BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting Dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Seting Penelitian
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di SDN Pagendisan Kecamatan Winong Kabupaten Pati. Adapun alasan pemilihan lokasi penelitian adalah karena sekolah tersebut pada siswa kelas 3 mengalami kesulitan dalam proses belajar IPA, sehingga hal ini dapat dijadikan lokasi penelitian oleh peneliti.
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan mulai bulan Juli 2015 yang dimulai dari observasi, wawancara, pengajuan proposal sampai hasil penelitian. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini selama 2 siklus dan setiap siklus dilaksanakan dua kali pertemuan yang sudah ditentukan jadwalnya. Adapun siklus 1 dilaksanakan pada bulan November minggu pertama dan siklus ke 2 pada bulan November minggu ke 2.
3.1.2. Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 3 Semester I SDN Pagendisan Kecamatan Winong Kabupaten Pati Tahun Ajaran 2015/2016. Adapun jumlah siswa pada kelas 3 berjumlah 21 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Subjek penelitian ini sangat heterogen dilihat dari kemampuannya, yakni ada sebagian siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, kemampuan sedang, dan kemampuan rendah serta siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran IPA.
3.2. Variabel Penelitian
Menurut Sudaryono (2013:23) variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Sugiyono (2010: 61) menyatakan variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini mencakup dua variabel, yaitu variabel bebas dan terikat. Dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel yang diselidiki.
Variabel-variabel itu adalah variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas
Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan timbulnya variabel dependen / variabel terikat (Sugiono, 2010: 61). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah model pembelajaran Time Token. Model pembelajaran Time Token adalah pembelajaran yang digunakan dengan tujuan agar siswa aktif berbicara dan melatih siswa untuk mengembangkan ketrampilan sosial agar siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali.
Variabel terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiono, 2010: 61). Oleh sebab itu, variabel terikat menjadi tolak ukur atau indikator keberhasilan variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah hasil belajar IPA. Hasil belajar adalah besarnya skor yang diperoleh dari penilaian tes formatif (post test).
Bagan 3.1 Contoh hubungan variable bebas terikat (Sumber: Sugiyono, 2010: 62)
3.3 Prosedur Penelitian
PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Wardhani, ( 2010: 14)
Penerapan model pembelajaran Time Token
(Variabel Bebas)
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
(Variabel Terikat)
Prosedur atau tahapan yang ditempuh dalam melakukan penelitian ini direncanakan dalam siklus-siklus. Setiap siklus terdiri dari beberapa tahapan yang dapat digambarkan sebagai berikut.
Bagan 3.2 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Sumber Arikunto, 2010: 137)
Untuk memperoleh gambaran dari tahapan dalam pelaksanaan penelitian seperti yang digambarkan di atas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut.
Siklus I
Pada siklus I membahas tentang perubahan sifat benda karena dibakar, dipanaskan, dan dibiarkan di udara terbuka.
Perencanaan tindakan
Peneliti melakukan konsultasi dengan guru kelas untuk merancang dan menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri atas:
1) Menyusun perangkat pembelajaran seperti silabus dan RPP dengan menggunakan model pembelajaran Time Token, membuat lembar kegiatan siswa (LKS), menyiapkan alat peraga seperti benda-benda yang mengalami perubahan.
SIKLUS I
SIKLUS II Pengamatan Refleksi
Perencanaan Perencanaan
Pengamatan
Refleksi
Pelaksanaan
Pelaksanaan
?
2) Mendiskusikan rencana penelitian dengan observer sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajarannya. Dalam diskusi ini dibicarakan tentang pengertian dan pentingnya penelitian tindakan kelas dan waktu pelaksanaannya.
3) Menyiapkan LKS.
4) Menyiapkan soal evaluasi, kisi-kisi soal, dan kunci jawaban.
5) Menyusun instrumen penelitian seperti lembar obsevasi pengamatan siswa, lembar observasi pengamatan guru. Lembar pengamatan ini digunakan untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar IPA selama proses pembelajaran.
6) Menyiapkan alat dokumentasi.
Tahapan Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan pembelajaran Time Token dilaksanakan dengan langkah- langakah sebagai berikut:
1) Tahap Persiapan
a. Guru melaksanakan apersepsi
b. Guru mengkondisikan kelas, mengucapkan salam, diawali dengan berdoa bersama.
c. Mengabsen siswa, mengajak siswa bernyanyi dan menyampaikan kompetesi dasar yang akan diajarkan pada hari ini dan menjelaskan tujuan materi yang akan di pelajari.
d. Melakukan tanya jawab secara singkat tentang pelajaran sebelumnya.
