• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI MALUKU TENGAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH MALUKU TENGAH NOMOR 12 TAHUN 2022 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BUPATI MALUKU TENGAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH MALUKU TENGAH NOMOR 12 TAHUN 2022 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI MALUKU TENGAH PROVINSI MALUKU

PERATURAN DAERAH MALUKU TENGAH NOMOR 12 TAHUN 2022

TENTANG

RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MALUKU TENGAH,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan Pasal 127 huruf a Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2007 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Kabupaten Maluku Tengah tidak sesuai sehingga perlu diganti;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 60 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 23 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Swatantra Tingkat II Dalam Wilayah Daerah Swatantra Tingkat I Maluku (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 111,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1645);

3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

(2)

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

6. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234) sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 183,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6398);

8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573);

9. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1979 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Ambon (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1979 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3137);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5533);

(3)

13. Peraturan Pemerintah Nomor 92 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 290, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5772);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Dalam Rangka Mendukung Kemudahan Berusaha dan Layanan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 20,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6622);

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 157);

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 547);

19. Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tengah Nomor 04 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Maluku Tengah (Lembaran Daerah Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2016 Nomor 183);

20. Peraturan Bupati Maluku Tengah Nomor 44 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Daerah Kabupaten Maluku Tengah (Berita Daerah Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2016 Nomor 266);

[

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGAH dan

BUPATI MALUKU TENGAH MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH.

(4)

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Maluku Tengah.

2. Pemerintahan Daerah adalah Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas- luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

3. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah sebagai Unsur Penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

5. Bupati adalah Bupati Maluku Tengah.

6. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu kepala daerah dan DPRD dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah.

7. Dinas Daerah adalah Dinas Daerah Kabupaten Maluku Tengah.

8. Otonomi Daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

9. Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer dan perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organsisasi massa, organisasi sosial politik atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.

(5)

10. Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.

11. Pengelolaan Barang Milik Daerah adalah rangkaian kegiatan dan tindakan terhadap barang daerah yang meliputi perencanaan, penentuan, kebutuhan, penganggaran, standarisasi barang dan harga, pengadaan, penyimpanan, penyaluran, inventarisasi, pengendalian, pemeliharaan, pengamanan, pemanfaatan, perubahan status hukum serta penatausahaannya.

12. Pengelola barang milik daerah yang selanjutnya disebut pengelola adalah pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab melakukan koordinasi pengelolaan barang milik daerah.

13. Pemakaian Kekayaan Daerah adalah pemanfaatan atas kekayaan daerah yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tengah.

14. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah yang selanjutnya dapat disebut Retribusi adalah pungutan atas pemakaian kekayaan daerah.

15. Retribusi Jasa Usaha adalah retribusi atas jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta.

16. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungut atau pemotong retribusi tertentu.

17. Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data obyek dan subyek retribusi, penentuan besarnya retribusi yang terutang, sampai kepada kegiatan penagihan retribusi kepada wajib retribusi serta pengawasan penyetorannya.

18. Masa retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi wajib retribusi untuk memanfaatkan jasa dan perizinan tertentu dari pemerintah daerah.

19. Kekayaan Daerah adalah kekayaan yang dimiliki / dikuasai dan atau / dikelola oleh Pemerintah Daerah yang berupa tanah, bangunan /gedung, saluran, jalan dan alat berat.

20. Gedung adalah keseluruhan bangunan termasuk halaman dan segala perlengkapan yang disediakan didalamnya yang dikuasai oleh Pemerintah Daerah.

(6)

21. Surat Setoran Restribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SSRD adalah bukti pembayaran atau penyetoran retribusi yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas daerah melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh kepala daerah.

22. Surat Pendaftaran Obyek Retribusi Daerah yang selanjutnya dapat disingkat SPdORD adalah Surat yang digunakan oleh wajib retribusi untuk melaporkan obyek Retribusi sebagai dasar perhitungan dan pembayaran retribusi yang terutang.

23. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan besarnya jumlah pokok retribusi yang terutang.

24. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang dapat disingkat STRD adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda.

25. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi daerah dalam rangka melaksanakan peraturan perundang-undangan retribusi daerah.

26. Penyidikan adalah serangkain tindakan yang dilakukan oleh penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang retribusi daerah untuk menemukan tersangka.

