• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MEDIA KOMPUTER (CYBERLINK POWER DIRECTOR)DENGAN ALAT PERAGA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII SMP SWASTA PANCA BUDI MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MEDIA KOMPUTER (CYBERLINK POWER DIRECTOR)DENGAN ALAT PERAGA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII SMP SWASTA PANCA BUDI MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN MINAT DAN PENALARAN SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MEDIA KOMPUTER (CYBERLINK POWER DIRECTOR) DENGAN ALAT

PERAGA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII SMP PANCA BUDI MEDAN T. A 2013/2014

Oleh :

Chardiana Wulandari NIM.409311008

Program Studi Pendidikan matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iii

PERBEDAAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MEDIA KOMPUTER (CYBERLINK

POWER DIRECTOR) DENGAN ALAT PERAGA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII

SMP SWASTA PANCA BUDI MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014

CHARDIANA WULANDARI (409311008) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah minat dan penalaran

siswa yang diajar dengan menggunakan media komputer (Cyberlink

Powerdirector) lebih baik daripada minat dan penalaran siswa yang diajar dengan alat peraga pada materi pecahan di kelas VII SMP Panca Budi Medan.

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Panca Budi Medan yang terdiri dari 8 kelas. Kemudian dipilih 2 kelas secara acak yaitu kelas

VII3 sebanyak 30 siswa sebagai kelas eksperimen I dengan pembelajaran

menggunakan media komputer (Cyberlink Powerdirector) dan kelas VII5

sebanyak 30 siswa sebagai kelas eksperimen II menggunakan alat peraga. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan instrumen untuk minat berupa tes minat yang disusun dalam model skala likert yang telah valid dengan reliabilitas sangat tinggi yaitu 0,89 dengan jumlah item sebanyak 21 butir, untuk penalaran berupa pretes dan postes berbentuk essay yang telah valid dengan reliabilitas pretes tinggi yaitu 0,61 dan reliabilitas postes sedang yaitu 0,54 dengan jumlah item 5 soal.

Pada kelas ekpsrimen I diperoleh nilai rata-rata pre-test minat 2,232 dan pos-test minat 2,76 serta nilai rata-rata pre-test penalaran 27,2 dan pos-test penalaran 80,86. Sedangkan pada kelas eksperimen II diperoleh nilai rata-rata pre-test minat 2,171 dan pos-pre-test minat 2,437 serta nilai rata-rata pre-pre-test penalaran 27,6 dan pos-test penalaran 74,2. Dari hasil analisis data pre-test dan pos-test kelas eksperimen I diperoleh L0 < Ltabelyaitu untuk pre-test minat 0,1034 < 0,161,

test minat 0,1594 < 0,161 dan untuk pre-test penalaran 0,1580 < 0,161, pos-test penalaran 0,1279 < 0,161. Sedangkan kelas eksperimen II diperoleh L0< Ltabel

yaitu untuk pre-test minat 0,0776 < 0,161, pos-test minat 0,1027 < 0,161 dan untuk pre-test penalaran 0,1588 < 0,161, pos-test penalaran 0,1373 < 0,161. Sehingga dapat disimpulkan data pre-test dan pos-test kedua kelas berdistribusi normal. Dari uji homogenitas data pre-test dan pos-test kedua sampel homogen, dimana Fhitung < Ftabel yaitu untuk minat, pre-test 1,595< 1,86 dan pos-test 1,66 <

1,86, untuk penalaran, pre-test 1,115< 1,86 dan pos-test 1,288 < 1,86. Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan uji t. Setelah dilakukan uji hipotesis menggunakan uji-t didapat bahwa thitung> ttabel yaitu untuk minat 4,227 > 1,67155

dan untuk penalaran 2,011 > 1,67155. Hal ini berarti thitung> ttabel maka Ho ditolak

dan Haditerima. Dapat disimpulkan bahwa minat dan penalaran siswa yang diajar

(4)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Persetujuan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 7

