• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU PADA KELAS VB SD NEGERI TEGALREJO 1 YOGYAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU PADA KELAS VB SD NEGERI TEGALREJO 1 YOGYAKARTA."

Copied!
291
0
0

Teks penuh

(1)

IMP P JUR PLEMENT KELAS V PROGRAM RUSAN PE U TASI PEM VB SD NEG

Diajukan k Univ untuk M guna Memp

M STUDI P ENDIDIKA FAKUL UNIVERSI MBELAJAR GERI TEG SKR kepada Faku versitas Neg Memenuhi Se peroleh Gel Ol Hendra Ja NIM 1010 PENDIDIK AN PRA SE LTAS ILM ITAS NEGE MARE RAN TEMA GALREJO RIPSI

ultas Ilmu P geri Yogyak ebagian Per lar Sarjana P

(2)

  IMP P JUR   PLEMENTA KELAS V D g PROGRAM RUSAN PEN UN ASI PEMBE VB SD NEGE

Diajukan kep Univer untuk Mem guna Mempe H N

M STUDI PE NDIDIKAN FAKULT NIVERSITA ELAJARAN ERI TEGA SKRIP pada Fakulta rsitas Neger menuhi Seba eroleh Gelar Oleh Hendra Jati P NIM 101082 ENDIDIKAN PRA SEKO TAS ILMU AS NEGER MARET 2 N TEMATI ALREJO 1 Y

SI

as Ilmu Pend ri Yogyakart agian Persya Sarjana Pen

Puspita 241066

(3)
(4)
(5)
(6)

 

MOTTO

“Manusia cenderung menolak ide, pikiran & langkah baru. Apalagi kalau merasa

sudah mapan. Inilah resistensi terhadap perubahan. Enough is not good enough,

harus lebih giat lagi, must do more, berbuat lebih banyak lagi.”

(Susilo Bambang Yudhoyono)

“Tujuan pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan serta memperhalus perasaan.”

(7)

 

PERSEMBAHAN

Dengan menyebut nama Allah SWT dan dengan mengucap syukur Alhamdulillah atas karunia Allah SWT serta sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad Saw, karya ini penulis persembahkan kepada:

1. Kedua orang tuaku yang Ibu Sumiyati dan Bapak Suroso, serta Adikku tersayang.

2. Almamater Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP UNY. 3. Agama, Nusa, dan Bangsa.

(8)

 

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU PADA KELAS VB SD NEGERI TEGALREJO 1 YOGYAKARTA

Oleh

Hendra Jati Puspita NIM 10108241066

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran tematik terpadu di SD Negeri Tegalrejo 1 Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah guru kelas, siswa kelas VB, dan kepala sekolah. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis menggunakan langkah-langkah reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Teknik pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan triangulasi teknik dan sumber.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan tematik terpadu yang dilakukan guru sudah memuat kriteria minimal perencanaan pembelajaran,yakni memuat a) tujuan pembelajaran, b) materi pembelajaran, c) metode pembelajaran, d) sumber belajar, dan e) penilaian. Perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru belum diuraikan secara detail langkah-langkah pembelajaran dan jenis penilaian yang digunakan. Pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu yang dilaksanakan guru ada mata pelajaran yang tidak dipadukan, yakni mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti serta PJOK. Namun, pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu sudah memunculkan karakteristik pembelajaran tematik terpadu, diantaranya menggunakan pemaduan mata pelajaran Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran, setiap KD memiliki materi tersendiri. Pada kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan guru, pendekatan saintifik sudah dilaksanakan. Kegiatan mengamati, menanya, kegiatan mencoba, kegiatan menalar, dan kegiatan mengkomunikasikan sudah muncul dalam pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu. Kegiatan mencoba dilakukan hanya satu kali dari delapan kali kegiatan pembelajaran tematik terpadu. Penilaian otentik juga telah dilaksanakan oleh guru, adapun penilaian otentik yang dilakukan guru adalah penilaian proses, penilaian kinerja, penilaian portofolio, dan tes tertulis.

Kata kunci: pembelajaran tematik terpadu, pendekatan saintifik  

(9)

 

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah Swt karena atas rahmat dan hidayah-Nya tugas akhir Skripsi yang berjudul “Implementasi Pembelejaran Tematik Terpadu pada Kelas VB SD Negeri Tegalrejo 1 Yogyakarta” ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penyusunan tugas akhir ini dapat diselesaikan berkat kerjasama, bimbingan

dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun

menyampaikan terimakasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah memberikan kebijakan

untuk memberikan kesempatan belajar di UNY dan menyelesaikan tugas akhir

Skripsi.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, yang telah memberikan ijin dan kesempatan

kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Pra Sekolah dan Sekolah Dasar, yang telah

memberikan pengarahan dalam pengambilan tugas akhir Skripsi.

4. Ibu Sekar Purbarini Kawuryan, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi I

yang selalu sabar dan tulus dalam memberikan motivasi serta bimbingan

sehingga tugas akhir Skripsi ini dapat selesai dengan baik.

5. Bapak Banu Setyo Adi, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang juga

selalu sabar dan tulus dalam memberikan motivasi serta bimbingan sehingga

(10)
(11)

 

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 7

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Implementasi Pembelajaran Tematik Terpadu ... 10

1. Pengertian Implementasi Pembelajaran Tematik Terpadu ... 10

B. Perencanaan Pembelajaran Tematik Terpadu ... 11

1. Pengertian Perencanaan Pembelajaran Tematik Terpadu ... 11

a. Silabus ... 12

1) Pengertian Silabus ... 12

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 14

(12)

 

2) Komponen RPP ... 16

3) Prinsip Penyusunan RPP ... 19

C. Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu ... 23

1. Pengertian Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu ... 23

2. Kegiatan dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu ... 24

a. Kegiatan Pendahuluan ... 24

b. Kegiatan Inti ... 25

1) Pembelajaran Tematik Terpadu ... 25

a) Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu ... 25

b) Model Pembelajaran Terpadu ... 26

c) Karakteristik Pembelajaran Tematik Terpadu ... 31

d) Tahap-tahap Pembelajaran Tematik Terpadu ... 33

2) Pendekatan Saintifik ... 34

c. Kegiatan Penutup ... 39

D. Penilaian Pembelajaran Tematik Terpadu ... 40

1. Pengertian Penilaian Autentik ... 40

2. Jenis Penilaian Autentik ... 41

3. Karakteristik Penilaian Autentik ... 43

E. Pertanyaan Penelitian ... 44

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 45

B. Jenis Penelitian ... 45

(13)

 

D. Subjek Penelitian... 46

E. Sumber Data ... 46

F. Teknik Pengumpulan Data ... 47

G. Instrumen Penelitian ... 51

H. Teknik Analisis Data ... 57

I. Keabsahan Data... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 63

B. Pembahasan ... 93

C. Keterbatasan Penelitian ... 103

BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan ... 104

B. Saran... 105

DAFTAR PUSTAKA ... 106

LAMPIRAN ... 109  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(14)

 

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daftar Tema dan Mata Pelajaran pada pelaksanaan observasi ... 49

Tabel 2. Kisi-kisi Pedoman Observasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 53 Tabel 3. Kisi-kisi Pedoman Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 54

Tabel 4. Kisi-kisi Pedoman Observasi Kegiatan Siswa ... 55

Tabel 5. Kisi-kisi Pendoman Wawancara untuk Kepala Sekolah ... 55

Tabel 6. Kisi-kisi Pedoman Wawancara untuk Guru Kelas VB ... 56

Tabel 7. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Untuk Siswa ... 57

Tabel 8. Sarana dan Prasarana di kelas VB ... 64

Tabel 9 Perencanaan Kegiatan Inti (Pendekatan Saintifik) ... 73

Tabel 10.Keterpaduan Aspek Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan ... 80

