• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan dan Realisasi Sistem Kontrol Posisi Beban pada Miniature Plant Crane dengan Kontrol PID Menggunakan PLC - Design and Realization of Load Position Control System for Miniature Plant Crane with PID Control Using PLC.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan dan Realisasi Sistem Kontrol Posisi Beban pada Miniature Plant Crane dengan Kontrol PID Menggunakan PLC - Design and Realization of Load Position Control System for Miniature Plant Crane with PID Control Using PLC."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

i

Universitas Kristen Maranatha

PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM KONTROL POSISI BEBAN

PADA MINIATURE PLANT CRANE

DENGAN KONTROL PID MENGGUNAKAN PLC

Hardi

Email : hardi.sumali@gmail.com

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha Jalan Prof. drg. Suria Sumantri, MPH 65

Bandung 40164, Indonesia

ABSTRAK

Crane merupakan alat bantu mekanis untuk memindahkan benda dari suatu

titik ke titik lainnya. Pengendalian crane masih banyak dilakukan oleh manusia, sehingga keahlian operator sangat berperan dalam pengendalian sebuah crane. Keterbatasan tersebut diharapkan dapat diatasi dengan menggunakan pengendali seperti PLC.

Pada tugas akhir ini, dibuat sebuah miniatur tower crane yang dikontrol dengan metode PID menggunakan PLC agar dapat memindahkan benda dari satu titik ke titik yang diinginkan dengan ayunan seminimal mungkin dan waktu yang relatif singkat. Metoda tuning Ziegler Nichols digunakan sebagai tuning awal untuk mendapatkan acuan nilai parameter, dilanjutkan dengan metoda tuning

Trial and Error untuk mendapat nilai paramater PID yang lebih baik.

Pengontrolan dapat dilakukan secara langsung melalui panel box yang berisi PLC, inverter dan komponen-komponen pengontrol lainnya. Selain melalui panel box, pengontrolan juga dapat dilakukan menggunakan software Vijeo Citect SCADA. Melalui software Vijeo Citect SCADA, pengamatan dan pengolahan data dapat langsung diambil dan diolah.

Berdasarkan hasil percobaan, pengontrolan miniatur plant crane pada sumbu horizontal lebih cocok menggunakan pengontrol PD dengan nilai parameter Kp = 25 dan Td = 0,2, sedangkan pada sumbu vertikal lebih cocok menggunakan pengontrol P dengan nilai parameter Kp = 0,1. Pengendalian posisi beban dengan menggunakan cara direct menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan cara step by step.

(2)

DESIGN AND REALIZATON OF LOAD POSITION CONTROL SYSTEM

FOR MINIATURE PLANT CRANE WITH PID CONTROL USING PLC

Hardi

Email : hardi.sumali@gmail.com

Department of Electrical Engineering, Faculty of Engineering Maranatha Christian University

Jalan Prof. drg. Suria Sumantri, MPH 65 Bandung 40164, Indonesia

ABSTRACT

Crane is a mechanical tool to move objects from one point to another. Nowadays, many crane still controlled by human, then operator ability take play an important role to control movement of the crane. PLC expected to overcome this limitation.

In this final project will be made a miniature of tower crane that controlled by PLC using PID method to be able move object from one point to the desired point with minimum swings and a relatively short time. Ziegler Nichols tuning method uses as the initial tuning to obtain the reference value of the parameter. Trial and error method used to get better value of the PID parameter. Control can be done directly through the panel box containing PLC, inverter and other control components. Besides panel box, control can also be performed using Vijeo Citect SCADA. Through Vijeo Citect SCADA software, observation and data processing can be retrieved and processed.

Based on the experiment, controlling of miniature plant crane on horizontal axis more suitable using PD controller with parameter value of Kp = 25 and Td = 0.2, and on vertical axis more suitable using P controller with parameter value of Kp = 0.1. Load position control using direct method perform a better result than step by step method.