1.3. Batasan Masalah 7

1.4. Rumusan Masalah 7

1.5. Tujuan Penelitian 8

1.6. Manfaat Penelitian 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 9

2.1.1. Pengertian Minat Belajar 9

2.1.2. Peranan Minat Belajar 10

2.1.3. Pengertian Penalaran 11

2.1.4. Kemampuan Penalaran 12

2.1.5. Kemampuan Penalaran Matematis Siswa 13

2.1.6. Media Pembelajaran 14

2.1.7. Manfaat Media Pembelajaran 17

2.1.8. Komputer Sebagai Media Pembelajaran 18

2.1.9. Cyberlink Power Director 19

(5)

vii

2.1.11. Perbedaan Media Komputer dengan Aplikasi Cyberlink

Power Director dan Alat Peraga 29

2.1.12. Pecahan 30

2.2. Kerangka Konseptual 38

2.3. Penelitian yang Relevan 41

2.4. Hipotesis Penelitian 41

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 42

3.2.Populasi dan Sampel 42

3.2.1. Populasi Penelitian 42

3.2.2. Sampel Penelitian 42

3.3. Variabel Penelitian 42

3.3.1. Variabel Bebas 43

3.3.2. Variabel Terikat 43

3.4. Jenis dan Desain Penelitian 43

3.5. Prosedur Penelitian 43

3.6. Instrumen Penelitian 45

3.6.1. Tes Minat 45

3.6.2. Penalaran 46

3.7. Uji Instrumen Penelitian 48

3.7.1. Uji Validitas 49

3.7.2. Uji Reliabilitas 50

3.8. Teknik Analisis Data 52

3.8.1. Menghitung Mean dan Estándar Deviasi 52

3.8.2. Uji Normalitas 53

3.8.3. Uji Homogenitas 55

3.8.4. Uji Hipotesis 57

3.8.5. Analisis Data Gain 60

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian 61

(6)

viii

4.2.1. Uji Normalitas Data 64

4.2.2. Uji Homogenitas Data 66

4.2.3. Pengujian Hipotesis 66

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 72

5.2.Saran 72

(7)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Perbedaan media komputer dengan aplikasi cyberlink

power director dan alat peraga 29

Tabel 3.1. Desain Penelitian 43

Tabel 3.2. Kualifikasi Minat Belajar Matematika 45

Tabel 3.3. Kisi-kisi Tes Minat 46

Tabel 3.4. Kisi-kisi Pre-Test 47

Tabel 3.5. Kisi-kisi Post-Test 47

Tabel 3.6. Pedoman Penskoran 48

Tabel 3.7. Klasifikasi Validitas Tes 49

Tabel 3.8. Klasifikasi Indeks Reliabilitas Tes 51

Tabel 3.9. Kriteria Tingkat Gain 60

Tabel 4.1. Data Pre-test Minat Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II 61

Tabel 4.2. Data Pre-test Penalaran Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II 62

Tabel 4.3. Data Pos-test Minat Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II 63

Tabel 4.4. Data Pos-test Penalaran Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II 63

Tabel 4.5. Ringkasan Rata-rata Nilai Pre-test dan Pos-tes Kedua Kelas 64

Tabel 4.6. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Minat Siswa 65

Tabel 4.7. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Penalaran Siswa 65

Tabel 4.8. Data Hasil Uji Homogenitas Untuk Hasil Tes Minat 66

(8)

