• Tidak ada hasil yang ditemukan

- 1 - PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 2 TAHUN 2020 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "- 1 - PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 2 TAHUN 2020 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 2 TAHUN 2020

TENTANG

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2020-2024

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 15 Tahun 2020 tentang Peraturan Menteri Perindustrian tentang Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024, perlu menyusun Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Sekretaris Jenderal tentang Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024;

Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 54) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 69 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 142);

2. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 35 Tahun 2018

tentang Organisasi dan Tata kerja Kementerian

(2)

2018 Nomor 1509);

11. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 15 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 478);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2020-2024.

Pasal 1

Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024, yang selanjutnya disebut Renstra Setjen Kemenperin 2020-2024, merupakan dokumen perencanaan Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian untuk periode 5 (lima) tahun terhitung sejak tahun 2020 sampai dengan tahun 2024.

Pasal 2

(1) Renstra Setjen Kemenperin Tahun 2020-2024 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 terdiri atas :

a. pendahuluan;

b. visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis;

c. arah kebijakan, strategi, kerangka regulasi, dan kerangka kelembagaan;

d. target kinerja dan kerangka pendanaan; dan e. penutup.

(2) Renstra Setjen Kemenperin Tahun 2020-2024 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Sekretaris Jenderal ini.

Pasal 3

Renstra Setjen Kemenperin Tahun 2020-2024 sebagaimana

(3)

Kementerian Perindustrian dalam menyusun dokumen perencanaan dan anggaran

Pasal 4

Unit kerja Eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian wajib menyusun Rencana Strategis 2020-2024 dengan mengacu pada Renstra Setjen Kemenperin 2020-2024 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.

Pasal 5

Rencana strategis unit kerja eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian wajib mencantumkan keterkaitan antara aktivitas/kegiatan, output, indikator kinerja, dan sasaran strategis pada masing-masing unit kerja sesuai dengan tujuan maupun sasaran strategis yang berusaha dicapai pada Renstra Setjen Kemenperin 2020- 2024.

Pasal 6

(1) Pimpinan unit kerja tingkat Eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan Rencana Strategis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5.

(2) Pimpinan unit kerja tingkat Eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian menyampaikan hasil pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Sekretaris Jenderal.

Pasal 7

Sekretaris Jenderal melakukan pemantauan dan evaluasi

terhadap pelaksanaan Renstra Setjen Kemenperin Tahun

2020-2024.

(4)

Peraturan Sekretaris Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 29 Juli 2020 SEKRETARIS JENDERAL,

ttd.

ACHMAD SIGIT DWIWAHJONO

(5)

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 2 TAHUN 2020 TAHUN 2020 TENTANG

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2020-2024

RENSTRA SETJEN 2020-2024 BAB I PENDAHULUAN

A. Kondisi Umum

B. Potensi dan Permasalahan 1. Potensi

2. Permasalahan

BAB II VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS A. Visi

B. Misi C. Tujuan

D. Sasaran Strategis

1. Perspektif Pelanggan (Customer Perspective)

2. Perspektif Proses Internal (Internal Process Perspective) 3. Perspektif Pembelajaran Organisasi (Learn and Growth

Perspective)

BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI, KERANGKA REGULASI A. Arah Kebijakan dan Strategi

B. Kerangka Regulasi

C. Kerangka Kelembagaan

(6)

A. Target Kinerja

B. Kerangka Pendanaan

BAB V PENUTUP

(7)

Gambar 2 Pohon Kinerja Setjen dalam Renstra Kemenperin 2020-2024 Gambar 3 Peta Strategi Renstra Sekretariat Jenderal Tahun 2020-2024 Matriks 1 Kinerja dan Pendanaan Sekretariat JenderalTahun 2020-2024 Matriks 2 Pedoman Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2020-2024

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 29 Juli 2020 SEKRETARIS JENDERAL,

ttd.