BAB II

NAMA, OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI Pasal 2

(1) Dengan nama Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah dipungut Retribusi atas Pemakaian Kekayaan yang dikuasai/dimiliki dan atau dikelola oleh Pemerintah Daerah.

(2) Objek Retribusi adalah Pemakaian Kekayaan Daerah yang berupa pemakaian tanah, bangunan/gedung, fasilitas di pelabuhan, fasilitas kesehatan hewan, jalan, saluran dan alat-alat berat dalam jangka waktu tertentu.

(3) Subjek Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah adalah Orang Pribadi atau Badan yang memanfaatkan /memakai kekayaan daerah.

(7)

BAB III

GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 3

Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah digolongkan sebagai Retribusi Jasa Usaha.

BAB IV

CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 4

Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan frekwensi, jenis, fungsi, luas dan jangka waktu pemakaian /penggunaan kekayaan daerah, serta sarana dan prasarana yang digunakan dalam pemberian layanan.

BAB V

PRINSIP DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF

Pasal 5

Prinsip dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah didasarkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak sebagai pengganti biaya investasi, biaya perawatan/pemeliharaan, biaya penyusutan, biaya operasional dan biaya administrasi.

BAB VI

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI Pasal 6

Struktur dan besarnya tarif retribusi pemakaian kekayaan daerah dimaksud sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan Daerah ini dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan.

Pasal 7

(1) Besarnya Tarif retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ditinjau kembali paling lama 3 (tiga) tahun sekali.

(2) Peninjauan Tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan memperhatikan indeks harga, perkembangan perekonomian dan perkembangan regulasi.

(3) Perubahan terhadap Penetapan Tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

(8)

BAB VII

WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 8

Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah dipungut di Wilayah Daerah Kabupaten Maluku Tengah.

BAB VIII

MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG Pasal 9

(1) Masa Retribusi adalah jangka waktu yang lama sesuai izin yang diberikan dan atau jasa yang dipergunakan oleh orang pribadi atau badan.

(2) Saat retribusi terutang adalah pada saat ditetapkannya Surat Keterangan Retribusi Daerah (SKRD) atau dokumen lain yang dipersamakan.

BAB IX

TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 10

(1) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan.

(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau Dokumen lain yang dipersamakan.

BAB X

TATA CARA PENAGIHAN Pasal 11

Retribusi yang terutang dipungut dengan menggunakan Surat Tagihan Retribusi Daerah (STRD) atau dokumen lain yang dipersamakan.

BAB XI

TATA CARA PEMBAYARAN Pasal 12

(1) Pembayaran Retribusi yang terutang harus dilunasi sekaligus.

(2) Pembayaran Retribusi diterima oleh Bendahara Khusus Penerima Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dan selanjutnya disetor ke Kas Daerah.

(9)

BAB XII

SANKSI ADMINISTRASI Pasal 13

Dalam hal Wajib Retribusi tidak membayar tepat pada waktunya, dikenakan Sanksi Administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan dari Retibusi yang terutang atau kurang bayar dan ditagih dengan menggunakan STRD, atau dokumen lain yang dipersamakan.

BAB XIII

PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI

Pasal 14

(1) Kepala Daerah dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi.

(2) Pengurangan, keringanan atau pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dengan memperhatikan kemampuan Wajib Retribusi.

(3) Tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasan Retribusi ditetapkan oleh Kepala Daerah.

BAB XIV

KEDALUWARSA PENAGIHAN Pasal 15

(1) Hak untuk melakukan penagihan Retribusi kedaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya retribusi, kecuali apabila Wajib Retribusi melakukan tindak pidana dibidang Retribusi.

(2) Kedaluwarsa penagihan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertangguh apabila :

a. diterbitkan surat teguran; atau

b. ada pengakuan utang retribusi dan Wajib Retribusi baik langsung maupun tidak langsung.

(3) Dalam hal diterbitkan Surat Teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, kedaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal diterimanya Surat Teguran tersebut.

(4) Pengakuan utang retribusi secara langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, adalah Wajib Retribusi dengan kesadarannya menyatakan masih mempunyai utang Retribusi dan belum melunasinya kepada Pemerintah Daerah.

(10)

(5) Pengakuan utang Retribusi secara tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, dapat diketahui dari pengajuan permohonan keberatan oleh wajib retribusi.

