• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komputerisasi Penentuan Tebal Perkerasan Kaku dengan Metode Asshto 1993.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Komputerisasi Penentuan Tebal Perkerasan Kaku dengan Metode Asshto 1993."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

KOMPUTERISASI PENENTUAN TEBAL PERKERASAN

KAKU DENGAN METODE AASHTO 1993

ANDRI SURYADI NRP: 1321049

Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Budi Hartanto Susilo, M.Sc.

ABSTRAK

Perkerasan kaku banyak digunakan pada jalan tol. Volume kendaraan yang melewati ruas jalan tol perlu didukung oleh perkerasan pada ruas jalan yang dilewatinya. Perhitungan tebal perkerasan secara komputerisasi perlu dikembangkan untuk meminimalisir kesalahan, memperoleh hasil yang lebih teliti, cepat, akurat, dan dapat dilakukan secara iterasi.

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kebutuhan tebal perkerasan kaku pada ruas jalan tol dengan menggunakan metode AASHTO 1993. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendekatan empiris dalam desain struktur perkerasan kaku suatu ruas jalan disusun secara komputerisasi. Nilai faktor yang digunakan dalam perhitungan, diperoleh dari proyek Jalan Tol Cikopo-Palimanan dan kekurangannya diasumsikan sesuai dengan aturan AASHTO 1993.

Analisis data dihitung secara komputerisasi, diolah dengan perangkat lunak yaitu Microsoft Excel versi tahun 2010. Hasil analisis penentuan tebal perkerasan kaku diperoleh tebal sebesar 39cm untuk Jalan Tol Cipali. Model untuk penentuan tebal perkerasan W18 nominal adalah log10(2541530993,12),

yang berarti bahwa logaritma dari total kumulatif beban 18-kip ESAL yaitu 9,41. Perhitungan beban gandar standar kumulatif menggunakan metode AASHTO 1993 dengan W18 desain diperoleh hasil sebesar 8,97, yang berarti bahwa tebal

pelat beton rencana dapat diterapkan pada ruas Jalan Tol Cipali sesuai dengan toleransi yang diberikan AASHTO 1993.

(2)

COMPUTERIZED FOR DETERMINATION OF THE RIGID

PAVEMENT THICKNESS USING AASHTO 1993 METHOD

ANDRI SURYADI NRP: 1321049

Supervisor: Prof. Dr. Ir. Budi Hartanto Susilo, M.Sc.

ABSTRACT

Rigid pavement is widely used on toll roads. The volume of vehicles passing through toll roads need to be supported by the pavement on the road in its path. Computerized about calculation of pavement thickness needs to be developed to minimize the human error, obtain the results more conscientious, fast, accurate, and can be done iteratively.

The purpose of this study was to analyze the necessary of rigid pavement thickness for the road using AASHTO 1993 method, and compiled in a computerized many factors that affect the empirical approach in the design of rigid pavement structure to a road section. Value factors used in the calculation, obtained from Toll Road project Cikopo-Palimanan and shortcomings assumed in accordance with the rules of AASHTO 1993.

Computerisation data analysis is calculated, which is processed by software that Microsoft Excel version 2010. The results of the analysis of the determination of the rigid pavement thickness obtained by 39centimeters thick for Cikampek-Palimanan Toll Road. The model for determining the pavement thickness W18 nominal is log10 (2541530993,12), which means that the logarithm of the total cumulative load of 18-kips ESAL is 9,41. Cumulative standard axle load calculations using the 1993 AASHTO method within W18 design the result obtained was 8,97, which means that the concrete slab thickness plan will be put on Cikampek-Palimanan toll road segment in accordance with the tolerance of AASHTO 1993.

Keywords: Rigid Pavement, AASHTO 1993, Computerized.