(3)

iii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

ABSTRACT... ii

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR... vii

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang... 1

I.2 Perumusah Masalah... 2

I.3 Tujuan... 2

I.4 Pembatasan Masalah... 2

I.5 Spesifikasi Alat... 3

I.6 Sistematika Penulisan... 4

BAB II LANDASAN TEORI II.1 Plant crane... 5

II.2 Regresi Linier... 8

II.3 Teori Kontrol... 8

II.3.1 Kontrol On Off... 8

II.3.2 Kontrol PID... 9

II.3.2.1 Kontrol Proporsional... 9

II.3.2.2 Kontrol Integral... 9

II.3.2.3 Kontrol Derivatif... 9

II.3.3 Metode Open Loop Ziegler Nichols dalam tuning parameter kontroler PID... 10

II.3.4 Metode trial and error dalam tuning parameter kontroler PID... 11

II.4 PLC (Programmable Logic Controller) ... 11

II.4.1 Komunikasi... 12

(4)

II.4.3 Sinyal Diskrit dan Analog... 14

II.5 SCADA... 15

II.6 Variable Speed Drive... 16

II.7 Relay... 17

II.8 Motor AC... 18

II.9 Hambatan Kawat... 20

II.10 Rotary encoder... 20

II.11 Sensor Akselerometer... 21

II.12 Sensor Limit Switch... 22

II.13 Miniatur Plant Crane... 22

II.14 Spesifikasi Elektronik Tower Crane... 24

II.14.1 Spesifikasi Elektronik Sumbu Vertikal... 24

II.14.1.1 Rotary encoder... 24

II.14.1.2 Motor AC 1 fasa... 25

II.14.1.3 Inverter Altivar 18... 26

II.14.2 Spesifikasi Elektronik Sumbu Horizontal... 27

II.14.2.1 Inverter Altivar 32... 27

II.14.2.2 Motor 1 fasa... 28

II.14.3 PLC yang digunakan... 29

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI III.1 Konfigurasi Software... 31

III.1.1 Twidosuite V 2.30... 31

III.1.2 Vijeo Citect 7.2... 34

III.2 Realisasi Panel Box... 42

III.3 Realisasi SCADA... 43

III.4 Pengkabelan keseluruhan... 44

III.5 Perancangan Sistem Kontrol... 45

III.6 Penalaan PID Sumbu Horisontal... 49

(5)

v

Universitas Kristen Maranatha

III.6.2 Analisa Ziegler Nichols... 51

III.6.3 Hasil penalaan saat diberi aksi kontrol proporsional... 52

III.6.3.1 Panjang tali vertikal 500mm... 53

III.6.3.2 Panjang tali vertikal 1000mm... 61

III.6.4 Hasil penalaan saat diberi aksi kontrol proporsional dan derivatif.. 70

III.6.4.1 Panjang tali vertikal 500mm... 70

III.6.4.2 Panjang tali vertikal 1000mm... 74

III.7 Penalaan PID Sumbu Vertikal... 79

III.7.1 Penentuan persamaan linear untuk posisi... 79

III.7.2 Analisa Ziegler Nichols sumbu Vertikal... 81

III.7.3 Hasil penalaan saat diberi aksi kontrol proporsional... 82

III.7.4 Hasil penalaan saat diberi aksi kontrol proporsional dan derivatif... 86

BAB IV HASIL DAN ANALISIS IV.1 Pengendalian cara step-by-step... 91

IV.2 Pengendalian cara direct... 101

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan... 110

V.2 Saran... 110

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN A PROGRAM PLC

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel penalaan Ziegler Nichols metode open loop ... 11

Tabel 2.2 Decoding Rotary encoder... 21

Tabel 3.1 Data pengamatan pambacaan ADC terhadap posisi horisontal... 50

Tabel 3.2 Hasil penalaan PID untuk Kp dengan 2 kali perubahan set point.... 64

Tabel 3.3 Hasil penalaan PID untuk Kp dengan 1 kali perubahan set point.... 64

Tabel 3.4 Hasil penalaan PID dengan nilai Kp = 25... 71

Tabel 3.5 Hasil penalaan PID untuk beberapa nilai Td... 71

Tabel 3.6 Hasil pembacaan rotary encoder... 73

Tabel 3.7 Hasil penalaan PID untuk nilai Kp yang berbeda... 78

Tabel 3.8 Hasil penalaan dengan nilai Kp = 0,1... 81

Tabel 3.9 Hasil penalaan dengan beberapa nilai Td... 81

Tabel 3.10 Hasil respon step closed loop cara direct sumbu horisontal ke-1... 84

Tabel 4.1 Hasil respon step closed loop cara step-by-step sumbu vertikal ke-1... 84 Tabel 4.2 Hasil respon step closed loop cara step-by-step sumbu horisontal ke-2... 86

