TUGAS KULIAH
GANESA BAHAN GALIAN
Muhammad Syukri 12114019 Harry Kusuma 12114046 M. Archico Narendra 12114061 Ulfah Indah Safitri 12114095
Program Studi Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung
2016
PENJELASAN SIKLUS BATUAN DAN KLASIFIKASI BATUAN (CONTOH BATUAN, DESKRIPSI, DAN FOTO)
Batuan adalah kumpulan-kumpulan atau agregat dari mineral-mineral yang sudah dalam kedaan membeku/keras. Batuan adalah salah satu elemen kulit bumi yang
menyediakan mineral-mineral anorganik melalui pelapukan yang selanjutnya menghasilkan tanah. Batuan mempunyai komposisi mineral, sifat-sifat fisik, dan umur yang beraneka ragam. Jarang sekali batuan yang terdiri dari satu mineral, namun umumnya merupakan gabungan dari dua mineral atau lebih. Mineral adalah suatu substansi anorganik yang mempunyai komposisi kimia dan struktur atom tertentu. Jumlah mineral banyak sekali macamnya ditambah dengan jenis-jenis kombinasinya. Jenis- jenis batuan terbagi menjadi tiga :
A. Batuan Beku
Batuan beku ialah batuan yang merupakan hasil pembekuan/ pendinginan magma baik di dalam maupun di permukaan bumi. Batuan beku terbagi menjadi dua:
Batuan Beku Intrusif
Batuan beku intrusif adalah batuan beku yang pembekuannya terjadi jauh didalam permukaan bumi. Proses pendinginannya sangat lambat.
Gambar Batuan Deskripsi Batuan
Diorit
Batuan beku felsik, warna putih krem berbintik hitam, struktur masif, tekstur;
fanerik, equigranular. Holokristalin, bentuk kristal euhedral dan anhedral.
Mineralogi :Plagioklas, Hornblend, Orthoklas, Kuarsa, Orthoklas, Piroksen, Na-Plagioklas
Genesa : intrusi independen (dike)
Granit
Batuan beku felsik, warna merah muda- oranye, struktur masif, tekstur; fanerik, coarse grained. Holokristalin, bentuk kristal euhedral dan anhedral.
Mineralogi : Plagioklas, Feldspar, K- Feldspar, Kuarsa, Biotit, hornblende Genesa : terbentuk pada daerah yang sangat dalam di kerak bumi
Gabro
Batuan beku mafik, warna gelap
kehitaman bintik putih, struktur massif, tekstur; fanerik, equigranular, coarse grained. Holokristalin, bentuk kristal euhedral.
Mineralogi :Plagioklas, klastik, Piroksen, K-Feldspar
Genesa : intrusi plutonik pada umumnya
Batuan Beku Ekstrusif
Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang terbentuk dari pendinginan magma dan tempat pembekuannya berlangsung dekat atau berada pada permukaan bumi. Batuan beku ekstrusif akan cenderung memiliki tekstur kristal afanitik.
Gambar Batuan Deskripsi Batuan
Obsidian
Batuan beku ekstrusif, warna gelap kehitaman mengkilap, struktur masif, tekstur : amorf, holohialin,
equigranular, bentuk kristal euhedral Mineralogi : Fenokris, feldspar, ortoklas, kuarsa, plagioklas Masa dasar : hornblend, biotite
Andesit
Batuan beku intermediet, warna abu- abu agak gelap, struktur masif, tekstur : afanitik, inequigranular, bentuk kristal subhedral
Mineralogi : Fenokris : feldspar ortoklas, kuarsa, plagioklas
Masa dasar : hornblend, biotite, augite
Riolit
Batuan beku felsik, warna abu-abu coklat terang, struktur masif, tekstur;
afanitik, hipokristalin, subhedral.
Mineralogi :ortoklas, feldspar, kuarsa
Batuan piroklastik
Batuan piroklastik adalah batuan yang susunan materialnya tersusun oleh material hasil letusan gunung api. Secara genetic, batuan piroklastik terbagi menjadi 3 jenis yakni endapan jatuhan piroklastik, endapan aliran piroklastik dan endapan surge piroklastik.