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR ... v

SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Inti Permasalahan ... 3

1.3 Tujuan Penelitian... 3

1.4 Ruang Lingkup Penelitian ... 4

1.5 Sistematika Penulisan ... 4

1.6 Lisensi Perangkat Lunak ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Perkerasan Jalan Raya ... 5

2.1.1 Perkembangan Konstruksi Perkerasan Jalan ... 5

2.1.2 Klasifikasi Tipe Perkerasan Jalan ... 8

2.1.3 Komponen dan Fungsi Lapisan Perkerasan Jalan ... 9

2.2 Konstruksi Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) ... 12

2.2.1 Definisi Perkerasan Kaku ... 13

2.2.2 Jenis Perkerasan Kaku ... 13

2.2.3 Manfaat dari Perkerasan Kaku ... 17

2.3 Parameter Desain Perkerasan Kaku ... 17

2.3.1 Tanah Dasar... 18

2.3.1.1 CBR Tanah Dasar ... 18

2.3.1.2 Modulus Reaksi Tanah Dasar ... 18

2.3.2 Lapisan Fondasi Bawah ... 18

2.3.2.1 Material Berbutir ... 19

2.3.2.2 Bahan Pengikat ... 19

2.3.2.3 Beton Kurus... 20

2.3.3 Material Beton Semen ... 20

2.3.3.1 Kuat Tekan Beton... 20

2.3.3.2 Kuat Tarik Beton ... 21

2.3.3.3 Modulus Elastisitas Beton ... 21

(4)

2.3.3.5 Perkuatan Mutu Struktur ... 22

2.3.7 Loss of Support Factor ... 30

2.3.8 Koefisien ... 30

2.3.8.1 Koefisien Pelimpahan Beban ... 31

2.3.8.2 Koefisien Drainase ... 32

2.4 Model Perancangan Perkerasan Kaku ... 33

2.4.1 Beton Semen Bersambung Tanpa Tulangan ... 33

2.4.2 Beton Semen Bersambung Dengan Tulangan ... 33

2.4.3 Beton Semen Menerus Dengan Tulangan ... 34

2.4.4 Ruji dan Batang Pengikat ... 34

2.5 Perangkat Lunak Microsoft Excel ... 35

2.5.1 Lembar Kerja Microsoft Excel ... 37

2.5.2 Memasukkan Data ke Lembar Kerja ... 39

2.5.3 Menggunakan Rumus ... 39

2.5.4 Menggunakan Fungsi ... 39

2.5.5 Menata Tampilan Microsoft Excel ... 40

BAB III METODE PENELITIAN... 42

3.1 Bagan Alir Penelitian ... 42

3.2 Wilayah Studi ... 43

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 47

3.4 Tahapan Penelitian ... 48

3.5 Prosedur Pengolahan Data dengan Microsoft Excel ... 50

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 56

4.1 Bagan Alir Analisis ... 56

4.2 Penyajian Data ... 58

4.3 Analisis Data ... 71

4.3.1 Persamaan AASHTO 1993 ... 71

4.3.2 Perhitungan Parameter Perkerasan Kaku ... 72

4.4 Analisis dengan Perangkat Lunak Microsoft Excel... 75

4.5 Pembahasan ... 77

4.6 Check Equation ... 93

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 95

5.1 Simpulan ... 95

(5)
(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Konstruksi Perkerasan Romawi ... 6

