• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH TIPE SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF BERDASARKAN KEMAMPUAN AWAL PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH TIPE SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF BERDASARKAN KEMAMPUAN AWAL PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH TIPE SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) TERHADAP

KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF BERDASARKAN KEMAMPUAN AWAL PESERTA DIDIK

DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI

(Studi Kuasi Eksperimen Dalam Pembelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 1 Subang dan SMA At Tawazun Pada Kompetensi Dasar Menyajikan Konsep Permintaan, Penawaran, dan Harga Keseimbangan Dalam Bentuk Skedul/Tabel,

Fungsi, dan Kurva)

TESIS

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Ekonomi Konsentrasi Pendidikan Ekonomi

Disusun Oleh : Hadi Fathurokhman

NIM. 1201359

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

Hadi Fathurokhman , 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH TIPE SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF BERDASARKAN KEMAMPUAN AWAL PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH TIPE SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR

KREATIF BERDASARKAN KEMAMPUAN AWAL PESERTA DIDIK

(Studi kuasi eksperimen dalam pembelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 1 Subang dan SMA At Tawazun pada Kompetensi Dasar Menyajikan Konsep Permintaan, Penawaran, dan Harga Keseimbangan Dalam Bentuk Skedul/Tabel, Fungsi dan Kurva)

Oleh

Hadi Fathurokhman S.E Unpas Bandung, 2005 S.Pd Unpas Bandung, 2009

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Ekonomi

© Hadi Fathurokhman 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

Hadi Fathurokhman , 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH TIPE SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF BERDASARKAN KEMAMPUAN AWAL PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Daftar Pustaka

Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Danim, Sudarwan. (2010). Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Alfabeta.

Dahar, Ratna Wilis. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Depdikbud. (1990).Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Bahasa.

Filsaime, Dennis K (2008). Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif. Jakarta: Prestasi Pustakarya.

Fisher, R. (1995). Unlocking Creativity, Cheltenham, London: Nelson Thornes Ltd.

Fraenkel, J.R., dan Wallen, N.E. (2007). How to Design and Evaluate Research in Education. Sixth Edition. New York: McGraw Hill.

Fuadi, Zaen. (2011). Identifikasi Perilaku Dan Karakteristik Awal Siswa.

[Online]. Tersedia di

http://moh-zaen-fuadi.blogspot.com/2011/11/identifikasi-prilaku-dan-karakter-awal.html. [18 Juli 2014]

Harjanto. (2008). Perencanaan Pengajaran, Jakarta : Rineka Cipta

Handayani. (2012). Pengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Tipe SSCS terhadap Perilaku Kreatif Peserta Didiki. Bandung: SPs UPI.

Iqbal Hasan, (2002). Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Irwan. (2011). Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematis dan Berpikir Kreatif Mahapeserta didik Melalui Pendekatan Problem Posing Model Search, Solve, Create, and Share. Bandung: SPs UPI.

Kusnendi. (2013). Main dan Interaction Effect dalam Analysis of Variance, Anova. Bandung: Prodi Pendidikan Ekonomi, UPI.

(5)

Luft, J. A dan Pizzini, E.L. (1998). The Demonstration Classroom In- Service: Changes in The Classroom. Science Education Vol. 82, 147-162. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Materi Fisika. (2011). Kemampuan Awal Siswa. [Online]. Tersedia di http://dasar-teori.blogspot.com/2011/09/kemampuan-awal-siswa.html. [20 Agustus 2014]

Muhibbin, Syah. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Nasution, S. 1995. Sosigoloi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Nasution, T. 1999

Mukhtar.(2003). Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: CV Misaka Galiza.

Munandar, Utami. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta

Ngalim Purwanto. (2002). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya

Phomutta, N. (2002). Effects of Teaching Mathenatics by Using SSCS Model on Mathematics Problem Solving Ability of Mathayom Suksa to Students. Chulalongkorn University. Thesis S2 Tersedia di http://learners.in.th/blog/piyarat2527/318710 [25 Januari 2014]

Pizzini, E.L., dan Shepardson, D.P. (1990). A Comparison of the classroom dynamics of a problem - solving and traditional laboratory model of instruction using path analysis. Tersedia http://adsabs.harvard.edu/abs/1992jrsCt..29...243P [25 Januari 2014]

Polya, George. (1973). How to Solve It (2nd ed). New Jersey: Princeton University Press.

Ridwan. (2005). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Riyanto, Yatim. (2009). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Rusmansyah. (2000) . Prospek Penerapan Pendekatan Sains-Teknologi- Masyarakat (STM) dalam pembelajaran Kimia di Kalimantan Selatan.

(6)

Hadi Fathurokhman , 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH TIPE SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF BERDASARKAN KEMAMPUAN AWAL PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Ruseffendi. (2010). Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta Lainnya. Bandung: Tarsito.

Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Bandung: Rajawali Pers.

Sanjaya, Wina. (2007). Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

... (2011). Perkembangan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sagala, Syaiful. (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Apfabeta.

Suhandoyo.(1993). Upaya Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Melalui. Yogyakarta: Jurdik Fisika FMIPA UNY

Sukmadinata Syaodih, Nana. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sunarto dan Hartono, Agung. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana.(2005). Pendidikan : Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sudijono, Anas (2001). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Sugiyono, 2002, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: CV Alfabeta.

Taniredja, Tukiran. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV Alfabeta.

Torrance, E. P. (2002). The Manifesto:A Guide To Developing A Creative Career. Westport: Ablex Publishing.

.... (1995). Why Fly? A Philosophy of Creativity. New Jersey: Ablex Publishing.

Usman, Uzer. (1991). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

(7)
(8)

Hadi Fathurokhman , 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH TIPE SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF BERDASARKAN KEMAMPUAN AWAL PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kurikulum 2013 dirancang menggunakan berbagai metode pembelajaran yang berprinsip pada pembelajaran aktif peserta didik atau student oriented, proses pembelajaran yang dikembangkan atas dasar karakteristik konten kompetensi yaitu pengetahuan yang merupakan konten yang bersifat mastery dan diajarkan secara langsung (direct teaching), keterampilan kognitif dan psikomotorik adalah konten yang bersifat developmental yang dapat dilatih (trainable) dan diajarkan secara langsung (direct teaching), sedangkan sikap adalah konten developmental dan dikembangkan melalui proses pendidikan yang tidak langsung (indirect teaching).

Pada kurikulum SMA/MA 2013, peserta didik kelas X sudah diberikan kebebasan untuk memilih kelompok peminatan sesuai minat dan keinginan dari peserta didik. Khusus pada mata pelajaran ekonomi tingkat SMA, secara umum memiliki tujuan menjadikan peserta didik sebagai manusia yang memiliki kemampuan sebagai berikut:

a. Beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia dan berkepribadian luhur.

b. Berilmu, cakap, kritis, kreatif dan inovatif. c. Sehat, mandiri, dan percaya diri.

d. Toleran, peka sosial, demokratis dan tanggungjawab.

