PERBEDAAN MINAT DAN PENALARAN SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MEDIA KOMPUTER (CYBERLINK POWER DIRECTOR) DENGAN ALAT
PERAGA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII SMP PANCA BUDI MEDAN T. A 2013/2014
Oleh :
Chardiana Wulandari NIM.409311008
Program Studi Pendidikan matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
PERBEDAAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MEDIA KOMPUTER (CYBERLINK
POWER DIRECTOR) DENGAN ALAT PERAGA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII
SMP SWASTA PANCA BUDI MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014
CHARDIANA WULANDARI (409311008) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah minat dan penalaran
siswa yang diajar dengan menggunakan media komputer (Cyberlink
Powerdirector) lebih baik daripada minat dan penalaran siswa yang diajar dengan alat peraga pada materi pecahan di kelas VII SMP Panca Budi Medan.
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Panca Budi Medan yang terdiri dari 8 kelas. Kemudian dipilih 2 kelas secara acak yaitu kelas
VII3 sebanyak 30 siswa sebagai kelas eksperimen I dengan pembelajaran
menggunakan media komputer (Cyberlink Powerdirector) dan kelas VII5
sebanyak 30 siswa sebagai kelas eksperimen II menggunakan alat peraga. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan instrumen untuk minat berupa tes minat yang disusun dalam model skala likert yang telah valid dengan reliabilitas sangat tinggi yaitu 0,89 dengan jumlah item sebanyak 21 butir, untuk penalaran berupa pretes dan postes berbentuk essay yang telah valid dengan reliabilitas pretes tinggi yaitu 0,61 dan reliabilitas postes sedang yaitu 0,54 dengan jumlah item 5 soal.
Pada kelas ekpsrimen I diperoleh nilai rata-rata pre-test minat 2,232 dan pos-test minat 2,76 serta nilai rata-rata pre-test penalaran 27,2 dan pos-test penalaran 80,86. Sedangkan pada kelas eksperimen II diperoleh nilai rata-rata pre-test minat 2,171 dan pos-pre-test minat 2,437 serta nilai rata-rata pre-pre-test penalaran 27,6 dan pos-test penalaran 74,2. Dari hasil analisis data pre-test dan pos-test kelas eksperimen I diperoleh L0 < Ltabelyaitu untuk pre-test minat 0,1034 < 0,161,
test minat 0,1594 < 0,161 dan untuk pre-test penalaran 0,1580 < 0,161, pos-test penalaran 0,1279 < 0,161. Sedangkan kelas eksperimen II diperoleh L0< Ltabel
yaitu untuk pre-test minat 0,0776 < 0,161, pos-test minat 0,1027 < 0,161 dan untuk pre-test penalaran 0,1588 < 0,161, pos-test penalaran 0,1373 < 0,161. Sehingga dapat disimpulkan data pre-test dan pos-test kedua kelas berdistribusi normal. Dari uji homogenitas data pre-test dan pos-test kedua sampel homogen, dimana Fhitung < Ftabel yaitu untuk minat, pre-test 1,595< 1,86 dan pos-test 1,66 <
1,86, untuk penalaran, pre-test 1,115< 1,86 dan pos-test 1,288 < 1,86. Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan uji t. Setelah dilakukan uji hipotesis menggunakan uji-t didapat bahwa thitung> ttabel yaitu untuk minat 4,227 > 1,67155
dan untuk penalaran 2,011 > 1,67155. Hal ini berarti thitung> ttabel maka Ho ditolak
dan Haditerima. Dapat disimpulkan bahwa minat dan penalaran siswa yang diajar
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Persetujuan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 7
1.3. Batasan Masalah 7
1.4. Rumusan Masalah 7
1.5. Tujuan Penelitian 8
1.6. Manfaat Penelitian 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis 9
2.1.1. Pengertian Minat Belajar 9
2.1.2. Peranan Minat Belajar 10
2.1.3. Pengertian Penalaran 11
2.1.4. Kemampuan Penalaran 12
2.1.5. Kemampuan Penalaran Matematis Siswa 13
2.1.6. Media Pembelajaran 14