Tabel 4.3 Hasil respon step closed loop cara step-by-step sumbu vertikal ke-2... 86 Tabel 4.4 Hasil respon step closed loop cara step-by-step sumbu horisontal ke-3... 88

Tabel 4.5 Hasil respon step open loop cara step-by-step sumbu vertikal ke-3... 89 Tabel 4.6 Hasil respon step closed loop cara direct sumbu horisontal ke-1.... 91

Tabel 4.7 Hasil respon step closed loop cara direct sumbu vertikal ke-1... 91

Tabel 4.8 Hasil respon step closed loop cara direct sumbu horisontal ke-2.... 93

Tabel 4.9 Hasil respon step closed loop cara direct sumbu vertikal ke-2... 93

Tabel 4.10 Hasil respon step closed loop cara direct sumbu horisontal ke-3.. 96

(7)

vii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gambar overhead crane... 5

Gambar 2.2 Truk Mobile Crane... 6

Gambar 2.3 Kereta Mobile Crane... 6

Gambar 2.4 Plant miniatur tower crane... 7

Gambar 2.5 Blok diagram aksi kontroler 2 posisi... 8

Gambar 2.6 Rangkaian dasar dari variable speed drive... 17

Gambar 2.7 Cara kerja relay... 18

Gambar 2.8 Belitan Motor AC... 19

Gambar 2.9 Ilustrasi arah sumbu pada sensor akeselerometer... 22

Gambar 2.10 Tampak samping Miniatur Plant crane... 23

Gambar 2.11 Tampak depan Plant crane... 23

Gambar 2.12 Tampak atas Plant crane... 24

Gambar 2.13 Pengkabelan Rotary encoder OMRON E6B2-CWZ6C... 24

Gambar 2.14 Tampak samping dan tampak depan rotary encoder pada katrol... 25

Gambar 2.15 Motor AC 1 fasa Krisbow KW05-68... 26

Gambar 2.16 ATV 18... 26

Gambar 2.17 Pengkabelan ATV 18... 27

Gambar 2.18 ATV 32... 27

Gambar 2.19 Pengkabelan ATV 32... 28

Gambar 2.20 Motor AC 1 fasa RH8P20HF-7 dilengkapi kipas... 28

Gambar 2.21 Pengkabelan Motor AC 1 fasa RH8P20HF-7 reversible... 29

Gambar 2.22 Ilustrasi pengkabelan sensor kawat... 29

Gambar 3.1 Tampilan pertama program... 31

Gambar 3.2 Membuat Project Baru... 32

Gambar 3.3 Memilih PLC yang digunakan... 32

Gambar 3.4 Configure PLC... 33

Gambar 3.5 Pemrogramman PLC... 33

(8)