Hasil penelitian OECD atau Organization Economic Cooperation and Development melalui Programme for International Student Assessment (PISA)

(9)

terhadap peserta didik umur 15 tahun dari 65 Negara. Untuk tahun ini, tes meliputi kemampuan matematis, membaca dan ilmu pengetahuan umum.

Melihat hasil survei PISA yang melibatkan 510 ribu responden pada tahun 2012, dan diumumkan akhir 2013 menunjukan 42% peserta didik usia 15 tahun tidak mencapai tingkat yang ditetapkan dan terendah untuk matematika, dan di dalamnya termasuk anak terpandai di Indonesia. Bahkan hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor prestasi membaca, matematika dan sains siswa Indonesia masih jauh berada di bawah rata-rata internasional. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa Indonesia masih sangat rendah. Oleh karena itu, pemerintah berupaya untuk memperbaki mutu pendidikan melalui penerapan kurikulum 2013 dengan harapan dapat meningkatkan rata-rata skor pestasi siswa di Indonesia.

Kurikulum 2013 sudah memasukkan mata pelajaran ekonomi dalam kelompok mata pelajaran peminatan yang memiliki tujuan sebagai berikut: (1) memberikan kesempatan kepada peserta didik mengembangkan minatnya dalam sekelompok mata pelajaran sesuai dengan minat keilmuannya di perguruan tinggi, dan (2) mengembangkan minatnya terhadap suatu disiplin ilmu atau keterampilan tertentu.

Mata pelajaran ekonomi memiliki peran yang penting dalam upaya membantu usaha pemerintah untuk mewujudkan pembangunan di segala bidang. Melalui pembelajaran ekonomi diharapkan para guru dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan peserta didik tentang ilmu ekonomi melalui cara berpikir yang logis, rasional, kritis, cermat, efektif dan efisien. Namun dalam pelaksanaannya masih banyak ditemukan masalah yang berhubungan dengan efektivitas proses pembelajaran di sekolah.

(10)

Hadi Fathurokhman , 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH TIPE SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF BERDASARKAN KEMAMPUAN AWAL PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

didik untuk menyelesaikan soal-soal ekonomi, padahal materi soal tersebut telah dibahas sebelumnya. Rendahnya penyelesaian soal oleh peserta didik mengindikasikan bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik kelas X-1 dan X-2 di SMA At Atawazzun masih sangat rendah. Peneliti melihat bahwa selama proses belajar mengajar berlangsung, sebagian besar peserta didik nampak kurang antusias dan aktif mengikuti pelajaran sehingga materi yang disampaikan oleh guru tidak sepenuhnya berhasil dipahami oleh peserta didik. Oleh karena itu maka peserta didik mengalami masalah ketika harus menyelesaikan contoh kasus soal yang diberikan oleh guru. Berdasarkan fakta tersebut, peneliti menduga bahwa pemilihan metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru ekonomi tersebut tidak tepat sehingga menyebabkan rata-rata nilai evaluasi peserta didik kelas X SMA At Tawazzun untuk mata pelajaran ekonomi kurang dari KKM.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa orang peserta didik kelas X yang dipilih secara acak menunjukkan bahwa tingkat pemahaman mereka terhadap konsep-konsep materi pelajaran ekonomi sangat rendah. Para peserta didik memiliki kecenderungan hanya hapal saja tanpa memahami konsep dan prinsip-prinsip yang penting dari materi ekonomi yang disampaikan.

Berdasarkan data hasil tes pra penelitian dengan standar kompetensi menyajikan konsep permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan dalam bentuk skedul/tabel, fungsi, dan kurva melalui pendekatan karakteristik berpikir kreatif untuk peserta didik kelas X-1, X-2 dan X-3, masih rendah.

Tes Pra penelitian tersebut terdiri dari 4 soal uraian yang mencakup karakteristik orisinalitas, kelancaran, fleksibilitas dan elaborasi. Tes yang dilakukan penulis terhadap seluruh peserta didik kelas X sebanyak 70 orang yang mengikuti tes pra penelitian dari 71 orang. Hal ini dapat terlihat dari Tabel 1.1.

Tabel 1.1

Analisis Soal Pra Penelitian Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X Semester 1 Tahun 2013/2014 SMA At Tawazzun

(11)

Diukur memiliki orisinalitas dalam menjawab soal sebanyak 33 orang, kemampuan mengelaborasi jawaban sebanyak 28 orang, lancar serta fleksibel dalam mencari pendekatan solusi atau jawaban sebanyak 28 orang. Hal tersebut dapat menggambarkan bahwa proses berpikir kreatif peserta didik kelas X dalam materi mata pelajaran ekonomi dengan standar kompetensi menyajikan konsep permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan dalam bentuk skedul/tabel, fungsi, dan kurva di SMA At Tawazun masih sangat rendah.

Minimnya sarana dan instrumen yang dimiliki sekolah serta rendahnya kreativitas para guru dan peserta didik merupakan salah satu faktor dominan yang menyebabkan kurang efektifnya proses pembelajaran di sekolah. Padahal perkembangan ilmu pengetahuan dan instrumen penunjang kegiatan belajar saat ini kian cepat dan beragam. Berbagai model dan desain pembelajaran dapat dipilih guru sesuai dengan karakteristik materi pelajaran dan kondisi peserta didik serta lingkungan sekolah.

Salah satu indikator rendahnya tingkat efektivitas proses pembelajaran adalah rendahnya keterampilan berpikir kreatif peserta didik yang mengakibatkan mereka kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan guru di kelas. Kelemahan peserta didik tersebut sebagai refleksi pengunaan model dan metode pembelajaran yang tidak tepat.

(12)

Hadi Fathurokhman , 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH TIPE SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF BERDASARKAN KEMAMPUAN AWAL PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

dan pembelajaran yang tepat dan efektif, sarana dan prasarana yang memadai dan guru yang memiliki kompetensi bidang pelajaran yang diajarkannya dan memahami kondisi psikologi peserta didik. Guru adalah penentu dalam efektifitas kegiatan pembelajaran di sekolah. Guru harus mampu memberdayakan semua sumber daya dan berbagai faktor lainnya untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran.

Oleh karena itu harus ada upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui pengembangan kurikulum, khususnya dalam pendekatan model pembelajaran, pengunaan strategi pengajaran yang tepat, penggunaan sumber dan media pengajaran yang beragam serta pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar.

Agar pembelajaran ekonomi di sekolah berlangsung efektif, maka guru harus memiliki berbagai pengetahuan dan wawasan tentang model-model pembelajaran dan metodenya untuk diterapkan sesuai dengan karakteristik materi pelajaran. Sehingga peserta didik benar-benar menguasai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan silabus. Walaupun dalam teknisnya masih banyak kendala yang dihadapi oleh para guru dalam proses pembelajaran di kelas.