xi

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Arti Pecahan 21

Gambar 2.2. Contoh Pecahan 21

Gambar 2.3. Pecahan Senilai 21

Gambar 2.4. Membandingkan Pecahan 21

Gambar 2.5. Contoh Alat Peraga 25

Gambar 2.6. Apel 25

(10)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Tes Minat 75

Lampiran 2 RPP I Kelas Eksperimen I 78

Lampiran 3 RPP II Kelas Eksperimen I 81

Lampiran 4 RPP III Kelas Eksperimen I 84

Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa I Kelas Eksperimen I 88

Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa II Kelas Eksperimen I 90

Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa III Kelas Eksperimen I 93

Lampiran 8 Alternatif Penyelesaian LKS Kelas Eksperimen I 95

Lampiran 9 RPP I Kelas Eksperimen II 100

Lampiran 10 RPP II Kelas Eksperimen II 104

Lampiran 11 RPP III Kelas Eksperimen II 107

Lampiran 12 Lembar Kerja Siswa I Kelas Eksperimen II 112

Lampiran 13 Lembar Kerja Siswa II Kelas Eksperimen II l 116

Lampiran 14 Lembar Kerja Siswa III Kelas Eksperimen II 121

Lampiran 15 Alternatif Penyelesaian LKS Kelas Eksperimen II 126

Lampiran 16 Kisi-kisi Pre-Test 131

Lampiran 17 Pre-Test 132

Lampiran 18 Kunci Jawaban Pre-Tes 134

Lampiran 19 Kisi-kisi Post-Test 138

Lampiran 20 Post-Test 139

Lampiran 21 Kunci Jawaban Postes 141

Lampiran 22 Tabel Uji Validitas Tes Minat 145

Lampiran 23 Analisis Butir Tes Minat 146

Lampiran 24 Perhitungan Validitas Tes Penalaran 151

Lampiran 25 Perhitungan Reliabilitas Tes Penalaran 155

Lampiran 26 Data Pre-test Minat Kelas Eksperimen I 160

Lampiran 27 Data Pre-test Minat Kelas Eksperimen II 161

(11)

xii

Lampiran 29 Data Pos-test Minat Kelas Eksperimen II 163

Lampiran 30 Data Hasil Pre-test Penalaran Kelas Eksperimen I 164

Lampiran 31 Data Hasil Pre-test Penalaran Kelas Eksperimen II 165

Lampiran 32 Data Hasil Pos-test Penalaran Kelas Eksperimen I 166

Lampiran 33 Data Hasil Pos-test Penalaran Kelas Eksperimen II 167

Lampiran 34 Data Hasil Tes Minat Siswa 168

Lampiran 35 Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians

Nilai Pre-test dan Pos-test Minat 170

Lampiran 36 Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians

Peningkatan (Selisih Postes dan Pretes Minat) Kelas

Eksperimen I dan Eksperimen II 174

Lampiran 37 Data Hasil Tes Penalaran Siswa 176

Lampiran 38 Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians

Nilai Pre-test dan Pos-test Penalaran 178

Lampiran 39 Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians

Peningkatan (Selisih Postes dan Pretes Penalaran) Kelas

Eksperimen I dan Eksperimen II 182

Lampiran 40 Perhitungan Normalitas Hasil Tes Minat 184

Lampiran 41 Perhitungan Normalitas Hasil Tes Penalaran 191

Lampiran 42 Uji Homogenitas 196

Lampiran 43 Uji Hipotesis 200

Lampiran 44 Kisi-kisi dan penskoran Pretes dan postes Penalaran

Siswa Berdasarkan Aspek/Indikator yang Diukur 204

Lampiran 45 Data Hasil Tes Penalaran Siswa Berdasarkan

Aspek/Indikator Penalaran 205

Lampiran 46 Analisis Data Gain (Penalaran) 208

Lampiran 47 Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors 213

Lampiran 48 Luas Distribusi Normal Standar 214

Lampiran 49 Nilai Kritis Distribusi F 216

Lampiran 50 Nilai Kritis Distribusi t 217

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses untuk menghasilkan sumberdaya manusia

yang berkualitas baik, yaitu generasi cerdas dan bertakwa serta memiliki daya

saing. Hasil ini menjadi tuntutan di era globalisasi seperti saat ini. Perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat dewasa ini sangat berpengaruh

disemua bidang pendidikan terutama mata pelajaran matematika. Kegunaan

matematika bukan hanya memberi kemampuan dalam perhitungan kuantitatif,

tetapi juga dalam penataan berfikir, terutama dalam hal pembentukan kemampuan

menganalisis, membuat sintesis, melakukan evaluasi, hingga kemampuan

memecahkan masalah. Dengan melihat pentingnya matematika, maka mtematika

perlu diberikan sejak pendidikan dasar dengan tujuan agar peserta didik dapat

memiliki kemampuan memperoleh, mengolah dan memanfaatkan informasi untuk

bertahan hidup yang selalu berubah dan kompetetif

Hasil belajar matenatika di Indonesia memang masih rendah. Banyak

faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya kemampuan dan hasil belajar

matematika siswa. Salah satunya yaitu siswa sering merasa bosan, kurang

berminat untuk belajar matematika, matematika sebagai pelajaran yang kurang

menyenangkan dan menganggap matematika sulit dipelajari. Sehinnga ada

kenyataan bahwa matematika menjadi pelajaran menakutkan bagi para siswa

yang kemudian merekapun tidak mampu menerapkan teori di sekolah untuk

memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Daryanti (2009) bahwa :

Sampai saat ini masih terdapat suatu kesalahan persepsi terhadap

matematika, matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang

(13)

2

Apabila siswa sudah menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit

dan membosankan serta menjadi momok bagi para siswa hal ini akan memberikan

pengaruh yang buruk dalam belajar matematika.