Pasal 16

(1) Piutang retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan penagihan sudah kedaluwarsa dapat dihapuskan.

(2) Bupati menetapkan Keputusan penghapusan piutang retribusi yang sudah kedaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penghapusan piutang Retribusi yang sudah kedaluwarsa diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB XV PENYIDIKAN

Pasal 17

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah.

(2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :

a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan Tindak Pidana di bidang Retribusi Daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas;

b. meneliti, mencari, mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan Tindak Pidana di bidang Retribusi Daerah;

c. meminta keterangan atau bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan Tindak Pidana di bidang Retribusi Daerah;

d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain yang berkenaan dengan Tindak Pidana di bidang Retribusi Daerah;

e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen- dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

(11)

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan Tindak Pidana di bidang Retribusi Daerah;

g. menyuruh berhenti atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e;

h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana Retribusi Daerah;

i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;

j. menghentikan penyidikan;

k. melakukan tindak lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan Tindak Pidana di bidang Retribusi Daerah menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan.

(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

BAB XVI

KETENTUAN PIDANA Pasal 18

(1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan Daerah diancam Pidana Kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau Pidana Denda paling banyak 3 (tiga) kali jumlah retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar.

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.

BAB XVII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 19

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, semua ketentuan yang tidak sesuai dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku.

(12)

Pasal 20

Peraturan Daerah ini berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Maluku Tengah.

Ditetapkan di Masohi

pada tanggal 22 Maret 2022 BUPATI MALUKU TENGAH,

ttd

TUASIKAL ABUA Diundangkan di Masohi

pada tanggal 22 Maret 2022 SEKRETARIS DAERAH MALUKU TENGAH,

ttd

RAKIB SAHUBAWA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGAH TAHUN 2022 NOMOR 226.

NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGAH PROVINSI MALUKU 12/19/2022.

(13)

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH MALUKU TENGAH NOMOR 12 TAHUN 2022

TENTANG

RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH

I. UMUM

Sesuai ketentuan Pasal 127 huruf a Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah mengatur bahwa sumber Pendapatan Daerah antara lain bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) berupa hasil Retribusi Daerah. Kewenangan Daerah dalam melakukan pemungutan berupa Retribusi Daerah dengan Peraturan Daerah merupakan perwujudan atas keleluasaan daerah untuk menggali pendapatan dari sumber sendiri.

Berkaitan dengan hal tersebut Pemerintah Daerah diharapkan mampu memberdayakan dan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki, yang diperuntukkan sebagai sumber pendapatan dalam upaya memenuhi kebutuhan pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

Dengan semakin meningkatnya pelaksanaan Pemerintahan, Pembangunan dan Pelayanan kepada masyarakat diperlukan penyedian sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah yang hasilnya dapat mendukung pelaksanaan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Pajak Daerah dan Retribusi Daerah mengatur bahwa salah satu jenis pungutan retribusi yang merupakan kewenangan daerah adalah pemakaian atau pemanfaatan kekayaan daerah yang digolongkan ke dalam retribusi jasa usaha, dengan prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya tarif retribusi didasarkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak sebagaimana keuntungan yang pantas diterima oleh Pemerintah Daerah sebagai pengganti biaya investasi, biaya perawatan/pemeliharaan, biaya penyusutan, biaya operasional dan biaya administrasi.

Bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tengah Nomor 12 Tahun 2007 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah, tidak dapat digunakan lagi karena telah terjadi perubahan Peraturan Perundang- undangan di bidang Retribus Daerah dan perkembangan kondisi masyarakat saat ini di Kabupaten Maluku Tengah, sehingga perlu diganti dengan Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tengah yang baru.

(14)

I. PASAL DEMI PASAL Pasal 1

Cukup Jelas Pasal 2

Cukup Jelas Pasal 3

Yang dimaksud dengan “Retribusi Jasa Usaha” adalah retribusi atas jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta.

Pasal 4

Cukup Jelas Pasal 5

Cukup Jelas Pasal 6

Cukup Jelas Pasal 7

Cukup Jelas Pasal 8

Cukup Jelas Pasal 9

Cukup jelas Pasal 10

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “tidak dapat diborongkan” adalah bahwa seluruh proses kegiatan pemungutan retribusi tidak diserahkan kepada pihak ketiga. Namun dalam pengertian ini bukan berarti bahwa Pemerintah Daerah tidak boleh bekerjasama dengan pihak ketiga. Dengan sangat selektif Pemerintah Daerah dapat mengajak kerjasama dengan badan- badan tertentu yang karena profesionalismenya untuk melaksanakan sebagian tugas pemungutan jenis retribusi secara efisien.