Gambar 2.2 Konstruksi Perkerasan Telford ... 7

Gambar 2.3 Konstruksi Perkerasan Makadam ... 7

Gambar 2.4 Struktur Perkerasan Jalan ... 12

Gambar 2.5 Tipikal Struktur Perkerasan Kaku ... 13

Gambar 2.6 Sumbu Tunggal Roda Tunggal ... 24

Gambar 2.7 Sumbu Tunggal Roda Ganda ... 24

Gambar 2.8 Sumbu Tandem Roda Ganda... 25

Gambar 2.9 Sumbu Tridem Roda Ganda ... 25

Gambar 2.10 Beton Semen Bersambung Tanpa Tulangan ... 33

Gambar 2.11 Beton Semen Bersambung Dengan Tulangan ... 34

Gambar 2.12 Beton Semen Menerus Dengan Tulangan ... 34

Gambar 2.13 Tampilan Utama Microsoft Excel ... 36

Gambar 2.14 Lembar Kerja Microsoft Excel ... 37

Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian ... 42

Gambar 3.2 Peta Jalan Tol Cikopo-Palimanan ... 46

Gambar 3.3 Trumpet Interchange ... 47

Gambar 3.4 Penentuan Tebal Rigid Pavement dengan Microsoft Excel ... 51

Gambar 4.1 Bagan Alir Analisis ... 57

Gambar 4.2 Tipikal Perkerasan Detail A ... 59

Gambar 4.3 Lokasi Proyek Tol Cikopo-Palimanan ... 60

Gambar 4.4 Konfigurasi Penulangan Cikopo Toll Plaza ... 61

Gambar 4.5 Penulangan Seksi I pada Cikopo Toll Plaza ... 62

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Hubungan Kuat Tekan Beton dan Angka Ekivalen Baja

dan Beton (n) ... 15

Tabel 2.2 Persyaratan Gradasi... 19

Tabel 2.3 Jumlah Lajur Berdasarkan Lebar Perkerasan dan Koefisien Distribusi Kendaraan Niaga pada Lajur Rencana... 23

Tabel 2.4 Faktor Distribusi Lajur ... 23

Tabel 2.5 Umur Rencana Perkerasan Baru ... 26

Tabel 2.6 Perkiraan Laju Pertumbuhan Lalu Lintas (i)... 27

Tabel 2.7 Hubungan Umur Rencana dengan Faktor Pertumbuhan Lalu Lintas ... 27

Tabel 2.8 Indeks Permukaan pada Akhir Umur Rencana ... 28

Tabel 2.9 Nilai Reliabilitas untuk Berbagai Klasifikasi Jalan ... 28

Tabel 2.10 Standar Normal Deviasi ... 29

Tabel 2.11 Faktor Kehilangan Daya Dukung Berdasarkan Tipe Material ... 30

Tabel 2.12 Koefisien Pelimpahan Beban ... 32

Tabel 2.13 Koefisien Drainase untuk Perkerasan Kaku ... 32

Tabel 2.14 Definisi Kualitas Drainase ... 32

Tabel 2.15 Diameter Ruji ... 35

Tabel 2.16 Batang Pengikat ... 35

Tabel 2.17 Shortcut untuk Memindahkan Cell Pointer ... 38

Tabel 2.18 Beberapa Pilihan untuk Mengatur Posisi Teks ... 40

Tabel 2.19 Toolbar untuk Mengatur Posisi Teks ... 41

Tabel 3.1 Penentuan Desain Jalan ... 52

Tabel 3.2 Penentuan Beban Lalu Lintas ... 53

Tabel 3.3 Penentuan Lapisan Fondasi Bawah ... 54

Tabel 3.4 Penentuan Parameter Metode AASHTO 1993 ... 54

Tabel 3.5 Penentuan Indeks Permukaan dan Reliability ... 54

Tabel 3.6 Rekapitulasi Tebal Lapis Perkerasan Beserta Check Equation ... 54

Tabel 3.7 Rekapitulasi Tebal Lapis Perkerasan ... 55

Tabel 4.1 Keterangan Data Input ... 58

Tabel 4.2 Data Lalu Lintas pada Juni 2015... 63

Tabel 4.3 Data Lalu Lintas pada Juli 2015 ... 63

Tabel 4.4 Data Lalu Lintas pada Agustus 2015 ... 64

Tabel 4.5 Data Lalu Lintas pada September 2015 ... 64

Tabel 4.6 Data Lalu Lintas pada Oktober 2015 ... 65

Tabel 4.7 Data Lalu Lintas pada November 2015 ... 65

Tabel 4.8 Data Lalu Lintas pada Desember 2015 ... 66

Tabel 4.9 Data Lalu Lintas pada Januari 2016 ... 66

Tabel 4.10 Data Lalu Lintas pada Februari 2016 ... 67

Tabel 4.11 Data Lalu Lintas pada Maret 2016 ... 67

Tabel 4.12 Data Lalu Lintas pada April 2016 ... 68

Tabel 4.13 Data Lalu Lintas pada Mei 2016 ... 68

Tabel 4.14 Data Lalu Lintas pada Juni 2016 ... 69

(8)

