• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

17

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Umum

2.1.1. Pengertian Humas

Menurut Frazier menyatakan “Humas adalah filsafat sosial dan manajemen yang dinyatakan dalam kebijakan berserta pelaksanaannya, yang melalui interpretasi yang peka mengenai peristiwa-peristiwa berdasarkan komunikasi dua arah dengan publiknya, berusaha untuk memperoleh saling pengertian dan itikad baik.” (Mukarom dan Laksana, 2015)

Selanjutnya Jefkins menyatakan “Public Relations adalah suatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi dengan semua khalayak dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.” (Mukarom dan Laksana, 2015)

Jika dilihat dari definisinya, menurut Mukarom dan Laksana “Public Relations adalah seni menciptakan pengertian publik yang lebih baik sehingga dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap suatu individu atau organisasi.” Pendapat sedikit berbeda diungkapkan oleh Abdurrahman yang menyatakan:

Public Relations mempunyai dua pengertian, yaitu Public Relations dalam arti teknik komunikasi dan Public Relations sebagai metode komunikasi. Penggunaan teori dan metode Public Relations seperti jurnalistik, propaganda, periklanan, dan pulisitas bertujuan memunculkan dan membentuk pengertian (good will), dukungan, dan citra positif dari publiknya, baik internal maupun eksternal. Untuk itu, diperlukan rechearch program Public Relations yang cermat dan hati-hati agar proses perencanaan komunikasi yang terjadi dapat efektif. (Mukarom dan Laksana, 2015)

(2)

2.1.2. Ruang Lingkup Humas

Menurut Cutlip, dkk sebagaimana yang dikutip oleh Morissan yang menyatakan bahwa “ruang lingkup Humas mutakhir mencangkup tujuh bidang pekerjaan yaitu, publisitas, iklan, press agency, public affairs, manajemen isu, lobi (lobbying) dan hubungan investor. (Mukarom dan Laksana, 2015)

Menurut Morissan menjelaskan bahwa ruang lingkup pekerjaan Humas dibagi menjadi enam bidang pekerjaan yaitu:

1. Publisitas

Publisitas adalah sejumlah informasi tentang sasaran, barang, atau organisasi yang disebarluaskan ke masyarakat melalui media tanpa dipungut biaya atau tanpa pengawas dari sponsor. Publisitas merupakan pelengkap yang efektif bagi alat promosi lain, seperti periklanan, personal selling, dan promosi penjualan. Biasanya media bersedia mempublisitas suatu cerita apabila materinya cukup menarik atau patut dijadikan berita.

2. Pemasaran

Pemasaran menyangkut perencanaan secara efisien penggunaan sumber-sumber dan pendistribusian barang dan jasa dari produsen ke konsumen sehingga tujuan kedua belah pihak produsen dan konsumen tercapai.

3. Public Affairs

Public Affairs sebagai a specialized part of public relations that builds and maintains governmental and local community relations in order to influence public policy. Dalam pengertian , bahwa bidang khusus public relations yang

(3)

membangun dan mempertahankan hubungan dengan pemerintah dan komunitas lokal untuk mempengaruhi kebijakan publik.

4. Manajemen Isu

Manajemen Isu (issues management), merupakan upaya organisasi atau perusahaan untuk melihat kecenderungan isu atau opini publik agar tidak berkembang secara negatif sehingga merugikan perusahaan atau isu itu tidak berkembang menjadi konflik yang tidak diinginkan. Upaya organisasi atau perusahaan untuk melihat kecendrungan isu atau opini publik ini dilakukan melalui riset atau penelitian. Dengan demikian, manajemen isu adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan riset kehumasan.

5. Lobi

Lobi adalah bidang khusus Humas yang membangun dan memelihara hubungan dengan pemerintah utamanya, untuk bertujuan mempengaruhi peraturan dan perundang-undangan.