Gambar Batuan Deskripsi Batuan
Tuff
Warna abu-abu terang, porositas baik, ukuran debu halus, kemas tidak terlihat, pemilahan baik Butiran : Tuff
Scoria
Warna coklat gelap kemerahan, struktur vesikuler, tekstur glassy, porositas baik, ukuran butir bomb (64mm)
B. Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah batuanyang terbentuk di permukaan bumi pada kondisi temperatur dan tekanan yang rendah. Batuan ini berasal dari batuan yang lebih dahulu terbentuk, yang mengalami pelapukan, erosi, dan kemudian lapukannya diangkut oleh air, udara, atau es, yang selanjutnya diendapkan dan berakumulasi di dalam cekungan
pengendapan, membentuk sedimen. Material-material sedimen itu kemudian terkompaksi, mengeras, mengalami litifikasi, dan terbentuklah batuan sedimen. Batuan sedimen terbagi menjadi dua:
Batuan Sedimen Klastik
Batuan sedimen klastik (detritus, mekanik, eksogenik) adalah batuan sedimen yang terbentuk sebagai hasil rombakan batuan yang sudah ada sebelumnya.
Proses-proses yang terlibat antara lain proses pelapukan, eroosi, transportasi kemudian redeposisi (pengendapan kembali). Medianya antara lain, air, angin, es, maupun berat material tersebut. Kelompok ini bersifat fragmental atau terdiri dari pecahan/butiran batuan klastik sehingga teksturnya dikatakan klastik.
Gambar Batuan Deskripsi Batuan
Batu Konglomerat
Warna abu-abu gelap, struktur masif, tekstur : ukuran butir kerakal – pasir sedang, derajat pemilahan buruk, derajat pembundaran membulat, kemas terbuka.
Komponen :
Fragmen : kerakal Matrik : pasir sedang Semen : silika
Genesa: banyak ditemukan di dasar sungai
Batu Lempung
Warna putih krem, struktur laminasi yang sangat tipis, tekstur : ukuran butir lempung, derajat pemilahan sangat baik, derajat pembundaran membulat sempurna, kemas tertutup.
Komponen :
Fragmen : lempung Matrik : lempung Semen : lempung
Genesa: banyak ditemukan di dasar laut atau delta
Batuan Sedimen Non Klastik
Batuan sedimen non klastik iadalah batuan sedimen yang terbentuk sebagai hasil penguapan suatu larutan atau hasil pengendapan material di tempat awalnya (tidak mengalami proses transportasi). Proses pembentukan kelompok batuan sedimen non klastik yaitu, secara kimiawi, biologi/organic dan kombinasi keduanya, biokimia.
Gambar Batuan Deskripsi Batuan
Limestone
Abu-abu putih kecoklatan, ukuran pasir sedang, terpilah sedang, membundar- menyudut tanggung, kemas terbuka, grain supported, porositas sedang
Komponen :
Fragmen : fosil numulites, coral Matriks : mikrit
Semen : kalsit
Genesa: banyak ditemukan di lingkungan laut yang sudah terangkat ke daratan
C. Batuan Metamorf
Batuan Metamorf terbentuk karena proses perubahan tekanan dan temperature yang ekstrem, dimana batuan memasuki kesetimbangan baru tanpa adanya perubahan komposisi
Sandstone
Warna coklat keabuan, struktu : crosslamination ,tekstur ; ukuran u fine stone, pemilahan baik, bentuk butir rounded, kemas tertutup, porositas buruk.
Komponen : Pasir litik Pasir Kristal
Genesa: terbentuk pada daerah hilir seperti delta atau daerah laut dangkal
kimia dan tandalam keadaan padat. Perubahan-perubahan yang terjadi pada batuan metamorf yaitu tekstur dan struktur serta asosiasi mineral. Berdasarkan strukturnya batuan metamorf dibagi mejadi dua, yaitu:
Batuan Metamorf Foliasi
Foliasi yaitu penglihatan berlapis atau berlembar pada permukaan batuan akibat orientasi kesejajaran mineral penyusun batuannya. Foliasi umumnya merupakan hasil metamorfose regional dan metamorfose kataklastik
a. Struktur Skistose: struktur yang memperlihatkan penjajaran mineral pipih (biotit, muskovit, felspar) lebih banyak dibanding mineral butiran.
b. Struktur Gneisik: struktur yang memperlihatkan penjajaran mineral granular, jumlah mineral granular relatif lebih banyak dibanding mineral pipih.
c. Struktur Slatycleavage: sama dengan struktur skistose, kesan kesejajaran mineraloginya sangat halus (dalam mineral lempung).
d. Struktur Phylitic: sama dengan struktur slatycleavage, hanya mineral dan kesejajarannya sudah mulai agak kasar.