Tabel 4.16 Data Lalu Lintas pada Agustus 2016 ... 70 Tabel 4.17 Data Lalu Lintas pada September 2016 ... 70 Tabel 4.18 Data Lalu Lintas pada Oktober 2016 ... 71 Tabel 4.19 Standar Kelas Jalan berdasarkan Fungsi, Dimensi

Kendaraan dan MST ... 77 Tabel 4.20 Laju Pertumbuhan Bulanan Kendaraan di Gerbang

Cikopo pada Juni 2015-Juni 2016 ... 78 Tabel 4.21 Laju Pertumbuhan Bulanan Kendaraan di Gerbang

Palimanan pada Juni 2015-Oktober 2016 ... 79 Tabel 4.22 Laju Pertumbuhan Tahunan Kendaraan di

Gerbang Palimanan ... 80

Tabel 4.23 Rekapitulasi Laju Pertumbuhan di Tol Cipali... 80 Tabel 4.24 Rekapitulasi Faktor Pertumbuhan pada Tol Cipali ... 81 Tabel 4.25 Golongan Jenis Kendaraan Bermotor pada Jalan Tol

yang Sudah Beroperasi ... 82 Tabel 4.26 Jumlah Kendaraan yang Melintas pada Jalan Tol

(9)

DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

Ɛs = Koefisien Susut Beton

εs = Modulus Elastisitas Baja

μ = Koefisien Gesek antara Pelat Beton dan Fondasi Bawah φ = Diameter Batang Pengikat yang Dipilih

ΔPSI = Present Serviceability Index

As = Luas Penampang Tulangan

At = Luas Penampang Tulangan per Meter Panjang Sambungan b = Jarak Terkecil Antar Sambungan/Jarak Sambungan dengan

Tepi Perkerasan

BJTU-24 = Baja Tulangan Ulir Mutu 240 MPa. C = Koefisien Distribusi Lajur

Cd = Koefisien Drainase

d = Diameter Tulangan

D = Koefisien Distribusi Arah Ec = Modulus Elastisitas Beton

fb = Tegangan Lekat antara Tulangan dengan Beton fc’ = Kuat Tekan Beton Karakteristik 28 Hari

fcf = Kuat Tarik Lentur Beton Umur 28 Hari

fcs = Kuat Tarik Belah Beton 28 Hari

fct = Kuat Tarik Langsung Beton FKB = Faktor Keamanan Beban

fs = Kuat Tarik Izin Tulangan fy = Tegangan Leleh Rencana Baja

g = Gravitasi

h = Tebal Pelat Beton

i = Laju Pertumbuhan Lalu Lintas per Tahun

J = Koefisien Pelimpahan Beban

K-175 = Kuat Tekan Beton 175 kg/cm2

k = Konstanta

l = Panjang Batang Pengikat

L = Jarak antara Sambungan yang Tidak Diikat atau Tepi Bebas Pelat

Lcr = Jarak Teoritis antara Retakan LS = Faktor Kehilangan Daya Dukung

M = Berat Satuan Volume Pelat

MR = Modulus Reaksi Tanah Dasar

MR = Modulus of Rupture

n = Angka Ekivalensi antara Baja dan Beton P = Perbandingan Luas Tulangan Memanjang Po = Initial Serviceability

Ps = Persentase Luas Tulangan Memanjang yang Dibutuhkan Terhadap Luas Penampang Beton

Pt = Terminal Serviceability

(10)

S’c = Modulus Kelenturan Beton

Sc = Konstruksi Spesifik Pada Modulus Kelenturan Beton SDS = Standar Deviasi Modulus Kelenturan Beton

So = Standar Deviasi

u = Perbandingan Keliling Terhadap Luas Tulangan URm = Waktu Tertentu, Sebelum Umur Rencana Selesai W18 = 18-Kip Equivalent Single Axle Load

z = Variasi Normal Standar

ZR = Standar Normal Deviasi

AASHO = American Association of State Highway Officials.

AASHTO = American Association of State Highway And Transportation

Officials.