6. Hubungan Investor

Hubungan Investor adalah tanggung jawab manajemen strategis yang mengintegrasikan keungan, komunikasi, pemasaran, dan kepatuhan hukum sekuritas yang paling efektif memungkinkan komunikasi dua arah antara perusahaan, masyarakat keuangan, dan konstituen lain, yang akhirnya memberikan konstribusi untuk perusahaan sekuritas mencapai penilaian adil. (Mukarom dan Laksana, 2015)

Definisi berbeda dikemukakan oleh Saputra dan Nasrullah yang menyatakan bahwa Ruang Lingkup Humas umumnya dibagi berdasarkan jenis organisasi yang pada

(4)

garis besarnya adalah Humas Pemerintah, Humas Perusahaan dan Humas Internasional.

1. Humas Pemerintah

Lembaga-lembaga pemerintah pusat sebagai tingkat daerah dilengkapi dengan bagian Humas untuk mengola informasi dan opini publik. Informasi mengenai kebijkasanaan pemerintah disebarkan seluas-luasnya, dan opini publik dikaji dan diteliti seefektif-efektifnya untuk keperluan pengambilan keputusan dan penentuan kebijaksanaan berikutnya. (Priansa, 2017)

Menurut Black dalam Saputra dan Nasrul yang mengklarifikasi Humas menjadi Humas Pemerintah Pusat (center government) dan Humas Pemerintah Daerah (local government) yaitu:

a. Humas Pemerintah Pusat

Humas pemerintah pusat umumnya bertempat di departemen-departemen, serta badan-badan yang termasuk pemerintah pusat. Tugas Humas Pemerintah pusat adalah menyebarkan informasi secara teratur mengenai kebijaksanaan, perencanaan, dan hasil yang telah dicapai, lalu menerangkan dan mendidik publik mengenai perundang-undangan, peraturan-peraturan, dan hal-hal yang bersangkutan dengan kehidupan rakyat sehari-hari.

b. Humas Pemerintah Daerah

Pada hakikatnya Humas Pemerintah Daerah sama saja dengan Humas Pemerintah Pusat, dalam rangka perorganisasian dan mekanisme kerja. Bedanya hanya dalam ruang lingkup. (Priansa, 2017)

(5)

2. Humas Perusahaan/Bisnis

Saputra dan Nasrul menyatakan Humas Perusahaan/Bisnis merupakan organisasi yang memiliki kekhasan dalam sifat, fungsi dan tujuannya maka Humas Prusahaan/Bisnis mempunyai kekhasan pula, meskipun dalam aspek-aspek tertentu terdapat persamaan dengan jenis-jenis humas lainnya, yaitu:

a. Hubungan dengan Karyawan

Salah satu penggerak utama organisasi bisnis. Kesuksesan organisasi bisnis bergantung pada orang yang bergerak dibelakangnya. Hubungan baik dengan karyawan dapat menciptakan iklim kerja yang kondusif, dan dengan iklim yang kondusif, produktivitas karyawan akan meningkat. b. Hubungan dengan Pemegang Saham (Shareholder Relationship)

Dalam oranisasi bisnis tertentu yang sudah go public,tugas humas bertambah, yaitu membina hubungan baik antara pemegang saham (stakeholders) dan jajaran direksi selaku pelaksana kebijakan.

c. Hubangan dengan Pelanggan (Customer Relationship)

Pelanggan adalah raja, ungkapan tersebut menggambarkan begitu pentingnya pelanggan bagi organisasi bisnis. Hubungan yang perlu dibina dengan pelanggan, antara lain melalui publikasi, acara-cara, berita, pendekatan komunikasi pelanggan, pencitraan, dan program-program yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial.

d. Hubungan dengan komunitas (Community Relations)

Organisasi bisnis dengan target market tertentu harus membina hubungan baiknya dengan pelanggan, terutama yang berada dala komunitas.

(6)

Komunitas memiliki anggota yang pada umumnya loyal pada organisasi dan memiliki keterikatan baik secara emosional maupun fisik. Dengan mengundang komunitas, organisasi bisnis mempunyai pelanggan yang loyal, yang ikut membantu penjualan produk secara langsung maupun tidak langsung. Masukan yang berasal dari komunitas dapat menjadi nilai plus bagi organisasi bisnis untuk membina hubungan baik dengan komunitas.

e. Hubungan dengan pemerintah (Government Relations)

Pemerintah sebagai pemegan otoritas regulator adalah salah satu pihak yang harus dibina hubungan baiknya. Hubungan baik dengan pemerintah dapat membantu organisasi bisnis untuk mengomunikasikan berbagai hal yang dihadapi oleh kalangan pengusaha misalnya dalam hal bajak atau bea masuk.

