• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN HEAD CONTROL DENGAN POLA MERANGKAK PADA BAYI USIA 7-10 BULAN DI POSYANDU DESA SAWIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "HUBUNGAN HEAD CONTROL DENGAN POLA MERANGKAK PADA BAYI USIA 7-10 BULAN DI POSYANDU DESA SAWIT"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN HEAD CONTROL DENGAN POLA

MERANGKAK PADA BAYI USIA 7-10 BULAN DI POSYANDU DESA SAWIT

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

LIA YOGI PURNAWATI J 12017 1154

PROGRM STUDI FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

brought to you by CORE View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk

provided by UMS Digital Library - Selamat datang di UMS Digital Library

(2)

i

HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN HEAD CONTROL DENGAN POLA MERANGKAK PADA BAYI USIA 7-10 BULAN DI POSYANDU DESA SAWIT

PUBLIKASI ILMIAH

oleh :

LIA YOGI PURNAWATI J120171154

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Agus Widodo, S.Fis., Ftr., M.Fis NIDN. 0625087503

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN HEAD CONTROL DENGAN POLA MERANGKAK PADA BAYI USIA 7-10 BULAN DI POSYANDU DESA SAWIT

OLEH

LIA YOGI PURNAWATI J120171154

Telah dipertahankan didepan dewan penguji Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta pada hari Selasa, 13 Agustus 2019 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Agus Widodo, S.Fis., Ftr., M.Fis (...) (Ketua Dewan Penguji)

2. Edy Waspada, SSTFT., M.Kes (...) (Anggota I Dewan Penguji)

3. Isnaini Herawati, S.Fis., M.Sc., S.Ftr (...) (Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

(Dr. Mutalazimah, S.KM., M.Kes.) NIK/NIDN. 786/06-1711-7301

(4)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 13 Agustus 2019 Penulis

LIA YOGI PURNAWATI J120171154

(5)

1

HUBUNGAN HEAD CONTROL DENGAN POLA MERANGKAK PADA BAYI USIA 7-10 BULAN DI POSYANDU DESA SAWIT

Abstrak

Konsep tumbuh kembang adalah anak dapat bertumbuh dan berkembang sesuai dengan tahapannya. Bayi lahir, mengembangkan gerak refleks, lalu menuju gerakan motorik yang terkoordinasi, seperti berguling, duduk, merangkak dan berjalan. Inilah yang disebut sebagai tonggak-tonggak perkembangan (milestones development). Gerakan merangkak akan dicapai ketika head control bayi maksimal dapat terangkat lebih dari 900, untuk mengoptimalkan tahapan perkembangan motorik bayi dapat dibantu dengan stimulasi dari fisioterapi sejak bayi baru lahir (sedini mungkin). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan head control terhadap pola merangkak pada bayi usia 7-10 bulan.

Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian kuantitatif dengan metode observasi. Teknik pengambilan sempel yang digunakan adalah purposive simple sampling dengan sampel 52 orang. Teknik analisis data menggunakan uji Chi- Square. Pengukuran perkembangan motorik head control dan pola merangkak menggunakan modifikas kemampuan pola merangkak dan Gross Motor Function Measure (GMFM). Hasil Uji statistik chi square di dapatkan hasil Pearson Chi Square didapatkan nilai p-value 0.000 < 0.05 dengan nilai OR 156.000 dan lower 8.751 dan upper 2781.03, sehingga dapat disimpulkan bahwa teradapat hubungan yang signifikan antara pola merangkak dengan head control pada anak usia 7 bulan. Nilai p-value 0.005 < 0.05, Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pola merangkak dengan head control pada anak usia 8 bulan. Nilai p-value 0.182 > 0.05, Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pola merangkak dengan head control pada anak usia 9 bulan. nilai p-value 0.250 > 0.05, Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pola merangkak dengan head control pada anak usia 10 bulan di Posyandu Desa Sawit. Kesimpulan adalah ada hubungan head control dengan pola merangkak pada bayi usia 7-8 bulan dan tidak ada hubungan antara head control dengan pola merangkak pada bayi usia 9-10 bulan di Posyandu Desa Sawit, Klaten.

Kata Kunci: head control, pola merangkak Abstract

Children grow and develop progressively. The baby is born, develops reflexes, then goes into coordinated motion, starts rolling, sitting, crawling and walking.

This is what is called milestones development. Crawling movements will be achieved when the baby's maximum head control can be raised more than 900, to optimize the baby's motor development stages can be helped with the stimulation of physiotherapy since early childhood. This study aims to determine the relationship of head control to crawling patterns in infants aged 7-10 months. The research method used is quantitative research with observational methods. The sampling technique used was purposive simple sampling with a sample of 52 people. Data analysis techniques using the Chi-Square test. Measurement of head

(6)

2

control motor development and crawling patterns using crawling patterns modification and Gross Motor Function Measure (GMFM). Chi square statistical test results obtained with Pearson Chi Square results obtained p-value of 0,000

<0.05 with OR values of 156,000 and lower 8,751 and upper 2781.03, so it can be concluded that there is a significant relationship between crawling patterns with head control in children aged 7 months. P-value of 0.005 <0.05, so it can be concluded that there is a significant relationship between crawling patterns and head control in 8-month-old children. P-value 0.182> 0.05, so it can be concluded that there is no significant relationship between crawling patterns with head control in children aged 9 months. P-value of 0.250> 0.05, so that it can be concluded that there is no significant relationship between crawling patterns and head control in children aged 10 months in the Posyandu village of Sawit. The conclusion there is a relationship between head control and crawling patterns in infants aged 7-8 months and there is no relationship between head control and crawling patterns in infants aged 9-10 months in the Posyandu village of Sawit.

Keywords: head control, crawling pattern 1. PENDAHULUAN

Konsep tumbuh kembang adalah anak dapat bertumbuh dan berkembang sesuai dengan tahapannya. Bayi lahir, mengembangkan gerak refleks, lalu menuju gerakan motorik yang terkoordinasi, seperti berguling, duduk, merangkak dan berjalan. Inilah yang disebut sebagai tonggak-tonggak perkembangan (milestones development) (Bulan & Puspita, 2013).

Perkembangan awal pada anak dimulai dari head control. Head control adalah perkembangan motorik pada bulan 1-3 setelah kelahiran. Kontrol kepala penting untuk berbagai perilaku awal, berepengaruh terhadap kemampuan visual, kemampauan oral, trunk dan kekuatan otot lengan. Misalnya kepala terangkat dengan tumpuan pada lengan membuat posisi kepala lebih setabil dan dapat mengoptimalkan visual. Kemampuan visual tersetimulasi dengan maksimal menyebabkan kontrol tubuh yang lebih baik, dan membantu bayi dalam belajar perilaku yang lebih kompleks. Pada usia 3 bulan, bayi biasanya mempertahankan kepala mereka dalam suatu posisi tegak, menuju garis tengah saat diberi stimulasi.

Secara klinis, posisi kepala tegak pada garis tengah telah dianggap sebagai tingkat dasar kontrol kepala yang penting, yang terus meningkat sepanjang tahun pertama dan melampaui (ditinjau di Adolph et al10) (Lee & Galloway, 2012).

(7)

3 2. METODE

Penelitian yang digunakan dengan metode observasi dengan desain cross sectional dan bertujuan untuk mengetahui hubungan head control terhadap pola merangkak pada bulan Juli 2019. Responden dalam penelitian ini bayi usia 7-10 bulan di Posyandu Desa Sawit, Klaten, berjumlah 56 bayi serta telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik pengambilan sampelnya purposive sampling.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Umur Responden

Usia Responden Frekuensi Persentase

7 bulan 8 bulan 9 bulan 10 bulan

27 10 11 4

51.9%

19.2%

21.2%

7.7%

Total 52 100%

Dari tabel 1 distribusi frekuensi reponden berdasarkan umur diketahui bahwa paling banyak pada umur 7 bulan sebanyak 27 sampel atau 51,9%, paling sedikit pada umur 10 bulan sebanyak 4 sampel atau 7,7% sedangkan pada umur 8 bulan sebanyak 10 sampel atau 19,2% dan umur 9 bulan sebanyak 11 sampel atau 21,2%.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Laki- laki perempuan

37 15

71,2%

28,8%

Total 52 100%

Dari tabel 2 distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelain, menunjukan bahwa sebanyak 15 bayi sampel (28,8%) berjenis kelamin perempuan, sedangkan sisanya sebanyak 37 bayi sampel (71,2%) berjenis kelamin laki-laki.

(8)

4

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Head Control

Head Control Frekuensi Persentase

Nilai 2 Nilai 3 Nilai 5

16 15 35

30,8%

1,9%

67,3%

Total 52 100%

Dari tabel 3 distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kemampuan head control, menunjukan bahwa sebanyak 16 bayi sampel (30,8%) head control nilai 2 (posisi tengkurap dengan tumpuan lengan: Angkat kepala tegak, elbow ekstensi, dada diangkat), 15 bayi sampel (1,9%) head control nilai 3 (posisi tengkurap dengan tumpuan lengan: berat badan dibebankan pada lengan kanan, lengan kiri lurus kedepan satu lengan), dan 35 bayi sampel (67,3%) head control nilai 5 (tengkurap; berputar kepala ke kanan dan kekiri 900 menggunakan tangan dan kaki )

Tabel 4. Distribusi Pola Merangkak

Pola Merangkak Frekuensi Persentase

Pola 1 Pola 2 Pola 5

7 10 35

13,5%

19,2%

67,3%

Total 52 100%

Dari tabel 4 distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis pola merangkak, menunjukan bahwa sebanyak 7 bayi sampel (13,5%) pola merangkak 1(The Belly Crawl), 10 bayi sampel (19,2%) pola merangkak 2(The Crab Crawl), dan 35 bayi sampel (67,3%) pola merangkak 5 (The Classic Crawl).

3.2 Hasil Analisis Data 3.2.1 Uji Chi Square

Tabel 5. Uji Chi Square Head Control Terhadap Pola Merangkak

Head kontrol

Pola Merangkat

Total % p- value

OR 95 CI

Sesuai % Tidak

Sesuai % Low Upp

7 Bln Normal 12 44.44 1 3.70 13 48.14 0.000 156.000 8.751 2781.

Tidak 023 Norma

1 3.70 13 48.14 14 51.85

Total 13 48.14 14 51.85 27 100

8 Bln Normal 6 60 0 0 6 60 0.005

Tidak Normal

0 0 4 40 4 40

Total 6 60 4 40 10 100

(9)

5

9 Bln Normal 9 81.82 0 0 9 81.82 0.182

Tidak Normal

1 9.09 1 9.09 2 18.18

Total 10 90.91 1 9.09 11 100

10 Bln Normal 3 75 0 0 3 75 0.250

Tidak Normal

0 0 1 25 1 25

Total 3 75 1 25 4 100

Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa hasil tabulasi silang untuk responden yang berumur 7 bulan yang berjumlah 27 responden. Dari 27 responden tersebut, sebanyak 13(48.14%) responden yang merangkaknya sesuai pola. Dari 13 responden, sebanyak 12 (44.44%) responden yang merangkaknya sesuai pola dan head control normal dan sebanyak 1 (3.70%) responden yang merangkaknya sesuai pola dan head control tidak normal. Sebanyak 14 responden yang pola merangkaknyga tidak sesuai pola. Dari 14 responden tersebut, sebanyak 1 (3.70%) responden yang pola merangkaknya tidak sesuai pola dan head control normal dan sebanyak 13 (48.14%) responden yang merangkaknya tidak sesuai pola dan head control tidak normal. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji chi-square didapatkan nilai p-value 0.000 < 0.05 dengan nilai OR 156.000 dan lower 8.751 dan upper 2781.03, sehingga dapat disimpulkan bahwa teradapat hubungan yang signifikan antara pola merangkak dengan head control pada anak usia 7 bulan di Posyandu Desa Sawit, dengan tingkat resiko anak yang pola merangkaknya tidak sesuai pola dengan head control tidak normal sebesar 156.000x dengan tingkat resiko terendah sebesar 8.751x mengalami head control tidak normal dan resiko terbesar 2781.03 mengalami head control tidak normal.

Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa hasil tabulasi silang untuk responden yang berumur 8 bulan yang berjumlah 10 responden. Dari 10 responden, sebanyak 6(60%) responden yang merangkaknya sesuai pola dan semuanya head control normal. Dan sebanyak 4 (40%) yang merangkaknya tidak sesuai pola dan semuanya head control tidak normal. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji chi-square didapatkan nilai p-value 0.005 < 0.05, Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pola merangkak dengan head control pada anak usia 8 bulan di Posyandu Desa Sawit.

(10)

6

Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa hasil tabulasi silang untuk responden yang berumur 9 bulan yang berjumlah 11 responden. Dari 11 responden tersebut, sebanyak 10(90.71%) responden yang merangkaknya sesuai pola. Dari 10 reponden tersebut, sebanyak 9 (81.82%) responden yang merangkaknya sesuai pola dan head control normal dan sebanyak 1 (9.09%) responden yang merangkaknya sesuai pola dan head control tidak normal. Sebanyak 1 (9.09%) responden yang merangkaknya tidak sesuai pola dan semua head control tidak normal. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji chi-square didapatkan nilai p-value 0.182 > 0.05, Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pola merangkak dengan head control pada anak usia 9 bulan di Posyandu Desa Sawit.

Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa hasil tabulasi silang untuk responden yang berumur 10 bulan yang berjumlah 4 responden. Dari 4 responden tersebut, sebanyak 3 (75%) responden yang merangkaknya sesuai pola dan semuanya head control normal. Sebanyak 1 (25%) responden yang merangkaknya sesuai dan semuanya head control tidak normal. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji chi-square didapatkan nilai p-value 0.250 > 0.05, Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pola merangkak dengan head control pada anak usia 10 bulan di Posyandu Desa Sawit.

3.3 Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada 52 bayi sampel untuk melihat korelasi head control dengan pola merangakak pada bayi usia 7-10 bulan. Faktor usia merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap tingkat respon tubuh terhadap rangsangan pada bayi. Pada penelitian ini umur yang paling banyak terdapat pada bayi dengan umur 7 bulan yaitu sebanyak 27 orang dengan persentase 51,9% dari total responden yang diteliti.

Dalam penelitian ini terlihat bahwa kemampuan head control mempengaruhi dalam pola merangkak bayi usia 7-10 bulan. Fungsi dari head control adalah untuk postural control, keseimbangan, stabilitias, berpengaruh dalam kemampuan oral dan kemampuan selanjutnya. Kemampuan oral sangat

(11)

7

berpengaruh terhadap asupan bayi dan asupan bayi tercukupi akan berpengaruh terhadap perkembangan motorik bayi.

Kemampuan head control sangat berpengaruh terhadap peningkatan kekuatan otot leher, otot lengan, tangan dan otot punggung. Semakin stabilnya angkat kepala semakin kuat dalam kontraksi otot-otot tangan dan punggung sehingga mempengaruhi dalam pola merangkak. Maksimalnya kekuatan otot anggota gerak atas dan bawah, kekuatan otot pinggul membuat anak dapat melalui fase merangkak tipe 5.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data di atas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara head control dengan pola merangkak pada bayi usia 7-8 bulan di Posyandu Desa Sawit, Klaten dan tidak ada hubungan antara head control dengan pola merangkak pada bayi usia 9-10 bulan di Posyandu Desa Sawit, Klaten.

Hasil penelitia ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan bagi peneliti mengenai hubungan head control dengan pola merangkak pada bayi usia 7-10 bulan. Hasil penelitian dapat sebagai bahan pertimbangan saat melakukan terapi pada pasien dengan kondisi tertentu dan dapat dilihat perkembangan bayi dengan memperhatikan tahapan kemampuan motorik pada bayi. Dan hasil penelitian dapat meningkatkan kesadaran kondisi kesehatan dengan memperhatikan setiap tahap perkembangan bayi.

DAFTAR PUSTAKA

Adolph, K. E. (2008). Learning to Move. NIH Public Access. Curr Dir Psychol Sci. Vol 17 (3): 213–218.

Adolph, K. E., & Hoch, J. E. (2019). Motor Development : Embodied ,Embedded , Enculturated , and Enabling, (September 2018), 1–24.

Baker, M., & Cornelson, K. (2018). Gender-Based Occupational Segregation and Sex Differences in Sensory , Motor , and Spatial Aptitudes.

Bulan, B. U., & Puspita, W. A. (2013). Pengembangan Program Stimulasi Gerak Untuk Mengoptimalkan Perkembangan Motorik Kasar The Development Of Motor Stimulation Program To Optimal

(12)

8

Dahlan, Sopiyudin., (2011). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 5.

Jakarta, Salemba Medika.

Fatmarizka, Tiara, dkk. (2013) Pengaruh Stimulasi Assisted Crawling Terhadap Kemampuan Merangkak Pada Bayi Usia 16-24 Minggu. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Laura Finney. (2007). Head control in children with cerebral palsy, 1–12.

Lee, H.-M., & Galloway, J. C. (2012). Early Intensive Postural and Movement Training Advances Head Control in Very Young Infants. Physical Therapy, 92(7), 935–947. https://doi.org/10.2522/ptj.20110196

Maeide. (2013). Perkembangan Anak Sebuah Tinjauan Psikologis dalam perspektif Al- Quran dan Hadist http://maediani.blogspot.com/2013/01/

perkembangan-anak-sebuah-tinjaun.html

Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis : Jakarta : SalembaMedika

Patrick, S. K., et al. (2012). Developmental constraints of quadrupedal coordination across crawling styles in human infants, 4, 3050–3061.

https://doi.org/10.1152/jn.00029.2012

Poretto. (2013). Types of Baby Crawls. Diakses : 14 Januari 2013.

http://www.parents.com/baby/development/crawling/types-of-baby- crawls/#page=7

Raine S, Meadows L & Lynch M 2. (2009). Bobath Concept: Theory and Clinical Practice in Neurological Rehabilitation. 1st ed. United Kingdom

Salavati, M., et al. (2015). Research in Developmental Disabilities Reliability of the modified Gross Motor Function Measure-88 ( GMFM-88 ) for children with both Spastic Cerebral Palsy and Cerebral Visual Impairment : A preliminary study §. Research in Developmental Disabilities, 45–46, 32–48.

https://doi.org/10.1016/j.ridd.2015.07.013

Soetjiningsih. (2005). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC

Soska, K. C.,et al. (2014). PAPER A new twist on old ideas : how sitting reorients crawlers, 1–13. https://doi.org/10.1111/desc.12205

Sulistiyawati, Ari. (2014). Deteksi Tumbuh Kembang Anak. Jagakarsa, Jakarta Selatan : Salemba Medika.

swarjana, I K. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi).

Yogyakarta : CV. Andi Offset, Sugiono (2017…, 40-51

Wahyono, Yulianto. (2002). Stimulasi Perkembangan Motorik Kasar Bayi Normal.

Yogyakarta : UGM.

(13)

9

Waspada, Edi. (2010). Fisioterapi Pediatri II. Surakarta: UMS

Widodo, A., dkk (n.d.). (2008). Efektifitas Massage Efflurage Terhadap Perkembangan Gross Motoric Pada Bayi Usia 3-4 Bulan, 67–72.

Xiong, Q. L., et al. (2017). Motor Skill Development Alters K inematics and Co - Activation between Flexors and Extensors of limbs in Human Infant Crawling, 4320(c). https://doi.org/10.1109/TNSRE.2017.2785821

Xiong, Q. L., et al. (2015). Antagonist muscle co-activation of limbs in human infant crawling : a pilot study, 2115–2118.

Referensi

Dokumen terkait

Asuransi Takaful Umum Kantor Perwakilan Purwokerto berupa pengamatan penulis dan wawancara dengan pihak Asuransi Takaful Umum Kantor Perwakilan Purwokerto mengenai

Guru perlu mengerti tentang pentingnya peta konsep dalam proses belajar dan memberi kesempatan kepada siswa untuk mengingat kembali tentang apa saja yang mereka

Bermain puzzle menuntut siswa untuk memikirkan secara kreatif bagaimana menyusun potongan menjadi bentuk yang utuh.Tujuan penelitian adalah untuk menghasilkan media

Pengertian Pedagogical Content Knowledge (PCK) menurut Shulman (1986) adalah gabungan dari ilmu pedagogik dan konten materi, yaitu tentang bagaimana seorang pendidik

Abstrak – Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang bertujuan untuk: (1)mengetahui hasil belajar fisika peserta didik yang diajar secara konvensional, (2) mengetahui

6 Pada percobaan ini nilai efisiensi penyerapan kadar air dalam etanol oleh ZA yang telah diaktivasi dengan ukuran partikel 80 mesh cenderung lebih baik bila

Mata kuliah ini terdiri dari 2 SKS teori yang membahas tentang prinsip-prinsip mikrobiologi pangan, pengaruh suhu, aktivitas air, bahan pengawet, dan radiasi terhadap

Berdasarkan uji statistik (Chi-Square), didapatkan nilai P-Value = 0,028 (0,028 &lt; 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Peran orang