2) Tahap Pelaksanaan
a. Guru menjelaskan materi tentang perubahan sifat benda.
b. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi.
c. Guru memberi kupon bicara pada tiap siswa.
d. Memberi sejumlah nilai pada masing-masing siswa sesuai waktu yang digunakan
e. Bila telah selesai bicara kupon yang dipegang siswa diserahkan. Setiap berbicara satu kupon.
3) Tahap Tindak Lanjut
a. Siswa yang telah habis kuponnya tidak boleh bicara lagi, bagi yang masih pegang kupon harus bicara sampai kuponnya habis.
b. Setiap kelompok mendapat Lembar Kerja Siswa kemudian berdiskusi dengan kelompoknya untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah.
c. Dengan bimbingan guru, setiap siswa membuat rangkuman dari pembelajaran tersebut.
d. Siswa mendapatkan tugas terstruktur mandiri (posttest).
e. Guru membahas soal posttest yang sudah dilakukan.
f. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan do’a dan salam.
Observasi
Dalam melakukan observasi peneliti dibantu oleh teman sejawat dalam melakukan penelitian tindakan kelas. Tugas observer sebagai berikut:
1) Observer melakukan pengamatan keterampilan guru dalam penerapan model Time Token pada pembelajaran IPA pada materi perubahan sifat benda menggunakan lembar observasi keterampilan guru.
2) Observer melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam penerapan model Time Token pada pembelajaran IPA pada materi perubahan sifat benda menggunakan lembar observasi aktivitas siswa.
3) Guru melakukan evaluasi terhadap tes yang dilakukan siswa pada tahap pelaksanaan tindakan.
Refleksi
Refleksi diskusi dengan teman sejawat untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan tindakan atau untuk mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Refleksi ini terdiri dari mengevaluasi hasil observasi dan menganalisis hasil pembelajaran. Hasil refleksi selanjutnya menjadi dasar pelaksanaan tindakan perbaikan pada siklus berikutnya.
Jika setelah refleksi terdapat masalah, dilakukan tindakan lanjutan yang meliputi perencanaan, tindakan, dan observasi, sehingga masalah tersebut dapat teratasi dan tercapai hasil optimal.
Siklus II
Pada siklus II membahas tentang menjelaskan kegunaan benda (plastik, kayu, kaca, dan kertas). Selanjutnya melakukan tes akhir tentang materi yang sudah dipelajari di akhir siklus 2.
Perencanaan Tindakan
1) Menyusun perangkat pembelajaran seperti silabus dan RPP dengan menggunakan model pembelajaran Time Token, membuat lembar kegiatan siswa (LKS), menyiapkan alat peraga seperti kegunaan benda (plastik, kayu, kaca, dan kertas).
2) Mendiskusikan rencana penelitian dengan observer sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajarannya. Dalam diskusi ini dibicarakan tentang pengertian dan pentingnya penelitian tindakan kelas dan waktu pelaksanaannya.
3) Menyiapkan LKS.
4) Menyiapkan soal evaluasi, kisi-kisi soal, dan kunci jawaban.
5) Menyusun instrumen penelitian seperti lembar observasi pengamatan siswa, lembar observasi pengamatan guru. Lembar pengamatan ini digunakan untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar IPA selama proses pembelajaran.
6) Menyiapkan alat dokumentasi.
Tahapan Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan pembelajaran Time Token dilaksanakan dengan langakah- langakah sebagai berikut:
1) Tahap Persiapan
a. Guru melaksanakan apersepsi
b. Guru mengkondisikan kelas, mengucapkan salam, diawali dengan berdoa bersama.
c. Mengabsen siswa, menyapaikan kompetesi dasar yang akan diajarkan pada hari ini dan menjelaskan tujuan materi yang akan di pelajari.
d. Melakukan tanya jawab secara singkat tentang pelajaran sebelumnya.
2) Tahap Pelaksanaan
a. Guru menjelaskan materi.
b. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi.
c. Guru memberi kupon bicara pada tiap siswa.
d. Memberi sejumlah nilai pada masing-masing siswa sesuai waktu yang digunakan.
e. Bila telah selesai bicara kupon yang dipegang siswa diserahkan. Setiap berbicara satu kupon.