ACHMAD SIGIT DWIWAHJONO

(8)

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN NOMOR 5 TAHUN 2021

TENTANG

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2020—2024

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka memberikan panduan bagi unit kerja eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian dalam mewujudkan dukungan manajemen Kementerian Perindustrian yang efektif, telah ditetapkan Peraturan Sekretaris Jenderal Nomor 2 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian Tahun 2020—2024;

b. bahwa sehubungan dengan perubahan organisasi dan

tata kerja Kementerian Perindustrian sebagaimana

ditetapkan dalam Peraturan Menteri Perindustrian

Nomor 7 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kementerian Perindustrian dan perubahan

rencana strategis Kementerian Perindustrian

sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri

Perindustrian Nomor 29 Tahun 2021 tentang

Perubahan atas Peraturan Menteri Perindustrian

Nomor 15 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis

Kementerian Perindustrian Tahun 2020—2024, perlu

(9)

dilakukan penyesuaian sasaran strategis, indikator, dan target indikator kinerja pada rencana strategis Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian tahun 2020—2024;

c. bahwa ketentuan dalam Peraturan Sekretaris Jenderal Nomor 2 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian Tahun 2020—2024 sudah tidak sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan hukum sehingga perlu diganti;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian tentang Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian Tahun 2020—2024;

Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 107 Tahun 2020 tentang Kementerian Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 254);

2. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 7 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 170);

3. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 15 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020—2024 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 478) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 29 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 15 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020—2024 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 1430);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN

PERINDUSTRIAN TENTANG RENCANA STRATEGIS

(10)

SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2020—2024.

Pasal 1

Rencana strategis Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian Tahun 2020—2024 yang selanjutnya disebut Renstra Setjen Kemenperin 2020—2024 merupakan dokumen perencanaan Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian untuk periode 5 (lima) tahun terhitung sejak tahun 2020 sampai dengan tahun 2024.

Pasal 2

(1) Renstra Setjen Kemenperin 2020—2024 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 terdiri atas:

a. pendahuluan;

b. visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis;

c. arah kebijakan, strategi, kerangka regulasi, dan kerangka kelembagaan;

d. target kinerja dan kerangka pendanaan; dan e. penutup.

(2) Renstra Setjen Kemenperin 2020—2024 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Sekretaris Jenderal ini.

Pasal 3

Renstra Setjen Kemenperin 2020—2024 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 digunakan sebagai acuan bagi unit kerja eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian dalam menyusun dokumen perencanaan dan anggaran.

Pasal 4

(1) Unit kerja eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal

Kementerian Perindustrian wajib menyusun rencana

strategis periode tahun 2020—2024 dengan mengacu

(11)

pada Renstra Setjen Kemenperin 2020—2024 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.

(2) Unit kerja eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyampaikan rancangan rencana strategis periode tahun 2020—2024 kepada Sekretaris Jenderal melalui Kepala Biro Perencanaan untuk ditelaah.

Pasal 5

Rencana strategis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) wajib mencantumkan matriks keterkaitan yang berisi:

a. sasaran strategis;

b. indikator kinerja;

c. klasifikasi rincian output;

d. rincian output; dan

e. aktivitas/komponen kegiatan,

pada setiap unit kerja sesuai dengan tujuan dan sasaran strategis yang akan dicapai pada Renstra Setjen Kemenperin 2020—2024.

Pasal 6

(1) Pimpinan unit kerja eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana strategis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.

(2) Pimpinan unit kerja eselon II di lingkungan Sekretariat

Jenderal Kementerian Perindustrian menyampaikan

hasil pemantauan dan evaluasi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) kepada Sekretaris Jenderal

setiap 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun dan sewaktu-

waktu apabila diperlukan.

(12)

Pasal 7

Kepala Biro Perencanaan melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan Renstra Setjen Kemenperin 2020—2024.

Pasal 8

Pada saat Peraturan Sekretaris Jenderal ini mulai berlaku, Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Nomor 2 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian Tahun 2020—2024 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 9

Peraturan Sekretaris Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 28 Desember 2021

SEKRETARIS JENDERAL

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN,

ttd.