Gambar 3.7 Express Communications Wizard... 34

Gambar 3.8 Membuat I/O Server... 35

Gambar 3.9 Membuat I/O device... 35

Gambar 3.10 Koneksi I/O device... 36

Gambar 3.11 Komunikasi Software dengan PLC... 36

Gambar 3.12 Address I/O Device... 37

Gambar 3.13 Connect I/O Device to PSTN... 37

Gambar 3.14 Pemilihan Port komunikasi... 38

Gambar 3.15 Pemilihan Link I/O device... 38

Gambar 3.16 Review Express Communications Wizard... 39

Gambar 3.17 Mengubah Nilai baud rate... 39

Gambar 3.18 Membuat Cluster... 40

Gambar 3.19 Membuat Trend Server... 40

Gambar 3.20 Variabel Tags... 41

Gambar 3.21 Trend tags... 41

Gambar 3.22 Panel Box bagian luar... 42

Gambar 3.23 Panel box bagian dalam... 42

Gambar 3.24 Tampilan SCADA... 43

Gambar 3.25 Pengkabelan keseluruhan plant... 44

Gambar 3.26 Blok sistem kontrol miniatur plant crane... 45

Gambar 3.27 Diagram alir untuk cara step-by-step... 47

Gambar 3.28 Diagram alir untuk cara direct... 48

Gambar 3.29 Grafik pembacaan posisi beban pada sumbu horisontal... 51

Gambar 3.30 Grafik pembacaan posisi beban untuk nilai Kp = 14... 52

Gambar 3.31 Grafik pembacaan ayunan beban ke-1... 53

Gambar 3.32 Grafik pembacaan posisi beban ke-1... 53

Gambar 3.33 Grafik pembacaan ayunan beban ke-2... 54

Gambar 3.34 Grafik pembacaan posisi beban ke-2... 55

Gambar 3.35 Grafik pembacaan ayunan beban ke-3... 56

(9)

ix

Universitas Kristen Maranatha

Gambar 3.37 Grafik pembacaan ayunan beban ke-4... 57

Gambar 3.38 Grafik pembacaan posisi beban ke-4... 57

Gambar 3.39 Grafik pembacaan ayunan beban ke-5... 58

Gambar 3.40 Grafik pembacaan posisi beban ke-5... 59

Gambar 3.41 Grafik pembacaan ayunan beban ke-6... 60

Gambar 3.42 Grafik pembacaan posisi beban ke-6... 60

Gambar 3.43 Grafik pembacaan ayunan beban ke-7... 61

Gambar 3.44 Grafik pembacaan posisi beban ke-7... 61

Gambar 3.45 Grafik pembacaan ayunan beban ke-8... 62

Gambar 3.46 Grafik pembacaan posisi beban ke-8... 63

Gambar 3.47 Grafik pembacaan ayunan beban ke-9... 64

Gambar 3.48 Grafik pembacaan posisi beban ke-9... 64

Gambar 3.49 Grafik pembacaan ayunan beban ke-10... 65

Gambar 3.50 Grafik pembacaan posisi beban ke-10... 66

Gambar 3.51 Grafik pembacaan ayunan beban ke-11... 67

Gambar 3.52 Grafik pembacaan posisi beban ke-11... 67

Gambar 3.53 Grafik pembacaan ayunan beban ke-12... 68

Gambar 3.54 Grafik pembacaan posisi beban ke-12... 68

Gambar 3.55 Grafik pembacaan ayunan beban ke-13... 70

Gambar 3.56 Grafik pembacaan posisi beban ke-13... 71

Gambar 3.57 Grafik pembacaan ayunan beban ke-14... 72

Gambar 3.58 Grafik pembacaan posisi beban ke-14... 72

Gambar 3.59 Grafik pembacaan ayunan beban ke-15... 73

Gambar 3.60 Grafik pembacaan posisi beban ke-15... 73

Gambar 3.61 Grafik pembacaan ayunan beban ke-16... 74

Gambar 3.62 Grafik pembacaan posisi beban ke-16... 75

Gambar 3.63 Grafik pembacaan ayunan beban ke-17... 76

Gambar 3.64 Grafik pembacaan posisi beban ke-17... 76

Gambar 3.65 Grafik pembacaan ayunan beban ke-18... 77

(10)