ADT = Average Daily Traffic ADTT = Annual Daily Truck Traffic

APBN = Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ASTM = American Standard Testing and Material

BP = Bahan Pengikat

CBR = California Bearing Ratio ESAL = Equivalent Single Axle Load FHWA = Federal Highway Administration KBBI = Kamus Besar Bahasa Indonesia MDPJ = Manual Desain Perkerasan Jalan PCA = Principal Component Analysis

R = Reliabilitas

SM = Sebelum Masehi

SNI = Standar Nasional Indonesia STdRG = Sumbu Tandem Roda Ganda STRG = Sumbu Tunggal Roda Ganda StrRG = Sumbu Tridem Roda Ganda STRT = Sumbu Tunggal Roda Tunggal

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran L.1 Detail Klasifikasi Jalan Tol Cipali ... 100 Lampiran L.2 Modulus Reaksi Tanah Dasar Efektif dengan

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu metode perencanaan tebal perkerasan jalan yang sering digunakan ialah metode AASHTO 1993. Metode tersebut telah dipakai secara umum di seluruh dunia untuk perencanaan serta diadopsi sebagai standar perencanaan di berbagai negara. Metode AASHTO 1993 pada dasarnya adalah metode perencanaan yang didasarkan pada metode empiris.

The American Association of State Highway and Transportation Officials

(AASHTO) merupakan salah satu organisasi yang menerbitkan spesifikasi, uji protokol, dan pedoman yang digunakan dalam desain jalan raya dan konstruksi di seluruh Amerika Serikat (Wikipedia). Spesifikasi tersebut memuat transportasi darat, udara, laut termasuk moda udara, moda rel kereta api, moda air, dan moda transportasi umum (public transport). Perubahan nama dari AASHO menjadi AASHTO mencerminkan ruang lingkup diperluas untuk mencakup semua moda transportasi, meskipun sebagian besar kegiatannya khusus untuk jalan raya.

Jalan merupakan infrastruktur yang menghubungkan satu daerah dengan daerah lain yang sangat penting dalam sistem pelayanan masyarakat (Wirahadikusumah, 2007). Jalan raya di Indonesia mudah mengalami kerusakan dalam waktu relatif singkat setelah diperbaiki. Pengguna jalan seringkali harus menerima kenyataan bahwa banyak jalan raya cepat mengalami kerusakan, walaupun baru diperbaiki atau direhabilitasi. Masalah kerusakan dini (premature

deterioration) pada jalan raya merupakan salah satu masalah terbesar yang

dihadapi Ditjen Bina Marga.

(13)

terutama pada sarana transportasi darat, yang menyebabkan kinerja jalan menurun.

Seiring perkembangan zaman, pertumbuhan lalu lintas semakin meningkat sehingga menyebabkan beban dan volume lalu lintas yang harus didukung oleh struktur perkerasan jalan juga semakin meningkat. Perkerasan jalan merupakan struktur yang tersusun dari beberapa lapisan dan dibangun di atas tanah dasar. Struktur perkerasan jalan harus mampu mendistribusikan beban dari roda kendaraan sehingga struktur tanah di bawahnya yang lebih lunak tidak mudah rusak karena mengalami tegangan dan regangan yang berlebihan oleh beban berulang. Kebutuhan perkerasan jalan yang kuat, aman, nyaman, dan awet akhirnya mendorong perkembangan teknologi perkerasan jalan hingga saat ini dikenal tiga jenis konstruksi perkerasan jalan yaitu konstruksi perkerasan lentur, konstruksi perkerasan kaku, dan konstruksi perkerasan komposit/gabungan lentur-kaku.

Perkerasan jalan merupakan hal terpenting dalam bertransportasi yang aman, nyaman, dan mudah. Maka dari itu, diperlukan perkerasan jalan yang memadai dan layak untuk dipergunakan. Agar tercipta jalan yang aman, nyaman, dan memberikan manfaat yang signifikan bagi kesinambungan dan keberlangsungan hidup masyarakat luas dan menjadi salah satu faktor menjadikannya peningkatan dalam kehidupan masyarakat dari beberapa aspek-aspek kehidupan.