2.1.7. Manfaat Media Pembelajaran 17
2.1.8. Komputer Sebagai Media Pembelajaran 18
2.1.9. Cyberlink Power Director 19
vii
2.1.11. Perbedaan Media Komputer dengan Aplikasi Cyberlink
Power Director dan Alat Peraga 29
2.1.12. Pecahan 30
2.2. Kerangka Konseptual 38
2.3. Penelitian yang Relevan 41
2.4. Hipotesis Penelitian 41
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 42
3.2.Populasi dan Sampel 42
3.2.1. Populasi Penelitian 42
3.2.2. Sampel Penelitian 42
3.3. Variabel Penelitian 42
3.3.1. Variabel Bebas 43
3.3.2. Variabel Terikat 43
3.4. Jenis dan Desain Penelitian 43
3.5. Prosedur Penelitian 43
3.6. Instrumen Penelitian 45
3.6.1. Tes Minat 45
3.6.2. Penalaran 46
3.7. Uji Instrumen Penelitian 48
3.7.1. Uji Validitas 49
3.7.2. Uji Reliabilitas 50
3.8. Teknik Analisis Data 52
3.8.1. Menghitung Mean dan Estándar Deviasi 52
3.8.2. Uji Normalitas 53
3.8.3. Uji Homogenitas 55
3.8.4. Uji Hipotesis 57
3.8.5. Analisis Data Gain 60
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian 61
viii
4.2.1. Uji Normalitas Data 64
4.2.2. Uji Homogenitas Data 66
4.2.3. Pengujian Hipotesis 66
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 72
5.2.Saran 72
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Perbedaan media komputer dengan aplikasi cyberlink
power director dan alat peraga 29
Tabel 3.1. Desain Penelitian 43
Tabel 3.2. Kualifikasi Minat Belajar Matematika 45
Tabel 3.3. Kisi-kisi Tes Minat 46
Tabel 3.4. Kisi-kisi Pre-Test 47
Tabel 3.5. Kisi-kisi Post-Test 47
Tabel 3.6. Pedoman Penskoran 48
Tabel 3.7. Klasifikasi Validitas Tes 49
Tabel 3.8. Klasifikasi Indeks Reliabilitas Tes 51
Tabel 3.9. Kriteria Tingkat Gain 60
Tabel 4.1. Data Pre-test Minat Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II 61
Tabel 4.2. Data Pre-test Penalaran Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II 62
Tabel 4.3. Data Pos-test Minat Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II 63
Tabel 4.4. Data Pos-test Penalaran Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II 63
Tabel 4.5. Ringkasan Rata-rata Nilai Pre-test dan Pos-tes Kedua Kelas 64
Tabel 4.6. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Minat Siswa 65
Tabel 4.7. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Penalaran Siswa 65
Tabel 4.8. Data Hasil Uji Homogenitas Untuk Hasil Tes Minat 66
xi
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Arti Pecahan 21
Gambar 2.2. Contoh Pecahan 21
Gambar 2.3. Pecahan Senilai 21
Gambar 2.4. Membandingkan Pecahan 21
Gambar 2.5. Contoh Alat Peraga 25
Gambar 2.6. Apel 25
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Tes Minat 75
Lampiran 2 RPP I Kelas Eksperimen I 78
Lampiran 3 RPP II Kelas Eksperimen I 81
Lampiran 4 RPP III Kelas Eksperimen I 84
Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa I Kelas Eksperimen I 88
Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa II Kelas Eksperimen I 90
Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa III Kelas Eksperimen I 93
Lampiran 8 Alternatif Penyelesaian LKS Kelas Eksperimen I 95
Lampiran 9 RPP I Kelas Eksperimen II 100
Lampiran 10 RPP II Kelas Eksperimen II 104
Lampiran 11 RPP III Kelas Eksperimen II 107
Lampiran 12 Lembar Kerja Siswa I Kelas Eksperimen II 112
Lampiran 13 Lembar Kerja Siswa II Kelas Eksperimen II l 116
Lampiran 14 Lembar Kerja Siswa III Kelas Eksperimen II 121
Lampiran 15 Alternatif Penyelesaian LKS Kelas Eksperimen II 126
Lampiran 16 Kisi-kisi Pre-Test 131
Lampiran 17 Pre-Test 132
Lampiran 18 Kunci Jawaban Pre-Tes 134
Lampiran 19 Kisi-kisi Post-Test 138
Lampiran 20 Post-Test 139
Lampiran 21 Kunci Jawaban Postes 141
Lampiran 22 Tabel Uji Validitas Tes Minat 145
