i
ANALISA JARINGAN UNTUK LAYANAN BROADBAND
BERBASIS TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL
NETWORK (GPON)
Edwin / 0522105
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha,
Jl. Prof.Drg.Suria Sumantri, MPH no.65, Bandung, Indonesia.
Email : edwin_sampeliling@yahoo.com
ABSTRAK
Komunikasi lewat jaringan akses tembaga dengan kapasitas bandwidth
yang terbatas dianggap tidak dapat memenuhi kebutuhan layanan broadband yang
semakin meningkat. Teknologi GPON dengan bandwidth 2,488 Gbps dibuat unuk
memenuhi kebutuhan pengguna sekarang dan waktu yang akan datang.
Tugas akhir ini membahas tentang proses perubahan jalur transport yang
semula menggunakan kabel tembaga menjadi transport menggunakan fiber optic
cable berbasis teknologi perangkat GPON yang berada di daerah Komplek
Batununggal Elok. Proses pertama adalah memetakan dan menempatkan lokasi
ODP, ODC dan STO. Proses kedua yaitu mendesain jalur optic dari ODP sampai
dengan STO. Proses ketiga yaitu menghitung total redaman yang meliputi
redaman akibat panjang kabel, splicing, connector dan splitter. Proses terakhir
adalah menganalisis performansi dari GPON dengan parameter-parameter total
redaman yang telah dihitung.
Total redaman dari STO sampai dengan ODP kurang dari 27 dB, sehingga
dapat disimpulkan bahwa seluruh jaringan akses tembaga dapat diganti dengan
jaringan akses fiber optic berbasis teknologi GPON untuk memenuhi kebutuhan
layanan broadband yang besar.
ii
NETWORK ANALYSIS FOR BROADBAND SERVICE BASED
TECHNOLOGY GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK
(GPON)
Edwin / 0522105
Electrical Engineering Department, Faculty of Engineering,
Maranatha Christian University
Jl. Prof.Drg.Suria Sumantri, MPH no.65, Bandung, Indonesia.
Email : edwin_sampeliling@yahoo.com
ABSTRACT
Communication for Copper access network with limited bandwidth
capacity can not comply the needs of the growing broadband services. GPON
technology that has a bandwidth of 2.488 Gbps was made to comply the
requirement of the current users and also for the future users.
This final project will discuss about transformation process of transport
lines from copper wires to fiber-optic transports which will be passed on GPON in
Batununggal Elok area. The first process is mapping and determining the location
of ODP, ODC and STO on that area which transport will be modified. Second is
designing Batununggal Elok area optical pathways from ODP to STO. The third is
calculating its amount of total loss which includes the loss due to its cable length,
splicing, connector and splitter. The last is analyzing parameters of the total loss
from that calculated.
After analyzing the transformation process, it is known that the total loss is
less than 27 dB, so it can be concluded that GPON technology can replace the
entire copper access network for high broadband service.
iii
1.2 Identifikasi Masalah ...2
1.3 Tujuan ...2
2.1.3 Macam-macam tipe Fiber Optic ...8
2.1.3.1 ITU-T G.652 ... 8
2.1.3.2 G.657 ... 9
2.1.4 Arsitektur Jaringan Fiber Optic Secara Umum ...10
2.1.5 Topologi Jaringan FTTH ...12
2.2 Teknologi Gigabit Passive Optical Network (GPON) ...14
2.2.1 Konfigurasi GPON ...15
2.2.2 Komponen GPON... 16
2.2.2.1 Optical Line Terminal (OLT)... 16
iv 3.1. Pemetaan Modernisasi Jaringan ...24
3.2. Titik Koordinat ...25
3.3. Dasar Desain ...27
3.4. Perhitungan Jarak Penarikan Jalur Transport ...28
3.5. Diagram Alir Analisis ...30
BAB IV ANALISIS DATA TRANSPORT OPTIK GPON DI SENTRAL BATUNUNGGAL 4.1Komponen Jaringan GPON ...34
4.2Perhitungan Redaman pada Jaringan ...36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ...43
5.2. Saran ….…… ...43
DAFTAR PUSTAKA…… ...44
LAMPIRAN A Gambar Jalur Transport ODP – ODC Komplek Batununggal..1-A
v
halaman
Tabel 2.1.
Tabel spesifikasi G.652 ... 9
Tabel 2.2.
Alokasi Panjang Gelombang pada Layanan GPON ... 19
Tabel 2.3.
Tabel Redaman Splitter ... 23
Tabel 3.1.
Koordinant STO, ODC dan ODP Komplek Batununggal Elok ... 26
Tabel 3.2.
Redaman Pada Jaringan Optik ... 27
Tabel 3.3.
Jarak ODP ke ODC Komplek Batununggal Elok ... 28
Tabel 3.4.