Setiap peserta didik memiliki potensi kreatif yang dapat dikembangkan di dalam kelas. Fisher (dalam Irwan, 2011, hlm. 4) mengatakan bahwa creative thingking does not occur in a vacuum: it need some stimulus, some content to

work on, yang berarti bahwa berfikir kreatif atau kreativitas peserta didik akan

(13)

Munandar (2009, hlm. 19) menjelaskan bahwa kreativitas peserta didik dapat dikembangkan dengan menggunakan strategi 4P, yaitu Pribadi, Pendorong, Proses dan Produk. Pendapat ini menunjukkan bahwa setiap peserta didik memiliki potensi kreativitas yang berbeda. Untuk mewujudkan peserta didik kreatif diperlukan dorongan atau dukungan dari lingkungan. Potensi kreatif akan berkembang di lingkungan yang kondusif. Di samping itu peserta didik juga perlu diberikan kesempatan untuk terlibat aktif dalam proses pengajuan dan pemecahan masalah.

Berhubungan dengan model pembelajaran pemecahan masalah, Pizzini mengajukan sebuah metode yang lebih dikenal dengan fase search, solve, create and share (SSCS). Metode ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1987 yang

meliputi empat fase, yaitu pertama fase search yang bertujuan untuk mengidentifikasi masalah, kedua fase solve yang bertujuan untuk mengidentifikasi masalah, ketiga fase create yang bertujuan untuk melaksanakan penyelesaian masalah dan keempat adalah fase share yang bertujuan untuk mensosialisasikan penyelesaian masalah yang dilakukan.

Melalui proses pemecahan masalah ini, Pizzini (dalam Handayani, 2012, hlm. 14) yakin bahwa para peserta didik akan mampu menjadi eksplorer, menghasilkan penemuan-penemuan terbaru, inventor yang mampu mengembangkan ide atau gagasan sehingga mampu menjadi penguji baru yang inovatif, mau berlatih bagaimana menetapkan pilihan yang bijaksana dan sebagai komunikator mengembangkan metoda dan teknik komunikasi untuk bertukar pendapat dan berinteraksi.

Melalui penelitian tentang metode pemecahan masalah tipe search, solve, create and share (SSCS) yang akan diterapkan untuk pembelajaran ekonomi ini,

(14)

Hadi Fathurokhman , 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH TIPE SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF BERDASARKAN KEMAMPUAN AWAL PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

penawaran, dan harga keseimbangan dalam bentuk skedul/tabel, fungsi, dan kurva. Peneliti melakukan penelitian ini untuk melihat dampak penggunaan metode pembelajaran pemecahan masalah tipe SSCS terhadap peningkatan keterampilan berpikir kreatif peserta didik. Berdasarkan literatur yang ada, peneliti lebih banyak menemukan penelitian ini pada pembelajaran matematika dan sains, masih sedikit yang melakukan penelitian ini untuk pembelajaran ekonomi. Peneliti memilih metode pemecahan masalah tipe SSCS yang sering diterapkan dalam pembelajaran sains dan matematika agar bisa diterapkan dalam pembelajaran ekonomi dengan alasan bahwa penjelasan prinsip dan konsep ekonomi terutama yang berkaitan dengan keterampilan berpikir kreatif dapat dilakukan melalui pendekatan matematis.

B. Rumusan Masalah

Berpedoman pada latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penelitian ini diharapkan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan keterampilan berpikir kreatif peserta didik dalam mata pelajaran ekonomi setelah menggunakan metode pembelajaran pemecahan masalah tipe SSCS?

2. Apakah terdapat perbedaan peningkatan keterampilan berpikir kreatif peserta didik dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen yang menggunakan metode pemecahan masalah tipe SSCS dengan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional ekspositori?

3. Apakah kemampuan awal peserta didik (KAPD) mempengaruhi peningkatan keterampilan berpikir kreatif peserta didik dalam mata pelajaran ekonomi? 4. Apakah ada interaksi antara metode pembelajaran yang digunakan dalam

mata pelajaran ekonomi dengan kemampuan awal peserta didik (KAPD)?

(15)

Tujuan penelitia ini adalah untuk memperoleh temuan sebagai berikut: 1. Perbedaan keterampilan berpikir kreatif peserta didik sebelum dan sesudah

menggunakan metode SSCS.

2. Perbedaan peningkatan keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada kelas eksperimen yang menggunakan metode SSCS dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ekspositori.

3. Pengaruh kemampuan awal peserta didik (KAPD) terhadap peningkatan keterampilan berpikir kreatif pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

4. Apakah ada interaksi antara metode pembelajaran yang digunakan dengan kategori kemampuan awal peserta didik (KAPD).

5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan baik bagi pihak peneliti maupun bagi para akademisi. Penelitian ini secara rinci dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Memberikan informasi tentang metode pembelajaran alternatif selain metode ekpositori.

2. Gambaran tentang penggunaan metode pembelajaran pemecahan masalah tipe SSCS agar menjadi metode pembelajaran yang tepat.

3. Memberikan sumbangan untuk bahan pengembangan metode pembelajaran di sekolah.

(16)

Hadi Fathurokhman , 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH TIPE SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF BERDASARKAN KEMAMPUAN AWAL PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih peneliti adalah di dua sekolah yaitu SMA Atawazun Subang yang berada dalam ruang lingkup pesantren At Tawazun dan SMA Negeri 1 Subang yang berada di Jalan Ki Hajar Dewantara 14A. Pemilihan lokasi penelitian di SMA At Tawazun dilakukan setelah peneliti melakukan studi awal penelitian di sekolah tersebut, namun karena jumlah sampel penelitian masih dianggap kurang mencukupi, maka peneliti menambah jumlah sampel dari SMA Negeri 1 Subang. Selain itu peneliti juga telah mendapat persetujuan dari kedua pihak sekolah tersebut untuk melakukan kegiatan penelitian.

Pemilihan lokasi penelitian ini berdasarkan beberapa alasan diantaranya : 1) Kedua sekolah tersebut adalah sekolah unggulan meskipun status sekolahnya berbeda sehingga diharapkan kemampuan awal peserta didiknya relatif sebanding, 2) Mempermudah peneliti dalam melaksanakan perlakuan dan pantauan secara rutin khususnya kepada sampel penelitian karena jarak tempat tinggal peneliti dengan kedua sekolah berdekatan, 3) Kemampuan matematis peserta didik di kedua sekolah tersebut, terutama kelas jurusan IPS adalah lebih rendah dibandingkan dengan kelas jurusan IPA, sehingga penggunaan metode pemecahan masalah tipe SSCS diharapkan akan dapat memberikan peningkatan keterampilan berpikir kreatif serta kemampuan matematis peserta didik di kelas jurusan IPS pada kedua sekolah tersebut.

(17)

kelas yang relatif homogen dengan jumlah masing-masing peserta didik sebanyak 55 orang.