Lampiran 23 Analisis Butir Tes Minat 146
Lampiran 24 Perhitungan Validitas Tes Penalaran 151
Lampiran 25 Perhitungan Reliabilitas Tes Penalaran 155
Lampiran 26 Data Pre-test Minat Kelas Eksperimen I 160
Lampiran 27 Data Pre-test Minat Kelas Eksperimen II 161
xii
Lampiran 29 Data Pos-test Minat Kelas Eksperimen II 163
Lampiran 30 Data Hasil Pre-test Penalaran Kelas Eksperimen I 164
Lampiran 31 Data Hasil Pre-test Penalaran Kelas Eksperimen II 165
Lampiran 32 Data Hasil Pos-test Penalaran Kelas Eksperimen I 166
Lampiran 33 Data Hasil Pos-test Penalaran Kelas Eksperimen II 167
Lampiran 34 Data Hasil Tes Minat Siswa 168
Lampiran 35 Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians
Nilai Pre-test dan Pos-test Minat 170
Lampiran 36 Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians
Peningkatan (Selisih Postes dan Pretes Minat) Kelas
Eksperimen I dan Eksperimen II 174
Lampiran 37 Data Hasil Tes Penalaran Siswa 176
Lampiran 38 Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians
Nilai Pre-test dan Pos-test Penalaran 178
Lampiran 39 Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians
Peningkatan (Selisih Postes dan Pretes Penalaran) Kelas
Eksperimen I dan Eksperimen II 182
Lampiran 40 Perhitungan Normalitas Hasil Tes Minat 184
Lampiran 41 Perhitungan Normalitas Hasil Tes Penalaran 191
Lampiran 42 Uji Homogenitas 196
Lampiran 43 Uji Hipotesis 200
Lampiran 44 Kisi-kisi dan penskoran Pretes dan postes Penalaran
Siswa Berdasarkan Aspek/Indikator yang Diukur 204
Lampiran 45 Data Hasil Tes Penalaran Siswa Berdasarkan
Aspek/Indikator Penalaran 205
Lampiran 46 Analisis Data Gain (Penalaran) 208
Lampiran 47 Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors 213
Lampiran 48 Luas Distribusi Normal Standar 214
Lampiran 49 Nilai Kritis Distribusi F 216
Lampiran 50 Nilai Kritis Distribusi t 217
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan proses untuk menghasilkan sumberdaya manusia
yang berkualitas baik, yaitu generasi cerdas dan bertakwa serta memiliki daya
saing. Hasil ini menjadi tuntutan di era globalisasi seperti saat ini. Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat dewasa ini sangat berpengaruh
disemua bidang pendidikan terutama mata pelajaran matematika. Kegunaan
matematika bukan hanya memberi kemampuan dalam perhitungan kuantitatif,
tetapi juga dalam penataan berfikir, terutama dalam hal pembentukan kemampuan
menganalisis, membuat sintesis, melakukan evaluasi, hingga kemampuan
memecahkan masalah. Dengan melihat pentingnya matematika, maka mtematika
perlu diberikan sejak pendidikan dasar dengan tujuan agar peserta didik dapat
memiliki kemampuan memperoleh, mengolah dan memanfaatkan informasi untuk
bertahan hidup yang selalu berubah dan kompetetif
Hasil belajar matenatika di Indonesia memang masih rendah. Banyak
faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya kemampuan dan hasil belajar
matematika siswa. Salah satunya yaitu siswa sering merasa bosan, kurang
berminat untuk belajar matematika, matematika sebagai pelajaran yang kurang
menyenangkan dan menganggap matematika sulit dipelajari. Sehinnga ada
kenyataan bahwa matematika menjadi pelajaran menakutkan bagi para siswa
yang kemudian merekapun tidak mampu menerapkan teori di sekolah untuk
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Daryanti (2009) bahwa :
Sampai saat ini masih terdapat suatu kesalahan persepsi terhadap
matematika, matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang
2
Apabila siswa sudah menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit
dan membosankan serta menjadi momok bagi para siswa hal ini akan memberikan
pengaruh yang buruk dalam belajar matematika.