Penelitian-penelitian yang telah dilakukan menyatakan optimalisasi tebal perkerasan pada pekerjaan pelebaran jalan dengan metode MDPJ 02/M/BM/2013 dan PT T-01-2002-B oleh Ardiansyah (2016). Berbagai studi yang telah dilakukan mengenai analisis terhadap parameter yang diperlukan untuk menghitung tebal perkerasan jalan dengan metode AASHTO 1993 oleh Siegfried (2007). Parameter yang dibutuhkan antara lain structural number (SN), lalu lintas, reliability, faktor drainase, dan serviceability.

(14)

memperoleh hasil analisis penelitian yang cepat dan cermat kiranya perlu disusun perhitungan komputerisasi sederhana dengan perangkat lunak Microsoft Excel dalam rangka kemudahan iterasi perhitungan yang cepat dan tepat seperti yang diharapkan oleh perencana.

1.2 Inti Permasalahan

Peningkatan pertumbuhan pengguna kendaraan pemakai jalan mempengaruhi masalah transportasi, yaitu kondisi permukaan jalan yang memburuk. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka direncanakan perkerasan jalan baru pada ruas jalan raya. Salah satu jenis perkerasan yang dapat memenuhi harapan tersebut adalah perkerasan kaku. Perhitungan tebal suatu perkerasan jalan perlu dikembangkan secara komputerisasi dengan metode AASHTO 1993. Perhitungan empiris dalam menentukan parameter suatu tebal perkerasan dilakukan secara komputerisasi untuk meminimalisir kesalahan (human error), memperoleh hasil yang lebih teliti, cepat, akurat dalam proses kemudahan perhitungan yang praktis dan dapat dilakukan secara iterasi. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan perhitungan tebal perkerasan kaku secara komputerisasi.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Penyusunan secara komputerisasi faktor-faktor yang mempengaruhi pendekatan empiris dalam desain struktur perkerasan kaku suatu ruas jalan; 2. Menghitung kebutuhan tebal perkerasan kaku jalan dengan menggunakan

metode AASHTO 1993 secara komputerisasi.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Perencanaan perkerasan kaku hanya untuk jalan baru;

(15)

4. Kendaraan dalam analisis perhitungan meliputi jenis kendaraan niaga, yaitu bus, truk, dan trailer;

5. Metode analisis yang digunakan adalah metode AASHTO 1993.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada penelitian ini diawali dengan Bab I, Pendahuluan, yang menguraikan latar belakang, inti permasalahan, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, sistematika penulisan, dan lisensi perangkat lunak. Bab II, yang membahas teori-teori yang menunjang penelitian ini, seperti parameter perencanaan perkerasan kaku, metode perhitungan perkerasan kaku, dan pendalaman dalam perangkat lunak Microsoft Excel. Bab III terdiri dari diagram alir penelitian dan diagram proses desain perkerasan kaku, serta metode pengumpulan data. Pada Bab IV, dibahas tentang diagram alir analisis, perhitungan dan analisis data, termasuk menyajikan hasil perhitungan dan analisis data tersebut dalam bentuk tabel. Setelah data dianalisis dan dibahas, maka diperoleh hasil yang disimpulkan berikut saran dan diuraikan pada Bab V.

1.6 Lisensi Perangkat Lunak

(16)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari analisis yang telah dilakukan dapat ditarik simpulan sebagai berikut: 1. Volume lalu lintas rencana yang dianalisis dengan perangkat lunak Microsoft

Excel diperoleh berdasarkan gerbang Tol Cikopo pada saat awal beroperasi,

yaitu pada bulan Juni tahun 2015. Hal ini dikarenakan pada tahap perencanaan awal, gate masuk (Cikopo) memberikan jumlah yang paling besar, yaitu 199255 kendaraan. Jumlah kendaraan terbanyak yaitu kendaraan mobil penumpang.

2. Angka pertumbuhan lalu lintas di Tol Cipali mengalami fluktuasi. Peningkatan volume lalu lintas terbesar terdapat pada laju pertumbuhan tahunan pada bulan Juni tahun 2015-2016 sebesar 104,5% sebagai generated

traffic pada awal tahun beroperasi.

