• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN III TAHUN 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN III TAHUN 2017"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Indeks Tendensi Konsumen Provinsi DKI Jakarta

No. 54/11/31/Th. XIX, 6 November 2017

Kondisi ekonomi

konsumen DKI Jakarta

pada Triwulan Ketiga 2017

secara umum meningkat

dibandingkan Triwulan

Kedua

INDEKS TENDENSI KONSUMEN

TRIWULAN III TAHUN 2017

1. Indeks Tendensi Konsumen (ITK) DKI Jakarta Triwulan III-2017

mencapai 110,01. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar

masyarakat DKI Jakarta menganggap kondisi ekonomi mereka pada

periode tersebut lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya.

Akan tetapi, tingkat optimismenya lebih rendah dibanding triwulan

sebelumnya (ITK Tw.II-2017= 116,97).

2. Peningkatan kondisi ekonomi yang dirasakan konsumen di DKI

Jakarta utamanya didorong oleh persepsi mereka terhadap

meningkatnya pendapatan dan meningkatnya volume konsumsi

barang dan jasa. Konsumen juga menganggap bahwa adanya inflasi

tidak terlalu mempengaruhi konsumsi barang dan jasa mereka di

Triwulan ketiga 2017 tersebut.

3. Besaran ITK Triwulan IV-2017 diperkirakan mencapai 99,15. Hal ini

dapat diartikan bahwa masyarakat memandang kondisi ekonomi di

triwulan mendatang akan mengalami penurunan dibandingkan

periode saat pencacahan. Meski demikian, penurunan tersebut

masih dalam batas yang realtif kecil karena nilai indeksnya

mendekati angka 100.

4.

Perkiraan konsumen terhadap menurunnya kondisi ekonomi pada

triwulan yang akan datang dipicu oleh rendahnya keinginan

masyarakat dalam melakukan perencanaan pembelian barang

tahan lama. Meskipun demikian, masyarakat optimis bahwa

pendapatan di triwulan mendatang akan meningkat..

(2)

1. Penjelasan Umum

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi konsumen terkini yang dihasilkan Badan Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan perkiraan triwulan mendatang.

STK Provinsi DKI Jakarta Triwulan III Tahun 2017 dilaksanakan pada bulan Juni 2017 dengan target sampel sebanyak 880 rumahtangga yang tersebar di 6 wilayah. Dari target tersebut, ada sebanyak 832 rumahtangga yang berhasil diwawancarai, sementara sisanya yaitu 48 rumahtangga tidak berhasil diwawancarai. Responden STK dipilih pada strata blok sensus kategori sedang dan tinggi berdasarkan wealth index dan mereka adalah sub-sampel dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas). Pemilihan sampel dilakukan secara Panel antar triwulan untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat mengenai perubahan persepsi konsumen antar waktu.

2. ITK Triwulan III Tahun 2017

Indeks Tendensi Konsumen di DKI Jakarta pada Triwulan III-2017 adalah sebesar 110,01 yang artinya kondisi ekonomi konsumen pada triwulan tersebut secara umum dikatakan meningkat dibandingkan triwulan kedua tahun 2017. Akan tetapi, bila dilihat dari besaran ITK pada triwulan ketiga tersebut maka nampak adanya penurunan level optimise konsumen di DKI Jakarta (lihat tabel 1). Pada triwulan sebelumnya nilai indek tendensi konsumen mencapai 116,97 atau berbeda hampir 7 point.

Ada beberapa hal yang patut digarisbawahi terkait fenomena yang mendukung tingginya angka indeks pada triwulan tersebut. Tiga peristiwa penting di masyarakat yang kebetulan jatuh pada periode yang sama di triwulan ketiga ini yaitu (1) cuti bersama Lebaran yang jatuh di awal bulan Juli 2017 atau awal Triwyulan ketiga, (2) hari raya Idul Adha serta musim Ibadah Haji, serta (3) tahun ajaran baru anak sekolah/kuliah. Hal ini ditengarai membuat aktifitas ekonomi yang terjadi di masyarakat tetap tinggi.

Tabel 1. Indeks Tendensi Konsumen Menurut Komponen Pembentuknya

Komponen Pembentuk Triwulan II

2017

Triwulan III 2017

(1) (2) (3)

 Pendapatan rumahtangga 119,27 112,15

 Pengaruh inflasi terhadap total pengeluaran rumahtangga 110,11 105,79

 Tingkat konsumsi bahan makanan/minuman, makanan/minuman jadi, rokok, tembakau, makan di restoran/rumah makan, dan bukan makanan (pakaian, pulsa HP, rekreasi/hiburan, akomodasi, transportasi, perawatan kesehatan dan kecantikan)

120,18 110,25

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) 116,97 110,01

Komponen utama yang mendorong tingginya ITK periode tersebut adalah pendapatan rumahtangga dengan nilai indeks mencapai 112,15. Berdasarkan angka tersebut, dapat dikatakan bahwa sebagian besar masyarakat DKI Jakarta merasakan adanya peningkatan pendapatan bila dibandingkan dengan pendapatan yang mereka terima pada triwulan sebelumnya. Namun demikian, nilai indeks komponen ini lebih rendah dibandingkan indeks periode sebelumnya yang hampir mencapai 120.