DODY WIDODO

(13)

LAMPIRAN

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

NOMOR 5 TAHUN 2021 TAHUN 2020 TENTANG

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2020—2024

RENSTRA SETJEN KEMENPERIN 2020—2024

BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum

B. Potensi dan Permasalahan

BAB II VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN PROGRAM A. Visi

B. Misi C. Tujuan

D. Sasaran Program

1. Perspektif Pelanggan 2. Perspektif Proses Internal

3. Perspektif Pembelajaran Organisasi

BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI, KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

A. Arah Kebijakan dan Strategi B. Kerangka Regulasi

C. Kerangka Kelembagaan

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN A. Target Kinerja

B. Kerangka Pendanaan

BAB V PENUTUP

(14)

BAGAN 1 PETA STRATEGIS RENSTRA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 2020—2024

BAGAN 2 PETA STRATEGI RENSTRA SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2020—2024

BAGAN 3 POHON KINERJA SETJEN DALAM RENSTRA KEMENPERIN 2020—2024

TABEL 1 MATRIK USULAN PENYUSUNAN DAN PENETAPAN REGULASI SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2020-2024

TABEL 2 MATRIK KINERJA DAN ANGGARAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2020—2024

TABEL 3 MATRIK KETERKAITAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2020—2024

TABEL 4 PEDOMAN KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2020—2024

SEKRETARIS JENDERAL

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN,

ttd.

DODY WIDODO

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Kondisi Umum

Pembangunan nasional adalah upaya seluruh komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan dibentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sesuai dengan Nawacita Presiden Republik Indonesia Jilid II dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, sektor industri merupakan salah satu sektor prioritas Pemerintah yang diharapkan memberikan kontribusi optimal dalam mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia.

Dalam mendukung pembangunan nasional dan mewujudkan amanah dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Perindustrian telah menyusun Rencana Strategis Kementerian Perindustrian 2020-2024 sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Perindustrian tentang Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024. Renstra Setjen Kemenperin Tahun 2020-2024 sebagai penjabaran dari Renstra Kemenperin Tahun 2020-2024 disusun dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2019 Tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga Tahun 2020-2024. Renstra Setjen Kemenperin Tahun 2020-2024 memuat visi, misi, tujuan, sasaran strategis, arah kebijakan, strategi, program, kegiatan, dan anggaran pada Sekretariat Jenderal dan dipergunakan sebagai acuan setiap unit kerja eselon II lingkup Sekretariat Jenderal dalam menetapkan dan menerapkan Indikator Kinerja, Rencana Kerja, dan Rencana Kerja Anggaran untuk 5 (lima) tahun ke depan.

Sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024, Sekretariat Jenderal berfokus pada Program Dukungan Manajemen

Kementerian Perindustrian dan Program Nilai Tambah dan Daya Saing Industri yang dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan:

1. Program Dukungan Manajemen Kementerian Perindustrian a. Pelayanan Legislasi, Advokasi, dan Diseminasi

b. Pengelolaan Pelayanan Umum dan Protokoleran serta Sarana dan Prasarana Perkantoran

c. Pengelolaan Organisasi dan SDM

(16)

d. Pengelolaan Keuangan dan BMN

e. Pengelolaan Perencanaan, Penganggaran dan Pelaporan f. Pengelolaan Sistem Informasi dan Teknologi

g. Pengelolaan Komunikasi dan Informasi Publik h. Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri i. Pengembangan Industri Produk Halal

2. Program Nilai Tambah dan Daya Saing Industri a. Pengembangan Sistem Informasi Industri;

b. Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri c. Pengembangan Industri Produk Halal

1. Hasil Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Sekretariat Jenderal

Dalam rangka mewujudkan fokus pengembangan industri pada periode tahun 2020–2024, maka diperlukan gambaran pencapaian yang telah dilaksanakan dalam Renstra Kemenperin periode 2015-2019 dan perlu memperhatikan aspirasi masyarakat. Berikut ini capaian Renstra Setjen tahun 2014-2019:

Tabel 1.1 Capaian Renstra Setjen Tahun 2015-2019

No. Sasaran/

Indikator Kinerja

2015 2016 2017 2018 2019

T R T R T R T R T R

TJ. Terwujudnya pelayanan prima bagi stakeholder Sekretariat Jenderal 1 Peningkatan kepuasan

stakeholder eksternal

Belum jadi IKT

Belum jadi IKT 7,5 10 15 6 20 14,67

2 Peningkatan kepuasan stakeholder internal

Belum jadi IKT

Belum jadi IKT 7,5 12,67 15 -6 20 -2,33

1 Mewujudkan manajemen Kementerian Perindustrian yang andal dan professional 1 Tingkat kepuasan

stakeholder eksternal

Belum jadi IKU

Belum jadi IKU 3,3 3,3 3,5 3,18 3,7 3,44 2 Tingkat kepuasan

stakeholder internal

Belum jadi IKU

Belum jadi IKU 3,3 3,38 3,5 2,82 3,7 2,93

2 Mewujudkan Sistem Perencanaan yang Berkualitas 1 Persentase kesesuaian

rencana program dan kegiatan prioritas dengan dokumen Trilateral Meeting

90 90 90 92,2 90 98 95 95,48 95 95,7

2 Persentase anggaran Kementerian

Perindustrian yang masuk dalam Catatan Halaman IV Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) atau persentase anggaran Kementerian Perindustrian yang dibintangi akibat kesalahan dalam perencanaan

Belum jadi IK

10 11,5 10 5,03 5 2,77 5 2,28

3 Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)

Belum jadi IK

A (75,00) BB (73,90)

76 76,34 78 77,12 80 78,04

(17)

No. Sasaran/

Indikator Kinerja

2015 2016 2017 2018 2019

T R T R T R T R T R

3 Layanan Administrasi yang Profesional dan Akuntabel 1 Tingkat akuntabilitas

laporan keuangan dan BMN

Capaian Standar Tertinggi

Capaian Standar Tertinggi

Capaian Standar Tertinggi

Capaian Standar Tertinggi

Capaian Standar Tertinggi 2 Persentase nilai BMN

Kementerian

Perindustrian yang ditetapkan status penggunaannya

Belum jadi IK

10 16,5 11 26,56 12 40,47 13 13,11

3 Nilai hasil audit kearsipan

Belum jadi IK

Belum jadi IK 80 70 75 86,9 80 92,4

4 Persentase pemberitaan negatif sektor industri

Belum jadi IK

9 0,1 2 0,6 1,5 0,1 1,5 0,15

4 Layanan Hukum yang Andal 1 Persentase peraturan

perundang-undangan bidang industri yang diundangkan

Belum jadi IK

95 73,17 95 95,65 95 100 Tidak menjadi IK

2 Peraturan perundangan yang diselesaikan

Belum jadi IK 3 3

3 Persentase kasus hukum yang diselesaikan

Belum jadi IK

Belum jadi IK 90 83,33 95 100 95 100

5 Tata kelola Barang Milik Negara (BMN) Kementerian yang Efektif dan Efisien 1 Persentase sarana-

prasarana yang dapat dimanfaatkan

Belum jadi IK

95 92,5 95 94 95 95,1 95 93,41

2 Persentase penurunan konsumsi energi

Belum jadi IK

10 6,53 12 7,06 7,5 -4,79 16 -3,65

6 Meningkatkan kinerja ASN dan Efektivitas Organisasi 1 Rata-rata nilai prestasi

kerja pegawai

Kementerian Perindustrian

76 86,96 78 87,34 80 87,52 82 87,66 82 89,72

2 Rata-rata produktivitas kinerja minumum pegawai Kementerian Perindustrian

Belum jadi IK

Belum jadi IK 1200 1464,33 1200 1466,82 1200 1464,61

3 Tingkat efektivitas organisasi Kemenperin

Belum jadi IK 90 90,22

7 Informasi Industri yang Mudah Diakses dan Relevan 1 Tingkat Kesesuaian

ketersediaan data dan informasi industri dalam Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas) terhadap