Tabel 11. Kegiatan Mengamati ... 84

Tabel 12. Kegiatan Menanya ... 86

(15)

 

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Webbed Model ... 30

Gambar 2. Komponen dalam analisis data (interactive model) ... 58

Gambar 3. Guru melakukan pendampingan di kelas………80

Gambar 4. Penilaiann sikap, hasil kerja portofolio……….. 91

(16)

 

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Perpaduan KD mata pelajaran ... 110

Lampiran 2. Pedoman Observasi Awal ... 112

Lampiran 3. Hasil Observasi Awal ... 114

Lampiran 4. Pedoman Observasi Kegiatan Siswa ... 116

Lampiran 5. Hasil Observasi Kegiatan Siswa ... 118

Lampiran 6. Pedoman Observasi Guru ... 151

Lampiran 7. Hasil Observasi Guru... 154

Lampiran 8. Pedoman Analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 191

Lampiran 9. Hasil Analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 192

Lampiran 10. Pedoman Wawancara Guru ... 200

Lampiran 11. Pedoman Wawancara Siswa ... 202

Lampiran 12. Pedoman Wawancara Kepala Sekolah ... 204

Lampiran 13. Hasil Wawancara Guru ... 206

Lampiran 14 Hasil Wawancara Siswa ... 211

Lampiran 15. Hasil Wawancara Kepala Sekolah ... 223

Lampiran 16. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 228

(17)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perubahan dalam dunia pendidikan selalu diupayakan guna mencerdaskan

bangsa. Salah satu bentuk perubahan nyata yang dilakukan adalah dengan

memperbaiki kurikulum. Pada tahun 2013 pemerintah mengeluarkan kurikulum

baru yaitu kurikulum 2013. Sebelum kurikulum 2013 ini benar-benar diterapkan

dalam dulia pendidikan di Indonesia, Pemerintah telah melakukan persiapan dan

uji publik. Berdasarkan bahan uji publik yang disampaikan oleh kemdikbud,

diketahui bahwa kurikulum 2006 memiliki beberapa kekurangan, antara lain

beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan

(misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan

soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam

kurikulum, standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan

pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka

ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru.

Kurikulum 2013 yang diajukan pemerintah merupakan salah satu upaya

menjawab permasalahan yang dimiliki oleh kurikulum sebelumnya. Kurikulum

2013 memiliki cita-cita luhur berupa berkarakter mulia, keterampilan yang

relevan, proses pembelajaran berpusat pada siswa (student centered active

learning), sifat pembelajaran yang kontekstual dan terpadu, penilaian yang

(18)

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013, ada delapan standar

nasional yang mengalami perubahan, kedelapan standar nasional pendidikan itu

antara lain; standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar

pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar

pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Perubahan yang dilakukan secara mendasar pada kurikulum 2013 dapat

dilihat secara jelas ditinjau dari standar proses dan standar penilaian yang

digunakan. Standar proses berupa penggunaan model pembelajaran tematik

terpadu dan pendekatan saintifik (scientific approach), sedangkan pada standar

penilaian menggunakan penilaian autentik (authentic assessment).

Penerapan kurikulum 2013 dimulai pada tahun ajaran 2013/14. Penerapan

kurikulum 2013 secara bertahap dan terbatas pada kelas 1 dan kelas IV, dengan

2598 Sekolah Dasar (SD) Sasaran dan 287 SD yang melaksanakan secara

mandiri. Tidak semua SD mengimplementasikan kurikulum 2013, hanya

beberapa sekolah saja yang ditunjuk Kemdikbud untuk mengimplementasikan

kurikulum 2013. Berdasarkan Kemdikbud (2013) di Daerah Istimewa

Yogyakarta (DIY) sendiri hanya terdapat 64 SD yang ditunjuk oleh Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengimplementasikan kurikulum 2013. Di

Kota Yogyakarta sendiri terdapat 15 SD. 15 SD tersebut antara lain SD Negeri

Pujokusuman I, SD Negeri Glagah, SD Negeri Ungaran I, SD Negeri Serayu, SD

Negeri Lempuyangwangi, SD Negeri Jetisharjo, SD Negeri Tegalrejo I, SD

(19)

Kanisius Baciro, SD Muhammadiyah Demangan, SD Muhammadiyah Sapen I,

SD Muhammadiyah Sapen II, SD Muhammadiyah Suronatan, dan SD Kristen

Kalam Kudus.

Berdasarkan hasil observasi awal, didapati SD Negeri Tegalrejo I Yogyakarta

merupakan salah satu SD yang telah melaksanakan pilot project kurikulum 2013.

Sarana dan prasarana di sekolah tersebut cukup baik, seperti tersedianya internet,

LCD, dan beberapa sarana pendukung kegiatan belajar mengajar. SD tersebut

merupakan salah satu sekolah unggulan di daerah kota Yogyakarta, sehingga

menjadi salah satu sekolah yang ditunjuk sebagai pilot project kurikulum 2013.

Pada pilot project tersebut, kelas yang menerapkan kurikulum 2013 adalah kelas

I dan IV, sedangkan tahun 2014 ini pemerintah mewajibkan semua sekolah

melaksanakan kurikulum 2013 pada kelas I,II, IV, dan V. Kelas I dan IV sudah

melaksanakan kurikulum 2013 selama satu tahun, sedangkan kelas II seharusnya

melaksanakan tematik sejak kurikulum lama, maka peneliti menentukan kelas V

sebagai kelas untuk dilakukan penelitian, karena pada kelas V tersebut baru

melaksanakan tematik terpadu.

Pelaksanaan kurikulum 2013 untuk kelas I, II, IV, dan V ini memunculkan

beberapa permasalahan. Sebagaimana disampaikan Yuliani (2014), implementasi

kurikulum 2013 masih terkendala belum siapnya perangkat pembelajaran berupa

buku teks untuk siswa, guru merasa pelatihan yang diberikan pemerintah pusat

belum cukup, karena pelatihan hanya berlangsung singkat dan sudah harus

(20)

Ringinharjo dan SDN 01 Gentungan, guru W dan guru Sm belum merasa belum

siap melaksanakan kurikulum 2013. Berbagai permasalahan tersebut dapat

menjadi penghalang dalam kesuksesan pengimplementasian kurikulum 2013.

SD Negeri Tegalrejo I Yogyakarta sendiri termasuk salah satu dari 14 sekolah

yang menjadi Labschool Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Edy Heri

Suasana (dalam Abdul Hamid Razak, 2014), mengatakan bahwa UNY juga

melakukan pendampingan implementasi kurikulum 2013. Dalam pelaksanaan

kurikulum 2013 setiap SD harus melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan

pembelajaran tematik terpadu dan pendekatan saintifik.

Pembelajaran dalam kurikulum 2013 harus menggunakan pembelajaran

tematik terpadu, hal ini sesuai dengan Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013,

mengenai Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah yang menyebutkan

bahawa “Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi, maka

prinsip pembelajaran yang digunakan dari pembelajaran parsial menuju

pembelajaran terpadu”.

Pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran yang mengintegrasikan

berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema

(Dokumen Kurikulum 2013). Tema merajut makna berbagai konsep dasar

sehingga siswa tidak belajar konsep dasar secara parsial. Dengan demikian

pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada siswa seperti tercermin

(21)

Hesty (2008: 3) menyebutkan keberhasilan pembelajaran tematik dapat

dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kualitas guru, karakteristik siswa,

ketersediaan sarana dan prasarana serta faktor lingkungan seperti kepemimpinan

kepala sekolah. Berdasarkan observasi di SD N Tegalrejo I, didapati bahwa:

pertama, kualitas guru yang baik, hal tersebut dibuktikan dengan diawal

penerapan kurikulum 2013 serentak di Indoensia banyak terdapat masalah,

seperti yang dikutip dalam Yuliani (2014), di antaranya belum adanya buku cetak

yang sesuai kurikulum 2013, guru dengan inisiatifnya sendiri menggunakan buku

sekolah elektronik (BSE) untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan

cara menampilkan dengan proyektor LCD, tidak semua materi yang ada dalam

BSE, namun guru memilah materi yang sesuai dengan tema yang sedang

dibahas.. Selain dengan BSE, guru juga mengambil beberapa sumber belajar dari

internet, seperti mengambil contoh gambar pohon dan bagian-bagiannya yang

ada kaitannya dengan pembelajaran, artinya guru mampu mengembangkan dan

memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam kegiatan

pembelajaran tematik terpadu di kelas VB.

