• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

Penelitian yang dilakukan oleh Adytiawan Arga Dwitama (2009) yang berjudul “Perancangan dan Implementasi Sistem Parkir Berbasis RFID dengan Menggunakan Antarmuka Java dan Basis Data Mysql untuk Diimplementasikan pada Lingkungan Parkir FTUI ”. Penelitian tersebut membahas sistem informasi parkir dari segi keamanan yaitu dengan autentikasi dari RFID.

Peneletian oleh Amuharis dan Arief Rahmadian pada Jurnal CoreIT, Vol.3, No.1, Juni 2017 yang berjudul “Aplikasi Pengelolaan Parkir Kendaraan Dengan Menentukan Blok Parkir” Lebih membahas sistem informasi parkir dari segi lahan parkir, yaitu informasi tentang lahan parkir yang masih kosong.

Penelitian ini dapat mengatasi kelemahan dari sistem yang lama yaitu banyaknya jumlah kendaraan yang berada di lahan parkir dengan jumlah yang mengalami peningkatan tanpa diimbangi dengan perluasan lahan parkir, sistem parkir yang masih dikerjakan secara manual, tidak bisa melaporkan data parkir secara berkala dan tidak bisanya memonitor blok parkir kendaraan yang kosong maupun yang terisi, hal ini memgakibatkan pengunjung membutuh-kan waktu.

Penelitian yang dilakukan oleh Eko Didik Widiyanto, Herizal Muhhammad Wijaya dan Ike Pertiwi Windasari pada Jurnal Teknologi dan Sistem Komputer, 5(3), 2017, 115-122 yang berjudul “Sistem Parkir Berbasis RFID dan Pengenalan Citra Pelat Nomor Kendaraan”. Penelitian ini menggabungkan identifikasi kartu RFID dan pembacaan pelat nomor kendaraan untuk sistem otomatisasi parkir yang secara khusus sehingga dapat meningkatkan keamanan parkir.Sistem ini ditujukan untuk diterapkan di lingkungan berpenghuni tetap seperti apartemen atau rumah susun. Dalam sistem ini, relasi antara pengguna RFID dan nomor kendaraan dalam suatu keluarga diterapkan, sehingga kartu RFID dan nomor kendaraannya bisa saling dikenali sebagai satu keluarga.

Evi Dwi W membuat penelitian yang berjudul “Otomasi Pengelolaan Sistem Parkir Berbasis Rfid(Study Kasus Universitas Muhammadiyah Malang )”.

Penelitian dari Evi Dwi membahas penerapan rfid sebagai kartu prabayar parkir

(2)

sehingga pemeriksaan laporan keuangan lebih terkontrol karena penerimaan uang terkomputerisasi.

Sementara Penelitian dari Eko Ari Septiyono, Koredianto Usman, Muhammad Ary Murti “Desain Dan Implementasi Sistem Parkir Mobil Berbasis Rfid Studi Kasus Di Ittelkom”. Penelitian ini membahas penggunaan kartu rfid sebagai tanda pengenal parkir berupa nik untuk dosen dan karyawan dan nim untuk mahasiswa sebagai kode unik, kartu rfid digunakan khusus untuk mahasiswa maupun dosen yang menggunakan mobil.

2.2 Landasan Teori 2.2.1. Pengujian Black Box

Menurut Roger S. Pressman (2010) Black Box Testing atau Pengujian Kotak Hitam atau juga disebut Behavioral Testing, berfokus pada persyaratan fungsional dari perangkat lunak. Artinya, teknik Black Box Testing memungkinkan untuk mendapatkan set kondisi masukan yang sepenuhnya akan melaksanakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program.

Black Box Testing bukan merupakan alternatif dari pengujian White Box Testing. Sebaliknya, Black Box Testing adalah pendekatan komplementer yang mungkin untuk mengungkap kelas yang berbeda dari kesalahan daripada metode White Box Testing.

Black Box Testing mencoba untuk menemukan kesalahan dalam kategori berikut.

a. Fungsi tidak benar atau hilang.

b. Kesalahan interface atau antarmuka.

c. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal.

d. Kesalahan kinerja atau perilaku.

e. Kesalahan inisialisasi dan terminasi.

Black Box Testing diterapkan pada tahap selanjutnya dari pengujian.