Gambar 3.67 Grafik pembacaan posisi beban respon step open loop

vertikal... 81

Gambar 3.68 Grafik pembacaan ayunan beban ke-19... 82

Gambar 3.69 Grafik pembacaan posisi beban ke-19... 83

Gambar 3.70 Grafik pembacaan ayunan beban ke-20... 84

Gambar 3.71 Grafik pembacaan posisi beban ke-20... 84

Gambar 3.72 Grafik pembacaan ayunan beban ke-21... 85

Gambar 3.73 Grafik pembacaan posisi beban ke-21... 85

Gambar 3.74 Grafik pembacaan ayunan beban ke-22... 87

Gambar 3.75 Grafik pembacaan posisi beban ke-22... 87

Gambar 3.76 Grafik pembacaan ayunan beban ke-23... 88

Gambar 3.77 Grafik pembacaan posisi beban ke-23... 88

Gambar 3.78 Grafik pembacaan ayunan beban ke-24... 89

Gambar 3.79 Grafik pembacaan posisi beban ke-24... 89

Gambar 4.1 Grafik pembacaan ayunan beban cara step-by-step ke-1... 91

Gambar 4.2 Grafik pembacaan posisi beban sumbu horisontal cara step-by-step ke-1... 92

Gambar 4.3 Grafik pembacaan posisi beban sumbu vertikal cara step-by-step ke-1... 92

Gambar 4.4 Grafik pembacaan posisi beban cara step-by-step ke-1... 93

Gambar 4.5 Grafik pembacaan ayunan beban cara step-by-step ke-2... 94

Gambar 4.6 Grafik pembacaan posisi beban sumbu horisontal cara step-by-step ke-2... 94

Gambar 4.7 Grafik pembacaan posisi beban sumbu vertikal cara step-by-step ke-2... 95

Gambar 4.8 Grafik pembacaan posisi cara step-by-step ke-2... 95

(11)

xi

Universitas Kristen Maranatha Gambar 4.10 Grafik pembacaan posisi beban sumbu horisontal cara

step-by-step ke-3... 97 Gambar 4.11 Grafik pembacaan posisi beban sumbu vertikal cara

step-by-step ke-3... 98 Gambar 4.12 Grafik pembacaan posisi beban cara step-by-step ke-3... 98 Gambar 4.13 Grafik pembacaan ayunan beban cara direct ke-1... 101 Gambar 4.14 Grafik pembacaan posisi beban sumbu horisontal cara

direct ke-1... 101 Gambar 4.15 Grafik pembacaan posisi beban sumbu vertikal cara

direct ke-1... 102 Gambar 4.16 Grafik pembacaan posisi beban cara direct ke-1... 102 Gambar 4.17 Grafik pembacaan ayunan beban cara direct ke-2... 103 Gambar 4.18 Grafik pembacaan posisi beban sumbu horisontal cara

direct ke-2... 104 Gambar 4.19 Grafik pembacaan posisi beban sumbu vertikal cara

direct ke-2... 104 Gambar 4.20 Grafik pembacaan posisi beban cara direct ke-2... 105 Gambar 4.21 Grafik pembacaan ayunan beban cara direct ke-3... 106 Gambar 4.22 Grafik pembacaan posisi beban sumbu horisontal cara

direct ke-3... 107 Gambar 4.23 Grafik pembacaan posisi beban sumbu vertikal cara

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Crane merupakan alat bantu mekanis untuk memindahkan benda dari

suatu titik ke titik lainnya. Crane bekerja dengan menggunakan tali sebagai pemindah benda, oleh sebab itu, kemungkinan terjadi ayunan pada benda yang diangkat oleh crane sangat besar. Disamping itu operator sangat berperan dalam pengendalian sebuah crane agar dapat memindahkan benda dari suatu titik ke titik lain dalam waktu relatif singkat dan mencapai tujuan tanpa berayun.

Untuk membantu operator dalam mengendalikan pergerakan benda dapat digunakan sensor dan controller pada crane tersebut. Controller ada bermacam-macam jenisnya, mulai dari microcontroller, PLC, dan lain-lain. Controller yang digunakan pada dunia indsutri diharapkan stabil, tahan lama, dan mudah untuk dimodifikasi. PLC merupakan controller yang memenuhi semua kriteria tersebut.

Pengontrol PID banyak digunakan di industri karena relatif murah dan mudah diimplementasikan. Selain itu untuk menentukan nilai parameter PID tidak dibutuhkan model dari plant yang akan dikontrol.

(13)

BAB I PENDAHULUAN 2

1.2 Rumusan Masalah

Masalah-masalah yang akan dibahas pada tugas akhir ini adalah : a. Bagaimana merancang sistem kontrol posisi beban pada plant

crane?

b. Bagaimana menentukan nilai parameter kontrol PID untuk plant

crane agar bekerja sesuai dengan yang diinginkan?

1.3 Tujuan

Mengacu masalah-masalah pada poin 2, sistem ini akan dibuat dengan tujuan :

a. Merancang sistem kontrol posisi beban pada plant crane.

b. Menentukan nilai parameter kontrol PID untuk plant crane agar bekerja sesuai dengan yang diinginkan.

1.4 Batasan Masalah

Pembuatan miniatur plant crane memiliki masalah yang sulit diselesaikan, maka untuk menyederhanakan permasalahan, laporan tugas akhir ini dibatasi dengan batasan sebagai berikut:

a. Jenis plant crane yang digunakan adalah tower crane.

b. Sumbu pergerakan yang dikontrol adalah sumbu vertikal dan sumbu horizontal.

c. Sistem berfungsi mengontrol posisi vertikal dari crane, dalam jarak 0 cm sampai dengan 100cm.

d. Sistem berfungsi mengontrol posisi horizontal dari crane, dalam jarak 0 cm sampai dengan 160cm.

e. Sistem diberi beban tetap 5 kg dengan dimensi 25 cm x 8 cm x 8 cm.

f. Over shoot maksimum penempatan benda oleh plant crane adalah

5%.

g. Error steady state lebih kecil dari 1%.

(14)

BAB I PENDAHULUAN 3

i. Bila program PLC baru dinyalakan, posisi awal beban pada sumbu vertikal harus pada jarak 0 cm.

j. Nilai rotary encoder dianggap tidak pernah selip.

1.5 Spesifikasi Alat

Spesifikasi alat-alat yang digunakan pada miniatur tower crane ini adalah sebagai berikut:

1. Plant : Miniatur Crane. 2. PLC (Schneider Electric):

a. Base: TWDLMDA20DRT.

b. Extensions:

i. TM2AMM6HT (Analog Module). ii. TM2AMM3HT (Analog Module). 3. Inverter : Altivar 18 dan Altivar 31 dari Telemecanique 4. Limit Switch

5. Rotary encoder OMRON

6. Power Supply : OMRON AC to DC (220VAC to 24VDC)

7. Relay : OMRON MY2N

8. Motor crane yang digunakan pada sumbu vertikal adalah Motor AC Krisbow KW05-68

9. Motor crane yang digunakan pada sumbu horizontal adalah Motor AC Getribemotor RH8P20HG-7.

10. Software yang digunakan untuk pemrograman PLC adalah Twido Suite 2.3.

(15)

BAB I PENDAHULUAN 4

1.6 Sistematika Penulisan

Penyusunan laporan tugas akhir terdiri dari lima bab sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah, spesifikasi alat, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas mengenai teori yang akan digunakan dalam perancangan dan realisasi sistem pengontrolan posisi crane dengan menggunakan rangkaian pengontrol PLC.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI

Bab ini membahas mengenai perancangan crane dan sistem pengontrolan posisi crane, seperti pemasangan kabel, algoritma program, dan lain - lain.

Bab IV DATA PENGAMATAN DAN ANALISIS

Bab ini membahas mengenai kinerja dari sistem pengontrolan posisi crane.

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN

(16)

110

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini membahas tentang kesimpulan yang diperoleh setelah menyelesaikan tugas akhir beserta masukkan dan saran yang dapat digunakan untuk dilakukannya perbaikan.

5.1. KESIMPULAN

1. Pengontrolan beban miniature plant crane pada sumbu horizontal berdasarkan hasil pengamatan lebih cocok menggunakan pengontrol PD dengan nilai parameter Kp = 25 dan Td = 0,2, sedangkan pada sumbu vertikal lebih cocok menggunakan pengontrol P dengan nilai parameter Kp = 0,1.

