FPIPS-4409/UN.40.2.7/PL/2014
Tingkat Kesadaran Etika Penampilan Mahasiswa
(Studi Deskriptif tentang Implementasi Pedoman Perilaku Mahasiswa FPIPS UPI)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat memperoleh gelar sarjana dalam bidang
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Oleh
BAYU IMANUL HAKIM
1001985
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
ii
Tingkat Kesadaran Etika Penampilan Mahasiswa
(Studi Deskriptif Tentang Implementasi Pedoman Perilaku Mahasiswa FPIPS UPI
Oleh
Bayu Imanul Hakim
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Bayu Imanul Hakim 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
iii
BAYU IMANUL HAKIM
TINGKAT KESADARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA
(STUDI DESKRIPTIF TENTANG IMPLEMENTASI PEDOMAN
PERILAKU MAHASISWA FPIPS UPI)
Disetujui dan Disahkan Oleh:
Pembimbing I
Dr. Nana Supriatna, M.Ed.
NIP : 1961 1014 198601 1 001
Pembimbing II
Muhamad Iqbal, S.Pd., M.Si.
NIP : 1980 1112 200912 1 003
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Dr. Nana Supriatna, M.Ed.
iv
LEMBAR PENGUJI
Skripsi ini diuji pada,
Hari/Tanggal : Jumat, 09 Januari 2015
Tempat : Ruang Sidang Lt. 2 Gedung FPIPS UPI
1. Ketua : Dekan FPIPS UPI
Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si NIP. 19700814 199402 1 001
2. Sekretaris : Ketua Program Studi Pendidikan IPS UPI
Dr. Nana Supriatna, M.Ed. NIP. 19611014 198601 1 001
3. Penguji : Penguji 1
Prof. Dr. Aim Abdulkarim, M.Pd NIP. 19590714 198601 1 001
Penguji II
Dra. Neiny Ratmaningsih, M.Pd. NIP. 19611215 198603 2 003
Penguji III
Yeni Kurniawati Sumantri, M.Pd
v
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Tingkat Kesadaran Etika
Penampilan Mahasiswa (Studi Deskriptif tentang Implementasi Pedoman Perilaku
Mahasiswa FPIPS UPI) ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di
dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika
keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap
menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian
ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau
ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, 24 Desember 2014
Yang membuat pernyataan,
Ttd
iv
Bayu Imanul Hakim, 2015
TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
TINGKAT KESADARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA
(Studi Deskriptif tentang Implementasi Pedoman Perilaku Mahasiswa FPIPS UPI)
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih banyaknya mahasiswa FPIPS yang memakai pakaian tetapi tidak sesuai dengan etika penampilan di kampus. Cara berpakaian (grooming) adalah salah satu dari keterampilan yang harus diaplikasikan dalam kehidupan sehari- hari, karena sebagian besar mahasiswa FPIPS akan dibina dan ditempa untuk menjadi guru yang menjadi contoh bagi siswa-siswanya. Penelitian ini dilakukan untuk: 1. mengetahui tingkat kesadaran mahasiswa FPIPS angkatan 2011 terhadap etika penampilan yang sesuai dengan pedoman perilaku mahasiswa, 2. mengetahui sejauh mana mahasiswa mahasiswa FPIPS dalam mengimplementasikan etika penampilan, 3. mengetahui kendala atau hambatan yang mempengaruhi mahasiswa FPIPS angkatan 2011 dalam mengimplementasikan etika penampilan dan 4. memberikan solusi dalam bentuk saran supaya mahasiswa dapat berpakaian sesuai dengan etika penampilan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dimana peneliti menjabarkan masalah yang diteliti apa adanya. Hal tersebut mengacu pada hasil analisis data yang telah dilakukan sebelumnya. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah a ngket, karena penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggarap bidang pendidikan. Data dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan ilmu statistik, lalu hasilnya ditafsirkan secara deskriptif. Setelah menganalisis data hasil penelitian ini, diketahui bahwa tingkat kesadaran mahasiswa FPIPS angkatan 2011 dalam mematuhi peraturan etika penampilan berada pada tingkatan sedang. Dalam mengimplementasikan etika penampilan, masih ada beberapa aturan yang belum bisa diimplementasikan oleh mereka. Ada dua kendala atau hambatan yang mempengaruhi mahasiswa FPIPS angkatan 2011 dalam mematuhi etika penampilan. Selain itu, berdasarkan hasil analisis juga diketahui ada beberapa solusi yang diberikan peneliti, baik itu berupa saran kepada pihak UPI selaku penyusun pedoman perilaku mahasiswa, kepada dosen dan juga kepada mahasiswa. Penelitian ini hanya bagian kecil dari keterampilan sosial (yaitu cara berpakaian/grooming), sehingga perlu ditindak lanjuti karena garapan dari keterampilan sosial masih sangat luas.
v
Bayu Imanul Hakim, 2015
TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Etical Awareness Level of Student Appearance
(Descriptive Study on The Implementation of Guidelines for FPIPS UPI Students
Behavior)
This research was motivated by the number of FPIPS students who wear clothes but not in accordance with the appearance ethics on campus. How to dress (grooming) is one of the skills that should be applied in daily life,because most of the FPIPS students will be fostered and forged to be a teacher who became an example for their students. This research
conducted to:1. to find out the level of FPIPS students’ awareness class of 2011 to the
appearance ethics in accordance with the guidelines for student behavior,2. Find out the extent to which FPIPS students in implementing appearance ethics,3. find out the obstacles that affect FPIPS student class of 2011 in implementing appearance ethics and 4. Provide a solution in the form of advice so that students can dress in accordance with the appearance ethics. The method used in this research is descriptive research method where the researchers describe the problem that is studied as it is.It refers to the results of data analysis that has been done before. The instrument used in this study was questionnaire, because this research is quantitative research that work on the field of education.The data in this study were processed using statistical science, and the results are interpreted descriptively. After analyzing the data from this study, it is known that the level of FPIPS students’ awareness class of 2011 to comply with the appearance ethics rules are in moderate level. In implementing ethics appearance, there are still some rules that can not be implemented by them.There are two obstacles that affect FPIPS student class of 2011 to comply with the appearance ethics. In addition, based on the results of the analysis are also known to be some solutions provided by researcher, whether it be a suggestion to UPI as the compiler of code of conduct student to lecturers and also to students.This research is only a small part of social skills (ie how to dress / grooming), so it needs to be followed up as matters of social skills are still very wide.