Karena Black Box Testing sengaja mengabaikan struktur kontrol, perhatian difokuskan pada domain informasi. Pengujian ini dirancang untuk menjawab pertanyaan berikut :

a. Bagaimana validitas fungsional diuji?

b. Bagaimana behavior system dan kinerja diuji?

(3)

c. Apakah kelas masukkan akan membuat kasus uji yang baik?

d. Apakah sistem sangat sensitif terhadap nilai masukkan tertentu?

e. Bagaimana batas-batas kelas data yang terisolasi?

f. Kecepatan data dan volume data apa yang dapat mentolerir sistem?

g. Efek apa yang akan muncul dari kombinasi data tertentu terhadap operasi sistem?

Salah satu dari pengujian Black-Box yang dapat dilakukan oleh seorang penguji independen adalah Functional testing. Basis uji dari functional testing ini adalah pada spesifikasi dari komponen perangkat lunak yang akan diuji.

Functional testing memastikan bahwa semua kebutuhan-kebutuhan telah dipenuhi dalam sistem aplikasi. Dengan demikian fungsinya adalah tugas-tugas yang didesain untuk dilaksanakan sistem. Functional testing berkonsentrasi pada hasil dari proses, bukan bagaimana prosesnya terjadi.

2.2.2. Arduino Uno

Menurut Abdul Kadir (2013), Arduino Uno adalah salah satu produk berlabel arduino yang sebenarnya adalah suatu papan elektronik yang mengandung mikrokontroler ATMega328 (sebuah keping yang secara fungsional bertindak seperti sebuah komputer). Piranti ini dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan rangkaian elektronik dari yang sederhana hingga yang kompleks.

Pengendalian LED hingga pengontrolan robot dapat diimplementasikan dengan menggunakan papan berukuran relatif kecil ini. Bahkan dengan penambahan komponen tertentu, piranti ini bisa dipakai untuk pemantauan kondisi pasien di rumah sakit dan pengendalian alat-alat di rumah. ( B. Gustomo, 2015 )

Hardware arduino uno memilki spesifikasi sebagai berikut: a. 14 pin IO Digital (pin 0–13) Sejumlah pin digital dengan nomor 0–13 yang dapat dijadikan input atau output yang diatur dengan cara membuat program IDE. b. 6 pin Input Analog (pin 0–5) Sejumlah pin analog bernomor 0–5 yang dapat digunakan untuk membaca nilai input yang memiliki nilai analog dan mengubahnya ke dalam angka antara 0 dan 1023. c. 6 pin Output Analog (pin 3, 5, 6, 9, 10 dan 11) Sejumlah pin yang sebenarnya merupakan pin digital tetapi sejumlah pin tersebut dapat diprogram kembali menjadi pin output analog dengan cara membuat programnya pada IDE. Papan Arduino Uno dapat mengambil daya dari USB port

(4)

pada komputer dengan menggunakan USB charger atau dapat pula mengambil daya dengan menggunakan suatu AC adapter dengan tegangan 9 volt. Jika tidak terdapat power supply yang melalui AC adapter, maka papan Arduino akan mengambil daya dari USB port. Tetapi apabila diberikan daya melalui AC adapter secara bersamaan dengan USB port maka papan Arduino akan mengambil daya melalui AC adapter secara otomatis. ( B. Gustomo, 2015 ).Gambar komponen arduino dapat dilihat pada gambar 2.2.2-1

Gambar 2.2.3.1-1 Komponen Adruino 2.2.3. Radio Frequency Identification (RFID)

RFID adalah sebuah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan sebuah alat yang mentransmisikan identitas (dalam bentuk deretan nomor) dari

(5)

sebuah objek atau manusia secara nirkabel, menggunakan gelombang radio. RFID dikelompokkan sebagai teknologi automatic identification (identifikasi otomatis). Teknologi identifikasi otomatis melingkupi barcode, pembaca karakter optikal dan beberapa teknologi biometric, seperti pemindai retina. Teknologi identifikasi otomatis telah digunakan untuk mengurangi jumlah waktu dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memasukkan data secara manual dan meningkatkan akurasi.

RFID tag terdiri dari sebuah microchip yang tertanam pada sebuah antenna gelombang radio yang ditempelkan pada sebuah substrat (biasanya silikon). Chip tersebut dapat menyimpan data seukuran 2 kilobyte. Sebagai contoh, informasi tentang sebuah barang atau tanggal pengkapalan pada sebuah pabrik, dan sebagainya, dapat dituliskan pada sebuah tag.

