• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT KESADARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA : Studi Deskriptif tentang Implementasi Pedoman Perilaku Mahasiswa FPIPS UPI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TINGKAT KESADARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA : Studi Deskriptif tentang Implementasi Pedoman Perilaku Mahasiswa FPIPS UPI."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

FPIPS-4409/UN.40.2.7/PL/2014

Tingkat Kesadaran Etika Penampilan Mahasiswa

(Studi Deskriptif tentang Implementasi Pedoman Perilaku Mahasiswa FPIPS UPI)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat memperoleh gelar sarjana dalam bidang

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Oleh

BAYU IMANUL HAKIM

1001985

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

ii

Tingkat Kesadaran Etika Penampilan Mahasiswa

(Studi Deskriptif Tentang Implementasi Pedoman Perilaku Mahasiswa FPIPS UPI

Oleh

Bayu Imanul Hakim

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Bayu Imanul Hakim 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

iii

BAYU IMANUL HAKIM

TINGKAT KESADARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA

(STUDI DESKRIPTIF TENTANG IMPLEMENTASI PEDOMAN

PERILAKU MAHASISWA FPIPS UPI)

Disetujui dan Disahkan Oleh:

Pembimbing I

Dr. Nana Supriatna, M.Ed.

NIP : 1961 1014 198601 1 001

Pembimbing II

Muhamad Iqbal, S.Pd., M.Si.

NIP : 1980 1112 200912 1 003

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Dr. Nana Supriatna, M.Ed.

(4)

iv

LEMBAR PENGUJI

Skripsi ini diuji pada,

Hari/Tanggal : Jumat, 09 Januari 2015

Tempat : Ruang Sidang Lt. 2 Gedung FPIPS UPI

1. Ketua : Dekan FPIPS UPI

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si NIP. 19700814 199402 1 001

2. Sekretaris : Ketua Program Studi Pendidikan IPS UPI

Dr. Nana Supriatna, M.Ed. NIP. 19611014 198601 1 001

3. Penguji : Penguji 1

Prof. Dr. Aim Abdulkarim, M.Pd NIP. 19590714 198601 1 001

Penguji II

Dra. Neiny Ratmaningsih, M.Pd. NIP. 19611215 198603 2 003

Penguji III

Yeni Kurniawati Sumantri, M.Pd

(5)

v

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Tingkat Kesadaran Etika

Penampilan Mahasiswa (Studi Deskriptif tentang Implementasi Pedoman Perilaku

Mahasiswa FPIPS UPI) ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di

dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan

penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika

keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap

menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian

ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau

ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, 24 Desember 2014

Yang membuat pernyataan,

Ttd

(6)

iv

Bayu Imanul Hakim, 2015

TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

TINGKAT KESADARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA

(Studi Deskriptif tentang Implementasi Pedoman Perilaku Mahasiswa FPIPS UPI)

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih banyaknya mahasiswa FPIPS yang memakai pakaian tetapi tidak sesuai dengan etika penampilan di kampus. Cara berpakaian (grooming) adalah salah satu dari keterampilan yang harus diaplikasikan dalam kehidupan sehari- hari, karena sebagian besar mahasiswa FPIPS akan dibina dan ditempa untuk menjadi guru yang menjadi contoh bagi siswa-siswanya. Penelitian ini dilakukan untuk: 1. mengetahui tingkat kesadaran mahasiswa FPIPS angkatan 2011 terhadap etika penampilan yang sesuai dengan pedoman perilaku mahasiswa, 2. mengetahui sejauh mana mahasiswa mahasiswa FPIPS dalam mengimplementasikan etika penampilan, 3. mengetahui kendala atau hambatan yang mempengaruhi mahasiswa FPIPS angkatan 2011 dalam mengimplementasikan etika penampilan dan 4. memberikan solusi dalam bentuk saran supaya mahasiswa dapat berpakaian sesuai dengan etika penampilan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dimana peneliti menjabarkan masalah yang diteliti apa adanya. Hal tersebut mengacu pada hasil analisis data yang telah dilakukan sebelumnya. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah a ngket, karena penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggarap bidang pendidikan. Data dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan ilmu statistik, lalu hasilnya ditafsirkan secara deskriptif. Setelah menganalisis data hasil penelitian ini, diketahui bahwa tingkat kesadaran mahasiswa FPIPS angkatan 2011 dalam mematuhi peraturan etika penampilan berada pada tingkatan sedang. Dalam mengimplementasikan etika penampilan, masih ada beberapa aturan yang belum bisa diimplementasikan oleh mereka. Ada dua kendala atau hambatan yang mempengaruhi mahasiswa FPIPS angkatan 2011 dalam mematuhi etika penampilan. Selain itu, berdasarkan hasil analisis juga diketahui ada beberapa solusi yang diberikan peneliti, baik itu berupa saran kepada pihak UPI selaku penyusun pedoman perilaku mahasiswa, kepada dosen dan juga kepada mahasiswa. Penelitian ini hanya bagian kecil dari keterampilan sosial (yaitu cara berpakaian/grooming), sehingga perlu ditindak lanjuti karena garapan dari keterampilan sosial masih sangat luas.

(7)

v

Bayu Imanul Hakim, 2015

TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Etical Awareness Level of Student Appearance

(Descriptive Study on The Implementation of Guidelines for FPIPS UPI Students

Behavior)

This research was motivated by the number of FPIPS students who wear clothes but not in accordance with the appearance ethics on campus. How to dress (grooming) is one of the skills that should be applied in daily life,because most of the FPIPS students will be fostered and forged to be a teacher who became an example for their students. This research

conducted to:1. to find out the level of FPIPS students’ awareness class of 2011 to the

appearance ethics in accordance with the guidelines for student behavior,2. Find out the extent to which FPIPS students in implementing appearance ethics,3. find out the obstacles that affect FPIPS student class of 2011 in implementing appearance ethics and 4. Provide a solution in the form of advice so that students can dress in accordance with the appearance ethics. The method used in this research is descriptive research method where the researchers describe the problem that is studied as it is.It refers to the results of data analysis that has been done before. The instrument used in this study was questionnaire, because this research is quantitative research that work on the field of education.The data in this study were processed using statistical science, and the results are interpreted descriptively. After analyzing the data from this study, it is known that the level of FPIPS students’ awareness class of 2011 to comply with the appearance ethics rules are in moderate level. In implementing ethics appearance, there are still some rules that can not be implemented by them.There are two obstacles that affect FPIPS student class of 2011 to comply with the appearance ethics. In addition, based on the results of the analysis are also known to be some solutions provided by researcher, whether it be a suggestion to UPI as the compiler of code of conduct student to lecturers and also to students.This research is only a small part of social skills (ie how to dress / grooming), so it needs to be followed up as matters of social skills are still very wide.