Kedua, ketersediaan sarana dan prasarana, dalam ruang kelas VB sudah

dilengkapi dengan sarana maupun prasana yang baik untuk menunjang kegiatan

pembelajaran di kelas seperti meja dan kursi yang nyaman untuk siswa, LCD

Proyektor untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran, serta fasilitas pendukung

lainnya. Ketiga, kepemimpinan kepala sekolah, di SDN Tegalrejo 1 Yogyakarta

(22)

sesuai kurikulum 2013. Hal tersebut juga didukung dengan kepala sekolah selalu

memantau proses pembelajaran di kelas melalui CCTV yang dipasang di setiap

kelas. Berdasarkan faktor keberhasilan pembelajaran tematik yang diungkapkan

Hesty (2008: 3) dan hasil observasi pada hari Rabu tanggal 10 September 2014

pukul 08:00 sampai dengan 12.30 WIB, kelas VB sudah terdapat tiga dari empat

faktor keberhasilan pembelajaran tematik. Faktor yang belum muncul yakni

karakteristik siswa, di mana dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan,

siswa yang aktif hanya mau berkelompok dalam satu kelompok, dan banyak

yang masih pasif dalam kegiatan pembelajaran.

Hasil wawancara yang dilakukan dengan 3 orang siswa kelas VB pada saat

jam istirahat hari Rabu tanggal 10 September 2014 pukul 08:45 WIB dan pukul

10.30 WIB, siswa mengungkapkan bahwa pembelajaran di kelas VB sudah tidak

menggunakan mata pelajaran, melainkan tematik. Pada pembelajaran tematik,

siswa merasa senang dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dan buku

yang harus dibawa lebih sedikit, serta banyak praktik. Pada saat pembelajaran

tema 1 tentang benda-benda di lingkungan sekitar, siswa mengutarakan belajar di

luar kelas dan mengamati serta mendata tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitar

lingkungan sekolah.

Berdasarkan penjelasan awal yang diberikan guru, didapatkan data bahwa

guru kelas VB telah menerapkan pembelajaran tematik terpadu. Uraian di atas

mendorong peneliti tertarik untuk melakukan penelitian bagaimana guru

(23)

terpadu pada kelas VB, dengan mengetengahkan judul “Implementasi

Pembelajaran Tematik Terpadu pada kelas VB SDN Tegalrejo 1.”

B. Fokus Penelitian

Implementasi pembelajaran tematik terpadu dalam penelitian ini difokuskan

pada:

1. Perencanaan perangkat pembelajaran.

2. Pelaksanaan pembelajaran.

3. Penilaian hasil pembelajaran.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian adalah:

1. Bagaimana guru merencanakan pembelajaran tematik terpadu pada Kelas VB

SD N Tegalrejo 1?

2. Bagaimana guru melaksanakan pembelajaran tematik terpadu pada Kelas VB

SD N Tegalrejo 1?

3. Bagaimana guru memberi penilaian pembelajaran tematik terpadu pada Kelas

VB SD N Tegalrejo 1?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mendeskripsikan cara guru merencanakan pembelajaran tematik terpadu

(24)

2. Mendeskripsikan cara guru melaksanakan pembelajaran tematik terpadu

pada Kelas VB SD N Tegalrejo 1.

3. Mendeskripsikan cara guru memberi penilaian pembelajaran tematik

terpadu pada Kelas VB SD N Tegalrejo 1.

E. Manfaat Penelitian

Sesuai tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini bermanfaat: 1. Secara Teoritis

Secara teoritis dari penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya

perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran tematik terpadu pada

Kelas V.

2. Secara Praktis

a. Bagi Guru

Memberikan gambaran tentang perencanaan, pelaksanaan, dan

penilaian pembelajaran tematik terpadu dan dapat menjadi masukan bagi

guru dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu.

b. Bagi Siswa

Memberikan gambaran pada aktifitas siswa dalam kegiatan

pembelajaran tematik terpadu.

c. Bagi sekolah

1. Memberikan gambaran dan acuan sejauh mana implementasi

(25)

2. Memberikan informasi kepada kepala sekolah terkait

implementasi pembelajaran tematik terpadu sehingga semua alat

(26)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Implementasi Pembelajaran Tematik Terpadu

1. Pengertian Implementasi Pembelajaran Tematik Terpadu

Jeffri L.Pressman & Aaron B.Wildavski dalam (Jones, Charles O., 1996: 295), mengartikan implementasi sebagai suatu proses interaksi

antara suatu perangkat tujuan dan tindakan yang mampu untuk meraihnya.

Sebelum ada tindakan dari program yang disusun, terlebih dahulu guru

membuat suatu perencanaan yang sesuai dengan tujuan. Usman (2002: 70)

menyatakan bahwa, implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi,

tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan

sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk

mencapai tujuan kegiatan.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian implementasi adalah kegiatan atau proses interaksi antara suatu

perangkat tujuan dan tindakan, pada akhir kegiatan dilakukan evaluasi

sebagai bahan tindak lanjut kegiatan berikutnya guna mencapai tujuan

yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam penelitian ini, implementasi

yang dimaksud adalah implementasi pembelajaran tematik terpadu yang

meliputi aktivitas guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai

hasil pembelajaran tematik terpadu. Selanjutnya, akan dijelaskan

(27)

B. Perencanaan Pembelajaran Tematik Terpadu

1. Pengertian Perencanaan Pembelajaran Tematik Terpadu

. Burden & Byrd (Santrock, 2012: 399) menyebutkan “planning is a critical aspect of being a competence teacher”. Pernyataan tersebut

menyatakan bahwa guru yang berkompeten adalah guru yang

merencanakan dengan baik kegiatan pembelajaran yang akan

dilaksanakan. Coombs dalam (Udin Syaefudin, 2011: 8) menyatakan

bahwa perencanaan pembelajaran adalah suatu penerapan yang rasional

dari analisis sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan

agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien serta sesuai dengan

kebutuhan dan tujuan para siswa dan masyarakatnya. Sebelum

melaksanakan kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien, guru harus

membuat suatu perencanaan, yaitu perencanaan pembelajaran.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang disusun

secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan sebelumnya. Perencanaan pembelajaran dirancang dalam

bentuk silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang

mengacu pada standar isi. Perencanaan pembelajaran yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah silabus, RPP, dan media pembelajaran yang

dihasilkan guru pada pembelajaran tematik terpadu kelas VB SDN

(28)

Secara rinci masing-masing perencanaan pembelajaran tersebut akan

diuraikan sebagai berikut.

a. Silabus

1) Pengertian silabus

Silabus merupakan seperangkat rencana serta pengaturan

pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang disusun secara

sistematis memuat komponen-komponen yang saling berkaitan

untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar (Yulaelawati,

2004:123). Silabus dapat dikembangkan sesuai dengan standar

kompetensi lulusan dan standar isi yang disesuaikan kembali

dengan pola pembelajaran, kebutuhan dan keadaan satuan

pendidikan dalam satu tahun. O’Brien (2008: 5) menyatakan

bahwa,”sections of the syllabus can communicate not only what

you will do to help students meet course objectives but also what

students can do to meet the objectives”. Pernyataan tersebut

berarti bagian-bagian silabus dapat mengkomunikasikan tidak

hanya apa yang akan dilakukan oleh guru untuk membantu siswa

dalam belajar namun juga siswa dapat memahami apa yang

dipelajari. Silabus tidak hanya berguna bagi guru saja, tetapi juga

dapat berguna bagi siswa. Di dalam silabus juga terdapat

beberapa komponen yang dapat menjelaskan gambaran apa saja

(29)

Suharsimi Arikunto & Lia Yuliana (2008: 169),

menyebutkan bahwa silabus adalah rencana pembelajaran pada

suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang

mencakup SK, KD, materi pokok/pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan

sumber/bahan/alat belajar. Setiap KD yang terdapat dalam silabus

dapat dituangkankan menjadi satu RPP. Silabus dalam

pelaksanaannya dijabarkan dalam rencana pelaksanaan

pembelajaran, dilaksanakan, dan dievaluasi oleh masing-masing

guru.