Kegiatan pemungutan retribusi yang tidak dapat dikerjasamakan kepada pihak ketiga adalah kegiatan perhitungan besarnya retribisi yang terutang, pengawasan dan penyetoran retribusi.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan dokumen lain yang dipersamakan antara lain berupa karcis, kupon dan kartu langganan.

Pasal 11

Cukup Jelas

(15)

Pasal 12

Cukup Jelas Pasal 13

Cukup Jelas Pasal 14

Ayat (1)

Pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi dapat diberikan pada kegiatan sosial dan keagamaan.

Ayat (2)

Cukup Jelas Ayat (3)

Cukup Jelas Pasal 15

Cukup Jelas Pasal 16

Cukup Jelas Pasal 17

Ayat (1)

Penyidik di bidang retribusi daerah adalah pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan pemerintah daerah yang diangkat oleh Menteri Kehakiman dengan peraturan undang- undang yang berlaku. Penyidik tindak pidana dibidang retribusi daerah dilaksanakan menurut ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

Ayat (2)

Cukup Jelas Ayat (3)

Cukup Jelas Pasal 18

Cukup Jelas Pasal 19

Cukup Jelas Pasal 20

Cukup Jelas

(16)

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH MALUKU TENGAH NOMOR : 12 TAHUN 2022

TANGGAL : 22 MARET 2022

TENTANG : RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH

A. PEMAKAIAN GEDUNG OLAHRAGA (GOR) DAN MAE OKU

No Objek Retribusi Satuan Tarif

(Rp.)

1 2 3

1. Gedung Olah Raga (GOR) a. Siang, Tanpa Lampu

b. Penggunaan 1 Lapangan Badminton Malam, Full Lampu Penggunaan 1 Lapangan Badminton /Jam

c. Siang, Tanpa Lampu Penggunaan 1 Lapangan Volly/Basket Trainning Per 2 jam

d. Acara lain selain olahraga/Hari

100.000,- 40.000,-

80.000,-

1.200.000,- 2. Mae Oku

a. Umum sekali sewa /hari

b. Sosial sekali sewa / hari 1.000.000,- 500.000,-

3. PKK Guest House Kamar/Hari 300.000,-

4. Ruang Pertemuan Gedung PKK /Hari 500.000,-

5. Gedung Pemuda KNPI/Hari 750.000,-

6. Lapangan Nusantara a. Event Olahraga

b. Konser dan Kampanye 5.000.000,-

2.500.000,-

B. PEMAKAIAN FASILITAS KESEHATAN HEWAN

No Jenis Pelayanan Jenis Hewan Tarif Retribusi ( Rp )

1 2 3 4

A Tindakan Medik dan Terapi Gastrointestinal (Gangguan Pencernaan)

1 2 3 4 5

Bload (Kembung)

Cachexia (Kelemahan/Lesu) Entritis (Radang Usus) Indigesti (Keracunan)

Intoksikasi Ternak besar

Ternak kecil

40.000.- 25.000.- 35.000.- 20.000.- 20.000.- B Tindakan Medik dan Terapi

Respirasi (Pernapasan) 1

2 3

Pneumonia (Radang Paru-Paru) Pneumonia (Radang Paru-paru) Rhenitis (Radang hidung)

Ternak besar

Ternak kecil 35.000.- 25.000.- 25.000.-

(17)

C Tindak Medik dan Terapi Infeksi Parasit

1 2 3 4 5 6

Varvox (Berak darah) Helminthiasis (Cacingan) Myasis (Larva lalat)

Myasis Infeksi (Larva lalat) Scabies (Kudis)

Scabies (Kudis)

Ternak besar Ternak besar Ternak kecil Ternak besar

Ternak kecil

35.000.- 35.000.- 40.000.- 30.000.- 50.000.- 25.000.- D Tindakan Medik dan Terapi

Reproduksi 1

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Abortus (Keguguran)