(8)

viii

Bayu Imanul Hakim, 2015

TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN... i

LEMBAR PENGUJI... ii

PERNYATAAN... iii

ABSTRAK... iv

KATA PENGANTAR... vi

UCAPAN TERIMAKASIH... vii

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR LAMPIRAN... xiv

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian... 3

C. Rumusan Masalah... 4

D. Tujuan Penelitian... 4

E. Manfaat Penelitian... 5

F. Struktur Organisasi Skripsi... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS... 8

A. Kajian Pustaka... 8

1. Implementasi Pedoman Perilaku Mahasiswa... 8

2. Hambatan (Kendala)... 9

3. Kesadaran... 10

4. Etika Penampilan... 15

5. Penelitian Yang Relevan... 17

B. Kerangka Pemikiran... 19

1. Hubungan Antara Implementasi Dan

(9)

ix

Bayu Imanul Hakim, 2015

TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu Mahasiswa Dalam Etika

berpenampilan... 19

2. Hubungan Antara Implementasi Terhadap Tingkat Kesadaran Mahasiswa Dalam Etika Berpenampilan 20 3. Hubungan Antara Hambatan-Hambatan Mahasiswa Terhadap Tingkat Kesadaran Mahasiswa Dalam Etika Penampilan... 21

BAB III METODE PENELITIAN... 22

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian... 22

1. Lokasi Penelitian... 22

2. Populasi dan Sampel Penelitian... 22

a. Populasi Penelitian... 22

b. Sampel Penelitian... 22

B. Desain Penelitian... 24

C. Metode dan Pendekatan Penelitian... 25

D. Variabel Penelitian dan Operasionalisasi Variabel.... 26

E. Alat Pengumpulan Data... 29

1. Instrumen Penelitian... 29

2. Pengujian Instrumen Penelitian... 30

a. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas... 30

b. Uji Normalitas Data... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 36

A. Profil Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial 36 1. Visi... 36

2. Misi... 36

3. Jumlah Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Angkatan 2011... 36

B. Gambaran Umum Variabel Penelitian... 37

(10)

x

Bayu Imanul Hakim, 2015

TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

2. Faktor Hambatan Yang Dialami Mahasiswa... 39

3. Tingkat Kesadaran Terhadap Aturan... 42

C. Deskripsi Hasil Penelitian... 45

1. Deskripsi Tingkat Kesadaran Mahasiswa... 45

2. Deskripsi Mengenai Sejauh Mana Mahasiswa FPIPS UPI dalam Mengimplementasikan Peraturan Etika Penampilan... 48

3. Deskripsi Kendala Atau Faktor Penghambat Mahasiswa FPIPS untuk Berpenampilan Sesuai dengan Etika Penampilan di Kampus UPI... 64

BAB V Simpulan dan Saran... 97

A. Simpulan... 97

B. Saran... 99

1. Saran Untuk Peneliti Selanjutnya... 99

DAFTAR PUSTAKA... 101

(11)

xi

Bayu Imanul Hakim, 2015

TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 ...17

Tabel 3.1 ...28

Tabel 3.2 ...33

Tabel 3.3 ...34

Tabel 4.1 ...36

Tabel 4.2 ...37

Tabel 4.3...38

Tabel 4.4 ...40

Tabel 4.5 ...40

Tabel 4.6 ...42

Tabel 4.7 ...43

Tabel 4.8 ...45

Tabel 4.9 ...46

Tabel 4.10 ...48

Tabel 4.11 ...50

Tabel 4.12...52

Tabel 4.13 ...53

Tabel 4.14 ...54

Tabel 4.15 ...55

Tabel 4.16 ...56

(12)

xii

Bayu Imanul Hakim, 2015

TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.18 ...59

Tabel 4.19 ...60

Tabel 4.20 ...62

Tabel 4.21...63

Tabel 4.22 ...64

Tabel 4.23 ...66

Tabel 4.24 ...67

Tabel 4.25 ...68

Tabel 4.26 ...70

Tabel 4.27 ...71

Tabel 4.28 ...73

Tabel 4.29 ...75

Tabel 4.30...76

Tabel 4.31 ...78

Tabel 4.32 ...80

Tabel 4.33 ...81

Tabel 4.34 ...82

Tabel 4.35 ...84

Tabel 4.36 ...86

Tabel 4.37 ...88

Tabel 4.38 ...90

Tabel 4.39...91

Tabel 4.40 ...93

(13)

xiii

Bayu Imanul Hakim, 2015

TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 ...21

(14)

xiv

Bayu Imanul Hakim, 2015

TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Data Hasil Penelitian ...107

Angket ...110

Foto...113

(15)

Bayu Imanul Hakim, 2015

TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Skripsi yang berjudul Tingkat Kesadaran Etika Penampilan

Mahasiswa (Studi Deskriptif tentang Implementasi Pedoman Perilaku

Mahasiswa FPIPS UPI) ini dilatar belakangi oleh beberapa fenomena

yang terjadi pada salah satu fakultas di Universitas Pendidikan Indonesia

(UPI). Pertama, beberapa mahasiswa di FPIPS mengenakan kaos oblong

ketika kuliah tatap muka di kelas. Selain itu beberapa mahasiswa juga

terlihat memakai kaos oblong ketika masuk ke tempat-tempat lainnya

yang ada di dalam gedung FPIPS, seperti kantor jurusan/prodi,

laboratorium, auditorium, ruang baca, dan sebagainya. Mahasiswa yang

memakai kaos pun beragam. Mahasiswa perempuan biasanya

menggunakan kaos lengan panjang, dan disamarkan dengan

menggunakan kerudungnya agar tidak ketahuan. Adapun untuk

mahasiswa laki- laki ada yang memakai kaos jersey klub sepak bola

kesayangannya masing- masing, dan ada yang menggunakan kaos oblong

biasa dengan lengan pendek.

Kedua, beberapa mahasiswa FPIPS menggunakan celana jeans

ketika kegiatan perkuliahan. Baik itu kegiatan kuliah dengan bertatap

muka dengan dosen, maupun kegiatan-kegiatan lainnya seperti mencari

artikel dan makalah dengan menggunakan wi-fi yang disediakan oleh

jurusan/prodi masing- masing, mencari referensi lain di ruang baca, dan

mengikuti acara seminar di auditorium lt.VI. Celana jeans yang dipakai

pun beragam. Mahasiswa perempuan memakai celana jeans yang ketat,

sehingga membentuk paha dan betisnya. Adapun untuk mahasiswa laki –

laki, terkadang ada yang memakai celana jeans yang lusuh dan bahkan

(16)

2

Bayu Imanul Hakim, 2015

TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Ketiga, masih ada mahasiswa perempuan yang menggunakan rok

beberapa senti diatas lutut (rok sexy). Rok yang dipakai ada yang

berbahan jeans, dan ada juga yang berbahan katun. Hal ini diperparah

dengan belahan roknya yang agak panjang, sehingga lebih mudah

melihat paha dari pemakainya. Hal seperti ini bisa membuat mahasiswa

laki- laki yang melihat itu akan mengganggu atau menggoda pemakai rok

sexy tersebut. Selain itu dikhawatirkan juga akan memancing

kejahatan-kejahatan lainnya, seperti pelecehan seksual dan bahkan pemerkosaan.

Naudzubillah.

