IMP P JUR PLEMENT KELAS V PROGRAM RUSAN PE U TASI PEM VB SD NEG
Diajukan k Univ untuk M guna Memp
M STUDI P ENDIDIKA FAKUL UNIVERSI MBELAJAR GERI TEG SKR kepada Faku versitas Neg Memenuhi Se peroleh Gel Ol Hendra Ja NIM 1010 PENDIDIK AN PRA SE LTAS ILM ITAS NEGE MARE RAN TEMA GALREJO RIPSI
ultas Ilmu P geri Yogyak ebagian Per lar Sarjana P
IMP P JUR PLEMENTA KELAS V D g PROGRAM RUSAN PEN UN ASI PEMBE VB SD NEGE
Diajukan kep Univer untuk Mem guna Mempe H N
M STUDI PE NDIDIKAN FAKULT NIVERSITA ELAJARAN ERI TEGA SKRIP pada Fakulta rsitas Neger menuhi Seba eroleh Gelar Oleh Hendra Jati P NIM 101082 ENDIDIKAN PRA SEKO TAS ILMU AS NEGER MARET 2 N TEMATI ALREJO 1 Y
SI
as Ilmu Pend ri Yogyakart agian Persya Sarjana Pen
Puspita 241066
MOTTO
“Manusia cenderung menolak ide, pikiran & langkah baru. Apalagi kalau merasa
sudah mapan. Inilah resistensi terhadap perubahan. Enough is not good enough,
harus lebih giat lagi, must do more, berbuat lebih banyak lagi.”
(Susilo Bambang Yudhoyono)
“Tujuan pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan serta memperhalus perasaan.”
PERSEMBAHAN
Dengan menyebut nama Allah SWT dan dengan mengucap syukur Alhamdulillah atas karunia Allah SWT serta sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad Saw, karya ini penulis persembahkan kepada:
1. Kedua orang tuaku yang Ibu Sumiyati dan Bapak Suroso, serta Adikku tersayang.
2. Almamater Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP UNY. 3. Agama, Nusa, dan Bangsa.
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU PADA KELAS VB SD NEGERI TEGALREJO 1 YOGYAKARTA
Oleh
Hendra Jati Puspita NIM 10108241066
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran tematik terpadu di SD Negeri Tegalrejo 1 Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah guru kelas, siswa kelas VB, dan kepala sekolah. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis menggunakan langkah-langkah reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Teknik pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan triangulasi teknik dan sumber.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan tematik terpadu yang dilakukan guru sudah memuat kriteria minimal perencanaan pembelajaran,yakni memuat a) tujuan pembelajaran, b) materi pembelajaran, c) metode pembelajaran, d) sumber belajar, dan e) penilaian. Perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru belum diuraikan secara detail langkah-langkah pembelajaran dan jenis penilaian yang digunakan. Pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu yang dilaksanakan guru ada mata pelajaran yang tidak dipadukan, yakni mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti serta PJOK. Namun, pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu sudah memunculkan karakteristik pembelajaran tematik terpadu, diantaranya menggunakan pemaduan mata pelajaran Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran, setiap KD memiliki materi tersendiri. Pada kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan guru, pendekatan saintifik sudah dilaksanakan. Kegiatan mengamati, menanya, kegiatan mencoba, kegiatan menalar, dan kegiatan mengkomunikasikan sudah muncul dalam pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu. Kegiatan mencoba dilakukan hanya satu kali dari delapan kali kegiatan pembelajaran tematik terpadu. Penilaian otentik juga telah dilaksanakan oleh guru, adapun penilaian otentik yang dilakukan guru adalah penilaian proses, penilaian kinerja, penilaian portofolio, dan tes tertulis.
Kata kunci: pembelajaran tematik terpadu, pendekatan saintifik
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah Swt karena atas rahmat dan hidayah-Nya tugas akhir Skripsi yang berjudul “Implementasi Pembelejaran Tematik Terpadu pada Kelas VB SD Negeri Tegalrejo 1 Yogyakarta” ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penyusunan tugas akhir ini dapat diselesaikan berkat kerjasama, bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun
menyampaikan terimakasih kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah memberikan kebijakan
untuk memberikan kesempatan belajar di UNY dan menyelesaikan tugas akhir
Skripsi.
2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, yang telah memberikan ijin dan kesempatan
kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.
3. Ketua Jurusan Pendidikan Pra Sekolah dan Sekolah Dasar, yang telah
memberikan pengarahan dalam pengambilan tugas akhir Skripsi.
4. Ibu Sekar Purbarini Kawuryan, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi I
yang selalu sabar dan tulus dalam memberikan motivasi serta bimbingan
sehingga tugas akhir Skripsi ini dapat selesai dengan baik.
5. Bapak Banu Setyo Adi, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang juga
selalu sabar dan tulus dalam memberikan motivasi serta bimbingan sehingga
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PERNYATAAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Fokus Penelitian ... 7
C. Rumusan Masalah ... 7
D. Tujuan Penelitian ... 7
E. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Implementasi Pembelajaran Tematik Terpadu ... 10
1. Pengertian Implementasi Pembelajaran Tematik Terpadu ... 10
B. Perencanaan Pembelajaran Tematik Terpadu ... 11
1. Pengertian Perencanaan Pembelajaran Tematik Terpadu ... 11
a. Silabus ... 12
1) Pengertian Silabus ... 12
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 14
2) Komponen RPP ... 16
3) Prinsip Penyusunan RPP ... 19
C. Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu ... 23
1. Pengertian Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu ... 23
2. Kegiatan dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu ... 24
a. Kegiatan Pendahuluan ... 24
b. Kegiatan Inti ... 25
1) Pembelajaran Tematik Terpadu ... 25
a) Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu ... 25
b) Model Pembelajaran Terpadu ... 26
c) Karakteristik Pembelajaran Tematik Terpadu ... 31
d) Tahap-tahap Pembelajaran Tematik Terpadu ... 33
2) Pendekatan Saintifik ... 34
c. Kegiatan Penutup ... 39
D. Penilaian Pembelajaran Tematik Terpadu ... 40
1. Pengertian Penilaian Autentik ... 40
2. Jenis Penilaian Autentik ... 41
3. Karakteristik Penilaian Autentik ... 43
E. Pertanyaan Penelitian ... 44
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 45
B. Jenis Penelitian ... 45
D. Subjek Penelitian... 46
E. Sumber Data ... 46
F. Teknik Pengumpulan Data ... 47
G. Instrumen Penelitian ... 51
H. Teknik Analisis Data ... 57
I. Keabsahan Data... 60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 63
B. Pembahasan ... 93
C. Keterbatasan Penelitian ... 103
BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan ... 104
B. Saran... 105
DAFTAR PUSTAKA ... 106
LAMPIRAN ... 109
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Daftar Tema dan Mata Pelajaran pada pelaksanaan observasi ... 49
Tabel 2. Kisi-kisi Pedoman Observasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 53 Tabel 3. Kisi-kisi Pedoman Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 54
Tabel 4. Kisi-kisi Pedoman Observasi Kegiatan Siswa ... 55
Tabel 5. Kisi-kisi Pendoman Wawancara untuk Kepala Sekolah ... 55
Tabel 6. Kisi-kisi Pedoman Wawancara untuk Guru Kelas VB ... 56
Tabel 7. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Untuk Siswa ... 57
Tabel 8. Sarana dan Prasarana di kelas VB ... 64
Tabel 9 Perencanaan Kegiatan Inti (Pendekatan Saintifik) ... 73
Tabel 10.Keterpaduan Aspek Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan ... 80
Tabel 11. Kegiatan Mengamati ... 84
Tabel 12. Kegiatan Menanya ... 86
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Webbed Model ... 30
Gambar 2. Komponen dalam analisis data (interactive model) ... 58
Gambar 3. Guru melakukan pendampingan di kelas………80
Gambar 4. Penilaiann sikap, hasil kerja portofolio……….. 91
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Perpaduan KD mata pelajaran ... 110
Lampiran 2. Pedoman Observasi Awal ... 112
Lampiran 3. Hasil Observasi Awal ... 114
Lampiran 4. Pedoman Observasi Kegiatan Siswa ... 116
Lampiran 5. Hasil Observasi Kegiatan Siswa ... 118
Lampiran 6. Pedoman Observasi Guru ... 151
Lampiran 7. Hasil Observasi Guru... 154
Lampiran 8. Pedoman Analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 191
Lampiran 9. Hasil Analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 192
Lampiran 10. Pedoman Wawancara Guru ... 200
Lampiran 11. Pedoman Wawancara Siswa ... 202
Lampiran 12. Pedoman Wawancara Kepala Sekolah ... 204
Lampiran 13. Hasil Wawancara Guru ... 206
Lampiran 14 Hasil Wawancara Siswa ... 211
Lampiran 15. Hasil Wawancara Kepala Sekolah ... 223
Lampiran 16. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 228
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Perubahan dalam dunia pendidikan selalu diupayakan guna mencerdaskan
bangsa. Salah satu bentuk perubahan nyata yang dilakukan adalah dengan
memperbaiki kurikulum. Pada tahun 2013 pemerintah mengeluarkan kurikulum
baru yaitu kurikulum 2013. Sebelum kurikulum 2013 ini benar-benar diterapkan
dalam dulia pendidikan di Indonesia, Pemerintah telah melakukan persiapan dan
uji publik. Berdasarkan bahan uji publik yang disampaikan oleh kemdikbud,
diketahui bahwa kurikulum 2006 memiliki beberapa kekurangan, antara lain
beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan
(misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan
soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam
kurikulum, standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan
pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka
ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru.