Susunan sebaran subjek penelitian dijelaskan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1

Distribusi Sampel Penelitian

Kelompok Kelas

Jumlah

Jumlah Total

Perempuan Laki-laki

Eksperimen 31 24 55

Kontrol 37 18 55

B. Sampel Penelitian

Menurut Iqbal Hasan (2002, hlm. 58) “Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap dapat mewakili populasi” Selanjutnya Sugiyono (2002, hlm. 57) mengemukakan bahwa: “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik nonrandom sampling, yaitu mengambil kelompok kelas dari populasi secara tidak

acak tetapi berdasarkan jurusan/minat. Hal ini setelah memperhatikan bahwa populasi berdistribusi normal dan bersifat homogen. Sampel dalam penelitian ini berjumlah dua kelas, yakni kelas X IIS 2 dan kelas X-1 sebagai kelas kontrol sedangkan kelas X IIS 3 dan kelas X-2 sebagai kelas eksperimen.

C. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan quasi eksperimen dengan desain non ekuivalent, pretest-postest control group. Desain ini dipilih dengan alasan bahwa

(18)

Hadi Fathurokhman , 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH TIPE SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF BERDASARKAN KEMAMPUAN AWAL PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

adanya (Taniredja, 2012, hlm. 56). Selain itu, pemilihan desain ini dengan pertimbangan bahwa kelas yang ada telah terbentuk sebelumnya dan peserta didik telah mendaftar sesuai dengan kurikulum yang ada, sehingga tidak lagi dilakukan pengelompokkan secara acak. Rancangan quasi eksperiment ditunjukkan pada Gambar 3.1.

01 X 02

03 - 04

Gambar 3.1 Bentuk The Non Ekuivalen, Pretest-Postetst Control Group Design

Keterangan:

01 = Pretest sebelum perlakuan pada kelas eksperimen 03 = Postest setelah perlakuan pada kelas eksperimen X = Perlakuan/Treatment

02 = Pretest sebelum perlakuan pada kelas kontrol 04 = Postest setelah perlakuan pada kelas kontrol

Pada penelitian ini, peneliti memberikan perlakuan kepada subjek penelitian untuk selanjutnya ingin diketahui pengaruh perlakuan tersebut. Perlakuan tersebut adalah metode pemecahan masalah tipe SSCS yang diterapkan pada kelas eksperimen dan metode ekspositori pada kelas kontrol. Kemampuan yang diukur pada penelitian ini adalah keterampilan berpikir kreatif peserta didik yang belajar melalui metode pemecahan masalah tipe SSCS dilihat berdasarkan kemampuan awal peserta didik.

(19)

pengkajian tentang kemampuan awal peserta didik, yang dibagi menjadi dua kategori kemampuan awal peserta didik, yaitu kategori rendah dan tinggi. Kemampuan awal peserta didik diperoleh dari hasil tes yang materinya adalah konsep permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan dalam bentuk skedul/tabel, fungsi, dan kurva.

Adapun langkah-langkah penelitian ekperimen yang akan dilaksanakan merujuk pada langkah-langkah penelitian menurut Arikunto (dalam Tukiran Taniredja, 2012, hlm. 60) serta uji statistik menurut Kusnendi (2013, hlm. 1) yang dijelaskan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Tahapan Penelitian

Tahap Keterangan

1

2

3

4

Mengadakan studi literatur untuk menemukan permasalahan

Mengidentifikasi dan merumuskan permasalahan

Merumuskan batasan istilah, pembatasan variabel, hipotesis dan dukungan teori

Menyusun rencana eksperimen:

a. Mengidentifikasi semua variabel non eksperimen yang dapat mengganggu hasil eksperimen dan mengontrol variabel-variabel tersebut

b. Memilih desain atau model eksperimen

c. Memilih sampel yang representatif dari subjek yang masuk ke dalam populasi

(20)

Hadi Fathurokhman , 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH TIPE SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF BERDASARKAN KEMAMPUAN AWAL PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

5

6

7

8

9

10

kelas eksperimen dan kelas kontrol

e. Memilih atau menyusun instrumen yang tepat untuk mengukur hasil pemberian perlakuan

f. Membuat garis besar prosedur pengumpulan data dan melakukan uji coba instrumen dan eksperimen agar apabila sampai pada pelaksanaan, baik eksperimen atau instrumen pengukur hasil sudah benar-benar sempurna.

g. Merumuskan hipotesis nol atau hipotesis statistik

Melaksanakan eksperimen

Memilih data yang menggambarkan hasil murni dari kelas eksperimen dan kelas kontrol

Menggunakan teknik yang tepat untuk menguji signifikansi agar dapat diketahui secara cermat hasil kegiatan eksperimen melalui teknik analisis data menggunakan SPSS 21.

a. Melakukan pengujian normalitas dan homogenitas variabel dependen dan independen sarta variabel kontrol melalui uji Kolmogorov-Smirnov’s Test dan Levene’s Test

b.

c. Menggunakan teknik ANOVA dua cara untuk menguji main dan interaction effect dua variabel independen nonmetrik atau kategorikal yang kategorinya lebih dari dua terhadap satu variabel dependen metrik

(21)

11

e. Menguji rata-rata dua populasi normal sample dependent untuk menguji apakah nilai pretest sepadan dengan nilai postest dengan anggapan bahwa nilai pretest dan postest saling bergantung.

f. Menggunakan teknik Independent Samples T Test untuk menguji apakah ada perbedaan rata-rata nilai postest peserta didik berdasarkan jenis perlakuannya

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari suatu perlakuan (treatment) yang diberikan kepada subjek secara berulang-ulang dalam waktu tertentu. Dengan tujuan setelah dilakukan perlakukan (treatment) atau intervensi akan terjadi peningkatan keterampilan berpikir kreatif peserta didik. Adapun diagram alur penelitian digambarkan dalam Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Diagram Alur Penelitian D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

PRETEST (Tes KAPD)

Gain METODE

SSCS (Kelas Eksperimen)

(Demonstrasi

METODE EKSPOSITORI (Kelas Kontrol)

POSTEST

PRETEST (Tes KAPD)

POSTEST

Gain

(22)

Hadi Fathurokhman , 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH TIPE SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF BERDASARKAN KEMAMPUAN AWAL PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

1. Variabel Penelitian

Variabel yang terkandung dalam penelitian ini terdiri dari : a. Variabel Independent (variabel bebas)

Adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat dan menjadi penyebab atas sesuatu hal atau timbulnya masalah lain. Sesuai dengan pengertian tersebut, maka dalam penelitian ini yang merupakan variabel bebas adalah metode SSCS dan metode ekspositori.

b. Variabel Dependent (variabel terikat)

Adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Sesuai dengan pengertian tersebut maka yang menjadi variabel terikat adalah keterampilan berpikir kreatif.

c. Variabel Control (variabel kontrol)

Adalah variabel yang yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah kemampuan awal peserta didik atau disebut entry behavior.

