• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DESKRIPSI WILAYAH DESA JOLOTIGO KECAMATAN TALUN KABUPATEN PEKALONGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II DESKRIPSI WILAYAH DESA JOLOTIGO KECAMATAN TALUN KABUPATEN PEKALONGAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

DESKRIPSI WILAYAH DESA JOLOTIGO KECAMATAN TALUN KABUPATEN PEKALONGAN

A. Kondisi Geografis Kebun Teh Desa Jolotigo

Berdasarkan lokasinya wilayah Kabupaten Pekalongan terbagi menjadi dua wilayah yaitu wilayah utara dan wilayah selatan. Daerah Utara merupakan lautan sedangkan Daerah selatan Kabupaten Pekalongan dengan ketinggian 40- 700 meter di atas permukaan laut, merupakan daerah Persawahan, perkebunan, dan hutan. Di Kabupaten Pekalongan terutama di wilayah selatan mempunyai iklim relatif yang lebih sejuk dan curah hujan sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah utara. Wilayahbagian selatan banyak diusahakan untuk pertanian, perkebunan, kehutanan, danperternakan.1

Kecamatan Talun merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Pekalongan yang terletak di sebelah Utara Kecamatan Karangdadap, sebelah Barat Kecamatan Doro dan di sebelah Timur Kecamatan Petungkriyono serta di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Batang, dengan letak posisi Geografis 6 s/d 7 derajat Ls dan 109 derajat BT.2

Jarak tempuh ke Ibukota Kecamatan sejauh 1,7 Km dengan lama tempuh 5 menit. Jarak tempuh ke Ibukota Kabupaten Kajen sejauh 23 Km dengan lama tempuh sekitar 30 menit. Adapun batas-batas desa, adalah seperti berikut : Sebelah Utara, berbatasan dengan Desa Kalirejo. Sebelah Timur, berbatasan

1BPS Kabupaten Pekalongan tahun 2014

2 Sumber monografi Kecamatan Talun tahun 2006 15

commit to user

(2)

dengan Desa Donowangun. Sebelah Selatan, berbatasan Desa Mesoyi, dan Sebelah Barat, adalah berbatasandengan Desa Banjarsari.3

Sebagian besar wilayah Kecamatan Talun merupakan dataran tinggi dengan ketinggian berkisar antara 240 s/d 500 meter, dengan kondisi tersebut potensi curah hujan masih cukup tinggi yang tentunya sangat mendukung untuk mengolah lahan pertanian dan sebagian besar penduduknya mempunyai mata pencaharian sebagai petani.4

Perkebunan Jolotigo adalah salah satu perkebunan yang berada di Propinsi di Jawa Tengah, tepatnya di desa Jolotigo yaitu Km 32 kearah Selatan Pekalongan. Perkebunan ini berada di : Kelurahan di Jolotigo, Kecamatan di Talun, Kabupaten di Pekalongan, dan berada di Propinsi di Jawa Tengah.

Perkebunan Jolotigo merupakan pergabungan antara dua perkebunan.

Masing-masing kebun itu memiliki dua Kecamatan yang berbeda. Kebun tersebut ialah Kebun Tombo-Wonodadi yang terletak di Kecamatan Wonotunggal, KabupatenBatang dan Kebun Doro yang terletak di Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan.

Perkebunan Teh Jolotigo memiliki batas-batas sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa dan Kota Pekalongan, Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Batang dan Kota Pekalongan, Sebelah Selatan, berbatasan Kabupaten Banjarnegara, dan Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Pemalang. Begitu pula jarak dari kota Kabupaten ialah: Kebun Jolotigo mempunyai jarak dengan Kajen sekitar 30 Km, Kebun Tombo-Wonodadi

3 Ibid., hlm 2.

4Wawancara dengan Pak Hartomo mandor besar, tanggal 6 maret 2017

commit to user

(3)

mempunyai jarak dengan Kajen sekitar 34 Km, dan Kebun Doro mempunyai jarak dengan Kajen sekitar 20 Km.

Perkebunan Jolotigo mempunyai tiga wilayah Perkebunan dalam tempat yang berebeda wilayah, memiliki ketinggian dari permukaan air laut, adalah sebagai berikut : Kebun Jolotigo, mempunyai ketinggian 600 m s/d 1200 m, Kebun Tombo-Wonodadi, mempunyai ketinggian 600 m s/d 1200 m, dan Kebun Doro, mempunyai ketinggian 200 m/ 600 m.5

Perkebunan Teh Jolotigo terletak di daerah pegunungan dengan ketinggian 300-1200 M di atas permukaan laut, sebagian besar dari areal perkebunan tersebut perbukitkan dan sedikit sekali yang merupakan daratan (landai). Areal yang mempunyai kemiringan antara 15-490kurang lebih hanya 30% saja, sedang areal yang lain mempunyai kemiringan lebih dari 400.

Luas areal Perkebunan Jolotigo pada awalnya merupakan penggabungan dari dua unit Kebun bekas pemilikan sebuah kongsi NV Belanda, terdiri dari perkebunan teh Jolotigo dan perkebunan Tombo-Wonodadi.

1. Kebun Jolotigo

Pemilik sebelumnya yaitu NV. Watering Loeber, lokasinya terletak di Kecamatan Talun, dengan memiliki luas 482,75 Ha, dan Kebun Doro, yang terletak di Kecamatan Doro, dengan memiliki luas 139,43 Ha. Luas jumlah antara Kebun Jolotigo dan Kebun Doro adalah 622,18 Ha.

2. Kebun Tombo-Wonodadi

5 Arsip, Profil Kebun PTPN IX Afdeling: Selatan, 2015 commit to user

(4)

Pemilik sebelumnya NV. Landbouw Onderneming,lokasinya terletak di Kecamtan Bandar, dengan memiliki luas 282,64 Ha dan Kecamatan Wonotunggal, dengan memiliki luas 246,80 Ha. Luas jumlahnya adalah 529,44 Ha. Total luas dari semua perkebunan, adalah 1,151.62 Ha.6

Pada tahun 1973 Perkebunan berubah menjadi menjadi PPN XVII (Persero) Kebun Jolotigo Tombo-Wonodadi/ Doro. Luas areal di PT Perkebunan XVIII (Persero) Jolotigo, Tombo/Wonodadi Doro adalah 596,08 ha yang terbagi menjadi tiga bagian. Bagian Utara seluas 194,31 ha, bagian Selatan luas 218,96 ha dan bagian Doro seluas 182,81 ha. Masing-masing bagian tersebut tersebut menjadi blok-blok, jumlah seluruh blok ada 51 buah dengan tahun tanam yang berlainan. Luas masing-masing blok atau luas areal dapat dilihat pada tabel 1.

6 Ibid., hal 8.

commit to user

(5)

Tabel 1.

Luas areal PT Perkebunan XVIII (Persero) Bagian Selatan

No Blok Tahun tanam Luas (Ha)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

Kebun Manis Kebun Manis Kebun Manis Kebun Jeruk Kebun Jeruk Kebun Ronggeng Kebun Guwo Kebun Guwo Kebun Guwo Tua Kebun Guwo Joho Kebun Guwo Paseran Kebun Guwo Muda Kali Gintung Kali Urang Tengah Sirondo Timur Sirondo Barat Sirondo Kosar Sirondo Baru Sirondo Kraminan Muncar

Kebun Manis Gunung Paku Sigudik Sirondo Baru Kali Urang Timur

-

1969/1970 1971/1972 1978/1979 1975/1976 1975/1976 1963/1964 1959/1960 1927/1928 1978/1979 1974/1975 1975/1976 1901/1902 1986/1987 1927/1928 1927/1928 1967/1968 1964/1965 1979/1980 1978/1979 1982/1983 1984/1985 1985/1986 1985/1986 1985/1986

11,80 2.42 2,32 2,25 4,88 5,80 1,00 5,00 11,82 2,50 2,56 4,68 12,12 15,80 15,52 11,92 1,92 5,00 4,04 40,25 3,00 8,72 21,08 7,00 15,50

Jumlah 218,96

(Sumber : Data Intern PT Perkebunan IX (Persero) Jolotigo.)

Dari tabel I menjelaskan, tahun tanam tertua atau pertama yaitu Kebun Guwo Tua, , Sirondo Timur, dan Sirondo Barat pada tahun 1927. Semua luas Blok Areal Bagian Selatan, Blok yang paling terluas adalah Blok Muncar yaitu 40,25 ha dan yang Blok yang paling terkecil adalah blok Guwo yaitu 1,00 ha.

Jumlah dari semua Blok tersebut adalah 218,96 ha. commit to user

(6)

Tabel 2.

Luas areal PT Perkebunan XVIII (Persero) Bagian Utara

No Blok Tahun tanam Luas (Ha)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Genuk Genuk Dampit Tua Dampit Muda Kramas I Pedono Kramas II Kramas III

Kedawung Tengah Sinanas Tua Kedawung Barat Kedawung Muda Kedawung Timur Sinanas Muda Sinanas GLD Puwoko Muda II Puwoko Muda I Puwoko Tua

1980/1981 1981/1982 1984/1985 1984/1985 1985/1986 1985/1986 1986/1987 1984/1985 1985/1986 1986/1987 1985/1986 1985/1986 1985/1986 1986/1987 1984/1985 1986/1987 1986/1987 1986/1987

25,00 28.83 17,60 4,88 8,48 15,80 15,52 11,52 7,40 13,20 9,52 1,24 5,44 2,34 3,04 2,08 8,32 13,90

Jumlah 194,81

(Sumber : Data Intern PT Perkebunan IX (Persero) Jolotigo.

Pada tabel 2 menjelaskan bahwa Bagian Utara terdiri dari: Blok Genuk dibagi menjadi 2 yang luasnya 25,00 ha dan 28,83. Blok Dampit dibagi menjadi dua, Dampit Tua luasnya 17,60 ha dan Dampit Muda luasnya 4,88 ha.

Blok Kramas dibagi menjadi 3, yang luasnya Kramas I luasnya 8,48 ha, Kramas II luasnya 15,52 ha dan Kramas III luasnya 11,52 ha. Blok Pedono luasnya 15,80 ha.

Blok Kedawung dibagi menjadi 4, yaitu Kedawung Tengah luasnya 7,40 ha, Kedawung Barat luasnya 9,52 ha, Kedawung Muda luasnya 1,24 ha, dan Kedawung Timur luasnya 5,44 ha. Blok Sinanas dibagi menjadi 3, yaitu: Sinanas Tua luasnya 13,20 ha, Sinanas Muda luasnya 2,34 dan Sinanas GLD luasnya 3,04.

Dan terakhir Blok Puwoko yang dibagi menjadi 3, yaitu: Puwoko muda II luasnya commit to user

(7)

2,08, Puwoko Muda I 8,32 ha dan Puwoko Tua luasnya 13,90. Jumlah keseluruhan blok yaitu 194,81 ha. Dari semua blok tersebut Blok Utara yang paling luas adalah Blok Genuk yang luasnya 28,83 ha dan Blok yang terkecil adalah Blok Puwowko Muda II yaitu 2,08 ha.

Tabel 3.

Luas areal PT Perkebunan XVIII (Persero) Bagian Doro

No Blok Tahun tanam Luas (Ha)

1 2 3 4 5 6 7 8

Blabar II Blabar I Jenu Crangah II Crangah I Surorejo Emplasemen Lain-lain

1981/1982 1981/1982 1981/1982 -

1988/1989 -

20,00 25,00 07,00 50,00 25,00 42,00 3,65 9,96

Jumlah 182,91

(Sumber : Data Intern PT Perkebunan IX (Persero) Jolotigo)

Pada tabel 3 menjelaskan bahwa Bagian Doro terdiri dari: Blok Blabar dibagi menjadi 2 bagian, yaitu: Blabar II luasnya 20,00 ha dan Blabar I luasnya 25,00. Blok Jeno luasnya 07,00 ha. Blok Crangah, dibagi menjadi 2 yaitu:

Crangah II luasnya 50,00 ha dan Crangah I luasnya 25,00 ha. Blok Surejo luasnya 42,00 ha. Blok Emplasemen luasnya 3,65 ha. Dan lain-lain luasnya 9,96. Jumlah dari blok bagian Doro seluas 182,91 ha. Total seluruh bagian Blok Selatan, Blok Utara dan Blok Doro adalah 569,08 ha. Tahun 1974 tanaman teh yang sudah tua diadakan rehabilitasi/peremajaan seluas 75,00 Ha dan tanaman baru seluas 25,00 Ha. Untuk tanaman kopi telah diremajakan sejak tahun 1972 seluas 61,17 Ha, commit to user

(8)

persiapan tanaman ini seluas 75,00 Ha. Perlu diketahui bahwa Afdeling Doro yang semula tanaman karet berubah ke kopi dan mulai tahun 1999 berubah menjadi tanaman teh karena adanya pemisahan perkebunan.

B. Kondisi Demografi

Penduduk adalah orang-orang yang berada dalam suatu wilayah yang terikat oleh aturan-aturan yang berlaku dan saling berinteraksi satu sama lain secara terus menerus. Penduduk merupakan sumber tenaga kerja selain itu penduduk juga merupakan konsumen.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kecamatan Talun Tahun 1990 jumlah penduduknya 1779 jiwa yang terdiri dari 954 laki-laki dan 825 jiwa perempuan. Sedangkan jumlah penduduk tahun 2000 jumlah penduduknya 2002 jiwa yang terdiri dari 1059 laki-laki dan 943 perempuan dan jumlah penduduk tahun 2010 jumlah penduduknya 2378 jiwa yang terdiri dari 1325 laki-laki dan 1035 perempuan. Keadaan ini dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut:

Tabel 4. Jumlah Penduduk Desa Jolotigo Jenis Kelamin Tahun 1990, 2000 dan 2010.

Tahun Jenis Kelamin Jumlah

Laki-Laki Perempuan

1990 954 825 1779

2000 1059 943 2002

2010 1325 1053 2378

(Sumber: Kantor BPS Kab.Pekalongan Tahun 1990, 2000 dan 2010) commit to user

(9)

Dari tabel 4 dapat dikatakan bahwa jumlah penduduk yang ada di Desa Jolotigo mengalami peningkatan. Dengan rincian dari tahun 1990 sampai 2000 berjumlah 223 jiwa dan dari tahun 2000 sampai 2010 terjadi peningkatan sebesar 376 jiwa. Sebagian besar Desa Jolotigo merupakan daerah persawahan sehingga sebagian besar penduduk bekerja sebagai Petani, Buruh, Pedagang, buruh Pabrik, PNS dan lain-lain. Sebagian besar yang tinggal di daerah pabrik teh bekerja sebagai buruh pabrik baik tenaga kerja perkebunan maupun buruh pemetik lepas.

C. Latar Belakang Kondisi Sosial, Budaya dan Ekonomi Masyarakat Jolotigo

Kondisi masyarakat Desa Jolotigo Kecamatan Talun Kabupaten Pekalongan sebagian besar pada perkebunan dengan menjadi buruh perkebunan, penggarap ladang dan petani. Dari segi ekonomi mayoritas pekerjaan masyarakat Desa Jolotigo Kecamatan Talun Kabupaten Pekalongan adalah sebagai pemetik teh di perkebunan Jolotigo dan menjadi buruh perkebunan. Pendapatan yang didapatkan masyarakat lebih pada kisaran menengah kebawah dengan upah yang tidak terlalu besar.7 Disisi lain masyarakat Desa Jolotigo melakukan perkerjaan dengan mengolah lahan, baik lahan milik tuan tanah atau milik perseorangan.

Sebagian yang lain adalah sebagai petani dan pekerja harian lepas, mereka mengolah tanah perkebunan sebagai lahan pekerjaan mereka baik itu ditanam tanaman ladang dan sawah.

7 Wawancara dengan Junianto mandor pemetik teh dan salah satu masyarkat desa Jolotigo, tanggal 7 maret 2017

commit to user

(10)

Masyarakat Desa Jolotigo memanfaatkan lahan sebagai mata pencaharian mereka, dengan upah (pendapatan) yang minim atau dibawah UMK Kabupaten Pekalongan 2015 dan masyarakat tetap menggunakan pola tradisional sebagai penopang kebutuhan mereka, seperti bertani atau menjadi buruh perkebunan PTPN IX Jolotigo.8. Masyarakat Desa Jolotigo dalam aspek sosial memiliki sebuah perbedaan dengan masyarakat modern pada umumnya, selain masih mempertahankan pola-pola tradisional dalam masyarakatnya juga masih memegang nilai adat masih terdapat kepercayaan-kepercayaan mistik. Masyarakat Jolotigo mayoritas memiliki pekerjaan sebagai buruh perkebunan, sedikit dari masyarakat Jolotigo yang memilik merantau ke luar daerah mereka karena memang tanah yang potensial di Jolotigo menyebabkan mereka lebih memilih tinggal di desa.

Dari segi sosial dan ekonomi masyarakat memilih zona nyaman mereka sebagai pekerja perkebunan teh daripada memperbaiki perekonomian,9 dan dari segi sosial masyarakat Jolotigo lebih pada pola-pola masyarakat tradisional dengan masih memegang adat budaya secara kuat. Bekerja di perkebunan teh merupakan satu aspek penopang ekonomi masyarakat Desa Jolotigo. Di sisi lain masyarakat juga memiliki mata pencaharian dengan berternak, menggarap sawah dan ladang untuk kemudian dijual ke pasar. Keadaan anak-anak di Desa Jolotigo juga menjadi bagian dari perkebunan dan usaha orang tua mereka. Anak-anak tidak terlalu diperhatian dalam hal pendidikan, karena mereka lebih condong

8 Wawancara dengan Suretno staff desa Jolotigo, tanggal 9 maret 2017

9 Wawancara dengan Casmini buruh perempuan pemetik teh dan warga desa Jolotigo, tanggal 8 Maret 2017

commit to user

(11)

untuk membantu orang tua di ladang, sawah dan perkebunan teh. Pendidikan di wilayah Desa Jolotigo kurang diperhatikan karena mereka lebih cenderung ingin sebagai pekerja perkebunan saja daripada harus menekuni bidang pendidikan mereka. Rata-rata pendidikan hanya sebatas Sekolah Dasar, sebagian anak-anak tidak melanjutkan ke jenjang selanjutnya karena kurangnya fasilitas pendidikan di Desa Jolotigo. Sebagian yang lain melanjutkan jenjang selanjutnya diluar wilayah Desa Jolotigo, dan sebagian lebih memilih merantau ke luar daerah untuk mencari nafkah dan pengalaman diluar desa.10

10 Wawancara dengan Cahyanto kepala mandor pemetik teh dan salah satu masyarakat desa Jolotigo, tanggal 10 maret 2017

commit to user

Gambar

Tabel 4. Jumlah Penduduk Desa Jolotigo Jenis Kelamin Tahun 1990,  2000 dan 2010.

Referensi

Dokumen terkait

Wilayah Kecamatan Baros memiliki ketinggian antara 112 m hingga 276 m diatas permukaan laut (dpl). Sindangmandi merupakan desa dengan ketinggian 276 m dpl merupakan

Kecamatan Medan Johor adalah salah satu dari 21 Kecamatan yang berada di wilayah Kota Medan berada pada ketinggian 12 m dari permukaan laut, yang sebelumnya termasuk

Andosol, bentuk wilayah sebagian besar berbukit dan bergelombang dengan ketinggian 600–2000 m dari permukaan laut, bahan induk dari batuan beku, tanah bersolum dalam (lebih dari 90

Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir semua di pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat dengan ketinggian 1000 meter diatas permukaan laut, karena pada

Maksud dari penulisan projek akhir II ini antara lain guna membuat prototype alat ukur ketinggian tempat dari permukaan air laut berdasarkan tekanan udara dari berbagai macam

Luas Wilayah, Ketinggian dari Permukaan Laut dan Kedalaman Air Tanah (Sumur) Dirinci Menurut Desa dalam Wilayah Kecamatan Patani Utara,

Luas Wilayah, Ketinggian dari Permukaan Laut dan Kedalaman Air Tanah (Sumur) Dirinci Menurut Desa dalam Wilayah Kecamatan Patani Utara,

 Kendala alamiah yakni adanya wilayah rawan bencana di Kabupaten Lamongan, yaitu wilayah yang secara topografis mempunyai ketinggian o-7 m diatas permukaan