Untuk mengambil data yang tersimpan pada RFID tag, dibutuhkan sebuah reader.

Reader ini adalah sebuah alat yang memiliki satu atau banyak antenna yang memancarkan gelombang radio dan menerima sinyal kembali dari tag.Reader kemudian melewatkan informasi tersebut dalam bentuk digital ke system computer.

2.2.3.1. Prinsip Kerja RFID

Cara kerja dapat diterangkan sebagai berikut: Label tag RFID yang tidak memiliki baterai antenalah yang berfungsi sebagai pencatu sumber daya dengan memanfaatkan medan magnet dari pembaca (reader) dan memodulasi medan magnet. Kemudian digunakan kembali untuk mengirimkan data yang ada dalam tag label RFID. Data yang diterima reader diteruskan ke database host computer.Reader mengirim gelombang elektromagnet, yang kemudian diterima oleh antena pada label RFID.

Label RFID mengirim data biasanya berupa nomor serial yang tersimpan dalam label, dengan mengirim kembali gelombang radio ke reader.Informasi dikirim ke dan di baca dari label RFID oleh reader menggunakan gelombang radio. Dalam sistem yang paling umum yaitu sistem pasif, reader memancarkan energi gelombang radio yang membangkitkan label RFID dan menyediakan energi agar beroperasi. Sedangkan sistem aktif, baterai dalam label digunakan untuk memperoleh jangkauan operasi label RFID yang efektif, dan fitur tambahan penginderaan suhu. Data yang diperoleh atau dikumpulkan dari label RFID

(6)

kemudian dilewatkan / dikirim melalui jaringan komunikasi dengan kabel atau tanpa kabel ke sistem komputer.Cara kerja rfid dapat dilihat pada gambar 2.2.3.1- 1

Gambar 2.2.3.1-1 Cara Kerja RFID Melalui Sinyal Frekuensi Radio

Antena akan mengirimkan melalui sinyal frekuensi radio dalam jarak yang relative dekat. Dalam proses transmisi tersebut terjadi 2 hal :

Antena melakukan komunikasi dengan transponder, dan

Antena memberikan energi kepada tag untuk berkomunikasi (untuk tag yang sifatnya pasif).

1. Tag

Ini merupakan keunggulan teknologi RFID. Sebuah tag yang dipasang tidak menggunakan sumber energi seperti batere sehingga dapat digunakan dalam waktu yang lama. Antena dapat dipasang secara permanent (walau saat ini tersedia juga yang portable).

Pada saat tag melewati wilayah sebaran antena, alat ini kemudian mendeteksi wilayah scanning. Selanjutnya setelah terdeteksi maka chip yang ada di tag akan ”terjaga” untuk mengirimkan informasi kepada antena. Terdapar dua tag tipe Rfid:

a) Tag RFID aktif : tag ini memiliki sumber energi sendiri atau batere internal.Keuntungannya adalah alat pembaca (reader) mampu mengenali tag dalam jarak yang cukup jauh (mampu memancarkan sinyal lebih kuat). Memory pada tag ini cukup variatif hingga 1MB. Tag aktif bisa mengirim sejumlah instruksi ke mesin dan mesin menangkap informasi ini dalam bentuk history tag. Kendalanya adalah ukuran yang lebih besar,harga yang lebih

(7)

mahal dan usia yang terbatas.Gambar tag rfid aktif dapat dilihat pada gambar 2.2.3.1-2

Gambar 2.2.3.1-2 Tag RFID Aktif

b) Tag RFID pasif : tag ini tidak memiliki sumber energi seperti batere. Umumnya tag pasif ini berukuran lebih kecil dibandingkan dengan tag aktif dan berharga lebih murah dan usia pakai yang tidak terbatas. Keterbatasannya adalah jarak dalam membaca informasi ke transceiver. Tag pasif ini sudah diprogram sebelumnya dengan data-data yang unik (32 s.d 128 bit) dan tidak dapat dimodifikasi. (Daniel Kurniawan,2009) . Gambar komponen tag rfid pasif dapat dilihat pada gambar 2.2.3.1-3.

Gambar 2.2.3.1-3 Komponen Tag RFID Pasif

Faktor lain yang membedakan antara tag satu dengan yang lain adalah dari jenis memori. Terdapat dua jenis memori yaitu memori dengan kemampuan baca dan tulis sekaligus yaitu:

(8)

1. Tag dengan memori read only (RO), hanya mempunyai kemampuan untuk dibaca. Tag RO mirip dengan barcode karena tag RO tersebut hanya dapat diprogram sekali dan setelah itu tidak bisa dirubah.