Persyaratan kecepatan akses JARLOKAT untuk layanan
broadband...31 Tabel 3.5.
Jarak Total ODP Komplek Batununggal Elok–STO Batununggal
untuk penggantian tembaga ke fiber optic...33
Tabel 4.1.
Perhitungan besar redaman yang ditimbulkan oleh
panjang kabel ODP Komplek Batununggal Elok………...36
Tabel 4.2.
Perhitungan total redaman yang ditimbulkan oleh connector………37
Tabel 4.3.
Perhitungan Redaman yang ditimbulkan oleh splitter 1:2……...38
vi
Perhitungan Redaman yang ditimbulkan oleh splitter 1:16....……...39
Tabel 4.5.
Perhitungan Besar redaman total yang ditimbulkan oleh splitter ….40
Tabel 4.6.
vii
Active Optical Network dan Passive Optical Network ...14 Gambar 2.7.
Konfigurasi GPON berlandaskan FTTx ...15
Gambar 2.8.
Optical Line Terminal ...16 Gambar 2.9.
Blok Passive Splitter ...……….......17
Gambar 2.10.
viii
Gambar 3.2.
Pemetaan Lokasi yang dilengkapi dengan penempatan
Splitter ODP dan ODC... 25 Gambar 3.3.
Gambaran Umum Transport dengan fiber optic ...32
Gambar 3.9.
Pemetaan jalur total transport ODP Batununggal Elok
ke STO Komplek Batununggal...32
Gambar 4.1.
ix
HDSL : High bit-rate Digital Subscriber Line
ITU-T : International Telecommunication Union
Telecommunication Standardization sector
JARLOKAF : Jaringan Lokal Akses Fiber
JARLOKAT : Jaringan Lokal Akses Tembaga
KP : Kotak Pembagi
KTB : Kotak Terminal Blok
LTC : Local Craft Terminal
ODC : Optical Distribution Cabinet
ODN : Optical Distribution Network
ODP : Optical Distribution Point
OLT : Optical Line Terminal
ONU : Optical Network Unit
ONT : Optical Network Termination
x
OTP : Optical Termination Premises
PON : Passive Optical Network
Pswt : Pesawat telepon
RK : Rumah Kabel
RPU : Rangka Pembagi Utama
SiO2 : Silika
SMF : Single Mode Fiber
STO : Sentral Telepon Otomat
TDM : Time Division Multiplexing
TDMA : Time Division Multiple access
LAMPIRAN A
GAMBAR JALUR TRANSPORT ODP
–
ODC
A-1 ODC – ODP 1
A-2 ODC – ODP 3
A-3 ODC – ODP 5
A-4 ODC – ODP 7
A-5 ODC – ODP 9
A-6 ODC – ODP 11
A-7 ODC – ODP 13
A-8 ODC – ODP 15
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dalam perkembangan dunia telekomunikasi saat ini, jaringan akses
telepon rumah lewat kabel tembaga yang membawa suara sudah mulai banyak
menjangkau masyarakat. Dengan infrastruktur yang semakin murah
pembangunannya, jaringan telepon rumah mulai menjamur di berbagai daerah.
Saat ini masyarakat tidak lagi kesulitan untuk berkomunikasi dalam bentuk
suara. Namun seiring dengan perkembangan jaman, berkembang pula
kebutuhan akan sarana komunikasi. Para pengguna tidak puas hanya
berkomunikasi suara. Data, gambar dan video menjadi kebutuhan informasi
yang penting saat ini. Gambar, suara dan teks tersebut juga harus dapat
dikirimkan dengan cepat dan akurat ke berbagai tujuan, hingga akhirnya dapat
menjangkau ke seluruh penjuru dunia. Saat inilah era Internet dan komunikasi
data melonjak permintaannya dan menjadi booming untuk memenuhi
kebutuhan komunikasi seperti itu.
Demi memenuhi kebutuhan tersebut teknologi komunikasi data mulai
dikembangkan oleh banyak pihak. Oleh karena itu PT. Telekomunikasi
Indonesia Tbk. sebagai perusahaan penyedia sarana dan prasarana
telekomunikasi di Indonesia menggalangkan sebuah teknologi jaringan akses
teknologi broadband yang dapat memenuhi kebutuhan komunikasi dan
informasi secara cepat dan luas dengan 4 macam perangkat teknologi yaitu
Digital Subscriber Line Access Multiplexer (DSLAM), Multi Service Access Node (MSAN), Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMax) dan Gigabit Passive Optical Network (GPON). Keempat jenis perangkat
jaringan ini menyediakan layanan umum yang memberikan layanan
broadband dan dapat melayani triple play yang mencakup data, voice dan video. Pada kegiatan penelitian ini akan dibahas mengenai teknologi GPON
2
menuju layanan broadband berbasis GPON yang telah dikembangkan oleh PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk.