3) Tahap Tindak Lanjut
a. Siswa yang telah habis kuponnya tidak boleh bicara lagi. Yang masih pegang kupon harus bicara sampai kuponnya habis.
b. Setiap kelompok mendapat Lembar Kerja Siswa kemudian berdiskusi dengan kelompoknya untuk berfikir, menganalisis, menyelesaikan masalah.
c. Dengan bimbingan guru, setiap siswa membuat rangkuman dari pembelajaran tersebut.
d. Siswa mendapatkan tugas terstruktur mandiri (posttest).
e. Guru membahas soal posttest yang sudah dilakukan.
f. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan do’a dan salam.
Observasi
Dalam melakukan observasi peneliti dibantu oleh teman sejawat dalam melakukan penelitian tindakan kelas. Tugas observer sebagai berikut:
1) Observer melakukan pengamatan keterampilan guru dalam penerapan model Time Token pada pembelajaran IPA pada materi kegunaan benda dalam kehidupn sehari-hari menggunakan lembar observasi keterampilan guru.
2) Observer melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam penerapan model Time Token pada pembelajaran IPA pada materi kegunaan benda dalam kehidupn sehari-hari menggunakan lembar observasi aktivitas siswa.
3) Guru melakukan evaluasi terhadap tes yang dilakukan siswa pada tahap pelaksanaan tindakan.
Refleksi
Peneliti melakukan refleksi terhadap siklus II dan menganalisis serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajarannya. Apabila hasil belajar siswa belum ada peningkatan, maka bisa dilanjutkan ke siklus berikutnya sampai terdapat peningkatan hasil belajar siswa. Tetapi Dari hasil refleksi yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa dan hasil observasi keterampilan guru dalam pembelajaran dan penelitian ini dianggap tuntas dengan dilakukannya 2 siklus saja.
3.4 Teknik Pengumpulan Data Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri khas spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain (Sugiyono, 2010: 203).
Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2010:203) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis observasi partisipan yang digunakan peneliti yaitu mengamati secara langsung perilaku siswa dan ikut serta dalam pelaksanaan pembelajaran. Sambil melakukan pegamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak. Observasi yang dilakukan secara non tes berupa lembar kinerja guru dalam mengelola kelas dan lembar pengamatan belajar siswa secara individu.
Pengamatan dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan oleh teman sejawat selama pembelajaran berlangsung yang bertugas mengisi lembar
observasi keterampilan guru dan bertugas mengisi lembar observasi aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung. Masing-masing pengamat memberikan tanda check list dalam pengisian lembar pedoman observasi guru dan siswa. Hasil dari pengamatan tersebut kemudian dianalisis dan dideskripsikan dalam bentuk uraian kalimat sesuai dengan hasil observasi yang didapat.
Observasi dalam mengumpulan data mengenai keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran dan aktivitas siswa. Berikut kisi-kisi lembar observasi untuk keterampilan guru dalam penerapan time token pada pembelajaran IPA sebagaimana tersaji pada tabel 3.1 berikut ini.
Tabel 3.1
Kisi-kisi lembar observasi untuk keterampilan guru dalam penerapan time token pada pembelajaran IPA
No Aspek Yang Diamati Pelaksanaan
Ya Tidak A. Kegiatan Pendahuluan
1. Menyampaikan appersepsi
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3. Memberikan motivasi siswa
4. Menyajikan informasi tentang materi perubahan sifat benda
B. Kegiatan inti
5. Menyampaikan informasi materi tentang perubahan sifat benda
6. Melaksanakan pembelajaran melalui time token 7. Membentuk kelompok diskusi siswa@4-5 siswa 8. Menyampaikan materi pembelajaran dan
memanfaatkan gambar dalam eksplorasi materi 9. Melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan
diskusi
10. Membimbing kegiatan diskusi
11. Membimbing peserta didik untuk mengumpulkan informasi materi
12. Memberikan kesempatan bertanya kepada peserta didik
13. Membimbing peserta didik mempresentasikan hasil diskusi
14. Melibatkan peserta didik saling memberi tanggapan
15. Memberikan penguatan dan membuat kesimpulan
16. Memberikan kesempatan siswa menanyakan materi yang sulit
17. Melakukan tindakan perbaikan dan pengayaan C. Kegiatan Penutup
18. Melakukan refleksi bersama peserta didik 19. Memberikan tes tertulis (post tes)
Jumlah Skor Catatan observer
Sedangkan untuk melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam penerapan model Time Token pada pembelajaran IPA menggunakan lembar observasi
aktivitas siswa. Berikut kisi-kisi lembar observsi aktivitas siswa yang disajikan melalui tabel 3.2 pada halaman berikut ini.