Seiring dengan hal tersebut, sebagian besar masyarakat ibukota juga merasakan optimisme dalam mengkonsumsi barang dan jasa kebutuhan mereka. Pada tabel 2 di bawah terlihat bahwa sebagian besar masyarakat merasakan optimisme dalam melakukan pembelanjaan pada hampir semua kelompok barang dan jasa.

Berdasarkan survey, Bahan Makanan masih tetap menduduki peringkat pertama untuk kelompok produk yang paling banyak dikonsumsi. Diikuti oleh kelompok Perawatan Kesehatan dan Kecantikan;

(3)

Kelompok Rekreasi serta Kelompk Tranposrtasi. Ketiga nilai indek tersebut memiliki indeks berada di atas 110. Hal ini ditengarai memiliki berhubungan erat dengan beberapa moment penting yang terjadi pada periode dimaksud.

Akan tetapi, kelompok produk akomodasi sepertinya belum termasuk produk yang terlalu diminati oleh sebagian besar warga ibukota. Meskipun demikian, tingkat optimisme masyarakat pada jasa akomodasi di triwulan dua masih lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya.

Tabel 2. Indeks Konsumsi Komoditi-Komoditi Triuwlan I s.d III Tahun 2017

Dengan tingkat pendapatan yang cenderung meningkat serta harga yang terkendali maka daya beli masyarakat secara rata-rata cenderung mengalami peningkatan di triwulan tersebut. Hal inilah yang menyebabkan angka indeks Pengaruh Inflasi Terhadap Total Pengeluaran Rumahtangga berada di sekitar 105. Ini mengindikasikan bahwa inflasi yang terjadi selama periode tersebut tidak sampai mempengaruhi masyarakat dalam membelanjakan uangnya (lihat tabel 1).

3. Perkiraan

Indeks Tendensi Konsumen Triwulan IV Tahun 2017

Kondisi ekonomi masyarakat di DKI Jakarta pada Triwulan IV-2017 diperkirakan melambat bila dibanding dengan kondisi pada triwulan III-2017. Bahkan, masyarakat cenderung tidak optimis bahwa ekonomi mereka pada triwulan mendatang tidak lebih baik atau sama dengan periode pada saat pencacahan. Hal ini ditunjukkan pada besaran indeks perkiraan Triwulan IV-2017 lebih kecil dari 100. Indeks yang relatif stagnan tersebut dipengaruhi oleh kedua indeks pembentuknya yaitu Indeks Pendapatan Mendatang sebesar 107,06. Angka tersebut reltif cukup tinggi. Berbeda halnya dengan rencana pembelian barang tahan lama.

Pada sisi pendapatan, pemberian bonus akhir tahun yang biasanya diberikan pada akhir periode triwulan keempat mengakibatkan tingginya nilai indeks tersebut. Demikian pula halnya yang teradi bagi kalangan pengusaha, dimana omset pada sebagian besar lapangan usaha juga mengalami peningkatan pada momen akhir tahun.

Pada Komponen Rencana Pembelian Barang Tahan Lama, indeksnya mencapai 85,28. Angka ini mengindikasikan bahwa sebagian besar masyarakat DKI Jakarta menahan diri untuk melakukan pembelian barang tahan serta cenderung tidak optimis meskipun konsumen memperkiraan adanya peningkatan pendapatan di kuartal terakhir Tahun 2017.

Kelompok Barang dan Jasa Triwulan I Triwulan II Triwulan III

(1) (2) (3) (4)

A. Indeks Makanan 129,00 136,95 112,96

1. Bahan makanan 137,99 141,63 115,63 2. Makanan jadi di restoran/rumah makan 120,02 132,27 110,29

B. Indeks Non Makanan 98,72 115,39 109,48

3. Pakaian 104,77 126,25 105,80 4. Komunikasi (Pembelian Pulsa HP) 115,35 122,12 109,70 5. Pendidikan 105,44 116,25 109,03 6. Rekreasi/Hiburan 83,82 108,54 112,36 7. Akomodasi (Hotel/Penginapan) 81,95 93,75 114,97 8. Transportasi 107,11 137,42 110,28 9. Perawatan Kesehatan dan Kecantikan 92,60 103,35 104,23

(4)

Tabel 3. Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Menurut Komponen Pembentuknya

Komponen Pembentuk Triwulan II 2017 Triwulan III 2017 Triwulan IV 2017 (1)

- Perkiraan pendapatan rumahtangga mendatang 127,24 100,94 107,06 - Rencana pembelian barang-barang tahan lama, (elektronik,

perhiasan, perangkat komunikasi, meubelair, peralatan rumahtangga, kendaraan bermotor, tanah, rumah), rekreasi, dan pesta/hajatan

87,73 104,60 85,28

Indeks Tendensi Konsumen Mendatang 112,89 102,27 99,15

Pengukuran tingkat optimisme mendatang atau ITK mendatang merupakan indikator yang sangat penting yang dapat digunakan oleh pelaku bisnis. Indikator ini sangat bermanfaat untuk melihat potensi pasar serta pergerakan konsumsi masyarakat Ibukota. Indikator ini juga dapat dimanfaatkan dalam mengantisipasi daya serap produksi sehingga pelaku usaha mampu memperkirakan kapasitas produksi yang sesuai dan terhindar dari over stock.

Ekspetasi serta optimisme konsumen di DKI Jakarta selama beberapa periode terakhir ini menunjukkan nilai yang selalu berada di atas 100, khususnya sampai kuartal ketiga 2017. Akan tetapi pada triwulan akhir 2017, tingkat optimismenya turun dan lebih rendah dibandingkan periode-periode sebelumnya, bahkan nilai ITK-nya berada di bawah angka 100. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen memandang pesimis terhadap kondisi ekonomi mereka pada triwulan mendatang. Meskipun demikian angka 99,15 tersebut dapat diartikan sebagai kondisi ekonomi yang cenderung stagnan (sedikit berada di bawah angka 100).

Grafik 1. Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan IV-2011 s.d Triwulan IV-2017

4.

Perbandingan ITK Regional

Kondisi ekonomi konsumen pada Triwulan III-2017 di seluruh kawasan Jawa-Bali menunjukkan tingkat optimisme yang cukup tinggi. Sebagian besar tingkat optimisme konsumen di kawasan tersebut berada di atas rata-rata tingkat optimisme konsumen secara nasional. Diantara 7 provinsi di kawasan tersebut, Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan provinsi dengan tingkat optimisme konsumen tertinggi diikuti oleh Jawa Timur dan Jawa Tengah. Sementara Konsumen di Bali menduduki urutan terakhir.

112.71 112.69 118.09 118.75 109.06 109.14 99.15

IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016 2017 IT K Me n d at an g

(5)

Grafik 2. Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan III-2017 Nasional dan 7 Provinsi di Jawa dan Bali

Kemudian, untuk kondisi ekonomi konsumen di wilayah dimaksud pada triwulan keempat mendatang, diperkirakan akan mengalami perlambatan. Seperti halnya pada triwulan ketiga, tingkat optimisme masyarakat Provinsi DI Yogyakarta memiliki prespektif yang tertinggi untuk perkiraan triwulan mendatang. Demikian pula dengan untuk Provinsi Bali juga merupakan yang terendah di wilayah tersebut. Hanya ada tiga provinsi yang perkiraan level ITK nya berada di atas rata-rata nasional. Sementara ada dua provinsi yang perkiraan ITK mendatangnya berada dibawah 100, yaitu DKI Jakarta dan Bali (Lihat Grafik 3).

Grafik 3. Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan IV-2017 Nasional dan 7 Provinsi di Jawa dan Bali

119.09

110.52 110.47 110.19 110.01

109.93 109.83

Nasional: 109.42

DIY JATIM JATENG JABAR DKI JAKARTA BANTEN BALI

112.18 111.73 108.46 103.87 102.82 99.15 96.85 Nasional: 105.49

(6)

Diterbitkan oleh:

BPS Provinsi DKI Jakarta Jl Salemba Tengah No. 36-38 Jakarta Pusat 10440

Homepage: http://jakarta.bps.go.id Ir. Rudiansyah M.Si

Bidang Neraca Wilayah & Analisis Statistik Telp: 021-37928493, Pesawat 600 Email: bps.3100@bps.go.id

Gambar

Tabel 1. Indeks Tendensi Konsumen Menurut Komponen Pembentuknya
Tabel 2. Indeks Konsumsi Komoditi-Komoditi Triuwlan I s.d III Tahun 2017
Tabel 3. Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Menurut Komponen Pembentuknya
Grafik 2. Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan III-2017   Nasional dan 7 Provinsi di Jawa dan Bali

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang relevan dengan pembahasan kali ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Mega Zenita Mufatir (2013) dengan judul “Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode

Secara garis besar tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan untuk pelaksanaan pekerjaan foto udara dengan menggunakan wahana tanpa awak ini adalah sebagai berikut : (1)

Berdasarkan hasil penelitian selama praktek kerja lapangan di Radio Metta FM, maka dapat diambil kesimpulan bahwa radio Metta FM merupakan salah satu radio swasta di

Parfum Laundry Mataram Beli di Surga Pewangi Laundry Beli di Toko, Agen, Distributor Surga Pewangi Laundry Terdekat/ Dikirim dari Pabrik.. BERIKUT INI JENIS

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 70 huruf b Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun

Penelitian tentang Analisis Pendapatan Petani Padi pada Anggota Gapoktan Sumber Mulyo Desa Banjaran Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara perlu dilakukan karena tinggi

Kebiasaan dalam pengelolaan pembuatan kue rumahan di Desa Lampanah memiliki kebiasaan kurang baik, hal ini di sebabkan karena pengelolaan kue rumahan oleh

  Zaman  Wilayat  di  mana  para  aulia  menunjukkan  manusia  jalan  kepada  Allah  s.w.t  sehingga  akhir  zaman.  Bila  zaman  Nubuwwah  berakhir,  maka  dari