3. Tebal pelat beton untuk umur rencana perkerasan dengan laju pertumbuhan sebesar 15,8% diperoleh hasil sebesar 39cm, sedangkan dengan laju pertumbuhan sebesar 5% sesuai dengan perkiraan pertumbuhan lalu lintas pada Bina Marga, 2012 diperoleh tebal pelat beton sebesar 30cm.

4. Penyusunan faktor yang mempengaruhi pendekatan empiris dalam desain struktur perkerasan kaku suatu ruas jalan secara komputerisasi dapat mempermudah proses perhitungan dan dapat dilakukan secara iterasi, serta lebih sistematis.

5.2 Saran

Untuk perkembangan penelitian selanjutnya diberikan beberapa saran sebagai berikut:

(17)

2. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai kualitas drainase untuk perkerasan kaku.

3. Diperlukannya penelitian lebih lanjut terhadap parameter desain modulus resilient tanah dasar pada metode AASHTO 1993 dalam fungsinya sebagai salah satu parameter desain dalam merencanakan tebal perkerasan khususnya untuk melihat kondisi tanah dasar.

(18)
(19)
(20)
(21)

DAFTAR PUSTAKA

[1] AASHTO, 1993, Guide for Design of Pavement Structure, American

Association of State Highway and Transportation Officials, Washington, USA.

[2] Anonim, 2009, Perkerasan Beton Semen (Perkerasan Kaku/Rigid Pavement).

http://civil-injinering.blogspot.co.id/2009/07/perkerasan-beton-semen-perkerasan-kaku.html. Diakses pada tanggal 30 0ktober 2016.

[3] Azwaruddin, 2009, Sejarah Perkembangan Jalan Raya. http://azwaruddin.blogspot.co.id/2009/07/sejarah-perkembangan-jalan-raya.html. Diakses pada tanggal 29 September 2016.

[4] Christopher, B.R., Schwartz, C., and Boudreau, R., 2006, Geotechnical

Aspects of Pavements: Reference Manual/Participant Workbook, Technical Report, Publication No. FHWA NHI-05-037, U.S. Department of Transportation, National Highway Institute, Washington D.C.

[5] Cipta Strada, PT. 2006. Detail Engineering Design Pembangunan Jalan Tol

Mojokerto Kertosono, Jakarta.

[6] Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga, 1983. Manual

Pemeriksaan Perkerasan Jalan dengan alat Benkelman Beam No.01/MN/B/1983. Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan

Umum. Jakarta.

[7] Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2003, Perencanaan

Perkerasan Jalan Beton Semen, Pedoman Konstruksi Bangunan, Pd.T-14-2003, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah.

[8] Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2004, Pelaksanaan

Perkerasan Jalan Beton Semen, Pedoman Konstruksi Bangunan, Pd.T-05-2004-B, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah.

[9] Direktorat Jenderal Bina Marga. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Bandung.

[10]Direktorat Jenderal Bina Marga. 1997. Tata Cara Perencanaan

(22)

[11]Hendarsin, S. L., 2000, Perencanaan Teknik Jalan Raya, Jurusan Teknik

Sipil – Politeknik Negeri Bandung, Bandung.

[12]Huang, H. Y., 2004, Pavement Analysis and Design. University of Kentucky,

Prentice Hall, Englewood Cliffs. New Jersey, U.S.A.

[13]Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, 2012,

Manual Desain Perkerasan Jalan, No. 22.2/KPTS/Db/2012.

[14]Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, 2013,

Manual Desain Perkerasan Jalan, Nomor 02/M/BM/2013, Kementerian

Pekerjaan Umum, Jakarta.

[15]Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah No.353/KPTS/2001 tentang Ketentuan Teknik, Tatacara Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan

Tol.

[16]Krebs, R.D., 1971, Highway Materials, McGraw-Hill Book Company, New York.

[17]Lintas Marga Sedaya, PT. 2015. Detail Engineering Design Pembangunan

Jalan Tol Cikopo-Palimanan, Subang.

[18]Pandu,Y., 2016, Perencanaan Tebal Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)

pada Ruas Jalan Tol Karanganyar-Solo. http://sipil.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jmts/article/view/339/298.