Kurikulum 2013 yang diajukan pemerintah merupakan salah satu upaya
menjawab permasalahan yang dimiliki oleh kurikulum sebelumnya. Kurikulum
2013 memiliki cita-cita luhur berupa berkarakter mulia, keterampilan yang
relevan, proses pembelajaran berpusat pada siswa (student centered active
learning), sifat pembelajaran yang kontekstual dan terpadu, penilaian yang
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013, ada delapan standar
nasional yang mengalami perubahan, kedelapan standar nasional pendidikan itu
antara lain; standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Perubahan yang dilakukan secara mendasar pada kurikulum 2013 dapat
dilihat secara jelas ditinjau dari standar proses dan standar penilaian yang
digunakan. Standar proses berupa penggunaan model pembelajaran tematik
terpadu dan pendekatan saintifik (scientific approach), sedangkan pada standar
penilaian menggunakan penilaian autentik (authentic assessment).
Penerapan kurikulum 2013 dimulai pada tahun ajaran 2013/14. Penerapan
kurikulum 2013 secara bertahap dan terbatas pada kelas 1 dan kelas IV, dengan
2598 Sekolah Dasar (SD) Sasaran dan 287 SD yang melaksanakan secara
mandiri. Tidak semua SD mengimplementasikan kurikulum 2013, hanya
beberapa sekolah saja yang ditunjuk Kemdikbud untuk mengimplementasikan
kurikulum 2013. Berdasarkan Kemdikbud (2013) di Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY) sendiri hanya terdapat 64 SD yang ditunjuk oleh Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengimplementasikan kurikulum 2013. Di
Kota Yogyakarta sendiri terdapat 15 SD. 15 SD tersebut antara lain SD Negeri
Pujokusuman I, SD Negeri Glagah, SD Negeri Ungaran I, SD Negeri Serayu, SD
Negeri Lempuyangwangi, SD Negeri Jetisharjo, SD Negeri Tegalrejo I, SD
Kanisius Baciro, SD Muhammadiyah Demangan, SD Muhammadiyah Sapen I,
SD Muhammadiyah Sapen II, SD Muhammadiyah Suronatan, dan SD Kristen
Kalam Kudus.
Berdasarkan hasil observasi awal, didapati SD Negeri Tegalrejo I Yogyakarta
merupakan salah satu SD yang telah melaksanakan pilot project kurikulum 2013.
Sarana dan prasarana di sekolah tersebut cukup baik, seperti tersedianya internet,
LCD, dan beberapa sarana pendukung kegiatan belajar mengajar. SD tersebut
merupakan salah satu sekolah unggulan di daerah kota Yogyakarta, sehingga
menjadi salah satu sekolah yang ditunjuk sebagai pilot project kurikulum 2013.
Pada pilot project tersebut, kelas yang menerapkan kurikulum 2013 adalah kelas
I dan IV, sedangkan tahun 2014 ini pemerintah mewajibkan semua sekolah
melaksanakan kurikulum 2013 pada kelas I,II, IV, dan V. Kelas I dan IV sudah
melaksanakan kurikulum 2013 selama satu tahun, sedangkan kelas II seharusnya
melaksanakan tematik sejak kurikulum lama, maka peneliti menentukan kelas V
sebagai kelas untuk dilakukan penelitian, karena pada kelas V tersebut baru
melaksanakan tematik terpadu.
Pelaksanaan kurikulum 2013 untuk kelas I, II, IV, dan V ini memunculkan
beberapa permasalahan. Sebagaimana disampaikan Yuliani (2014), implementasi
kurikulum 2013 masih terkendala belum siapnya perangkat pembelajaran berupa
buku teks untuk siswa, guru merasa pelatihan yang diberikan pemerintah pusat
belum cukup, karena pelatihan hanya berlangsung singkat dan sudah harus
Ringinharjo dan SDN 01 Gentungan, guru W dan guru Sm belum merasa belum
siap melaksanakan kurikulum 2013. Berbagai permasalahan tersebut dapat
menjadi penghalang dalam kesuksesan pengimplementasian kurikulum 2013.
SD Negeri Tegalrejo I Yogyakarta sendiri termasuk salah satu dari 14 sekolah
yang menjadi Labschool Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Edy Heri
Suasana (dalam Abdul Hamid Razak, 2014), mengatakan bahwa UNY juga
melakukan pendampingan implementasi kurikulum 2013. Dalam pelaksanaan
kurikulum 2013 setiap SD harus melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan
pembelajaran tematik terpadu dan pendekatan saintifik.
Pembelajaran dalam kurikulum 2013 harus menggunakan pembelajaran
tematik terpadu, hal ini sesuai dengan Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013,
mengenai Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah yang menyebutkan
bahawa “Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi, maka
prinsip pembelajaran yang digunakan dari pembelajaran parsial menuju
pembelajaran terpadu”.
Pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran yang mengintegrasikan
berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema
(Dokumen Kurikulum 2013). Tema merajut makna berbagai konsep dasar
sehingga siswa tidak belajar konsep dasar secara parsial. Dengan demikian
pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada siswa seperti tercermin
Hesty (2008: 3) menyebutkan keberhasilan pembelajaran tematik dapat
dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kualitas guru, karakteristik siswa,
ketersediaan sarana dan prasarana serta faktor lingkungan seperti kepemimpinan
kepala sekolah. Berdasarkan observasi di SD N Tegalrejo I, didapati bahwa:
pertama, kualitas guru yang baik, hal tersebut dibuktikan dengan diawal
penerapan kurikulum 2013 serentak di Indoensia banyak terdapat masalah,
seperti yang dikutip dalam Yuliani (2014), di antaranya belum adanya buku cetak
yang sesuai kurikulum 2013, guru dengan inisiatifnya sendiri menggunakan buku
sekolah elektronik (BSE) untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan
cara menampilkan dengan proyektor LCD, tidak semua materi yang ada dalam
BSE, namun guru memilah materi yang sesuai dengan tema yang sedang
dibahas.. Selain dengan BSE, guru juga mengambil beberapa sumber belajar dari
internet, seperti mengambil contoh gambar pohon dan bagian-bagiannya yang
ada kaitannya dengan pembelajaran, artinya guru mampu mengembangkan dan
memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam kegiatan
pembelajaran tematik terpadu di kelas VB.
Kedua, ketersediaan sarana dan prasarana, dalam ruang kelas VB sudah
dilengkapi dengan sarana maupun prasana yang baik untuk menunjang kegiatan
pembelajaran di kelas seperti meja dan kursi yang nyaman untuk siswa, LCD
Proyektor untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran, serta fasilitas pendukung
lainnya. Ketiga, kepemimpinan kepala sekolah, di SDN Tegalrejo 1 Yogyakarta
sesuai kurikulum 2013. Hal tersebut juga didukung dengan kepala sekolah selalu
memantau proses pembelajaran di kelas melalui CCTV yang dipasang di setiap
kelas. Berdasarkan faktor keberhasilan pembelajaran tematik yang diungkapkan
Hesty (2008: 3) dan hasil observasi pada hari Rabu tanggal 10 September 2014
pukul 08:00 sampai dengan 12.30 WIB, kelas VB sudah terdapat tiga dari empat
faktor keberhasilan pembelajaran tematik. Faktor yang belum muncul yakni
karakteristik siswa, di mana dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan,
siswa yang aktif hanya mau berkelompok dalam satu kelompok, dan banyak
yang masih pasif dalam kegiatan pembelajaran.
Hasil wawancara yang dilakukan dengan 3 orang siswa kelas VB pada saat
jam istirahat hari Rabu tanggal 10 September 2014 pukul 08:45 WIB dan pukul
10.30 WIB, siswa mengungkapkan bahwa pembelajaran di kelas VB sudah tidak
menggunakan mata pelajaran, melainkan tematik. Pada pembelajaran tematik,
siswa merasa senang dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dan buku
yang harus dibawa lebih sedikit, serta banyak praktik. Pada saat pembelajaran
tema 1 tentang benda-benda di lingkungan sekitar, siswa mengutarakan belajar di
luar kelas dan mengamati serta mendata tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitar
lingkungan sekolah.
Berdasarkan penjelasan awal yang diberikan guru, didapatkan data bahwa
guru kelas VB telah menerapkan pembelajaran tematik terpadu. Uraian di atas
mendorong peneliti tertarik untuk melakukan penelitian bagaimana guru
terpadu pada kelas VB, dengan mengetengahkan judul “Implementasi
Pembelajaran Tematik Terpadu pada kelas VB SDN Tegalrejo 1.”
B. Fokus Penelitian
Implementasi pembelajaran tematik terpadu dalam penelitian ini difokuskan
pada:
1. Perencanaan perangkat pembelajaran.
2. Pelaksanaan pembelajaran.
3. Penilaian hasil pembelajaran.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian adalah:
1. Bagaimana guru merencanakan pembelajaran tematik terpadu pada Kelas VB
SD N Tegalrejo 1?
2. Bagaimana guru melaksanakan pembelajaran tematik terpadu pada Kelas VB
SD N Tegalrejo 1?
3. Bagaimana guru memberi penilaian pembelajaran tematik terpadu pada Kelas
VB SD N Tegalrejo 1?
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mendeskripsikan cara guru merencanakan pembelajaran tematik terpadu
2. Mendeskripsikan cara guru melaksanakan pembelajaran tematik terpadu
pada Kelas VB SD N Tegalrejo 1.
3. Mendeskripsikan cara guru memberi penilaian pembelajaran tematik
terpadu pada Kelas VB SD N Tegalrejo 1.
E. Manfaat Penelitian
Sesuai tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini bermanfaat: 1. Secara Teoritis
Secara teoritis dari penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran tematik terpadu pada
Kelas V.
2. Secara Praktis
a. Bagi Guru
Memberikan gambaran tentang perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian pembelajaran tematik terpadu dan dapat menjadi masukan bagi
guru dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu.
b. Bagi Siswa
Memberikan gambaran pada aktifitas siswa dalam kegiatan
pembelajaran tematik terpadu.
c. Bagi sekolah
1. Memberikan gambaran dan acuan sejauh mana implementasi
2. Memberikan informasi kepada kepala sekolah terkait
implementasi pembelajaran tematik terpadu sehingga semua alat
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Implementasi Pembelajaran Tematik Terpadu
1. Pengertian Implementasi Pembelajaran Tematik Terpadu
Jeffri L.Pressman & Aaron B.Wildavski dalam (Jones, Charles O., 1996: 295), mengartikan implementasi sebagai suatu proses interaksi
antara suatu perangkat tujuan dan tindakan yang mampu untuk meraihnya.
Sebelum ada tindakan dari program yang disusun, terlebih dahulu guru
membuat suatu perencanaan yang sesuai dengan tujuan. Usman (2002: 70)
menyatakan bahwa, implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi,
tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan
sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk
mencapai tujuan kegiatan.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian implementasi adalah kegiatan atau proses interaksi antara suatu
perangkat tujuan dan tindakan, pada akhir kegiatan dilakukan evaluasi
sebagai bahan tindak lanjut kegiatan berikutnya guna mencapai tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam penelitian ini, implementasi
yang dimaksud adalah implementasi pembelajaran tematik terpadu yang
meliputi aktivitas guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai
hasil pembelajaran tematik terpadu. Selanjutnya, akan dijelaskan
B. Perencanaan Pembelajaran Tematik Terpadu
1. Pengertian Perencanaan Pembelajaran Tematik Terpadu
. Burden & Byrd (Santrock, 2012: 399) menyebutkan “planning is a critical aspect of being a competence teacher”. Pernyataan tersebut
menyatakan bahwa guru yang berkompeten adalah guru yang
merencanakan dengan baik kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Coombs dalam (Udin Syaefudin, 2011: 8) menyatakan
bahwa perencanaan pembelajaran adalah suatu penerapan yang rasional
dari analisis sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan
agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien serta sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan para siswa dan masyarakatnya. Sebelum
melaksanakan kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien, guru harus
membuat suatu perencanaan, yaitu perencanaan pembelajaran.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang disusun
secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan sebelumnya. Perencanaan pembelajaran dirancang dalam
bentuk silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
mengacu pada standar isi. Perencanaan pembelajaran yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah silabus, RPP, dan media pembelajaran yang
dihasilkan guru pada pembelajaran tematik terpadu kelas VB SDN
Secara rinci masing-masing perencanaan pembelajaran tersebut akan
diuraikan sebagai berikut.
