informasi yang mereka ketahui (Gholami &
Salihu, 2017).
3. Institusional Theory
Lingkungan kelembagaan adalah faktor yang signifikan dalam
mempengaruhi budaya korupsi beserta tekanan eksternal seperti lingkungan
tugas, peraturan, struktur yang tidak konsisten, dan lingkungan kelembagaan
seperti transparansi, keadilan, kompleksitas lembaga dapat mempengaruhi
tingkat korupsi di sektor publik (Sudibyo & Jianfu, 2015). Lambsdorff (2014)
menjelaskan korupsi di sektor publik telah menjadi ciri-ciri institusi selama
7
berabad-abad dan untuk membasmi korupsi diperlukan strategi revisi atas
reformasi.
Budaya korupsi merupakan sebuah kejahatan yang dipengaruhi oleh
lingkungan organisasi dan faktor eksternal di sektor publik. Ada beberapa
faktor yang dapat mempengaurhi eksistensi korupsi di sebuah organisasi,
yaitu
bagaimana
organisasi
mengungkapkan
keterbukaan
dalam
pertanggungjawaban tugas pada masyarakat publik. Hal-hal yang berkaitan
dengan transparansi organisasi adalah perihal anggaran, laporan, aturan,
hingga keputusan-keputusan yang seharusnya dapat dikontrol oleh pihak yang
berwenang kapan saja.
Dalam memberantas budaya korupsi di sektor publik diperlukan
strategi berupa perubahan organisasi agar lebih transparan dari berbagai
tingkatan struktur tugasnya. Organisasi sektor publik harus mendukung
budaya pencegahan korupsi dengan meningkatkan aturan dan prosedur
pengawasan tugas dan tanggung jawab kepada masyarakat publik. Bukan
hanya lingkungan organisasi saja yang berkewajiban untuk menjaga iklim
bebas korupsi di lingkungan kerja sektor publik namun agar masyarakat
umum dapat mendukung budaya anti korupsi disektor publik dengan
keterlibatan dan keterbukaan informasi.
Teori institusional memiliki dua dimensi yaitu isomorphism dan
decoupling. Isomorphisme merupakan suatu proses yang mendorong satu unit
dalam suatu populasi untuk menyesuiakan dengan lingkungan eksternal
(DiMaggio dan Powel, 1983, p.149). Terdapat tiga tipe isomorphism yaitu
coercive, mimetik dan normatif. Perubahan isomorphisme koersif melibatkan
tekanan dari organisasi lain tempatnya saling tergantung dan ekspektasi
budaya dari masyarakat seperti perintah dari pemerintah, undang-undang dan
permintaan pelaporan keuangan (Deegan, 2013), pengaruh politik dan
kepentingan publik (Amran dan Devi, 2008). Dengan teori institusional,
8
organisasi akan mengadopsi praktik yang berlaku umum, seperti praktik
pengungkapan karena tekanan institusional.
Lammers & Garcia (2017) menjelaskan bahwa teori kelembagaan
memiliki faktor-faktor institusionalisme yaitu rasionalitas terbatas, kekuatan
eksternal, kesadaran, dan simbolisme. Lembaga lebih dari sebuah organisasi
individu dan mencakup sumber informasi dan pengaruh eksternal. Perspektif
institusional berfokus pada aturan, norma, dan hukum. Institusi adalah
ekspresi sosial dan sekelompok praktik yang didefinisikan perilaku suatu
kelompok dan dalam teori kelembagaan, terdapat nilai-nilai, kepercayaan dan
makna pendukung lembaga melalui interpretasi bersama dalam realitas
(Carvalho, Cunha, Lima, & Carstens, 2017).
Teori institusional terkait dengan teori legitimasi yaitu ketika
organisasi ingin mendapat keyakinan bahwa tindakannya sesuai dengan
ekspektasi masyarakat (Deegan, 2007). Teori legitimasi selalu mengandalkan
pada kontrak sosial antara organisasi dan masyarakat tempatnya beroperasi.
Dalam mendapatkan legitimasi yang diterima masyarakat, organisasi yang
besar akan lebih visible dan mendapat perhatian yang besar dari pemerintah,
media, grup professional dan publik secara umum (Luoma dan Goodstein,
1999).
9
B. Kerangka Pemikiran
Untuk memperjelas permasalahan dalam penelitian ini, maka peneliti
membuat model kerangka pemikiran dengan gambar sebagai berikut :
10
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Tipe Penelitian
Penelitian ini menggunakan analisis konten dengan pengungkapan sistem
anti-fraud di website Pemerintahan Kabupaten di Jawa Tengah.
Pengungkapan di website yang dianalisis adalah informasi yang tersedia
untuk publik sehingga dapat diandalkan sebagai sumber data. Analisis
konten telah banyak digunakan untuk riset pengungkapan yaitu Amran dan
Devi (2008), Krippendorff (1980), Hackstone dan Milne (1996) serta Joseph
(2019).
2. Analisis Data
Konten analisis merupakan salah satu metoda kualitatif yang mampu
mengkuantifikasi
informasi
kualitatif
dalam
bentuk
pengungkapan
(Krippendorff, 1980). Pengukuran sistem anti fraud menggunakan Integrity
Framework Disclosure Index (IDFi) yang dikembangkan Joseph et al. (2017)
dan Joseph et al. (2019) yang terdiri dari 13 kategori dan 47 item.
11
Tabel 3.1
Integrity Framework Disclosure Index (IDFi)
No Integrity Framework Disclosure Index Keterangan
1. Definition of Integrity Pernyataan umum tentang makna integritas 2. Objectives Pernyataan tujuan organisasi terkait dengan
administrasi yang efisien, integritas dan transparansi,
integritas dan jasa layanan yang baik,
nilai positif, isu dan pemecahan masalah, pengembangan tingkat kesadaran, komitmen dan kerjasama di antara staf, budaya etika dan integritas, peningkatan manajemen integritas dan administrasi.
3. Kebijakan Integritas Seperangkat prinsip-prinsip panduan yang terdiri dari pemahaman dan apresiasi; peningkatan kesadaran dan komitmen; upaya peningkatan spirit responsibilitas; berkontribusi pada upaya masa depan dan nilai-nilai etis; directives and circulars; positive attributes, National Integrity Plan
4. Komitmen integritas Pernyataan atas nilai-nilai organisasi, seperangkat nilai moral, kode etik organisasi
5. Elemen dalam kod etik Komitmen, tim kerja, kompetensi, profesionalisme, integritas
6. Skopa dan Pertanggungjawaban Tugas di bawah management integritas yang meliputi prosedur, panduan, kepatuhan atas nilai-nilai dan etika, komitmen untuk implementasi atas jasa yang diberikan dengan efisien, pelaporan tindakan tidak etis terhadap otoritas yang berwenang, pencegahan tindakan pelanggaran hukum dan korupsi.
7. Rencana Integritas Nasional Rencana umum yang menjadi katalisator untuk peningkatan integritas yang terdiri dari rencana strategis, rencana integritas strategic dan pendekatan integritas strategis.
8. Rencana Aksi Strategis Strategi spesifik untuk menngkatkan integritas, misalnya peningkatan keefektifan tata kelola, keefektfan sistem layanan jasa, program kesadaran untuk melawan korupsi, penyalahgunaan wewenang maupun pelaporan keuangan yang curang; penguatan keadilan dan sistem
12
manajemen disiplin, penguatan sumber daya manusia, dan penguatan sistem pengawasan. 9. Strategic Integrity Approach Teknik spesifik untuk peningkatan integritas:
pendidikan, penguatan, internalisasi nilai-nilai, monitoring, konseling dan rehabilitasi, charter/piagam komitmen yang dimiliki klien 10. Visi Nilai-nilai organisasi, aspirasi, tujuan yang
memasukkan konsep integritas atau implementasi. 11. Misi Pernyataan spesifik daripada visi yang
memasukkan konsep integritas atau implementasi 12. Integrity Reporting Channel Mekanisme yang meningkatkan staf untuk
melakukan whistleblowing untuk melaporkan ketidaksesuaian di organisasinya
13. Jenis Aktivitas Aktivitas yang meningkatkan kesadaran integritas misalnya forum publik tentang budaya anti-korupsi