viii
Bayu Imanul Hakim, 2015
TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN... i
LEMBAR PENGUJI... ii
PERNYATAAN... iii
ABSTRAK... iv
KATA PENGANTAR... vi
UCAPAN TERIMAKASIH... vii
DAFTAR ISI... viii
DAFTAR TABEL... xi
DAFTAR GAMBAR... xiii
DAFTAR LAMPIRAN... xiv
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Penelitian... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian... 3
C. Rumusan Masalah... 4
D. Tujuan Penelitian... 4
E. Manfaat Penelitian... 5
F. Struktur Organisasi Skripsi... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS... 8
A. Kajian Pustaka... 8
1. Implementasi Pedoman Perilaku Mahasiswa... 8
2. Hambatan (Kendala)... 9
3. Kesadaran... 10
4. Etika Penampilan... 15
5. Penelitian Yang Relevan... 17
B. Kerangka Pemikiran... 19
1. Hubungan Antara Implementasi Dan
ix
Bayu Imanul Hakim, 2015
TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu Mahasiswa Dalam Etika
berpenampilan... 19
2. Hubungan Antara Implementasi Terhadap Tingkat Kesadaran Mahasiswa Dalam Etika Berpenampilan 20 3. Hubungan Antara Hambatan-Hambatan Mahasiswa Terhadap Tingkat Kesadaran Mahasiswa Dalam Etika Penampilan... 21
BAB III METODE PENELITIAN... 22
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian... 22
1. Lokasi Penelitian... 22
2. Populasi dan Sampel Penelitian... 22
a. Populasi Penelitian... 22
b. Sampel Penelitian... 22
B. Desain Penelitian... 24
C. Metode dan Pendekatan Penelitian... 25
D. Variabel Penelitian dan Operasionalisasi Variabel.... 26
E. Alat Pengumpulan Data... 29
1. Instrumen Penelitian... 29
2. Pengujian Instrumen Penelitian... 30
a. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas... 30
b. Uji Normalitas Data... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 36
A. Profil Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial 36 1. Visi... 36
2. Misi... 36
3. Jumlah Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Angkatan 2011... 36
B. Gambaran Umum Variabel Penelitian... 37
x
Bayu Imanul Hakim, 2015
TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
2. Faktor Hambatan Yang Dialami Mahasiswa... 39
3. Tingkat Kesadaran Terhadap Aturan... 42
C. Deskripsi Hasil Penelitian... 45
1. Deskripsi Tingkat Kesadaran Mahasiswa... 45
2. Deskripsi Mengenai Sejauh Mana Mahasiswa FPIPS UPI dalam Mengimplementasikan Peraturan Etika Penampilan... 48
3. Deskripsi Kendala Atau Faktor Penghambat Mahasiswa FPIPS untuk Berpenampilan Sesuai dengan Etika Penampilan di Kampus UPI... 64
BAB V Simpulan dan Saran... 97
A. Simpulan... 97
B. Saran... 99
1. Saran Untuk Peneliti Selanjutnya... 99
DAFTAR PUSTAKA... 101
xi
Bayu Imanul Hakim, 2015
TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 ...17
Tabel 3.1 ...28
Tabel 3.2 ...33
Tabel 3.3 ...34
Tabel 4.1 ...36
Tabel 4.2 ...37
Tabel 4.3...38
Tabel 4.4 ...40
Tabel 4.5 ...40
Tabel 4.6 ...42
Tabel 4.7 ...43
Tabel 4.8 ...45
Tabel 4.9 ...46
Tabel 4.10 ...48
Tabel 4.11 ...50
Tabel 4.12...52
Tabel 4.13 ...53
Tabel 4.14 ...54
Tabel 4.15 ...55
Tabel 4.16 ...56
xii
Bayu Imanul Hakim, 2015
TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.18 ...59
Tabel 4.19 ...60
Tabel 4.20 ...62
Tabel 4.21...63
Tabel 4.22 ...64
Tabel 4.23 ...66
Tabel 4.24 ...67
Tabel 4.25 ...68
Tabel 4.26 ...70
Tabel 4.27 ...71
Tabel 4.28 ...73
Tabel 4.29 ...75
Tabel 4.30...76
Tabel 4.31 ...78
Tabel 4.32 ...80
Tabel 4.33 ...81
Tabel 4.34 ...82
Tabel 4.35 ...84
Tabel 4.36 ...86
Tabel 4.37 ...88
Tabel 4.38 ...90
Tabel 4.39...91
Tabel 4.40 ...93
xiii
Bayu Imanul Hakim, 2015
TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 ...21
xiv
Bayu Imanul Hakim, 2015
TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Data Hasil Penelitian ...107
Angket ...110
Foto...113
Bayu Imanul Hakim, 2015
TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Skripsi yang berjudul Tingkat Kesadaran Etika Penampilan
Mahasiswa (Studi Deskriptif tentang Implementasi Pedoman Perilaku
Mahasiswa FPIPS UPI) ini dilatar belakangi oleh beberapa fenomena
yang terjadi pada salah satu fakultas di Universitas Pendidikan Indonesia
(UPI). Pertama, beberapa mahasiswa di FPIPS mengenakan kaos oblong
ketika kuliah tatap muka di kelas. Selain itu beberapa mahasiswa juga
terlihat memakai kaos oblong ketika masuk ke tempat-tempat lainnya
yang ada di dalam gedung FPIPS, seperti kantor jurusan/prodi,
laboratorium, auditorium, ruang baca, dan sebagainya. Mahasiswa yang
memakai kaos pun beragam. Mahasiswa perempuan biasanya
menggunakan kaos lengan panjang, dan disamarkan dengan
menggunakan kerudungnya agar tidak ketahuan. Adapun untuk
mahasiswa laki- laki ada yang memakai kaos jersey klub sepak bola
kesayangannya masing- masing, dan ada yang menggunakan kaos oblong
biasa dengan lengan pendek.
Kedua, beberapa mahasiswa FPIPS menggunakan celana jeans
ketika kegiatan perkuliahan. Baik itu kegiatan kuliah dengan bertatap
muka dengan dosen, maupun kegiatan-kegiatan lainnya seperti mencari
artikel dan makalah dengan menggunakan wi-fi yang disediakan oleh
jurusan/prodi masing- masing, mencari referensi lain di ruang baca, dan
mengikuti acara seminar di auditorium lt.VI. Celana jeans yang dipakai
pun beragam. Mahasiswa perempuan memakai celana jeans yang ketat,
sehingga membentuk paha dan betisnya. Adapun untuk mahasiswa laki –
laki, terkadang ada yang memakai celana jeans yang lusuh dan bahkan
2
Bayu Imanul Hakim, 2015
TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Ketiga, masih ada mahasiswa perempuan yang menggunakan rok
beberapa senti diatas lutut (rok sexy). Rok yang dipakai ada yang
berbahan jeans, dan ada juga yang berbahan katun. Hal ini diperparah
dengan belahan roknya yang agak panjang, sehingga lebih mudah
melihat paha dari pemakainya. Hal seperti ini bisa membuat mahasiswa
laki- laki yang melihat itu akan mengganggu atau menggoda pemakai rok
sexy tersebut. Selain itu dikhawatirkan juga akan memancing
kejahatan-kejahatan lainnya, seperti pelecehan seksual dan bahkan pemerkosaan.