Matematika merupakan ilmu yang paling penting dalam pengembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh sebab itu matematika diajarkan dalam

setiap jenjang pendidikan, mulai pendidikan tingkat dasar sampai pendidikan

tingkat tinggi. Cockroft (dalam Abdurahman, 2003:252) menyatakan :

Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.

Idealnya matematika adalah pelajaran yang diminati oleh siswa karena

matematika merupakan pelajaran yang penting. Disamping matematika adalah

induk dari ilmu pengetahuan lainnya, konsep-konsep matematika juga dapat

dipergunakan dalam memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

Bahkan matematika adalah salah satu mata pelajaran yang menjadi indicator

untuk kelulusan.

Namun, kondisi yang ditemukan dilapangan justru menunjukkan

rendahnya minat dan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika. Sedangkan

minat belajar merupakan hal utama yang harus dimiliki setiap orang sebelum

belajar karena tanpa minat keberhasilan sulit dicapai. Menurut Slameto (2003:57)

“minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang

dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar

sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik lagi bagi siswa”.

Mengingat pentingnya matematika, maka guru harus membuat siswa

menguasai pelajaran matematika yang dapat bermanfaat untuk kehidupan yang

akan datang. Salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah dapat

memecahkan masalah dimana dalam memecahkan masalah tersebut

membutuhkan penalaran. Salah satu aspek yang ditekankan dalam kurikulum

(14)

3

Karena penalaran (reasoning) menurut Keraf dan Suharman (2007:160) bahwa

“Penalaran adalah suatu proses berpikir yang berusaha menghubungkan

fakta-fakta yang diketahui menuju pada suatu kesimpulan”.

Kemampuan penalaran siswa merupakan aspek penting karena dapat

digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah lain, baik masalah matematika

maupun masalah kehidupan sehari-hari. Siswa yang memiliki kemampuan

penalaran yang tinggi serta mampu mengkomunikasikan ide atau gagasan

matematikanya dengan baik cenderung mempunyai pemahaman yang baik

terhadap konsep yang dipelajari serta mampu memecahkan permasalahan yang

berkaitan dengan konsep yang dipelajari nantinya akan berpengaruh pada hasil

belajar siswa. Dengan kata lain prestasi belajar matematika akan menjadi lebih

baik.

Oleh karena itu minat dan kemampuan penalaran merupakan faktor

penting yang ikut menentukan keberhasilan belajar matematika. Kurangnya minat

dan rendahnya kemampuan penalaran siswa terhadap proses pembelajaran akan

berpengaruh pada hasil belajar siswa.

Permasalahan yang terjadi di SMP Panca Budi yaitu kurangnya minat

belajar matematika siswa yang menjadi salah satu faktor penyebab hasil belajar

matematika masih rendah. Kesimpulan ini diperoleh berdasarkan hasil observasi

yang telah penulis lakukan di sekolah tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa

siswa tidak senang belajar matematika, tidak memiliki keinginan untuk

menanyakan materi pelajaran yang tidak dimengerti, tidak berusaha mempelajari

marematika dengan membaca buku-buku referensi lain diperpustakaan, jarang

mendiskusikan pelajaran matematika dengan teman ataupun guru dan sebagainya.

Siswa menganggap matematika adalah pelajaran yang sangat sulit dan

membosankan. Matematika yang memiliki objek yang bersifat abstrak

mengakibatkan siswa kesulitan dalam memahami konsep matematika.

Melihat kondisi rendahnya minat belajar dan kemampuan penalaran siswa,

guru merupakan salah satu faktor terbesar yang mempengaruhi minat dan

penalaran siswa dalam mempelajari matematika. Untuk mencapai tujuan

(15)

4

ke siswa. Oleh karena itu guru memerlukan keterampilan untuk membuat

pembelajaran yang lebih inovatif salah satunya adalah dengan menggunakan

media dalam mengajarkan matematika. Penggunaan media dalam mengajarkan

matematika sangat penting untuk mengurangi keabstrakan objek-objek

matematika. Penggunaan media dalam KBM diharapkan dapat membangkitkan

minat siswa agar merasa tertarik pada bidang studi matematika dan senang

mempelajarinya. Sesuai yang dikemukakan Hamalik (Arsyad, 2009:15) :

Pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan ransangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.

