ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the relationship of Environmental Management Accounting to Improve Competitive Advantage and Corporate Profitability. The method used in the conduct of research is descriptive method of analysis and data collection through interviews and document study. The data used in this research is secondary data from the income statement and balance sheet in the year 2010 to 2012. Hypothesis testing is done by using the formula of Environmental Management Accounting, Eco-efficiency and ROA. These results indicate that: 1) Environmental Management Accounting negative impact on the competitive advantage of the PT Kraft Ultrajaya Indonesia at negative 0.45%, 1.85% and 0.62%, and the positive impact of 1.70% PT AFI, 0 , 35%, and 0.26% during the years 2010 to 2012. 2) Environmental Management Accounting positive impact on profitability for PT Kraft Ultrajaya Indonesia and PT AFI are respectively: 2.95%, 3.45% and 14.65 %; 37.49%, 33.12%, and 28.59%.
ABSTRAK
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Environmental
Management Accounting dalam Meningkatkan Keunggulan Kompetitif dan
Profitabilitas Perusahaan. Metode yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian adalah metode deskriptif analisis serta teknik pengumpulan data melalui wawancara dan studi dokumen. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder berupa laporan laba rugi dan laporan neraca pada tahun 2010 sampai 2012. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus Environmental
Management Accounting, Eco-efficiency dan ROA. Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa: 1) Environmental Management Accounting berdampak negatif terhadap keunggulan kompetitif terhadap PT Kraft Ultrajaya Indonesia sebesar negatif 0,45%, 1,85% dan 0,62%, dan berdampak positif PT AFI sebesar 1,70%, 0,35%, dan 0,26% selama tahun 2010 sampai 2012. 2) Environmental Management Accounting berdampak positif terhadap profitabilitas untuk PT Kraft Ultrajaya Indonesia dan PT AFI yaitu berturut-turut: 2,95%, 3,45% dan 14,65%; 37,49%, 33,12%, dan 28,59%.
Kata-kata kunci: Environmental Management Accounting, Eco-efficiency,
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ... iii
PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA TULIS SKRIPSI... iv
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRACT ... ix
ABSTRAK ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 8
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9
1.4. KegunaanPenelitian... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 11
2.1.Ekonomi Lingkungan ... 11
2.3. Akuntansi Manajemen Lingkungan/ Environmental Management
Accounting (EMA)………..…..…19
2.3.1.Manfaat Environmental Management Accounting...22
2.3.2. Eco-efficiency...25
2.4. Keunggulan Kompetitif ... 27
2.5. Profitabilitas………...32
2.5.1. Analisis Rasio Profitabilitas...34
2.5.2. Cara Mengukur Rasio Profitabilitas...34
2.5.3. Rasio Profitabilitas Sebagai Alat Pengukuran Kinerja Keuangan...35
2.6. Pengembangan Hipotesis...40
2.6.1. Environmental Management Accounting dan Keunggulan Kompetitif………..…39
2.6.2. Environmental Management Accounting dan Profitabilitas….45 BAB III METODE PENELITIAN……….……...51
3.1 Jenis Penelitian……….……...51
3.2 Definisi Operasional Variabel...52
3.2.1 Environmental Management Accounting...52
3.2.2. Keunggulan Kompetitif...52
3.2.3. Profitabilitas...52
3.3. Teknik Pengambilan Sampel...53
3.5. Analisis Data...54
3.6. Lokasi Penelitian...55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….………..56
4.1. Environmental Management Accounting Sebagai Bentuk Eco-Efficiency pada Perusahaan...56
4.1.1. Physic Environmental Management Accounting...56
4.1.2. Moneter Environmental Management Accounting...58
4.2. EMA Sebagai Bentuk Eco-efficiency Dalam Meningkatkan Keunggulan Kompetitif Perusahaan... 59
4.3. EMA Dalam Meningkatkan Profitabilitas Perusahaan...61
BAB V SIMPULAN DAN SARAN………....64
5.1. Simpulan……….…...64
5.2. Saran………..…...65
DAFTAR PUSTAKA………...……..67
LAMPIRAN………...70