Gambar Batuan Deskripsi Batuan
Batu Gneiss
Warna abu-abu terang, foliasi gneisose, tekstur granolepidoblastik, mineral pipih dipotong oleh mineral granular
Komponen :
Mineral : k-feldspar, plagioklas, biotit, muskovit, kuarsa
Genesa: terbentuk melalui metamorfosa regional Batu Slate
Warna hijau gelap kehitaman, foliasi slaty, tekstur homeoblastik
Komponen :
Mineral : serpentinit
Genesa: pada bagian dalam suatu intrusi, lingkungan plutonik
Batu Mica Schist
Warna putih krem kecoklatan terang, foliasi schist, tekstur
granolepidoblastik, perselingan antara mineral pipih dan mineral granular baik sekali, butiran umumnya sudah kasar
Komponen :
Mineral : biotit, muskovit, kuarsa, klorit, talk
Genesa: terbentuk melalui metamorfosa regional
Batuan Metamorf Non Foliasi
Terdapat struktur yang dibentuk oleh mineral-mineral equidimensional:
a. Struktur Hornfelsik: struktur yang memperlihatkan butiran-butiran mineral relatif seragam.
b. Struktur Kataklastik: struktur yang memperlihatkan adanya penghancuran terhadap batuan asal.
c. Struktur Milonitik: struktur yang memperlihatkan liniasi oleh adanya orientasi mineral yang berbentuk lentikuler dan butiran mineralnya halus.
d. Struktur Pilonitik: struktur yang memperlihatkan liniasi dari belahan
permukaan yang berbentuk paralel dan butiran mineralnya lebih kasar dibanding struktur milonitik, malah mendekati tipe struktur filit.
e. Struktur Flaser: sama struktur kataklastik, namun struktur batuan asal berbentuk lensa yang tertanam pada masa dasar milonit.
f. Struktur Augen: sama struktur flaser, hanya lensa-lensanya terdiri dari butir- butir felspar dalam masa dasar yang lebih halus.
g. Struktur Granulose: sama dengan hornfelsik, hanya butirannya mempunyai ukuran beragam.
h. Struktur Liniasi: struktur yang memperlihatkan adanya mineral yang berbentuk jarus ataufibrous.
Gambar Batuan Deskripsi Batuan
Batuan metamorf non foliasi: batu marmer
Warna putih krem, non foliasi, tekstur kristaloblastik jenis idioblastik Komponen :
Mineral : mika muskovit
Genesa: lingkungan metamorfosa termal
Batuan metamorf non foliasi: batu kuarsit
Warna putih, non foliasi, tekstur kristaloblastik jenis granoblastik Komponen : Mineral : kuarsa Genesa: lingkungan metamorfosa termal
DESKRIPSI MINERAL EMAS
1. Native Gold
Kategori: Elemen Native
Rumus Kimia: Au
Sistem Kristal: Isometrik
Habit: Grain, sheet, flakes, nugget, dendritik
Warna: Kuning keemasan
Kekerasan: 2.5 - 3
Transparansi: Opaque
Gores: Kuning Keemasan
Pecahan: Hackly
Belahan: -
Komoditi Utama: Emas
Keterdapatan: urat kuarsa hidrotermal dengan suhu tinggi; zona sementasi sulfide, selenide dan telluride.
Mineral Asosiasi: Pyrite, arsenopyrite,pyrrhotite, telluride.
2. Calaverite
Kategori: Sulfida
Rumus Kimia: AuTe2
Sistem Kristal: Monoklin
Habit: Massive
Warna: Kuning, putih kekuningan
Kekerasan: 2,5 - 3
Transparansi: Opaque
Gores: Kehijauan – abu-abu kekuningan
Pecahan: Uneven – sub-conchoidal
Belahan: -
Komoditi Utama: Emas
Keterdapatan: Urat endapan hidrotermal.
Mineral Asosiasi: Altaite, coloradoite, krennerite, rickardite, telluride, pyrite, arsenopyrite, tetrahedrite, tennantite, sphalerite, stibnite, sulfide lainnya.
3. Sylvanite
Kategori: Sulfida
Rumus Kimia: (Au,Ag)Te4
Sistem Kristal: Monoklin
Habit: Stubby, prismatic, skeletal.
Warna: Keperakan
Kekerasan: 1,5 - 2
Transparansi: Opaque
Gores: Abu-abu gelap - Hitam
Pecahan: Uneven
Belahan: Perfect
Komoditi Utama: Emas, perak, tellurium
Keterdapatan: Urat hidrotermal bersuhu rendah
Mineral Asosiasi: Calaverite & telluride lainnya