Naudzubillah.
Fenomena yang keempat, ditemukan beberapa mahasiwa
perempuan mengikuti kegiatan perkuliahan di FPIPS dengan
menggunakan pakaian yang rapi tetapi ketat atau tembus pandang.
Fenomena yang sering terlihat adalah mahasiswa perempuan
menggunakan jilbab tetapi bajunya ketat, sehingga menonjolkan bagian
yang seharusnya ditutupi oleh jilbab itu. Atau ada juga yang
menggunakan kemeja dan rok panjang, tetapi kemeja atau roknya terbuat
dari bahan yang tipis sehingga bisa menampakkan pakaian yang ada
dalamnya.
Seharusnya mahasiswa FPIPS lebih beretika dalam mengenakan
pakaiannya. Rudy (1993, hlm. 29) menjelaskan bahwa etika adalah asas
dasar dalam kehidupan untuk keselarasan dan kesejahteraan umat
manusia. Mulai dari hal- hal baik dan yang seharusnya dilaksanakan,
sampai kepada sopan-santun yang disebut “etiquette” (etiket). Dari
pendapat ini, mahasiswa FPIPS tidak serasi atau tidak selaras apabila
memakai pakaian yang ketat, tembus pandang, dan pakaian-pakaian lain
yang dianggap tidak sopan. Seperti yang diketahui bahwa mahasiswa
FPIPS UPI sebagian besar di didik dan dilatih untuk menjadi seorang
guru, baik itu menjadi guru di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
sederajat, maupun menjadi guru di Sekolah Menengah Atas (SMA) dan
sederajat. Guru sebagai pendidik tidak hanya mentransfer pengetahuan
3
Bayu Imanul Hakim, 2015
TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
etika, moral, kemampuan – kemampuan lain agar siswanya mampu
survive dalam menjalani kehidupannya dimasa yang akan datang dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Etika penampilan di kampus sudah diatur dalam pedoman perilaku
mahasiswa yang ditulis pada buku Pedoman Kemahasiswaan UPI. Buku
tersebut diberikan oleh pihak universitas kepada semua mahasiswa di
awal perkuliahan guna membekali mereka di lingkungan kampus.
Seharusnya apabila ingin menjadi mahasiswa yang baik, harus mematuhi
segala peraturan yang diberlakukan oleh universitas. Sebelum itu, sudah
pasti mereka harus membaca buku Pedoman Kemahasiswaan Universitas
Pendidikan Indonesia terlebih dahulu, karena didalamnya terdapat semua
peraturan yang diberlakukan oleh pihak kampus untuk mahasiswanya.
Akan tetapi terkadang sebagian mahasiswa malas untuk membaca buku
tersebut.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, ada beberapa masalah
yang dapat di identifikasi dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Mahasiswa FPIPS tidak menyadari bahwa pakaian yang dipakainya
melanggar peraturan tentang etika penampilan di kampus UPI.
2. Mahasiswa FPIPS mengetahui peraturan tentang etika penampilan
di kampus UPI, tetapi mereka tidak mau mematuhinya.
3. Lingkungan pergaulan baik di rumah maupun di kampus yang tidak
mendukung kearah etika berpenampilan yang baik
4. Arus informasi baik dari televisi maupun internet yang
memberikan contoh-contoh berpenampilan yang bebas dan tidak
beretika
5. Sebagian besar dari mahasiswa FPIPS didik sebagai calon guru,
sehingga dikhawatirkan kebiasaan buruk seperti: memakai kaos
4
Bayu Imanul Hakim, 2015
TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
pakaian yang tembus pandang, mahasiswa laki- laki berambut
panjang dan sebagainya akan terbawa ketika mereka mengajar
disekolah nanti.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas,
banyak masalah hal yang menjadi faktor penentu yang mempengaruhi
tingkat kesadaran mahasiswa. Tetapi penulis membatasi masalah yang
diteliti hanya pada Tingkat Kesadaran Etika Penampilan Mahasiswa
(Studi Deskriptif tentang Implementasi Pedoman Perilaku Mahasiswa
FPIPS UPI). Oleh karena itu dalam penelitian ini, diajukan beberapa
pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat kesadaran mahasiswa FPIPS UPI mengenai
etika penampilan di kampus UPI?
2. Bagaimana mahasiswa FPIPS UPI dalam mengimplementasi
peraturan pedoman perilaku mahasiswa UPI dalam etika
penampilan?
3. Apa yang menjadi kendala atau hambatan mahasiswa FPIPS UPI
untuk berpenampilan sesuai dengan etika penampilan di kampus
UPI?
4. Apa solusi bagi mahasiswa FPIPS agar bisa berpenampilan sesuai
dengan etika penampilan di kampus UPI?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh
gambaran tentang bagaimana Tingkat Kesadaran Etika Penampilan
Mahasiswa FPIPS UPI, hambatan terhadap tingkat kesadaran etika
penampilan. Secara khusus, penelitian ini bertujuan:
1. Mengetahui sejauh mana tingkat kesadaran mahasiswa FPIPS
5
Bayu Imanul Hakim, 2015
TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
2. Mengetahui sejauh mana mahasiwa FPIPS UPI dalam
mengimplementasi peraturan pedoman perilaku mahasiswa UPI
dalam etika penampilan
3. Mengetahui kendala - kendala mahasiswa FPIPS untuk
berpenampilan sesuai dengan etika penampilan di kampus UPI.
4. Memahami Solusi-solusi yang digunakan mahasiswa FPIPS agar
bisa berpenampilan sesuai dengan etika penampilan di kampus UPI.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi mahasiswa: mahasiswa mampu meningkatkan
kesadaran untuk berpakaian sesuai dengan etika penampilan
UPI.
2. Manfaat bagi dosen dan pegawai UPI: dosen dan para pegawai
UPI agar selalu mencontohkan hal-hal yang baik di kampus,
supaya tercipta kampus UPI yang beretika.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Skripsi berjudul Tingkat Kesadaran Etika Penampilan
Mahasiswa FPIPS UPI memiliki beberapa bab, yaitu.
1. Bab 1 Pendahuluan
Pendahuluan merupakan bagian awal skripsi pengaruh
implementasi pedoman perilaku mahasiswa, hambatan terhadap
tingkat kesadaran etika penampilan yang berisi:
a. Latar belakang masalah, yang menjelaskan alasan mengapa
masalah tersebut diteliti.
b. Identifikasi dan rumusan masalah, yang berisi rumusan dan
analisis masalah sekaligus identifikasi variabel- variabel
penelitian tentang tingkat kesadaran etika penampilan.