Tabel 3.2
Kisi-kisi lembar observasi aktivitas siswa dalam penerapan time token pada pembelajaran IPA
No Aspek Yang Diamati Pelaksanaan
Ya Tidak A. Kegiatan Pendahuluan
1. Menyimak dan menjawab pertanyaan apersepsi 2. Menyimak kemampuan yang akan dicapai dalam
pembelajaran
3. Memperhatikan dan mengikuti pembelajaran dengan antusias
4. Menyimak tujuan dan manfaat materi pelajaran melalui time token secara individu dan kelompok B. Kegiatan inti
5. Siswa memperhatikan penyampaian materi pembelajaran tentang perubahan sifat benda 6. Siswa menjawab pertanyaan guru
7. Siswa membentuk kelompok diskusi @4-5 siswa 8. Siswa duduk sesuai kelompoknya dengan materi
yaag diberikan
9. Siswa mempelajari materi yang diberikan menurut kelompoknya
10. Siswa membahas materi dalam LKS bersama kelompok
11. Siswa mempelajari materi bersama kelompok 12. Siswa melakukan kegiatan diskusi dengan tertib 13. Mempresentasikan hasil kerja kelompok
14. Siswa menanggapi laporan hasil diskusi 15. Siswa memberi respon kepada guru
16. Siswa mengajukan pertanyaan materi yng
dianggap sulit C. Kegiatan Penutup
17. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran
18. Siswa bersama guru melakukan refleksi 19. Siswa mengerjakan tes formatif
Jumlah skor Catatan Observer
Tes
Arikunto (2010: 193) mengemukakan tes yaitu serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tujuan penggunaan tes yaitu untuk mengetahui pencapaian siswa setelah mempelajarai materi perubahan sifat benda melalui model pembelajaran time token. Berdasarkan instrumen tes dapat diketahui peningkatan pembelajaran.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tes berbentuk pilihan ganda yang isinya mencakup materi perubahan sifat benda. Teknik pengumpulan data berupa tes ini dilaksanakan pada akhir setiap siklus, digunakan untuk mengukur keberhasilan penerapan model pembelajaran time token. Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data hasil ketercapaian indikator pada siswa dalam ranah kognitif (pengetahuan).
Dalam penyusunan tes formatif dilakukan penyusunan kisi-kisi soal sebagaimana tersaji pada tabel 3.3 berikut ini.
Tabel 3.3
Kisi-kisi soal tes formatif Standar
kompetensi
Kompetensi dasar
materi pokok
indikator No.soal Betuk soal Siklus 1
3.memahami sifat-sifat, perubahan sifat,dan kegunaan benda dalam kehidupan sehari-hari
3.2
mendeskripsikan perubahan sifat benda (ukuran, bentuk, warna, atau rasa) yang dapat diamati akibat dari pembakaran, pemanasan, dan diletakkan di udara terbuka.
Perubahan sifat benda
- Siswa dapat menjelaska n
perubahan sifat benda
1,4,5,7,9,11, 13,15,17,19
Pil.ganda
- Siswa dapat mendes kripsikan perubahan sifat benda (ukuran, bentuk, warna, atau rasa) yang dapat diamati akibat dari pembakara n,
pemanasan
, dan
diletakkan di udara
2,3,6,8,10,12 ,14,16,18,20
Pil.ganda
terbuka.
Siklus 2 3.memahami sifat-sifat, perubahan sifat,dan kegunaan benda dalam kehidupan sehari-hari
3.3 Menjelaskan kegunaan benda
Benda dan Kegunaan benda
Siswa dapat menjelaskan jenis benda yang
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
2,5,6,7,9,13, 15,16,18
Pil.ganda
Siswa dapat menjelaskan kegunaan benda plastik, kayu, kaca, dan kertas.
1,3,4,8,10,12 ,14,17,19,20
Pil.ganda
3.5 Uji Validitas
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrumen. Sebuah instrumen dinyatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2006:168).
Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan Pearson (Arikunto, 2006:170). Rumus korelasi product moment dengan angka kasar.
= Keterangan:
rxy =koefisien korelasi pearson x = variabel bebas
y = variabel terikat n = jumlah data
Uji validitas dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 16,0. Kriteria validitas intrumen menurut Azwar dalam Wardani (2010:35) menyatakan bahwa suatu item instrumen dianggap valid jika memiliki koefissien corrected item to total correlation ≥ 0,20.