Permendikbud No. 65 th 2013 menyebutkan bahwa silabus

paling sedikit memuat:

a) Identitas mata pelajaran

Identitas mata pelajaran hanya khusus

SMP/MTs/SMPLB/ Paket B dan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/ Paket C/ Paket C Kejuruan, karena pada SD/MI/SDLB/ Paket A menggunakan tema.

b) Identitas sekolah

Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas.

c) Kompetensi Inti

Kompetensi inti merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari siswa untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran.

d) Kompetensi Dasar

(30)

e) Tema (khusus SD/MI/SDLB/ Paket A); f) Materi pokok

Materi pokok memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.

g) Pembelajaran,

Pembelajaran yang dimaksud adlah kegiatan yang dilakukan pendidik dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.

h) Penilaian

Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar siswa.

i) Alokasi waktu

Alokasi waktu disesuaikan dengan jumlah jam pelajaran dam struktur kurikulum untuk satu semester atau satu tahun.

j) Sumber belajar

Sumber belajar dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa

silabus adalah acuan pembuatan RPP yang memuat tema

pelajaran, KI, KD, indikator, kegiatan pembelajaran dan

penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Dalam penelitian

ini, silabus yang dimaksud adalah silabus yang dipakai atau

dihasilkan guru dalam pembelajaran tematik terpadu kelas VB

SDN Tegalrejo1 dan tema yang digunakan dalam penelitian ini

(31)

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

1) Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Jarolimek (1981: 189-190) “The daily lesson plan contains

specific provisions for teaching and learning. These provisions

make possible the successful interactions of instruction and

management. Components of a daily lesson plan: purpose,

learning resources, sequence of lesson, and summary and

evaluation”.

Rencana pembelajaran sangat penting guna mencapai tujuan

pembelajaran dan memudahkan pengaturan kelas. Adapun

bagian-bagian dari rencana pembelajaran antara lain tujuan,

sumber belajar, urutan kegiatan pembelajaran, ringkasan dan

evaluasi.

Jakman (2013: 63) menyebutkan bahwa rancangan

pembelajaran merupakan pengembangan dari tema yang di

dalamnya terdapat serangkaian kegiatan yang dikembangkan

berdasarkan pada perkembangan anak, gaya belajar, minat siswa,

tujuan dan sasaran kegiatan, dan ketersediaan perangkat,

perlengkapan serta sumber daya. Selain itu, dalam Permendikbud

No.65 tahun 2013 menyebutkan bahwa:

(32)

menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa RPP

adalah rencana pelaksanaan yang berorientasi pembelajaran

tematik terpadu yang menjadi pedoman bagi guru dalam proses

belajar mengajar. RPP disusun setiap kali pertemuan.

2) Komponen RPP

Rencana pembelajaran perlu dituangkan dalam suatu format, yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran. Savage & Amstrong

(1996: 152) Lesson plans often feature the following categories of

information: Instructional objectives, teaching approaches,

organizing and managing learners. Dalam sebuah rencana

pelaksanaan pembelajaran dapat memuat berbagai informasi

mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan, diantaranya

tujuan pembelajaran, pendekatan/metode pembelajaran,

pengelolaan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

Dalam Permendikbud nomor 65 Tahun 2013 tentang

implementasi kurikulum 2013 pada bagian pedoman umum

pembelajaran, menyatakan bahwa RPP disusun berdasarkan KD

atau subtema yang dilaksanakan satu kali pertemuan atau lebih.

(33)

a. Mencantumkan identitas

Identitas meliputi: (1) Identitas sekolah yaitu nama

satuan pendidikan, (2) Identitas mata pelajaran atau

tema/subtema, (3) Kelas/semester, (4) kelas/semester, dan

(5) materi pokok.

a. Alokasi waktu

Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk

mencapai KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan

jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD

yang harus dicapai.

b. Kompetensi Inti

Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara

kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap,

pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari siswa

untuk jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran.

c. Kompetensi Dasar dan indikator pencapaian kompetensi

Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang

harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu

sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam

suatu pelajaran.

Indikator pencapaian kompetensi adalah perilaku yang

(34)

ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan

penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi

dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional

yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup

pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

d. Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan KD,

dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat

diamatai dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan,

dan keterampilan.

e. Materi pembelajaran

Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur

yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai

dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.

f. Metode pembelajaran

Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat

indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode

pembelajaran disesuaikan dengan karateristik, situasi dan

(35)

g. Media pembelajaran

Media pembelajaran berupa alat bantu proses

pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran.

h. Sumber belajar

Sumber belajar dapat berupa buku, media cetak dan

elektronik, alam sekitar atau sumber belajar lain yang

relevan.

i. Langkah-langkah pembelajaran

Langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan

pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.

j. Penilaian hasil pembelajaran

Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil

belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi

dan mengacu kepada Standar Penilaian.

Permendikbud nomor 81 A tentang implementasi

kurikulum menyebutkan bahwa: “RPP paling sedikit

memuat: (i) tujuan pembelajaran, (ii) materi pembelajaran,

(iii) metode pembelajaran, (iv) sumber belajar, dan (v)

penilaian.”

3) Prinsip penyusunan RPP

Jarolimek (1986: 53) menyatakan bahwa “Thorough

(36)

much to give the teacher a margin of confidence that will

enhance the possibility of more effective teaching”.

Perencanaan pembelajaran tidak menjamin sebuah keberhasilan

dalam kegiatan pembelajaran, namun sebuah perencanaan

dapat membuat kegiatan pembelajaran lebih efektif. Oleh

karenanya, perencanaan harus disusun sebagai langkah agar

pembelajaran lebih terarah dan efektif guna mencapai tujuan

yang telah ditentukann.

Jarolimek (1986: 53-56) menyatakan a planning approach

based on a topic or subject has some of the same

characteristics as the one just discussed, The steps a make

planning based on a topic or subject,

1. Examines the curriculum guide and the

textbook to find out what topics and units are

expected to be included in the program.

2. Uses some teaching suggestions from the

teacher’s guide and curriculum guide but

develops many of his or her own ideas for

learning activities and teaching procedures.

3. Develops and uses learning packets, self-paced

(37)

contracts; also, individualizes learning through

use of small groups.

4. Plans for and uses many instructional

resources in addition to the textbook. This

includes pictures, packets, library book, films,

film-strips, recordings, and artifacts.

5. Uses a variety of informal evaluative

techniques and devices such as discussion,

observation, student conferences, teacher-made

tests, checklists, and experience summaries.

Perencanaan pembelajaran berdasarkan sebuah topik atau

tema yang memiliki kesamaan seperti pembahasan yang sama,

langkah-langkah dalam merencanakan pembelajaran berdasarkan

topik adalah: (1) Mengkaji kurikulum dan buku teks untuk

mencari topik/tema yang sama; (2) Menggunakan buku guru dan

kurikulum yang berlaku guna membuat langkah-langkah

kegiatan pembelajaran;(3) Mengembangkan dan menggunakan

pendekatan-pendekatan pembelajaran, baik berupa pembelajaran

secara individual maupun secara kelompok; (4) Merencanakan

dan menambah materi baik dari buku teks dan dari berbagai

(38)

Menggunakan berbagai macam teknik evaluasi, seperti diskusi,

pengamatan, tes, checklist.