a. Silabus
1) Pengertian silabus
Silabus merupakan seperangkat rencana serta pengaturan
pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang disusun secara
sistematis memuat komponen-komponen yang saling berkaitan
untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar (Yulaelawati,
2004:123). Silabus dapat dikembangkan sesuai dengan standar
kompetensi lulusan dan standar isi yang disesuaikan kembali
dengan pola pembelajaran, kebutuhan dan keadaan satuan
pendidikan dalam satu tahun. O’Brien (2008: 5) menyatakan
bahwa,”sections of the syllabus can communicate not only what
you will do to help students meet course objectives but also what
students can do to meet the objectives”. Pernyataan tersebut
berarti bagian-bagian silabus dapat mengkomunikasikan tidak
hanya apa yang akan dilakukan oleh guru untuk membantu siswa
dalam belajar namun juga siswa dapat memahami apa yang
dipelajari. Silabus tidak hanya berguna bagi guru saja, tetapi juga
dapat berguna bagi siswa. Di dalam silabus juga terdapat
beberapa komponen yang dapat menjelaskan gambaran apa saja
Suharsimi Arikunto & Lia Yuliana (2008: 169),
menyebutkan bahwa silabus adalah rencana pembelajaran pada
suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang
mencakup SK, KD, materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber/bahan/alat belajar. Setiap KD yang terdapat dalam silabus
dapat dituangkankan menjadi satu RPP. Silabus dalam
pelaksanaannya dijabarkan dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran, dilaksanakan, dan dievaluasi oleh masing-masing
guru.
Permendikbud No. 65 th 2013 menyebutkan bahwa silabus
paling sedikit memuat:
a) Identitas mata pelajaran
Identitas mata pelajaran hanya khusus
SMP/MTs/SMPLB/ Paket B dan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/ Paket C/ Paket C Kejuruan, karena pada SD/MI/SDLB/ Paket A menggunakan tema.
b) Identitas sekolah
Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas.
c) Kompetensi Inti
Kompetensi inti merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari siswa untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran.
d) Kompetensi Dasar
e) Tema (khusus SD/MI/SDLB/ Paket A); f) Materi pokok
Materi pokok memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.
g) Pembelajaran,
Pembelajaran yang dimaksud adlah kegiatan yang dilakukan pendidik dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
h) Penilaian
Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar siswa.
i) Alokasi waktu
Alokasi waktu disesuaikan dengan jumlah jam pelajaran dam struktur kurikulum untuk satu semester atau satu tahun.
j) Sumber belajar
Sumber belajar dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa
silabus adalah acuan pembuatan RPP yang memuat tema
pelajaran, KI, KD, indikator, kegiatan pembelajaran dan
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Dalam penelitian
ini, silabus yang dimaksud adalah silabus yang dipakai atau
dihasilkan guru dalam pembelajaran tematik terpadu kelas VB
SDN Tegalrejo1 dan tema yang digunakan dalam penelitian ini
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
1) Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Jarolimek (1981: 189-190) “The daily lesson plan contains
specific provisions for teaching and learning. These provisions
make possible the successful interactions of instruction and
management. Components of a daily lesson plan: purpose,
learning resources, sequence of lesson, and summary and
evaluation”.
Rencana pembelajaran sangat penting guna mencapai tujuan
pembelajaran dan memudahkan pengaturan kelas. Adapun
bagian-bagian dari rencana pembelajaran antara lain tujuan,
sumber belajar, urutan kegiatan pembelajaran, ringkasan dan
evaluasi.
Jakman (2013: 63) menyebutkan bahwa rancangan
pembelajaran merupakan pengembangan dari tema yang di
dalamnya terdapat serangkaian kegiatan yang dikembangkan
berdasarkan pada perkembangan anak, gaya belajar, minat siswa,
tujuan dan sasaran kegiatan, dan ketersediaan perangkat,
perlengkapan serta sumber daya. Selain itu, dalam Permendikbud
No.65 tahun 2013 menyebutkan bahwa:
menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa RPP
adalah rencana pelaksanaan yang berorientasi pembelajaran
tematik terpadu yang menjadi pedoman bagi guru dalam proses
belajar mengajar. RPP disusun setiap kali pertemuan.
2) Komponen RPP
Rencana pembelajaran perlu dituangkan dalam suatu format, yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran. Savage & Amstrong
(1996: 152) Lesson plans often feature the following categories of
information: Instructional objectives, teaching approaches,
organizing and managing learners. Dalam sebuah rencana
pelaksanaan pembelajaran dapat memuat berbagai informasi
mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan, diantaranya
tujuan pembelajaran, pendekatan/metode pembelajaran,
pengelolaan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
Dalam Permendikbud nomor 65 Tahun 2013 tentang
implementasi kurikulum 2013 pada bagian pedoman umum
pembelajaran, menyatakan bahwa RPP disusun berdasarkan KD
atau subtema yang dilaksanakan satu kali pertemuan atau lebih.
a. Mencantumkan identitas
Identitas meliputi: (1) Identitas sekolah yaitu nama
satuan pendidikan, (2) Identitas mata pelajaran atau
tema/subtema, (3) Kelas/semester, (4) kelas/semester, dan
(5) materi pokok.
a. Alokasi waktu
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk
mencapai KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan
jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD
yang harus dicapai.
b. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara
kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari siswa
untuk jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran.
c. Kompetensi Dasar dan indikator pencapaian kompetensi
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang
harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu
sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam
suatu pelajaran.
Indikator pencapaian kompetensi adalah perilaku yang
ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan
penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi
dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional
yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup
pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
d. Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan KD,
dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat
diamatai dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan.
e. Materi pembelajaran
Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur
yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai
dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.
f. Metode pembelajaran
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat
indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode
pembelajaran disesuaikan dengan karateristik, situasi dan
g. Media pembelajaran
Media pembelajaran berupa alat bantu proses
pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran.
h. Sumber belajar
Sumber belajar dapat berupa buku, media cetak dan
elektronik, alam sekitar atau sumber belajar lain yang
relevan.
i. Langkah-langkah pembelajaran
Langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan
pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.
j. Penilaian hasil pembelajaran
Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil
belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi
dan mengacu kepada Standar Penilaian.
Permendikbud nomor 81 A tentang implementasi
kurikulum menyebutkan bahwa: “RPP paling sedikit
memuat: (i) tujuan pembelajaran, (ii) materi pembelajaran,
(iii) metode pembelajaran, (iv) sumber belajar, dan (v)
penilaian.”
3) Prinsip penyusunan RPP
Jarolimek (1986: 53) menyatakan bahwa “Thorough
much to give the teacher a margin of confidence that will
enhance the possibility of more effective teaching”.
Perencanaan pembelajaran tidak menjamin sebuah keberhasilan
dalam kegiatan pembelajaran, namun sebuah perencanaan
dapat membuat kegiatan pembelajaran lebih efektif. Oleh
karenanya, perencanaan harus disusun sebagai langkah agar
pembelajaran lebih terarah dan efektif guna mencapai tujuan
yang telah ditentukann.
Jarolimek (1986: 53-56) menyatakan a planning approach
based on a topic or subject has some of the same
characteristics as the one just discussed, The steps a make
planning based on a topic or subject,
1. Examines the curriculum guide and the
textbook to find out what topics and units are
expected to be included in the program.
2. Uses some teaching suggestions from the
teacher’s guide and curriculum guide but
develops many of his or her own ideas for
learning activities and teaching procedures.
3. Develops and uses learning packets, self-paced
contracts; also, individualizes learning through
use of small groups.
4. Plans for and uses many instructional
resources in addition to the textbook. This
includes pictures, packets, library book, films,
film-strips, recordings, and artifacts.
5. Uses a variety of informal evaluative
techniques and devices such as discussion,
observation, student conferences, teacher-made
tests, checklists, and experience summaries.
Perencanaan pembelajaran berdasarkan sebuah topik atau
tema yang memiliki kesamaan seperti pembahasan yang sama,
langkah-langkah dalam merencanakan pembelajaran berdasarkan
topik adalah: (1) Mengkaji kurikulum dan buku teks untuk
mencari topik/tema yang sama; (2) Menggunakan buku guru dan
kurikulum yang berlaku guna membuat langkah-langkah
kegiatan pembelajaran;(3) Mengembangkan dan menggunakan
pendekatan-pendekatan pembelajaran, baik berupa pembelajaran
secara individual maupun secara kelompok; (4) Merencanakan
dan menambah materi baik dari buku teks dan dari berbagai
Menggunakan berbagai macam teknik evaluasi, seperti diskusi,
pengamatan, tes, checklist.
Permendikbud Nomor 81 A tentang Implementasi kurikulum
(2013: 38) menguraikan prinsip dalam mengembangkan atau
menyusun RPP adalah sebagai berikut.
a. RPP disusun guru sebagai terjemahan dari ide kurikulum dan
berdasarkan silabus
b. RPP dikembangkan guru sesuai dengan kondisi satuan
pendidikan.
c. Mendorong partisipasi aktif siswa.
d. Sesuai dengan tujuan Kurikulum.
e. Mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung.
f. Proses pembelajarn dalam RPP dirancang untuk
mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam
bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
g. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut.
h. Keterkaitan dan keterpaduan.
i. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.
Demi tercapainya efektivitas suatu pelaksanaan
pembelajaran tergantung pada terlaksana tidaknya perencanaan,
karena perencanaan menjadikan pengajaran menjadi baik dan
4) Langkah-Langkah Pengembangan RPP tematik Terpadu
Deni Kurniawan (204: 125) menyebutkan prosedur
pengembangan RPP tematik terpadu adalah mengkaji silabus,
membuat jaringan tema, mengembangkan RPP (komponen
indikator, tujuan, strategi,materi serta evaluasi pembelajaran).
Dalam pengembangan RPP guru harus terlebih dahulu mengkaji
silabus yang ada disesuaikan dengan kondisi satuan pendidikan,
membuat jaringan tema atau tema apa yang akan diajarkan,
kemudian mengembangkan komponen-komponen yang ada
dalam RPP, seperti indikator ketercapaian kompetensi, tujuan
pembelajaran, materi yang akan diajarkan, strategi pembelajaran,
serta evaluasi pembelajaran.
Perencanaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disiapkan guru sebelum
melaksnakan pembelajaran tematik terpadu pada Kelas VB SD
Negeri Tegalrejo 1 Yogyakarta.
C. Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu
1. Pengertian Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu
Pelaksanaan pembelajaran adalah proses yang diatur sedemikian rupa menurut langkah – langkah tertentu agar pelaksanaan mencapai hasil
yang diharapkan (Nana Sudjana, 2010 : 136). B. Suryobroto (2002: 26),
interaksi guru dengan siswa dalam rangka menyampaikan bahan pelajaran
kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Seorang guru harus
melaksanakan pembelajaran yang telah direncanakan dengan
sebaik-baiknya guna menghasilkan pembelajaran yang bermakna bagi siswa
secara efektif dan efisien.
Berdasarkan pengertian ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan pembelajaran adalah langkah-langkah pelaksanaan dari
perencanaan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam
penelitian ini pelaksanaan pembelajaran yang dimaksud adalah
pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu.
2. Kegiatan dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu
Berdasarkan Permendikbud nomor 65 tahun 2013, pelaksanaan
pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi kegiatan
pendahuluan, inti dan penutup. Berikut adalah langkah-langkah dari
kegiatan pendahuluan, inti dan penutup yang harus dilaksanakan guru
dalam pelaksanaan pembelajaran sesuai kurikulum 2013.
a. Kegiatan Pendahuluan
Beberapa hal yang dilakukan guru dalam kegiatan pendahuluan
adalah sebagai berikut.
1) Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
2) Memberi motivasi belajar siswa secara kontekstual sesuai manfaat
dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari.
3) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah
dipelajari dan terkait dengan materi yang akan dipelajari.
4) Menjelaskan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar yang
akan dicapai.
5) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan
yang akan dilakukan siswa.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode
pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang
disesuaikan dengan karakteristik siswa dan mata pelajaran atau tema.
Guru dapat menggunakan pembelajaran tematik terpadu dan
menggunakan pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran yang
dilakukan.
1) Pembelajaran Tematik Terpadu
a) Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu
Pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk
memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa, Abdul
Majid (2014: 4). Dikatakan bermakna karena dengan
yang dipelajari melalui pengalaman secara langsung dan
menghubungkan dengan konsep lain yang telah dipahami.
Pengertian pembelajaran tematik terpadu seperti yang
termuat dalam dokumen kurikulum 2013 adalah pendekatan
pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi
dari berbagai mata pelajaran. Permendikbud Nomor 67 Tahun
2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD/MI
menyebutkan bahwa tematik terpadu disusun berdasarkan
gabungan proses integrasi seperti dijelaskan di atas sehingga
berbeda dengan pengertian tematik seperti yang diperkenalkan
pada kurikulum sebelumnya. Tema merajut makna berbagai
konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar
secara parsial. Dengan demikian, pembelajarannya
memberikan makna yang utuh kepada peserta didik seperti
tercermin pada berbagai tema yang tersedia.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran tematik terpadu adalah pendekatan pembelajaran
yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai
mata pelajaran.
b) Model Pembelajaran terpadu
(1) Pembelajaran Terpadu Model Cellular
Cellular Model adalah model pemisahan tradisional
dan secara nyata memisahkan bidang studi. Guru
mengaplikasikannya dalam bidang studi matematika,
science, social studies, language art or sciences,
humanities, fine and practical arts (Fogarty, 2009: 22).
(2) Pembelajaran Terpadu Model Connected
Pembelajaran terpadu tipe terhubung mengaitkan
satu pokok bahasan terhadap pokok bahasan berikutnya,
satu konsep terhadap konsep berikutnya, pada bidang
studi tertentu (Fogarty, 2009: 31).
(3) Pembelajaran Terpadu Model Nested
Pembelajaran terpadu model nested (tersarang)
merupakan model pembelajaran yang mengintegrasikan
sejumlah keterampilan belajar yang diberikan dalam satu
unit pembelajaran demi ketercapaian materi pelajaran
(Fogarty, 2009: 39).
(4) Pembelajaran Terpadu Model Sequenced
Pembelajaran terpadu model sequenced adalah
pembelajaran terpadu yang memadukan topik– topik
antar mata pelajaran yang berbeda secara paralel
(5) Pembelajaran Terpadu Model Shared
Model pembelajaran shared (terbagi) adalah model
pembelajaran terpadu yang muncul karena adanya
ketumpang tindihan materi pada dua mata pelajaran atau
lebih (Fogarty, 2009: 57).
(6) Pembelajaran Terpadu Model Webbed
Pembelajaran terpadu tipe terhubung menjelaskan
bahwa pembelajaran terpadu model webbed adalah
pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan
tematik. Pembelajaran dengan menggunakan tema–tema
tertentu dapat memotivasi dan menumbuhkan minat dan
motivasi peserta didik terhadap pembelajaran. (Fogarty,
2009: 65).
(7) Pembelajaran Terpadu Model Threaded
Pembelajaran terpadu model threaded (galur) adalah
model pembelajaran terpadu yang memadukan bentuk–
bentuk keterampilan seperti kemampuan berpikir
(thinking skills), kemampuan sosial (social skill), graphic
organizers, teknologi, dan pendekatan multiple
(8) Pembelajaran Terpadu Model Integrated
Pembelajaran terpadu model integrated atau
integratif merupakan pembelajaran terpadu yang
menggunakan pendekatan antar bidang studi. Dalam
pembelajaran terpadu model integrated, guru dapat
memilih konsep – konsep atau topik–topik tertentu yang
saling tumpang tindih untuk kemudian diintegrasikan
menjadi bidang studi tertentu (Fogarty, 2009: 92).
(9) Pembelajaran Terpadu Model Immersed
Pembelajaran terpadu model immersed (celupan)
adalah model pembelajaran terpadu yang membantu
siswa untuk memadukkan pengalaman dan pengetahuan
yang dimiliki oleh siswa (Fogarty, 2009: 102).
(10) Pembelajaran Terpadu Model Networked
Pembelajaran terpadu model networked (jaringan)
adalah pembelajaran terpadu yang mengandaikan
kemungkinan perubahan konsepsi, bentuk pemecahan
masalah, maupun tuntutan bentuk keterampilan baru
setelah peserta didik melakukan studi lapangan dalam
situasi, kondisi, maupun konteks yang berbeda (Fogarty,
Pembelajaran tematik terpadu yang dilaksanakan
dikelas tinggi (IV, V, dan IV) termasuk dalam salah satu
model pembelajaran terpadu menurut Robin Forgaty
(1991) yaitu webbed model (model jaring laba-laba).
“webbed curricula represent the thematic approach to
integrating subject matter”, Robin Fogarty (2009:65).
Pernyataan diatas meberikan penjelasan bahwa
kurikulum jaring laba-laba menggambarkan pendekatan
tematik untuk mengintegrasikan materi pembelajaran.
Berikut model pembelajaran jaring laba-laba (webbed
model):
Gambar 1. Webbed Model (Robin Fogarty, 2009: 65)
Gambar di atas menjelaskan bahwa bidang studi
diikat oleh tema. Pendekatan webbed model Subject
Matter Theme
Subject Matter
Subject Matter
Subject
Matter Subject
Matter
pengembangannya dimulai dengan menentukan tema
tertentu. Setelah tema disepakati antara guru dengan
siswa atau guru dengan guru, kemudian dikembangkan
sub-sub temanya dengan memperhatikan kaitannya
dengan bidang–bidang studi (Trianto, 2013: 41)
Selanjutnya dari sub-sub tema ini dikembangkan aktivitas
belajar yang harus dilakukan siswa. Modul implementasi
kurikulum 2013 (kemendikbud, 2013: 196) menyebutkan
bahwa beberapa tema telah disiapkan menyertai dokumen
Kurikulum 2013. Dalam penerapannya, guru dapat
mengembangkan atau memilih tema mana saja yang akan
dibelajarkan kepada siswa.
c) Karakteristik Pembelajaran Tematik Terpadu
Agus Wasisto (2013: 37-38) menyebutkan pembelajaran
tematik memiliki karateristik-karakteristik sebagai berikut:
(1) Berpusat pada siswa
Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student
centered). Hal ini sesuai dengan pendekatan modern yang
lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar,
sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator,
yaitu memberikan kemudahan kemudahan pada siswa
(2) Memberikan pengalaman langsung
Pembelajaran tematik dapat memberikan
pengalaman langsung pada siswa (direct experience).
Pengalaman langsung ini siswa dihadapkan pada
sesuatu yang nyata (kongret) sebagai dasar untuk
memahami hal-hal yang lebih abstrak.
(3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata
pelajaran tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran
diarahkan pada pembahasan tema-tema yang paling
dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
(4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
Dalam pembelajaran tematik menyajikan
konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses
pembelajaran. Dengan demikian siswa dapat memahami
konsep-konsep tersebut secara utuh.
(5) Bersifat fleksibel
Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel)
dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata
pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan
mengaitkan dengan kehidupan siswa dan keadaan
(6) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan
siswa
Siswa diberikan kesempatan untuk mengoptimalkan
potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan
kebutuhan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa karakteristik
pembelajaran terpadu adalah berpusat pada siswa,
memberikan pengalaman langsung, pemisahan mata
pelajaran tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari
berbagai mata pelajaran, bersifat luwes atau fleksibel,
dan pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan
siswa.
d) Tahap-tahap Pembelajaran Tematik Terpadu
Guru dalam penerapan pembelajaran tematik terpadu perlu memperhatikan langkah-langkah yang harus dilakukan
dalam merancang model pembelajaran tematik terpadu.
Tujuan dari mengikuti langkah-langkah tersebut adalah agar
pembelajaran sudah memiliki suatu konsep yang baik dan
sesuai alur, agar pembelajaran yang tercipta berjalan dengan
lancar dan tidak salah arah. Di dalam bahan sosialiasi
kurikulum 2013 oleh Kemendikbud, disebutkan ada 4 tahap
(1) Menentukan tema yang dimungkinkan disepakati
bersama siswa.
(2) Mengintegrasikan tema dengan kurikulum yang
sesuai dengan kurikulum yang berlaku dengan
mengedepankan dimensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
(3) Mendesain rencana pembelajaran yang mencakup
ruanglingkup tema tersebut.
(4) Melaksanakan aktivtitas pembelajaran yang
memungkinkan siswa belajar secara aktif.
2) Pendekatan Saintifik
Pembelajaran tematik terpadu sesuai dengan kurikulum 2013 menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach), sehingga
dalam langkah-langkah kegiatan pembelajarannya harus sesuai
dengan pendekatan tersebut. Panduan Teknis Kurikulum 2013
memaparkan, “pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang
mendorong anak untuk melakukan keterampilan-keterampilan
ilmiah (Kemendikbud, 2013: 9). Lebih lanjut dalam materi
pelatihan guru implementasi kurikulum 2013 (2013: 201)
diuraikan bahwa proses pembelajaran menggunaan pendekatan
scientific dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada
menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal
dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi
searah dari guru. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 81 A Tahun 2013 tentang Implementasi
Kurikulum diuraikan implementasi kegiatan pembelajaran terkait
kelima sifat pendekatan saintifik tersebut sebagai berikut.
a) Mengamati
“observing is the most fundamental of basic science process skills and includes sight and the other senses”,
Settlage & Southerland (2007: 31). Berdasarkan pendapat
diatas dapat diartikan mengamati adalah hal yang paling
mendasar dari keterampilan proses sains dan menggunakan
penglihatan dan indera lainnya. Kegiatan mengamati ini dapat
dilakukan dengan menggunakan panca indera, dan siswa
dapat melakukan kegiatan pengamatan dengan melihat,
menyimak, mendengar, dan membaca. Kegiatan mengamati
mendorong siswa untuk lebih aktif dalam proses
pembelajaran, melatih kemampuan siswa dalam
menggunakan alat inderanya untuk menemukan suatu benda
atau fakta terkait materi pembelajaran serta membuat
pembelajaran lebih bermakna karena siswa sendiri yang
yang sedang diajarkan guru. Sesuai Permendikbud No.81 A
tahun 2013, kompetensi yang dapat dikembangkan dalam
pendekatan saintifik untuk aspek mengamati adalah melatih
kesungguhan, ketelitian siswa dalam mencari informasi.
b) Menanya
Kegiatan menanya ini terkait dengan kegiatan mengamati yang sebelumnya dilakukan siswa. Siswa mengajukan
pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa
yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi
tambahan tentang apa yang diamati kepada guru sehingga
siswa terpancing rasa keingintahuan mereka. Dapat juga guru
yang melakukan kegiatan menanya tentang apa yang didapat
oleh siswa dalam kegiatan mengamati, sehingga mengarahkan
siswa untuk mendapati suatu kesimpulan sementara. Sesuai
Permendikbud No.81 A tahun 2013, kompetensi yang dapat
dikembangkan dalam pendekatan saintifik untuk aspek
menanya adalah Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu,
kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk
pikirankritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar
c) Mencoba/eksperimen
Kemendikbud dalam Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 (2013: 222) menguraikan aktivitas
pembelajaran yang nyata untuk eksperimen adalah: 1)
menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar
menurut tuntutan kurikulum; 2) mempelajari cara-cara
penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus
disediakan; 3) mempelajari dasar teoritis yang relevan dan
hasil-hasil eksperimen sebelumnya; 4) melakukan dan
mengamati percobaan; 5) mencatat fenomena yang terjadi,
menganalisis, dan menyajikan data; 6) menarik kesimpulan
atas hasil percobaan; dan 7) membuat laporan dan
mengkomunikasikan hasil percobaan. Kegiatan mengamati
sendiri dilakukan mulai dari persiapan, pelaksanaan, dan
tindak lanjut.
d) Mengasosiasikan/menalar
Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk
memperoleh simpulan berupa pengetahuan (Kemendikbud,
2013:217). “inferring is an attempt to explain the reason or
cause for what has has been observed,” Settlage &
penjelasan bahwa kegiatan menyimpulkan merupakan upaya
untuk menjelaskan alasan atau penjelasan apa yang telah
diamati. Menyimpulkan suatu hasil observasi dilakukan
dengan menalar apa yang didapat saat mengobservasi.
Kegiatan menalar membantu mengembangkan siswa untuk
membuat suatu simpulan yang sebelumnya didahului kegiatan
mengumpulkan informasi. Macam-macam kegiatan menalar
antara lain: 1) analogi, yaitu suatu proses penalaran dalam
pembelajaran dengan cara membandingkan sifat esensial yang
mempunyai kesamaan atau persamaan, 2) hubungan sebab-
akibat, yaitu hal-hal yang menjadi sebab dikemukakan
terlebih dahulu, kemudian ditarik simpulan yang berupa
akibat, 3) hubungan akibat-sebab, yaitu hal-hal yang menjadi
akibat dikemukakan terlebih dahulu, selanjutnya ditarik
simpulan yang merupakan penyebabnya (Kemendikbud,
2013:220-221).
e) Mengkomunikasikan
Abruscato dalam Nasution, (2005: 144) menjelaskan bahwa mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil
pengamatan yang berhasil dikumpulkan hasil pengamatan
yang berhasil dikumpulkan atau menyampaikan hasil
disampaikan dengan tulisa, lisan ataupun tabel. Trianto
(2013:144) mengkomunikasikan adalah mengatakan apa yang
diketahui dengan ucapan kata-kata, tulisan, gambar,
demonstrasi, atau grafik. Hasil tersebut disampaikan di kelas
dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar siswa secara
individu atau hasil belajar siswa secara berkelompok.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatam saintifik adalah pendekatan pembelajaran yang
mendorong siswa untuk melakukan
keterampilan-keterampilan ilmiah dalam memahami materi pelajaran.
Keterampilan ilmiah yang dapat diterapkan dalam proses
pembelajaran antara lain mengamati, menanya, mencoba,
menganalisis, dan mengkomunikasi.
c. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup, hal yang dilakukan guru bersama siswa baik
secara individual ataupun kelompok melakukan refleksi dan
mengevaluasi:
1) Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang
diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat
langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang
telah berlangsung.
3) Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas,
baik tugas individual maupun kelompok.
4) Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk
pertemuan selanjutnya.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran adalah suatu proses
interaksi antara guru dan siswa di mana guru menyampaikan
materi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya. Pelaksanaan
pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah interaksi
guru dan siswa selama proses pembelajaran, meliputi kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan akhir dalam
pembelajaran tematik terpadu pada kelas VB SD Negeri
Tegalrejo1.
D. Penilaian Pembelajaran Tematik Terpadu
Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses kurikulum 2013 menyebutkan bahwa penilaian proses pembelajaran menggunakan
pendekatan penilaian autentik (authentic assesment) yang menilai kesiapan
siswa, proses, dan hasil belajar secara utuh.
1. Pengertian Penilaian Autentik
berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau
menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran dan kompetensi
telah benar-benar dikuasai dan dicapai (Abdul Majid, 2007: 186-187).
Kunandar (2013: 36) menjelaskan, penilaian autentik adalah kegiatan
menilai peserta didik yang menekankan pada apa yang harusnya dinilai
baik proses maupun hasilnya dengan berbagai instrumen penelitian yang
disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di standar kompetensi
atau kompetensi inti dan kompetensi dasar. Penilaian autentik ini
dilakukan guru mulai dari awal pembelajaran, selama pembelajaran dan
diakhir pembelajaran sehingga diketahui kompetensi atau tujuan belajar
telah dikuasai siswa. Penilaian autentik ini banyak dilakukan dalam
proses pembelajaran bukan menekankan pada hasil belajar saja.
2. Jenis Penilaian Autentik
Berikut adalah jenis penilaian yang dapat digunakan dalam penilaian autentik.
1) Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan
mengamati kegiatan peserta didik dalam melakuan sesuatu,
(Sarjiwi Suwandi,2010:72). Penilaian ini digunakan untuk menilai
ketercapaian kompetensi tertentu dengan cara guru mengamati
kemampuan serta kinerja siswa dalam melakukan dan
menyatakan penilaian kinerja ini dibuat oleh guru menurut kriteria
yang diinginkan guru sesuai dengan keterampilan apa yang ingin
dinilai.
Metode/teknik penilaian kinerja menurut Abdul Majid (2007:
200-201) dibedakan menjadi 2 yaitu:
(1) metode holistik, yaitu penilaian yang hanya
memberikan satu buah skor atau nilai (single ratting) kepada
kinerja peserta berdasarkan kriteria secara keseluruhan.
(2) metode analytic, yaitu penskor memberikan penilaian
(skor) pada berbagai aspek yang berbeda yang berhubungan
dengan kinerja yang dinilai menggunakan checklist atau rating
scale.
2) Penilaian Proyek
Sarjiwi Suwandi (2010:86) mengartikan penilaian proyek
merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode /waktu tertentu. Penilaian ini menilai
penyelesaian tugas yang diberikan kepada siswa, mulai dari siswa
merencanakan,pengumpulan data, pengorganisasian, mengolah
data, sampai dengan mengkomunikasikan.
3) Penilaian Portofolio
Genesee dan Upshur (Sarwiji Suwandi, 2010: 92) mengatakan,
menunjukkkan kepada mereka (juga bagi yang lain) atas usaha,
kemajuan, dan pencapaian mereka dalam bidang studi tertentu.
Penilaian portofolio ini dapat berupa kumpulan-kumpulan hasil
pekerjaan siswa baik secara individu maupun kelompok,
kemudian siswa diajak untuk merefleksikan hasil pekerjaan dan
guru melakukan evaluasi terhadap pekerjaan siswa tersebut.
4) Penilaian Tertulis
Abdul Majid (2007: 195) mengemukakan bahwa Tes tertulis
merupakan tes dalam bentuk bahan tulisan (baik soal maupun
jawabannya). Dalam penilaian tertulis lebih baik guru
menggunakan tes berbentuk uraian, karena dapat mengetahui
seberapa jauh siswa mampu mengingat, mengetahui,
mengorganisasi, dan lain sebagainya, sehingga mampu
menggambarkan ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan
siswa.
3. Karakteristik Penilaian Autentik
Menurut Kunandar (2013: 39), karakteristik penilaian autentik adalah sebagai berikut:
a. Bisa digunakan untuk formatif maupun ke sumatif artinya
penilaian autentik.
b. Mengukur keterampilan dan performansi, bukan mengingat
c. Berkesinambungan dan terintegrasi.
d. Dapat digunakan sebagai feed back.
Berdasarkan penjelasan ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
penilaian autrntik adalah proses pengumpulan informasi yang
berupa kesiapan siswa, proses, dan hasil belajar secara utuh agar
dapat membuktikan bahwa pencapaian tujuan pembelajaran dan
kompetensi telah benar-benar dikuasai dan dicapai.
Penilaian yang dimaksud penelitian ini adalah penilaian yang
digunakan guru setelah melaksanakan tematik terpadu pada kelas
VB SD Negeri Tegalrejo 1.
E. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan kajian di atas, maka dapat diajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut.
4. Bagaimana cara guru merencanakan pembelajaran tematik terpadu kelas VB
SD Negeri Tegalrejo 1 pada tema 5 Bangga sebagai Bangsa Indonesia?
5. Bagaimana cara guru melaksanakan pembelajaran tematik terpadu kelas VB
SD Negeri Tegalrejo 1 pada tema 5 Bangga sebagai Bangsa Indonesia?
6. Bagaimana penilaian autentik yang dilakukan pada pembelajaran tematik
terpadu kelas VB SD Negeri Tegalrejo 1 pada tema 5 Bangga sebagai Bangsa
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami olehsubjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,
motivasi, tindakan dll, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk
kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Lexy J. Moleong, 2006: 6).
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk pada penelitian deskriptif kualitatif jika
digolongkan berdasarkan tujuannya. Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan
untuk menguji hipotesis tertentu, tapi hanya menggambarkan “apa adanya”
tentang sesuatu variable, gejala atau keadaan (Suharsimi Arikunto, 2010:
234). Nana Syaodih Sukmadinata (2010; 54) menyampaikan bahwa penelitian
deskriptif (descriptive research) adalah suatu metode penelitian yang
ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang
berlangsung saat ini atau saat yang lampau.
Penelitian deskriptif akan menggambarkan dan menginterpretasikan objek
yang diteliti menggunakan kata-kata, bukan dengan angka. Penelitian ini
dimaksudkan untuk mendeskripsikan suatu keadaan, melukiskan dan
Negeri Tegalrejo I. Oleh karena itu, penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif dengan pendekatan penelitian kualitatif.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Tegalrejo I, khususnya di kelas
VB. SD Negeri Tegalrejo 1 ini terletak di Jl. Bener No.40, Yogyakarta.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2014.
D. Subjek Penelitian
Sugiyono (2012: 299) menyatakan bahwa pada penelitian kualitatif,
peneliti memasuki situasi sosial tertentu, melakukan observasi dan wawancara
kepada orang yang dianggap tahu tentang situasi sosial tersebut. Dalam
penelitian kualitatif, subjek penelitian disebut informan. Pada penelitian ini,
peneliti mengambil subjek utama penelitian yaitu guru, siswa kelas VB dan
Kepala Sekolah SD Negeri Tegalrejo 1. Guru yang menjadi subjek penelitian
adalah guru kelas VB. Siswa kelas VB terdiri dari 29 orang pada saat kegiatan
observasi pembelajaran, dan 3 orang siswa saat kegiatan wawancara.
E. Sumber Data
Suharsimi Arikunto (2010: 88) mendefinisikan sumber data sebagai
benda, hal atau orang tempat peneliti mengamati, membaca atau bertanya
tentang data. Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata
dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain
(Lofland dan Lofland dalam Lexy J. Moleong, 2006: 157). Bila dilihat dari
dan sumber sekunder (Sugiyono, 2012: 308). Sumber data yang terdapat
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Data Primer (utama)
Moh Nazir (2005: 50) menyatakan, data Primer merupakan
sumber-sumber dasar yang merupakan bukti atau saksi utama.
Dalam hal ini adalah data utama yang diperoleh dari subjek
penelitian. Dalam penelitian ini, sumber data primer berupa
kata-kata atau tindakan yang didapat oleh peneliti dengan melakukan
pengamatan dan atau wawancara terhadap informan yakni 1orang
guru kelas VB, 29 siswa kelas VB orang pada saat kegiatan
observasi pembelajaran, 3 orang siswa kelas VB saat kegiatan
wawancara, dan 1 orang kepala sekolah terkait implementasi
pembelajaran tematik terpadu pada kelas VB SD Negeri Tegalrejo I.
2. Data Sekunder (tambahan)
Data sekunder merupakan data yang digunakan untuk
mendukung pembahasan yang ada dalam penelitian ini. Data
sekunder dalam penelitian ini berupa dokumen Silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), soal-soal evaluasi, hasil belajar
siswa, dan foto terkait dengan penelitian.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
data (Sugiyono, 2009: 224). Data yang diperlukan dalam penelitian ini
didapat dengan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut.
1. Observasi
Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti
baik secara langasung maupun tidak langsung untuk memperoleh
data yang harus dikumpulkan dalam penelitian (Djam’an Satori dan
Aan Komariah, 2011: 105). Kemudian, Nasution dalam Sugiyono
(2012: 226) menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu
pengetahuan. Ilmuwan di dunia memperoleh data atau ilmu yang
mereka temukan mealalui sebuah tahapan yang bernama observasi.
Sugiyono (2010: 204) mengatakan dari segi proses pelaksanaan
pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi participant
observation (observasi berperan serta) dan non participant
observation (obervasi non partisipan). Selanjutnya dari segi
instrumentasi yang digunakan, maka observasi dibedakan menjadi
observasi terstruktur dan tidak terstruktur.
Berdasarkan proses pelaksanaan pengumpulan data, dalam
penelitian ini peneliti menggunakan observasi non participant
karena peneliti tidak terlibat langsung dan sebagai pengamat
independen. Peneliti hanya mencatat, menganalisis, dan membuat
kesimpulan tentang implementasi pembelajaran tematik terpadu pada
instrumentasi, peneliti menggunakan observasi terstruktur karena
observasi telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang
diamati, kapan, dan di mana tempatnya. Sebelum melakukan
observasi, peneliti membuat pedoman observasi sebagai acuan dasar
agar proses pelaksanaan observasi tetap fokus dan tidak keluar dari
konteks yang menjadi tujuan utama penelitian yakni
mendeskripsikan implementasi pembelajaran tematik terpadu pada
[image:65.612.188.534.332.679.2]kelas VB SD Negeri Tegalrejo I.
Tabel 1. Daftar Tema dan Mata Pelajaran pada saat Pelaksanaan Observasi
No. Hari/Tanggal Tema Subtema Mata Pelajaran yang Ditemakan
1. Kamis, 20
November 2014 5.Bangga sebagai Bangsa Indonesia 1. Indonesiaku Bangsa yang kaya
Bahasa Indonesia SBdP