2. Tag dengan memori read/write (RW) atau biasa disebut sebagai smart tags dapat menyimpan data dalam jumlah yang lebih besar (Hunt et al., 2007). Selain dapat dibaca, data pada tag RW bisa dihapus dan ditulis ulang hingga ribuan kali. Dengan demikian, tag RO dapat disebut sebagai database berjalan, dimana data penting yang bersifat dinamis bukan terpusat pada sebuah controller melainkan terdapat dalam tag tersebut.

2. Interrogator

RFID Interogator atau RFID reader yang bertindak sebagai jembatan antara tag RFID dengan controller memiliki beberapa fungsi dasar, yaitu:

1. Membaca isi data dari sebuah tag.

2. Menulis data ke dalam sebuah tag (terjadi pada tag dengan memori read/write).

3. Mengirimkan data dari dan kepada controller.

4. Memberikan daya pada sebuah tag (terjadi pada tag pasif).

RFID Interogator pada dasarnya mempunyai tiga bagian utama yaitu antena, modul elektronik RF yang bertanggung jawab untuk berkomunikasi dengan tag RFID, dan pengendali modul elektronik yang bertanggung jawab untuk berkomunikasi dengan controller (Hunt et al., 2007). Sebagai jembatan antara tag RFID dengan controller, Interrogator memiliki beberapa fungsi yang sangat penting, yaitu:

1. Multiple RW dan Anticollision

Algoritma anticollision diimplementasikan untuk memungkinkan suatu interogator dapat berkomunikasi dengan banyak tag dalam satu waktu. Terdapat tiga jenis teknik anticollision yaitu spasial, frekuensi, dan domain waktu.

2. Otentikasi

Sistem keamanan tingkat tinggi memerlukan interogator untuk mengotentikasi pengguna sistem. Terutama pada sistem yang terdapat perputaran uang di dalam nya. Sistem tersebut biasanya melakukan dua

(9)

proses otentikasi yaitu pada proses yang terjadi di controller dan interrogator. Pada dasarnya terdapat dua jenis otentikasi yaitu mutual symmetrical dan derived keys.

3. Enkripsi / Dekripsi Data

Interrogator melakukan fungsi enkripsi dan dekripsi data untuk melindungi integritas data yang ditransmisikan secara nirkabel, dan untuk mencegah intersepsi oleh pihak ketiga.

3. Controller

Controller merupakan “otak” dari setiap sistem RFID. Controller digunakan sebagai pusat informasi dan untuk membuat jaringan yang menghubungkan beberapa RFID interrogator secara bersamaan. Controller yang sering digunakan adalah komputer atau workstation yang di dalamnya terdapat database dan aplikasi tertentu.

2.2.3.2. RFID Reader Writer Module MIFARE RC522

Mifare RC522 RFID Reader Module adalah sebuah modul berbasis IC Philips MFRC522 yang dapat membaca RFID dengan penggunaan yang mudah, karena modul ini sudah berisi komponen-komponen yang diperlukan oleh MFRC522 untuk dapat bekerja. Modul ini dapat digunakan langsung oleh MCU dengan menggunakan interface SPI, dengan supply tegangan sebesar 3,3V.

MFRC522 merupakan produk dari NXP yang menggunakan fully integrated 13.56MHz non-contact communication card chip untuk melakukan pembacaan maupun penulisan.

Spesifikasi Produk:

Chipset : MFRC522 Contactless Reader/Writer IC Frekuensi : 13,56 MHz

Jarak pembacaan kartu: < 50mm

Protokol akses : SPI (Serial Peripheral Interface) @ 10 Mbps Kecepatan transmisi RF: 424 kbps (dua arah / bi-directional) / 848 kbps Mendukung kartu MIFARE jenis Classic S50 / S70, UltraLight, dan DESFire Framing & Error Detection (parity+CRC) dengan 64 byte internal I/O buffer Catu Daya : 3,3 Volt

Konsumsi Arus : 13-26 mA pada saat operasi baca/tulis, < 80µA

(10)

Suhu operasional : -20°C s.d. +80°C Dimensi : 40 x 50 mm

Berikut gambar pin modul rfid rc10-522 dapat dilihat pada gambar 2.2.3.2-1

Gambar 2.2.3.2-1 Penjelasan pin modul rfid rc 522 2.2.4. Sistem

Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan suatu kejadian- kejadian dan kesatuan yang nyata adalah suatu objek nyata, seperti tempat, benda, dan orang-orang yang betul-betul ada dan terjadi. (Jogianto, 2005).