f. Hubungan dengan Pers (Pers Relations)

Sesuatu kekuatan besar yang dapat mengubah dunia adalah media/pers. Pers bergerak atas nama publik dan berkerja atau menyoroti isu-isu yang berkaitan dengan publik. Hubungan baik pers memungkinkan organisasi bisnis dengan segala produknya untuk membangun citra yang positif dibenak public. (Priansa, 2017)

Bila dilihat dalam ruang lingkup Humas, Polres Tangerang Selatan masuk kedalam Humas pemerintah, karena Polres Tangerang Selatan berada dibawah naungan Polri (Kepolisian Republik Indonesia) yang masuk kedalam lembaga pemerintah.

(7)

2.1.3. Peran Humas

Profesionalisme perkembangan peranan Public Relations dalam suatu organisasi atau perusahaan menurut Dozier merupakan salah satu kunci untuk memahami peran Public Relations dalam komunikasi organisasi yang terdiri dari:

1. Penasihat Ahli (Expert Prescriber)

Tugasnya adalah membantu manajemen dengan pengalaman dari keterampilan mereka untuk mencari solusi bagi penyelesaian masalah public relationship yang dihadapi organisasi.

2. Fasilitator Komunikasi (Communication Facilitator)

Tugasnya adalah membantu manajemen organisasi dapat bertindak sebagai komunikator atau mediator dengan menciptakan kesempatan-kesempatan untuk “mendengar” apa kata publik dan menciptakan peluang agar publik mendengar apa yang diharapkan manajemen.

3. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Process Facilitator) Tugasnya adalah membantu kerja manajemen organisasi untuk memberikan nasihat (edviser) sehingga mengambil tindakan atau keputusan yang dihadapi organisasi sehingga menemukan solusi bagaimana mengatasi permasalahan tersebut secara rasional dan professional.

4. Communication Technician

Tugasnya adalah menyediakan layanan teknis komunikasi untuk organisasi sedangkan keputusan untuk teknis komunikasi yang baru harus dijalankan oleh orang atau bagian lain dalam organisasi. Dalam peranan ini praktisi Public Relations sering juga disebut sebagai “journalist in residence”. (Ruliana, 2014)

(8)

Sedangkan menurut Rachmadi menyatakan peran Humas sangat erat kaitannya dengan fungsi humas yaitu sebagai berikut:

Fungsi utama Humas adalah menghubungkan dan mengembangkan hubungan baik antara lembaga/organisasi dengan publiknya, internal maupun eksternal dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan lembaga atau organisasi.”

(Mukarom dan Laksana, 2015) 2.1.4. Tujuan dan Fungsi Humas

1. Tujuan Humas

Kusumastuti menyebutkan tujuan humas, yaitu sebagai berikut: a. Terpeliharanya saling pengertian

b. Menjaga dan membentuk saling percaya

c. Memelihara dan menciptakan kerja sama. (Mukarom dan Laksana, 2015) Berdasarkan hal tersebut, tujuan humas pada intinya adalah mewujudkan dan memelihara hubungan saling percaya dengan publik dalam rangka menjalin kerja sama dengan baik.

Sedangkan menurut Priansa mengatakan “pada dasarnya tujuan umum program kerja humas adalah menciptakan hubungan harmonis antara organisasi bisnis dan publiknya.”

2. Fungsi Humas

Menurut Maria fungsi Hubungan Masyarakat merupakan satu bagian nafas yang sama dalam organisasi bisnis, dan harus mampu memberi identitas organisasi dengan tepat dan benar, serta mampu mengomunikasikannya kepada publik sehingga publik menaruh kepercayaan terhadap organisasi tersebut. Terkait hal tersebut, fungsi hubungan masyarakat, yaitu:

(9)

a. Kegiatan yang bertujuan memperoleh itikad baik, kepercayaan, pengertian, dan citra yang baik dari publik pada umumpnya.

b. Memiliki sasaran untuk menciptakan opini publik yang bisa diterima dan menguntungkan semua pihak.

c. Unsur penting dalam manjamen guna mencapai tujuan yang spesifik, yaitu sesuai harapan publik.