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 A Model of Competitive Advantage………..30
Gambar 2.2 Skema Integrasi Akuntansi Biaya Lingkungan Strategi
Keunggulan Kompetitif……….……41
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Laporan Laba Rugi dan Neraca PT Kraft Ultrajaya Indonesia
2010-2012………..66
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Input Physic PT Aneka Fermentasi Industri...54
Tabel 4.2 Input Physic PT Kraft Ultrajaya Indonesia...55
Tabel 4.3 Output Physic PT Aneka Fermentasi Industri.………..……….….55
Tabel 4.4 Output Physic PT Aneka Fermentasi Industri………..55
Tabel 4.5 Perhitungan EMA sebagai bentuk Eco-efficiency pada PT Aneka Fermentasi Industri dan PT Kraft Ultrajaya Indonesia………....…56
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pada umumnya setiap perusahaan yang ingin tetap bertahan sebaiknya
memiliki rancangan strategi yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat
dan lingkungan. Kondisi realitas yang terjadi banyak perusahaan manufaktur
memanfaatkan peluang bisnis yang ada dengan melakukan maksimalisasi profit yang
seringkali mengabaikan dampak bagi manusia dan bagi alam. Dampak yang paling
sering muncul dalam penyelenggaraan operasional usaha yang bertujuan untuk
maksimalisasi profit adalah polusi udara, limbah produksi, kesenjangan, dan lain
sebagainya dan dampak semacam inilah yang dinamakan eksternality (Harahap,
2002). Besarnya dampak eksternality terhadap kehidupan masyarakat membuat
masyarakat ingin agar dampak di atas dapat dikontrol, sehingga dampak yang
ditimbulkan tidak semakin besar. Dari sini berkembanglah ilmu akuntansi yang tidak
hanya merangkum informasi tentang perusahaan dengan pihak ketiga tetapi juga
perusahaan, selain menyajikan informasi keuangan juga terdapat pula informasi
perusahaan terhadap lingkungannya, hal ini menjadikan akuntansi berbenah diri agar
siap menginternalisasi berbagai eksternalitas yang muncul sebagai konsekuensi
proses industri, sehingga lahir istilah green accounting atau akuntansi lingkungan
(environmental accounting) (Harahap, 2002).
Akuntansi lingkungan dipertimbangkan karena menjadi perhatian bagi
pemegang saham dengan cara mengurangi biaya yang berhubungan dengan
lingkungan dan diharapkan dengan pengurangan biaya lingkungan akan tercipta
kualitas lingkungan yang baik. Yang juga menjadi pendorong munculnya akuntansi
lingkungan ialah kecenderungan terhadap kesadaran lingkungan (Musyarofah, 2013).
Pada akhir tahun 1960-an, perhatian masyarakat terhadap pencemaran lingkungan
dan kerusakan lingkungan memuncak. Dalam literatur, paradigma ini dikenal dengan
the human exeptionalism paradigm menuju the environment paradigm (Catoon, W et
al, 1978). Paradigma yang pertama mengungkapkan bahwa manusia merupakan
makhluk yang unik di bumi ini yang memiliki kebudayaan dan sadar tidak dibatasi
oleh kepentingan makhluk lain. Sebaliknya, paradigma yang kedua menganggap
bahwa manusia adalah makhluk diantara bermacam-macam makhluk yang mendiami
keterbatasan itu sendiri, baik ekonomi, sosial maupun politik. Paradigma yang
terakhir inilah yang menjadi pedoman akuntansi lingkungan (Catoon, W et al, 1978).
Konsep akuntansi lingkungan menilai dan mengukur aspek penting dari
kegiatan sosial ekonomi perusahaan dalam rangka memelihara kualitas lingkungan
hidup sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, sehingga perusahaan tidak bisa
seenaknya untuk mengolah sumber daya tanpa memperhatikan dampaknya terhadap
masyarakat. Pemahaman sifat dan relevansi akuntansi lingkungan sangat beragam
(Haniffa, 2002). Menurut Ikhsan (2008) akuntansi lingkungan (Environmental
Accounting) adalah istilah yang berkaitan dengan dimasukkannya biaya lingkungan (environmental costs) ke dalam praktek akuntansi perusahaan atau lembaga
pemerintah. Menurut Arfan dan Ihksan (2009) biaya lingkungan adalah dampak, baik
moneter atau non-moneter yang terjadi oleh hasil aktivitas perusahaan yang
berpengaruh pada kualitas lingkungan.
Environmental Management Accounting (EMA) merupakan metode yang
tepat dalam mengatasi permasalahan lingkungan pada suatu perusahaan atau industri.
