• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA : Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi pada Peserta Didik Kelas X SMA NEGERI 7 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA : Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi pada Peserta Didik Kelas X SMA NEGERI 7 Bandung."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

No.Daftar/FPEB/619/UN40.7.DI/LT/2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP

INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA

(Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi pada Peserta Didik Kelas X SMA NEGERI 7 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi.

oleh

Rani Putri Perdani 1005971

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

(2)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi pada Peserta Didik Kelas X

SMA NEGERI 7 Bandung)

Oleh

Rani Putri Perdani

Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Rani Putri Perdani 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

(3)

RANI PUTRI PERDANI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi pada Peserta Didik Kelas X

SMA NEGERI 7 Bandung)

Bandung, Februari 2015

Skripsi ini telah disetujui oleh:

Pembimbing

Prof.Dr.H.Disman, M.S. NIP. 195902091984121 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

UPI Bandung

(4)

ABSTRAK

“PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA

(Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi pada Peserta Didik Kelas X SMA NEGERI 7 Bandung).”

di bawah bimbingan Prof.Dr.H.Disman, MS

Oleh

Rani Putri Perdani 1005971

Penelitian ini membahas tentang permasalahan kemampuan analisis siswa kelas X IIS di SMA Negeri 7 Bandung. Berdasarkan hasil pra penelitian yang dilakukan oleh penulis, tidak ada siswa yang mencapai nilai kriteria kelulusan minimal (KKM). Kriteria kelulusan minimal mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 7 Bandung adalah sebesar 75. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kemampuan analisis siswa kelas eksperimen pada saat sebelum dan sesudah diberi perlakuan, kemampuan analisis siswa kelas kontrol pada saat sebelum dan sesudah diberi perlakuan, dan mengetahui kemampuan analisis antara kelas yang diberi perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe

Group Investigation (GI) dan kelas yang diberi perlakuan metode ceramah.

Metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen dengan menggunakan non equivalence control group design. Pengumpulan data dilakukan dengan cara tes tertulis. Tes tersebut dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada saat sebelum pembelajaran dimulai dan setelah pembelajaran dilakukan. Pengolahan data dilakukan dengan cara uji t independen (t-test independent) dan paired t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan analisis di kelas eksperimen yang menggunakan metode group investigation (GI) pada saat sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan, terdapat perbedaan kemampuan analisis di kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah pada saat sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan dan terdapat perbedaan kemampuan analisis antara kelas yang diberi metode group investigation (GI) lebih tinggi dibandingkan kelas metode ceramah sesudah diberi perlakuan.

(5)

ABSTRAC

EFFECT OF COOPERATIVE LEARNING TYPE GROUP INVESTIGATION

TO STUDENT ANALYZE ABILITY (STUDY CASE FOR ECONOMY

STUDIES AT SMAN 7 BANDUNG GRADE X)

BY

RANI PUTRI PERDANI 1005971

This reseacrh talk about student analyze ability’s problem at SMAN 7

BANDUNG grade X IIS. Based on pra-research result that no student who is

reach to graduate criteria minimum value. Minimum graduated criteria for

economy studies at SMAN 7 BANDUNG is 75. The purpose this research is for

knowing about diverification of student analyze ability at experiment grade when

student put on before and after treatment, student analyze ability at control grade

when student put on before and after treatment, and for knowing analyze ability

between student at class that put on treatment of cooperative learning model type

group investigation and student at class that put on treatment of speech method.

The method that used by researcher in this reseacrh is experiment quasi with non

equivalence control group desain. The data accumulation by the written test way.

That test do to twice, are when before learning started and after learning done.

The data processing by t-test independent way and paired t-test. The research

result refer that there is diverification of analyze ability at experiment class that

use group investigation method when before student put on treatment and after

treatment, there are any diverification of analyze ability at control class that use

speech method when before treatment and after treatment, and any diverification

analyze ability between class that put on group investigation method higher than

class that speech method after put on treatment.

(6)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Melihat perkembangan dunia dalam berbagai hal yang begitu pesat,

Indonesia sebagai negara berkembang wajib mengikuti hal tersebut.

Perkembangan yang terjadi tidak terlepas dari ilmu dan pengetahuan yang

dikembangkan oleh manusia. Untuk mengembangkan hal tersebut, tentu perlu

adanya pendidikan yang dapat menjadi modal besar dalam mengembangkan

kualitas manusia.

Terdapat beberapa hal yang sangat penting untuk kita kritisi dari konsep

pendidikan menurut undang-undang tersebut. Pertama, pendidikan adalah usaha

sadar yang terencana, hal ini berarti proses pendidikan di sekolah bukanlah proses

yang dilaksanakan secara asal-asalan dan untung-untungan, akan tetapi proses

yang bertujuan sehingga segala sesuatu yang dilakukan guru dan siswa diarahkan

pada pencapaian tujuan.

Kedua, proses pendidikan yang terencana itu diarahkan untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran, hal ini berarti pendidikan tidak boleh

mengesampingkan proses belajar. Pendidikan tidak semata-mata berusaha untuk

mencapai hasil belajar, akan tetapi bagaimana memperoleh hasil atau proses

belajar yang terjadi pada diri anak. Dengan demikian, dalam pendidikan antara

proses dan hasil belajar harus berjalan secara seimbang. Pendidikan yang hanya

mementingkan salah satu diantaranya tidak akan dapat membentuk manusia secara

utuh.

Ketiga, suasana belajar dan pembelajaran itu diarahkan agar peserta didik

dapat mengembangkan potensi dirinya, ini berarti proses pendidikan itu harus

berorientasi kepada siswa (student active learning). Pendidikan adalah proses

pengembangan potensi anak didik. Dengan demikian, anak dipandang sebagai

(7)

2

adalah mengembangkan potensi yang dimiliki anak didik, bukan menjejalkan

materi pelajaran atau memaksa anak untuk menghafal data dan fakta.

Keempat, akhir dari proses pendidikan adalah kemampuan anak memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara

(Sanjaya, 2006: 2).1

Hal ini berarti proses pendidikan berujung kepada pembentukan sikap,

pengembangan kecerdasan atau intelektual, serta pengembangan keterampilan

anak sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan tiga aspek inilah, (sikap, kecerdasan,

dan keterampilan) arah dan tujuan pendidikan harus diupayakan. Dalam hal

tersebut proses pembelajaran merupakan salah satu faktor penting yang dapat

mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar, proses pembelajaran harus

dibuat sedemikian rupa agar siswa dapat mengikutinya dan pada akhirnya dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran yang sekaligus dapat menjadi penentu

keberhasilan belajar siswa.

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi dan

dirasakan oleh setiap warga negara, sebagaimana Undang-Undang yang telah

ditetapkan bahwa setiap warga negara Indonesia wajib mendapatkan hak untuk

mendapatkan pendidikan. Hal ini juga sesuai dengan Tujuan Pendidikan

Nasional Indonesia yang ingin mengembangkan potensi peserta didik menjadi

manusia yang beriman, takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan kerjasama antar komponen

yang ada dalam dunia kependidikan. Salah satu komponen yang penting adalah

guru sebagai tenaga pendidik dari suatu proses belajar. Guru mempunyai

tanggung jawab yang cukup besar, maka dari itu sebaiknya guru memiliki

kompetensi yang memadai seperti kompetensi pedagogig, kepribadian,

profesional dan sosial serta memenuhi standar yang telah ditetapkan agar

1

(8)

3

mempunyai kualitas yang baik. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya

sebagai tenaga pendidik dan kependidikan sesuai dengan latar belakang

ilmunya, guru dituntut dapat memahami siswa dalam proses belajar mengajar

yang dilaksanakan, memiliki kelengkapan perangkat pembelajaran, dan

melakukan evaluasi terhadap pembelajaran.

Keberhasilan suatu pendidikan dapat diukur dengan hasil belajar siswa

seperti terlihat dari hasil Ujian Nasional (UN) yang diadakan setahun sekali

untuk mengukur kualitas pendidikan masing-masing daerah serta hasil Ujian

Akhir Semester (UAS) dari masing-masing sekolah ataupun dari hasil nilai

ulangan harian yang digunakan guru untuk mengukur hasil siswa terhadap

materi yang telah diberikan. Berbicara mengenai hasil belajar siswa, Bloom

dalam Suprijono (2012:6) menyatakan bahwa, hasil belajar terbagi kedalam

tiga ranah (domain), yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.

Menurut Anderson dan Krathwohl (2010:120) dalam revisi taksonomi

ranah kognitifnya mengatakan bahwa, menganalisis melibatkan proses

memecah-mecah materi menjadi bagian-bagian kecil dan menentukan

bagaimana hubungan antarbagian dan antara setiap bagian dan struktur

keseluruhannya. Meningkatkan kemampuan siswa dalam menganalisis

merupakan tujuan dalam banyak bidang studi termasuk di Indonesia. Maka dari

itu, ada perubahan dari kurikulum tahun 2006 yang dikenal sebagai Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) berubah menjadi Kurikulum 2013. Dalam

kurikulum 2013 tidak hanya difokuskan tingkat pengetahuan, pemahaman, dan

penerapan saja yang berkembang, tetapi tingkat analisis, sintesis, dan evaluasi

juga diperhatikan untuk dikembangkan. Oleh karena itu, siswa dituntut untuk

lebih berpikir kritis agar dapat memiliki kemampuan analisis yang baik.

Hal tersebut juga berlaku pada salah satu mata pelajaran yang dipelajari

yaitu mata pelajaran ekonomi. Dalam kurikulum terbaru memang mata

pelajaran ekonomi di tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah

(9)

4

dalam mata pelajaran IPS Terpadu. Sedangkan, pada tingkat Sekolah

Menengah Atas (SMA) khususnya pada jurusan Ilmu-Ilmu Sosial (IIS) mata

pelajaran ekonomi dipelajari tersendiri tidak terpadu dengan ilmu-ilmu sosial

lainnya.

Peneliti mengambil studi kasus di Sekolah Menengah Atas Negeri 7 Kota

Bandung, peneliti hanya akan meneliti kelas X IIS di satu sekolah SMA

Negeri di kota Bandung. Peneliti menentukan SMA Negeri 7 Bandung

menjadi tempat untuk melakukan penelitian. Berikut daftar hasil post test bab

konsep ilmu ekonomi mata pelajaran Ekonomi di Sekolah Menengah Atas

Negeri 7 Bandung :

Tabel 1.1

Daftar Nilai Hasil Post-Test Bab Konsep Ilmu Ekonomi Sekolah Menengah Atas Negeri 7 di Kota Bandung Tahun Ajaran 2013/2014

Nilai Jumlah Siswa

Nilai 60 1 orang

Nilai 50 4 orang

Nilai 45 6 orang

Nilai 40 2 orang

Nilai 35 2 orang

Nilai 30 4 orang

Nilai 20 4 orang

Nilai 15 1 orang

(10)

5

Gambar 1.1

Daftar Nilai Hasil Post-Test Bab Konsep Ilmu Ekonomi Sekolah Menengah

Atas Negeri 7 di Kota Bandung Tahun Ajaran 2013/2014

Sumber : SMAN 7 BANDUNG, Data Diolah

Dari nilai post test yang telah dilaksanakan, 27 siswa yang menyelesaikan

soal post-test tidak ada yang mendapatkan nilai diatas KKM. Kriteria

Kelulusan Minimal mata pelajaran Ekonomi di Sekolah Menengah Atas Negeri

7 Bandung sebesar 75. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar

tersebut, faktor dari gurunya itu sendiri. Model pembelajaran konvensional

dengan metode ceramah membuat siswa merasa bosan dalam belajar dan

membuat siswa menjadi pasif. Sehingga, pemahaman siswa akan materi yang

disampaikan tidak begitu baik hasilnya.

Pemahaman siswa dalam kegiatan belajar mengajar merupakan hal yang

penting. Maka dari itu, seorang guru dituntut harus memiliki kompetensi yang

baik dan lebih kreatif dalam mengajar. Salah satu model yang dapat digunakan

adalah model pembelajaran kooperatif tipe group investigation, dengan metode

ini siswa diharapkan dapat lebih aktif, bertanggung jawab dan memahami

materi yang diberikan oleh guru.

Berdasarkan fakta yang dipaparkan di atas maka penulis merasa penting

untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan hasil belajar siswa di SMA

(11)

6

Negeri 7 Bandung. Adapun judul penelitiannya ini adalah “PENGARUH

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP

INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI”

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1) Bagaimana kemampuan analisis siswa di kelas eksperimen pada

saat sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan?

2) Bagaimana kemampuan analisis siswa kelas kontrol pada saat

sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan?

3) Apakah kemampuan analisis siswa kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan kelas kontrol sesudah diberikan perlakuan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan beberapa permasalahan tadi, maka ada hal yang menjadi

tujuan dibuatnya penelitian ini yaitu untuk mengetahui :

1) Adanya perbedaan kemampuan analisis pada kelas eksperimen

pada saat sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan.

2) Adanya perbedaan kemampuan analisis pada kelas kontrol pada

saat sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan.

3) Adanya perbedaan kemampuan analisis antara kelas eksperimen

yang lebih tinggi dibanding kelas kontrol pada saat setelah diberi

perlakuan.

1.4Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

a. Dari segi ilmiah, penelitian ini diharapkan dapat menambah

khasanah ilmu pengetahuan, khususnya tentang metode

(12)

7

b. Untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan

ilmu pendidikan.

c. Dapat digunakan sebagai bahan acuan di bidang penelitian

sejenis.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi sekolah, penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui adakah

perbedaan antara model pembelajaran konvensional dan model

pembelajaran kooperatif group investigation terhadap hasil

belajar siswa.

b. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan khususnya mengenai

model pembelajaran kooperatif group investigation yang bisa

diterapkan pada kegiatan belajar mengajar.

c. Bagi pembaca, hasil penelitian ini dapat menambah dan

mengembangkan wawasan pembaca terkait masalah pendidikan

dan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation.

Selain itu sebagai referensi bagi yang ingin mengkaji lebih dalam

(13)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di kelas eksperimen dan kelas

kontrol di SMA Negeri 7 Bandung, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Terdapat perbedaan kemampuan analisis di kelas eksperimen yang

menggunakan metode group investigation (GI) pada saat sebelum diberi

perlakuan dan setelah diberi perlakuan.

Artinya, model cooperative learning tipe group investigation (GI) dapat

meningkatkan kemampuan analisis siswa dan semakin efektif metode

tersebut digunakan maka semakin meningkat kemampuan analisis siswa.

2. Terdapat perbedaan kemampuan analisis di kelas kontrol yang

menggunakan metode ceramah pada saat sebelum diberi perlakuan dan

setelah diberi perlakuan.

Artinya, metode ceramah mempunyai pengaruh terhadap kemampuan

analisis siswa dan perbedaan yang didapat adalah penurunan hasil belajar.

3. Terdapat perbedaan kemampuan analisis antara kelas yang diberi metode

group investigation (GI) lebih tinggi dibandingkan kelas metode ceramah

sesudah diberi perlakuan.

Artinya, model cooperative learning tipe group investigation dapat

meningkatkan kemampuan analisis siswa terhadap kemampuan analisis

siswa dan lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yang menggunakan

metode ceramah.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka peneliti mengajukan

saran atau rekomendasi sebagai berikut:

(14)

80

Dapat menggunakan model cooperative learning tipe group

investigation (GI) dalam proses pembelajaran, sebagai salah satu

model pembelajaran alternatif di kelas untuk membuat siswa

menjadi lebih aktif dan komunikatif dalam proses pembelajaran.

Sehingga, siswa mempunyai motivasi tinggi untuk mengikuti

proses pembelajaran. Untuk pembagian kelompok, sebaiknya

dipilih oleh guru sehingga siswa terbagi secara heterogen dan bisa

bekerja sama dengan siapa saja teman kelompoknya.

 Sebelum menggunakan metode sebaiknya guru mengingat langkah-langkah yang harus dilakukan agar dapat berjalan dengan lancar

tanpa ada hambatan.

2. Bagi pihak sekolah, disarankan selalu ikut berpartisipasi dalam mengikuti

berbagai acara yang berkenaan dengan kegiatan pengajaran dan

pembelajaran sehingga guru dapat berinovasi dalam melaksanakan

kegiatan pembelajaran untuk diterapkan di kelas yang nantinya dapat

dapat meningkatkan kemampuan analisis siswa.

3. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan dapat melakukan penelitian

mengenai kemampuan analisis siswa dengan model pembelajaran

cooperative learning tipe group investigation (GI) lebih baik lagi dalam

hal pembuatan instrumen penelitian agar kemampuan analisis (C4)

maupun tingkatan kognitif diatas kemampuan analisis dapat terukur

(15)
(16)
(17)

Gambar

Tabel 1.1
Gambar 1.1 Daftar Nilai Hasil Post-Test Bab Konsep Ilmu Ekonomi Sekolah Menengah

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Ventrikel jantung: dibagi menjadi dua, yaitu ventrikel kanan dan ventrikel kiri yang merupakan dua ruangan besar pada jantung dengan otot yang lebih tebal daripada atrium.Bagian

2 Kedua tangan menutup telapak tangan (posisi ibu jari ke arah atas, jari yang lain ditutup), tangan kanan tetap lurus menthang ke arah kanan, tangan kiri di depan dada,

Jika terjadi gangguan didaerah kerja Relai Diferensial, maka arus dari kedua sisinya akan saling menjumlah (Id≠0) kemudian Relai Diferensial akan bekerja memberikan

Hubungan saling tergantung antara dua sistem ekonomi atau lebih, dan hubungan antara sistem-sistem ekonomi ini dengan perdagangan dunia, menjadi hubungan

Sehubungan dengan akan dilaksanakannya klarifikasi dan negosiasi dan dengan berakhirnya masa sanggah, untuk itu kami mengundang Direktur Utama / Pimpinan Perusahaan

Dalam upaya mewujudkan pemerintahan kabupaten Majalengka yang baik (Good Government), reformasi birokrasi pemerintah daerah merupakan suatu kebutuhan salah satunya

menyaksikan, dan akan berakibat pada kepuasan dan ketidakpuasan khalayak.. Berikut adalah beberapa pertanyaan yang disampaikan kepada partisipan. mengenai teknik pengambilan gambar