d. Usaha menciptakan hubungan yang harmonis antara organisasi bisnis dengan publiknya, sekaligus menciptakan opini public sebagai efeknya, yang sangat berguna sebagai input bagi organisasi yang bersangkutan. (Priansa, 2017)

Sedangkan pendapat berbeda dikemukakan oleh Kusumastuti menyatakan dua fungsi humas, yaitu terkait dengan fungsi konstruktif dan korektif.

a. Fungsi Konstruktif

Dalam hal ini peranan Humas/PR mempersiapkan mental publik untuk menerima kebijakan organisasi/lembaga, Humas mengevaluasi prilaku, publik ataupun organisasi untuk di rekomendasikan kepada manajemen, PR menyiapkan prakondisi untuk mencapai saling pengertian, saling percaya, saling membantu terhadap tujuan-tujuan publik orgaanisasi/lembaga yang diwakilinya. Fungsi konstruktif ini mendorong PR membuat aktivitas ataupun kegiatan yang terencana, berkesinambungan yang cenderung bersifat proaktif, termasuk pertindak secara prevent (mencegah). (Priansa, 2017)

(10)

b. Fungsi Korektif

Apabila kita mengibaratkan fungsi konstruktif sebagai “perata jalan”, fungsi korektif berperan sebagi “pemadam kebakaran”, yaitu apabila api sudah menjalan dan membakar. PR adalah memadamkan api tersebut. Artinya, apabila organisasi/lembaga mengalami masalah kritis dengan publik, PR harus berperan dalam mengatasi masalah tersebut. (Priansa, 2017)

2.1.5. Tugas Humas

Mukarom dan Laksana Tugas humas “adalah membangun dan mempertahankan hubungan baik dengan publik melalui serangkaian kegiatan komunikasi yang intensif.” (Mukarom dan Laksana, 2015)

Menurut Saputra tugas dari seorang Public Relations dibagi menjadi 4 tugas khusus yang lazim dijalankan oleh manager Public Relations, seperti sebagai berikut:

1. Menciptakan dan memelihara suatu citra yang baik dan tepat atas perusahaan atau organisasinya, baik yang berkenaan dengan kebijakan-kebijakan, produk, jasa, maupun dengan para personelnya.

2. Memantau pendapat eksternal mengenai segala suatu yang berkaitan dengan

citra, kegiatan, reputasi maupun kepentingan-kepentingan

organisasi/perusahaan, dan menyampaikan setiap informasi yang penting langsung kepada pihak manajemen atau pemimpin puncak untuk segera ditanggapi atau di tindak lanjuti.

3. Memberi nasihat atau masukan kepada pihak manajemen mengenai berbagai masalah komunikasi yang penting, berikut teknik-teknik untuk mengatasinya.

(11)

4. Menyediakan berbagai informasi kepada khalayak perihal kebijakan organisasi , kegiatan, produk, jasa, dan personalia, selengkap mungkin demi menciptakan suatu pengetahuan yang maksimal dalam rangka menjangkau pengertian khalayak. (Maudi dan Susilowati, 2018)

2.2. Studi Literatur 2.2.1. Program Humas

Menurut Gassing dan Suryanto mengatakan untuk menyusun program kerja Humas, Pratiksi Public Relations harus memperhatikan detail dan elemen dasar komunikasi. Tujuannya jelas, untuk membantu manajemen mengambil sebuah keputusan dengan tepat. Keputusan yang diambil harus tepat memperhatikan keuntungan organisasi maupun kebaikan untuk masyarakat, dan menyebutkan ada lima elemen penting dalam penyusunan program kerja Humas, yaitu:

1. Pengumpulan Data

Data dan informasi program kerja dapat berasal dari catatan sejarah, informasi lisan, majalah, media cetak, media sosial, dan lain sebagainya. Data yang dikumpulkan harus objektif dan actual.

2. Analisis

Analisis dimulai dengan membuat pertimbangan kekuatan dan kelemahan data yang berhasil dikumpulkan.

(12)

3. Strategi dan penentuan Media

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengenali publik sasaran. Selain itu, pemetaan relasi untuk membedah kemungkinan-kemungkinan yang menghambat perlu juga dilakukan.