Definisi EMA berdasarkan IFAC (International Federation of Accountants) dan
UNDSD (United Nations Division for Sustainable Development) tahun 1998 adalah
praktek akuntansi yang tepat dengan mengidentifikasi, mengumpulkan, mengukur,
menghitung, mengelompokkan dan menganalisis informasi lingkungan (fisik dan
moneter) untuk mendukung pengambilan keputusan internal dan eksternal
(Cahyandito, 2006).
Environmental Management Accounting (EMA) merupakan salah satu bentuk
strategi perusahaan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif (Day & Wensley,
1988). Ferdinand (2003) menyatakan bahwa pada pasar yang kompetitif, kemampuan
perusahaan menghasilkan kinerja, terutama kinerja keuangan, sangat bergantung
pada derajat keunggulan kompetitifnya. Selain meningkatkan keunggulan kompetitif
Environmental Management Accounting (EMA) juga merupakan salah satu metode
yang dapat meningkatkan profitabilitas. Prolitabilitas menggambarkan kemampuan
badan usaha untuk menghasilkan laba dengan menggunakan seluruh modal yang
dimiliki. Hal ini sesuai dengan pernyataan Shapiro (1991:731) bahwa profitability
ratios measure managements objectiveness as indicated by return on sales, assets and owners equity. Begitu besar manfaat penerapan EMA pada sebuah industri,
selain sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan keunggulan kompetitif, EMA
juga menyediakan data biaya yang penting untuk menilai dampak kegiatan keuangan
Environmental Management Accounting di Indonesia pertama kali
diperkenalkan melalui diseminasi standar internasional ISO 14001 di tahun 1995.
Kemudian secara formal dikembangkan melalui partisipasi lembaga-lembaga
internasional di regional Asia Tenggara semenjak tahun 2003 (Cahyandito, 2006).
Lembaga InWent - Capacity Building International (dahulu bernama Carl Duissberg
Gesselschaft) memfasilitasi program pengembangan EMA di Asia Tenggara. Dengan
pendanaan dari Kementerian Kerja Sama Internasional Republik Jerman, InWent
menyelenggarakan pelatihan environmental management accounting di Indonesia,
Vietnam, Thailand dan Filipina. Enam pelatihan diseminasi dilakukan di Indonesia
(3 pelatihan pada tahun 2006 dan 3 lainnya di tahun 2007). Di samping pelatihan,
dibuat juga studi kasus (16 studi kasus dalam rentang 4 tahun di 4 negara) dengan
menggunakan tool EMA yang sesuai dengan kondisi masing-masing perusahaan
yang ikut serta (Cahyandito, 2006). Di Indonesia, sebuah perusahaan tekstil di
Propinsi Banten menjadi kasus studi Indonesia yang kasusnya menjadi bahan
pelatihan EMA selama ini. Transfer pengetahuan bagi profesional EMA diperoleh
dengan Training for Trainer, yang telah dilakukan sebanyak 3 gelombang, lebih dari
Perusahaan yang menjadi objek penelitian ini adalah PT Aneka Fermentasi
Industri atau lebih dikenal dengan PT AFI, merupakan perusahaan yang bergerak
dibidang proses pengelolaan ragi tempe di kota Bandung, Jawa Barat. PT Kraft
Ultrajaya Indonesia yang merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi keju,
yang berasal dari susu fermentasi yang terletak di Bandung, Jawa Barat. Perusahaan
fermentasi merupakan perusahaan yang memanfaatkan mikrobia dalam proses
produksi. Mikrobia dalam industri fermentasi merupakan faktor utama, mikrobia
tersebut harus memenuhi beberapa syarat yaitu murni, unggul, stabil dan bukan
patogen. Untuk memanfaatkan mikrobia dalam suatu makanan atau minuman
perusahaan harus menciptakan suatu lingkungan kerja yang steril sehingga mikrobia
yang dimanfaatkan dapat sesuai standar yang ditentukan, Oleh karena hal tersebut
lingkungan perusahaan fermentasi sangat perlu diperhatikan. Semakin banyak
kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh proses produksi perusahaan, kerusakan
lingkungan ini berupa pencemaran limbah, polusi udara, dan sebagainya. Melihat hal