Dalam hal ini banyak media pembelajaran yang dapat digunakan dalam

mengajarkan matematika yang harus disesuaikan dengan materi yang akan

diajarkan agar pesan pembelajaran yang disampaikan dapat diterima oleh siswa.

Dalam hal ini media yang dapat digunakan untuk menjadikan pembelajaran yang

lebih efektif dan menyenangkan adalah media komputer dan media alat peraga.

Menurut Munadi (2008 : 149) :

Komputer merupakan salah satu media yang dapat membantu siswa dalam proses belajar mengajar. Dengan banyaknya sumber belajar dalam komputer yang dapat merangsang beberapa indera diharapkan dapat mengaktifkan fungsi-fungsi psikologis siswa meliputi fungsi kognitif, fungsi konatif-dinamik, fungsi afektif, dan fungsi sensori-motorik.

Menurut Team Nerd

(http://teammnerd.blogspot.com/2011/12/cyberlink-powerdirector-ultra-10001129a.html) “CyberLink PowerDirector adalah program

editing video digital yang memungkinkan Anda menciptakan profesional-cari

video dan slideshow foto, lengkap dengan musik, suara-overs, efek khusus,

transisi, dan banyak lagi”

Cyberlink Power Director diharapkan mampu untuk meningkatkan minat

dan penalaran siswa dalam mempelajari matematika. Dengan aplikasi ini kita

dapat merancang sebuah video pembelajaran yang berisikan materi pelajaran

matematika yang di rancang secara baik dengan memasukkan sisi-sisi kegemaran

(16)

5

dengan kualitas yang cukup baik yang dibuat oleh pemula sekalipun, video ini

juga bisa di ulang-ulang siswa selama pelajaran berlangsung pada bagian-bagian

tertentu yang belum dia pahami, juga bisa disimpan di flashdisk atau CD untuk

diputar lagi di rumah. Dengan video tersebut diharapkan mampu menumbuhkan

minat siswa dan meningkatkan penalaran siswa dalam belajar matematika serta

memfokuskan perhatian siswa pada pelajaran yang disampaikan.

Penerapan aplikasi Cyberlink Power Director dalam pembelajaran telah

diteliti oleh Mawarni (2009) hasil penelitiannya yaitu aplikasi Cyberlink Power

Director baik untuk diterapkan dalam meningkatkan minat dan penalaran siswa,

karena : (1) Komputer dapat mengakomodasikan siswa yang lambat menerima

pelajaran. (2) Komputer dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan dan

simulasi karena tersedianya animasi gambar, warna dan music yang dapat

menambah realism. (3) Kendali berada ditangan siswa sehingga tingkat kecepatan

belajar siswa dapat disesuaikan dengan tingkat penguasaannya. Dengan kata lain

komputer dapat berinteraksi dengan siswa secara perorangan misalnya dengan

bertanya dan menilai jawaban. (4) Pelajaran menjadi lebih menarik karena

disajikan dalam bentuk video yang dekat dengan siswa sehingga membuat minat

siswa untuk memperhatikan dan fokus terhadap materi pelajaran yang disajikan.

Sedangkan media alat peraga adalah alat bantu dalam pengajaran

khususnya matematika yang nantinya akan bermanfaat bagi kelangsungan

pembelajaran. Alat peraga digunakan untuk menerapkan konsep matematika,

dapat juga berupa benda nyata dan dapat juga berupa gambar atau diagram.

E.T. Russeffendi (dalam rahmad desi basuki, 2003 :9) menerangkan

bahwa:

Alat peraga merupakan alat bantu untuk menerangkan atau mewujudkan konsep matematika. Benda-benda itu misalnya batu-batuan, atau kacang-kacangan untu menerangkan konsep bilangan; kubus (bendanya) untuk menjelaskan konsep-konsep titik (sudut kubus), ruas garis (rusuk kubus), daerah bujur sangkar (sisi kubus), dan mewujudkan kubus itu sendiri; benda bidang beraturan untuk menerangkan konsep pecahan; benda-benda

seperti cincin, gelang, permukaan gelas dan sebagainya untuk

(17)

6

Dengan menggunakan alat peraga interaksi yang terjadi dalam proses

belajar mengajar lebih optimal; tidak terjadi interaksi satu arah, karena siswa ikut

terlibat secara aktif. Dengan menggunakan benda-benda yang nyata (konkret)

yaitu alat peraga diharapkan dapat meningkatkan penalaran dan menumbuhkan

minat belajar matematika siswa.