2. Definisi Operasional

Berikut ini istilah yang perlu didefinisikan secara operasional dengan tujuan agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini:

(23)

(solve), mengkonstruksi penyelesaian masalah (create), dan yang terakhir adalah mendiskusikan penyelesaian yang diperolehnya (share).

b. Metode Konvensional Ekspositori

Metode ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada peserta didik dengan maksud agar peserta didik dapat menguasai materi pelajaran secara optimal

c. Keterampilan berpikir kreatif

Torrance (2002, hlm. 42) mendefinisikan berpikir kreatif sebagai “the process of forming ideas or hypotheses, testing them, and communicating the results.

Berdasarkan definisi tersebut bahwa dalam prose berpikir kreatif selalu melalui tahapan mendesain atau merencanakan suatu ide dan gagasan, kemudian menguji ide gagasan tersebut sampai pada tahapan mengkomunikasikan hasil pengujian gagasan dan ide tersebut. Guilford dan Torrance (dalam Filsaime, 2008, hlm. 21) menentukan empat karakteristik berpikir kreatif sebagai berikut:

1) Keterampilan berpikir lancar (fluency); 2) Keterampilan berpikir luwes (flexibility); 3) Keterampilan berpikir orisinil (originality); 4) Keterampilan memperinci (elaboration)

d. Kemampuan Awal Peserta Didik (KAPD)

(24)

Hadi Fathurokhman , 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH TIPE SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF BERDASARKAN KEMAMPUAN AWAL PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

pengalaman baru. Menurut Rebber (dalam Muhibbin Syah, 2004, hlm. 121) yang mengatakan bahwa “kemampuan awal prasyarat awal untuk mengetahui adanya perubahan”. Kemampuan awal peserta didik dalam penelitian ini adalah skor yang diperoleh peserta didik berdasarkan kemampuan mereka sebelum memperoleh perlakuan atau treatment dalam menyelesaikan soal-soal ilmu ekonomi tentang hukum permintaan dan penawaran barang serta harga keseimbangan pasar yang meliputi fungsi, logika dan kurva.

Dalam penelitian ini kategori KAPD diambil berdasarkan perolehan skor kemampuan awal peserta didik (KAPD), terdapat dua kategori kelompok peserta didik, yaitu kelompok rendah dan kelompok tinggi.

Kriteria pengelompokan berdasarkan skor rata-rata (x) dan simpangan baku (SD) yaitu dengan ketentuan seperti yang dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3

Kriteria Pengelompokan Peserta Didik

Keterangan : Modifikasi dari Ruseffendi (1991) dalam Irwan (2011: 117)

Berdasarkan Tabel 3.4 di atas diketahui bahwa skor rata-rata kelas X sebesar 27,35 dengan deviasi standar (SD) = 10,99 dan nilai maksimum KAPD mencapai 49. Pengelompokkan peserta didik berdasarkan kategori kemampuan awal peserta didik disajikan pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4

Pengelompokkan Peserta Didik Berdasarkan Kategori KAPD Kriteria Kelompok Peserta didik

Kriteria Kelompok Peserta Didik

KAPD < (KAPD Max/2) Rendah

(25)

KAPD < 24,5 Rendah

KAPD > 24,5 Tinggi

E. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (1998, hlm. 151) “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu instrumen teknik tes. Arikunto (1998, hlm. 139) menjelaskan bahwa “ tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bekal yang dimiliki oleh individu atau kelompok “.

Instrumen teknik tes yang digunakan adalah seperangkat tes tipe uraian yang bertujuan untuk mengukur keterampilan berpikir kreatif peserta didik.

Penyusunan soal tes keterampilan berpikir kreatif peserta didik bertujuan untuk mengkur peningkatan keterampilan berpikir kreatif peserta didik selama pembelajaran berlangsung. Aspek yang dilihat pada tes keterampilan berpikir kreatif meiputi : 1) kelancaran (fluency), 2) keluwesan (flexibility), 3) keaslian (originality), dan 4) elaborasi (elaboration).

Tes keterampilan berikir kreatif diberikan pada pretest dan posttest. Penyusunan tes diawali dengan pembuatan kisi-kisi soal yang mencakup sub pokok bahasan, kemampuan yang diukur, indikator, serta jumlah butir soal. Setelah membuat kisi-kisi soal, kemudian dilanjutkan dengan menyusun soal beserta kunci jawaban dan aturan pemberian skor untuk masing-masing butir soal. Selanjutnya tes tersebut diperiksa oleh orang-orang yang dianggap ahli dan berpengalaman untuk melihat validitas. Pertimbangan yang diminta kepada mereka adalah kesesuaian soal dengan tujuan yang akan diukur.

(26)

Hadi Fathurokhman , 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH TIPE SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF BERDASARKAN KEMAMPUAN AWAL PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

dilakukan karena peneliti ingin mengamati sejauh mana perbedaan hasil belajar tersebut terjadi sebelum dan setelah pembelajaran dilakukan pada kelas eksperimen. Pretest dilaksanakan untuk mengukur kemampuan awal peserta didik, sementara itu posttest dilakukan setelah pembelajaran (setelah diberikan perlakuan pada setiap blok eksperimen) dilakukan. Dalam tes keterampilan berpikir kreatif, peneliti menggunakan pedoman penskoran yang dimodifikasi oleh Bosch (dalam Irwan, 2011, hlm. 28) dimana skor total maksimal sebesar 80 dan dan skor total minimum adalah 0, seperti yang dinyatakan dalam Tabel 3.5.

Tabel 3.5

Pedoman Penskoran Tes Keterampilan Berpikir Kreatif Aspek yang

Diukur Respon Peserta didik Terhadap Soal Skor

Elaborasi (elaboration)

Tidak menjawab atau memberikan jawaban yang salah

0

Terdapat kesalahan dalam jawaban dan tidak disertai perincian

1

Terdapat kesalahan dalam jawaban tapi disertai perincian yang kurang lengkap

2

Terdapat kesalahan dalam jawaban tapi disertai perincian yang lengkap

3

(27)

dan terinci

Memberikan lebih dari satu ide yang relevan tetapi penyelesaiannya belum lengkap/selesai

Tidak menjawab atau memberikan jawaban dengan satu cara atau lebih, tetapi semua salah

0

Memberikan jawaban hanya satu cara tetapi ada proses penghitungannya ada yang salah

1

Memberikan jawaban dengan satu cara, proses penghitungan dan hasilnya benar

2

Memberikan jawaban lebih dari satu cara tetapi hasilnya ada yang salah karena terdapat kekeliruan dalam proses perhitungan

3

(28)

Hadi Fathurokhman , 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH TIPE SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF BERDASARKAN KEMAMPUAN AWAL PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Keaslian (orignality)

tidak dapat dipahami

Memberi jawaban dengan caranya sendiri, proses perhitungan sudah terarah tetapi tidak selesai

2

Memberi jawaban dengan caranya sendiri tetapi terdapat kekeliruan dalam proses perhitungan sehingga hasilnya salah

3

Memberi jawaban dengan caranya sendiri, proses perhitungan dan hasilnya benar

4

F. Analisis Uji Instrumen 1. Validitas

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan serta dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Kusnendi (2008, hlm. 94) menjelaskan bahwa validitas menunjukkan kemampuan instrumen penelitian mengukur dengan tepat dan benar apa yang hendak diukur.