2.2.5 Sistem Informasi

Kadir (2003) dengan mengutip dari beberapa pendapat para ahli, diantaranya adalah : Menurut Bodnar dan Hopwood sistem Informasi adalah Kumpulan dan perangkat lunak yang dirancang untuk mentransformasikan data kedalam bentuk informasi yang berguna. Sehingga secara umum sistem informasi dapat diartikan sebagai suatu sistem terintegrasi yang mampu menyediakan informasi yang bermanfaat bagi penggunanya.Sementara menurut Hall sistem Informasi adalah Sebuah rangkaian prosedur formal di mana data dikelompokkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepada pemakai.

Sistem informasi terdiri dari beberapa komponen yang disebut blok bangunan (building block), terdiri dari komponen input, komponen model, komponen output, komponen teknologi, komponen hardware, komponen software, komponen basis data, dan komponen kontrol. Dimana semua komponen tersebut saling berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem informasi itu

(11)

sendiri dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu diperlukan sebuah perencanaan, pelaksanaan, pengaturan, dan evaluasi untuk dapat menerapkan sistem informasi secara efektif dan efsien (Athoillah dan Irawan, 2013).

2.2.6 HyperText Prepocessor (PHP)

Menurut Anhar (2010) menjelaskan bahwa Hypertext Preprocessor (PHP) yaitu bahasa pemograman web server-side yang bersifat open source. PHP merupakan script yang terintegrasi dengan HTML dan berada pada server (server side HTML embedded scripting). PHP adalah script yang digunakan untuk membuat halaman website yang dinamis. Dinamis berarti halaman yang akan ditampilkan dibuat saat halaman itu diminta oleh client. Mekanisme ini menyebabkan informasi yang diterima client selalu yang terbaru.

Semua script PHP dieksekusi pada server di mana script tersebut dijalankan.

2.2.7 MySQL

Menurut Anhar (2010) MySQL adalah salah satu database manajemen sistem (DBMS) dari sekian banyak DBMS seperti Oracle, MS SQL, Postgre SQL, dan lainnya.Dimana MySQL dalam operasi client-server melibatkan server daemon MySQL disisi server dan berbagai macam program serta library yang berjalan besar. SQL singkatan dari Structure Query Language dan sering disebut Sequel saja. SQL mulai dikembangkan tahun 70-an di laboratorium IBM, Stan Jose, California. Untuk mengakses sebuah file database, salah satu server database yang kecil dan mudah digunakan namun memiliki kehandalan dan performa yang tinggi.

2.2.8 Apache Web Server

Web server adalah suatu server yang berfungsi menyimpan halaman- halaman web yang dapat diakses melalui web browser. Web server merupakan perangkat lunak yang mempunyai perananan dalam pengelolaan program berdasarkan permintaan browser dan hasilnya dikirim kembali ke browser (Supardi, 2010). Web server diciptakan oleh suatu software aplikasi, salah satunya adalah Apache.

2.2.9 Basis Data

Menurut Yuhefizar (2008:2) Database diartikan sebuah koleksi atau kumpulan data yang saling berhubungan (relation), disusun menurut aturan

(12)

tertentu secara logis, sehingga menghasilkan informasi. Secara prinsip, dalam suatu database tercangkup dua komponen penting, yaitu data dan informasi. Data adalah fakta, baik berupa sebuah objek, orang dan lain-lain yang dapat dinyatakan dengan suatu nilai tertentu (angka, simbol, karakter tertentu). Sedangkan informasi adalah data yang telah diolah sehingga bernilai guna dan dapat dijadikan bahan dalam pengambil keputusan.

2.2.10 Analisa dan Desain Sistem

Desain sistem adalah suatu fase dimana diperlukan suatu keahlian perencanaan untuk elemen-elemen komputer yang akan menggunakan sistem baru (Kristanto, 2003).

Tujuan dari analisa dan desain sistem menurut Kendall (1992) adalah untuk menganalisa data input, data flow, dan output informasi secara sistematis dalam konteks kegiatan bisnis tertentu.