Sesuai dengan hasil penelitian yang diteliti oleh Afrianti (2008) yaitu ada

peningkatan yang signifikan terhadap minat dan hasil belajar siswa yang diajar

menggunakan media alat peraga, karena : (1) Alat peraga dapat membuat

pendidikan lebih efektif dengan jalan menungkatkan semangat belajar siswa. (2)

Alat peraga menunjukkan lebih sesuai dengan perorangan, dimana para siswa

belajar dengan banyak kemungkinan sehingga belajar berlangsung sangat

menyenangkan bagi masing-masing individu. (3) alat peraga memungkinkan

belajar lebih cepat segera bersesuaian antara kelas dan diluar kelas. (4) Alat

peraga memungkinkan mengajar lebih sistemstis dan teratur.

Salah satu materi dalam ruang lingkup pembelajaran matematika pada

Sekolah Menengah Pertama adalah Pecahan. Materi ini berkaitan dengan

kehidupan sehari-hari dan dapat disajikan dalam bentuk soal cerita yang berkaitan

dengan kehidupan sehari-hari. Materi tentang pecahan dapat dijelaskan dengan

menggunakan benda-benda yang nyata (konkret) baik benda-benda yang ada

dalam kehidupan sehari-hari, maupun benda-benda yang dibuat oleh guru untuk

menerangkan konsep-konsep pecahan. Materi pecahan juga dapat dirancang dan

dibuat kedalam bentuk video pembelajaran dengan menggunakan aplikasi

Cyberlink Power Director.

Oleh karena itu penulis tertarik untuk mencari tahu bagaimana minat dan

penalaran siswa dalam belajar matematika dengan pembelajaran menggunakan

media, yaitu media komputer (Cyberlink Power Director) dan media alat peraga

yang diharapkan mampu untuk menumbuhkan minat dan meningkatkan penalaran

siswa. Bagaimana perbedaan dari minat dan penalaran siswa yang diajar dengan

menggunakan media komputer (cyberlink Power director) dengan minat dan

(18)

7

Berdasarkan pemikiran diatas, penulis tertarik untuk meneliti tentang

“Perbedaan Minat dan Penalaran Siswa yang Diajar Menggunakan Media Komputer (Cyberlink Power Director) dengan Alat Peraga Pada Materi Pecahan di Kelas VII SMP Panca Budi Medan Tahun Ajaran 2013/2014”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi

masalah-masalah sebagai berikut :

1. Siswa tidak menyukai pelajaran matematika

2. Minat belajar siswa rendah

3. Kemampuan penalaran siswa rendah

4. Hasil belajar matematika siswa rendah

5. Guru belum menggunakan media yang dapat menarik perhatian siswa dalam

mengajarkan matematika

1.3. Batasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan masalah dan keterbatasan peneliti, maka

masalah yang disebutkan dalam identifikasi masalah di atas dibatasi pada

perbedaan minat dan penalaran siswa yang diajar menggunakan media komputer

(cyberlink power director) dengan alat peraga pada materi pecahan di kelas VII

SMP Swasta Panca Budi Medan Tahun Ajaran 2013/2014.

1.4. Rumusan Masalah

Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah minat belajar siswa yang diajar menggunakan media komputer

(Cyberlink Power Director) lebih baik daripada minat belajar siswa yang diajar

menggunakan alat peraga pada materi pecahan di kelas VII SMP Swasta Panca

Budi Medan Tahun ajaran 2013/2014 ?

2. Apakah penalaran siswa yang menggunakan media komputer (Cyberlink

(19)

8

alat peraga pada materi pecahan di kelas VII SMP Swasta Panca Budi Medan

Tahun ajaran 2013/2014 ?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain :

1. Mengetahui apakah minat belajar siswa yang diajar menggunakan media

komputer (Cyberlink PowerDirector) lebih baik daripada minat belajar siswa

yang diajar menggunakan alat peraga pada materi pecahan di kelas VII SMP

Swasta Panca Budi Medan Tahun Ajaran 2013/2014.