Menurut Kusnendi (2008, hlm. 25) valid artinya secara empiris masing-masing indikator tepat mengukur variabel yang diukur. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan serta mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.

Dalam penelitian ini uji validitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor tiap butir item dengan skor total. Untuk mengukur koefisien korelasi tersebut digunakan rumus korelasi product moment dari Pearson rxy Arikunto (dalam

Irwan, 2011, hlm. 86) seperti di bawah ini:

(29)

Keterangan:

rxy = Korelasi antara variabel X dan Y

X = Jumlah skor tiap item dari seluruh responden uji coba

Y = Jumlah skor total seluruh item dari seluruh responden uji coba N = Jumlah responden uji coba

Interpretasi besarnya koefisien korelasi rxy didasarkan pada pendapat

Arikunto (dalam Irwan, 2011, hlm. 87) sebagaimana Tabel 3.6. Tabel 3.6 Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi rxy

Rumus yang digunakan untuk menentukan validitas butir soal sama dengan rumus untuk menentukan validitas tes. Di sini x merupakan skor butir tes keterampilan berpikir kreatif dan y merupakan skor total tes keterampilan berpikir kreatif.

Dalam penelitian ini, uji validitas data dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment dari Person. Berdasarkan hasil pengujian validitas terhadap 5 soal ekonomi dengan menggunakan bantuan program aplikasi Microsoft Excel 2003. Kemudian hasil perhitungan diperoleh hasil uji validitas

soal sebagaimana terlampir. Hasil perhitungan koefisien masing-masing butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7 Hasil Perhitungan Validitas Butir Soal Koefisien Korelasi Interpretasi

0,80 < rxy < 1,00 Sangat Tinggi

0,60 < rxy < 0,80 Tinggi

0,40 < rxy < 0,60 Cukup

0,20 < rxy < 0,40 Rendah

(30)

Hadi Fathurokhman , 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH TIPE SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF BERDASARKAN KEMAMPUAN AWAL PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Tes Keterampilan berpikir kreatif

Berdasarkan Tabel 3.8 dapat diketahui bahwa 5 soal uraian yang telah diujicobakan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol hasilnya bahwa seluruh soal valid dengan rincian soal no 2 dan no 3 tingkat validitasnya sangat tinggi, soal no 5 validitasnya tinggi serta soal no 1 dan no 4 tingkat validitasnya cukup.

2. Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat konsistensi dari instrumen dalam mengungkap fenomena dari sekelompok individu meskipun dilakukan dalam waktu yang berbeda.

(31)

= Reliabilitas instrumen K = Banyaknya bulir soal

= Jumlah varians bulir

= Varians total

Hasil perhitungan r11 dibandingkan dengan rTabel pada taraf nyata , dengan kriteria kelayakan jika r11 > rTabel berarti reliabel dan sebaliknya jika r11_<_rTabel berarti tidak reliabel.

Perhitungan koefisien realibilitas tes menggunakan rumus Cronbach Alpha. Hal ini berdasarkan Ruseffendi (dalam Irwan, 2011, hlm. 89) yang menyatakan bahwa untuk menghitung koefisien realibilitas pada bentuk soal uraian dapat menggunakan cara Cronbach Alpha.

Cara menginterpretasi harga koefisien realibilitas dapat menggunakan kategori Guilford (dalam Irwan, 2011, hlm. 89) dengan kritera:

Tabel 3.8

Interpretasi Nilai Koefisien Realibilitas

Hasil perhitungan koefisien realibilitas data uji coba tes keterampilan berpikir kreatif dapat dilihat pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9

0,80 < r < 1,00 derajat realibilitas sangat tinggi 0,60 < r < 0,80 derajat realibilitas tinggi 0,40 < r < 0,60 derajat realibilitas sedang

0,20 < r< 0,40 derajat realibilitas rendah r < 0,20 derajat realibilitas sangat rendah

(32)

Hadi Fathurokhman , 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH TIPE SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF BERDASARKAN KEMAMPUAN AWAL PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

3. Daya Pembeda

Daya pembeda soal bertujuan untuk mengetahui sejauh mana soal yang diberikan dapat membedakan peserta didik yang berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang berkemampuan rendah. Soal dikatakan memiliki daya pembeda yang baik apabila peserta didik yang pandai dapat mengerjakan soal dengan benar, dan peserta didik yang kurang pandai tidak dapat menjawab soal dengan benar. Indeks daya pembeda berkisar antara -1,00 sampai dengan +1,00. Semakin tinggi daya pembeda suatu soal, maka semakin baik soal itu. Jka daya pembeda negatif berarti lebih banyak kelompok bawah (kelompk belajar peserta didik yang tidak memahami materi) menjawab benar soal dibandingkan dengan kelompok atas (kelompok belajar peserta didik yang memahami materi). Dalam penelitian ini soal yang diberikan dalam bentuk uraian sehingga rumus untuk menentukan daya pembeda setiap item soal tes digunakan rumus sebagai berikut :

�� = −

Dimana :

DP = Indeks daya pembeda suatu butir soal

= Jumlah skor kelompok atas atau jumlah benar kelompok atas = Jumlah skor kelompok bawah atau jumlah benar kelompok bawah

฀ = Jumlah skor ideal kelompok atas atau jumlah peserta didik kelompok atas

Klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda tiap butir soal menggunakan klasifikasi Crocker dan Algina seperti yang dapat dilihat pada Tabel 3.10.

Tabel 3.10 Klasifikasi Daya Pembeda

(33)

Nilai Daya Pembeda Interpretasi

0,40 – 1,00 Soal diterima

0,30 – 0,39 Soal diterima tetapi perlu diperbaiki

0,20 – 0,29 Soal diperbaiki

0,19 – 0,00 Soal tidak dipakai/dibuang

Hasil perhitungan daya pembeda butir soal, masing-masing dapat dilihat pada Tabel 3.11.

Tabel 3.11

Tes Keterampilan Berpikir Kreatif Hasil Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal

4. Tingkat Kesukaran

Butir-butir soal pada instrumen yang digunakan dikatakan berkualitas atau tidak dapat dilihat dari derajat atau tingkat kesukaran yang dimiliki oleh masing-masing butir soal tertentu. Menurut Sudijono (2001:370), butir-butir soal tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir soal yang berkualitas, apabila butir-butir soal tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah.