Matematika merupakan ilmu yang paling penting dalam pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh sebab itu matematika diajarkan dalam
setiap jenjang pendidikan, mulai pendidikan tingkat dasar sampai pendidikan
tingkat tinggi. Cockroft (dalam Abdurahman, 2003:252) menyatakan :
Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.
Idealnya matematika adalah pelajaran yang diminati oleh siswa karena
matematika merupakan pelajaran yang penting. Disamping matematika adalah
induk dari ilmu pengetahuan lainnya, konsep-konsep matematika juga dapat
dipergunakan dalam memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Bahkan matematika adalah salah satu mata pelajaran yang menjadi indicator
untuk kelulusan.
Namun, kondisi yang ditemukan dilapangan justru menunjukkan
rendahnya minat dan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika. Sedangkan
minat belajar merupakan hal utama yang harus dimiliki setiap orang sebelum
belajar karena tanpa minat keberhasilan sulit dicapai. Menurut Slameto (2003:57)
“minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang
dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar
sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik lagi bagi siswa”.
Mengingat pentingnya matematika, maka guru harus membuat siswa
menguasai pelajaran matematika yang dapat bermanfaat untuk kehidupan yang
akan datang. Salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah dapat
memecahkan masalah dimana dalam memecahkan masalah tersebut
membutuhkan penalaran. Salah satu aspek yang ditekankan dalam kurikulum
3
Karena penalaran (reasoning) menurut Keraf dan Suharman (2007:160) bahwa
“Penalaran adalah suatu proses berpikir yang berusaha menghubungkan
fakta-fakta yang diketahui menuju pada suatu kesimpulan”.
Kemampuan penalaran siswa merupakan aspek penting karena dapat
digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah lain, baik masalah matematika
maupun masalah kehidupan sehari-hari. Siswa yang memiliki kemampuan
penalaran yang tinggi serta mampu mengkomunikasikan ide atau gagasan
matematikanya dengan baik cenderung mempunyai pemahaman yang baik
terhadap konsep yang dipelajari serta mampu memecahkan permasalahan yang
berkaitan dengan konsep yang dipelajari nantinya akan berpengaruh pada hasil
belajar siswa. Dengan kata lain prestasi belajar matematika akan menjadi lebih
baik.
Oleh karena itu minat dan kemampuan penalaran merupakan faktor
penting yang ikut menentukan keberhasilan belajar matematika. Kurangnya minat
dan rendahnya kemampuan penalaran siswa terhadap proses pembelajaran akan
berpengaruh pada hasil belajar siswa.
Permasalahan yang terjadi di SMP Panca Budi yaitu kurangnya minat
belajar matematika siswa yang menjadi salah satu faktor penyebab hasil belajar
matematika masih rendah. Kesimpulan ini diperoleh berdasarkan hasil observasi
yang telah penulis lakukan di sekolah tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa
siswa tidak senang belajar matematika, tidak memiliki keinginan untuk
menanyakan materi pelajaran yang tidak dimengerti, tidak berusaha mempelajari
marematika dengan membaca buku-buku referensi lain diperpustakaan, jarang
mendiskusikan pelajaran matematika dengan teman ataupun guru dan sebagainya.
Siswa menganggap matematika adalah pelajaran yang sangat sulit dan
membosankan. Matematika yang memiliki objek yang bersifat abstrak
mengakibatkan siswa kesulitan dalam memahami konsep matematika.
Melihat kondisi rendahnya minat belajar dan kemampuan penalaran siswa,
guru merupakan salah satu faktor terbesar yang mempengaruhi minat dan
penalaran siswa dalam mempelajari matematika. Untuk mencapai tujuan
4
ke siswa. Oleh karena itu guru memerlukan keterampilan untuk membuat
pembelajaran yang lebih inovatif salah satunya adalah dengan menggunakan
media dalam mengajarkan matematika. Penggunaan media dalam mengajarkan
matematika sangat penting untuk mengurangi keabstrakan objek-objek
matematika. Penggunaan media dalam KBM diharapkan dapat membangkitkan
minat siswa agar merasa tertarik pada bidang studi matematika dan senang
mempelajarinya. Sesuai yang dikemukakan Hamalik (Arsyad, 2009:15) :
Pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan ransangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Dalam hal ini banyak media pembelajaran yang dapat digunakan dalam
mengajarkan matematika yang harus disesuaikan dengan materi yang akan
diajarkan agar pesan pembelajaran yang disampaikan dapat diterima oleh siswa.