Adapun rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat
6
Bayu Imanul Hakim, 2015
TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
c. Tujuan penelitian, berupa penyajian hasil yang ingin
dicapai setelah penelitian ini selesai dilakukan.
d. Manfaat penelitian, berisikan tentang manfaat yang
diperoleh bisa dilihat dari salah satu atau beberapa,
misalnya saja manfaat teoritis dan manfaat praktis.
e. Struktur organisasi skripsi, dimana berisi tentang urutan
penulisan setiap bab dan bagian bab dalam skripsi mulai
dari bab pertama sampai dengan bab terakhir.
2. Bab II Kajian pustaka
Kajian pustaka dimaksudkan sebagai landasan teoritik
dalam analsis penelitian. Melalui kajian putaka ini peneliti
mengutip dari berbagai buku yang dimaksudkan untuk menampilkan “mengapa” dan “bagaimana” teori dan hasil penelitian para pakar terdahulu kemudian diterapkan penulis
dalam penelian. Selain itu dalam bab II ini juga terdapat
kerangka pemikiran.
3. Bab III Metode penelitian
Metode penelitian berisikan mengenai penjelasan secara
rinci tentang metodologi yang ingin digunakan dan jenis
penelitiannya. Termasuk beberapa komponen seperti lokasi dan
subjek penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian,
teknik pengumpulan data dan analisis data.
4. Bab IV Hasil Penelitian dan pembahasan
Bab IV ini memuat tentang dua hal yang paling utama,
yaitu pengolahan data dan analisis data. Pengolahan data
dilakukan berdasarkan prosedur penelitian kuantitatif. Bagian
7
Bayu Imanul Hakim, 2015
TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
penelitian tersebut dan dikaitkan dengan dasar teoritik yang
telah dibahas di bab II.
5. Bab V Simpulan dan saran
Bab V ini didalamnya berisikan penyajian berupa
penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis
temuan yang disajikan dalam bentuk simpulan penelitian. Saran
pada bab V ini ditujukan kepada pembuat kebijakan terkait
dengan Tingkat Kesadaran Etika Penampilan Mahasiswa.
Saran juga diajukan kepada para pengguna hasil penelitian ini
dan kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan
Bayu Imanul Hakim, 2015
TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu 22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dalam penelitian skripsi ini adalah Fakultas
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan
Indonesia yang beralamat di jalan Dr Setiabudi No 229 Bandung Jawa
Barat.
2. Populasi dan sampel penelitian
a. Populasi Penelitian
Menurut Arikunto (2006, hlm. 130) “Populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian sedangkan sampel adalah sebagaian
atau wakil populasi yang diteliti”. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa FPIPS angkatan 2011. Alasan peneliti memilih mahasiswa
FPIPS angkatan 2011 karena mereka telah lama melakukan aktifitas
akademik di FPIPS UPI sehingga sudah mengetahui dan bahkan sudah
semestinya mahasiswa FPIPS UPI angkatan 2011 bisa beradaptasi
dengan peraturan yang ada di Universitas Pendidikan Indonesia.
Jumlah seluruh mahasiswa FPIPS angkatan 2011 adalah 796
mahasiswa.
b. Sampel Penelitian
Sampel adalah perwakilan atau bagian dari populasi yang di
teliti. Hal ini sejalan dengan pendapat Arikunto S (2002, hlm. 109)
yang mengatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil dari
populasi yang diteliti. Sampel dapat dijadikan perwakilan penelitian,
23
Bayu Imanul Hakim, 2015
TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
serta acak (random) sehingga sampel yang diambil dianggap dapat
mewakili sifat–sifat dari keseluruhan populasi.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
(Riduwan, 2010, hlm.65)
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = Jumlah populasi
d² = presisi (ditetapkan 0,1)
Berdasakan rumus tersebut maka jumlah sampel yang digunakan
adalah sebagai berikut :
= =
= 88,83928 = 89
Setelah jumlah sampel ditentukan, maka langkah selanjutnya
adalah mencari jumlah sampel perkelas dengan menggunakan rumus :
(Riduwan, 2007, hlm. 66)
Keterangan :
ni = banyaknya sampel ke 1
n = banyaknya sampel penelitian
N = banyak populasi
Ni = banyak populasi ke
Melalui perhitungan diatas, maka hasilnya adalah sebagai
berikut:
1. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan (S1) : 10 orang
2. Program Studi Pendidikan Sejarah (S1) : 10 orang
3. Program Studi Pendidikan Geografi (S1) : 12 orang
4. Program Studi Pendidikan Ilmu Pendidikan Agama Islam (S1): 7
24
Bayu Imanul Hakim, 2015
TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
5. Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (S1): 10 orang
6. Program Studi Pendidikan Sosiologi (S1): 11 orang
7. Program Studi Manajemen Resort and Leisure (S1): 10 orang
8. Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata (S1): 11 orang
9. Program Studi Manajemen Industri Katering (S1): 7 orang
10.Program Studi Survey Pemetaan dan Informasi Geografis (D3): 1
orang
B. Desain Penelitian
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Identifikasi
Variabel Pengumpulan Data
25
Bayu Imanul Hakim, 2015
TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
C. Metode dan Pendekatan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif . Menurut Nazir (dalam rohmah, 2014, hlm. 40)
menjelaskan bahwa:
Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran atau sesuatu pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi akurat mengenai fakta – fakta, sifat – sifat, serta hubungan antar fenomena yang terjadi.
Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dikumpulkan, disusun, dianalisis
dan diinterpretasikan. Penelitian ini disamping ingin mendapatkan
gambaran mengenai tingkat pengetahuan, implementasi pedoman
perilaku mahasiswa dan hambatan yang dihadapi mahasiswa serta tingkat
kesadaran mahasiswa, juga ingin mendapatkan gambaran tentang pola
hubungan dan pengaruh dari variabel-variabel penelitian yang ditetapkan.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan penelitian
kuantitatif. Menurut pendapat Sugiyono (dalam Yuriawati, 2014, hlm. 58)
yang mengatakan bahwa:
Penelitan kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya diambil secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian analisis data bersifat kuantitatif/ statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Dengan kata lain, penelitian kuantitatif adalah penelitian yang
menggunakan skor ke dalam angka kuantitatif dalam pengambilan dan
analisis datanya. Peneliti memilih pendekatan penelitian kuantitatif untuk
menghilangkan subjektifitas dalam sebuah penelitian. Karena angka atau
bilangan adalah bahasa artifisial atau bahasa tiruan yang tidak memiliki
26
Bayu Imanul Hakim, 2015
TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
untuk mewakili bahasa dalam penelitian kuantitatif yang menjunjung
tinggi objektifitas dan netralitas.