Sebelum instrumen tes formatif (siklus 1 dan siklus 2) diberikan, maka sebelumnya perlu dilakukan uji coba terlebih dahulu. Uji coba instrumen tes formatif (siklus 1 dan siklus 2) dilakukan pada 21 siswa kelas 3 SDN Pagendisan Kecamatan Winong Kabupaten Pati, setelah selesai uji coba instrumen tes formatif dan didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Siklus 1
No Item Soal Corrected Item- Total Correlation
Keterangan Valid Tidak Valid
VAR00001 .309 Valid
VAR00002 .000 Tidak Valid
VAR00003 .424 Valid
VAR00004 .403 Valid
VAR00005 .335 Valid
VAR00006 .197 Tidak Valid
VAR00007 .410 Valid
VAR00008 .307 Valid
VAR00009 .608 Valid
VAR00010 .497 Valid
VAR00011 .430 Valid
VAR00012 .677 Valid
VAR00013 .116 Tidak Valid
VAR00014 -.017 Tidak Valid
VAR00015 .339 Valid
VAR00016 .382 Valid
VAR00017 .631 Valid
VAR00018 .569 Valid
VAR00019 .260 Valid
VAR00020 .159 Tidak Valid
VAR00021 .654 Valid
VAR00022 .377 Valid
VAR00023 .116 Valid
VAR00024 .631 Valid
VAR00025 .616 Valid
Tabel 3.4 menunjukkan bahwa, setelah dilakukan uji coba terhadap 25 butir soal tes, terdapat 20 item soal yang dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk penelitian yakni soal nomor 1, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 24, dan 25 dan 5 soal yang tidak valid yakni soal 2, 6, 13, 14 dan 20.sebanyak 5 item soal dari 25 soal yang diuji cobakan. Sedangkan hasil uji coba terhadap instrumen soal tes siklus 2 yang secara rinci disajikan dalam tabel 3.5 berikut ini.
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Siklus 2
No Item Soal
Corrected Item-Total Correlation
Keterangan
Valid Tidak Valid
VAR00001 .455 Valid
VAR00002 .662 Valid
VAR00003 .616 Valid
VAR00004 .323 Valid
VAR00005 .204 Valid
VAR00006 .445 Valid
VAR00007 .672 Valid
VAR00008 -.166 Tidak Valid
VAR00009 .425 Valid
VAR00010 .655 Valid
VAR00011 .672 Valid
VAR00012 -.086 Tidak Valid
VAR00013 .425 Valid
VAR00014 .641 Valid
VAR00015 .345 Valid
VAR00016 .155 Tidak Valid
VAR00017 .134 Tidak Valid
VAR00018 .740 Valid
VAR00019 .425 Valid
VAR00020 .655 Valid
VAR00021 .455 Valid
VAR00022 .658 Valid
VAR00023 .616 Valid
VAR00024 .325 Valid
VAR00025 .002 Tidak Valid
Berdasarkan tabel 4.5 diatas, dari 25 soalyang diuji cobakan terdapat 20 butir soal tes siklus 2 yang valid yakni soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 18, 19, 21, 22, 23, dan 24 dan soal yang tidak valid sebanyak 5 butir soal yakni soal soalnomor 8, 12, 16, 17 dan 25. Soal yang dinyatakan valid digunakan untuk penelitian sedangkan soalyang tidak valid dibuang dan tidak digunakan.
3.6 Uji Reliabilitas
Menurut Sudjana (2011:16), reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapanpun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. Uji reliabilitas tes yang digunakan dalam penelitian ini meliputi soal pilihan ganda untuk tes formatif (siklus 1 dan siklus 2).
Uji reliabilitas tes dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS 16,0 dan kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen digunakan pedoman yang dikemukakan oleh George dan Mallery dalam Wardani (2010:35) sebagai berikut:
α ≤ 0,7 : tidak dapat diterima 0,7 < α ≤ 0,8 : dapat diterima 0,8 < α ≤ 0,9 : reliabilitas bagus α > 0,9 : reliabilitas memuaskan
. Berdasarkan hasil penghitungan tersebut maka instrumen butir soal tes formatif siklus 1 yang mendapatkan hasil penghitungan reliabilitas sebesar 0,896 dapat digunakan untuk penelitian. Hasil uji reliabilitas instrumen butir soal tes siklus 1 disajikan dalam tabel 3.6 berikut ini.