I.4 Batasan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah:
a. Perancangan dan analisis perangkat GPON (Gigabit Passive Optical
Network) dibatasi jaringan Fiber To The Home (FTTH).
b. Perancangan transport yang diubah adalah transport komunikasi yang
semula menggunakan kabel tembaga menjadi fiber optic.
c. Studi kasus yang dilakukan hanya untuk daerah Komplek Batununggal.
d. Fitur-fitur perangkat, spesifikasi jaringan akses, dan jenis pelayanan
operator diperoleh dari PT. Telkom Bandung.
e. Parameter-parameter yang dipergunakan untuk menganalisa jaringan
adalah
- Redaman panjang kabel : besarnya daya sinyal yang hilang
sepanjang kabel, dalam dB. Redaman saluran bergantung pada
panjang saluran.
- Redaman Splicing : besarnya redaman yang ditimbulkan oleh splicing
(penyambungan) kabel, dalam dB.
- Redaman Connector : besarnya redaman yang disebabkan oleh connector
dimana connector ini berfungsi untuk menghubungkan perangkat satu dan
yang lainnya (dB).
- Redaman Splitter : besarnya redaman yang diakibatkan oleh perangkat
pembagi power, dalam dB.
3
I.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tugas akhir ini dibagi menjadi 5 bab, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang, perumusan
masalah, tujuan, pembatasan masalah, dan sistematika
penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini membahas tentang teori – teori yang berhubungan
dengan topik tugas akhir seperti Berisi pembahasan
mengenai pengertian fiber optic, jenis-jenis fiber optic yang
digunakan dan teori-teori yang mendukung perencanaan
dan analisis dari sistem yang akan diubah.
BAB III PEMETAAN ODP, ODC SERTA STO KOMPLEK BATUNUNGGAL ELOK
Bab ini membahas mengenai pemetaan sistem secara
keseluruhan yang meliputi pemetaan daerah yang akan
dipetakan transport opticnya yaitu letak dari ODP,ODC
serta STO yang akan dianalisis.
BAB IV ANALISIS DATA TRANSPORT OPTIC GPON DI SENTRAL BATUNUNGGAL
Bab ini membahas tentang analisis dari data yang sudah
diperoleh dengan teori yang didapatkan, serta menganalisis
berapa banyak jaringan akses di STO Komplek
Batununggal yang dapat dilayani oleh teknologi GPON
4
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran-saran
43
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
Dari penelitian Tugas Akhir yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
Modernisasi jaringan akses tembaga dengan teknologi GPON untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan akan layanan broadband yang besar dapat terlaksana dengan
hasil:
Perhitungan total redaman dari STO Batununggal sampai dengan ODP
Komplek Batununggal Elok kurang dari 27 dB (persyaratan redaman
maksimal PT. Telkom yang harus dipenuhi untuk pelayanan broadband
perangkat GPON) sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh jaringan akses
tembaga dapat diganti dengan jaringan fiber optic berbasis GPON.
V.2 Saran
Untuk lebih menyempurnakan Tugas Akhir ini, penulis memberikan
masukan dan saran sebagai berikut :
Perancangan transport FTTH berbasis GPON dapat dikembangkan dengan
membuat perancangan pada FTTB sehingga penerapan teknologi fiber optic
44
[5] Anonimus. Teknologi Jaringan Akses. Divlat PT. TELKOM INDONESIA
DIVRE IV. Semarang.
[6] Godbole, Achyut. 2003. Data Communications and Network. Mumbai:
McGraw-Hill.
[7] Green, DC. 1995. Komunikasi Data. Yogyakarta : Penerbit Andi.
[8] Headquarters, Diamond. T G.657 Bend-optimised. White paper
ITU-T G.657. June 2008.
Allocation in GPON Networks. PCM-Sierra, inc.
[12] R&D Center. (2010). Pedoman Pemasangan Jaringan Akses Fiber Optik.
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Bandung.
[13] R&D Center. (2008). Telecommunication System Standard
Gigabit-Capable Passive Optical Network. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Bandung.
[14] Saydam, Gouzali. 2005.Teknologi Telekomunikasi Perkembangan dan
Aplikasi. Bandung : CV. Alfabeta.
[15] Suherman, R F. Jaringan Telekomunikasi. Departemen Teknik Elektro
45
[16] Suci, ST. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Kristen Maranaha. Bandung. 2010.
[17] Sukiswo, ST. Buku Ajar Jaringan Telekomunikasi. Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Semarang. 2002.
[18] TELECOMUNICATION STANDARDIZATION SECTOR OF ITU (2004).
www.ITU.INT/ITU-T.com.
[19] ZTE. (2008). ZXA10 GPON Product Description. ZTE.
[20] “ http://id.wikipedia.org/wiki/Fiber to the Home”
[21] “ http://megakabelindo.com/perangkat-jaringan-wan/ ”