4. Pelaksanaan

Setelah mengumpulkan data, membuat analisis, dan menentukan strategi, langkah selanjutnya adalah melaksanakan program kerja tersebut. Ketika melaksanakan program kerja, dengarkan saran dan kritik dari banyak pihak. 5. Evaluasi

Evaluasi tidak hanya dilakukan di akhir pelaksanaan program kerja. Sebaiknya anda melakukan program evaluasi setiap melakukan elemen-elemen program kerja. Tujuannya untuk mencari kelemahan dan kelebihan setiap elemen. (Gassing & Suryanto, 2016)

Selain itu Cutlip dan Center mengatakan bahawa proses perencanaan program kerja Humas melalui “proses empat tahapan atau langkah-langkah pokok” yang menjadi acuan untuk pelaksanaan program kerja kehumasan adalah sebagai berikut:

1. Penelitian dan Mendengarkan (Research-Listening)

Pada tahapan ini penelitian yang dilakukan berkaitan dengan opini, sikap dan reaksi dari mereka yang berkaitan dengan aksi dan kebijaksanaan suatu organisasi. Setelah itu baru dilakukan pengevaluasian fakta dan informasi yang masuk untuk menentukan keputusan berikutnya. Pada tahapan ini akan ditetapkan suatu fakta dan informasi yang berkaitan langsung dengan

(13)

kepentingan organisasi yaitu What’s our problem ? (apa yang menjadi problem kita).

2. Perencanaan dan Pengambilan Keputusan (Planning-Decision)

Dalam tahapan ini, sikap, opini, ide-ide dan reaksi yang berkaitan dengan kebijaksanaan serta penempatan program kerja organisasi yang sejalan dengan kepentingan dan keinginan pihak yang berkepentingan mulai diberikan. Here’s what we can do? (apa yang dapat kita kerjakan).

3. Mengkomunikasikan dan Pelaksanaan (Communication-Action)

Dalam tahapan ini informasi yang berkenaan dengan langkah-langkah yang akan dilakukan dijelaskan sehingga mampu menimbulkan kesan-kesan yang seara efektif dapat mempengaruhi pihak-pihak yang dianggap penting dan berpotensi untuk memberikan dukungan sepenuhnya. Here’s what we did and why? (apa yang telah kita lakukan dan mengapa begitu).

4. Mengevaluasi (Evaluation)

Pada tahapan ini, pihak Public Relationa/Humas mengadakan penelitian terhadap hasil-hasil dari program kerja atau aktifitas humas yang telah dilaksanakan. Termasuk mengevaluasi keefektifitasan dari teknik-teknik manajeman dan komunikasi yang telah dipergunakan. How did we do? (bagaimana yang telah kita lakukan). (Ruslan, 2014)

2.2.2. Special Event

Menurut Allen Special Event adalah “suatu ritual istimewa, pertunjukan, penampilan atau perayaan yang direncanakan dan dibuat untuk menandai acara-acara

(14)

khusus atau mencapai tujuan sosial, budaya atau tujuan-tujuan khusus dari sebuah organisasi.” (Maudi dan Susilowati, 2018)

Menurut Ruslan tentang special event adalah:

sebuah event yang biasanya dilaksanakan untuk mendapatkan perhatian pada media untuk klien, perusahaan atau produk anda. Event tersebut dapat didesain untuk mentransferkan pesan spesifik tentang produk anda contohnya, fakta yang menunjukan bahwa perusahaan anda memberikan kesempatan yang sama kepada semua pekerja, perusahaan tersebut tempat yang tepat untuk bekerja, bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial, meerupakan tetangga yang baik, memberikan tempat kepada kemajuan wanita, memproduksi produk berkualitas nomer satu atau perusahaan tersebut merupakan pembayar pajak yang patuh. Sebuah Special Event berupa peluncuran produk atau publisitas produk). (Ruslan, 2014)

Ruslan menambahkan Special Event menurut istilahnya antara lain sebagai berikut:

1. Special, atau spesial berarti sesuatu yang “istimewa”, pengecualian (khas) dan tidak umum.

2. Event, suatu kejadian penting atau peristiwa khusus, baik yang terjadi secara internal, lokal, maupun nasional dan bahkan berkaitan dengan suatu peristiwa event secara internasional.

