• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIKAP BAHASA SISWA SMPN 2 SIMANINDO DI SIMARMATA KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR TERHADAP BAHASA INDONESIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SIKAP BAHASA SISWA SMPN 2 SIMANINDO DI SIMARMATA KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR TERHADAP BAHASA INDONESIA."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

SIKAP BAHASA SISWA SMPN 2 SIMANINDO DI SIMARMATA

KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR

TERDADAP BAHASA INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra

Oleh

AFRITA SIDABARIBA

NIM 072222710002

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA INDONESIA

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidk terdpat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dn disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Maret 2013

(3)
(4)

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi ini diajukan oleh : Afrita Sidabariba, NIM 072222710002 Jurusan Sastra Indonesia

Program Studi Sastra Indonesia Strata Satu Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Medan

Dinyatakan telah memenuhi syarat Untuk memperoleh gelar

Sasrjana Sastra

Panitia Ujian

Medan, Maret 2013 Ketua,

Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. NIP 19641207 199103 2 002

Sekretaris,

(5)
(6)

ABTSRAK

Afrita Sidabariba, NIM 072222710002, Sikap Bahasa Siswa SMPN 2 Simanindo di Simarmata kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir Terhadap Bahasa Indonesia. Jurusan Sastra Indonesia. Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan. 2013

Pada kenyataan yang kita lihat sering masyarakat menganggap bahwa bahasa Indonesia adalah salah satu bahasa yang harus digunakan di lingkungan formal atau hanya dalam kalangan-kalangan tertentu yang kedengarannya akan janggal jika digunakan dalam kehidupan sehari-hari khusunya bagi siswa SMPN 2 Simanindo di Simarmata Kecamatan Simanindo kabupaten Samosir mereka menganggap bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa formal yang hanya dipakai oleh kalangan tertentu saja. Padahal bahasa Indonesia lazim digunakan oleh siapa saja (Masyarakat Indonesia). Namun, kenyataan yang terjadi di SMPN 2 Simanindo lebih suka menggunakan bahasa Batak Toba sebagai bahasa pengantar sehari-hari. Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran sekaligus data tentang sikap bahasa siswa SMPN 2 Sinanindo di Simarmata Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir terhadap bahasa Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi sikap bahasa siswa tersebut.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis kualitatif. Dari penelitian diperoleh data tentang sikap bahasa siswa SMPN 2 Simanindo di Simarmata kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir yang positif terhadap bahasa Indonesia.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena berkat

rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Judul skripsi ini adalah “

Sikap Bahasa Siswa SMPN 2 Simanindo di Simarmata Kecamatan Simanindo Kabupaten

Samosir terhadap bahasa Indonesia”. Skripsi ini merupakan karya ilmiah yang harus

diselesaikan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra di Fakultas Bahasa dan

Seni, Unimed.disamping persyaratan akademis, adalah juga ungkapan tanggung jawab

penulis sebagai seorang akademisi. Hal itu dilakukan melalui usaha penelitian ilmiah yang

diharapkan bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Apa yang penulis lakukan ini mungkin belum mencapai hasil yang maksimal, untuk

itu saran dan masukan yang dapat membangun skripsi ini dari pembaca sangat diharapkan.

Semoga skripsi ini dapat memberi masukan baru juga di bidang ilmu bahasa. Penulis juga

berharap penelitian ini membantu terhadap kegiatan-kegiatan penelitian lanjutan tentang

sikap bahasa siswa. Selanjutnya penulis sangat berharap penulisan skripsi ini memberi

pengaruh yang baik dalam perkembangan penelitian tentang pengetahuan di bidangnya.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, telah diterima berbagai bantuan yang tidak ternilai

harganya. Untuk itu penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si., selaku Rektor Universitas Negeri Medan,

2. Ibu Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni,

3. Ibu Dr. Rosmawaty, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang

telah mengizinkan penyelesaian penelitian ini,

4. Bapak Drs. Sanggup Barus, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra

Indonesia sekaligus Dosen Penguji II,

5. Bapak Drs. Azhar Umar, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

banyak memberikan masukan dalam penulisan skripsi ini,

6. Bapak M. Surip, S.Pd, M.Si., selaku Ketua Prodi Sastra Indonesia sekaligus sebagai

(8)

10. Seluruh pihak yang terkait dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat saya

sebutkan namanya satu persatu semoga Tuhan membalas kebaikan anda.

Disadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan.

Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak atau pembaca

yang sifatnya membangun guna mempebaiki skripsi ini.

Akhir kata diharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan

dapat dijadikan bahan masukan dalam penelitian yang bersifat sama seperti skripsi ini.

Medan, Februari 2013

Penulis,

Afrita Sidabariba

(9)

DAFTAR ISI

(10)

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26

C. Sumber Data ... 26

D. Alat Pengumpul Data ... 27

E. Teknik Analisis Data ... 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 29

A. Deskripsi Hasil Penelitian... 29

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 43

BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 54

A. Simpulan... 54

B. Saran... 55

DAFTAR PUSTAKA... .. ... 56

(11)

DAFTAR TABEL

TABEL 4.1 Sikap Bahasa Siswa SMPN 2 Simanindo Terhadap Bahasa

(12)

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sikap bahasa merupakan sebagian dari sosiolinguistik yang mengkaji tentang bahasa.

Jadi sikap bahasa tidak bisa lepas dari sosiolinguistik. Kebebasan memilih dan menggunakan

suatu bahasa, bukanlah berarti kebebasan mutlak. Kebebasan seperti ini hanya berlaku pada

situasi dan kondisi suatu tempat tertentu. Kenyataan menunjukkan bahwa sikap masyarakat

Indonesia tidaklah sama, di antara mereka ada yang bersikap positif dan ada pula yang

bersikap negatif. Berdasarkan kenyataan tersebut dapat diketahui bahwa seseorang yang

menggunakan suatu bahasa sangat mempengaruhi bahasa yang digunakannya dalam

kehidupannya sehari-hari.

Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional merupakan bahasa pengantar yang

digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah. Bahkan, bahasa Indonesia telah menjadi

mata pelajaran dasar dan pokok dalam pendidikan formal di Indonesia, mulai dari sekolah

dasar sampai dengan perguruan tinggi. Secara nasional kedudukan bahasa Indonesia adalah

pada tingkat pertama, bahasa daerah pada tingkat kedua dan bahasa asing pada tingkat ketiga.

Tetapi bagi sebagian besar orang Indonesia, dilihat dari segi emosional, keakraban dan

perolehan, bahasa daerah menduduki tingkat pertama, bahasa Indonesia menduduki tingkat

kedua dan bahasa asing ada di tingkat ketiga. Lalu, sikap terhadap ketiga bahasa itu pun tidak

ditentukan oleh urutan kedudukan ketiga bahasa itu secara nasional melainkan menurut segi

emosional, keakraban dan perolehan atau penggunaan bahasa tersebut. Jadi, bahasa daerah

mendapat perhatian pertama, bahasa Indonesia yang kedua dan bahasa asing yang ketiga.

Oleh karena itu, sebagian akibat dari sikap itu, bahasa daerah ( yang memang disukai dan

digunakan sejak kecil ) akan digunakannya sebaik mungkin; kalau perlu tanpa kesalahan

sedikit pun. Ada perasaan “ tidak enak ” terhadap orang lain yang menggunakan bahasa yang

(13)

Kesalahan dalam berbahasa daerah bisa dituduh sebagai tidak tahu bahasa, tidak sopan, atau kurang beradat-istiadat. Itulah sebabnya untuk menghindari kesalahan dalam berbahasa daerah ini, mereka menggunakan bahasa itu sebaik mungkin, atau kalau perlu tidak menggunakannya sama sekali dan menggantikannya dengan menggunakkan bahasa Indonesia. Kesalahan dalam berbahasa Indonesia, bagi mereka tidak perlu dipersoalkan; tetapi dalam berbahasa daerah bisa menjadi persoalan panjang. Sikap “asal dimengerti” dalam berbahasa Indonesia merupakan indikator yang paling jelas, bahwa bahasa Indonesia secara emosional dan keakraban bukanlah bahasa pertama yang perlu diperhatikan, melainkan hanya bahasa nomor dua ( Leonie Agustina, Sosiolinguistik : 241 ).