Distokia (Kesulitan beranak) Endometritis (Radang rahim) Mastitis (Radang kelenjar susu) Mastitis (Radang kelenjar susu) Pemeriksaan gangguan reproduksi PKB (Pemeriksaan Kebuntingan) Prolapsus Uteri (Pemeriksaan uteri) Prolapsus Vagina (Keluar rahim) Retensi Placenta (Ari-ari tertahan) TorsioUteri (Rahim terpentir)

Ternak besar Ternak kecil

60.000.- 75.000.- 35.000.- 40.000.- 25.000.- 25.000.- 20.000.- 50.000.- 50.000.- 50.000.- 50.000.- E Tindakan Medik dan Terapi

Inveksi mikroba 1

2 3

BEF (Demam 3 hari)

Orf (Nanah basah pada mulut)

Pink Eye (Radang mata/black Ternak besar Ternak kecil

35.000.- 25.000.- 25.000.- F Tindakan Medik dan Terapi

Dermal, Syaraf dan Muskulus 1

2 3 4 5 6 7 8

Abses Timbul nanah/bisul Abses Timbul nanah/bisul Dermatitis (radang kulit) Frakteri (Patah tulang)

Omphalitis (radang tali pusar) Otitis (Radang telinga dalam) Papilomatosis (Tumor kulit) Vulnus

Ternak besar

Ternak keci 50.000.- 30.000.- 35.000.- 35.000.- 40.000.- 50.000.- 75.000.- 25.000.- G Tindakan Medik dan Terapi

Gangguan Methabolik 1

2

Hipokalsemia(rendah kadar kalsium)

Malnutrisi (kekurangan gizi)

50.000.- 20.000.- H Tindakan Medik dan Terapi

Urinaria (saluran kencing)

1 Infeksi Saluran kencing 35.000.-

I Tindakan Medik dan Terapi Pada pelayanan terpadu 1

2 3 4 5 6 7

Injeksi Reboransia (Ketahanan tubuh)

Injeksi Reboransia (Ketahanan tubuh)

Obat cacing Obat Cacing

Hormon Perangsang (Singkron Birahi)

Inseminasi Buatan (IB) Pemeriksaan Kebuntingan (PKB)

Ternak besar Ternak kecil Ternak besar Ternak kecil

10.000.- 5.000.- 10.000.- 5.000.- 30.000.- 150.000.- 25.000.-

(18)

J Tindakan Medik dan Terapi Hewan Kesayangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Entritis (Radang usus)

Distemper (Virus pencernaan) Panleukopemia (Radang usus pada Kucing)

Scabies Kudis pada Anjing Demodecosis (Kudis pada Kucing)

Papiloma (Kutil pada Anjing Jahit Luka

Bumble Foot (Kaki burung bengkak)

Coccidiosis (Beerak darah pada ayam)

Avian Influensa

Snot/Infection Oryza Pilek pada ayam)

CRD (Ngorok pada ayam)

40.000.- 45.000.- 40.000.- 40.000.- 30.000.- 10.000.- 50.000.- 30.000.- 30.000.- 10.000.- 10.000.- 10.000.-

No Jenis Pelayanan Jenis Hewan Tarif RP/ekor Masuk Keluar

1 2 3 4 5

K Pemeriksaan Kesehatan Hewan yang masuk dan keluar daerah

1 Kerbau Bibit < 3 Tahun Dara 3-4 Tahun Dewasa > 4 Tahun

20.000.- 30.000.- 40.000.-

30.000.- 40.000.- 50.000.-

2 Sapi Bibit < 1,5 Tahun

Dara 1,5-3 Tahun Dewasa > 3 Tahun

20.000.- 30.000.- 40.000.-

30.000.- 40.000.- 50.000.-

3 Kuda Bibit < 3 Tahun

Dara 3-4 Tahun Dewasa > 4 Tahun

20.000.- 30.000.- 40.000.-

30.000.- 40.000.- 50.000.- 4 Ternak Sedang Bibit 6-8 Bulan

Dara 9-12 Bulan Dewasa > 12 Bulan

10.000.

15.000.

20.000.