Fenomena yang keempat, ditemukan beberapa mahasiwa

perempuan mengikuti kegiatan perkuliahan di FPIPS dengan

menggunakan pakaian yang rapi tetapi ketat atau tembus pandang.

Fenomena yang sering terlihat adalah mahasiswa perempuan

menggunakan jilbab tetapi bajunya ketat, sehingga menonjolkan bagian

yang seharusnya ditutupi oleh jilbab itu. Atau ada juga yang

menggunakan kemeja dan rok panjang, tetapi kemeja atau roknya terbuat

dari bahan yang tipis sehingga bisa menampakkan pakaian yang ada

dalamnya.

Seharusnya mahasiswa FPIPS lebih beretika dalam mengenakan

pakaiannya. Rudy (1993, hlm. 29) menjelaskan bahwa etika adalah asas

dasar dalam kehidupan untuk keselarasan dan kesejahteraan umat

manusia. Mulai dari hal- hal baik dan yang seharusnya dilaksanakan,

sampai kepada sopan-santun yang disebut “etiquette” (etiket). Dari

pendapat ini, mahasiswa FPIPS tidak serasi atau tidak selaras apabila

memakai pakaian yang ketat, tembus pandang, dan pakaian-pakaian lain

yang dianggap tidak sopan. Seperti yang diketahui bahwa mahasiswa

FPIPS UPI sebagian besar di didik dan dilatih untuk menjadi seorang

guru, baik itu menjadi guru di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan

sederajat, maupun menjadi guru di Sekolah Menengah Atas (SMA) dan

sederajat. Guru sebagai pendidik tidak hanya mentransfer pengetahuan

(17)

3

Bayu Imanul Hakim, 2015

TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

etika, moral, kemampuan – kemampuan lain agar siswanya mampu

survive dalam menjalani kehidupannya dimasa yang akan datang dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Etika penampilan di kampus sudah diatur dalam pedoman perilaku

mahasiswa yang ditulis pada buku Pedoman Kemahasiswaan UPI. Buku

tersebut diberikan oleh pihak universitas kepada semua mahasiswa di

awal perkuliahan guna membekali mereka di lingkungan kampus.

Seharusnya apabila ingin menjadi mahasiswa yang baik, harus mematuhi

segala peraturan yang diberlakukan oleh universitas. Sebelum itu, sudah

pasti mereka harus membaca buku Pedoman Kemahasiswaan Universitas

Pendidikan Indonesia terlebih dahulu, karena didalamnya terdapat semua

peraturan yang diberlakukan oleh pihak kampus untuk mahasiswanya.

Akan tetapi terkadang sebagian mahasiswa malas untuk membaca buku

tersebut.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, ada beberapa masalah

yang dapat di identifikasi dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Mahasiswa FPIPS tidak menyadari bahwa pakaian yang dipakainya

melanggar peraturan tentang etika penampilan di kampus UPI.

2. Mahasiswa FPIPS mengetahui peraturan tentang etika penampilan

di kampus UPI, tetapi mereka tidak mau mematuhinya.

3. Lingkungan pergaulan baik di rumah maupun di kampus yang tidak

mendukung kearah etika berpenampilan yang baik

4. Arus informasi baik dari televisi maupun internet yang

memberikan contoh-contoh berpenampilan yang bebas dan tidak

beretika

5. Sebagian besar dari mahasiswa FPIPS didik sebagai calon guru,

sehingga dikhawatirkan kebiasaan buruk seperti: memakai kaos

(18)

4

Bayu Imanul Hakim, 2015

TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

pakaian yang tembus pandang, mahasiswa laki- laki berambut

panjang dan sebagainya akan terbawa ketika mereka mengajar

disekolah nanti.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas,

banyak masalah hal yang menjadi faktor penentu yang mempengaruhi

tingkat kesadaran mahasiswa. Tetapi penulis membatasi masalah yang

diteliti hanya pada Tingkat Kesadaran Etika Penampilan Mahasiswa

(Studi Deskriptif tentang Implementasi Pedoman Perilaku Mahasiswa

FPIPS UPI). Oleh karena itu dalam penelitian ini, diajukan beberapa

pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat kesadaran mahasiswa FPIPS UPI mengenai

etika penampilan di kampus UPI?

2. Bagaimana mahasiswa FPIPS UPI dalam mengimplementasi

peraturan pedoman perilaku mahasiswa UPI dalam etika

penampilan?

3. Apa yang menjadi kendala atau hambatan mahasiswa FPIPS UPI

untuk berpenampilan sesuai dengan etika penampilan di kampus

UPI?

4. Apa solusi bagi mahasiswa FPIPS agar bisa berpenampilan sesuai

dengan etika penampilan di kampus UPI?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh

gambaran tentang bagaimana Tingkat Kesadaran Etika Penampilan

Mahasiswa FPIPS UPI, hambatan terhadap tingkat kesadaran etika

penampilan. Secara khusus, penelitian ini bertujuan:

1. Mengetahui sejauh mana tingkat kesadaran mahasiswa FPIPS

(19)

5

Bayu Imanul Hakim, 2015

TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

2. Mengetahui sejauh mana mahasiwa FPIPS UPI dalam

mengimplementasi peraturan pedoman perilaku mahasiswa UPI

dalam etika penampilan

3. Mengetahui kendala - kendala mahasiswa FPIPS untuk

berpenampilan sesuai dengan etika penampilan di kampus UPI.

4. Memahami Solusi-solusi yang digunakan mahasiswa FPIPS agar

bisa berpenampilan sesuai dengan etika penampilan di kampus UPI.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi mahasiswa: mahasiswa mampu meningkatkan

kesadaran untuk berpakaian sesuai dengan etika penampilan

UPI.

2. Manfaat bagi dosen dan pegawai UPI: dosen dan para pegawai

UPI agar selalu mencontohkan hal-hal yang baik di kampus,

supaya tercipta kampus UPI yang beretika.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Skripsi berjudul Tingkat Kesadaran Etika Penampilan

Mahasiswa FPIPS UPI memiliki beberapa bab, yaitu.

1. Bab 1 Pendahuluan

Pendahuluan merupakan bagian awal skripsi pengaruh

implementasi pedoman perilaku mahasiswa, hambatan terhadap

tingkat kesadaran etika penampilan yang berisi:

a. Latar belakang masalah, yang menjelaskan alasan mengapa

masalah tersebut diteliti.

b. Identifikasi dan rumusan masalah, yang berisi rumusan dan

analisis masalah sekaligus identifikasi variabel- variabel

penelitian tentang tingkat kesadaran etika penampilan.

Adapun rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat

(20)

6

Bayu Imanul Hakim, 2015

TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

c. Tujuan penelitian, berupa penyajian hasil yang ingin

dicapai setelah penelitian ini selesai dilakukan.

d. Manfaat penelitian, berisikan tentang manfaat yang

diperoleh bisa dilihat dari salah satu atau beberapa,

misalnya saja manfaat teoritis dan manfaat praktis.

e. Struktur organisasi skripsi, dimana berisi tentang urutan

penulisan setiap bab dan bagian bab dalam skripsi mulai

dari bab pertama sampai dengan bab terakhir.