ini investor menjadi lebih tertarik untuk menanamkan modalnya kepada perusahaan
yang peduli terhadap lingkungan, seperti menurut Kusumadilaga (2010) perusahaan
dapat memperoleh banyak manfaat dari pengelolaan lingkungan apabila
dengan investor, meluruskan visi, misi, dan prinsip perusahaan terkait dengan praktik
dan aktivitas bisnis internal perusahaan, mendorong perbaikan perusahaan secara
berkesinambungan sebagai wujud manajemen risiko dan untuk melindungi reputasi,
serta untuk meraih competitive advantage dalam hal modal, tenaga kerja, supplier,
dan pangsa pasar. Oleh karena hal tersebut perusahaan harus mulai memperhatikan
lingkungan dalam proses produksi. Perusahaan memulai pengelolaan lingkungan
dengan mencatat biaya yang dikeluarkan untuk mengelola limbah untuk menghindari
terjadinya pencemaran lingkungan. Dalam mengelola lingkungan diperlukan suatu
metode yang tepat sehingga dapat tercipta efficiency, dengan adanya
eco-efficiency perusahaan memiliki nilai lebih dari perusahaan lainnya sehingga
meningkakan keunggulan kompetitif, selain itu dengan adanya eco-efficiency,
perusahaan juga diharapkan dapat meningkatkan profitabilitas karena perusahaan
dapat mengurangi biaya yang dikeluarkan untuk lingkungannya. EMA merupakan
salah satu metode untuk mengatasi permasalahan lingkungan pada suatu perusahaan
atau industri. Oleh karena itu, peneliti tertarik mengambil judul Analisis
Environmental Management Accounting (EMA) Dalam Meningkatkan
akan mendorong dan menjadikan manajemen lingkungan menjadi lebih baik,
diharapkan juga dapat meningkatkan keunggulan kompetitif dan profitabilitas.
1.2 Identifikasi Masalah
Penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah pengelolaan lingkungan
yang tidak tepat dalam suatu industri, karena sebagian besar perusahaan kurang
peduli dan mengabaikan limbah dari proses produksi yang dilakukan. Environmental
management accounting merupakan suatu metode yang tepat dalam mengatasi
masalah lingkungan perusahaan. Environmental management accounting juga
diharapkan dapat meningkatkan keunggulan kompetitif dan profit perusahaan, karena
perusahaan yang menerapkan environmental management accounting memiliki
solusi untuk menangani masalah lingkungan dan dapat melakukan eco-efficiency
dalam proses produksinya. Identifikasi masalah yang dibahas adalah bagaimana
environmental management accounting dalam meningkatkan keunggulan kompetitif
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan, menganalisis, dan menemukan
bukti empiris mengenai environmental management accounting dalam meningkatkan
keunggulan kompetitif dan profitabilitas perusahaan.
1.4Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan berguna dan bermanfaat bagi:
1. Perusahaan
Membantu perusahaan mengelola lingkungan dengan menggunakan metode
Environmental Management Accounting (EMA) sebagai bentuk eco-efficiency
sehingga diharapkan dapat menjadikan perusahaan lebih ramah dan peduli
terhadap lingkungan dan lebih efisien dalam mengelola dan mengeluarkan biaya
lingkungan setiap tahunnya. Environmental Management Accounting (EMA)
juga diharapkan dapat memberikan masukan kepada perusahaan sebagai salah
satu bentuk strategi untuk meningkatkan keunggulan kompetitif dan
2. Peneliti Selanjutnya
Membantu peneliti selanjutnya untuk menemukan riset-riset baru mengenai
Environmental Management Accounting (EMA), yang dapat memberikan
dampak positif seperti berkurangnya bencana akibat ketidakpedulian terhadap
lingkungan, polusi udara, pencemaran limbah dan terciptanya kelestarian
lingkungan perusahaan yang dapat menjadikan perusahaan memiliki keunggulan
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Environmental management accounting merupakan salah satu metode yang
dilakukan perusahaan sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungannya.
Penerapan environmental management accounting dapat dilihat dari nilai
eco-efficiency dengan mengunakan rumus physic environmental management accounting
dibagi dengan moneter environmental management accounting. Pada penelitian yang
dilakukan pada PT Aneka Fermentasi Industri dan PT Kraft Ultrajaya Indonesia pada
tahun 2010 sampai 2012, hasil environmental management accounting untuk PT
Aneka Fermentasi Industri yaitu 1,70%, 0,35% dan 0,26%, sedangkan untuk PT
Kraft Ultrajaya Indonesia hasil environmental management accounting bernilai
negatif untuk tahun 2010 sampai 2012 yaitu 0,45%, 1,85% dan 0,62%, dari hasil
tersebut disimpulkan bahwa environmental management accounting dapat
memberikan dampak positif bagi keunggulan kompetitif perusahaan karena dengan
melakukan pengolahan biaya lingkungan dengan baik perusahaan dapat
Dilihat dari nilai ROA, untuk PT Aneka Fermentasi Industri pada tahun 2010 sampai
2012 yaitu 37,49%, 33,12% dan 28,59%, sedangkan untuk PT Kraft Ultrajaya
Indonesia yaitu 2,95%, 3,44% dan 14,65%. Berdasarkan hasil tersebut tingkat
pengembalian asset yang dimiliki oleh perusahaan sudah cukup baik karena tidak
memberikan hasil yang negative untuk kedua perusahaan dan kedua perusahaan tidak
melanggar dan mencemari sumber daya yang ada disekitar perusahaan. Berdasarkan
hasil tersebut dapat diketahui untuk kedua perusahaan bahwa environmental
management accounting memberikan dampak positif terhadap profitabilitas
perusahaan yang dilihat dari nilai ROA. Dengan menerapkan environmental
management accounting perusahaan dapat meningkatkan keunggulan kompetitif
sehingga perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan yang lainnya, dan dengan
menerapkan environmental management accounting akan memberikan dampak
positif terhadap profitabilitas karena dengan adanya environmental management
accounting akan membuat perusahaan menjadi perhatian para investor untuk
menanamkan modalnya.
5.2Saran
1. Bagi Internal Perusahaan
terus mengembangkan dan menerapkan environmental management accounting
setiap tahunnya. Perusahaan juga perlu membuat transparansi laporan keuangan
agar lebih memudahkan pihak manajemen untuk mengambil keputusan mengenai
pengelolaan lingkungan yang selanjutnya, karena dengan adanya transparansi
kebawah perusahaan dapat melibatkan pihak manajemen dalam menentukan
langkah selanjutnya mengenai lingkungan perusahaan.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya dapat mengadakan penelitian-penelitian lebih lanjut terkait
environmental management accounting, agar dapat mengetahui secara pasti
standar dari eco-efficiency dalam meningkatkan keunggulan kompetitif dan
profitabilitas dan mengetahui pengaruh environmental management accounting
secara kuantitatif.
5.3Keterbatasan
Dalam penelitian ini peneliti memiliki banyak keterbatasan, keterbatasan tersebut
berupa keterbatasan waktu, dana, cakupan penelitian, serta pemahaman peneliti
mengenai environmental management accounting. Oleh karena itu peneliti akan
menerima kritik yang membangun sehingga penelitian mengenai environmental
DAFTAR PUSTAKA
Adyani L R, Drs. R. Djoko Sampurno, MM. (2011) Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Profitabilitas (ROA). S1 Skripsi, UNDIP Semarang.
Ayuningtyas, G. 2012, Pengaruh Akuntansi Manajemen Lingkungan Terhadap Kinerja Perusahaan Dengan Inovasi dan Keunggulan Bersaing Sebagai Variabel Intervening: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Prosiding
Seminar Nasional, ISBN: 978-602-17225-0-3, forum bisnis dan keuangan
1.
Azizah, N. Moch. Dzulkirom A.R. Maria Goretti Wi Endang; Analisis Penerapan Environmental Management Accounting (EMA) sebagai bentuk Eco-efficiency dalam meningkatkan Keunggulan Kompetitif Perusahaan; Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) | Vol. 6 No. 2 Desember 2013.
Barney, J.B. (1991). “Firm Resources and suistained Competitive Advantange”. Journal of Management 17 (1): pp. 99-120.
Bartolomeo, M., Bennett, M., Bouma, J.J., Heydkamp, P., James, P. and Wolters, T. (2000), “Environmental management accounting in Europe: current practice and future potential”, The European Accounting Review, Vol. 9 No. 1, pp. 31-52.
Bennett, M., Rikhardsson, P. and Schaltegger, S. (2003), “Adopting environmental management accounting: EMA as a value-adding activity”, in Tukker, A. (Ed.), Environmental Management Accounting –
Purpose and Progress, Vol. 12, Kluwer Academic Publishers, Dordrecht,
pp. 1-14.
Burritt R L and Saka C. (2009). Environmental management accounting
applications and eco-efficiency: case studies from Japan.
Burritt R L, Hahn T and Schaltegger S (2000). Towards a Comprehensive Framework for Environmental Management Accounting Links Between Business Actors and Environmental Management Accounting Tools.
Journal of Business & Economics Research. Volume 4, Number 10.
Day, George & Wensley, Robin. (1988). “Assessig Advantage: A Framework for Dianostic Competitive Superiority”, dalam Journal of Marketing, Vol.52.
Ferdinand, Augusty. (2003) Sustainable Competitive Advantage: Sebuah
Eksplorasi Model Konseptual. Universitas Diponegoro, Semarang.
Fitriani, A (2013). Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Biaya Lingkungan
Terhadap Kinerja Keuangan Pada BUMN. S1 Skripsi, UNDIP
Semarang.
Frick, H. FX. Bambang Suskiyatno. (2007) Dasar-Dasar Arsitektur Ekologis:
Konsep Pembangunan Berkelanjutan Dan Ramah Lingkungan.
Yogyakarta: Kanisius.
Gale, R. (2006). “Environmental management accounting as a reflexive modernization strategy in cleaner production”. Journal of Cleaner
Production, 14(14), 1228-1236.
Ifan nurfianto. Teori Pendukung Profitabilitas Menurut Para Ahli Dibidang
Ekonomi. Diakses dari:
http://ifan-nurfianto.blogspot.com/2014/04/profitabilitas.html, diakses tanggal 13
September 2014.
Ikhsan, A. (2009). “Akuntansi Manajemen Lingkungan”. Graha Ilmu,Yogyakarta
Institute Resource and Environmental Strategies, Environmental Management
Accounting (EMA). Diakses dari:
http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-189-1361812911-bab%20ii.pdf, diakses tanggal 14 September 2014.
King Adoll. Akuntansi Lingkungan: Dampak Isu Lingkungan Terhadap
Akuntansi Manajemen. Diakses dari:
http://adollism091.blogspot.com/2010/11/akuntansi-lingkungan-dampak-isu.html, diakses tanggal 13 September 2014.
Kuncoro, Mudrajad. (n.d.). Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan
Kompetitif. Diakses dari:
http://femanajemen.unila.ac.id/~perkuliahan/bahanajar/Strategi%20%20 Mudrajad%20Kuncoro.ppt, diakses pada tanggal 13 September 2014.
Kusumajaya, D (2011). Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di BEI, S2 thesis, UNUD.
Kusumadilaga, R. (2010). Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap
Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating.
S1 Skripsi, UNDIP.
Luciana, Devi (2011). Pengukuran dan Pelaporan Biaya Lingkungan (Studi
Kasus PT. Aneka Adhilogam Karya). S1 thesis, UAJY.
Makori D M., and Jagongo A, PhD (2013). Environmental Accounting and Firm Profitability: An Empirical Analysis of Selected Firms Listed in Bombay Stock Exchange, India. International Journal of Humanities
and Social Science, Vol. 3 No. 18; October 2013
Marı´a D. Lo´ pez-Gamero, Jose´ F. Molina-Azorı´n, Claver-Corte´s E (2009).
The whole relationship between environmental variables and firm performance: Competitive advantage and firm resources as mediator variables.Journal of Environmental Management, Volume 90, Issue 10, Pages 3110–3121.
Moorthy K, Yacob P (2013). Green Accounting: Cost Measures. Open Journal
of Accounting, 2013, 2, 4-7.
Porter, Michael E., (1985) Competitive Advantage: Creating and Sustaining
Superior Performance, The Free Press, Germany.
Rizal, R. Perancangan Lingkungan Industri Dalam Upaya Meningkatkan Ekoefisiensi Proses dan Produk Industri. Jurnal Fakultas Teknik, volume 8 no.1.
Saeid S Pi, Sofian S, Saeidi P (2011). Environmental Management Accounting And Firm Performance, journal of economic.
Schaltegger, S., Bennett, M. and Burritt, R. (2006), “Sustainability accounting and reporting: development, linkages and reflection”. Sustainability
Accounting and Reporting, Springer, Dordrecht, pp. 1-33.
Sugiyono (2013). Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta, Bandung.
Emiel F. M. Wubben, (2000) The Dynamic of the Eco-efficient Economy:
Environmental Regulation and Competitive Advantage. Edward Edgar
Publishing.
UNDSD (United Nations Division for Sustainable Development), 2001,
Environmental Management Accounting Procedures and Principles,
UNDSD, New York, USA, www.UNDSD.Org, 2003.
Winarno, S.(1990). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, metoda, dan teknik. Edisi Ketujuh. Bandung. Tarsito.
Wulandari, Agnes (2010). Pengukuran Dan Pelaporan Biaya Lingkungan