15.000.- 20.000.- 25.000.-

5 Unggas DOC/DOD

100-1.000 ekor Dewasa > 1.000 ekor

500.000.- 750.000.-

350.000.- 400.000.-

(19)

C . PEMAKAIAN FASILITAS DALAM PERHUBUNGAN 1. Retribusi Pemakaian Kekayaan

Daerah dalam Pelabuhan Laut

Kantor Per M2 Per

Bulan

Rp. 20.000,-

Kios/Petak Per M2 Per

Bulan

Rp. 15.000,- Rumah Makan/Cafetaria/Warung Per M2 Per

Bulan Rp. 15.000,-

Reklame Per Unit Per

Hari Rp. 10.000,-

Spanduk Per Unit Per

Hari Rp. 1.000,-

Umbul-umbul Per Unit Per

Hari Rp. 1.000,- Spot Counter Promotion/Stand

Promotion Per M2 Per Hari Rp. 1.000,-

Areal Per M2 Per Hari Rp. 1.000,-

2. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah dalam Pelabuhan

Penyeberangan

Kantor Per M2 Per

Bulan Rp. 20.000,-

Kios/Petak Per M2 Per

Bulan Rp. 15.000,- Rumah Makan/Cafetaria/Warung Per M2 Per

Bulan Rp. 15.000,-

Reklame Per Unit Per

Hari Rp. 10.000,-

Spanduk Per Unit Per

Hari Rp. 1.000,-

Umbul-umbul Per Unit Per

Hari Rp. 1.000,- Spot Counter Promotion/Stand

Promotion Per M2 Per Hari Rp. 1.000,-

Areal Per M2 Per Hari Rp. 1.000,-

3. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Dalam Terminal Angkutan Darat

Ruko Per M2 Per

Bulan Rp. 15.000,-

Kios Permanen Per M2 Per

Bulan Rp. 15.000,-

Kios Semi Permanen Per M2 Per

Bulan Rp. 12.000,-

Reklame Per Unit Per

Hari Rp. 10.000,-

Spanduk Per Unit Per

Hari Rp. 1.000,-

Umbul-umbul Per Unit Per

Hari Rp. 1.000,- Spot Counter Promotion/Stand

Promotion Per M2 Per Hari Rp. 1.000,-

Areal Per M2 Per Hari Rp. 1.000,-

(20)

4. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Dalam Terminal Angkutan Barang

Ruko Per M2 Per

Bulan Rp. 15.000,-

Kios Permanen Per M2 Per

Bulan

Rp. 15.000,-

Kios Semi Permanen Per M2 Per

Bulan Rp. 12.000,-

Reklame Per Unit Per

Hari Rp. 10.000,-

Spanduk Per Unit Per

Hari

Rp. 1.000,-

Umbul-umbul Per Unit Per

Hari Rp. 1.000,- Spot Counter Promotion/Stand

Promotion Per M2 Per Hari Rp. 1.000,-

Areal Per M2 Per Hari Rp. 1.000,-

BUPATI MALUKU TENGAH,

ttd

TUASIKAL ABUA

Referensi

Dokumen terkait

itu peneliti memanfaatkan situasi dan karakteristik peserta didik saat ini yang lebih menyukai segala sesuatu yang berhubungan dengan peramban internet dan bacaan

Dari hasil uji Anova menunjukkan semua perlakuan tidak berpengaruh nyata (P &gt; 0,05), sehingga dapat dinyatakan bahwa penambahan prebiotik dalam pakan

Beberapa kebijakan yang turut mendukung pengembangan Pulau Lirang sebagai Pulau kecil perbatasan antara lain: (a) Terwujudnya keutuhan dan kedaulatan wilayah Negara

Pertama, kita harus dapat memastikan tercapainya kemajuan-kemajuan penting dalam membangun Komunitas ASEAN; Kedua, kita harus memastikan terpeliharanya tatanan dan situasi di

Pada saat klien dibangunkan kembali ke dalam kondisi sadar, diharapkan klien sudah memiliki belief baru, yang akan mendasari pola pikir dan mengarahkan terbentuknya kebiasaan dan

Pada Grafik 1 terlihat bahwa terdapat 5 (lima) teknik pencarian kerja yang dominan dilakukan oleh lulusan yaitu mencari lewat internet/iklan online/milis, melalui

- F : teknik identifikasi pada E digabung dengan pengaruh error laju alir produk karena pengukuran bubble soap (analisis secara keseluruhan dimana laju umpan

Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013, jumlah usaha pertanian di Kabupaten Sintang sebanyak 69.093 dikelola oleh rumah