D. Variabel Penelitian dan Operasionalisasi Variabel
1. Variabel penelitian
Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas
empat variabel, yakni variabel bebas (independent variable) adalah
tingkat pengetahuan (X1), implementasi pedoman perilaku mahasiswa (X2), hambatan yang dihadapi mahasiswa (X3) sedangkan variabel terikat (dependent variable) adalah tingkat kesadaran mahasiswa dalam
etika berpenampilan (Y). Operasionalisasi variabel dimaksud untuk
menjelaskan dan menetapkan pengukuran terhadap variabel- variabel
yang akan diamati. Operasionalisasi variabel tersebut penulis gunakan
sebagai dasar dalam penyusunan kuesioner, sehingga dapat membantu
dalam menjaring data setepat mungkin.
2. Definisi Operasional Variabel
Sebagaimana telah dikemukakan diatas bahwa penelitian ini
mencakup tiga variabel yang masing- masing secara operasional
didefinisikan sebagai berikut:
a. Implementasi Pedoman Perilaku Mahasiswa
Implementasi menurut Rahmawati (2007, hlm. 21) adalah
suatu istilah yang biasanya dikaitkan dengan suatu kegiatan yang
dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Implementasi yang
dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kegiatan penerapan
pedoman perilaku mahasiswa supaya mahasiswa FPIPS angkatan
2011 dapat berpakaian sesuai dengan aturan etika penampilan yang
terdapat di pedoman perilaku mahasiswa.
b. Hambatan yang dihadapi mahasiswa
Hambatan atau kendala pada penelitian ini adalah kendala
yang dihadapi oleh mahasiswa FPIPS dalam mematuhi peraturan
27
Bayu Imanul Hakim, 2015
TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Banyaknya kemungkinan kendala atau hambatan yang dihadapi
mahasiswa, peneliti hanya memfokuskan tiga kendala. Kendala
tersebut yakni: faktor ekonomi, kenyamanan dan faktor trend
berpakaian (fashion). Hal ini dilakukan karena peneliti merasa tiga
faktor ini sangat berperan dalam menghambat mahasiswa FPIPS
angkatan 2011 dalam mematuhi peraturan etika penampilan.
c. Tingkat Kesadaran
Pendapat dari Dra. Rahayu Ginintasasi, M.Si.
(http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/19500901198
1032-RAHAYU_GININTASASI/KESADARAN_Lengkapx.pdf)
bahwa kesadaran sama artinya dengan mawas diri (awareness).
Kesadaran juga bisa diartikan sebagai kondisi dimana seorang
individu memiliki kendali penuh terhadap stimulus internal
maupun stimulus eksternal. Namun, kesadaran juga mencakup
dalam persepsi dan pemikiran yang secara samar – samar disadari
oleh individu sehingga akhirnya perhatiannya terpusat. Kesadaran
dalam penelitian ini adalah tentang sejauh mana tingkat kesadaran
mahasiswa FPIPS dalam berpakaian sesuai dengan pedoman
perilaku mahasiswa UPI.
d. Etika penampilan
Etika penampilan yang dimaksudkan dalam penelitian ini
adalah Etika penampilan berdasarkan buku pedoman perilaku
mahasiswa UPI pada BAB IV tenta ng Sikap Dan Perilaku
Mahasiswa pada “Bagian Ketiga tentang Etika Penampilan, yang
tertera di pasal 8”
3. Operasionalisasi Variabel
Pada operasionalisasi variabel ini terdapat penjabaran variabel- variabel
dalam bentuk dimensi/sub variabel dan juga penjabaran dimensi/sub
28
Bayu Imanul Hakim, 2015
TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Dimensi/Sub Variabel Indikator
Implementasi 1. Mahasiswa
3. Mahasiswa laki- laki
tidak diperbolehkan oblong ketika kegiatan perkuliahan di gedung FPIPS
2. Mahasiswa FPIPS UPI tidak memakai celana jeans ketika kegiatan perkuliahan di gedung FPIPS
3. Mahasiswa FPIPS tidak menggunakan
Sendal/selop ketika kuliah
1. Mahasiswa FPIPS UPI tidak memakai pakaian yang ketat ketika kuliah 2. Mahasiswa FPIPS tidak
memakai pakaian yang tembus pandang ketika kuliah
1. Mahasiswa laki- laki
FPIPS UPI tidak
1. Tidak mematuhi pedoman kemahasiswaan karena tidak memiliki uang 2. Tidak mematuhi pedoman
29
Bayu Imanul Hakim, 2015
TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
aturan pedoman
kemahasiswaan
terpengaruh mode/fashion yang berlaku pada saat ini 3. Tidak mematuhi pedoman
perilaku mahasiswa
karena perasaan tidak nyaman
4. Tidak mematuhi pedoman
perilaku mahasiswa
karena iingin
memperlihatkan hartanya 5. Tidak mematuhi pedoman
perilaku mahasiswa
karena ingin dipanggil orang kaya
1.Mahasiswa FPIPS memiliki tingkat kesadaran anomous
2.Mahasiswa FPIPS memiliki tingkat kesadaran
Heteronomous
3.Mahasiswa FPIPS memiliki tingkat kesadaran
Sosionomous
4.Mahasiswa FPIPS memiliki tingkat kesadaran
autonomous
E. Alat Pengumpulan Data
1. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam penelitian. Adapun instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kuesioner/angket. Metode Kuesioner atau yang
sering kita sebut metode angket digunakan untuk meneliti hal- hal pribadi
yang tidak bisa diteliti oleh metode observasi yang hanya mengamati
tingkah laku manusia secara kasat mata saja. Pada metode kuesioner ini
dapat mengungkap hal-hal pribadi, seperti perasaan-perasaan yang sangat
tertekan, keinginan seseorang yang tidak berani diungkapkan kepada orang
30
Bayu Imanul Hakim, 2015
TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
dilakukan seseorang dimasa lalunya. Ada 3 jenis angket atau kuesioner
yaitu angket tertutup, angket terbuka dan angket campuran.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner atau angket
jenis tertutup. Berikut akan dipaparkan alasan peneliti memilih angket
tertutup sebagai alat pengumpul data pada penelitian ini
1) Menjunjung tinggi objektifitas dan netralitas.
2) Menghemat waktu, dan tenaga responden. Mengingat responden
adalah mahasiswa aktif di FPIPS UPI, sehingga tidak mengganggu
aktifitas perkuliahan responden.
3) Memudahkan responden dalam memberikan jawaba n dengan
memilih salah satu dari alternatif jawaban yang disediakan
4) Memudahkan peneliti dalam menganalisis jawaban- jawaban yang
dipilih responden
5) Memperoleh data yang relatif banyak dalam waktu yang singkat.
6) Menghemat tenaga, waktu dan biaya peneliti dalam melakukan
penelitian.
Dalam pemberian skor pada instrumen penelitian menggunakan
skala Likert. Kriteria penilaian ini digolongkan dalam lima tingkatan
dengan penilaian sebagai berikut:
1) Jawaban SS, diberi skor 1
2) Jawaban S, diberi skor 2
3) Jawaban TT, diberi skor 3
4) Jawaban TS, diberi skor 4
5) Jawaban STS, diberi Skor 5
2. Pengujian Instrumen Penelitian
a. Uji validitas dan Uji Reliabilitas
Sebelum alat ukur (angket ) digunakan, terlebih dahulu dilakukan
Uji validitas dan Uji Reliabilitas. Uji valid itas dimaksudkan untuk
31
Bayu Imanul Hakim, 2015
TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
apa yang seharusnya diukur. Oleh karena itu, uji validitas dilakukan pada
setiap item dalam kuesioner.
Untuk uji validitas digunakan rumus;
r = instrumen tersebut dikatakan tidak valid.
Sedangkan untuk uji reliabilitas yakni untuk mengetahui
keterandalan instrumen, digunakan metoda belah dua (split half method).
Metoda belah dua dilakukan dengan cara membagi instrumen menjadi dua
bagian, bisa ganjil- genap dan bisa pula belahan pertama dan kedua, untuk
kemudian kedua belahan tersebut dikorelasikan dengan menggunakan
rumus yang sama seperti di atas.
Menurut Ghazali (2002: 133) serta Ridwan, dkk (2011, hlm. 207)
Instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi jika nilai koefisien
yang diperoleh >0,60 .
Demikian pula sebaliknya jika rxy< 0,60 maka instrumen dari variabel penelitian tersebut dikatakan tidak reliabel.
Dalam penelitian ini peneliti menguji validitas dengan
menggunakan program SPSS For Windows versi 17.0. Hasil Uji Validitas
tiap butir soal dengan perhitungan menggunakan program SPSS For
Windows versi 17.0, adalah sebagai berikut:
32
Bayu Imanul Hakim, 2015
TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA
33
Bayu Imanul Hakim, 2015
TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA
34
Bayu Imanul Hakim, 2015
TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu No. 99 0,201 < 0,3 Tidak Valid
pengertian reliabilitas, yaitu reliabilitas memiliki sifat dapat dipercaya,
yaitu apabila alat ukur digunakan berkali-kali oleh peneliti yang sama atau
oleh peneliti lain tetap memberikan hasil yang sama. Jadi reliabilitas
adalah seberapa jauh konsistensi alat ukur untuk dapat memberikan hasil
yang sama dalam mengukur hal dan subjek yang sama. Berikut akan
peneliti paparkan hasil uji reliabilitas dengan menggunakan program SPSS
For Windows versi 17.0, yaitu: Correlation Between Forms .760 Spearman-Brown
Coefficient
35
Bayu Imanul Hakim, 2015
TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Guttman Split-Half Coefficient .844
Riduwan, dkk (2011, hlm. 207) mengatakan bahwa jika rhitung lebih besar dari rtabel maka dikatakan bahwa data itu reliabel. Untuk melihat rhitung pada uji reliabilitas penelitian ini kita lihat nilai korelasi Guttman
split-half coefficient = 0,844. Korelasi berada pada kategori sangat kuat.
Jika dibandingkan dengan rtabel (0,666) maka rhitung lebih besar dari rtabel . Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa angket dalam penelitian ini
reliabel.
b. Uji Normalitas Data
Secara umum penggunaan analisis statistik dapat dibedakan menjadi
dua, yakni analisis statistik parametrik dan analisis statistik nonparametrik.
Penggunaan analasis statistik parametrik harus memenuhi kriteria
normalitas data.
Hal ini dinyatakan Sugiyono (2001, 69-70):
“…bahwa penggunaan statistik parametrik, bekerja dengan asumsi bahwa data setiap variabel penelitian yang akan dianalisis membentuk distribusi
normal. Jika tidak berdistribusi normal maka teknis analisis data statsitik
parametrik tidak dapat digunakan. Sebagai gantinya digunakan teknik
analisis statistik nonparametrik. Jadi sebelum melakukan penganalisisan
data sebaiknya data diuji dulu apakah data berdistribusi normal atau tidak.”
Instrumen uji normalitas yang digunakan adalah kurva skewness
Bayu Imanul Hakim, 2015
TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu 97
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berikut ini hasil yang diperoleh dari penelitian mengenai pengaruh
tingkat pengetahuan mahasiswa, implementasi pedoman perilaku
mahasiswa dan faktor hambatan yang dihadapi mahasiswa terhadap
tingkat kesadaran dalam etika penampilan mahasiswa FPIPS UPI
angkatan 2011adalah sebagai berikut:
1. Tingkat kesadaran mahasiswa FPIPS dalam mematuhi peraturan
mengenai etika penampilan di kampus berada pada tingkatan sedang
(62,92%). Tingkatan sedang ini maksudnya mereka mengetahui
tentang etika penampilan di kampus dan mengimplementasikan
sebagian besar dari peraturan etika penampilan tersebut. Namun
mereka mudah terpengaruh oleh orang lain atau terpengaruh oleh
keadaan dan situasi tertentu. Contoh, pada awalnya seo rang
mahasiswa berpakaian rapi sesuai dengan peraturan etika penampilan,
tetapi ketika dia melihat teman-temannya memakai celana jeans dan
kaos oblong, maka pada keesokan harinya diapun mengikuti
teman-temannya dan juga ini diperparah dengan tidak adanya dosen, staff
atau pihak-pihak yang seharusnya memberi teguran kepada
mahasiswa yang melanggar etika penampilan.
2. Jika dilihat dari semua peraturan pedoman perilaku mahasiswa dalam
etika penampilan, sebagian besar mahasiswa FPIPS angkatan 2011
sudah mengimplementasikannya. Akan tetapi, mereka masih banyak
yang memakai kaos oblong dan memakai pakaian yang kurang sopan
(memakai celana jeans). Selain itu, mahasiswa perempuan masih
98
Bayu Imanul Hakim, 2015
TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
masih sering dipakai oleh mahasiswa perempuan adalah celana jeans
ketat. Hal ini menunjukan bahwa ada dua butir peraturan yang belum
bisa diaplikasikan oleh mahasiswa FPIPS, yaitu: peraturan tentang
tidak diperbolehkannya menggunakan sandal, selop, kaos oblong,
dan/atau pakaian yang kurang sopan dalam proses pembelajaran dan
/atau kegiatan akademik lainnya; dan peraturan yang melarang
mahasiswa perempuan dalam berbusana tidak diperbolehkan
menggunakan busana yang mini, ketat, dan tembus pandang, serta
menggunakan perhiasan dan ber-make up berlebihan.
3. Faktor hambatan mahasiswa FPIPS UPI untuk berpenampilan sesuai
dengan etika penampilan di kampus UPI ada ditingkatan sedang
(66,29%). Maksudnya disini, faktor kendala yang ada kadang –
kadang mempengaruhi kadang – kadang tidak. Adapun kendala –
kendala yang kadang-kadang menghambat mahasiswa FPIPS dalam
mengimplementasikan etika penampilan di kampus upi adalah
kendala di faktor kenyamanan seseorang, dan faktor trend atau mode
yang berlaku pada saat ini.
4. Ada tiga solusi yang ditawarkan oleh peneliti kepada pihak upi
supaya mahasiswa FPIPS mengimplementasikan peraturan etika
penampilan di kampus UPI. Pertama, Meninjau kembali butir – butir
peraturan pedoman perilaku mahasiswa, terutama pada bagian etika
penampilan agar mahasiswa dapat memahami dan
mengimplementasikannya. Terutama tentang ukuran atau
batasan-batasan yang harus dilakukan oleh mahasiswa. contohnya, tentang
ukuran rambut panjang (agar lebih jelas bisa menggunakan ukuran
centi meter (cm), ukuran pakaian mini (bisa menggunakan ukuran
berapa centi meter di bawah paha) dan pakaian-pakaian apa saja yang
termasuk pakaian yang tidak sopan (karena ada sebagian orang
menganggap memakai celana jeans adalah pakaian sopan dan ada
yang mengatakan tidak). Kedua, Para penegak peraturan pedoman
99
Bayu Imanul Hakim, 2015
TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
sanksi (dosen, tenaga administrasi, teknisi, laboran dan/atau petugas
yang sesuai dengan bidangnya, ketua program studi, ketua jurusan,
dekan, direktur, dan pimpinan Universitas) harus mempertegas
kembali pemberian sanksi bagi para pelanggar pedoman perilaku
mahasiswa, khususnya mengenai etika penampilan yang sering
dianggap hal yang sepele. Ketiga, para penegak peraturan pedoman
perilaku mahasiswa atau orang – orang yang dapat memberikan
sanksi (dosen, tenaga administrasi, teknisi, laboran dan/atau petugas
yang sesuai dengan bidangnya, ketua program studi, ketua jurusan,
dekan, direktur, dan pimpinan Universitas) harus konsisten dalam
menegakkan peraturan etika penampilan agar kedepannya di FPIPS
tidak ada lagi yang melanggar peraturan etika penampilan dan FPIPS
bisa menjadi panutan bagi fakultas-fakultas lainnya, baik itu di UPI
maupun di kampus lainnya.
B. Saran
1. Saran Untuk Peneliti Selanjutnya
a. Diharapkan penelitian tentang keterampilan sosial harus terus
digali, dan dilanjutkan karena keterampilan sosial itu cakupannya
yang sangat luas. Adapun penelitian ini (keterampilan cara
berpakaian ) adalah sebagian contoh kecil dari keterampilan sosial.
b. Setiap universitas pasti memiliki peraturan seperti pedoman
perilaku mahasiswa UPI, sehigga masih banyak peraturan yang
bisa diteliti lebih lanjut, baik itu tentang sejauh mana peraturan
tersebut diimplementasikan oleh mahasiswa ataupun yang hal
lainnya sesuai dengan jurusan ataupun fokus keilmuan yang anda
100
Bayu Imanul Hakim, 2015
TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
c. Saran selanjutnya untuk alat pengumpulan data, sebaiknya
ditambah lagi dengan metode wawancara agar lebih memahami dan
mendalami kendala-kendala yang menghambat responden dalam
mematuhi pedoman perilaku mahasiswa ataupun
peraturan-peraturan yang ada pada masing- masing universitas.
d. Saran terakhir, sebaiknya lebih mendalami materi tentang
keterampilan sosial baik itu sumber dari luar maupun dari dalam
negeri agar bisa memberikan solusi-solusi yang lebih cerdas,
101
Bayu Imanul Hakim, 2015
TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Ilmiah Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta : Rineka Cipta
Djahiri, A.K. (1985). Strategi Pengajaran Afektif-Nilai-Moral VCT dan Game dalam VCT, PMPKN. FPIPS IKIP Bandung
Fathurrohman, P dan Suryana, A. (2012). Guru Profesional. Bandung: PT Refika Aditama.
Falah, S. (2012). Guru Adalah Ustadz Adalah Guru. Jakarta: Republika Penerbit.
Hadi, S. (1981). Metodologi Research. Yogyakarta: Penerbit Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.
Hasan, I. (2006). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara
Jarolimek, J. (1997). Social Studies Competence and Skills. Amerika Serikat: Macmilillan Publishing Co.,Inc
Keraf, A. S. (1991). Etika Bisnis Membangun Citra Bisnis Sebagai Profesi Luhur. Jakarta: Kanisius.
Manshur, A. Q. (2012). Buku Pintar Fikih Wanita. Jakarta: Penerbit Zaman.
Margono, S. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Nasution, S. (2000). Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara
Riduwan. (2007). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru- Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung : Alfabeta.
Rudy, M. (1993). Teori, Etika Dan Kebijakan Hubungan Internasional. Bandung: Penerbit Angkasa.
Sagala, S. (2009). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.
102
Bayu Imanul Hakim, 2015
TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Sudjana, N. (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugianto, M. (2007). 36 Jam Belajar Komputer SPSS 15. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Sukardi, J. S. dan Rohman, A. (2009). Sosiologi untuk SMA Kelas X. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Sulistyo, B. (2006). Metode Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Sunggono, B. (1994). Hukum dan Kebijaksanaan Administrasi Publik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Sunggono, B. (1994). Hukum dan Kebijaksanaan Publik. Jakarta: Sinar Grafika.
Surakhmad, Winarno. (1980). Psikologi Pemuda. Bandung: Penerbit Jemmars.
Souryal , S. S. dan Kunarto. (1999). Etika Dalam Peradilan Pidana. Jakarta: PT. Cipta Manunggal.
Suseno, F. M. (2010) Etika Dasar. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Purwanto. (2012). Metodologi Penelitian Kuantitatif Untuk Psikologi dan Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Belajar.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Young, G.G. (2013). Panduan Membaca Kepribadian Orang. Jogjakarta: penerbit Think.
Zubair, A.C. (1995). Kuliah Etika. Jakarta: PT. Raja Gravindo Persada.
B. Jurnal
103
Bayu Imanul Hakim, 2015
TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Hasyim, Z. Perempuan dan Feminisme dalam Perspektif Islam. (2012). Jurnal Muwazah. 4(1), hlm. 37-45.
Karniawati, N. I. dan Yuni D. (2013). Implementasi Kebijakan Peraturan Daerah (PERDA) Nomor 27 Tahun 2003 Seri C Tentang Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP). Jurnal Majalah Ilmiah Unikom, 11 (1), hlm. 57-76.
Setiawan, D. (2013). Peran Pendidikan Karakter dalam Mengembangkan Kecerdasan Moral. Jurnal Pendidikan Karakter, 1 (3), hlm. 53 – 63.
C. Skripsi, Tesis dan Disertasi
.
Aprianto, Y. (2007). Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan keterampilan Pemahaman Konsep Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Studi Deskriptif Kuantitatif pada Siswa Kelas X SMAN 8 Bandung dalam Pembelajaran PKN). Skripsi, Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan, Universitas Pendidikan Indonesia.