Dalam hal ini media yang dapat digunakan untuk menjadikan pembelajaran yang
lebih efektif dan menyenangkan adalah media komputer dan media alat peraga.
Menurut Munadi (2008 : 149) :
Komputer merupakan salah satu media yang dapat membantu siswa dalam proses belajar mengajar. Dengan banyaknya sumber belajar dalam komputer yang dapat merangsang beberapa indera diharapkan dapat mengaktifkan fungsi-fungsi psikologis siswa meliputi fungsi kognitif, fungsi konatif-dinamik, fungsi afektif, dan fungsi sensori-motorik.
Menurut Team Nerd
(http://teammnerd.blogspot.com/2011/12/cyberlink-powerdirector-ultra-10001129a.html) “CyberLink PowerDirector adalah program
editing video digital yang memungkinkan Anda menciptakan profesional-cari
video dan slideshow foto, lengkap dengan musik, suara-overs, efek khusus,
transisi, dan banyak lagi”
Cyberlink Power Director diharapkan mampu untuk meningkatkan minat
dan penalaran siswa dalam mempelajari matematika. Dengan aplikasi ini kita
dapat merancang sebuah video pembelajaran yang berisikan materi pelajaran
matematika yang di rancang secara baik dengan memasukkan sisi-sisi kegemaran
5
dengan kualitas yang cukup baik yang dibuat oleh pemula sekalipun, video ini
juga bisa di ulang-ulang siswa selama pelajaran berlangsung pada bagian-bagian
tertentu yang belum dia pahami, juga bisa disimpan di flashdisk atau CD untuk
diputar lagi di rumah. Dengan video tersebut diharapkan mampu menumbuhkan
minat siswa dan meningkatkan penalaran siswa dalam belajar matematika serta
memfokuskan perhatian siswa pada pelajaran yang disampaikan.
Penerapan aplikasi Cyberlink Power Director dalam pembelajaran telah
diteliti oleh Mawarni (2009) hasil penelitiannya yaitu aplikasi Cyberlink Power
Director baik untuk diterapkan dalam meningkatkan minat dan penalaran siswa,
karena : (1) Komputer dapat mengakomodasikan siswa yang lambat menerima
pelajaran. (2) Komputer dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan dan
simulasi karena tersedianya animasi gambar, warna dan music yang dapat
menambah realism. (3) Kendali berada ditangan siswa sehingga tingkat kecepatan
belajar siswa dapat disesuaikan dengan tingkat penguasaannya. Dengan kata lain
komputer dapat berinteraksi dengan siswa secara perorangan misalnya dengan
bertanya dan menilai jawaban. (4) Pelajaran menjadi lebih menarik karena
disajikan dalam bentuk video yang dekat dengan siswa sehingga membuat minat
siswa untuk memperhatikan dan fokus terhadap materi pelajaran yang disajikan.
Sedangkan media alat peraga adalah alat bantu dalam pengajaran
khususnya matematika yang nantinya akan bermanfaat bagi kelangsungan
pembelajaran. Alat peraga digunakan untuk menerapkan konsep matematika,
dapat juga berupa benda nyata dan dapat juga berupa gambar atau diagram.
E.T. Russeffendi (dalam rahmad desi basuki, 2003 :9) menerangkan
bahwa:
Alat peraga merupakan alat bantu untuk menerangkan atau mewujudkan konsep matematika. Benda-benda itu misalnya batu-batuan, atau kacang-kacangan untu menerangkan konsep bilangan; kubus (bendanya) untuk menjelaskan konsep-konsep titik (sudut kubus), ruas garis (rusuk kubus), daerah bujur sangkar (sisi kubus), dan mewujudkan kubus itu sendiri; benda bidang beraturan untuk menerangkan konsep pecahan; benda-benda
seperti cincin, gelang, permukaan gelas dan sebagainya untuk
6
Dengan menggunakan alat peraga interaksi yang terjadi dalam proses
belajar mengajar lebih optimal; tidak terjadi interaksi satu arah, karena siswa ikut
terlibat secara aktif. Dengan menggunakan benda-benda yang nyata (konkret)
yaitu alat peraga diharapkan dapat meningkatkan penalaran dan menumbuhkan
minat belajar matematika siswa.
Sesuai dengan hasil penelitian yang diteliti oleh Afrianti (2008) yaitu ada
peningkatan yang signifikan terhadap minat dan hasil belajar siswa yang diajar
menggunakan media alat peraga, karena : (1) Alat peraga dapat membuat
pendidikan lebih efektif dengan jalan menungkatkan semangat belajar siswa. (2)
Alat peraga menunjukkan lebih sesuai dengan perorangan, dimana para siswa
belajar dengan banyak kemungkinan sehingga belajar berlangsung sangat
menyenangkan bagi masing-masing individu. (3) alat peraga memungkinkan
belajar lebih cepat segera bersesuaian antara kelas dan diluar kelas. (4) Alat
peraga memungkinkan mengajar lebih sistemstis dan teratur.
Salah satu materi dalam ruang lingkup pembelajaran matematika pada
Sekolah Menengah Pertama adalah Pecahan. Materi ini berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari dan dapat disajikan dalam bentuk soal cerita yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari. Materi tentang pecahan dapat dijelaskan dengan
menggunakan benda-benda yang nyata (konkret) baik benda-benda yang ada
dalam kehidupan sehari-hari, maupun benda-benda yang dibuat oleh guru untuk
menerangkan konsep-konsep pecahan. Materi pecahan juga dapat dirancang dan
dibuat kedalam bentuk video pembelajaran dengan menggunakan aplikasi
Cyberlink Power Director.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk mencari tahu bagaimana minat dan
penalaran siswa dalam belajar matematika dengan pembelajaran menggunakan
media, yaitu media komputer (Cyberlink Power Director) dan media alat peraga
yang diharapkan mampu untuk menumbuhkan minat dan meningkatkan penalaran
siswa. Bagaimana perbedaan dari minat dan penalaran siswa yang diajar dengan
menggunakan media komputer (cyberlink Power director) dengan minat dan
7
Berdasarkan pemikiran diatas, penulis tertarik untuk meneliti tentang
“Perbedaan Minat dan Penalaran Siswa yang Diajar Menggunakan Media Komputer (Cyberlink Power Director) dengan Alat Peraga Pada Materi Pecahan di Kelas VII SMP Panca Budi Medan Tahun Ajaran 2013/2014”
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi
masalah-masalah sebagai berikut :
1. Siswa tidak menyukai pelajaran matematika
2. Minat belajar siswa rendah
3. Kemampuan penalaran siswa rendah
4. Hasil belajar matematika siswa rendah
5. Guru belum menggunakan media yang dapat menarik perhatian siswa dalam
mengajarkan matematika
1.3. Batasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan masalah dan keterbatasan peneliti, maka
masalah yang disebutkan dalam identifikasi masalah di atas dibatasi pada
perbedaan minat dan penalaran siswa yang diajar menggunakan media komputer
(cyberlink power director) dengan alat peraga pada materi pecahan di kelas VII
SMP Swasta Panca Budi Medan Tahun Ajaran 2013/2014.
1.4. Rumusan Masalah
Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah minat belajar siswa yang diajar menggunakan media komputer
(Cyberlink Power Director) lebih baik daripada minat belajar siswa yang diajar
menggunakan alat peraga pada materi pecahan di kelas VII SMP Swasta Panca
Budi Medan Tahun ajaran 2013/2014 ?
2. Apakah penalaran siswa yang menggunakan media komputer (Cyberlink
8
alat peraga pada materi pecahan di kelas VII SMP Swasta Panca Budi Medan
Tahun ajaran 2013/2014 ?
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain :
1. Mengetahui apakah minat belajar siswa yang diajar menggunakan media
komputer (Cyberlink PowerDirector) lebih baik daripada minat belajar siswa
yang diajar menggunakan alat peraga pada materi pecahan di kelas VII SMP
Swasta Panca Budi Medan Tahun Ajaran 2013/2014.
2. Mengetahui apakah penalaran siswa yang diajar menggunakan media komputer
(Cyberlink PowerDirector) lebih baik daripada penalaran siswa yang diajar
menggunakan alat peraga pada materi pecahan di kelas VII SMP Swasta Panca
Budi MedanTahun Ajaran 2013/2014.
1.6. Manfaat penelitian
Setelah penelitian dilaksanakan, diharapkan hasil penelitian ini dapat
bermanfaat dan memberikan sumbangan pemikiran atau masukan yang berarti
terhadap peningkatan kualitas pendidikan, terutama:
1. Bagi siswa, memperoleh pengalaman bagaimana cara membangkitkan minat
belajar matematika.
2. Bagi guru, memperoleh suatu media pembelajaran yang lebih tepat dalam
rangka meningkatkan minat belajar matematika siswa.
3. Bagi sekolah, terdorong untuk melengkapi media pembelajaran matematika
yang dapat digunakan guru untuk mengajar matematika.
4. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan untuk dapat menerapkan hasil
penelitian dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah dimasa yang akan
71
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil analisis data hasil belajar (post-test) kedua kelas sampel, maka
dapat disimpulkan bahwa:
1. Minat belajar siswa yang diajar menggunakan media komputer (cyberlink
power director ) lebih baik daripada minat belajar siswa yang diajar
menggunakan alat peraga pada materi pecahan di kelas VII SMP Swasta
Panca Budi Medan Tahun ajaran 2013/2014.
2. Penalaran siswa yang diajar menggunakan media komputer (cyberlink
power director ) lebih baik daripada penalaran siswa yang diajar
menggunakan alat peraga pada materi pecahan di kelas VII SMP Swasta
Panca Budi Medan Tahun ajaran 2013/2014.
5.2. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka
diberikan beberapa saran antara lain:
1. Agar pembelajaran lebih efektif, maka kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan media komputer (Cyberlink Powerdirector) memerlukan
sarana dan prasarana yang memadai.
2. Dalam pembuatan video pembelajaran guru harus mampu membuat video
semenarik mungkin sesuai dengan kesenangan siswa agar dapat menarik
perhatian siswa untuk belajar.
3. Pada pembelajaran menggunakan alat peraga diharapkan agar guru lebih
dahulu mempersiapkan media-media yang akan dijadikan sebagai alat
peraga agar waktu pembelajaran menjadi efisien, dan guru diharapkan
dapat menciptakan alat peraga yang permanen yang dapat digunakan untuk
pembelajaran selanjutnya.
4. Kepada peneliti selanjutnya agar lebih menyempurnakan penelitian,
72
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka
Cipta, Jakarta.
Adinawan, M., Cholik., dan Sugijono, (2006), Matematika Untuk SMP Kelas VII
1A Semester 1, Erlangga, Jakarta.
Arikunto, Suharsimi., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Arikunto, Suharmisi., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Edisi Revisi IV, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Arsyad, A., (2009),Media Pembelajaran,PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Daryanto., (2010),Belajar dan Mengajar,CV Yrama Widya, Bandung.
Djamara., (2011),Psikologi Belajar, PT Rineka Cipta, Jakarta.
Djamara., dan Zain., (2010),Strategi Belajar Mengajar,PT Rineka Cipta, Jakarta.
FMIPA Unimed., (2010), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa
Program Studi Pendidikan,FMIPA Unimed, Medan.
Hamalik, Oemar., (2001),Proses Belajar Mengajar,PT Bumi Aksara, Jakarta.
Muhibbin., (2003),Psikologi Belajar, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Munadhi, Yudhi., (2008),Media Pembelajaran,Gaung Persada Press, Jakarta.
Purwanto., (2009),Evaluasi Hasil Belajar, Pustaka Belajar, Yogyakarta.
Sadiman, A., Dkk., (2009),Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Shadiq, Fadjar., (2007), Kecakapan Diri Sendiri,
http://www.p4tkmatematika.org.pdf
Slameto., (2003), Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Rineka Cipta, Jakarta.
Sudjana., (2005),Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.
Sudjana, Nana., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja
73
Sulaiman, A.H., (2000),Media Audio Visual Untuk Pengajaran, Penerangan, dan