Jadi ajang secara khusus (special event) tersebut merupakan suatu peristiwa istimewa atau yang tengah berlangsung dan dirancang secara khusus dan mendalam program secara kehumasan yang dikaitkan dengan event tertentu (Special event PR Program). (Ruslan, 2014)

2.2.3. Kampanye

1. Pengertian Kampanye Public Relations

Menurut Rogers dan Storey Kampanye adalah suatu proses yang dirancang secara sadar, bertahap dan berkelanjutan yang dilaksanakan pada rentang waktu tertentu dengan tujuan mempengaruhi khalayak sasaran yang telah ditetapkan (A campaign is conscious, sustained and incremental process designed to be

(15)

implemented over a specified periode of time for the purpose of influencing a specified audience). (Kussanti dan Leliana, 2018)

Dari pemaparan definisi kampanye diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa di dalam kampanye terdapat kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a. Adanya aktivitas proses komunikasi kampanye untuk mempengaruhi khalayak tertentu.

b. Untuk membujuk dan memotivasi khalayak untuk berpartisipatif.

c. Ingin menciptakan efek atau dampak tertentu seperti yang telah direncanakan.

d. Dilaksanakan dengan tema spesifik dan narasumber yang jelas.

e. Dalam waktu tertentu atau telah ditetapkan, dilaksanakan secara terorganisir dan terencana baik untuk kepentingan kedua belah pihak atau sepihak. (Kussanti dan Leliana, 2018)

Sedangkan menurut Mukarom dan Laksana mengatakan:

Kampanye merupakan salah satu kegiatan komunikasi yang telah disusun secara sistematis dan terorganisasi. Pada umumnya kampanye dilakukan oleh suatu lembaga dalam mencapi tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Akan tetapi, saat ini juga kampanye sedang ramai dilakukan oleh seorang tokoh atau individu dalam upaya untuk mengubah pandangan atau persepsi khalayak terhadap orang yang bersangkutan (yang melakukan kampanye). (Mukarom dan Laksana, 2015)

Pernyataan berbeda dari Grunig yang memasukan kampanye dalam salah satu dari tiga kegiatan Public Relations, yaitu event, campaign dan program. Selanjutnya Grunig mengartikan bahwa “campaign hampir sama, dengan event tetapi diadakan dalam waktu yang lebih panjang dan dapat terdiri atas berbagai event.” Jika dilihat berdasarkan jenisnya maka kampanye dapat bagi menjadi beberapa bagian, diantaranya:

(16)

a. Kampanye Politik

b. Kampanye Perubahan sosial (Social Change Campaign) c. Kampanye produk

d. Kampanye Public Relations

Berdasarkan jenis kampanye Public Relations Mukarom dan Laksana menyatakan bahwa “kampanye Public Relations dibagi menjadi empat kategori kampanye yaitu Kampanye Budaya Perusahaan (Corporate Culture Champaign), Kampanye Produk (Branding Champaign), Kampanye Pelayanan (Service Champaign), Kampanye Corporate Social Responsibility (CSR Champaign).” (Mukarom dan Laksana, 2015)

2. Tujuan Kampanye

Menurut Mukarom dan Laksana berpendapat bahwa pada dasarnya kampanye dilakukan dengan tujuan tiga A, yaitu:

a. Awareness, menumbuhkan pengetahuan dan kesadaran

masyarakat/khalayak tertentu terhadap permasalahan tertentu;

b. Attitude, menumbuhkan rasa suka dan peduli serta mendukung masalah yang dihadapi;

c. Action, melakukan tindakan nyata, berbuat sesuatu untuk mengatasi suatu permasalahan; (Mukarom dan Laksana, 2015)

2.2.4. Hoax

1. Definisi Hoax

Triartanto mengatakan pada konteks media siber, “kata hoax dapat dimaknai sebagai teks yang digunakan sebagai pemberitaan palsu atau upaya menipu yang

(17)

disebarkan melalui media siber kepada pembaca untuk mempercayai segala sesuatunya.” (Triartanto, 2015)