2.2.11 Framework

Framework merupakan kode- kode, yang disimpan dalam beberapa file terpisah, dan memudahkan dalam penggunaan kode yang digunakan secara berulang-ulang. Dengan framework, maka tidak perlu menulis baris kode yang panjang untuk fungsi tertentu dan hanya perlu menggunakan fungsi yang sudah dituliskan implementasinya dalam suatu framework (Jubilee Enterprise, 2014).

2.2.12 YII 2

Pengertian Yii framework adalah kerangka kerja PHP berbasis-komponen dengan performansi tinggi untuk pengembangan aplikasi web berskala-besar. Ia menyediakan resuabilitas maksimum dalam pemrograman web dan bisa mengakselerasi proses pengembangan secara signifikan. Nama Yii (dieja sebagai /i:/) singkatan dari easy, efficient and extensible (mudah, efisien, dan bisa diperluas). Yii2 ini disusun berdasarkan konsep Model View Controller (MVC).

2.2.13 MVC

MVC adalah suatu metode yang memisahkan data logic (model) dari presentation logic (view) dan process logic (controller) atau secara sederhana adalah memisahkan antara desain interface, data, dan proses (Priyanto Hidayatullah, 2014).

a. Model

(13)

Model mengelola basis data (DBMS) seperti MySQL ataupun Oracle RDMS. Model berhubungan dengan database sehingga biasanya dalam model akan berisi class ataupun fungsi untuk membuat (create), melakukan pembaruan (update), menghapus data (delete), mencari data (search), dan mengambil data (select) pada database. Selain itu model berhubungan dengan perintah-perintah query sebagai tindak lanjut dari fungsi-fungsi (create, update, delete, select).

b. View

View adalah bagian User Inferface atau bagian yang menjadi antar muka untuk end-user. View bisa berupa halaman HTML, CSS, RSS, JavaScript, jQuery, AJAX, dan aset-aset lain. Karena metode yang dipakai merupakan MVC sehingga dalam view tidak boleh terdapat pemrosesan data ataupun pengaksesan yang berhubungan dengan database. Sehingga view hanya menampilkan data-data hasil dari model dan controller.

c. Controller

Controller adalah penghubung antara model dan view, yang dimaksudkan untuk perantara karena model tidak dapat berhubungan langsung dengan view atau sebaliknya, sehingga controller inilah yang digunakan sebagai jembatan keduanya. Sehingga tugas contoller ialah sebagai pemrosesan data atau alur logic program, menyediakan variable yang akan ditampilkan di view, pemanggilan model sehingga model dapat mengakses database, error handing, validasi, atau check terhadap suatu inputan.

2.2.14 Use Case Diagram

Use case menjelaskan urutan kejadian yang dilakukan actor dan sistem untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Walaupun menjelaskan kegiatan namun use case hanya menjelaskan apa yang dilakukan oleh actor dan sistem, bukan bagaimana actor dan sistem melakukan kegiatan tersebut (Andi, 2011).

Penjelasan simbol yang terdapat pada Use Case dapat dilihat pada tabel 2.2.14-1:

Tabel 2.2.14-1 Simbol-simbol Use Case

Simbol Nama Keterangan

(14)

Aktor / Actor Sebuah entitas yang

berinteraksi dengan sistem.

Use Case Mendeskripsikan urutan aksi-aksi yang ditampilkan oleh suatu sistem untuk menampilkan suatu hasil yang terukur bagi suatu aktor.

Asosiasi/

Association

Penghubung antara aktor dan use case

Dependecy Include • Menunjukkan bahwa suatu use case seluruhnya merupakan fungsionalitas dari use case lainnya.

• Jika pada beberapa use case terdapat bagian yang memiliki aktivitas sama maka bagian aktivitas tersebut biasanya dijadikan use case tersendiri dengan relasi dependensi setiap use case semula ke use case yang baru ini sehingga memudahkan

pemeliharaan.

• Digambarkan dengan garis putusputus bermata panah dengan notasi

<<include>> pada garis.

(15)

Dependecy Extend Menunjukkan bahwa suatu use case merupakan tambahan fungsional dari use case lainnya

Simbol Nama Keterangan

jika suatu kondisi terpenuhi.

• Jika pemanggilan memerlukan adanya kondisi tertentu maka berlaku dependensi

<<extend>>.

• Digambarkan serupa dengan dependensi

<<include>> kecuali arah panah berlawanan.

