• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN MEDIA PROMOSI PENGENALAN PENCAK SILAT PGB BANGAU PUTIH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERANCANGAN MEDIA PROMOSI PENGENALAN PENCAK SILAT PGB BANGAU PUTIH"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN MEDIA PROMOSI

PENGENALAN PENCAK SILAT PGB BANGAU PUTIH

Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Desain Program Studi Desain Komunikasi Visual

Disusun Oleh:

Christian Devin Vierianjaya 1601174160

Konsentrasi :

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL FAKULTAS INDUSTRI KREATIF

UNIVERSITAS TELKOM BANDUNG

2022

▸ Baca selengkapnya: manfaat samsu putih

(2)

BAB 1

Pendahuluan

1.1.Latar Belakang Masalah

Pencak silat merupakan salah satu budaya Indonesia yang menjadi ciri khas Indonesia, juga menjadi seni bela diri atau ilmu bela diri khas indonesia, dan telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya.

Budaya pencak silat di Indonesia sendiri memiliki banyak aliran yang menjadi ciri khas masing-masing daerah. Dan di Bogor memiliki banyak perguruan silat dan aliran silat, ada perguruan silat yang masih memegang erat tradisi sunda ada juga yang sudah bercampur dengan tradisi tionghoa. Dari tradisi yang diwariskan oleh nenek moyang hadirlah teknik teknik dan nama yang memiliki banyak makna, salah satu perguruan yang masih memegang erat tradisi tersebut adalah PGB Bangau Putih.

PGB Bangau Putih didirikan oleh (alm) Suhu Subur Rahardja pada tanggal 25 Desember 1952 hingga saat ini, dan sekarang dikelola oleh penerus yaitu Suhu Gunawan Rahardja. Silat PGB Bangau Putih saat ini sudah mulai beradaptasi dengan zaman yang modern, di mana cara mengajar, dan apa yang diajarkan dapat di kembangkan kembali sesuai dengan kemampuan dari para murid, ilmu yang diajarkan bukan hanya untuk pertahanan diri saat dalam keadaan bahaya, contohnya teknik gerakan dapat berguna bagi kesehatan bagi jasmani, dan juga kesehatan mental atau psikologis, dan manfaat lainnya adalah dapat mengenal budaya pencak silat di Indonesia.

Dengan adanya pencak silat di Indonesia, kita harusnya bangga dan sadar dengan pelestarian budaya yang ditinggalkan nenek moyang, namun pada kenyataannya pada saat ini kaum muda di Indonesia mulai melupakan pencak silat dan lebih tertarik dengan bela diri dari negara asing seperti karate, taekwondo, muay thai, tinju, mix martial arts, dan masih banyak lagi.

Selain itu banyak orang orang yang beranggapan bahwa pencak silat itu membosankan, kuno, dan tidak tren, pemikiran seperti inilah yang harus di rubah dari masyarakat dan merubah pandangan terhadap pencak silat, agar budaya pencak silat tetap

(3)

memiliki generasi selanjutnya dan pendekatan untuk mengajak kembali anak-anak dan remaja dengan cara yang lebih menyenangkan dan mengikuti tren, agar mereka tertarik dan paham dengan pentingnya menjaga diri serta melestarikan budaya pencak silat di Indonesia.

Salah satu media penekatan yang sangat cocok dengan generasi milenial adalah dengan menggunakan sosial media, hal ini dikarenakan media sosial dapat menjadi cara lain untuk belajar dan mencari sebuah informasi. Sebagai contoh, media sosial yang benar akan memberikan sebuah pembelajaran berupa konten video atau sebuah konten infografis dengan tujuan agar pengguna media sosial bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

Menurut sebuah artikel yang dirilis oleh Strategy Insight Public Relation pada tanggal 27 April 2020 tentang “Manfaat Media Sosial dalam Kehidupan Sehari-hari”, yaitu media sosial memiliki manfaat lain dalam kehidupan sehari-hari, beberapa diantaranya yaitu, interakasi sosial, media penghibur, media informasi, dan menggali kreatifitas. Bukan hanya dalam kehidupan sehari hari, media sosial juga sangat bermanfaat untuk bisnis.