2. Pengontrolan beban cara step-by-step dan direct dapat diaplikasikan pada miniatur plant crane. Pengendalian beban dengan cara direct lebih baik dibanding dengan cara step-by-step. Pengendalian beban dengan cara

direct memiliki waktu yang lebih singkat untuk mencapai set point yang

diinginkan pada kedua sumbunya serta memiliki ayunan beban yang lebih sedikit

3. Kelemahan dari deteksi posisi menggunakan kawat yang memiliki resistansi adalah pembacaan mudah terganggu oleh getaran.

4. Pengkabelan pada jib mempengaruhi performansi sistem pada sumbu horizontal.

5.2. SARAN

1. Kelemahan dari kawat untuk deteksi posisi yang dibentangkan diharapkan dapat diatasi dengan ditempel pada bagian dari crane yang statis seperti rel agar tidak terpengaruh oleh getaran.

(17)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 111

Universitas Kristen Maranatha 3. Pengkabelan pada jib perlu diperbaki agar tidak mengganggu performansi

(18)

DAFTAR PUSTAKA

1. (2013, Juni). Dikutip Agustus 2013, dari Wikipedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Crane_(machine) 2. (2013, Juli). Dikutip Agustus 2013, dari Wikipedia:

http://en.wikipedia.org/wiki/Induction_motor

3. (2013, Agustus). Dikutip Agustus 2013, dari Wikipedia: http://en.wikipedia.org/wiki/SCADA

4. (2013, Agustus). Dikutip September 2013, dari Wikipedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Programmable_logic_controller 5. (2013, September). Dikutip September 2013, dari Wikipedia:

http://en.wikipedia.org/wiki/Variable-frequency_drive 6. (2013, September). Dikutip September 2013, dari Wikipedia:

http://en.wikipedia.org/wiki/Relay

7. (2013, September). Dikutip September 2013, dari Wikipedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Rotary_encoder

8. (2013, September). Dikutip September 2013, dari Wikipedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Accelerometer

9. Bequette, B. W. (2002). Process Control: Modeling, Design, and Simulation. New Jersey: Prentice Hall PTR.

10.Chapra, S. C., & Canale, R. P. (1989). Numerical Methods for Engineers. Singapore: McGraw-Hill.

11.Ogata, K. (1997). Modern Control Engineering. New Jersey: Prentice-Hall. 12.PLC TC. (2012). Modul Pelatihan Advanced Programmable Logic Controller

(PLC). Bandung: Universitas Kristen Maranatha.

13.PLC TC. (2012). Modul Pelatihan Supervisory Control and Data Acquisition. Bandung: Universitas Kristen Maranatha.

(19)

Universitas Kristen Maranatha 15.Telemecanique. (2000, November). ALTIVAR 18 Adjustable Speed Drive

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pada paparan tersebut di atas, sejauh ini belum ada penelitian yang actual mengenai pengaruh penguasaan keterampilan teknik dasar terhadap kecemasan

Setiap perseroan terbatas didirikan berdasarkan perjanjian (kontrak), artinya harus dilakukan oleh minimal dua orang atau lebih sebagai pemegang saham, yang sepakat

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two Stray ini, mampu meningkatkan aktivitas belajar dan keterampilan

Hal ini disebabkan karena upah yang diterima oleh ibu rumah tangga dari satu unit anyaman nyiru besar lebih besar dari anyaman yang lebih kecil, sedangkan

Di Kota Tanjung komoditas yang mengalami penurunan harga dengan andil deflasi tertinggi selama bulan Maret 2016 antara lain: bawang merah, pasir, cabai rawit, tomat sayur,

Selain itu mayoritas pesanggem telah melanggar aturan yang diberikan oleh lembaga terkait tentang pengelolaan hutan bersama masyarakat, mereka seharusnya

Ada ruang lingkup untuk pencarian lebih lanjut untuk mengeksplorasi hubungan prinsip lean dengan teknik akuntansi biaya dalam proses penciptaan nilai yang

Weaknese to Threat (WO) yang dapat diterapkan sebagai berikut : (1) Mengemas daya tarik wisata dengan lebih menonjolkan keunikan destinasi untuk kegiatan wisata