Tabel 3.6
Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus 1 Cronbach's
Alpha N of Items
.841 25
Tabel 3.6 menunjukkan bahwa sebanyak 25 butir soal siklus 1 mendapatkan hasil perhitungan reliabilitas sebesar 0,863 dengan kriteria bagus dan reliabel.
Sedangkan hasil uji reliabilitas terhadap instrumen tes formatif siklus 2 diperoleh hasil uji reliabilitas sebesar 0,863 dan dinyatakan reliabel.secara jelas hasil uji reliabilitas butir soal siklus 2 disajikan dalam tabel 3.7 berikut ini.
Tabel 3.7
Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus 2 Cronbach's
Alpha N of Items
.863 25
3.7 Uji Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran adalah suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan bahwa soal tes dikategorikan mudah, sedang dan sukar. Rumus yang dipergunakan untuk menghitung tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut:
P = dimana:
P = Indeks Kesukaran
B = Banyak siswa yang menjawab benar Js = Jumlah siswa
Rentang nilai tingkat kesukaran soal yang dijadikan acuan untuk menentukan soal baik atau tidak baik.menurut NgalimPurwanto (1996) adalah sebagai berikut.
Tabel 3.8
Tingkat Kesukaran dan Kriteria No Rentang Nilai
Tingkat Kesukaran Klasifikasi
1 0,70 ≤ TK ≤1,00 Mudah
2 0,30 ≤ TK ≤0,70 Sedang
3 0,00 ≤ TK ≤0,30 Sulit
Berdasarkan tabel 3.8, butir soal dinyatakan memiliki tingkat kesukaran tinggi jika soal tersebut terletak pada rentang 0,00-0,30, tingkat kesukaran mudah jika berada pada rentang 0,30-0,70 dan soal dikategorikan mudah jika berada pada rentang 0,70-1,00.hasil uji tingkat kesukaran yang dilakukan terhadap instrumen soal tes formatif siklus 1 nampak pada tabel 3.9 berikut ini.
Tabel 3.9
Tingkat Kesukaran dan Kriteria Soal Siklus 1 No Tingkat
Kesukaran Soal Klasifikasi Jumlah
1 Tinggi 4, 12, 14, 20 4 butir soal
2 Sedang 6, 7, 8, 10, 11, 15, 16, 17, 18, 21,
24, 25 12 butir soal
3 Mudah 1, 2, 3, 5, 9, 13, 19, 22, 23 9 butir soal
Berdasarkan tabel 3.9, nampak bahwa dari 25 butir soal, terdapat 4 butir soal dengan kriteria tinggi, 12 butir soal berada pada tingkat kesukaran sedang dan 9 butir soal berada pada tingkat kesukaran mudah. Sedangkan hasil uji kesukaran soal pada instrumen butir soal siklus 2 secara rinci disajikan dalam tabel 3.10 halaman berikut ini.
Tabel 3.10
Tingkat Kesukaran dan Kriteria Soal Siklus 2 No Tingkat
Kesukaran Soal Klasifikasi Jumlah
1 Tinggi 8, 12, 16, 17, 25 5 butir soal
2 Sedang 1,2,3,4,6,7,9,10,11,13,
14,15,20,23 11 butir soal
3 Mudah 5,18,19,21,22,24 9 butir soal
Berdasarkan tabel 3.10 dapat diketahui kriteria tingkat kesukaran soal hasil uji coba . dari 25 butir soal, setelah dilakukan uji tingkat kesukaran soal terdapat 5 soal berada pada kategori tinggi, 11 soal berada pada kategori sedang dan 9 butir soal berada pada kategori rendah. Dari hasil uji tingkat kesukaran soal tersebut, 5 soal dengan kategori tinggi tidak dipergunakan dalam penelitian.
3.8 Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan yang akan dicapai yaitu peningkatan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran IPA sebesar 90% siswa tuntas belajar dengan skor hasil belajar individual mencapai KKM ≥ 70. Skor akhir hasil belajar ditentukan dari 50% skor tes dan 50% skor non tes (unjuk kerja).
3.9 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah data kuantitatif sederhana dengan menggunakan teknik diskriptif komparatif yaitu membandingkan ketuntasan belajar, skor maksimum, skor minimum dan skor rata-rata pra siklus, siklus 1 dan siklus 2.
Perolehan besarnya skor tes ditentukan menggunkn rumus sebagai berikut:
Skor akhir : ∑ skor yang diperoleh X 100
∑ skor maksimal
Sedangkan penentuan skor rata-rata menggunakan rumus:
Skor rata-rata : ∑ skor keseluruhan siswa ∑ jumlah siswa