2. Bab II Kajian pustaka

Kajian pustaka dimaksudkan sebagai landasan teoritik

dalam analsis penelitian. Melalui kajian putaka ini peneliti

mengutip dari berbagai buku yang dimaksudkan untuk menampilkan “mengapa” dan “bagaimana” teori dan hasil penelitian para pakar terdahulu kemudian diterapkan penulis

dalam penelian. Selain itu dalam bab II ini juga terdapat

kerangka pemikiran.

3. Bab III Metode penelitian

Metode penelitian berisikan mengenai penjelasan secara

rinci tentang metodologi yang ingin digunakan dan jenis

penelitiannya. Termasuk beberapa komponen seperti lokasi dan

subjek penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian,

teknik pengumpulan data dan analisis data.

4. Bab IV Hasil Penelitian dan pembahasan

Bab IV ini memuat tentang dua hal yang paling utama,

yaitu pengolahan data dan analisis data. Pengolahan data

dilakukan berdasarkan prosedur penelitian kuantitatif. Bagian

(21)

7

Bayu Imanul Hakim, 2015

TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

penelitian tersebut dan dikaitkan dengan dasar teoritik yang

telah dibahas di bab II.

5. Bab V Simpulan dan saran

Bab V ini didalamnya berisikan penyajian berupa

penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis

temuan yang disajikan dalam bentuk simpulan penelitian. Saran

pada bab V ini ditujukan kepada pembuat kebijakan terkait

dengan Tingkat Kesadaran Etika Penampilan Mahasiswa.

Saran juga diajukan kepada para pengguna hasil penelitian ini

dan kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan

(22)

Bayu Imanul Hakim, 2015

TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu 22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dalam penelitian skripsi ini adalah Fakultas

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan

Indonesia yang beralamat di jalan Dr Setiabudi No 229 Bandung Jawa

Barat.

2. Populasi dan sampel penelitian

a. Populasi Penelitian

Menurut Arikunto (2006, hlm. 130) “Populasi adalah

keseluruhan subjek penelitian sedangkan sampel adalah sebagaian

atau wakil populasi yang diteliti”. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa FPIPS angkatan 2011. Alasan peneliti memilih mahasiswa

FPIPS angkatan 2011 karena mereka telah lama melakukan aktifitas

akademik di FPIPS UPI sehingga sudah mengetahui dan bahkan sudah

semestinya mahasiswa FPIPS UPI angkatan 2011 bisa beradaptasi

dengan peraturan yang ada di Universitas Pendidikan Indonesia.

Jumlah seluruh mahasiswa FPIPS angkatan 2011 adalah 796

mahasiswa.

b. Sampel Penelitian

Sampel adalah perwakilan atau bagian dari populasi yang di

teliti. Hal ini sejalan dengan pendapat Arikunto S (2002, hlm. 109)

yang mengatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil dari

populasi yang diteliti. Sampel dapat dijadikan perwakilan penelitian,

(23)

23

Bayu Imanul Hakim, 2015

TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

serta acak (random) sehingga sampel yang diambil dianggap dapat

mewakili sifat–sifat dari keseluruhan populasi.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

(Riduwan, 2010, hlm.65)

Keterangan :

n = jumlah sampel

N = Jumlah populasi

d² = presisi (ditetapkan 0,1)

Berdasakan rumus tersebut maka jumlah sampel yang digunakan

adalah sebagai berikut :

= =

= 88,83928 = 89

Setelah jumlah sampel ditentukan, maka langkah selanjutnya

adalah mencari jumlah sampel perkelas dengan menggunakan rumus :

(Riduwan, 2007, hlm. 66)

Keterangan :

ni = banyaknya sampel ke 1

n = banyaknya sampel penelitian

N = banyak populasi

Ni = banyak populasi ke

Melalui perhitungan diatas, maka hasilnya adalah sebagai

berikut:

1. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan (S1) : 10 orang

2. Program Studi Pendidikan Sejarah (S1) : 10 orang

3. Program Studi Pendidikan Geografi (S1) : 12 orang

4. Program Studi Pendidikan Ilmu Pendidikan Agama Islam (S1): 7

(24)

24

Bayu Imanul Hakim, 2015

TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

5. Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (S1): 10 orang

6. Program Studi Pendidikan Sosiologi (S1): 11 orang

7. Program Studi Manajemen Resort and Leisure (S1): 10 orang

8. Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata (S1): 11 orang

9. Program Studi Manajemen Industri Katering (S1): 7 orang

10.Program Studi Survey Pemetaan dan Informasi Geografis (D3): 1

orang

B. Desain Penelitian

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Identifikasi

Variabel Pengumpulan Data

(25)

25

Bayu Imanul Hakim, 2015

TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

C. Metode dan Pendekatan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode deskriptif . Menurut Nazir (dalam rohmah, 2014, hlm. 40)

menjelaskan bahwa:

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran atau sesuatu pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi akurat mengenai fakta – fakta, sifat – sifat, serta hubungan antar fenomena yang terjadi.

Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dikumpulkan, disusun, dianalisis

dan diinterpretasikan. Penelitian ini disamping ingin mendapatkan

gambaran mengenai tingkat pengetahuan, implementasi pedoman

perilaku mahasiswa dan hambatan yang dihadapi mahasiswa serta tingkat

kesadaran mahasiswa, juga ingin mendapatkan gambaran tentang pola

hubungan dan pengaruh dari variabel-variabel penelitian yang ditetapkan.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan penelitian

kuantitatif. Menurut pendapat Sugiyono (dalam Yuriawati, 2014, hlm. 58)

yang mengatakan bahwa:

Penelitan kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya diambil secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian analisis data bersifat kuantitatif/ statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Dengan kata lain, penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

menggunakan skor ke dalam angka kuantitatif dalam pengambilan dan

analisis datanya. Peneliti memilih pendekatan penelitian kuantitatif untuk

menghilangkan subjektifitas dalam sebuah penelitian. Karena angka atau

bilangan adalah bahasa artifisial atau bahasa tiruan yang tidak memiliki

(26)

26

Bayu Imanul Hakim, 2015

TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

untuk mewakili bahasa dalam penelitian kuantitatif yang menjunjung

tinggi objektifitas dan netralitas.

D. Variabel Penelitian dan Operasionalisasi Variabel

1. Variabel penelitian

Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas

empat variabel, yakni variabel bebas (independent variable) adalah

tingkat pengetahuan (X1), implementasi pedoman perilaku mahasiswa (X2), hambatan yang dihadapi mahasiswa (X3) sedangkan variabel terikat (dependent variable) adalah tingkat kesadaran mahasiswa dalam

etika berpenampilan (Y). Operasionalisasi variabel dimaksud untuk

menjelaskan dan menetapkan pengukuran terhadap variabel- variabel

yang akan diamati. Operasionalisasi variabel tersebut penulis gunakan

sebagai dasar dalam penyusunan kuesioner, sehingga dapat membantu

dalam menjaring data setepat mungkin.

2. Definisi Operasional Variabel

Sebagaimana telah dikemukakan diatas bahwa penelitian ini

mencakup tiga variabel yang masing- masing secara operasional

didefinisikan sebagai berikut:

a. Implementasi Pedoman Perilaku Mahasiswa

Implementasi menurut Rahmawati (2007, hlm. 21) adalah

suatu istilah yang biasanya dikaitkan dengan suatu kegiatan yang

dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Implementasi yang

dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kegiatan penerapan

pedoman perilaku mahasiswa supaya mahasiswa FPIPS angkatan

2011 dapat berpakaian sesuai dengan aturan etika penampilan yang

terdapat di pedoman perilaku mahasiswa.

b. Hambatan yang dihadapi mahasiswa

Hambatan atau kendala pada penelitian ini adalah kendala

yang dihadapi oleh mahasiswa FPIPS dalam mematuhi peraturan

(27)

27

Bayu Imanul Hakim, 2015

TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Banyaknya kemungkinan kendala atau hambatan yang dihadapi

mahasiswa, peneliti hanya memfokuskan tiga kendala. Kendala

tersebut yakni: faktor ekonomi, kenyamanan dan faktor trend

berpakaian (fashion). Hal ini dilakukan karena peneliti merasa tiga

faktor ini sangat berperan dalam menghambat mahasiswa FPIPS

angkatan 2011 dalam mematuhi peraturan etika penampilan.

c. Tingkat Kesadaran

Pendapat dari Dra. Rahayu Ginintasasi, M.Si.

(http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/19500901198

1032-RAHAYU_GININTASASI/KESADARAN_Lengkapx.pdf)

bahwa kesadaran sama artinya dengan mawas diri (awareness).

Kesadaran juga bisa diartikan sebagai kondisi dimana seorang

individu memiliki kendali penuh terhadap stimulus internal

maupun stimulus eksternal. Namun, kesadaran juga mencakup

dalam persepsi dan pemikiran yang secara samar – samar disadari

oleh individu sehingga akhirnya perhatiannya terpusat. Kesadaran

dalam penelitian ini adalah tentang sejauh mana tingkat kesadaran

mahasiswa FPIPS dalam berpakaian sesuai dengan pedoman

perilaku mahasiswa UPI.

d. Etika penampilan

Etika penampilan yang dimaksudkan dalam penelitian ini

adalah Etika penampilan berdasarkan buku pedoman perilaku

mahasiswa UPI pada BAB IV tenta ng Sikap Dan Perilaku

Mahasiswa pada “Bagian Ketiga tentang Etika Penampilan, yang

tertera di pasal 8”

3. Operasionalisasi Variabel

Pada operasionalisasi variabel ini terdapat penjabaran variabel- variabel

dalam bentuk dimensi/sub variabel dan juga penjabaran dimensi/sub

(28)

28

Bayu Imanul Hakim, 2015

TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Dimensi/Sub Variabel Indikator

Implementasi 1. Mahasiswa

3. Mahasiswa laki- laki

tidak diperbolehkan oblong ketika kegiatan perkuliahan di gedung FPIPS

2. Mahasiswa FPIPS UPI tidak memakai celana jeans ketika kegiatan perkuliahan di gedung FPIPS

3. Mahasiswa FPIPS tidak menggunakan

Sendal/selop ketika kuliah

1. Mahasiswa FPIPS UPI tidak memakai pakaian yang ketat ketika kuliah 2. Mahasiswa FPIPS tidak

memakai pakaian yang tembus pandang ketika kuliah

1. Mahasiswa laki- laki

FPIPS UPI tidak

1. Tidak mematuhi pedoman kemahasiswaan karena tidak memiliki uang 2. Tidak mematuhi pedoman

(29)

29

Bayu Imanul Hakim, 2015

TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

aturan pedoman

kemahasiswaan

terpengaruh mode/fashion yang berlaku pada saat ini 3. Tidak mematuhi pedoman

perilaku mahasiswa

karena perasaan tidak nyaman

4. Tidak mematuhi pedoman

perilaku mahasiswa

karena iingin

memperlihatkan hartanya 5. Tidak mematuhi pedoman

perilaku mahasiswa

karena ingin dipanggil orang kaya

1.Mahasiswa FPIPS memiliki tingkat kesadaran anomous

2.Mahasiswa FPIPS memiliki tingkat kesadaran

Heteronomous

3.Mahasiswa FPIPS memiliki tingkat kesadaran

Sosionomous

4.Mahasiswa FPIPS memiliki tingkat kesadaran

autonomous

E. Alat Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data dalam penelitian. Adapun instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah kuesioner/angket. Metode Kuesioner atau yang

sering kita sebut metode angket digunakan untuk meneliti hal- hal pribadi

yang tidak bisa diteliti oleh metode observasi yang hanya mengamati

tingkah laku manusia secara kasat mata saja. Pada metode kuesioner ini

dapat mengungkap hal-hal pribadi, seperti perasaan-perasaan yang sangat

tertekan, keinginan seseorang yang tidak berani diungkapkan kepada orang

(30)

30

Bayu Imanul Hakim, 2015

TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

dilakukan seseorang dimasa lalunya. Ada 3 jenis angket atau kuesioner

yaitu angket tertutup, angket terbuka dan angket campuran.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner atau angket

jenis tertutup. Berikut akan dipaparkan alasan peneliti memilih angket

tertutup sebagai alat pengumpul data pada penelitian ini

1) Menjunjung tinggi objektifitas dan netralitas.

2) Menghemat waktu, dan tenaga responden. Mengingat responden

adalah mahasiswa aktif di FPIPS UPI, sehingga tidak mengganggu

aktifitas perkuliahan responden.

3) Memudahkan responden dalam memberikan jawaba n dengan

memilih salah satu dari alternatif jawaban yang disediakan

4) Memudahkan peneliti dalam menganalisis jawaban- jawaban yang

dipilih responden

5) Memperoleh data yang relatif banyak dalam waktu yang singkat.

6) Menghemat tenaga, waktu dan biaya peneliti dalam melakukan

penelitian.

Dalam pemberian skor pada instrumen penelitian menggunakan

skala Likert. Kriteria penilaian ini digolongkan dalam lima tingkatan

dengan penilaian sebagai berikut:

1) Jawaban SS, diberi skor 1

2) Jawaban S, diberi skor 2

3) Jawaban TT, diberi skor 3

4) Jawaban TS, diberi skor 4

5) Jawaban STS, diberi Skor 5

2. Pengujian Instrumen Penelitian

a. Uji validitas dan Uji Reliabilitas

Sebelum alat ukur (angket ) digunakan, terlebih dahulu dilakukan

Uji validitas dan Uji Reliabilitas. Uji valid itas dimaksudkan untuk

(31)

31

Bayu Imanul Hakim, 2015

TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

apa yang seharusnya diukur. Oleh karena itu, uji validitas dilakukan pada

setiap item dalam kuesioner.

Untuk uji validitas digunakan rumus;

r = instrumen tersebut dikatakan tidak valid.

Sedangkan untuk uji reliabilitas yakni untuk mengetahui

keterandalan instrumen, digunakan metoda belah dua (split half method).

Metoda belah dua dilakukan dengan cara membagi instrumen menjadi dua

bagian, bisa ganjil- genap dan bisa pula belahan pertama dan kedua, untuk

kemudian kedua belahan tersebut dikorelasikan dengan menggunakan

rumus yang sama seperti di atas.

Menurut Ghazali (2002: 133) serta Ridwan, dkk (2011, hlm. 207)

Instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi jika nilai koefisien

yang diperoleh >0,60 .

Demikian pula sebaliknya jika rxy< 0,60 maka instrumen dari variabel penelitian tersebut dikatakan tidak reliabel.

Dalam penelitian ini peneliti menguji validitas dengan

menggunakan program SPSS For Windows versi 17.0. Hasil Uji Validitas

tiap butir soal dengan perhitungan menggunakan program SPSS For

Windows versi 17.0, adalah sebagai berikut:

(32)

32

Bayu Imanul Hakim, 2015

TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA

(33)

33

Bayu Imanul Hakim, 2015

TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA

(34)

34

Bayu Imanul Hakim, 2015

TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu No. 99 0,201 < 0,3 Tidak Valid

pengertian reliabilitas, yaitu reliabilitas memiliki sifat dapat dipercaya,

yaitu apabila alat ukur digunakan berkali-kali oleh peneliti yang sama atau

oleh peneliti lain tetap memberikan hasil yang sama. Jadi reliabilitas

adalah seberapa jauh konsistensi alat ukur untuk dapat memberikan hasil

yang sama dalam mengukur hal dan subjek yang sama. Berikut akan

peneliti paparkan hasil uji reliabilitas dengan menggunakan program SPSS

For Windows versi 17.0, yaitu: Correlation Between Forms .760 Spearman-Brown

Coefficient

(35)

35

Bayu Imanul Hakim, 2015

TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Guttman Split-Half Coefficient .844

Riduwan, dkk (2011, hlm. 207) mengatakan bahwa jika rhitung lebih besar dari rtabel maka dikatakan bahwa data itu reliabel. Untuk melihat rhitung pada uji reliabilitas penelitian ini kita lihat nilai korelasi Guttman

split-half coefficient = 0,844. Korelasi berada pada kategori sangat kuat.

Jika dibandingkan dengan rtabel (0,666) maka rhitung lebih besar dari rtabel . Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa angket dalam penelitian ini

reliabel.

b. Uji Normalitas Data

Secara umum penggunaan analisis statistik dapat dibedakan menjadi

dua, yakni analisis statistik parametrik dan analisis statistik nonparametrik.

Penggunaan analasis statistik parametrik harus memenuhi kriteria

normalitas data.

Hal ini dinyatakan Sugiyono (2001, 69-70):

“…bahwa penggunaan statistik parametrik, bekerja dengan asumsi bahwa data setiap variabel penelitian yang akan dianalisis membentuk distribusi

normal. Jika tidak berdistribusi normal maka teknis analisis data statsitik

parametrik tidak dapat digunakan. Sebagai gantinya digunakan teknik

analisis statistik nonparametrik. Jadi sebelum melakukan penganalisisan

data sebaiknya data diuji dulu apakah data berdistribusi normal atau tidak.”

Instrumen uji normalitas yang digunakan adalah kurva skewness

(36)

Bayu Imanul Hakim, 2015

TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu 97

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berikut ini hasil yang diperoleh dari penelitian mengenai pengaruh

tingkat pengetahuan mahasiswa, implementasi pedoman perilaku

mahasiswa dan faktor hambatan yang dihadapi mahasiswa terhadap

tingkat kesadaran dalam etika penampilan mahasiswa FPIPS UPI

angkatan 2011adalah sebagai berikut:

1. Tingkat kesadaran mahasiswa FPIPS dalam mematuhi peraturan

mengenai etika penampilan di kampus berada pada tingkatan sedang

(62,92%). Tingkatan sedang ini maksudnya mereka mengetahui

tentang etika penampilan di kampus dan mengimplementasikan

sebagian besar dari peraturan etika penampilan tersebut. Namun

mereka mudah terpengaruh oleh orang lain atau terpengaruh oleh

keadaan dan situasi tertentu. Contoh, pada awalnya seo rang

mahasiswa berpakaian rapi sesuai dengan peraturan etika penampilan,

tetapi ketika dia melihat teman-temannya memakai celana jeans dan

kaos oblong, maka pada keesokan harinya diapun mengikuti

teman-temannya dan juga ini diperparah dengan tidak adanya dosen, staff

atau pihak-pihak yang seharusnya memberi teguran kepada

mahasiswa yang melanggar etika penampilan.

2. Jika dilihat dari semua peraturan pedoman perilaku mahasiswa dalam

etika penampilan, sebagian besar mahasiswa FPIPS angkatan 2011

sudah mengimplementasikannya. Akan tetapi, mereka masih banyak

yang memakai kaos oblong dan memakai pakaian yang kurang sopan

(memakai celana jeans). Selain itu, mahasiswa perempuan masih

(37)

98

Bayu Imanul Hakim, 2015

TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

masih sering dipakai oleh mahasiswa perempuan adalah celana jeans

ketat. Hal ini menunjukan bahwa ada dua butir peraturan yang belum

bisa diaplikasikan oleh mahasiswa FPIPS, yaitu: peraturan tentang

tidak diperbolehkannya menggunakan sandal, selop, kaos oblong,

dan/atau pakaian yang kurang sopan dalam proses pembelajaran dan

/atau kegiatan akademik lainnya; dan peraturan yang melarang

mahasiswa perempuan dalam berbusana tidak diperbolehkan

menggunakan busana yang mini, ketat, dan tembus pandang, serta

menggunakan perhiasan dan ber-make up berlebihan.

3. Faktor hambatan mahasiswa FPIPS UPI untuk berpenampilan sesuai

dengan etika penampilan di kampus UPI ada ditingkatan sedang

(66,29%). Maksudnya disini, faktor kendala yang ada kadang –

kadang mempengaruhi kadang – kadang tidak. Adapun kendala –

kendala yang kadang-kadang menghambat mahasiswa FPIPS dalam

mengimplementasikan etika penampilan di kampus upi adalah

kendala di faktor kenyamanan seseorang, dan faktor trend atau mode

yang berlaku pada saat ini.

4. Ada tiga solusi yang ditawarkan oleh peneliti kepada pihak upi

supaya mahasiswa FPIPS mengimplementasikan peraturan etika

penampilan di kampus UPI. Pertama, Meninjau kembali butir – butir

peraturan pedoman perilaku mahasiswa, terutama pada bagian etika

penampilan agar mahasiswa dapat memahami dan

mengimplementasikannya. Terutama tentang ukuran atau

batasan-batasan yang harus dilakukan oleh mahasiswa. contohnya, tentang

ukuran rambut panjang (agar lebih jelas bisa menggunakan ukuran

centi meter (cm), ukuran pakaian mini (bisa menggunakan ukuran

berapa centi meter di bawah paha) dan pakaian-pakaian apa saja yang

termasuk pakaian yang tidak sopan (karena ada sebagian orang

menganggap memakai celana jeans adalah pakaian sopan dan ada

yang mengatakan tidak). Kedua, Para penegak peraturan pedoman

(38)

99

Bayu Imanul Hakim, 2015

TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

sanksi (dosen, tenaga administrasi, teknisi, laboran dan/atau petugas

yang sesuai dengan bidangnya, ketua program studi, ketua jurusan,

dekan, direktur, dan pimpinan Universitas) harus mempertegas

kembali pemberian sanksi bagi para pelanggar pedoman perilaku

mahasiswa, khususnya mengenai etika penampilan yang sering

dianggap hal yang sepele. Ketiga, para penegak peraturan pedoman

perilaku mahasiswa atau orang – orang yang dapat memberikan

sanksi (dosen, tenaga administrasi, teknisi, laboran dan/atau petugas

yang sesuai dengan bidangnya, ketua program studi, ketua jurusan,

dekan, direktur, dan pimpinan Universitas) harus konsisten dalam

menegakkan peraturan etika penampilan agar kedepannya di FPIPS

tidak ada lagi yang melanggar peraturan etika penampilan dan FPIPS

bisa menjadi panutan bagi fakultas-fakultas lainnya, baik itu di UPI

maupun di kampus lainnya.

B. Saran

1. Saran Untuk Peneliti Selanjutnya

a. Diharapkan penelitian tentang keterampilan sosial harus terus

digali, dan dilanjutkan karena keterampilan sosial itu cakupannya

yang sangat luas. Adapun penelitian ini (keterampilan cara

berpakaian ) adalah sebagian contoh kecil dari keterampilan sosial.

b. Setiap universitas pasti memiliki peraturan seperti pedoman

perilaku mahasiswa UPI, sehigga masih banyak peraturan yang

bisa diteliti lebih lanjut, baik itu tentang sejauh mana peraturan

tersebut diimplementasikan oleh mahasiswa ataupun yang hal

lainnya sesuai dengan jurusan ataupun fokus keilmuan yang anda

(39)

100

Bayu Imanul Hakim, 2015

TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

c. Saran selanjutnya untuk alat pengumpulan data, sebaiknya

ditambah lagi dengan metode wawancara agar lebih memahami dan

mendalami kendala-kendala yang menghambat responden dalam

mematuhi pedoman perilaku mahasiswa ataupun

peraturan-peraturan yang ada pada masing- masing universitas.

d. Saran terakhir, sebaiknya lebih mendalami materi tentang

keterampilan sosial baik itu sumber dari luar maupun dari dalam

negeri agar bisa memberikan solusi-solusi yang lebih cerdas,

(40)

101

Bayu Imanul Hakim, 2015

TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Ilmiah Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta : Rineka Cipta

Djahiri, A.K. (1985). Strategi Pengajaran Afektif-Nilai-Moral VCT dan Game dalam VCT, PMPKN. FPIPS IKIP Bandung

Fathurrohman, P dan Suryana, A. (2012). Guru Profesional. Bandung: PT Refika Aditama.

Falah, S. (2012). Guru Adalah Ustadz Adalah Guru. Jakarta: Republika Penerbit.

Hadi, S. (1981). Metodologi Research. Yogyakarta: Penerbit Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Hasan, I. (2006). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara

Jarolimek, J. (1997). Social Studies Competence and Skills. Amerika Serikat: Macmilillan Publishing Co.,Inc

Keraf, A. S. (1991). Etika Bisnis Membangun Citra Bisnis Sebagai Profesi Luhur. Jakarta: Kanisius.

Manshur, A. Q. (2012). Buku Pintar Fikih Wanita. Jakarta: Penerbit Zaman.

Margono, S. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Nasution, S. (2000). Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara

Riduwan. (2007). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru- Karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung : Alfabeta.

Rudy, M. (1993). Teori, Etika Dan Kebijakan Hubungan Internasional. Bandung: Penerbit Angkasa.

Sagala, S. (2009). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.

(41)

102

Bayu Imanul Hakim, 2015

TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Sudjana, N. (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugianto, M. (2007). 36 Jam Belajar Komputer SPSS 15. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Sukardi, J. S. dan Rohman, A. (2009). Sosiologi untuk SMA Kelas X. Jakarta: Pusat

Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Sulistyo, B. (2006). Metode Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra dan

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Sunggono, B. (1994). Hukum dan Kebijaksanaan Administrasi Publik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sunggono, B. (1994). Hukum dan Kebijaksanaan Publik. Jakarta: Sinar Grafika.

Surakhmad, Winarno. (1980). Psikologi Pemuda. Bandung: Penerbit Jemmars.

Souryal , S. S. dan Kunarto. (1999). Etika Dalam Peradilan Pidana. Jakarta: PT. Cipta Manunggal.

Suseno, F. M. (2010) Etika Dasar. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Purwanto. (2012). Metodologi Penelitian Kuantitatif Untuk Psikologi dan Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Belajar.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Young, G.G. (2013). Panduan Membaca Kepribadian Orang. Jogjakarta: penerbit Think.

Zubair, A.C. (1995). Kuliah Etika. Jakarta: PT. Raja Gravindo Persada.

B. Jurnal

(42)

103

Bayu Imanul Hakim, 2015

TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Hasyim, Z. Perempuan dan Feminisme dalam Perspektif Islam. (2012). Jurnal Muwazah. 4(1), hlm. 37-45.

Karniawati, N. I. dan Yuni D. (2013). Implementasi Kebijakan Peraturan Daerah (PERDA) Nomor 27 Tahun 2003 Seri C Tentang Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP). Jurnal Majalah Ilmiah Unikom, 11 (1), hlm. 57-76.

Setiawan, D. (2013). Peran Pendidikan Karakter dalam Mengembangkan Kecerdasan Moral. Jurnal Pendidikan Karakter, 1 (3), hlm. 53 – 63.

C. Skripsi, Tesis dan Disertasi

.

Aprianto, Y. (2007). Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan keterampilan Pemahaman Konsep Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Studi Deskriptif Kuantitatif pada Siswa Kelas X SMAN 8 Bandung dalam Pembelajaran PKN). Skripsi, Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan, Universitas Pendidikan Indonesia.

Ardiana, L. (2007). Persepsi Ketidaknyamanan Lingkungan di Kehidupan Perkotaan (Suatu Stud Deskriptif pada Warga Kota Bogor). Skripsi, Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia.

Augustin, M. P. (2010) Pengaruh Terpaan Media Internet Terhadap Karakter Siswa (Studi Terhadap Siswa SMA Negeri di Kota Cimahi). Tesis, Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.

Bangun, E. V. (2014). Pengaruh Warna Ruang Kerja Terhadap Kenyamanan Dosen

Departemen Psikologi Industri Dan Organisasi Fakultas Psikologi Universitas Sumatra Utara. Skripsi, Fakultas Psikologi, Universitas Sumatera Utara.

Desianti, N. (2008). Kesadaran Hukum Negara Terhadap Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Dikota Bandung (Studi Kasus Kepemilikan Kartu Identitas Penduduk Musiman/KIPEM di RW 04 Kelurahan Isola Kecamatan Sukasari Bandung). Skripsi, Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan, Universitas Pendidikan Indonesia.

Dewanti. (2012). Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan Gigi dengan Perilaku Perawatan Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN Pondok Cina 4. Skripsi, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia.

Efendi, I. (2012). Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Model Jurisprudensial Dalam Menumbuhkan Kesadaran Hukum Siswa. Tesis, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.

(43)

104

Bayu Imanul Hakim, 2015

TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Hakam, K. A. (2010). Model Pembudayaan Nilai Moral Di Sekolah Dasar. Disertasi, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.

Hardyansyah, R. (2014). Kesadaran Hukum Para Pihak dalam Pelaksanaan Perjanjian Kerja Tertenty (PKWT) di Perusahaan Garment (Studi di Perusahaan Garment UD Harmoni Lumajang). Skripsi, Fakultas Hukum, Universitas Brawijaya.

Hartoyo, I.J. (2014). Mengembangkan Keterampilan Greeting, Grooming dan Gesturing Melalui Bermain Peran Dalam Pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas 8F SMPN 10 Kota Bandung). Skripsi, Prodi Pendidikan IPS, Universitas Pendidikan Indonesia.

Hasanah, M. (2012). Pengaruh Kompetensi Akademik dan Kompetensi Personal Terhadap Keterampilan Sosial Mahasiswa Jurusan IPS FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. Tesis, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.

Hermaturida. (2009). Pengaruh Penggunaan Metode Investigasi Kelompok Terhadap Keterampilan Sosial Siswa (Studi Eksperimen pada Pembelajaran PKN kelas XI di SMAN 1 Kecamatan Sepauk Kabupaten Sintang Kalimantan Barat). Tesis, Sekolah Pascasarjana, Univesitas Pendidikan Indonesia.

Ma’arif, S. (2012). Persepsi Para Tokoh Masyarakat di Sekitar Kampus Terhadap

Cara Berpakaian Mahasiswa STAIN Salatiga. Skripsi, Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri.

Mulyana, Y. (2008). Pengaruh Persepsi Atas Pemasaran Sosial Terhadap Proses Keputusan Menjadi Donatur Pada Lembaga Sosial Dompet Dhuafa Bandung (Survei Pada Kelompok pengajian di Kelurahan Taman Sari RW 18 Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung). Skripsi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Universitas Pendidikan Indonesia.

Muhyidin, U. (2012). Pengaruh Tingkat Layanan Akademik dan layanan kemahasiswaan terhadap Keterampilan Sosial (Survei pada Mahasiswa Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung). Tesis, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.

Najib, M. A. (2012). Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 7

Tahun 2009 Tentang “Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima”.

Skripsi, Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta.

(44)

105

Bayu Imanul Hakim, 2015

TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Rahmawati, A. (2007). Implementasi Kebijakan Pemerintah Kota Semarang Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Gelandangan di Kota Semarang. Skripsi, Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang.

Ramdani, A. (2011). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Terhadap Pembentukan Nilai-Nilai Budaya Kerja (Di SMA Negeri Se-Kota Tasikmalaya). Skripsi, Jurusan Administrasi Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia.

Supriatna. (2012). Efektivitas Proses Pembelajaran IPS dalam Meningkatkan Keterampilan Sosial Peserta Didik SMK di Jawa Barat (Studi Pada Peserta Didik SMK RSBI di Jawa Barat). Tesis, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.

Widyantoro, A. E. (2009). Implementasi Performance based budgeting: Sebuah Kajian Fenomenologis (Studi Kasus pada Universitas Diponegoro). Tesis, Program Pascasarjana, Universitas Diponegoro.

Wisudawaty, A. N. (2009). Pengaruh Pengetahuan Warga Negara (Civic Knowledge) Terhadap Kesadaran Hukum Siswa di Sekolah. Tesis Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.

Yuliasari. (2010). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan Pelaksanaan Senam Hamil (studi Pada Ibu Hamil Trimester II Dan III) di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan. Skripsi, Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Yuriawati, N. A. (2014). Optimalisasi Peran Strategis Pelayanan di Wilayah Kecamatan Dalam Mendukung Pemerintahan Yang Baik (Studi Deskriptif Analitis Terhadap Pemerintahan Kecamatan, Kepolisian Sektor, dan Pusk esmas di Kecamatan Jalan Cagak Kabupaten Subang). Skripsi, Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan, Universitas Pendidikan Indonesia.

Zaeni, A. (2006). Implementasi Kebijakan Program Keluarga Berencana di Kabupaten Batang Studi Kasus Peningkatan Kesertaan KB Pria di Kecamatan Gringsing. Tesis, Program Pascasarjana, Universitas Diponegoro.

D. Internet

Putra, A. (2014). Kenapa Orang Harus Patuh Terhadap Hukum dan Mengapa Orang Harus Melanggar Hukum. [Online]. Tersedia di:

(45)

106

Bayu Imanul Hakim, 2015

TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Petir, D.P. (2009). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum di Indonesia. [Online]. Tersedia di:

http://umum.kompasiana.com/2009/07/13/faktor- faktor-yang-

mempengaruhi-penegakan-hukum-di- indonesia-8562.html [Diakses 18 Oktober 2014].

Saifuddin, A.S.M. (2013). Hikmah Ilmiyah Dari Beberapa Larangan Rasul. [Online]. Tersedia di: http://saifuddinasm.com/2013/06/19/hikmah-

ilmiyah-dari-beberapa-larangan-rasul/ [Diakses 16 Oktober 2014].

Praditia, A. (2011). Perilaku Menyimpang dan Sikap Anti Sosial. [Online]. Tersedia

di: http://ajiponk.wordpress.com/2011/12/03/perilaku-

menyimpang-dan-sikap-sikap-anti-sosial/ [Diakses 20 0ktober 2014].

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032-RAHAYU_GININTASASI/KESADARAN_Lengkapx.pdf

Gambar

Gambar 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.2  Validitas Data
Tabel 3.3 Reliability Statistics

Referensi

Dokumen terkait

- Meningkatkan kesejahteraan pelaku dan pengelola usaha sumberdaya kelautan melalui keterkaitan usaha dan industri kelautan skala besar, menengah dan kecil.. - Meningkatkan

aritmatika yang mempunyai beda lebih dari nol atau positif, maka deretnya disebut dengan deret

PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sifat fisika dan kimia tanah pada lahan karet yang menghasilkan dengan beberapa jenis vegetasi penutup tanah yang yang tumbuh di kebun

[r]

Masafumi Hirata, Atsushi Iizuka, Hideki Ohta, Takayuki. Yoshihiro Yokota, and Koii

Perhitungan bulk density, particle density dan porositas pada vegetasi Paku harupat kedalaman 5 cm... Hasil analisa sifat kimia tanah Tanah dengan vegetasi

The information submitted under Article 7 by each Party included in Annex I shall be reviewed by expert review teams pursuant to the relevant decisions of the Conference of the