Penyebaran berita palsu/hoax menurut Siswoko tidak cuma membodohi masyarakat dengan sajian informasi yang tidak benar, namun tindakan tersebut juga dipakai pihak-pihak tertentu untuk menghasut dan memecah belah masyarakat dan pada gilirannya akan membahayakan sendi-sendi persatuan bangsa. (Tawaqal, Setianti, 2018)

Menurut Rahadi Hoax merupakan usaha untuk memanipulasi kabar dan atau berita yang disampaikan kepada objek sasaran meskipun pembawa berita tahu betul bahwa berita yang disampaikan merupakan berita yang tidak benar, menurutnya ada beberapa jenis-jenis informasi Hoax yaitu:

a. Fake news (Berita bohong)

Berita yang berusaha menggantikan berita yang asli. Berita ini bertujuan untuk memalsukan atau memasukkan ketidak benaran dalam suatu berita. Penulis berita bohong biasanya menambahkan hal-hal yang tidak benar dan teori persekongkolan, makin aneh, makin baik. Berita bohong bukanlah komentar humor terhadap suatu berita.

b. Clickbait (Tautan jebakan)

Tautan yang diletakkan secara stategis di dalam suatu situs dengan tujuan untuk menarik orang masuk ke situs lainnya. Konten di dalam tautan ini sesuai fakta namun judulnya dibuat berlebihan atau dipasang gambar yang menarik untuk memancing pembaca.

(18)

c. Confirmation Bias (Bias konfirmasi)

Kecenderungan untuk menginterpretasikan kejadian yang baru terjadi sebaik bukti dari kepercayaan yang sudah ada.

d. Misinformation

Informasi yang salah atau tidak akurat, terutama yang ditujukan untuk menipu.

e. Satire

Sebuah tulisan yang menggunakan humor, ironi, hal yang dibesar-besarkanuntuk mengkomentari kejadian yang sedang hangat. Berita satir dapat dijumpai di pertunjukan televisi seperti “Saturday Night Live” dan “This Hour has 22 Minutes”.

f. Post-truth (Pasca-kebenaran)

Kejadian di mana emosi lebih berperan daripada fakta untuk membentuk opini publik.

g. Propaganda

Aktifitas menyebar luaskan informasi, fakta, argumen, gosip, setengah-kebenaran, atau bahkan kebohongan untuk mempengaruhi opini publik. (Rahadi, 2017)

2. Tujuan Hoax

Berdasarkan pendapat Tawakal dan Setianti ada beberapa tujuan dari Hoax yaitu:

a. Kepentingan politik salah satu faktor alasan yang paling banyak digunakan dalam penyebaran berita hoax.

(19)

b. Memecah ideologi kelompok radikal tertentu. c. Menjatuhkan instansi atau organisasi tertentu.

d. Menakut-nakuti masyarakat dengan cara memberikan informasi yang dianggap benar sehingga orang yang mengkonsumsi berita hoax tersebut mau melakukan hal-hal yang diperintahkan dalam berita hoax tersebut. e. untuk mengadu domba kesatuan para aparat Negara Indonesia. Isu SARA

juga termasuk hal yang sering dijadikan materi dalam konten-konten berita hoax. (Tawaqal, Setianti, 2018)

3. Dampak Hoax

Rahadi mengatakan dampak hoax adalah:

Ketidak benaran suatu berita akan berefek pada kehidupan masyarakat secara lebih luas, jauh hari sebelum hoax ramai menjadi pembicaraan dari berbagai kalangan. Hoax sebenarnya sudah ada jauh hari sebelum ramai diperbincangkan. Hanya saja terdapat perbedaan dari efek hoax tersebut, yaitu berpengaruh secara luas atau tidak, dampaknya tidak dapat diprediksi. Ketika berbicara hoax dalam skala lebih kecil bisa jadi akan tidak berdampak apapun dalam kehidupan bermasyarakat, namun ketika hoax tersebut sudah menyasar isu SARA maka dampak yang ditimbulkan akan jauh lebih berbahaya. (Rahadi, 2017)

Sedangkan Budiman menurut Dampak dari beredarnya berita bohong yaitu terbentuknya opini publik yang mengarah kepada terjadinya kehebohan di masyarakat, ketidak pastian informasi, dan menciptakan ketakutan massa. Sasaran dari beredarnya berita bohong tidak hanya ditujukan kepada individu, melainkan juga kepada institusi pemerintahan maupun swasta. (Budiman, 2017)

2.2.5. Ujaran Kebencian (Hate Speece)

1. Definisi Ujaran Kebencian (Hate Speech) Menurut (Cambridge English Dictionary, 2015)

(20)

public speech that expresses hate or encourages violence towards aperson or group based on something such as race, religion, sex, orsexual orientation. (pidato publik yang mengekspresikan kebencian atau mendorong kekerasan terhadap seseorang atau kelompok berdasarkan sesuatu seperti ras, agama, seks, atau orientasi seksual.

Menurut UNESCO “pesan kebencian merujuk pada ekspresi hasutan untuk menyakiti (khususnya diskriminasi, permusuhan, dan kekerasan) terhadap sasaran kelompok sosial atau demografis tertentu, misalnya perkataan yang membela, mengancam, atau mendorong tindak-tindak kekerasan.” (Gagliardon, 2015)

2.2.6. Publik Eksternal

Mukarom dan Laksana mengatakan Publik Eksternal adalah “Orang atau sekelompok orang yang berada diluar organisasi yang mempunyai kepentingan dan masalah dalam hubungannya dengan organisasi tersebut.” (Mukarom dan Laksana, 2015)

Sedangkan menurut Suryanto menyatakan bahwa hubungan dengan Publik Eksternal yaitu hubungan antara organisasi dengan publiknya yang berada diluar organisasi, yang terdiri atas sebagai berikut:

1. Customer Relations

Customer Relations yaitu, hubungan dengan publik pelanggan atau konsumen. Bagi perusahaan, keberadaan pelanggan atau konsumen ini dapat menentukan maju mundurnya perusahaan.

2. Community Relations

Community Relationsyaitu, hubungan dengan komunitas (lingkungan) masyarakat tempat organisasi, lembaga, perusahaan berada. Hubungan dengan komunitas lingkungan sangatlah penting untuk dibangun sebab eksistensi

(21)

organisasi, institusi, perusahaan sangat memerlukan pengertian dan dukungan masyarakat sekitar sebagai tetangga.

3. Government Relations

Government Relations yaitu, hubungan komunikasi yang harus dibangun antara organisasi perusahaan dengan pihak pemerintah.

4. Press Relations

Press Relations yaitu, hubungan yang harus dibangun antara organisasi, institusi perusahaan dengan pihak perss atau media massa, baik media cetak (surat kabar, majalah) maupun media elektronik (radio, televisi). (Suryanto, 2017)

Berdasarkan penjelas diatas Publik Eksternal dari kegiatan program kampanye yang dilakukan Polres Tangerang Selatan dalam Memberatas Berita Hoax dn Ujaran.

Referensi

Dokumen terkait

Telah tetap dengan seluruh riwayat- riwayat ini bahwa Amr bin Luhai - laknat Allah Shubhanahu wa ta’alla atasnya- adalah orang yang membawa berhala ke tanah Arab dan

Masing-masing rencana aksi mitigasi emisi GRK akan dilaksanakan oleh masing-masing lembaga/instansi yang terkait seperti yang dijabarkan pada Bab III dan Bab V. Sementara,

Kemampuan ice breaking tidak sekedar menjalankan permainan-permainan, namun juga penting untuk memilih kata-kata yang menarik dan tepat untuk menciptakan peserta yang

Bunga yang rendah tersebut dikarenakan pembiayaan yang dikhususkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, selain itu marjin yang rendah ini ada dikarenakan

· Lepaskan selalu daya listrik AC dengan mencabut kabel daya dari colokan daya sebelum menginstal atau melepaskan motherboard atau komponen perangkat keras lainnya.. ·

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam tugas akhir ini adalah bagaimanakah merancang, membuat, dan menguji sistem pendukung keputusan penerimaan

banyak dipengaruhi oleh pengalaman panjang yang telah dilaluinya.. 9 Disamping itu, kemampuan sosial guru, khususnya dalam berinteraksi dengan peserta didik merupakan suatu hal

Bapak Yaya Sudarya,M.Kom.,Ph.D, selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir pada Jurusan Sistem Informasi, Universitas Mercu Buana, yang telah banyak memberikan bimbingan, saran,