2.2.15 Sequence Diagram

Sequence diagram menjelaskan secara detail urutan proses yang dilakukan dalam sistem untuk mencapai tujuan dari use case : interaksi yang terjadi antar class, operasi apa saja yang terlibat, urutan antar operasi, dan informasi yang diperlukan oleh masing-masing operasi. Pembuatan sequence diagram merupakan aktivitas yang paling kritikal dari proses desain karena inilah yang menjadi pedoman dalam proses pemrograman dan berisi aliran kontrol dari program (Andi, 2011).

Penjelasan simbol yang terdapat pada Sequence Diagram dapat dilihat pada tabel 2.2.15-1

Tabel 2.2.15-1 Sequence Diagram

Simbo Nama Keterangan

(16)

Boundary Lifeline

Menggambarkan hubungan suatu elemen yang berbeda, secara khas merupakan penghubung actor dengan layar.

Entity Lifeline Menggambarkan suatu tempat atau mekanisme yang menangkap pengetahuan atau informasi dalam suatu sistem.

Message Perilaku sistem yang menandai adanya suatu alur informasi atau transisi kendali antar elemen.

Simbol Nama Keterangan

Actor Menunjukkan seorang pemakai sistem yang memulai alur peristiwa/kejadian.

Activation Bar Menggambarkan lamanya suatu pesan yang diproses.

Note Menunjukkan catatan untuk komentar dari suatu pesan antar elemen.

2.2.16 Class Diagram

Class diagram menunjukkan hubungan antar class dalam sistem yang sedang dibangun. Class diagram umumnya tersusun dari elemen Class, Interface, Dependency, Generalization, dan Association. Relasi dependency menunjukkan ketergantungan yang terjadi antar class yang ada. Relasi generalization menunjukkan bagaimana suatu class menjadi superclass dari class lainnya dan class yang lain tersebut menjadi subclass dari class tersebut.

Relasi association menggambarkan navigasi antar class, banyaknya obyek lain yang berhubungan dengan satu obyek (multiplicity antar class), dan mengetahui bagian dari class (aggregation) (Andi, 2011).

(17)

Penjelasan simbol yang terdapat pada Class Diagram dapat dilihat pada tabel 2.2.16-1.

Tabel 2.2.16-1 Class Diagram

Simbol Nama Keterangan

Generalization Hubungan objek anak

(descendent) berbagi perilaku dan struktur data dari objek yang ada di atasnya objek induk (ancestor).

Class Himpunan dari objek-objek yang berbagi atribut serta operasi yang sama.

Class Name

Simbol Nama Keterangan

Attribute adalah properti dari sebuah class. Attribute ini mempunyai batas nilai yang ada pada objek dari suatu class. Sebuah class mempunyai nol atau lebih attribute.

Operation adalah kegiatan yang dapat dilakukan oleh sebuah class.

Interface Sama dengan konsep interface dalam pemrograman berbasis objek.

Collaboration Mendeskripsikan urutan aksi- aksi yang ditampilkan oleh suatu sistem untuk

menampilkan suatu hasil yang terukur bagi suatu aktor.

Dependency Relasi antar kelas dengan makna kebergantungan.

(18)

Association Relasi antar kelas dengan makna kelas yang satu

digunakan oleh kelas yang lain, asosiasi biasanya disertai dengan multiplicity.

2.2.17 Entity Relational Diagram(ERD)

Brady dan Loonam (2010), Entity Relationship diagram (ERD) teknik yang digunakan untuk permodelkan kebutuhan data dari suatu organisasi, digunakan dalam tahap analisis persyaratan proyek pengembangan system. Yang difunakan sebagai alat peraga memberikan dasar untuk desain database relasional yang mendasari sistem informasi yang dikembangkan. Penjelasan simbol yang terdapat pada ERD dapat dilihat pada tabel 2.2.17-1

Tabel 2.2.17-1 ERD

Simbol Nama Keterangan

Entity Menggambarkan obyek yang dapat diidentifikasikan dalam lingkungan pemakai.

Attribute Menggambarkan elemen- elemen dari suatu entitas, yang menggambarkan karakter entitas.

Relation Entitas dapat berhubungan satu sama lain. Hubungan

disebut dengan relasi.

Line Menghubungkan entitas dan entitas dengan atribut.

Kardinalitas merupakan ekspresi sejumlah entitas yang dihubungkan dengan entitas lain melalui himpunan relasi. Pada table 2.2.17-2 akan dijelaskan bentuk pemetakan kardinalitas.

Tabel 2.2.17-2 Simbol ERD

Simbol Nama Keterangan

(19)

One to One Sebuah entitas A

dihubungkan paling banyak satu ke entitas B dan entitas B dihubungkan paling banyak satu di entitas A.

One to Many or Many to One

Entitas A dihubungkan dengan hanya sejumlah (nol atau banyak) dari entitas di entitas B. Sebaliknya B dihubungkan dengan hanya satu di entitas A.

Many to many Entitas A dihubungkan dengan sejumlah (nol atau banyak) entitas B, dan entitas B dihubungkan dengan

sejumlah (nol atau banyak) entitas A.

2.2.18 Flowchart

Flowchart merupakan bagan (chart) yang menunjukkan alir atau arus (flow) di dalam program atau prosedur sistem secara logika(Jogiyanto, 2005) Tujuan utama penggunaan flowchart adalah untuk menggambarkan suatu tahapan penyelesaian masalah secara sederhana, terurai, rapi dan jelas dengan menggunakan simbol-simbol yang standar. Flowchart merupakan diagram alir yang menggambarkan urutan logika dari suatu prosedur pemecahan masalah (Fatansyah, 2007).

Penjelasan simbol yang terdapat pada penggambaran flowchart dapat dilihat pada tabel 2.2.18-1.

Tabel 2.2.18-1 Simbol Flowchart

Simbol Nama Keterangan

Terminator Permulaan atau akhir dari suatu program.

(20)

Input/Output Simbol input/output yang umum untuk menunjukkan bahwa data memasuki sistem atau

dihasilkan sebagai keluaran.

Proses Simbol untuk menunjukkan proses perhitungan/pengolahan data.

Decision Simbol untuk pemilihan proses berdasarkan kondisi yang ada.

Simbol Nama Keterangan

Predefined Process (Sub Program)

Simbol untuk proses

menjalankan/pelaksanaan suatu bagian (sub-program) / proses.

Document Simbol untuk masukan atau keluaran berbentuk dokumen atau laporan tercetak

Manual Input Simbol untuk pemasukan data secara manual on-line keyboard.

Manual Operation

Simbol untuk menunjukkan pengolahan yang tidak dilakukan oleh komputer.

Punch Card Simbol yang menyatakan bahwa input berasal dari kartu atau output ditulis ke kartu.

Connector Simbol untuk keluar-masuk atau penyambungan proses dalam lembar / halaman yang sama.

Connector Simbol untuk keluar-masuk atau penyambungan proses dalam lembar / halaman yang berbeda.

Gambar

Gambar 2.2.3.1-1 Komponen Adruino  2.2.3.  Radio Frequency Identification (RFID)
Gambar 2.2.3.1-1 Cara Kerja RFID Melalui Sinyal Frekuensi Radio
Gambar 2.2.3.1-2 Tag RFID Aktif
Gambar 2.2.3.2-1 Penjelasan pin modul rfid rc 522  2.2.4.  Sistem
+6

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan bahwa implementasi alokasi dana desa di desa ulubalang kecamatan salomekko kabupaten bone yang dilihat dari standar dan

1, Juni 2014 Apa yang dilakukan oleh Amerika dan sekutunya jika dilihat dari konsep self defense dari Pasal 51 Piagam PBB maka tindakan tersebut bisa dikatakan telah

Film ini menarik karena tokoh yang ada di film tersebut yaitu Merry Riana yang dikenal sebagai motivator muda yang sukses di negeri orang dan saat ini

120 Kantor Imigrasi sudah dapat melayani permohonan Paspor RI melalui bussiness process yang baru. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAM

Hasil dari penelitian ini dengan menerapkan pembelajaran menggunakan pemrograman PHP dengan Codeigniter berbasis project based learning mampu membuat belajar lebih kreatif dan

Informasi dalam dokumen ini didasarkan pada pengetahuan terkini kami dan berlaku untuk produk yang berkaitan dengan tindakan pencegahan dan keselamatan. Itu tidak mewakili

Seberapa jauh Poltekkes Kemenkes Surakarta melampaui SN Dikti yang ditunjukkan dengan penetapan Standar Dikti yang ditetapkan tersebut merupakan perwujudan dari dua

Pulau Kapoposang merupakan salah satu Daerah Perlindungan Laut (DPL) di Indonesia dan data kondisi tutupan karang merupakan informasi yang sangat penting untuk