Adapun tingkat kesukaran pada masing-masing butir soal dapat dihitung dengan rumus :

= + +

Nomor Soal

Koefisien Daya

Pembeda Interpretasi

1 0,45 Baik

2 0,51 Baik

3 0,52 Baik

4 0,54 Baik

(34)

Hadi Fathurokhman , 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH TIPE SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF BERDASARKAN KEMAMPUAN AWAL PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Dimana :

TK = tingkat kesukaran soal

= jumlah skor kelompok kelas atas = jumlah skor kelompok kelas bawah = jumlah skor ideal kelompok kelas atas = jumlah skor ideal kelompok kelas bawah

Suherman dan Kusumah (dalam Irwan, 2011, hlm. 93) membuat perhitungan tingkat kesukaran yang diinterpretasikan sebagai kriteria indeks kesukaran butir soal seperti yang dapat dilihat pada Tabel 3.12.

Tabel 3.12

Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal Tes Keterampilan Berpikir Kreatif

Hasil perhitungan koefisien tingkat kesukaran butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.13.

Tabel 3.13

Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Butir Soal Tes Keterampilan Berpikir Kreatif

Tingkat Kesukaran Interpretasi

TK = 0,00 Soal terlalu sukar

0,00 < TK < 0,30 Soal sukar 0,30 < TK < 0,70 Soal sedang

0,70 < TK < 1,00 Soal mudah

(35)

Nomor

Data dalam penelitian ini menggunakan data kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh melalui analisis terhadap jawaban peserta didik pada tes keterampilan berpikir kreatif peserta didik serta skala sikap peserta didik. Analisis data dalam pengujian hipotesis penelitian ini diperoleh dengan menggunakan SPSS for windows versi 21. Langkah-langkah pengolahan dan analisis data yang peneliti

lakukan dalam penelitian ini akan dijelaskan dalam Tabel 3.14. Tabel 3.14

Masalah, Hipotesis, dan Teknik Pengujian Hipotesis

Masalah Hipotesis Hipotesis

Statistik

Statistik Uji Kriteria Uji

Apakah terdapat

perbedaan keterampilan berpikir kreatif peserta

didik dalam mata kreatif peserta didik dalam mata pelajaran

(36)

Hadi Fathurokhman , 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH TIPE SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF BERDASARKAN KEMAMPUAN AWAL PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Apakah terdapat

perbedaan peningkatan keterampilan berpikir kreatif peserta didik dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas kelas eksperimen yang

menggunakan metode kreatif peserta didik dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas

eksperimen yang

menggunakan metode SSCS meningkat lebih tinggi dibandingkan dengan peserta didik pada kelas kontrol kreatif peserta didik dalam mata pelajaran

ekonomi pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol? kreatif peserta didik dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

Apakah ada interaksi

antara metode

pembelajaran yang

digunakan dalam mata

pelajaran ekonomi

digunakan dalam mata

(37)

Apabila data yang akan diuji tersebut tidak berdistribusi normal, maka teknik pengujian menggunakan uji nonparametrik.

Adapun gambaran teknik pengujian hipotesis untuk menguji perbedaan nilai rata-rata “sebelum” dan nilai rata-rata “sesudah” perlakuan pada satu kelompok sampel yang sama digambarkan dalam Gambar 3.3.

Gambar 3.3 Alur Diagram Pengujian

H. Perhitungan Gain

Untuk mengetahui besarnya pengaruh metode pemecahan masalah tipe SSCS terhadap keterampilan berpikir kreatif pada kelas eksperimen, maka dilakukan analisis terhadap hasil pretest dan postest. Dalam pembelajaran, tes awal atau pretest mempengaruhi tes akhir atau posttest. Perbedaaan pretest mengindikasi perbedaan kemampuan awal, dan perbedaan tersebut akan menyebabkan perbedaan dalam posttest atau kemampuan akhir. Untuk itu jika menggunakan posttest data akan ada pretest effect yang mengancam validitas internal. Maka untuk menjaga validitas internal digunakan gain score data.

Cara perhitungannya adalah :

Gs = skor posttest – skor pretest = peningkatan (∆) dari pre ke posttest Gs ternormalisasi (Gn)= (Ypost – Ypre)/(Ymax – Ypre)

(Kusnendi, 2013:4) Kelompok sampel

eksperimen

sebelum sesudah

membandingkan

�0 : �̅ = �̅

��: 賰̅̅̅ >�̅

(38)

Hadi Fathurokhman , 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH TIPE SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF BERDASARKAN KEMAMPUAN AWAL PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

(Savinainen & Scoot,dalam Kusnendi, 2013, hlm. 10)

Tabel 3.15

Klasifikasi Gain Ternormalisasi Nilai N-Gain Interpretasi

N-Gain > 0,70 Tinggi

0,30 ≤ N-Gain ≤ 0,70 Sedang

N-Gain < 0,30 Rendah

Hasil dari perhitungan Gain ternormalisasi ini akan digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh pembelajaran menggunakan metode pemecahan masalah tipe SSCS terhadap keterampilan berpikir kreatif. Hal ini akan digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Digunakan uji-t dengan bantuan program SPSS 21 for windows untuk menguji hipotesis penelitian dengan taraf signifikansi α = 0,05.

I. Menghitung Effect Size( ES)

Untuk mengukur besarnya efek atau kekuatan hubungan suatu variabel pada variabel lain, besarnya perbedaan maupun hubungan yang bebas dari pengaruh besarnya sampel dihitung dengan menggunakan effect size. Artinya Effect size (ES) digunakan untuk mengukur besarnya variasi yang terjadi terhadap dependent variable dapat dijelaskan oleh perlakuan independent variable yang diberikan

pada kelompok eksperimen.

Pengolahan data menggunakan program SPSS for window versi 21, ES diukur dengan koefisien Eta Square (

ƞ

2) yang diperoleh dari rumus:

ƞ

2 =

(39)

Sedangkan untuk Partial Eta Square menggunakan rumus :

ƞ

2=�� �฀/(�� ��+�� ���� )

( Kusnendi, 2013: 15)

Penafsiran nilai ES mengikuti pendapat yang dikemukakan oleh Lee A.Becker (dalam Kusnendi, 2013 hlm. 15) yaitu :

(40)

Hadi Fathurokhman , 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH TIPE SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF BERDASARKAN KEMAMPUAN AWAL PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pengolahan data yang telah dilakukan diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut :

1. Terdapat perbedaan peningkatan keterampilan berpikir kreatif peserta didik dalam pembelajaran ekonomi saat menggunakan metode penyelesaian masalah tipe SSCS dan metode ekspositori di kelas X SMA Negeri 1 Subang dan SMA At Tawazun.

2. Terdapat perbedaan peningkatan keterampilan berpikir kreatif peserta didik dalam pembelajaran ekonomi dimana nilai rata-rata peserta didik pada kelas eksperimen yang menggunakan metode penyelesaian masalah tipe SSCS lebih tinggi dibandingkan dengan peserta didik pada kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional ekspositori pada peserta didik kelas X di SMA Negeri 1 Subang dan SMA At Tawazun.

3. Kemampuan awal peserta didik (KAPD) tidak memberikan pengaruh pada peningkatan keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam pembelajaran ekonomi di kelas X SMA Negeri 1 Subang dan SMA At Tawazun.