Permendikbud Nomor 81 A tentang Implementasi kurikulum

(2013: 38) menguraikan prinsip dalam mengembangkan atau

menyusun RPP adalah sebagai berikut.

a. RPP disusun guru sebagai terjemahan dari ide kurikulum dan

berdasarkan silabus

b. RPP dikembangkan guru sesuai dengan kondisi satuan

pendidikan.

c. Mendorong partisipasi aktif siswa.

d. Sesuai dengan tujuan Kurikulum.

e. Mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung.

f. Proses pembelajarn dalam RPP dirancang untuk

mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam

bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

g. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut.

h. Keterkaitan dan keterpaduan.

i. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.

Demi tercapainya efektivitas suatu pelaksanaan

pembelajaran tergantung pada terlaksana tidaknya perencanaan,

karena perencanaan menjadikan pengajaran menjadi baik dan

(39)

4) Langkah-Langkah Pengembangan RPP tematik Terpadu

Deni Kurniawan (204: 125) menyebutkan prosedur

pengembangan RPP tematik terpadu adalah mengkaji silabus,

membuat jaringan tema, mengembangkan RPP (komponen

indikator, tujuan, strategi,materi serta evaluasi pembelajaran).

Dalam pengembangan RPP guru harus terlebih dahulu mengkaji

silabus yang ada disesuaikan dengan kondisi satuan pendidikan,

membuat jaringan tema atau tema apa yang akan diajarkan,

kemudian mengembangkan komponen-komponen yang ada

dalam RPP, seperti indikator ketercapaian kompetensi, tujuan

pembelajaran, materi yang akan diajarkan, strategi pembelajaran,

serta evaluasi pembelajaran.

Perencanaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disiapkan guru sebelum

melaksnakan pembelajaran tematik terpadu pada Kelas VB SD

Negeri Tegalrejo 1 Yogyakarta.

C. Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu

1. Pengertian Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu

Pelaksanaan pembelajaran adalah proses yang diatur sedemikian rupa menurut langkah – langkah tertentu agar pelaksanaan mencapai hasil

yang diharapkan (Nana Sudjana, 2010 : 136). B. Suryobroto (2002: 26),

(40)

interaksi guru dengan siswa dalam rangka menyampaikan bahan pelajaran

kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Seorang guru harus

melaksanakan pembelajaran yang telah direncanakan dengan

sebaik-baiknya guna menghasilkan pembelajaran yang bermakna bagi siswa

secara efektif dan efisien.

Berdasarkan pengertian ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

pelaksanaan pembelajaran adalah langkah-langkah pelaksanaan dari

perencanaan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam

penelitian ini pelaksanaan pembelajaran yang dimaksud adalah

pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu.

2. Kegiatan dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu

Berdasarkan Permendikbud nomor 65 tahun 2013, pelaksanaan

pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi kegiatan

pendahuluan, inti dan penutup. Berikut adalah langkah-langkah dari

kegiatan pendahuluan, inti dan penutup yang harus dilaksanakan guru

dalam pelaksanaan pembelajaran sesuai kurikulum 2013.

a. Kegiatan Pendahuluan

Beberapa hal yang dilakukan guru dalam kegiatan pendahuluan

adalah sebagai berikut.

1) Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses

(41)

2) Memberi motivasi belajar siswa secara kontekstual sesuai manfaat

dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari.

3) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah

dipelajari dan terkait dengan materi yang akan dipelajari.

4) Menjelaskan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar yang

akan dicapai.

5) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan

yang akan dilakukan siswa.

b. Kegiatan Inti

Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode

pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang

disesuaikan dengan karakteristik siswa dan mata pelajaran atau tema.

Guru dapat menggunakan pembelajaran tematik terpadu dan

menggunakan pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran yang

dilakukan.

1) Pembelajaran Tematik Terpadu

a) Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu

Pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk

memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa, Abdul

Majid (2014: 4). Dikatakan bermakna karena dengan

(42)

yang dipelajari melalui pengalaman secara langsung dan

menghubungkan dengan konsep lain yang telah dipahami.

Pengertian pembelajaran tematik terpadu seperti yang

termuat dalam dokumen kurikulum 2013 adalah pendekatan

pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi

dari berbagai mata pelajaran. Permendikbud Nomor 67 Tahun

2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD/MI

menyebutkan bahwa tematik terpadu disusun berdasarkan

gabungan proses integrasi seperti dijelaskan di atas sehingga

berbeda dengan pengertian tematik seperti yang diperkenalkan

pada kurikulum sebelumnya. Tema merajut makna berbagai

konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar

secara parsial. Dengan demikian, pembelajarannya

memberikan makna yang utuh kepada peserta didik seperti

tercermin pada berbagai tema yang tersedia.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran tematik terpadu adalah pendekatan pembelajaran

yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai

mata pelajaran.

b) Model Pembelajaran terpadu

(43)

(1) Pembelajaran Terpadu Model Cellular

Cellular Model adalah model pemisahan tradisional

dan secara nyata memisahkan bidang studi. Guru

mengaplikasikannya dalam bidang studi matematika,

science, social studies, language art or sciences,

humanities, fine and practical arts (Fogarty, 2009: 22).

(2) Pembelajaran Terpadu Model Connected

Pembelajaran terpadu tipe terhubung mengaitkan

satu pokok bahasan terhadap pokok bahasan berikutnya,

satu konsep terhadap konsep berikutnya, pada bidang

studi tertentu (Fogarty, 2009: 31).

(3) Pembelajaran Terpadu Model Nested

Pembelajaran terpadu model nested (tersarang)

merupakan model pembelajaran yang mengintegrasikan

sejumlah keterampilan belajar yang diberikan dalam satu

unit pembelajaran demi ketercapaian materi pelajaran

(Fogarty, 2009: 39).

(4) Pembelajaran Terpadu Model Sequenced

Pembelajaran terpadu model sequenced adalah

pembelajaran terpadu yang memadukan topik– topik

antar mata pelajaran yang berbeda secara paralel

(44)

(5) Pembelajaran Terpadu Model Shared

Model pembelajaran shared (terbagi) adalah model

pembelajaran terpadu yang muncul karena adanya

ketumpang tindihan materi pada dua mata pelajaran atau

lebih (Fogarty, 2009: 57).

(6) Pembelajaran Terpadu Model Webbed

Pembelajaran terpadu tipe terhubung menjelaskan

bahwa pembelajaran terpadu model webbed adalah

pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan

tematik. Pembelajaran dengan menggunakan tema–tema

tertentu dapat memotivasi dan menumbuhkan minat dan

motivasi peserta didik terhadap pembelajaran. (Fogarty,

2009: 65).

(7) Pembelajaran Terpadu Model Threaded

Pembelajaran terpadu model threaded (galur) adalah

model pembelajaran terpadu yang memadukan bentuk–

bentuk keterampilan seperti kemampuan berpikir

(thinking skills), kemampuan sosial (social skill), graphic

organizers, teknologi, dan pendekatan multiple

(45)

(8) Pembelajaran Terpadu Model Integrated

Pembelajaran terpadu model integrated atau

integratif merupakan pembelajaran terpadu yang

menggunakan pendekatan antar bidang studi. Dalam

pembelajaran terpadu model integrated, guru dapat

memilih konsep – konsep atau topik–topik tertentu yang

saling tumpang tindih untuk kemudian diintegrasikan

menjadi bidang studi tertentu (Fogarty, 2009: 92).

