• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab III Analisis Investasi Teknologi Informasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab III Analisis Investasi Teknologi Informasi"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

31

Bab III Analisis Investasi Teknologi Informasi

III.1 Profil Politeknik Caltex Riau

Politeknik Caltex Riau (PCR) adalah satu-satunya Politeknik di kawasan Provinsi Riau yang berkedudukan di Pekanbaru. Politeknik ini didirikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 40/D/O/2001 tertanggal 5 Juni 2001 yang saat ini mempunyai 8 program studi.

Pada awal berdirinya Politeknik Caltex Riau mempunyai 3 program studi Diploma 3, kemudian dengan perkembangan wilayah, dunia kerja, industri dan masyarakat maka saat ini berkembang menjadi 8 program studi yang terdiri dari 5 program Studi Diploma 3 (Teknik Komputer, Teknik Elektronika, Teknik Telekomunikasi, Teknik Mekatronika dan Akutansi) dan 3 Program Studi Diploma 4 (Teknik Informatika, Teknik Sistem Informasi dan Teknik Elektronika Telekomunikasi). Program Studi Diploma 4 disebut juga dengan Program Sarjana Profesional dan memiliki gelar sebutan Sarjana Sain Terapan (S.ST).

Politeknik Caltex Riau selalu berusaha untuk selalu memanfaatkan sumber daya yang ada untuk selalu meningkatkan dharma baktinya kepada masyarakat industri maupun masyarakat awam pada umumnya. Dharma bakti ini terangkum dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. Agar pelaksanaan Tri Dharma berjalan seperti yang diharapkan, dibawah ini beberapa upaya konkret yang akan dilakukan:

a. Menumbuhkan motivasi kerja untuk semua unsur mendukung unit-unit yang ada di Politeknik Caltex Riau.

b. Menciptakan suasana akademik yang mencerminkan komitmen untuk menjalankan tugas sesuai fungsinya.

c. Mengupayakan kesinambungan program kerja dengan mencari dukungan dana diluar dana SPP.

d. Selalu mengupayakan pengembangan sistem pendidikan yang memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mengakses sistem pendidikan di Politeknik Caltex Riau.

(2)

32

f. Selalu mengupayakan relevansi kandungan sistem pendidikan di Politeknik Caltex Riau dengan dunia industri.

III.2 Visi, Misi, dan Tujuan Politeknik Caltex Riau

Politeknik Caltex Riau sebagai penyelenggara pendidikan memiliki visi, misi dan tujuan yang ingin dicapai, yaitu :

1. Visi: Diakui sebagai Politeknik Unggulan yang Dapat Bersaing Secara Global.

2. Misi:

a. Menyelenggarakan Sistem Pendidikan Profesional yang menghasilkan Sumber Daya Manusia, Barang dan Jasa yang berkualitas.

b. Menghasilkan lulusan yang profesional/terampil dan ahli di bidangnya, berpikir terbuka (open minded) serta siap bersaing di pasar global berdasarkan kompetensi dunia industri pada tingkat nasional maupun internasional dengan menyediakan sebuah lingkungan belajar yang baik bagi mahasiswa.

c. Ikut berperan aktif dalam pengembangan asosiasi profesi yang menunjang kelancaran hubungan institusional dengan masyarakat industri.

d. Mengembangkan dan menerapkan nilai-nilai etika, moral agama dan moral akademis.

e. Mengembangkan riset terapan untuk melayani kebutuhan industri yang meliputi kebutuhan sumber daya manusia, konsultasi teknis dan penelitian

3. Tujuan Politeknik

a. Membuka dan menyelenggarakan program studi yang berbasis kepada kebutuhan tenaga ahli madya profesional (Diploma III) dan Sarjana profesional (Diploma IV) khususnya pada industri-industri di Indonesia. b. Mempersiapkan lulusan Politeknik yang mampu bekerja sesuai dengan

program studinya secara mandiri, maupun di bawah pengawasan dan bimbingan serta mempunyai tanggung jawab manajerial.

(3)

33

Dengan memperhatikan Visi dan Misi, maka tujuan dan sasaran yang akan diraih dalam periode 5 tahun mendatang yang dimulai sejak tahun 2007 (periode 2007-2011) adalah sebagai berikut:

a) Mengembangkan komitmen akademik

1. Mensosialisasikan visi, misi, nilai, etika, tingkah laku, dan moral akademik Politeknik Caltex Riau melalui beberapa aktivitas seperti seminar, diskusi dan pelatihan.

2. Mengembangkan lingkungan kerja yang kondusif untuk melayani para pengajar (dosen) dan staf administrasi agar bekerja secara nyaman dan menyenangkan, serta menyediakan sarana dan prasarana kerja yang memadai.

3. Memperbaiki kesejahteraan para pengajar (dosen) dan staf administrasi secara berkelanjutan dengan cara yang sistematik, yang berdasarkan prestasi kerja serta melalui proyek-proyek penelitian bersama dan kerjasama dengan pihak industri.

b) Mengembangkan pendidikan yang berkualitas dan relevan

1. Untuk mampu bersaing dalam persaingan global, maka sebelum tahun 2011 ditargetkan sebagian besar proses perkuliahan dilaksanakan dengan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar.

2. Mengembangkan pendidikan yang berkualitas dan relevan melalui pengembangan proses belajar mengajar, pengembangan bahan ajar termasuk bahan ajar berbasis web (web based teaching aid material) dan buku-buku rujukan.

3. Melengkapi laboratorium dan bengkel dengan peralatan praktikum yang terbaru dengan jumlah yang mencukupi sesuai dengan jumlah mahasiswa. 4. Meningkatkan kompetensi mahasiswa di bidang teknologi informasi,

sebagai kompetensi tambahan.

5. Mengembangkan kualitas kesejahteraan mahasiswa dengan menyediakan sarana komprehensif bagi perkembangan kemampuan pribadi dan sosial seperti nilai-nilai etika dan moral akademik, minat dan bakat, enterpreneurship, organisasi kemahasiswaan, aktivitas masyarakat.

(4)

34

c) Mengembangkan kemampuan penelitian dan pelayanan masyarakat

1. Mengembangkan sarana dan prasarana penelitian seperti sambungan internet, jurnal ilmiah, dan buku-buku teks terbaru.

2. Mengembangkan peran laboratorium sebagai pusat penelitian untuk minat/ bidang- bidang tertentu.

3. Mengembangkan lingkungan bagi aktivitas penelitian melalui diskusi internal terjadwal, mendirikan grup riset yang berbasis pada ketertarikan dan keahlian.

4. Mengembangkan penelitian terapan yang berorientasi pada hasil akhir (end product) yang memiliki nilai tambah ekonomis secara mandiri atau bekerjasama (berkolaborasi) dengan industri, pemerintah atau lembaga lainnya di tingkat nasional dan bahkan dimungkinkan di tingkat internasional.

5. Mendorong jumlah dan kualitas publikasi ilmiah, baik tingkat nasional maupun internasional

6. Memperdayakan Lembaga penelitian dan pengabdian pada masyarakat (LP2M) agar lebih mampu mengelola persoalan penelitian dan pengabdian pada masyarakat dengan melengkapi dengan personal yang memiliki kemampuan dan peralatan yang layak.

7. Pemberdayaan Politeknik Caltex Riau sebagai penyelenggara pelatihan industri yang berbasis kompetensi dan bersertifikat.

d) Mengembangkan Manajemen dan Organisasi

1. Mengembangkan sistem manajemen yang transparan.

2. Meningkatkan efisiensi dalam pemakaian sumber daya (listrik, air dan telepon) yang terus ditingkatkan melalui on-line monitoring yang berbasis teknologi informasi.

3. Mengembangkan manajemen pendidikan dan organisasi termasuk pengelolaan jurusan, laboratorium dan unit lainnya, melalui seminar, pertemuan dan workshop.

4. Mengembangkan sistem jaminan kualitas (Quality Assurance) terutama dalam proses penyelenggaraan dan hasil pendidikan berbasis ISO 9001:2000.

(5)

35

5. Mengembangkan sistem pengambilan keputusan atau DSS (Decision Support System) dalam hal jenjang karir staf, sistem informasi perpustakaan, distribusi risalah keputusan dan manajemen suku cadang. Pengembangan DSS tersebut juga dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi manajemen.

6. Mengupayakan adanya industrial board untuk mengelola jalur komunikasi antara Politeknik Caltex Riau dan pihak industri; dan dapat digunakan untuk mengembangkan kurikulum, penelitian bersama, kesempatan kerja mahasiswa dan kerjasama lainnya.

7. Mengembangkan sistem evaluasi diri secara berkala untuk pengembangan sistem Politeknik Caltex Riau dan untuk kepentingan akreditasi nasional. 8. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi internal management.

9. Menumbuhkan motivasi dan mekanisme kerja yang baik (terus menerus mengajak bekerja dengan baik & selalu memotivasi).

e) Mengembangkan Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Manusia

1. Menambah jumlah dosen, asisten, teknisi dan staf administrasi, sesuai dengan kebutuhan untuk kelancaran proses belajar mengajar

2. Meningkatkan kemampuan berbahasa inggris para staf pengajar agar siap melaksanakan perkuliahan dengan menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa pengantar.

3. Meningkatkan kualitas dosen melalui studi lanjut (S2 dan S3) sesuai bidang keahliannya, pelatihan, seminar dan workshop.

4. Mengembangkan kualitas staf administrasi melalui studi lanjut atau pelatihan yang sesuai dengan bidang yang langsung terkait dengan tugas. 5. Meningkatkan ketepatan kenaikan jabatan fungsional dosen melalui

(6)

36

III.3 Struktur Organisasi Struktur organisasi saat ini

(7)

III.4 An Penilaian dengan tah 1. Men telah men Poli Lam 2. Men deng oleh akan inve 3. Men berd yang lang kem

1

2

3

nalisis Peni investasi t hapan seper Ga ngidentifika h ada da nyebarkan k teknik Calt mpiran A. nganalisis p gan mengam h Politeknik n menggam estasi nganalisis dasarkan pan g terlampir gkah-langka matangan sem

• Peng

dilak

• Anal

• Anal

ilaian Inves teknologi i rti yang terg

ambar III.2 asian proses an pelaksa kuesioner k tex Riau. K perencanaan mbil contoh k Caltex Ria mbarkan ala tingkat ke nduan matr r dalam La ah perbaika makin baik.

gidentifika

kukan

lisis peren

lisis kemat

stasi Tekno informasi d gambar dala Tahapan pe s-proses Val anaannya. kepada pim Kuesioner n investasi h perencana au pada awa san untuk d ematangan rik kematang ampiran C. an yang p

asian prose

ncanaan in

tangan pro

ologi Inform di Politekn am Gambar enilaian inv l IT untuk m Pengidenti mpinan dan yang lebih mengguna an investasi al periode 2 dapat meno pelaksanaa gan untuk k Hasil ana perlu diper

es-proses V

vestasi de

oses-prose

masi nik Caltex III.2 vestasi TI melihat seja ifikasi dila tim pusko h lengkap akan konsep i e-learning 2008/2009. H olak atau m an proses-ketiga doma alisis ini ak rhatikan se

Val IT yan

engan busi

es Val IT

Riau dilak auh mana p akukan de om yang ad terlampir d p business g yang dilak Hasil analis menerima se -proses Va ain proses V kan menunj ehingga tin

ng telah

iness case

37 kukan proses engan da di dalam case kukan sis ini ebuah al IT Val IT jukan ngkat

(8)

38

III.4.1 Identifikasi Proses-proses Val IT

Proses pelaksanaan analisis investasi teknologi informasi yang ada di Politeknik Caltex Riau dilakukan dengan mengidentifikasi terlebih dahulu proses-proses Val IT yang harus ada. Berdasarkan hasil survey kuesioner menjelaskan ada atau tidak adanya proses Val IT tersebut.

Hasil kuesioner yang dilakukan pada Politeknik Caltex Riau dilakukan berdasarkan jawaban YA atau TIDAK yang kemudian dipersentesekan serta dilihat performanya jika ada. Kuesioner ini diberikan kepada 18 orang pegawai Politeknik Caltex Riau, seperti yang tercantum dalam Tabel III.1 dan Tabel III.2. Berdasarkan persentase jawaban YA atau TIDAK dapat diambil kesimpulan apakan sebuah proses Val IT telah dilakukan. Jika jawaban YA > (lebih besar dari) 50 % dinyatakan bahwa proses Val IT tersebut sudah dilakukan. Jika proses belum dilakukan maka akan diusulkan langkah-langkah pelaksanaannya, namun jika proses telah dilakukan akan dilihat kinerjanya dengan penilaian tertinggi dari pernyataan Sangat Baik, Baik, Cukup, Kurang Baik, Ragu-ragu, atau Tidak Dapat Diterapkan akan diambil sebagai kesimpulan serta akan diberikan langkah-langkah perbaikan yang mungkin dilakukan untuk meningkatkan kinerja proses tersebut.

Tabel III.1 Data responden per unit organisasi

No Unit Organisasi Jumlah Responden 1. Pengurus Yayasan

Politeknik Caltex Riau (PCR)

1 2. Pimpinan Politeknik

Caltex Riau (PCR) 17

Total 18

(9)

39

Tabel III.2 Data lengkap responden

No Jabatan Unit Organisasi Jumlah Responden

1 Sekretaris Yayasan PCR Yayasan PCR 1

2 Wakil Direktur PCR 1

3 Asisten Direktur PCR 4

4 Kepala program studi PCR 5 5 Kepala Rumah Tangga PCR 1

6 Kepala BAAK PCR 1

7 Kepala Pusat Komputer PCR 1 8 Anggota Tim Puskom PCR 4

Total 18

Untuk bentuk kuesioner yang disebarkan dapat dilihat pada Lampiran A dan rekapitulasi hasil kuesioner dapat dilihat pada lampiran B.

III.4.1.1 Pengidentifikasian Value Governance (VG)

Tujuan dan sasaran Value Governance adalah untuk dapat mengoptimalkan nilai dari sebuah investasi berbasis TI. Hasil pengidentifikasi proses Value Governance berdasarkan kuesioner yang ada pada lampiran A dapat dilihat pada Tabel III.3 Dari Tabel III.3 sebagai contoh adalah proses VG3 yaitu mendefinisikan karakteristik portofolio di Politeknik Caltex Riau belum ada, karena 49% responden menyatakan TIDAK atau belum dilaksanakannya proses tersebut. Contoh lain proses VG5 yaitu Proses membangun monitoring tata kelola yang efektif sudah ada (67% responden menyatakan YA) dengan performa dari proses ini Cukup (75% responden menyatakan Cukup). Untuk lebih lengkapnya hasil rekapitulasi kuesioner dapat dilihat pada Lampiran B.

(10)

40 Tabel III.3 Hasil pengidentifikasian proses value governance

No Proses Eksistensi Performa

VG1 Memastikan sudah diinformasikan dan dilaksanakannya kepemimpinan Ya Baik

1

Apakah semua pimpinan institusi sudah mempunyai pemahaman tentang isu Teknologi Informasi (TI) yang strategis, seperti ketergantungan pada TI, pemahaman akan teknologi dan kemampuannya, serta pemahaman mengenai dampak potensial bagi strategi bisnis institusi?

Ya Baik

2 Apakah aturan atau tata cara pelaporan dari Pusat Komputer (PUSKOM) sudah sejalan dengan pentingnya TI bagi Politeknik Caltex Riau? Ya Baik

3 Apakah dilakukan diskusi secara rutin antara pimpinan tentang perubahan bisnis yang disebabkan teknologi saat

ini atau teknologi yang baru dan terdapat tanggung jawab yang jelas di masing-masing pimpinan? Ya Baik

4 Apakah hal - hal yang merupakan nilai bagi institusi telah dipahami dan dikomunikasikan pada seluruh komponen institusi? Ya Baik

5 Apakah strategi institusi dan strategi TI sudah terintegrasi dan telah dapat menghubungkan institusi, konsep bisnis, dan tujuan TI dengan jelas serta telah dikomunikasikan secara luas dan selalu diperbaharui dengan rutin? Ya Cukup

VG2 Mendefinisikan dan mengimplementasikan proses-proses Ya Cukup

6 Apakah kerangka tata kelola yang konsisten dan prinsip kontrolnya telah didefinisikan dengan konsisten? Ya Kurang Baik 7 Apakah dilakukan penilaian terhadap proses yang ada saat ini, dalam usaha mengindentifikasikan perbaikan dan perubahan yang diperlukan? Ya Baik

8 Apakah prioritas investasi TI dilakukan dalam kerangka keseluruhan perencanaan di institusi PCR? Ya Baik

9 Apakah telah dilakukan pendefinisian, pengimplementasian yang secara konsisten dari tujuan dan metrik

proses-proses yang strategik bagi institusi PCR?

Ya Cukup

10

Apakah telah dilakukan pendefinisian, pengimplementasian, dan komunikasi atas peran, tanggungjawab dan akuntanbilitas bagi semua personel di institusi PCR dalam hubungannya dengan portofolio dari program investasi bisnis; dan layanan, aset dan sumber daya TI sehingga memungkinkan peran dan tanggungjawab ditetapkan?

(11)

41 Tabel III.3 Hasil pengidentifikasian proses value governance (Lanjutan)

No Proses Eksistensi Performa

11 Apakah telah terdapat struktur organisasi yang jelas dan yang memiliki kordinasi dan komunikasi yang optimal dengan seluruh stakeholder dan fungsi bisnis lainnya? Ya Baik

VG3 Mendefinisikan karakteristik portofolio Tidak

12 Apakah institusi PCR telah memiliki portofolio investasi TI dan dikelola sesuainya isinya? Ya Kurang Baik

13 Apakah telah dilakukan pengelompokan atau pengkategorian investasi dalam portofolio? Ya Kurang Baik

14 Apakah sudah dibuat dan dikomunikasikan kriteria evaluasi untuk setiap kategori yang dilakukan? Tidak

15 Apakah telah ditetapkan bobot untuk setiap kriteria yang dilakukan? Tidak

16 Apakah telah didefinisikan persyaratan awal dan detail untuk setiap kategori yang dilakukan? Tidak

VG4 Keselarasan dan integrasi manajemen nilai dengan perencanaan keuangan institusi Ya Cukup

17 Apakah telah dilakukan pembuatan anggaran secara keseluruhan (investasi dan operasional bisnis) dan

pelaksanaan yang tepat untuk tiap periode akademik? Ya Baik

18 Apakah dilakukan analisis dampak anggaran yang dikeluarkan bagi institusi PCR dengan pelaksanaan sebenarnya? Ya Cukup

19 Apakah perubahan anggaran dilakukan dengan prioritas investasi TI? Ya Kurang Baik

20 Apakah perencanaan investasi dilakukan dengan melihat perencanaan investasi TI yang telah ada sebelumnya? Ya Baik

VG5 Membangun monitoring tata kelola yang efektif Ya Cukup

21 Apakah ada metrik antara aktivitas dan ukuran kinerja yang telah disetujui oleh pimpinan institusi PCR? Ya Kurang Baik

22 Apakah proses pengumpulan data untuk pengawasan tata kelola dilakukan secara tepat dan efektif? Ya Cukup

23 Apakah telah didefinisikan teknik dan metoda pelaporan yang dapat memberikan gambaran yang jelas bagi

pimpinan dan Yayasan PCR? Ya Cukup

24 Apakah telah dilakukan indentifikasi dan pengawasan atas aksi-aski yang dilakukan manajemen/pelaksana PCR? Ya Cukup

VG6 Peningkatan praktek manajemen nilai yang terus menerus Ya Cukup

(12)

42

42

III.4.1.2 Pengidentifikasian Portfolio Management (PM)

Tujuan dan sasaran Portfolio Management (PM) dalam kerangka Val IT adalah untuk memastikan bahwa perusahaan aman atau memiliki kepastian dalam mengoptimalkan nilai investasi TI dalam portofolionya. Hasil pengidentifikasi proses Portfolio Management berdasarkan kuesioner yang ada pada lampiran A dapat dilihat pada tabel III.4 berikut ini:

Berdasarkan Tabel III.4 untuk proses PM1 Membangun arahan strategik dan menggabung target investasi, telah dilakukan di Politeknik Caltex Riau dikarenakan data menunjukkan 81% responden menyatakan YA, akan tetapi performa proses ini Cukup (75% responden menyatakan Cukup). Hasil rekapitulasi kuesioner lengkap dapat dilihat pada Lampiran B.

(13)

43 Tabel III.4 Hasil pengidentifikasian proses portfolio management

No Proses Eksistensi Performa

PM1 Membangun arahan strategik dan menggabung target investasi Ya Cukup

26 Apakah telah dilakukan keselarasan antara strategi bisnis dan peran TI di Institusi? Ya Cukup

27 Apakah terdapat pemahaman yang sama tentang peran TI oleh bisnis dan fungsi TI dan apakah hal

ini telah dikomunikasikan secara luas? Ya Cukup

28 Apakah alokasi pendanaan investasi TI telah selaras dengan arah strategis institusi baik secara

finansial, non finansial dan resikonya? Ya Baik

29 Apakah strategi dan tujuan bisnis sudah diterjemahkan dalam strategi dan tujuan TI? Ya Cukup

PM2 Menentukan ketersediaan dan sumber dana Ya Baik

30 Apakah telah ditetapkan prosedur pendanaan investasi? Ya Baik

PM3 Mengelola ketersediaan sumber daya manusia Ya Cukup

31 Apakah sudah ada perhatian tentang ketersediaan sumber daya manusia untuk bisnis institusi? Ya Baik

32 Apakah dilakukan analisis kebutuhan SDM untuk bisnis institusi saat ini dan masa depan? Ya Baik

33 Apakah terdapat strategi untuk mengatasi kekurangan ataupun kelebihan SDM bisnis? Ya Baik

34 Apakah telah dilakukan perencanaan SDM bilamana terjadi perubahan bisnis institusi? Ya Cukup

35 Apakah dilakukan pengawasan, perbaikan dan penentapan ulang proses pengalokasian SDM untuk

fungsi bisnis? Ya Cukup

36 Apakah sudah ada perhatian tentang ketersediaan sumber daya manusia untuk fungsi TI di institusi? Ya Baik

37 Apakah dilakukan analisis kebutuhan SDM untuk tim TI pada institusi saat ini dan masa depan? Ya Cukup

38 Apakah terdapat strategi untuk mengatasi kekurangan ataupun kelebihan SDM TI? Ya Cukup

39 Apakah telah dilakukan perencanaan SDM bilamana terjadi perubahan program investasi TI oleh

institusi? Ya

Kurang Baik

(14)

44 Tabel III.4 Hasil pengidentifikasian proses portfolio management (Lanjutan)

No Proses Eksistensi Performa

40 Apakah dilakukan pengawasan, perbaikan dan penentapan ulang proses pengalokasian SDM untuk

fungsi TI? Ya Cukup

PM4 Mengevaluasi dan memilih program yang akan didanai Ya Baik

41

Apakah dilakukan evaluasi dan penilaian pada business care program investasi dengan memperhatikan kemanfaatannya baik secara finansial dan nonfinasial dan resiko yang akan dihasilkan?

Ya Cukup

42 Apakah dilakukan analisis dampak investasi terhadap portfolio institusi secara keseluruhan? Ya Cukup

43 Apakah alasan keputusan investasi yang dilakukan dikomunikasikan kepada pihak yayasan atau

pemberi dana? Ya Sangat Baik

44 Apakah telah ditentukan ambang batas dan alokasi dana untuk setiap program yang telah dipilih? Ya Baik

45

Apakah telah ditetapkan target bisnis, ramalan, anggaran dan jika diperlukan kontrol yang sesuai untuk menggambarkan pengeluaran yang dilakukan dan manfaat bisnis yang dapat direalisasikan oleh program?

Ya Baik

PM5 Memonitor dan melaporkan kinerja portfolio investasi Ya Baik

46 Apakah kinerja portfolio investasi dicatat dan dilaporkan kepada pimpinan institusi dan yayasan,

sehingga dapat memberikan gambaran tingkat pencapaian yang telah dilakukan? Ya Baik

PM6 Mengoptimalkan kinerja portfolio investasi Ya Cukup

47 Apakah telah dilakukan peninjauan kembali portfolio untuk menghindari duplikasi program

investasi? Ya Cukup

48 Apakah dilakukan prioritas dan evaluasi ulang portfolio investasi jika terjadi perubahan kebutuhan

(15)

45

45

III.4.1.3 Pengidentifikasian Investment Management (IM)

Tujuan dan sasaran Investment Management (IM) untuk memastikan bahwa setiap investasi dari perusahaan dapat mengoptimalkan nilainya. Hasil pengidentifikasi proses Investment Management berdasarkan kuesioner yang ada pada lampiran B dapat dilihat pada Tabel III.5.

Berdasarkan Tabel III.5 untuk proses IM1: Membangun dan mengevaluasi konsep program inisialisasi business case, telah dilakukan di Politeknik Caltex Riau dikarenakan data menunjukkan 93% responden menyatakan YA, akan tetapi performa proses ini Cukup (67% responden menyatakan Cukup). Hasil rekapitulasi kuesioner lengkap dapat dilihat pada Lampiran B.

(16)

46 Tabel III.5 Hasil pengidentifikasian proses investment management

No Proses Eksistensi Performa

IM1 Membangun dan mengevaluasi konsep program inisialisasi business case Ya Cukup

49 Apakah telah dilakukan klarifikasi dan analisis peluang dari program investasi yang akan dilakukan? Ya Cukup

50 Apakah telah dideskripsikan hasil bisnis yang mungkin dapat dikontribusi dengan program potensial, bentuk dari kontribusi

program dan bagaimana kontribusi tersebut dapat diukur? Ya Cukup

51 Apakah keuntungan finansial dan non-finansial dan biaya-biaya yang diperlukan selama siklus ekonomis dari program

investasi telah diperkirakan? Ya Baik

IM2 Memahami program kandidat dan pilihan implementasi Ya Cukup

52 Apakah telah digunakan metoda - metoda dan teknik-teknik yang tepat dan melibatkan semua stakeholder kunci dalam

membangun dan mendefinisikan hasil bisnis yang diharapkan dari program kandidit yang dipilih? Ya Cukup

53 Apakah telah dilakukan analisis alternatif dengan menilai manfaat, resiko, biaya dan waktu yang dibutuhkan, untuk dapat memberikan outcome yang diharapkan? Ya Cukup

IM3 Membangun perencanaan program Ya Cukup

54

Apakah telah dilakukan pendefinisian dan pendokumentasian semua proyek, termasuk hal yang diperlukan untuk membawa perubahan, imagenya, produk dan layanan, proses bisnis, kemampuan dan jumlah orang, relasi dengan stakeholder, customer, supplier dan yang lain; teknologi yang diperlukan dan restruktur organisasi proyek yang diperlukan untuk mencapai hasil bisnis yang diharapkan program?

Ya Cukup

IM4 Membangun daur hidup biaya dan manfaat Ya Kurang Baik

55 Apakah telah disiapkan sebuah anggaran program yang mengambarkan daur hidup biaya dan manfaat dan manfaat finansial

dan non-finansial yang sesuai? Ya Kurang Baik

56

Apakah untuk setiap keluaran/hasil utama,telah dilakukan identifikasi dan dokumentasi basis saat ini dan target kinerja yang akan dicapai; metoda untuk mengukur setiap hasil; identifikasi dan akuntabilitas yang dapat diterima untuk mencapai hasil; jadwal penyampaian yang diharapkan; dan pengawasan proses, yang termasuk dalam daftar manfaat , termasuk juga penjelasan resiko yang mengancam pencapaian setiap hasil?

Ya Kurang Baik

57 Apakah telah dilakukan peninjauan ulang dan konsultasi dengan semua stakeholder dan mendapatkan persetujuan mereka

tentang biaya dan manfaat yang dapat diterima? Tidak

(17)

47

Tabel III.5 Hasil pengidentifikasian proses investment management (Lanjutan)

No Proses Eksistensi Performa

58 Apakah telah dibuat business case yang lengkap untuk setiap program kandidat? Ya Cukup

59 Apakah telah ditetapkan akuntabilitas dan kepemilikan yang jelas. Akuntabilitas untuk mencapai manfaat, mengontrol biaya,

mengelola resiko dan koordinasi aktivitas dan interdependensi banyak proyek harus jelas dan dimonitor? Ya Kurang Baik

60 Apakah telah dilakukan ulang yang tepat terhadap business case dan mendapatkan persetujuan aspek teknikal dari CIO dan Yayasan PCR sebagai sponsor bisnis? Ya Cukup

IM6 Mengadakan dan mengelola program Ya Baik

61 Apakah telah dilakukan perencanaa pengelolaan program, pengadaan sumber daya dan kebutuhan program untuk dapat memberikan hasil yang diharapkan? Ya Baik

62 Apakah pengelola program telah dilaksanakan sesuai kriteria utama (contoh: lingkup, jadwal, kualitas, realisasi manfaat, biaya

dan resiko), mengidentifikasi penyimpangan dari rencana dan mengambil aksi pengulangan yang diperlukan? Ya Cukup

63 Apakah telah dilakukan pengawasan terhadap penyimpngan dari rencana dan dilakukan tindakan perbaikan tepat waktu? Ya Baik

IM7 Mengupdate portfolio operasional TI Tidak

64 Apakah telah dilakukan pembaharuan isi portfolio operasional TI? Tidak

IM8 Memperbaharui business case Ya Kurang Baik

65 Apakah telah dilakukan pembaharuan business case untuk dapat mencerminkan status program saat ini. Apakah perubahan

dilakukan saat dikaji ulang, ketika terjadi perubahan material termasuk jika terjadi perubahan resiko yang dapat diterima? Ya Kurang Baik

IM9 Pengawasan dan laporan program Ya Baik

66 Apakah telah dilakukan pengawasan terhadap kinerja program dan proyek termasuk kontribusinya pada fungsi bisnis dan TI? Ya Baik

67 Apakah telah dilakukan pelaporan terhadap kinerja bisnis, perubahan yang dilakukan dan realisasi manfaat kepada pimpinan

institusi dan Yayasan PCR? Ya Baik

68

Apakah telah dilakukan pengawasan dan laporan kinerja operasional (penyampaian layanan) termasuk layanan TI, aset dan sumber daya yang diciptakan atau diubah sebagai hasil dari program investasi dan ketika telah dan sedang menjadi operasional, dan melaporkan kepada yayasan PCR dan pimpinan institusi secara tepat waktu, lengkap dan bentuk akurat?

Ya Cukup

IM10 Penghentian program Ya Cukup

(18)

48

III.4.1 Analisis Perencanaan Investasi Menggunakan Konsep Business Case Berdasarkan analisis proses Val IT yang dilakukan, tahapan selanjutnya yang akan dilakukan adalah membuat business case yang dapat menggambarkan perencanaan investasi TI yang akan dilakukan. Berdasarkan survey dan wawancara yang telah dilakukan, pihak Politeknik Caltex Riau merencanakan untuk melakukan investasi e-learning sebagai wujud dari tujuan Politeknik Caltex Riau untuk mengembangkan proses belajar mengajar, mengembangkan bahan ajar termasuk bahan ajar berbasis web (web based teaching aid material).

Berdasarkan langkah-langkah yang telah dijelaskan pada Bab II.8.2 dapat dilakukan analisis untuk setiap tahapan pengembangan business case e-learning. Langkah 1: Membangun lembar fakta-fakta dengan semua data yang relevan diikuti dengan analisis mengenai data.

Data-data yang dibutuhkan diambil dengan melakukan survey dan wawancara dengan pihak-pihak yang akan terlibat dengan pelaksanaan e-learning yang akan dibangun. Data-data tersebut berkaitan dengan perencanaan investasi TI secara keseluruhan di Politeknik Caltex Riau, konsep e-learning yang akan dipilih, sasaran e-learning dibangun serta prasarana investasi TI yang tersedia.

Langkah 2: Analisis Keselarasan

Keselarasan yang relevan dalam hubungannya dengan investasi pengembangan e-learning.

A. Memastikan pengembangan e-learning mendukung sasaran bisnis institusi. Analisis penyesuaian terhadap sasaran strategis ini dilihat dalam tiga jenis kontribusi.

a. Kontribusi terhadap sasaran dan prioritas organisasi saat ini.

Pengembangan e-learning yang dilakukan untuk mendukung Rencana Pengembangan Politeknik Caltex Riau. Hasil analisis setiap sasaran dapat dilihat dalam Tabel III.6.

(19)

49

Tabel III.6 Analisis keselarasan dengan tujuan dan sasaran strategis

No Tujuan dan sasaran strategis Hasil analisis 1 Mengembangkan Komitmen

Akademik

Dengan adanya e-learning diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang kondusif dengan memberikan kesempatan untuk berbagi ilmu pengetahuan dan mempermudah pegawai dalam memberikan pelayanan dalam pendidikan, diskusi dan pelatihan bagi civitas akademika.

2 Mengembangkan Pendidikan yang Berkualitas dan Relevan

Dengan adanya e-learning diharapkan pengembangkan pendidikan yang berkualitas dan relevan dapat dicapai, melalui pengembangan proses belajar mengajar, pengembangan bahan ajar termasuk bahan ajar berbasis web (web based teaching aid material)

3 Mengembangkan Kemampuan Penelitian dan Pelayanan Masyarakat

Dengan adanya e-learning diharapkan kemampuan penelitian para pengajar dapat dibagi dan ditularkan dengan sesama pengajar, juga bagi mahasiswa. 4 Mengembangkan Manajemen

dan Organisasi

Dengan adanya e-learning diharapkan pengembangan manajemen pengetahuan bagi organisasi dapat dibangun lebih cepat.

5 Mengembangkan Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Manusia

Dengan adanya e-learning diharapkan dapat meningkatkan pembelajaran bersama materi perkuliahan sehingga perbaikan yang akan dilakukan sejalan dengan materiyang telah ada

sebelumnya.

b. Kontribusi terhadap sasaran perusahan/organisasi induk atau dalam kontek yang lebih besar dimana organisasi tersebut beroperasi. Analisis akan hal ini tidak dapat dilakukan karena Politeknik Caltex Riau tidak memiliki organisasi induk ataupun menginduk pada organisasi lain.

c. Kontribusi dalam usaha pencapaian visi dan misi organisasi. Salah satu misi dari Politeknik Caltex Riau adalah untuk menghasilkan lulusan yang

(20)

50

profesional/terampil dan ahli di bidangnya, berpikir terbuka (open minded) serta siap bersaing di pasar global berdasarkan kompetensi dunia industri pada tingkat nasional maupun internasional dengan menyediakan sebuah lingkungan belajar yang baik bagi mahasiswa. Dengan pengembangan e-learning diharapkan memberikan sebuah kesempatan bagi para mahasiswa dan pengajar sebuah lingkungan pendidikan yang baik dan menggunakan teknologi terkini.

B. Memastikan bahwa investasi yang berhubungan dengan TI telah sesuai dengan arsitektur institusi Politeknik Caltex Riau.

Analisis terhadap hubungan investasi e-learning dengan arsitektur institusi yaitu bahwa pengembangan e-learning merupakan bagian dari dari rencana pengembangan Sistem Informasi Perpustakaan. Selain itu dengan dilakukannya pengembangan e-learning ini berarti pemanfaatan infrastruktur TI yang telah ada menjadi lebih maksimal. Hal lain yang akan tercapai yaitu terjadi hubungan antara komponen dalam organisasi, termasuk proses, orang dan teknologi, untuk bekerjasama dalam menghasilkan lulusan yang dapat bersaing di dunia global. Langkah 3: Analisis manfaat finansial

Analisis manfaat finansial lengkap tidak dapat dilakukan karena Politeknik Caltex Riau adalah perguruan tinggi yang tidak berorientasi pada keuntungan finansial dalam melakukan investasi teknologi informasi.

Analisis manfaat finansial yang dapat dilakukan adalah melihat apakah terjadi dampak finansial pada proses bisnis lainnya, antara lain dengan adanya pengurangan biaya operasional perkuliahan dikarenakan terjadi pengurangan penggunaan dana fotocopy. Hal ini disebabkan bahan dapat langsung diambil dalam sistem e-learning.

Langkah 4: Analisis manfaat non-finansial

Beberapa hal yang menjadi keuntungan non-finansial dengan dilakukannya pengembangan e-learning antara lain:

(21)

51

1. Dosen lebih mudah untuk memberikan pembelajaran yang terbaru (up to date), baik dalam pemberian materi perkuliahan, forum diskusi, atau pun evaluasi untuk mahasiswa.

2. Mahasiswa dapat menemukan dan mempelajari materi-materi perkuliahan yang diberikan dosen secara berulang-ulang sehingga dapat memantapkan penguasaan terhadap materi yang diberikan.

3. Dosen atau mahasiswa dapat saling bertukar informasi sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan. Pengembangan e-learning portal dapat memberikan keleluasaan kepada mahasiswa untuk bertanya atau berpendapat tanpa harus malu, ragu, bahkan bisa dilakukan setiap saat tanpa menunggu jadwal perkuliahan berlangsung.

4. Interaksi antara dosen dengan mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran menjadi lebih efektif, efisien, cepat, dan tanpa batasan waktu dan tempat. 5. Mahasiswa dapat belajar mandiri dengan tuntunan dosen melalui website. 6. Dapat melengkapi sarana dan prasarana pembelajaran di lembaga

pendidikan.

7. Mengurangi penggunaan kertas dalam operasional pembelajaran. Langkah 5: Analisis resiko

Analisis resiko yan dilakukan terdiri atas 2 aspek yaitu:

a. Delivery risk: Resiko yang tidak tersampaikannya kemampuan bisnis, proses bisnis, manusia, teknologi dan proyek organisasi yang diperlukan.

Hasil analisis:

a. Kualitas dari program dan rencana proyek (kelengkapan dan kelayakan). Tidak beresiko karena pengembangan e-learning dilakukan oleh Tim Pusat Komputer sebagai bagian dari pengembangan fasilitas pembelajaran menggunakan komputer dan merupakan bagian dari pengembangan sistem perpustakaan.

b. Kejelasan mengenai ruang lingkup

Ruang lingkup e-learning yang akan dibangun belum didefinisikan dengan jelas sehingga membawa resiko pada saat

(22)

52

pengimplementasiannya. Salah satu contoh resiko adalah kurang adanya respon dari user pada saat implementasi.

c. Teknologi yang tidak terjamin

Pengembangan e-learning tidak membawa resiko teknologi karena dibangun atas dasar kepatuhan akan aturan penggunaan teknologi informasi yang telah ditetapkandan digunakan sebelumnya.

d. Pemenuhan dan kesesuaian dengan arsitekur dan standar teknologi Tidak beresiko karena pengembangan e-learning yang dilakukan hanya menggunakan fasilitas teknologi yang ada sehingga tidak ada perubahan arsitektur yang mendasar.

e. Jangka waktu proyek

Pengembangan e-learning yang dilakukan membawa resiko jangka waktu pelaksanaannya karena tidak adanya penjadwalan yang jelas dan konsisten.

b. Benefit risk: Resiko mengenai tidak diperolehnya manfaat yang diharapkan. a. Ketidakselarasan dengan kebijakan dan strategi

Keselarasan dengan kebijakan dan strategi tidak membawa resiko seperti yang dijelaskan pada Tabel III.6 diatas.

b. Ketidakselarasan dengan standar teknik dan arsitektur

Keselarasan dengan standar teknik dan arsitektur tidak membawa resiko karena lebih banyak menggunakan teknologi dan fasilitas yang telah ada.

c. Kepatuhan akan kebijakan dan aturan keamanan.

Resiko yang muncul dalam hubungannya dengan kebijakan dan aturan keamanan tidak muncul jika pengembangan e-learning merupakan bagian dari sistem yang telah ada sebelumnya.

(23)

53

Resiko ini muncul dikarenakan tidak didefinisikan dan tidak konsistennya akan konsep e-learning yang akan dikembangkan, sehingga hasil bisnis yang diharapkan setiap stakeholder berbeda-beda. e. Manfaat bagi proses pembelajaran

Bagi proses pembelajaran akan membawa resiko perubahan tata cara pengajaran, dikarenakan adanya konsep e-learning yang tidak terdefinisi dengan baik.

Langkah 6: Penaksiran dan optimasi resiko/pengembalian investasi berbasis TI Analisis pengoptimasi resiko/pengembalian investasi berbasis TI menggunakan Tabel III.7 yang berpedoman pada Tabel II.5, sehingga dapat disimpulkan bahwa keputusan pengembangan e-learning dapat dimasukkan dalam prioritas portofolio dengan mempertimbangkan nilai keuntungan non-finansial sebagai nilai cukup berharga dalam mengantikan manfaat dan target finansial. Kualifikasi dari keuntungan non-finansial harus ditingkatkan dan dimaksimalkan.

Tabel III.7 Matrik keputusan investasi TI

Hasil analisis data daftar fakta Keputusan pada level

program individual Resiko yang dihitung layak diterima (Langkah 5) Apakah target finansial terpenuhi? (Langkah 3) Manfaat non-finansial yang jelas (Langkah 4) Keselarasan strategik? (Langkah 2) Y N Y Y Dimasukkan dalam prioritas portofolio dengan fokus utama pada manfaat non-finansial

Langkah 7: Pencatatan terstruktur dari hasil langkah sebelumnya dan dokumentasi business case

Analisis langkah ini merupakan pendokumentasian langkah business case dari langkah 2 hingga langkah 6.

Langkah 8: Mengkaji ulang business case selama pelaksanaan program, termasuk keseluruhan siklus hidup hasil program.

Analisis langkah ini tidak dapat dilakukan karena tahapan pelaksanaan program belum selesai dilakukan.

(24)

54

III.4.2 Analisis Kematangan Proses-proses Val IT

Berdasarkan pada beberapa uraian proses-proses Val IT yang dijelaskan pada sub-bab III.4.1 sebelumnya, maka untuk menetapkan pilihan strategis dan melihat sejauh mana efektifitas sebuah organisasi dalam menciptakan nilai dilakukan perbandingan benchmarking dengan mengacu pada model kematangan proses (maturity model) yang terdiri atas level 0 hingga level 5, mulai dari belum manajemen proses hingga manajemen proses yang optimal. Model kematangan adalah salah satu kakas dalam melakukan pengevaluasian diri yang sering digunakan. Setiap model kematangan terdiri atas 6 atribut kematangan yaitu:

a. Kepedulian dan Komunikasi (Awareness and communication (AC)) b. Tanggung jawab dan akuntabilitas (Responsibility and accountability

(RA))

c. Penentuan dan pengukuran pencapaian (Goal setting and measurement (GSM))

d. Kebijakan, standar dan prosedur (Polices, standard and procedure (PSP))

e. Keahlian dan kepakaran (Skill and expertise (SE)) f. Kakas dan otomatisasi (Tools and automation (TA))

Untuk melihat lebih detail model kematangan dan matrik atribut kematangan ketiga domain proses Val IT dapat dilihat dalam Lampiran C.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan maka representasi tingkat untuk setiap level dan atribut kematangan dari proses-proses utama dalam Val IT yang telah dilakukan oleh Politeknik Caltex Riau dapat dilihat pada Gambar Raising star III.3, III.4, III.5 berikut:

(25)

55

a. Value Governance (VG)

Gambar III.3 Tingkat kematangan proses VG

b. Portfolio Management (PM)

(26)

56

c. Investment Management (IM)

Gambar III.5 Tingkat kematangan proses IM III.5 Analisis Proses Investasi TI di Politeknik Caltex Riau

Identifikasi proses-proses Val IT telah dilakukan berdasarkan kuesioner yang disebarkan kepada 18 responden, diperoleh bahwa 74 % menyatakan YA untuk domain proses Value Governance dengan performa Cukup, 89% menyatakan YA untuk domain proses Portfolio Management dengan performa Baik, 79% menyatakan YA untuk domain proses Investment Management dengan performa Cukup. Berdasarkan analisis yang dilakukan pada subbab sebelumnya menunjukkan bahwa proses investasi TI yang dilakukan sudah dilaksanakan namun kinerjanya dinilai masih cukup.

Berdasarkan analisis dan survey yang dilakukan proses Value Governance telah dilakukan namun kinerjanya dinilai masih cukup. Hal ini disebabkan karena responden melihat bahwa penginformasian dan komunikasi dalam melaksanakan kepemimpinan telah dilakukan dengan baik, namun belum dilakukannya pendefinisian karateristik portofolio dan pendefinisian proses serta pelaksanaan proses masih dilakukan atas dasar individual dan ad hoc. Pendefinisian

(27)

57

karateristik portofolio yang belum dilakukan membuat investasi TI yang telah dinyatakan dalam portofolio tidak dapat memberikan nilai yang maksimal dan lebih merupakan keputusan pimpinan secara sepihak (top-down). Kondisi ini juga didukung masih belum baiknya proses keselarasan dan integrasi manajemen nilai dengan perencanaan keuangan, belum ditetapkan ukuran untuk pengontrolan dan pengawasan sehingga pembelajaran yang diperoleh belum maksimal.

Berdasarkan analisis dan survey yang dilakukan proses Portfolio Management telah dilakukan dan kinerjanya dinilai baik. Hal ini disebabkan karena telah dilakukan ditetapkan prosedur pendanaan, dilakukannya pengevaluasian dan pemilihan program yang akan didanai serta dilakukannya pelaporan atas kinerja investasi yang dilakukan. Kesemua hal itu masih dilakukan ditingkat fungsi bisnis dan fungsi TI secara yang berbeda dan berfokus hanya kesesuaian dengan pendanaan, sehingga proses keselarasan antara strategi bisnis dan peran TI masih kurang baik. Kondisi ini terlihat bahwa tingkat kematangan untuk proses ini masih berada pada level 1.

Berdasarkan analisis dan survey yang dilakukan proses Investment Management telah dilakukan namun kinerjanya masih cukup. Hal ini disebabkan pendefinisian konsep business case yang digunakan masih belum standar dan analisis manfaat, resiko dan biaya dilakukan hanya untuk kebutuhan persetujuan pendanaan namun tidak digunakan untuk melakukan peninjauan ulang kelayakan program selama siklus hidup ekonominya. Hal ini juga terlihat jelas dalam analisis kematangan yang dilakukan, dimana prosedur dan metrik pencapaiannya telah ada namun digunakan untuk beberapa investasi utama serta metrik finansial yang digunakan tidak konsisten dan tidak efektif pengawasannya.

Gambar

Gambar III.1 Struktur organisasi Politeknik Caltex Riau
Tabel III.1 Data responden per unit organisasi
Tabel III.2 Data lengkap responden
Tabel III.5 Hasil pengidentifikasian proses investment management (Lanjutan)
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka mendekatkat diri kepada Allah dengan melaksanakan ibadah kurban, maka banyak cara yang ditempuh oleh umat Islam untuk dapat melaksanakan ibadah

Berbagai persoalan yang akan dipecahkan melalui pendekatan kearifan lokal bersama UKM mitra tahap pertama adalah meliputi hal-hal sebagai berikut: (a) Mencakup

Persediaan maksimum adalah batas jumlah persediaan yang paling besar yang dapat diadakan oleh perusahaan agar terhindar dari kerugian karena biaya yang cukup

Povjerenici za etiku zaprimaju pritužbe radnika i drugih zainteresiranih pravnih i fizičkih osoba (u daljnjem tekstu zainteresiranih osoba) na neetično i moguće

Seluruh Dosen Fakultas Bisnis Jurusan Akuntansi yang telah memberikan wawasan dan pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama perkuliahan di Universitas Katolik

Hal tersebut menunjukkan bahwa persilangan antara pasangan tetua yang berjarak genetik dekat dapat menghasilkan progeni F 1 yang memiliki kedekatan jarak genetik terhadap salah

Jenis Kelamin Ras Kadar Homosistein Kadar C Reactive Protein Viskositas Plasma Kadar Fibrinogen Status Chronic Renal Insufficiency Minum Obat:  DM  Dislipidemia

Manitol merupakan bahan pengisi yang dapat memberikan rasa manis pada compress lozenges sehingga dapat digunakan untuk memperbaiki rasa asam dari ekstrak kelopak bunga