(41)

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, selanjutnya dikemukakan saran-saran sebagai berikut :

1. Metode pembelajaran pemecahan masalah tipe SSCS dapat terus dikembangkan dan dijadikan alternatif pilihan guru dalam berbagai mata pelajaran karena metode tersebut mampu meningkatkan keterampilan berpikir kreatif peserta didik serta melibatkan peserta didik aktif serta kreatif dalam mencari solusi permasalahan yang ada.

2. Implementasi metode pemecahan masalah tipe SSCS ini memakan waktu yang relatif lama, sehingga dalam penerapannya peserta didik harus dipersiapkan terlebih dahulu (terutama untuk peserta didik yang kemampuannya rendah) dengan cara memberi tugas membaca materi yang akan dibahas di rumah agar waktu yang telah ditetapkan dapat efektif.

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pemecahan masalah tipe SSCS berpengaruh terhadap peningkatan berpikir kreatif peserta didik, namun jika ditinjau berdasarkan kemampuan awal peserta didik (KAPD), ternyata metode tersebut hanya memberikan pengaruh yang besar pada peserta didik kategori KAPD rendah. Kemungkinan faktor lingkungan dan iklim sekolah yang berbeda di tempat penelitian ini tidak teramati oleh peneliti sehingga metode pembelajaran tersebut tidak memberikan pengaruh yang cukup baik pada kategori KAPD tinggi. Oleh karena itu, untuk penelitian selanjutnya hendaknya faktor-faktor tersebut perlu diperhatikan sehingga metode pemecahan masalah tipe SSCS bisa memberikan pengaruh yang baik untuk setiap kategori KAPD tersebut.

(42)

Hadi Fathurokhman , 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH TIPE SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF BERDASARKAN KEMAMPUAN AWAL PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Daftar Pustaka

Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Danim, Sudarwan. (2010). Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Alfabeta.

Dahar, Ratna Wilis. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Depdikbud. (1990).Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Bahasa.

Filsaime, Dennis K (2008). Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif. Jakarta: Prestasi Pustakarya.

Fisher, R. (1995). Unlocking Creativity, Cheltenham, London: Nelson Thornes Ltd.

Fraenkel, J.R., dan Wallen, N.E. (2007). How to Design and Evaluate Research in Education. Sixth Edition. New York: McGraw Hill.

Fuadi, Zaen. (2011). Identifikasi Perilaku Dan Karakteristik Awal Siswa.

[Online]. Tersedia di

http://moh-zaen-fuadi.blogspot.com/2011/11/identifikasi-prilaku-dan-karakter-awal.html. [18 Juli 2014]

Harjanto. (2008). Perencanaan Pengajaran, Jakarta : Rineka Cipta

Handayani. (2012). Pengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Tipe SSCS terhadap Perilaku Kreatif Peserta Didiki. Bandung: SPs UPI.

Iqbal Hasan, (2002). Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Irwan. (2011). Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematis dan Berpikir Kreatif Mahapeserta didik Melalui Pendekatan Problem Posing Model Search, Solve, Create, and Share. Bandung: SPs UPI.

Kusnendi. (2013). Main dan Interaction Effect dalam Analysis of Variance, Anova. Bandung: Prodi Pendidikan Ekonomi, UPI.

(43)

Luft, J. A dan Pizzini, E.L. (1998). The Demonstration Classroom In- Service: Changes in The Classroom. Science Education Vol. 82, 147-162. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Materi Fisika. (2011). Kemampuan Awal Siswa. [Online]. Tersedia di http://dasar-teori.blogspot.com/2011/09/kemampuan-awal-siswa.html. [20 Agustus 2014]

Muhibbin, Syah. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Nasution, S. 1995. Sosigoloi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Nasution, T. 1999

Mukhtar.(2003). Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: CV Misaka Galiza.

Munandar, Utami. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta

Ngalim Purwanto. (2002). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya

Phomutta, N. (2002). Effects of Teaching Mathenatics by Using SSCS Model on Mathematics Problem Solving Ability of Mathayom Suksa to Students. Chulalongkorn University. Thesis S2 Tersedia di http://learners.in.th/blog/piyarat2527/318710 [25 Januari 2014]

Pizzini, E.L., dan Shepardson, D.P. (1990). A Comparison of the classroom dynamics of a problem - solving and traditional laboratory model of instruction using path analysis. Tersedia http://adsabs.harvard.edu/abs/1992jrsCt..29...243P [25 Januari 2014]

Polya, George. (1973). How to Solve It (2nd ed). New Jersey: Princeton University Press.

Ridwan. (2005). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Riyanto, Yatim. (2009). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Rusmansyah. (2000) . Prospek Penerapan Pendekatan Sains-Teknologi- Masyarakat (STM) dalam pembelajaran Kimia di Kalimantan Selatan.

(44)

Hadi Fathurokhman , 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH TIPE SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF BERDASARKAN KEMAMPUAN AWAL PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Ruseffendi. (2010). Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta Lainnya. Bandung: Tarsito.

Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Bandung: Rajawali Pers.

Sanjaya, Wina. (2007). Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

... (2011). Perkembangan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sagala, Syaiful. (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Apfabeta.

Suhandoyo.(1993). Upaya Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Melalui. Yogyakarta: Jurdik Fisika FMIPA UNY

Sukmadinata Syaodih, Nana. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sunarto dan Hartono, Agung. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana.(2005). Pendidikan : Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sudijono, Anas (2001). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Sugiyono, 2002, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: CV Alfabeta.

Taniredja, Tukiran. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV Alfabeta.

Torrance, E. P. (2002). The Manifesto:A Guide To Developing A Creative Career. Westport: Ablex Publishing.

.... (1995). Why Fly? A Philosophy of Creativity. New Jersey: Ablex Publishing.

Usman, Uzer. (1991). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

(45)

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2 Tahapan Penelitian
Gambar 3.2  Diagram Alur Penelitian
Tabel 3.3 Kriteria Pengelompokan Peserta Didik
+7

Referensi

Dokumen terkait

untuk melakukan pengujian mengenai pengaruh Dana Bagi Hasil Pajak dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan, dalam skripsi

komponen yang lain agar tujuan pendidikan dapat dicapai sesuai

Some important parts in this program are the establishment of the fundamental signal processed the calculation of the power spectrum, filter making, and the

The objective of this research is to experimentally test the effectiveness of two burnout mitigating strategies, a flexible work arrangement and stress management

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang pelaksanaan pembelajaran fiqih dan pengembangan ranah afektif, bagaimana guru menetapkan tujuan pembelajaran fiqih, materi atau

Asesmen portofolio berdampak positif terhadap sikap siswa pada.

Penelitian ini dilakukan untuk mengukur Kepuasan konsumen Depot Soto Gebraak Cak Anton di lihat dari Segi Pelayanan,Segi Rasa,Segi Harga,Segi CiriKhas,Segi Lokasi dan

Hasil penelitian membuktikan bahwa Kreatifitas Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Peningkatan Minat Baca Al-Qur’an Siswa SMP Negeri 1 Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar