• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Pinjaman Koperasi Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Pinjaman Koperasi Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW)."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ISSN : 2302-450X

PROSIDING

PERTEMUAN DAN PRESENTASI KARYA ILMIAH

BALI, 23 OKTOBER 2015

PEMBICARA UTAMA SEMINAR PANEL DENGAN TEMA

Inovasi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam

Menunjang Technopreneurship

Ir.Onno Widodo Purbo.M.Eng.Ph.D

Putu Sudiarta, S.Kom

PENYUNTING AHLI

Dr. Ahmad Ashari.M.Kom

(3)

PELAKSANA SEMINAR

PELINDUNG

Rektor Universitas Udayana, Bali

PENANGGUNG JAWAB

Dekan Fakultas MIPA Universitas Udayana

Ketua Program Studi Teknik Informatika, FMIPA Universitas Udayana

PANITIA

I Gusti Agung Gede Arya Kadyanan,S.Kom.,M.Kom.

I Dewa Made Bayu Atmaja Darmawan,S.Kom.,M.Cs.

I Wayan Supriana,S.Si.,M.Cs.

Ida Bagus Made Mahendra, S.Kom., M.Kom.

I Komang Ari Mogi, S.Kom, M.Kom.

I Made Widi Wirawan, S.Si., M.Cs.

I Putu Gede Hendra Suputra, S.Kom., M.Kom.

Ngurah Agus Sanjaya ER., S.Kom., M.Kom.

Agus Muliantara, S.Kom.,M.Kom.

I Made Widiartha,S.Si., M.Kom.

Made Agung Raharja, S.Si., M.Cs.

I Gusti Ngurah Anom Cahyadi Putra, S.T., M.Cs.

I Gede Santi Astawa, S.T., M.Cs.

Ida Bagus Gede Dwidasmara,S.Kom.,M.Cs.

(4)

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG

KEPUTUSAN PEMBERIAN PINJAMAN KOPERASI

MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

(SAW)

Made Aprian Sudarma Putra

1

, Luh Gede Astuti

2

1

Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana

Jln Raya Kampus Udayana, Bukit Jimbaran

Email : putraaprian@gmail.com

1

,

lg.astuti@gmail.com2

ABSTRAK

Koperasi memiliki peranan yang sangat besar dalam pertumbuhan perekonomian, baik perekonomian di pedesaan maupun di daerah kota. Salah satu bentuk pelayanan koperasi kepada anggotanya adalah dengan memberikan bantuan berupa pinjaman dana.

Untuk memberikan pinjaman tersebut, pihak koperasi tentunya harus melakukan perhitungan dan pertimbangan yang tepat dalam menentukan berapa besar pinjaman yang dapat diberikan, agar tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan yang nantinya berakibat buruk bagi koperasi. Adapun kriteria yang dijadikan bahan pertimbangan dalam pemberian peminjaman yaitu : usia, penghasilan, pekerjaan, jumlah tanggungan, level besar pinjaman,pengeluaran, serta jangka waktu pinjaman

Oleh karena itu, dalam upaya membantu memudahkan pengambilan keputusan, diperlukan sebuah sistem yang dapat memudahkan dalam analisa data dan perhitungan penilaian kriteria pemberian pinjaman, serta pengolahan data menjadi informasi .Metode yang digunakan dalam pemberian pinjaman ini adalah Simple Additive Weighting (SAW). Konsep dasar dari metode ini adalah mencari bobot dari rating kinerja pada alternatif dari semua atribut. Metode Simple Additive Weighting (SAW) membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating yang ada. Adapun hasil akhir dalam penelitian ini adalah hasil prioritas anggota koperasi dari tinggi ke rendah sehingga pihak koperasi dapat menentukan dengan mudah anggota mana yang layak menerima pinjaman tersebut.

Kata Kunci: Koperasi, Sistem Pendukung Keputusan, Simple Additive Weighting (SAW)

ABSTRACT

Cooperative have a very big role in the growth of the economy, whether the economy in rural and city areas. One of the cooperative services to its members is to provide loan assistance fund.

To provide such loans, the cooperative would have to perform the calculation and appropriate consideration in determining how much a loan can be granted, to avoid mistake in making decisions that will be bad for the cooperative. The criteria to be considered in the granting of the loan is ages ,the income of the members ,occupation, number of the dependents, level of loans, and loan period

(5)

Volume X, Nomor X, Januari XXXX : X-X

normalizing the decision matrix (X)to a scale which can be compared with all the existing rating. The end result of this research is the result of cooperative members priority from high to low so that the cooperative can easily determine which members are deserve the loan.

Keywords : Cooperation, Decision Support System, Simple Additive Weighting (SAW)

1.

PENDAHULUAN

Di tengah gejolak perekonomian yang semakin kompetitif, koperasi diharapkan mampu menjadi salah satu kekuatan ekonomi yang sejajar. Menurut Undang-undang Pengkoperasian Nomor 17 Tahun 2012 Pasal

badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi.

Salah satu pelayanan yang diberikan Koperasi kepada anggotanya adalah berupa pinjaman. Pinjaman tersebut dapat diberikan kepada perorangan maupun kelompok dan dapat dipergunakan untuk mendukung keperluan usaha dan non-usaha dari calon peminjam. Suatu kendala yang sering terjadi dalam pemberian pinjaman dana adalah pemberian pinjaman yang tidak sesuai dengan prosedur serta proses pengembalian pinjaman yang melebihi batas waktu. Oleh karena itu, dalam memberikan pinjaman kepada anggotanya tersebut, pihak koperasi haruslah mempertimbangkan beberapa hal, diantaranya yaitu : usia, penghasilan,

pekerjaan, jumlah tanggungan, level

pinjaman,pengeluaran serta jangka waktu pinjaman. Penggunaan sistem informasi elektronik dapat meningkatkan pelayanan koperasi kepada masyarakat, khususnya dalam kasus peminjaman dana ke koperasi tersebut. Sistem Informasi dapat menjembatani komunikasi antara pihak pemohon pinjaman dengan pihak koperasi, meningkatkan keamanan, mengurangi biaya serta tentunya mempermudah pekerjaan pihak koperasi.

Oleh karena itu, sangatlah penting untuk membuat sebuah sistem informasi demi meningkatkan pelayanan kerja serta untuk mengambil keputusan yang tepat dalam pemberian pinjaman.

2.

MODEL, ANALISIS, DESAIN , DAN

IMPLEMENTASI

2.1 Dasar Teori

2.1.1Software Development Life Cycle (SDLC)

SDLC atau Software Development Life Cycle

merupakan proses mengembangkan atau mengubah suatu sistem perangkat lunak dengan menggunakan model-model dan metodologi yang digunakan orang untuk mengembangkan sistem-sistem perangkat lunak sebelumnya (berdasarkan best practice atau cara-cara yang sudah teruji baik) [1]

Tahapan-tahapan yang ada pada SDLC secara global adalah sebagai berikut :

a. Inisiasi (initiation)

Tahap ini biasanya ditandai dengan pembuatan proposal proyek perangkat lunak

b. Pengembangan konsep sistem (system concept

development)

Mendefinisikan lingkup konsep termasuk dokumen lingkup sistem, analisis manfaat biaya, manajemen rencana, dan pembelajaran kemudahan sistem.

c. Perencanaan (planning)

Mengembangkan rencana manajemen proyek dan dokumen perencanaan lainnya. Menyediakan dasar untuk mendapatkan sumber daya yang dibutuhkan untuk memperoleh solusi

d. Analisis kebutuhan (requirement analysis)

Menganalisis kebutuhan pemakai sistem perangkat lunak (user) dan mengembangkan kebutuhan user. Membuat dokumen kebutuhan fungsional.

e. Desain (Design)

(6)

Volume X, Nomor X, Januari XXXX : X-X

fokus kepada bagaimana dapat memenuhi fungsi-fungsi yang dibutuhkan.

f. Pengembangan (Development)

Mengoncersi desain ke sistem informasi yang lengkap termasuk bagaimana memperoleh dan melakukan instalasi lingkungan sistem yang dibutuhkan.

g. Integrasi dan pengujian (Integration and test)

Mendemonstrasikan sistem perangkat lunak

bahwaw telah memenuhi kebutuhan yang

dispesifikasikan pada dokumen kebutuhan fungsional.

h. Implementasi (implementation)

Termasuk pada persiapan implementasi, implementasi perangkat lunak pada lingkungan produksi (lingkungan pada user) dan menjalankan resolusi dari permasalahan yang teridentifikasi dari integrasi dan pengujian.

i. Operasi dan pemeliharaan (operation and

maintenance)

Mendeskripsikan pekerjaan untuk

mengoperasikan dan memelihara sistem informasi pada lingkungan produksi (lingkungan pada user), termasuk implementasi akhir dan masuk pada proses peninjauan.

j. Disposisi (diposition)

Mendeskripsikan aktivitas akhir dari

pengembangan sistem dan membangun data yang sebenarnya sesuai dengan aktivitas user

2.1.2Sistem Pendukung Keputusan

Sistem pendukung keputusan atau sering disebut dengan Decision Support System (DSS) adalah Sistem berbasis model yang terdiri dari prosedur-prosedur dalam pemrosesan data dan pertimbangannya untuk membantu manager dalam mengambil keputusan. Agar berhasil mencapai tujuannya maka sistem tersebut harus sederhana, robust, mudah untuk dikokntrol, mudah beradaptasi lengkap pada hal-hal penting dan mudah berkomunikasi dengannya.Secara implicit juga berarti bahwa sistem ini harus berbasis komputer dan digunakan sebagai tambahan dari kemampuan penyelesaian masalah dari seseorang.[6]

2.1.3Simple Additive Wieghting (SAW)

Metode SAW merupakan metode MADM yang paling sederhana dan paling banyak digunakan. Metode ini juga metode yang paling mudah untuk diaplikasikan, karena mempunyai algoritma yang tidak terlalu rumit.[2]

Metode SAW sering juga dikenal sebagai metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar dari metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada.

Dimana :

rij = rating kinerja ternormalisasi

Max = nilai maksimum dari setiap baris dan kolom

Min = nilai minimum dari setiap baris dan kolom

xij = baris dan kolom dari matriks

Dimana rij adalah rating kerja ternormalisasi

dari alternatif Ai pada atribut Cj;

Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) diberikan sebagai :

Vi = Nilai akhir Alternatif

Wi = Bobot yang telah ditentukan

rij = Normalisasi matriks

Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan

bahwa alternatif Ai lebih terpilih

2.2 Analisis Sistem

Koperasi dengan satu unit usahanya yaitu simpan pinjam memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk dapat mengajukan permohonan pinjaman dana.

Dalam proses mendapatkan dana pinjaman dari koperasi, anggota koperasi haruslah memenuhi

(7)

Volume X, Nomor X, Januari XXXX : X-X

standar persyaratan yang ditetapkan oleh pihak koperasi, diantaranya :

a. usia,

b. penghasilan,

c. pekerjaan,

d. jumlah tanggungan,

e. level pinjaman,

f. pengeluaran

g. jangka waktu pinjaman.

Dalam perancangan sistem pemberian pinjaman koperasi ini, penulis menggunakan model

proses pengembangan perangkat lunak Waterfall.

Model waterfall merupakan salah satu model proses

perangkat lunak yang mengambil kegiatan proses dasar seperti spesifikasi, pengembangan, validasi , dan evolusi dan merepresentasikannya sebagai fase-fase proses yang berbeda seperti analisis dan definisi

persyaratan, perancangan perangkat lunak,

implementasi, pengujian unit, integrasi sistem, pengujian sistem, operasi dan pemeliharaan [4]. Berikut ini merupakan fase-fase di dalam pengembangan sistem

menggunakan proses Waterfall

a. Definisi Kebutuhan : mengumpulkan kebutuhan

sistem dengan melakukan wawancara kepada user yang akan menggunakan sistem. Pada tahap ini informasi mengenai kebutuhan sistem akan digali sebanyak-banyaknya dari user sehingga tercipta sebuah sistem yang dapat membantu user

b. Desain Sistem : dari definisi kebutuhan

yang telah ditentukan maka akan didapat permasalahan-permasalahan yang ada. Pada tahap ini dilakukan perancangan sistem terhadap solusi dari permasalahan yang ada dengan menggunakan perangkat pemodelan sistem seperti diagram alir data, diagram hubungan entitas.

c. Implementasi dan pengujian : pada tahap ini

desain sistem yang berupa pemodelan sistem akan diterjemahkan menggunakan bahasa yang dikenali oleh komputer. Dan masing-masing fungsi uang telah diimplementasikan pada sistem akan diuji agar sesuai dengan output yang diharapkan.

d. Integrasi dan Pengujian sistem : pada tahap ini

kemampuan dan keefektifan sistem akan diuji , sehingga kekurangan dan kelemahan sistem dapat ditemukan.

e. Pemeliharaan : tahap ini merupakan tahap

akhir pada metode waterfall. Pada tahap ini sistem

akan mengalami penyesuaian atau perubahan karena adaptasi dengan situasi sebenarnya.

2.2.1Aktor / Bagian yang terlibat

Adapun aktor yang terlibat dalam perancangan sistem ini adalah :

a. Pimpinan Koperasi

Bertugas dalam memberikan pertimbangan dan penilaian atas pengajuan pinjaman

b. Bagian Keuangan

Menjalankan fungsi keuangan , mencatat transaksi, dan data anggota pemohon pinjaman untuk nantinya divalidasi oleh pimpinan koperasi

c. Anggota Koperasi

Mengajukan permohonan dan persyaratan peminjaman dana.

2.2.2Prosedur Pinjaman

a. Anggota mengajukan permohonan pinjaman dana

koperasi dengan menyertakan kartu anggota dan juga persyaratan pinjaman;

b. Bagian keuangan melakukan pengecekan dan

validasi terhadap kartu anggota dan persyaratan pinjaman dana.Apabila persyaratan telah terpenuhi, maka persyaratan tersebut nantinya akan diberikan kepada pimpinan koperasi untuk diberikan bobot penilaian.

c. Bobot penilaian yang diberikan pimpinan koperasi

nantinya akan digunakan dalam proses perhitungan metode SAW

d. Setelah data persyaratan diproses dengan metode

SAW, maka akan didapat hasil anggota yang berhak menerima pinjaman koperasi tersebut.

e. Laporan hasil seleksi akan diterima oleh pimpinan

koperasi untuk nantinya diberitahukan kepada anggota koperasi

3.

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1.1Use Case Sistem

(8)

Volume X, Nomor X, Januari XXXX : X-X

Gambar 1. Use Case Sistem

3.1.2Context Diagram

Context Diagram pada Gambar 2

menampilkan gambaran secara umum sistem pemberian pinjaman pada sistem informasi pemberian pinjaman koperasi ini. Pada sistem ini terdapat 3 entitas yang berhubungan dengan sistem, yaitu Anggota, Bagian Keuangan serta Pimpinan Koperasi .

Gambar 2. Context Diagram Sistem

3.1.3DFD Level 0

Sistem pinjaman pada Sistem Informasi Pemberian Pinjaman Koperasi ini terbagi menjadi 3 sub proses, yaitu :

a. Persyaratan

Proses ini digunakan untuk mengatur data dari user (anggota koperasi) seperti Data Anggota serta Data Persyaratan pengajuan pinjaman.

b. Penilaian

Sub proses ini digunakan untuk memberikan penilaian terhadap kriteria / syarat yang telah dikirimkan user (anggota koperasi)

c. Pelaporan

Subproses pelaporan ini terkait dengan laporan hasil seleksi penerima pinjaman koperasi, serta laporan persyaratan kepada kepala koperasi.

Gambar 3. DFD Level 0 Sistem

3.1.4DFD Level 1

3.1.4.1 DFD Level 1 Subproses Persyaratan

(9)

Volume X, Nomor X, Januari XXXX : X-X

3.1.4.2 DFD Level 1 Subproses Seleksi

Gambar 5. DFD Level 1 Subproses Seleksi

3.1.4.3 DFD Level 1 Subproses Pelaporan Seleksi

Gambar 6. DFD Level 1 Subproses Pelaporan Seleksi

3.1.5Flowchart

Gambar 7. Flowchart Proses Peminjaman

Gambar 8. Flowchart Metode Simple Additive Weighting

3.1.5 Entity Relatioship Diagram (ERD) Sistem

(10)

Volume X, Nomor X, Januari XXXX : X-X

Berikut ini merupakan contoh kasus pemilihan penerima pinjaman koperasi dengan menggunakan metode SAW.

Tabel 1. Data Anggota

Kriteria Budi Heni Dewi Putri

Usia 36-40 26-30 40 20-25

Penghasilan Cukup Tinggi Rendah S. Tinggi

Tanggungan < 3 org > 5 org < 3org 3-5 org

Pekerjaan PNS PNS Petani Wiraswasta

Level Sedang Sedang Tinggi Sedang

Pengeluaran Rendah Sedang Rendah Sedang

Jangka

waktu 9-12 < = 4 12 9-12

Pemberian Bobot Per Kriteria

Tabel 2. Pemberian Bobot Tiap Kriteria

Nama Kriteria Nilai Bobot

C1 Usia 10

C2 Penghasilan 25

C3 Pekerjaan 15

C4 Jumlah tanggungan 10

C5 Level Pinjaman 10

C6 Pengeluaran 15

C7 Jangka Waktu 15

Tabel 3. Bobot Kriteria Usia

Kriteria Kriteria

Anggota Nilai

Usia

20-25 20

26-30 30

31-35 40

36-40 80

40 100

Tabel 4. Bobot Kriteria Penghasilan

Kriteria Kriteria

Anggota Nilai

Penghasilan

Sangat Rendah 20

Rendah 40

Cukup 60

Tinggi 80

Sangat Tinggi 100

Tabel 5. Bobot Kriteria Jumlah Tanggungan

Kriteria Kriteria

Anggota Nilai

Jumlah Tanggungan

< 3 orang 50

3-5 orang 75

5 orang 100

Tabel 6.Bobot Kriteria Pekerjaan

Kriteria Kriteria

Anggota Nilai

Pekerjaan Wiraswasta PNS 45 80

Petani 100

Tabel 7. Bobot Kriteria Level Pinjaman

Kriteria Kriteria

Anggota Nilai

Level Pinjaman

Rendah 50

Sedang 75

Tinggi 100

Tabel 8. Bobot Kriteria Pengeluaran

Kriteria Kriteria

Anggota Nilai

Pengeluaran Rendah Sedang 45 80

Tinggi 100

Tabel 9.Bobot Kriteria Jangka Waktu

Kriteria Kriteria

Anggota Nilai

Jumlah Tanggungan

< 3 orang 50

3-5 orang 75

5 orang 100

Tabel 10. Tabel data alternatif

Ai Nama

A1 Bagus

A2 Hadi

A3 Diah

A4 Lia

Menentukan bobot preferensi atau tingkat kepentingan [W] setiap kriteria

(11)

Volume X, Nomor X, Januari XXXX : X-X

Membuat matrik keputusan (X) yang didapat dari rating kecocokan pada setiap alternatif (Ai) dengan setiap kriteria (Cj).

Melakukan langkah normalisasi matrik keputusan (X) dengan cara menghitung nilai rating

kinerja ternormalisasi (rij) dari alternatif (Ai) pada

kriteria (Cj)

Rumus tersebut digunakan jika kriteria (Cj)

adalah Cost. Adapun perhitungan normalisasi cost :

(12)

Volume X, Nomor X, Januari XXXX : X-X

Hasil dari normalisasi (rij) membentuk matrik

ternormalisasi (R)

Hasil akhir preferensi (Vi) diperoleh dari penjumlahan dari perkalian elemaen bari matrik ternormalisasi (R) dengan bobot preferensi (W) yang bersesuaian elemen kolom matrik.

V1 = (10 x 0.56) + (25 x 0.75) + (15 x 0.9) + (10 x 1) + (10 x 0.6) + (15 x 1) + (15 x 0.56)

= 5.6 + 18.75 + 13.5 + 10 + 6 + 15 + 8.4 = 77.25

V2 = (10 x 0.3) + (25 x 0.8) + (15 x 1) + (10 x 0.45) + (10 x 0.75) + (15 x 0.8) + (15 x 0.4)

= 3 + 20 + 15 + 4.5 + 7.5 + 12 +6 = 68

V3 = (10 x 1) + (25 x 0.4) + (15 x 0.5) + (10 x 1) + (10 x 1) + (15 x 0.45) + (15 x 1)

= 10 + 10 + 7.5 + 10 + 10 + 6.75 + 15 = 69.25

V4 = (10 x 0.2) + (25 x 1) + (15 x 0.75) + (10 x 0.8) + (10 x 0.75) + (15 x 0.8) + (15 x 0.8)

= 2 + 25 + 11.25 + 8 + 7.5 + 12 + 12 = 77.75

Hasil akhir didapatkan perangkingan calon penerima bantuan pinjaman dana koperasi :

Tabel 11. Perangkingan Penerima Pinjaman Koperasi

Rangking Vi Nama Nilai

1 V4 Putri 77.75

2 V1 Budi 77.25

3 V3 Dewi 69.25

4 V2 Heni 68

4.

KESIMPULAN

Dari hasil analisis dan perancangan Sistem Pemberian Pinjaman Koperasi ini dapat disimpulkan bahwa sistem yang akan dibangun mampu menangani permasalahan pengambilan keputusan penerima bantuan pinjaman dana koperasi berdasarkan urutan rekomendasi yang diberikan.

Dengan metode SAW mampu secara cepat dan efektif dalam memberikan alternatif pilihan yang optimal dalam penentuan kelayakan penerimaan pinjaman koperasi berdasarkan bobot yang diberikan.

5.

DAFTAR PUSTAKA

[1] A.S Rosa, M. Shalahuddin. 2013. Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek . Bandung : Informatika

[2] Kusumadewi, Sri.2006.Fuzzy Multi-Attribute

Decision Making (Fuzzy MADM). Yogyakarta : Graha Ilmu.

[3] S. Valacich Joseph, Joey F. George, Jeffrey A. Hoffer.2009. Essentials of Systems Analysis and

Design (4th edition).New Jersey. Pearson

Education.Inc.

[4] Sommerville, I. 2011. Software Engineering (9

ed.). USA: Pearson Education,Inc.

[5] Tika F, Guruh. Agustus 2010. Tinjauan atas Prosedur Pemberian Kredit pada PRIMKOPAD PUSDIK PASSUS. Bandung

[6] Turban, Efraim.2005.Decision Support Systems

Gambar

Gambar 2. Context Diagram Sistem
Gambar 8. Flowchart Metode Simple Additive
Tabel 11. Perangkingan Penerima Pinjaman

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan keberadaan tempat perindukan nyamuk Aedes Aegypti dengan kejadian demam berdarah dengue di tiga kelurahan

d. percaya dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa sesuai agama dan kepercayaannya 3. Anton dan Hasan adalah teman sekelas. Meskipun berbeda agama, keduanya tidak perna cekcok.

27. Keputusan Menteri Dalam negeri Nomor 903- 7091 Tanggal 13 November Tahun 2013 tentang Evaluasi Peraturan Daerah Provinsi Maluku Utara tentang Perubahan Anggaran Pendapatan

Respon terbaru datang dari UNAMID (Pasukan Perdamaian PBB di Darfur) menafikan adanya penggunaan senjata kimia di Jebel Marrah, hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Sekjen

Berdasarkan alasan yang telah dipaparkan di atas, maka penelitian ini layak untuk dilakukan guna mengetahui tentang ketentuan hukum penerapan kebijakan wakaf uang dalam

Dari hasil analisa GC-MS, terlihat bahwa dengan adanya penambahan katalis akan mengurangi jumlah senyawa yang dihasilkan dimana tanpa katalis jumlah senyawa yang

Berdasarkan angka tersebut, dapat dikatakan bahwa sebagian besar masyarakat DKI Jakarta merasakan adanya peningkatan pendapatan bila dibandingkan dengan pendapatan yang

Proses perhitungan sistem pendukung keputusan ini menggunakan metode SAW (Simple Additive Weighting) yang menghasilkan perhitungan perankingan dari tertinggi ke rendah,