(9) Pembelajaran Terpadu Model Immersed

Pembelajaran terpadu model immersed (celupan)

adalah model pembelajaran terpadu yang membantu

siswa untuk memadukkan pengalaman dan pengetahuan

yang dimiliki oleh siswa (Fogarty, 2009: 102).

(10) Pembelajaran Terpadu Model Networked

Pembelajaran terpadu model networked (jaringan)

adalah pembelajaran terpadu yang mengandaikan

kemungkinan perubahan konsepsi, bentuk pemecahan

masalah, maupun tuntutan bentuk keterampilan baru

setelah peserta didik melakukan studi lapangan dalam

situasi, kondisi, maupun konteks yang berbeda (Fogarty,

(46)

Pembelajaran tematik terpadu yang dilaksanakan

dikelas tinggi (IV, V, dan IV) termasuk dalam salah satu

model pembelajaran terpadu menurut Robin Forgaty

(1991) yaitu webbed model (model jaring laba-laba).

“webbed curricula represent the thematic approach to

integrating subject matter”, Robin Fogarty (2009:65).

Pernyataan diatas meberikan penjelasan bahwa

kurikulum jaring laba-laba menggambarkan pendekatan

tematik untuk mengintegrasikan materi pembelajaran.

Berikut model pembelajaran jaring laba-laba (webbed

model):

Gambar 1. Webbed Model (Robin Fogarty, 2009: 65)

Gambar di atas menjelaskan bahwa bidang studi

diikat oleh tema. Pendekatan webbed model Subject 

Matter    Theme

Subject  Matter 

 

Subject  Matter 

  Subject 

Matter  Subject 

Matter 

(47)

pengembangannya dimulai dengan menentukan tema

tertentu. Setelah tema disepakati antara guru dengan

siswa atau guru dengan guru, kemudian dikembangkan

sub-sub temanya dengan memperhatikan kaitannya

dengan bidang–bidang studi (Trianto, 2013: 41)

Selanjutnya dari sub-sub tema ini dikembangkan aktivitas

belajar yang harus dilakukan siswa. Modul implementasi

kurikulum 2013 (kemendikbud, 2013: 196) menyebutkan

bahwa beberapa tema telah disiapkan menyertai dokumen

Kurikulum 2013. Dalam penerapannya, guru dapat

mengembangkan atau memilih tema mana saja yang akan

dibelajarkan kepada siswa.

c) Karakteristik Pembelajaran Tematik Terpadu

Agus Wasisto (2013: 37-38) menyebutkan pembelajaran

tematik memiliki karateristik-karakteristik sebagai berikut:

(1) Berpusat pada siswa

Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student

centered). Hal ini sesuai dengan pendekatan modern yang

lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar,

sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator,

yaitu memberikan kemudahan kemudahan pada siswa

(48)

(2) Memberikan pengalaman langsung

Pembelajaran tematik dapat memberikan

pengalaman langsung pada siswa (direct experience).

Pengalaman langsung ini siswa dihadapkan pada

sesuatu yang nyata (kongret) sebagai dasar untuk

memahami hal-hal yang lebih abstrak.

(3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata

pelajaran tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran

diarahkan pada pembahasan tema-tema yang paling

dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.

(4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

Dalam pembelajaran tematik menyajikan

konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses

pembelajaran. Dengan demikian siswa dapat memahami

konsep-konsep tersebut secara utuh.

(5) Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel)

dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata

pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan

mengaitkan dengan kehidupan siswa dan keadaan

(49)

(6) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan

siswa

Siswa diberikan kesempatan untuk mengoptimalkan

potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan

kebutuhan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa karakteristik

pembelajaran terpadu adalah berpusat pada siswa,

memberikan pengalaman langsung, pemisahan mata

pelajaran tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari

berbagai mata pelajaran, bersifat luwes atau fleksibel,

dan pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan

siswa.

d) Tahap-tahap Pembelajaran Tematik Terpadu

Guru dalam penerapan pembelajaran tematik terpadu perlu memperhatikan langkah-langkah yang harus dilakukan

dalam merancang model pembelajaran tematik terpadu.

Tujuan dari mengikuti langkah-langkah tersebut adalah agar

pembelajaran sudah memiliki suatu konsep yang baik dan

sesuai alur, agar pembelajaran yang tercipta berjalan dengan

lancar dan tidak salah arah. Di dalam bahan sosialiasi

kurikulum 2013 oleh Kemendikbud, disebutkan ada 4 tahap

(50)

(1) Menentukan tema yang dimungkinkan disepakati

bersama siswa.

(2) Mengintegrasikan tema dengan kurikulum yang

sesuai dengan kurikulum yang berlaku dengan

mengedepankan dimensi sikap, pengetahuan, dan

keterampilan.

(3) Mendesain rencana pembelajaran yang mencakup

ruanglingkup tema tersebut.

(4) Melaksanakan aktivtitas pembelajaran yang

memungkinkan siswa belajar secara aktif.

2) Pendekatan Saintifik

Pembelajaran tematik terpadu sesuai dengan kurikulum 2013 menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach), sehingga

dalam langkah-langkah kegiatan pembelajarannya harus sesuai

dengan pendekatan tersebut. Panduan Teknis Kurikulum 2013

memaparkan, “pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang

mendorong anak untuk melakukan keterampilan-keterampilan

ilmiah (Kemendikbud, 2013: 9). Lebih lanjut dalam materi

pelatihan guru implementasi kurikulum 2013 (2013: 201)

diuraikan bahwa proses pembelajaran menggunaan pendekatan

scientific dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada

(51)

menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal

dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi

searah dari guru. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 81 A Tahun 2013 tentang Implementasi

Kurikulum diuraikan implementasi kegiatan pembelajaran terkait

kelima sifat pendekatan saintifik tersebut sebagai berikut.

a) Mengamati

observing is the most fundamental of basic science process skills and includes sight and the other senses”,

Settlage & Southerland (2007: 31). Berdasarkan pendapat

diatas dapat diartikan mengamati adalah hal yang paling

mendasar dari keterampilan proses sains dan menggunakan

penglihatan dan indera lainnya. Kegiatan mengamati ini dapat

dilakukan dengan menggunakan panca indera, dan siswa

dapat melakukan kegiatan pengamatan dengan melihat,

menyimak, mendengar, dan membaca. Kegiatan mengamati

mendorong siswa untuk lebih aktif dalam proses

pembelajaran, melatih kemampuan siswa dalam

menggunakan alat inderanya untuk menemukan suatu benda

atau fakta terkait materi pembelajaran serta membuat

pembelajaran lebih bermakna karena siswa sendiri yang

(52)

yang sedang diajarkan guru. Sesuai Permendikbud No.81 A

tahun 2013, kompetensi yang dapat dikembangkan dalam

pendekatan saintifik untuk aspek mengamati adalah melatih

kesungguhan, ketelitian siswa dalam mencari informasi.

b) Menanya

Kegiatan menanya ini terkait dengan kegiatan mengamati yang sebelumnya dilakukan siswa. Siswa mengajukan

pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa

yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi

tambahan tentang apa yang diamati kepada guru sehingga

siswa terpancing rasa keingintahuan mereka. Dapat juga guru

yang melakukan kegiatan menanya tentang apa yang didapat

oleh siswa dalam kegiatan mengamati, sehingga mengarahkan

siswa untuk mendapati suatu kesimpulan sementara. Sesuai

Permendikbud No.81 A tahun 2013, kompetensi yang dapat

dikembangkan dalam pendekatan saintifik untuk aspek

menanya adalah Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu,

kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk

pikirankritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar

(53)

c) Mencoba/eksperimen

Kemendikbud dalam Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 (2013: 222) menguraikan aktivitas

pembelajaran yang nyata untuk eksperimen adalah: 1)

menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar

menurut tuntutan kurikulum; 2) mempelajari cara-cara

penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus

disediakan; 3) mempelajari dasar teoritis yang relevan dan

hasil-hasil eksperimen sebelumnya; 4) melakukan dan

mengamati percobaan; 5) mencatat fenomena yang terjadi,

menganalisis, dan menyajikan data; 6) menarik kesimpulan

atas hasil percobaan; dan 7) membuat laporan dan

mengkomunikasikan hasil percobaan. Kegiatan mengamati

sendiri dilakukan mulai dari persiapan, pelaksanaan, dan

tindak lanjut.

d) Mengasosiasikan/menalar

Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk

memperoleh simpulan berupa pengetahuan (Kemendikbud,

2013:217). “inferring is an attempt to explain the reason or

cause for what has has been observed,” Settlage &

(54)

penjelasan bahwa kegiatan menyimpulkan merupakan upaya

untuk menjelaskan alasan atau penjelasan apa yang telah

diamati. Menyimpulkan suatu hasil observasi dilakukan

dengan menalar apa yang didapat saat mengobservasi.