Maka dari itu pendekatan kepada remaja melalui media sosial adalah pilihan yang tepat ( Strategy Insight Public Relation ,2020).

Saat ini konten di media sosial yang bertema budaya sangat jarang, padahal edukasi serta pengenalan budaya Indonesia terhadap anak-anak dan remaja sangatlah penting, terutama tentang pencak silat, karna dengan mengetahui pencak silat berarti mereka sudah turut melestarikan budaya dan akan berminat untuk langsung mempelajari pencak silat sebagai ilmu pertahanan diri juga sebagai budaya. Agar konten media sosial ini dapat dijangkau oleh masyarakat maka diperlukannya perancangan konten media sosial yang mudah dimengerti dan dapat diterima.

(4)

1.2.Permasalahan

1.2.1. Identifikasi Masalah

1. kurang kesadaran masyarakat terhadap Warisan Budaya ini mulai memudar.

2 : Dengan menggunakan konten media sosial pengenalan pencak silat akan lebih mudah. Sayangnya sebagian masyarakat masih menganggap pencak silat itu sudah tertinggal oleh zaman, dan mulai berpaling kepada bela diri asing.

3 : Konten media sosial adalah media pendidikan yang cukup digemari oleh masyarakat. Sayangnya konten media sosial tentang budaya pencak silat masih sedikit.

4 : Sedikitnya konten media sosial yang membahas tentang budaya pencak silat.

1.2.2. Rumusan Masalah Perangcangan

Strategi promosi yang dilakukan agar dapat diterima oleh anak-anak dan remaja serta merancang strategi promosi untuk media promosi kepada anak-anak dan remaja.

1.3.Ruang Lingkup

Batasan ruang lingkup membantu penulis dalam menentukan target audiens yang dirujuk dari permasalahan yang diangkat. Kegiatan perancangan ini akan melibatkan beberapa warga di sekitar Kota Bogor. Kota Bogor dipilih karna memiliki sejarah tentang pencak silat. Perancangan konten media sosial ini akan dilakukan dari Februari 2021 hingga Mei 2021. Berdasarkan fenomena dan permasalahan yang sudah dijabarkan oleh penulis di latar belakang, maka solusi untuk permasalahan tersebut adalah merancang sebuah konten untuk media sosial yang dapat diterima oleh anak-anak dan remaja serta mengajak anak muda untuk ikut serta melestarikan budaya, agar pesan dapat tersampaikan dengan baik.

(5)

1.4.Tujuan Penelitian

Berikut adalah tujuan yang diharapkan oleh penulis dalam melakukan perancangan : • Terancangnya media visual yang baik untuk anak-anak dan remaja sehingga dapat

menciptakan perhatian lebih terhadap budaya pencak silat dan juga diri sendiri.

• Terselesaikannya media visual untuk mengenalkan pentingnya belajar bela diri pencak silat pada zaman ini.

1.5.Pengumpulan Data dan Analisis 1.5.1. Metode yang Digunakan

Penulis memilih metode penelitian kualitatif untuk digunakan pada penulisan ini. Metode tersebut digunakan karena penelitian mengacu pada fenomena dan fakta yang terjadi di masyarakat. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007:3), metode penelitian kualitatif meliputi penelitian yang menghasilkan data deskriptif dari data dan perilaku audiens.

1.5.2. Metode Pengumpulan Data 1. Observasi

Observasi adalah sebuah perilaku mengamati aktivitas individu yang diteliti (Kusuma, 1987:25). Penulis melakukan observasi dengan mengamati perilaku sebagian anak remaja di Bogor.