Hal yang demikian akan menimbulkan sikap bagi si pemakai bahasa, bagaimana

seseorang akan menyikapi bahasa yang dikuasainnya apakah sipemakai bahasa tersebut

bersikap positif atau negatif terhadap bahasa Indonesia dan faktor-faktor apa saja yang

menyebabkan timbulnya masalah bagi mereka untuk menggunakan bahasa indonesia dalam

kehidupan mereka sehari-hari.

Setiap masyarakat dalam kehidupan berinteraksi dengan sesuatu yang ada di sekitar lingkungannya, baik terhadap manusia, peristiwa, norma-norma, gejala-gejala sosial, atau aktivitas-aktivitas tertentu. Sampai akhir tahun lima puluhan banyak golongan intelektual di Indonesia yang masih bersifat negatif terhadap bahasa Indonesia di samping mereka yang besifat positif ( Chaer, 1993 : 50 ).

Pada kenyataan yang kita lihat sering masyarakat menganggap bahwa bahasa

Indonesia adalah salah satu bahasa yang harus digunakan di lingkungan formal atau hanya

dalam kalangan-kalangan tertentu yang kedengarannya akan janggal jika digunakan dalam

kehidupan sehari-hari khususnya siswa SMPN 2 Simanindo di Simarmata, Kecamatan

Simanindo, Kabupaten Samosir mereka menganggap bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa

formal yang hanya dipakai oleh kalangan tertentu saja. Padahal bahasa Indonesia lazim

digunakan oleh siapa saja ( masyarakat Indonesia ). Namun, kenyataan yang terjadi di SMPN

2 Simanido di Simarmata, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir bahwa siswa lebih

suka menggunakan bahasa Batak Toba sebagai bahasa pengantar sehari-hari.

Berdasarkan hasil observasi ( penjajakan awal ) ternyata mereka bangga jika

berbahasa Batak Toba . ( bahasa daerah ) hal ini sejalan dengan ( jurnal Sugiyono,2010: 179 )

(14)

bahasa ibu mereka sehari-hari. SMPN 2 Simanindo di Simarmata, Kecamatan Simanindo,

Kabupaten Samosir adalah salah satu contoh masyarakat yang hidup di tengah-tengah

masyarakat yang menggunakan dua bahasa sekaligus sebagai alat untuk berkomunikasi atau

sering disebut sebagai dwibahasawan yang biasanya menggunakan bahasa Batak Toba

sebagai bahasa ibu dan bahasa indonesia sebagai bahasa kedua. Meskipun ada kecenderungan

siswa menggunakan dua bahasa dalam kehidupan sehari-hari, namun bahasa Indonesia juga

dipakai dalam lingkungan formal. Mengingat siswa SMPN 2 Simanindo di Simarmata

Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir terdiri dari beragam suku ( Batak Toba,

Simalungun, Karo, Nias dan Jawa ) ternyata mereka masih menghargai bahasa indonesia

sebagai bahasa pengantar resmi oleh Gunarwan 1982 ( dalam Sugiyono, 2010: 182 )

membuktikan bahwa siswa masih bersikap positif terhadap bahasa Indonesia baku. Hal itu

dianggap sebagai sikap yang menggembirakan, karena sikap tersebut akan berpengaruh

terhadap sikap masyarakat lainnya dalam menggunakan bahasa Indonesia.

Selanjutnya Edward 1994 : 97-98 ( dalam Sugiyono,2010 : 183 ) menyatakan bahwa

konsep sikap merupakan disposisi untuk bertindak suka atau tidak suka terhadap suatu objek

yaitu, perasaan, pengetahuan, dan perilaku. Oleh Richard 1992: 199 ( dalam Sugiyono )

menyatakan bahwa sikap bahasa menyangkut cerminan kesan terhadap kesulitan dan

kemudahan dalam mempelajari bahasa, tingkat kepentingan, keindahan dan status sosial

bahasa yang dipelajari. Menurut Gerungan ( 1991: 149 ) Seseorang bebas memilih dan

menggunakan suatu bahasa, tetapi sekarang ini terdapat banyak faktor yang membatasi

seseorang untuk menggunakan bahasa dalam suatu lingkungan masyarakat. Faktor-faktor

yang mempengaruhi sikap bahasa tersebut adalah faktor intern (yang ada dalam diri manusia

) yaitu perasaan sebagai suatu hal yang dapat mempengaruhi sikap atau sering disebut dengan

(15)

dengan faktor yang berasal dari lingkungan yang sering disebut dengan kebudayaan ataupun

tradisi kehidupan suatu kelompok masyarakat.