2. Mengetahui apakah penalaran siswa yang diajar menggunakan media komputer

(Cyberlink PowerDirector) lebih baik daripada penalaran siswa yang diajar

menggunakan alat peraga pada materi pecahan di kelas VII SMP Swasta Panca

Budi MedanTahun Ajaran 2013/2014.

1.6. Manfaat penelitian

Setelah penelitian dilaksanakan, diharapkan hasil penelitian ini dapat

bermanfaat dan memberikan sumbangan pemikiran atau masukan yang berarti

terhadap peningkatan kualitas pendidikan, terutama:

1. Bagi siswa, memperoleh pengalaman bagaimana cara membangkitkan minat

belajar matematika.

2. Bagi guru, memperoleh suatu media pembelajaran yang lebih tepat dalam

rangka meningkatkan minat belajar matematika siswa.

3. Bagi sekolah, terdorong untuk melengkapi media pembelajaran matematika

yang dapat digunakan guru untuk mengajar matematika.

4. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan untuk dapat menerapkan hasil

penelitian dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah dimasa yang akan

(20)

71

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil analisis data hasil belajar (post-test) kedua kelas sampel, maka

dapat disimpulkan bahwa:

1. Minat belajar siswa yang diajar menggunakan media komputer (cyberlink

power director ) lebih baik daripada minat belajar siswa yang diajar

menggunakan alat peraga pada materi pecahan di kelas VII SMP Swasta

Panca Budi Medan Tahun ajaran 2013/2014.

2. Penalaran siswa yang diajar menggunakan media komputer (cyberlink

power director ) lebih baik daripada penalaran siswa yang diajar

menggunakan alat peraga pada materi pecahan di kelas VII SMP Swasta

Panca Budi Medan Tahun ajaran 2013/2014.

5.2. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka

diberikan beberapa saran antara lain:

1. Agar pembelajaran lebih efektif, maka kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan media komputer (Cyberlink Powerdirector) memerlukan

sarana dan prasarana yang memadai.

2. Dalam pembuatan video pembelajaran guru harus mampu membuat video

semenarik mungkin sesuai dengan kesenangan siswa agar dapat menarik

perhatian siswa untuk belajar.

3. Pada pembelajaran menggunakan alat peraga diharapkan agar guru lebih

dahulu mempersiapkan media-media yang akan dijadikan sebagai alat

peraga agar waktu pembelajaran menjadi efisien, dan guru diharapkan

dapat menciptakan alat peraga yang permanen yang dapat digunakan untuk

pembelajaran selanjutnya.

4. Kepada peneliti selanjutnya agar lebih menyempurnakan penelitian,

(21)

72

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka

Cipta, Jakarta.

Adinawan, M., Cholik., dan Sugijono, (2006), Matematika Untuk SMP Kelas VII

1A Semester 1, Erlangga, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Arikunto, Suharmisi., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Edisi Revisi IV, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Arsyad, A., (2009),Media Pembelajaran,PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Daryanto., (2010),Belajar dan Mengajar,CV Yrama Widya, Bandung.

Djamara., (2011),Psikologi Belajar, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Djamara., dan Zain., (2010),Strategi Belajar Mengajar,PT Rineka Cipta, Jakarta.

FMIPA Unimed., (2010), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa

Program Studi Pendidikan,FMIPA Unimed, Medan.

Hamalik, Oemar., (2001),Proses Belajar Mengajar,PT Bumi Aksara, Jakarta.

Muhibbin., (2003),Psikologi Belajar, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Munadhi, Yudhi., (2008),Media Pembelajaran,Gaung Persada Press, Jakarta.

Purwanto., (2009),Evaluasi Hasil Belajar, Pustaka Belajar, Yogyakarta.

Sadiman, A., Dkk., (2009),Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Shadiq, Fadjar., (2007), Kecakapan Diri Sendiri,

http://www.p4tkmatematika.org.pdf

Slameto., (2003), Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana., (2005),Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.

Sudjana, Nana., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja

(22)

73

Sulaiman, A.H., (2000),Media Audio Visual Untuk Pengajaran, Penerangan, dan

Referensi

Dokumen terkait