2. Wawancara

Penulis melakukan wawancara dengan Dr. Widya Poerwoko M.Si, selaku Ketua Organisasi Perguruan Silat PGB Bangau Putih bidang operasional. Wawancara yang dilakukan bertujuan untuk mencari tahu permasalahan dan mengumpulkan informasi terkait pentingnya pencak silat bagi anak-anak dan remaja. Selain itu penulis juga melakukan wawancara terhadap warga sekitar terkait pencak silat untuk anak-anak dan remaja, untuk mengetahui tanggapan dari masyarakat.

3. Studi Pustaka

Selain wawancara dan observasi, penulis memperoleh beberapa data pendukung mengenai kurangnya perhatian masyarakat terhadap Pencak

(6)

Silat dengan informasi yang didapat secara digital dari berbagai sumber di internet.

1.5.3. Metode Analisis

Penulis menggunakan studi analisis deskriptif untuk mengolah data kualitatif yang akan dijadikan konten. Cara ini dilakukan untuk memberi gambaran terhadap objek yang diteliti, metode ini juga memusatkan pada masalah-masalah yang ada saat penelitian dilaksanakan.

Dengan menggunakan metode di atas maka akan mempermudah untuk melakukan perancangan dari hasil analisis penelitian yang sudah berlangsung untuk pembuatan konten di media sosial yang ditujukan kepada anak-anak dan remaja.

(7)

1.6.Kerangka Penelitian

Skema 1.1 kerangka penelitian Sumber : Dokumen Pribadi Penulis

Latar Belakang

Pencak silat merupakan salah satu budaya Indonesia yang menjadi ciri khas Indonesia, juga menjadi seni bela diri atau ilmu bela diri khas indonesia, dan telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada tanggal 11 Desember 2019. Namun sangat jarang konten di media sosial yang membahas soal budaya pencak silat dan manfaat yang didapat dari mempelajari pencak silat bagi anak-anak dan remaja.

Fenomena

Di era modern ini banyak anak muda yang mulai lupa dengan keberadaan pencak silat dan

tergantikan oleh bela diri asing yang modern, juga manfaat yang tidak diketahui oleh masyarakat tentang pancek silat bagi anak-anak dan remaja.

Rumusan Masalah

Bagaimana strategi yang dilakukan agar konten dapat diterima oleh anak-anak dan remaja serta tertarik untuk mempelajarinya ?

Bagaimana merancang konten media sosial sebagai media edukasi kepada anak-anak dan remaja ?

Rumusan Masalah

Bagaimana strategi yang dilakukan agar konten dapat diterima oleh anak-anak dan remaja serta tertarik untuk mempelajarinya ?

Bagaimana merancang konten media sosial sebagai media edukasi kepada anak-anak dan remaja ?

(8)

1.7.Pembabakan

Sesuai dengan penelitian yang saya lakukan, berikut adalah susunan pembabakan setiap bab :

1. BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan membahas mengenai fenomena yang terjadi dengan menjelaskan permasalahan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, identifikasi masalah, ruang lingkuo masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan data, dan kerangka perancangan

2. BAB II DASAR PEMIKIRAN

Pada bab ini penulis akan menjelaskan teori yang bersumber daru buku dan situs daring yang relevan dan akan digunakan sebagai pendukung dalam perancangan konten media sosial perguruan slat PGB Bangau Putih. Teori yang akan digunakan diantaranya adalah teori budaya, teori kesehatan, dan teori Desain Komunikasi Visual.

3. BAB III DATA dan ANALISA MASALAH

Pada bab ini akan menjabarkan mengenai data yang didapatkan dari hasil penelitian.

Lalu data tersebut dianalisa berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh penulis

4. BAB IV KONSEP DAN HASIL PERANCANGAN

Pada bagian bab ini penulis akan memaparkan konsep kreatif yang akan dibuat untuk PGB Bangau Putih terkait manfaat Pencak silat bagi anak-anak dan remaja serta pengenalan budaya, selain itu bab ini berisikan strategi kreatif serta media visual yang akan dihasilkan sehingga dapat membantu kegiatan penelitian ini dengan baik.