Ardiana, L. (2007). Persepsi Ketidaknyamanan Lingkungan di Kehidupan Perkotaan (Suatu Stud Deskriptif pada Warga Kota Bogor). Skripsi, Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia.
Augustin, M. P. (2010) Pengaruh Terpaan Media Internet Terhadap Karakter Siswa (Studi Terhadap Siswa SMA Negeri di Kota Cimahi). Tesis, Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.
Bangun, E. V. (2014). Pengaruh Warna Ruang Kerja Terhadap Kenyamanan Dosen
Departemen Psikologi Industri Dan Organisasi Fakultas Psikologi Universitas Sumatra Utara. Skripsi, Fakultas Psikologi, Universitas Sumatera Utara.
Desianti, N. (2008). Kesadaran Hukum Negara Terhadap Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Dikota Bandung (Studi Kasus Kepemilikan Kartu Identitas Penduduk Musiman/KIPEM di RW 04 Kelurahan Isola Kecamatan Sukasari Bandung). Skripsi, Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan, Universitas Pendidikan Indonesia.
Dewanti. (2012). Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan Gigi dengan Perilaku Perawatan Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN Pondok Cina 4. Skripsi, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia.
Efendi, I. (2012). Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Model Jurisprudensial Dalam Menumbuhkan Kesadaran Hukum Siswa. Tesis, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.
104
Bayu Imanul Hakim, 2015
TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Hakam, K. A. (2010). Model Pembudayaan Nilai Moral Di Sekolah Dasar. Disertasi, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.
Hardyansyah, R. (2014). Kesadaran Hukum Para Pihak dalam Pelaksanaan Perjanjian Kerja Tertenty (PKWT) di Perusahaan Garment (Studi di Perusahaan Garment UD Harmoni Lumajang). Skripsi, Fakultas Hukum, Universitas Brawijaya.
Hartoyo, I.J. (2014). Mengembangkan Keterampilan Greeting, Grooming dan Gesturing Melalui Bermain Peran Dalam Pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas 8F SMPN 10 Kota Bandung). Skripsi, Prodi Pendidikan IPS, Universitas Pendidikan Indonesia.
Hasanah, M. (2012). Pengaruh Kompetensi Akademik dan Kompetensi Personal Terhadap Keterampilan Sosial Mahasiswa Jurusan IPS FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. Tesis, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.
Hermaturida. (2009). Pengaruh Penggunaan Metode Investigasi Kelompok Terhadap Keterampilan Sosial Siswa (Studi Eksperimen pada Pembelajaran PKN kelas XI di SMAN 1 Kecamatan Sepauk Kabupaten Sintang Kalimantan Barat). Tesis, Sekolah Pascasarjana, Univesitas Pendidikan Indonesia.
Ma’arif, S. (2012). Persepsi Para Tokoh Masyarakat di Sekitar Kampus Terhadap
Cara Berpakaian Mahasiswa STAIN Salatiga. Skripsi, Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri.
Mulyana, Y. (2008). Pengaruh Persepsi Atas Pemasaran Sosial Terhadap Proses Keputusan Menjadi Donatur Pada Lembaga Sosial Dompet Dhuafa Bandung (Survei Pada Kelompok pengajian di Kelurahan Taman Sari RW 18 Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung). Skripsi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Universitas Pendidikan Indonesia.
Muhyidin, U. (2012). Pengaruh Tingkat Layanan Akademik dan layanan kemahasiswaan terhadap Keterampilan Sosial (Survei pada Mahasiswa Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung). Tesis, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.
Najib, M. A. (2012). Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 7
Tahun 2009 Tentang “Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima”.
Skripsi, Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta.
105
Bayu Imanul Hakim, 2015
TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Rahmawati, A. (2007). Implementasi Kebijakan Pemerintah Kota Semarang Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Gelandangan di Kota Semarang. Skripsi, Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang.
Ramdani, A. (2011). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Terhadap Pembentukan Nilai-Nilai Budaya Kerja (Di SMA Negeri Se-Kota Tasikmalaya). Skripsi, Jurusan Administrasi Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia.
Supriatna. (2012). Efektivitas Proses Pembelajaran IPS dalam Meningkatkan Keterampilan Sosial Peserta Didik SMK di Jawa Barat (Studi Pada Peserta Didik SMK RSBI di Jawa Barat). Tesis, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.
Widyantoro, A. E. (2009). Implementasi Performance based budgeting: Sebuah Kajian Fenomenologis (Studi Kasus pada Universitas Diponegoro). Tesis, Program Pascasarjana, Universitas Diponegoro.
Wisudawaty, A. N. (2009). Pengaruh Pengetahuan Warga Negara (Civic Knowledge) Terhadap Kesadaran Hukum Siswa di Sekolah. Tesis Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.
Yuliasari. (2010). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan Pelaksanaan Senam Hamil (studi Pada Ibu Hamil Trimester II Dan III) di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan. Skripsi, Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Yuriawati, N. A. (2014). Optimalisasi Peran Strategis Pelayanan di Wilayah Kecamatan Dalam Mendukung Pemerintahan Yang Baik (Studi Deskriptif Analitis Terhadap Pemerintahan Kecamatan, Kepolisian Sektor, dan Pusk esmas di Kecamatan Jalan Cagak Kabupaten Subang). Skripsi, Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan, Universitas Pendidikan Indonesia.
Zaeni, A. (2006). Implementasi Kebijakan Program Keluarga Berencana di Kabupaten Batang Studi Kasus Peningkatan Kesertaan KB Pria di Kecamatan Gringsing. Tesis, Program Pascasarjana, Universitas Diponegoro.
D. Internet
Putra, A. (2014). Kenapa Orang Harus Patuh Terhadap Hukum dan Mengapa Orang Harus Melanggar Hukum. [Online]. Tersedia di:
106
Bayu Imanul Hakim, 2015
TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Petir, D.P. (2009). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum di Indonesia. [Online]. Tersedia di:
http://umum.kompasiana.com/2009/07/13/faktor- faktor-yang-
mempengaruhi-penegakan-hukum-di- indonesia-8562.html [Diakses 18 Oktober 2014].
Saifuddin, A.S.M. (2013). Hikmah Ilmiyah Dari Beberapa Larangan Rasul. [Online]. Tersedia di: http://saifuddinasm.com/2013/06/19/hikmah-
ilmiyah-dari-beberapa-larangan-rasul/ [Diakses 16 Oktober 2014].
Praditia, A. (2011). Perilaku Menyimpang dan Sikap Anti Sosial. [Online]. Tersedia
di: http://ajiponk.wordpress.com/2011/12/03/perilaku-
menyimpang-dan-sikap-sikap-anti-sosial/ [Diakses 20 0ktober 2014].
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032-RAHAYU_GININTASASI/KESADARAN_Lengkapx.pdf