Kegiatan menalar membantu mengembangkan siswa untuk

membuat suatu simpulan yang sebelumnya didahului kegiatan

mengumpulkan informasi. Macam-macam kegiatan menalar

antara lain: 1) analogi, yaitu suatu proses penalaran dalam

pembelajaran dengan cara membandingkan sifat esensial yang

mempunyai kesamaan atau persamaan, 2) hubungan sebab-

akibat, yaitu hal-hal yang menjadi sebab dikemukakan

terlebih dahulu, kemudian ditarik simpulan yang berupa

akibat, 3) hubungan akibat-sebab, yaitu hal-hal yang menjadi

akibat dikemukakan terlebih dahulu, selanjutnya ditarik

simpulan yang merupakan penyebabnya (Kemendikbud,

2013:220-221).

e) Mengkomunikasikan

Abruscato dalam Nasution, (2005: 144) menjelaskan bahwa mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil

pengamatan yang berhasil dikumpulkan hasil pengamatan

yang berhasil dikumpulkan atau menyampaikan hasil

(55)

disampaikan dengan tulisa, lisan ataupun tabel. Trianto

(2013:144) mengkomunikasikan adalah mengatakan apa yang

diketahui dengan ucapan kata-kata, tulisan, gambar,

demonstrasi, atau grafik. Hasil tersebut disampaikan di kelas

dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar siswa secara

individu atau hasil belajar siswa secara berkelompok.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatam saintifik adalah pendekatan pembelajaran yang

mendorong siswa untuk melakukan

keterampilan-keterampilan ilmiah dalam memahami materi pelajaran.

Keterampilan ilmiah yang dapat diterapkan dalam proses

pembelajaran antara lain mengamati, menanya, mencoba,

menganalisis, dan mengkomunikasi.

c. Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup, hal yang dilakukan guru bersama siswa baik

secara individual ataupun kelompok melakukan refleksi dan

mengevaluasi:

1) Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang

diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat

langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang

telah berlangsung.

(56)

3) Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas,

baik tugas individual maupun kelompok.

4) Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk

pertemuan selanjutnya.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat

disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran adalah suatu proses

interaksi antara guru dan siswa di mana guru menyampaikan

materi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya. Pelaksanaan

pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah interaksi

guru dan siswa selama proses pembelajaran, meliputi kegiatan

pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan akhir dalam

pembelajaran tematik terpadu pada kelas VB SD Negeri

Tegalrejo1.

D. Penilaian Pembelajaran Tematik Terpadu

Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses kurikulum 2013 menyebutkan bahwa penilaian proses pembelajaran menggunakan

pendekatan penilaian autentik (authentic assesment) yang menilai kesiapan

siswa, proses, dan hasil belajar secara utuh.

1. Pengertian Penilaian Autentik

(57)

berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau

menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran dan kompetensi

telah benar-benar dikuasai dan dicapai (Abdul Majid, 2007: 186-187).

Kunandar (2013: 36) menjelaskan, penilaian autentik adalah kegiatan

menilai peserta didik yang menekankan pada apa yang harusnya dinilai

baik proses maupun hasilnya dengan berbagai instrumen penelitian yang

disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di standar kompetensi

atau kompetensi inti dan kompetensi dasar. Penilaian autentik ini

dilakukan guru mulai dari awal pembelajaran, selama pembelajaran dan

diakhir pembelajaran sehingga diketahui kompetensi atau tujuan belajar

telah dikuasai siswa. Penilaian autentik ini banyak dilakukan dalam

proses pembelajaran bukan menekankan pada hasil belajar saja.

2. Jenis Penilaian Autentik

Berikut adalah jenis penilaian yang dapat digunakan dalam penilaian autentik.

1) Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan

mengamati kegiatan peserta didik dalam melakuan sesuatu,

(Sarjiwi Suwandi,2010:72). Penilaian ini digunakan untuk menilai

ketercapaian kompetensi tertentu dengan cara guru mengamati

kemampuan serta kinerja siswa dalam melakukan dan

(58)

menyatakan penilaian kinerja ini dibuat oleh guru menurut kriteria

yang diinginkan guru sesuai dengan keterampilan apa yang ingin

dinilai.

Metode/teknik penilaian kinerja menurut Abdul Majid (2007:

200-201) dibedakan menjadi 2 yaitu:

(1) metode holistik, yaitu penilaian yang hanya

memberikan satu buah skor atau nilai (single ratting) kepada

kinerja peserta berdasarkan kriteria secara keseluruhan.

(2) metode analytic, yaitu penskor memberikan penilaian

(skor) pada berbagai aspek yang berbeda yang berhubungan

dengan kinerja yang dinilai menggunakan checklist atau rating

scale.

2) Penilaian Proyek

Sarjiwi Suwandi (2010:86) mengartikan penilaian proyek

merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus

diselesaikan dalam periode /waktu tertentu. Penilaian ini menilai

penyelesaian tugas yang diberikan kepada siswa, mulai dari siswa

merencanakan,pengumpulan data, pengorganisasian, mengolah

data, sampai dengan mengkomunikasikan.

3) Penilaian Portofolio

Genesee dan Upshur (Sarwiji Suwandi, 2010: 92) mengatakan,

(59)

menunjukkkan kepada mereka (juga bagi yang lain) atas usaha,

kemajuan, dan pencapaian mereka dalam bidang studi tertentu.

Penilaian portofolio ini dapat berupa kumpulan-kumpulan hasil

pekerjaan siswa baik secara individu maupun kelompok,

kemudian siswa diajak untuk merefleksikan hasil pekerjaan dan

guru melakukan evaluasi terhadap pekerjaan siswa tersebut.

4) Penilaian Tertulis

Abdul Majid (2007: 195) mengemukakan bahwa Tes tertulis

merupakan tes dalam bentuk bahan tulisan (baik soal maupun

jawabannya). Dalam penilaian tertulis lebih baik guru

menggunakan tes berbentuk uraian, karena dapat mengetahui

seberapa jauh siswa mampu mengingat, mengetahui,

mengorganisasi, dan lain sebagainya, sehingga mampu

menggambarkan ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan

siswa.

3. Karakteristik Penilaian Autentik

Menurut Kunandar (2013: 39), karakteristik penilaian autentik adalah sebagai berikut:

a. Bisa digunakan untuk formatif maupun ke sumatif artinya

penilaian autentik.

b. Mengukur keterampilan dan performansi, bukan mengingat

(60)

c. Berkesinambungan dan terintegrasi.

d. Dapat digunakan sebagai feed back.

Berdasarkan penjelasan ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

penilaian autrntik adalah proses pengumpulan informasi yang

berupa kesiapan siswa, proses, dan hasil belajar secara utuh agar

dapat membuktikan bahwa pencapaian tujuan pembelajaran dan

kompetensi telah benar-benar dikuasai dan dicapai.

Penilaian yang dimaksud penelitian ini adalah penilaian yang

digunakan guru setelah melaksanakan tematik terpadu pada kelas

VB SD Negeri Tegalrejo 1.

E. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan kajian di atas, maka dapat diajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut.

4. Bagaimana cara guru merencanakan pembelajaran tematik terpadu kelas VB

SD Negeri Tegalrejo 1 pada tema 5 Bangga sebagai Bangsa Indonesia?

5. Bagaimana cara guru melaksanakan pembelajaran tematik terpadu kelas VB

SD Negeri Tegalrejo 1 pada tema 5 Bangga sebagai Bangsa Indonesia?

6. Bagaimana penilaian autentik yang dilakukan pada pembelajaran tematik

terpadu kelas VB SD Negeri Tegalrejo 1 pada tema 5 Bangga sebagai Bangsa

(61)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena

tentang apa yang dialami olehsubjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,

motivasi, tindakan dll, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk

kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Lexy J. Moleong, 2006: 6).

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk pada penelitian deskriptif kualitatif jika

digolongkan berdasarkan tujuannya. Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan

untuk menguji hipotesis tertentu, tapi hanya menggambarkan “apa adanya”

tentang sesuatu variable, gejala atau keadaan (Suharsimi Arikunto, 2010:

234). Nana Syaodih Sukmadinata (2010; 54) menyampaikan bahwa penelitian

deskriptif (descriptive research) adalah suatu metode penelitian yang

ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang

berlangsung saat ini atau saat yang lampau.

Penelitian deskriptif akan menggambarkan dan menginterpretasikan objek

yang diteliti menggunakan kata-kata, bukan dengan angka. Penelitian ini

dimaksudkan untuk mendeskripsikan suatu keadaan, melukiskan dan

(62)

Negeri Tegalrejo I. Oleh karena itu, penelitian ini merupakan penelitian

deskriptif dengan pendekatan penelitian kualitatif.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Tegalrejo I, khususnya di kelas

VB. SD Negeri Tegalrejo 1 ini terletak di Jl. Bener No.40, Yogyakarta.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2014.

D. Subjek Penelitian

Sugiyono (2012: 299) menyatakan bahwa pada penelitian kualitatif,

peneliti memasuki situasi sosial tertentu, melakukan observasi dan wawancara

kepada orang yang dianggap tahu tentang situasi sosial tersebut. Dalam

penelitian kualitatif, subjek penelitian disebut informan. Pada penelitian ini,

peneliti mengambil subjek utama penelitian yaitu guru, siswa kelas VB dan

Kepala Sekolah SD Negeri Tegalrejo 1. Guru yang menjadi subjek penelitian

adalah guru kelas VB. Siswa kelas VB terdiri dari 29 orang pada saat kegiatan

observasi pembelajaran, dan 3 orang siswa saat kegiatan wawancara.

E. Sumber Data

Suharsimi Arikunto (2010: 88) mendefinisikan sumber data sebagai

benda, hal atau orang tempat peneliti mengamati, membaca atau bertanya

tentang data. Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata

dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain

(Lofland dan Lofland dalam Lexy J. Moleong, 2006: 157). Bila dilihat dari

(63)

dan sumber sekunder (Sugiyono, 2012: 308). Sumber data yang terdapat

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Data Primer (utama)

Moh Nazir (2005: 50) menyatakan, data Primer merupakan

sumber-sumber dasar yang merupakan bukti atau saksi utama.

Dalam hal ini adalah data utama yang diperoleh dari subjek

penelitian. Dalam penelitian ini, sumber data primer berupa

kata-kata atau tindakan yang didapat oleh peneliti dengan melakukan

pengamatan dan atau wawancara terhadap informan yakni 1orang

guru kelas VB, 29 siswa kelas VB orang pada saat kegiatan

observasi pembelajaran, 3 orang siswa kelas VB saat kegiatan

wawancara, dan 1 orang kepala sekolah terkait implementasi

pembelajaran tematik terpadu pada kelas VB SD Negeri Tegalrejo I.

2. Data Sekunder (tambahan)

Data sekunder merupakan data yang digunakan untuk

mendukung pembahasan yang ada dalam penelitian ini. Data

sekunder dalam penelitian ini berupa dokumen Silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), soal-soal evaluasi, hasil belajar

siswa, dan foto terkait dengan penelitian.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

(64)

data (Sugiyono, 2009: 224). Data yang diperlukan dalam penelitian ini

didapat dengan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut.

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti

baik secara langasung maupun tidak langsung untuk memperoleh

data yang harus dikumpulkan dalam penelitian (Djam’an Satori dan

Aan Komariah, 2011: 105). Kemudian, Nasution dalam Sugiyono

(2012: 226) menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu

pengetahuan. Ilmuwan di dunia memperoleh data atau ilmu yang

mereka temukan mealalui sebuah tahapan yang bernama observasi.

Sugiyono (2010: 204) mengatakan dari segi proses pelaksanaan

pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi participant

observation (observasi berperan serta) dan non participant

observation (obervasi non partisipan). Selanjutnya dari segi

instrumentasi yang digunakan, maka observasi dibedakan menjadi

observasi terstruktur dan tidak terstruktur.

Berdasarkan proses pelaksanaan pengumpulan data, dalam

penelitian ini peneliti menggunakan observasi non participant

karena peneliti tidak terlibat langsung dan sebagai pengamat

independen. Peneliti hanya mencatat, menganalisis, dan membuat

kesimpulan tentang implementasi pembelajaran tematik terpadu pada

(65)

instrumentasi, peneliti menggunakan observasi terstruktur karena

observasi telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang

diamati, kapan, dan di mana tempatnya. Sebelum melakukan

observasi, peneliti membuat pedoman observasi sebagai acuan dasar

agar proses pelaksanaan observasi tetap fokus dan tidak keluar dari

konteks yang menjadi tujuan utama penelitian yakni

mendeskripsikan implementasi pembelajaran tematik terpadu pada

[image:65.612.188.534.332.679.2]

kelas VB SD Negeri Tegalrejo I.

Tabel 1. Daftar Tema dan Mata Pelajaran pada saat Pelaksanaan Observasi

No. Hari/Tanggal Tema Subtema Mata Pelajaran yang Ditemakan

1. Kamis, 20

November 2014 5.Bangga sebagai Bangsa Indonesia 1. Indonesiaku Bangsa yang kaya

Bahasa Indonesia SBdP

Gambar

Tabel 1. Daftar Tema dan Mata Pelajaran pada saat Pelaksanaan
Tabel 2. Kisi-Kisi Pedoman Observasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Tabel 4. Kisi-Kisi Pedoman Observasi Kegiatan Siswa
Tabel 6. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara untuk Guru Kelas VB
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mahasiswa melakukan kegiatan pengajaran mikro secara berkelompok dengan dibimbing dan dimonitor oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). 1) Praktik pengajaran mikro

[r]

Angka rata-rata yang tersaji pada Tabel 7 menunjukkan bahwa kombinasi dosis pupuk kascing dan konsentrasi POC tidak memberikan pengaruh nyata terhadap peningkatan

4.1 Pengujian Database format Paradox (*.db) Untuk pengujian database dengan format Paradox (*.db), file yang digunakan sebagai contoh pengujian adalah file Coba1.db,

Pertama, Panduan Umum yang memuat ketentuan umum pengembangan kurikulum yang dapat diterapkan pada satuan pendidikan dengan mengacu pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

The distribution of aggregate size classes among our land- use sequence treatments was very different since the size fraction which represented the smallest amount of soil mass

Selain proses encoding QR code dan pemesanan tiket, website ini juga berfungsi sebagai server yang menyimpan dan mengelola data acara, data pemesanan dan

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE CONTEXTUAL TEACHING LEARNING DENGAN TEKNIK MYSTERIOUS THINGS GAMES UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA. Universitas Pendidikan Indonesia |