(9)

5. BAB V PENUTUP

Bab ini akan berisikan kesimpulan dan saran yang didapat oleh penulis selama penelitian dan perancangan ini berlangsung, serta jawaban dari saran yang didapat dari rumusan masalah dan menjelaskan hasil perancangan yang telah diproses oleh penulis.

BAB 2

Landasan Teori

2.1 Teori Makro & Mikro

Media sosial adalah media yang digunakan oleh individu agar menjadi sosial, atau menjadi sosial secara daring dengan cara berbagi isi, berita, foto dan lain-lain dengan orang lain. (Varinder Taprial dan Priya Kanwar, 2012 ).

Hal serupa juga disampaikan oleh P.N. Howard dan M.R Parks bahwa media sosial juga berisikan berita, foto dan produk lainnya.

Media sosial adalah media yang terdiri atas tiga bagian, yaitu : Insfrastruktur informasi dan alat yang digunakan untuk memproduksi dan mendistribusikan isi media, Isi media dapat berupa pesan-pesan pribadi, berita, gagasan, dan produk-produk budaya yang berbentuk digital. (P.N. Howard dan M.R Parks , 2012)

Merujuk pada teori media sosial, adapun di dalamnya terdapat beberapa komponen dalam menysun konten di media sosial. Karna tujuan awal adalah memperkenalkan pencak silat dan juga mengajak maka teknik pemasaran dan komunikasi massa adalah yang paling relevan, karna dengan menggunakan pemasaran dan komunikasi massa juga maka tujuan bisa tercapai.

Menurut Gerbner yang dikutip oleh Rahmat dalam buku komunikasi massa adalah

(10)

Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. (2007:3)

Selain itu adapun Kotler menyampaikan pemasaran online adalah

Pemasaran online merupakan proses sosial dan manajerial bagi individu maupun kelompok. Proses tersebut mengatur individu dan kelompok tadi dalam memperoleh kebutuhan dan keinginan mereka dengan membuat, menawarkan, dan melakukan jual beli. Pada prinsipnya pemasaran online hampir sama dengan pemasaran pada umumnya hanya berbeda pada media pemasarannya. (2002:34)

2.2 Kerangka Teori

Untuk melakukan Perancangan konten media sosial, dibutuhkan konsep untuk menentukan tujuan memperha kan kombinasi logo, pografi, warna, elemen gambar menjadi satu-kesatuan yang padu dan dibutuhkan Desain Layout untuk merancang sebuah konten yang memberikan pembelajaran bagi kaum muda agar lebih tertarik.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan dalam penelitian tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray dalam pembelajaran PKn untuk

2) Tim yang dikirim merupakan mahasiswa/siswa aktif, dan benar merupakan mahasiswa/siswa dari ( ). 3) Mentaati semua peraturan, sistem dan jadwal pertandingan yang

Ngolah data dina ieu panalungtikan dimimitian ku ngawilah-wilah data saluyu jeung klasifikasi sarta kategori masing-masing. Ieu kagiatan téh lumangsung nepi ka kacangkingna

Hasil Analisis Gravitasi menunjukkan bahwa sebagian besar kecamatan di Kabupaten Dairi berinteraksi dengan sangat amat lemah.. Kombinasi Analisis Gravitasi dan Skalogram

Dari varaibel karakteristik individu, karakteristik pekerjaan, karakteristik structural dan pengalaman kerja mana yang paling berpengaruh terhadap Komitmen

KECAMATAN KEDUNGPRING 1 BANJAREJO II Rp.. KECAMATAN MANTUP 1 KEDUNGBEMBEM

Pendahuluan 3 PERSIAPAN IMPLEMENTASI JKN Tahun 2011: Penerbitan UU Nomor 24 tahun 2011 tentang BPJS Awal tahun 2012: Pembentuk an Pokja Persiapan SJSN baik lintas Kementerian

otot atau juga dari glukosa yang terdapat di dalam aliran darah untuk.