Demikian halnya dengan siswa SMPN 2 Simanindo di Simarmata, Kecamatan

Simanindo, Kabupaten Samosir yang setiap hari menggunakan bahasa Batak Toba di dalam

melaksanakan segala kegiatannya. Para siswa ini terkadang jadi tidak dapat membedakan dan

menyesuaikan cara pemakaian bahasa yang seharunya mereka gunakan dilingkungan mereka

berada. Dalam berinteraksi di lingkungan sekolah, hampir sebagian besar siswa yang tidak

memperhatikan kaidah bahasa Indonesia, Hal ini terjadi kemungkinan karena mereka merasa

sebagai masyarakat yang masih tinggal di daerah yang masih kental dengan adat dan norma

yang terdapat di daerah tersebut yaitu bahasa Batak Toba dan norma-norma adat yang masih

sangat kental melekat di kehidupan masyarakat desa tersebut mereka tidak perlu

memperhatikan penggunaan bahasa Indonesia mereka sesuai dengan kaidah bahasa

Indonesia. karena mereka berprinsip, yang penting dapat dimengerti.

Sebagai anggota masyarakat yang tinggal dan yang melakukan segala aktifitasnya

dengan menggunakan bahasa Batak Toba, bagi mereka menggunakan bahasa Indonesia

dalam melakukan segala aktifitas baik di lingkugan formal dan informal bukanlah suatu hal

yang sangat penting untuk di permasalahkan. Kerena bagi mereka dapat menggunakan bahasa

Indonesia dengan benar di lingkungan sekolah tanpa mengetahui fungsi dan peranan bahasa

Indonesia secara lebih mendalam bagi kehidupan mereka untuk kedepannya itu sudah cukup.

Hal ini terjadi karena bila mereka menggunakan bahasa Indonesia dalam segala aktifitas

mereka sehari-hari sekalipun itu dalam lingkungan sekolah, mereka merasa itu sangat

berlebihan, kerena dengan menggunakan bahasa Batak Tobapun teman yang lain akan dapat

mengerti apa maksud kata yang disampaikan karena mereka sama-sama masyarakat yang

(16)

Selain hal tersebut, yang menjadi latar belakang penulis tertarik untuk meneliti

tentang sikap bahasa siswa SMPN 2 Simanindo di Simarmata, Kecamatan Simanindo,

Kabupaten Samosir terhadap bahasa Indonesia adalah para siswa ini merupakan anggota

masyarakat yang hidup dan berhadapan langsung dengan situasi kehidupan yang

menggunakan dua bahasa sekaligus dan dalam situasi ini, bahasa yang sangat berperan dalam

kehidupan mereka sehari-hari adalah bahasa ibu mereka (bahasa Batak Toba) padahal mereka

adalah calon-calon generasi penerus bangsa dan kaum terdidik yang seharusnya mampu

menggunakan, memahami fungsi dan peranan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Dengan demikian bagi para siswa SMPN 2 Simanindo di Simarmata, Kecamatan

Simanindo, Kabupaten Samosir mungkin akan mengalami kesulitan untuk mengetahui

peranan bahasa Indonesia bagi kehidupan mereka, dan mereka juga akan mengalami

kesulitan untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar jika suatu saat nanti

mereka berada di luar daerah mereka yang menggunakan bahasa yang berbeda dengan bahasa

daerah yang mereka miliki. Selain itu, mereka juga akan mengalami kesulitan jika berada

dilingkungan formal yang menuntut mereka untuk menggunakan bahasa Indonesia ragam

formal dengan baik dan benar.

Berdasarkan fenomena tersebut penulis merasa tertarik untuk meneliti bagaimana

sikap siswa SMPN 2 Simanindo di Simarmata, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir

terhadap bahasa Indonesia.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan tersebut maka identifikasi

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Siswa SMPN 2 Simanindo di Simarmata Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir

tidak dapat menyesuaikan pemakaian bahasa Indonesia sesuai dengan kondisi tempat

(17)

2. Siswa SMPN 2 Simanindo di Simarmata Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir

beranggapan bahwa bahasa Indonesia adalah salah satu bahasa yang hanya digunakan

di lingkungan formal atau hanya untuk kalangan-kalangan tertentu saja.

3. Siswa SMPN 2 Simanindo di Simarmata Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir

lebih senang menggunakan bahasa Batak Toba dibandingkan menggunakan bahasa

indonesia dalam kehidupan mereka sehari-hari, baik dalam situasi formal dan

nonformal.

4. Sikap siswa SMPN 2 Simanindo di Simarmata Kecamatan Simanindo Kabupaten

Samosir terhadap penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.

C. Pembatasan Masalah

Penelitian mengenai sikap bahasa siswa ini membatasi penelitian dengan

mendeskripsikan sikap atau penilaian siswa terhadap bahasa Indonesia berdasarkan kebiasaan

siswa yang lebih senang menggunakan bahasa Batak Toba dibandingkan dengan

menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan mereka sehari-hari.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana sikap siswa SMPN 2 Simanindo di Simarmata Kecamatan Simanindo

Kabupaten Samosir terhadap bahasa Indonesia ?

2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi sikap siswa terhadap pemakaian bahasa

indonesia ?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran sekaligus data tentang :

1. Sikap siswa SMPN 2 Simanindo di Simarmata Kecamatan Simanindo Kabupaten

Samosir terhadap bahasa Indonesia.

(18)

F. Manfaat Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan adalah penting, dengan dasar pemikiran akan

berguna bagi peneliti maupun orang lain. Manfaat penelitian merupakan hasil yang

diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat.

Adapun manfaat yang diharapkan pada penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini dapat bermanfaat dan memperkaya studi kebahasaan nusantara dan

menjadi informasi bagi kita bagaimana keberadaan bahasa Indonesia di daerah.

2. Langkah awal bagi peneliti untuk mengetahui bagaimana sikap siswa SMPN 2

Simanindo di Simarmata Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir terhadap bahasa

Indonesia.

3. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya referensi yang diperlukan untuk studi

(19)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasrkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa

sikap siswa SMPN 2 Simanindo Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir positif terhadap

bahasa Indonesia. Hal ini terlihat jelas dari hasil jawaban-jawaban yang mereka berikan pada

pertanyaan/ pernyataan dalam angket yang di bagikan oleh peneliti yang hasilnya sebagai

berikut 37 pertanyaan/ pernyataan (92,5%) menunjukkan sikap yang positif terhadap bahasa

indonesia. Hanya 3 pertanyaan/ pernyataan (7,5%) yang mengarah ke sikap yang negatif

terhadap bahasa Indonesia.

Hasil penelitian ini juga memperjelas faktor-faktor yang mempengaruhi sikap siswa

SMPN 2 Simanindo terhadap bahasa Indonesia. Faktor-faktor tersebut adalah, (1) Latar

belakang status sosial ekonomi, pendidikan dan pekerjaan. Faktor ini mempengaruhi sikap

siswa terhadap bahasa Indonesia jika mereka berhadapan dengan lawan bicara mereka yang

memiliki status sosial yang tinggi atau rendah, (2) emigrasi (situasi tempat), hal ini sangat

berpengaruh terhadap sikap siswa, karena siswa SMPN 2 adalah anggota masyarakat yang

menghadapi dua situasi lingungan sekaligus, yaitu lingkungan sekolah dan lingkungan tempat

mereka tinggal, (3) identitas etnik , karena mayoritas dari siswa SMPN 2 Simanindo memilki

suku yang sama yaitu Batak Toba, jadi hal ini sangat memberi pengaruh besar terhadap sikap

mereka dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti menyarankan:

1. Perlunya dilakukan penyuluhan kepada seluruh siswa SMPN 2 Simanindo di

(20)

diri untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, khusunya jika

sedang berada di lingkungan sekolah,

2. Bagi seluruh siswa SMPN 2 Simanindo di Simarmata, Kecamatan Simanindo,

Kabupaten Samosir untuk lebih meningkatkan lagi kebiasaan dalam menggunakan

bahasa Indonesia dengan baik dan benar,karena dengan demikian kemampuan

berbahasa Indonesia mereka akan lebih terasah lagi, dan

3. Bagi siswa SMPN 2 Simanindo di Simarmata Kecamatan Simanindo Kabupaten

Samosir, sebagai generasi kaum terdidik harus mampu melestarikan keberadaan

bahasa Indonesia, sekalipun mereka masih tinggal dan bersekolah di daerah yang

(21)

1

DAFTAR PUSTAKA

Adul, A.M. 1986. Sikap Bahasa: perilaku Manusia Indonesia dalam berbahasa. Tunas Bangsa. Jakarta.

Agustina, Leonie.1995. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta : Rineka Cipta

Basuki Suhardi.1990. Bilingualime dan Pengajaran Bahasa. Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Chaer, Abdul. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.

Edward.1994. Sikap Bahasa Dalam Sugiyono. JurnalSikap Masyarakat

KotaBesar Indonesia terhadap Bahasa IndonesiaVol.8: 178-189. Jakarta : Pusat Bahasa.

Garvin, P.L dan Mathiot M.1968. “ The Urbanization of The Guarani Language : Problem in Language And Culture” dalam Chaer (ed) 2004.

Gunarwan.1971. Sikap Bahasa Dalam JurnalSikap Masyarakat Kota Besar Indonesia terhadap Bahasa IndonesiaVol.8: 178-189. Jakarta : Pusat Bahasa.

Halim, Amran. 1976. Fungsi Politik Bahasa Indonesia Dalam Politik Bahasa Nasional. Jilid I.akarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Nasional.

Kridalaksana, Harimurti. 2001. Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa. Flores :Nusa Indah.

Moeliono, A.M. 1988 “ Sikap Bahasa yang Berkait dengan Usaha.” Makalah Kongres Bahasa Indonesia V. Depddikbud Jakarta.

Moleong, Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosda.

Purba, Antilan. 1996. Kompetensi Komunikatif Bahasa Indonesia. Medan : Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni IKIP Medan.

Richard.1992. Sikap Bahasa Dalam Sugiyono. JurnalSikap Masyarakat

(22)

2

Ridwan, H. 1995. Sikap Bahasa. Medan : Sekolah Tinggi Bahasa Asing HARAPAN.

Tarigan, H.G. 1990. Pengajaran Bahasa Komunikatif. FPBS IKIP Bandung

Triandis.1971. Sikap Bahasa Dalam Jurnal Sikap Masyarakat Kota Besar Indonesia terhadap Bahasa IndonesiaVol.8: 178-189. Jakarta : Pusat Bahasa.

Gambar

TABEL 4.1 Sikap Bahasa Siswa  SMPN 2 Simanindo Terhadap Bahasa

Referensi

Dokumen terkait

Minimnya pengetahuan tentang peran penting teknik penggunaan jarak tanam pada proses rehabilitasi mengakibatkan banyak bibit yang ditanam yang tidak tumbuh sempurna

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk mengetahui 1) penerapan strategi pembelajaran Aktif, inovatif, kratif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM)

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DIPADU DENGAN METODE PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1

Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis berapa besar pengaruh variabel harga cabai merah, jumlah penduduk dan pendapatan terhadap permintaan cabai merah di

Meskipun di antara motif ukir rumah gadang tersebut adalah variasi dari ragam hias yang telah ada, tetapi masing-masing motif memilliki makna filosofis yang dalam bagi

Jika sakelar (S) ditutup dan arus listrik mengalir sesuai arah I seperti pada gambar, maka urutan perubahan energi yang terjadi adalah ….. Dua buah gaya bekerja pada sebuah

rapid ICT dilakukan oleh tiga orang pemeriksa, yang bertujuan untuk dapat menghilangkan faktor subjektivitas, maka hasil pemeriksaan antigen TB rapid ICT pada 30 sampel

Untuk menguji variabel bebas secara parsial terhadap variabel terkait digunakan pengujian koefisien regresi secara.. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada