• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMUNIKASI DALANG DALAM PERTUNJUKAN WAYANG GOLEK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KOMUNIKASI DALANG DALAM PERTUNJUKAN WAYANG GOLEK."

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

iv

ABSTRAK

Muhammad Reffian Hidayat, 210110100353, 2014, Manajemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran Jatinangor. Komunikasi Dalang dalam Pertunjukan Wayang Golek. Dr. Antar Venus

M.A.Comm. selaku pembimbing utama dan Slamet Mulyana Drs., M.Ikom. selaku

pembimbing pendamping.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, makna komunikasi dalam pertunjukan wayang golek, komunikasi dalang dalam menyampaikan tuntunannya kepada khalayak, serta faktor-faktor yang dianggap penting dalam meningkatkan daya tarik pertunjukan wayang golek. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif fenomenologi. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara mendalam kepada lima orang dalang sebagai informan, observasi, serta kajian pustaka.

Berdasarkan fungsi Trikara Dharma Pedalangan, maka dalang memiliki tanggung jawab untuk memberikan tuntunan kepada khalayak selain menjadi tontonan. Oleh karena itu, komunikasi menjadi sangat penting dalam pertunjukan wayang golek. Para dalang memerlukan komunikasi untuk menyampaikan tuntunannya kepada khalayak.

Untuk menyampaikan tuntunannya kepada khalayak, dalang

menggunakan komunikasi konteks tinggi yang tercermin dalam Panca ‘S’ yaitu: Silib, Sindir, Siloka, Sastra, Simbul dan Sasmita. Namun dalang juga sering kali menggunakan komunikasi konteks rendah yang disampaikan langsung melalui wayang Punakawan. Adapun faktor yang dianggap penting dalam meningkatkan daya tarik pertunjukan wayang golek adalah kelengkapan.

Tema-tema penting yang muncul dalam penelitian mengenai komunikasi dalang dalam pertunjukan wayang golek ini yaitu : kesamaan persepsi, analisis khalayak, penyesuaian, tehnik penyampaian pesan, pakem pedalangan dan kelengkapan. Dari keenam tema tersebut, bisa ditarik satu tema besar yaitu perencanaan. Sehingga bisa dikatakan bahwa esensi dari komunikasi dalang dalam pertunjukan wayang golek adalah sebuah perencanaan komunikasi.

(2)

v

ABSTRACT

Reffian Muhammad Hidayat, 210110100353, 2014, Management of Communication, Faculty of Communication, University of Padjadjaran Jatinangor. Puppet Master Communication in Marionette Puppet show. Dr Antar Venus M.A.Comm. as the main supervisor and Slamet Mulyana Drs., M.Ikom. as supervising companion.

This study aims to determine the meaning of communication in a puppet show, communication of puppet master in providing guidance to the audience, and the factors that are considered important in increa sing the attractiveness of a puppet show. The method used in this study is a phenomenological qualitative method. The data in this study were obtained through in-depth interviews to five puppet ma ster as informants, observation, and review of the literature.

Based on the functions of the Dha rma Trika ra puppetry, the puppet master has a responsibility to provide guidance to the public in addition to being a spectacle. Therefore, communication is very important in a puppet show. The puppet master

require communication to convey their guidance to the audience.

To convey their guidance to the audience, the puppet master uses a high-context communication is reflected in the Panca 'S' ie: Silib, Sindir, Siloka, Sastra, Symbols and Sasmita. However puppet master also often use low context communication is delivered directly through Puna ka wan puppet. The factors that are considered important in increasing the attractiveness of a puppet show is completeness.

Important themes that emerged in the study of puppet master communication in a puppet show a re: common perception, audience analysis, adjustment, technical delivery of messages, grip of puppetry and completeness. Of the six themes, can be dra wn one major theme of planning. So, the essence of communication of puppet master in a puppet show is a communication plan.

Referensi

Dokumen terkait

PERILAKU KOMUNIKASI DALANG WAYANG KULIT DALAM MEMBERIKAN PESAN MORAL KEPADA PENONTONYA DI..

Secara spesifik penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui karakteristik individu masyarakat di Desa Bedoyo yang menyaksikan pertunjukan wayang purwa, (2) mengetahui

Dari analisis yang dilakukan dapat diketahui bahwa, pertunjukan Wayang Calonarang lakon Kautus Rarung oleh dalang Ida Bagus Sudiksa sangat sesuai dengan apa yang

Diharapkan juga dari penelitian ini, pengguna sarana pertunjukan wayang kulit purwa sebagai media komunikasi politik, baik dalang, penanggap maupun penulis naskah

Kelir yang digunakan dalam pertunjukan Wayang Calonarang lakon Kautus Rarung oleh dalang Ida Bagus Sudiksa adalah kelir yang berukuran normal sesuai dengan ukuran standar

Melalui pertunjukan wayang, kita dapat memahami dunia penuh makna yang tersimpan dalam bentuk khasanah nilai dan filosofinya. Nilai-nilai tersebut terkemas dalam keindahan

Nilai-nilai budaya Jawa yang terkandung di dalam pertunjukan wayang golek di Kebumen dapat digunakan sebagai pedoman hidup dan tuntunan hidup yang baik bagi manusia

Suatu ciri khas yang tampak dalam pertunjukkan teater ini adalah bahwa pada pertunjukkan wayang golek, dalang dapat berkomunikasi baik dengan para nayaga (pemain musik),