Diakses pada tanggal 5 November 2016.

[19]Paterson, W.D.O., 1987, The Highway Design and Maintenance Standards

Model (HDM-III), Volume I, Description of the HDM-III Model, Washignton, D.C., Transportation Department, World Bank, United States.

[20]Paterson, W.D.O., 1987, The Highway Design and Maintenance Standards

Model (HDM-III), Volume II, User’s Manual for the HDM-III Model, Washignton, D.C., Transportation Department, World Bank, United States.

[21]Pell, P.S., 1978, “Developments in Highway Pavement Engineering-1”, Applied Science Publishers Ltd, London.

[22]Pell, P.S., 1978, “Developments in Highway Pavement Engineering-2”, Applied Science Publishers Ltd, London.

(23)

[24]Shahin, M.Y., 1994, Pavement Management for Airports, Roads, and

Parking Lots, Chapman and Hall, New York.

[25]Siegfried dan Atmaja, S., 2007, Deskripsi Perencanaan Tebal Perkerasan

Jalan menggunakan Metode AASHTO 1993, Departemen Pendidikan

Nasional, Bandung.

[26]SNI 03 – 6388 – 2000 Mengenai Spesifikasi Agregat Tanah Lapis

Pondasi Bawah, Lapis Pondasi, dan Lapis Permukaan.

[27]Surat Edaran Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, SE.02/AJ/AL.108/DRJ/2008, Tentang Paduan Batasan Maksimum Perhitungan JBI (Jumlah Berat yang di Izinkan) dan JBKI (Jumlah Berat Kombinasi yang di Ijinkan) untuk Mobil Barang, Kenderaan Khusus, Kendaraan Penarik, berikut Kereta Tempelan/ Kereta Gandengan, Jakarta.

[28]Susilo, B. H, 2009, Laporan Kajian Lalu Lintas Rencana Teknik Akhir Jalan

Tol Kunciran-Serpong.

[29]Ukar, K., 2002, 36 Jam Belajar Komputer Microsoft Office 2000 Standard

Edition, Penerbit PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.

[30]Wiwoho, S., 2009, Analisa Perbandingan Beberapa Metode Perkerasan

Beton Semen untuk Jalan Akses Jembatan Suramadu. http://ejournal.narotama.ac.id/files/SRI%20WIWOHO%20002_OK.pdf.

Diakses pada tanggal 5 November 2016.

[31]Yoder, E. J. dan Witczak, M. W., 1975, Principles of Pavement Design.

Referensi

Dokumen terkait

Apabila lantai hutan bersih (sedikit serasah) akan menimbulkan potensi aliran permukaan dan erosi yang cukup besar, tetapi jika serasah cukup maka potensi

Pengambilan data untuk fenomena flashback ini digunakan dengan cara eksperimental Parameter yang dicari atau variabel bebas dalan kajian eksperimen ini adalah rasio

KOTA INI AKAN MATI KARENA PEDANG, KARENA KELAPARAN DAN KARENA PENYAKIT SAMPAR; TETAPI SIAPA YANG KELUAR DARI SINI DAN MENYERAHKAN DIRI KEPADA ORANG-ORANG KASDIM YANG MENGEPUNG

Salah satu model pem- belajaran kooperatif adalah Think Pair Share (TPS). Keunggulan mo-del pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan model pembelajaran koope-ratif

(5) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan ruang terbuka hijau (RTH) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, dilakukan dengan ketentuan sebagai

Pada tataran sintaktika, untuk menciptakan pengawasan yang baik Inspektorat Kabupaten Jeneponto telah merancang prosedur pengawasan yang terstruktur dan telah tertuang

Terdapat beberapa penelitian tentang penerapan metode Maternal Reflektif (MMR) pada anak tunarungu telah banyak dilakukan, seperti penelitian yang dilakukan oleh

Agar produksi hijauan pakan ternak dapat kontinyu dan memenuhi kebutuhan kawasan sapi perah, maka diperlukan strategi pengembangan pola penyediaan hijauan pakan sesuai