kebutuhan/permintaan stakeholder

Belum jadi IK

Belum jadi IK 50 88,7 60 97,7 70 94,37

8 Meningkatkan Penggunaan Produk dalam Negeri 1 Perusahaan tersertifikasi

TKDN yang menjalankan kontrak PBJ pemerintah

Belum jadi IK 25 27

2 Rekomendasi

penyelesaian perselisihan TKDN

Belum jadi IK 2 2

Secara umum, pada tahun 2019 Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian

telah mencapai target kinerja. Dari 21 (dua puluh satu) indikator kinerja yang

ditetapkan, 19 (sembilan belas) indikator kinerja dinyatakan “berhasil” yaitu

(18)

dengan capaian ≥ 90%. Adapun 2 (dua) indikator lainnya, yakni peningkatan kepuasan stakeholder internal dan persentase penurunan konsumsi energi belum mencapai target kinerja.

Indikator peningkatan kepuasan stakeholder internal tidak mencapai target di tahun 2019 dengan nilai -2,33 dikarenakan berdasarkan hasil pengolahan data hasil survei, terdapat 5 (lima) kriteria ukur dengan nilai yang cukup rendah yaitu data dari Pusdatin masih kurang spesifik, informasi program karir pegawai di lingkungan Kemenperin, penyelesaian sengketa pengadaan, buku pedoman pencairan anggaran dan tanggung jawab serta penempatan pegawai sesuai kebutuhan unit kerja.

Maka, rekomendasi yang dapat dilakukan untuk memperbaiki pelayanan dapat ditindaklanjuti dengan:

1) Membuat wadah komunikasi di setiap eselon II di bawah Sekretariat Jenderal setiap periode dengan tujuan melaporkan kinerja yang sudah dilakukan dan meminta masukan dari direktorat selaku stakeholder untuk perbaikan selanjutnya;

2) Perlu dilakukan sampling kepuasan saat melakukan pelayanan kepada stakeholder diluar dari Survey Kepuasan Pelanggan regular sehingga hasil dari sampling survey tersebut dapat menjadi tools pencegahan apabila terindikasi adanya penurunan kualitas pelayanan.

Sementara itu indikator Persentase penurunan konsumsi energi tidak mencapai target di tahun 2019 dengan nilai -3,65 persen disebabkan peralatan pada sistem tata udara sudah melewati umur teknis peralatan mekanikal- elektrikal. Peralatan itu merupakan pengadaan tahun 2006 dan mempunyai umur pemakaian hanya 10 tahun sehingga diperlukan penggantian.

Berdasarkan hasil audit energi oleh Kementerian ESDM tahun 2016, perlu dilakukan penggantian Mesin Chiller Nomor 4 dan penggantian Cooling Tower.

Hingga saat ini rekomendasi tersebut belum dapat dilakukan karena terkendala dengan kebutuhan alokasi anggaran untuk prioritas kegiatan lain.

Untuk capaian kinerja Kerangka Regulasi tahun 2015-2019 dilihat berdasarkan 53 regulasi yang telah disusun untuk tahun 2015-2019 adalah terdapat 12 (22,64%) regulasi telah selesai, 3 (5,66%) regulasi dalam proses penyelesaian, dan 38 (71,69%) regulasi yang telah lewat masa penyusunannya dan masih belum ada kejelasan untuk dilanjutkan atau tidak.

Total rencana anggaran periode 2015-2019 pada Renstra Sekretariat

Jenderal Kementerian Perindustrian adalah Rp5.599.286.071.000 (Lima Triliun

(19)

Juta Tujuh Puluh Satu Ribu Rupiah) sedangkan total pagu anggaran yang diterima selama periode tersebut Rp.4.324.174.230.000 (Empat Triliun Tiga Ratus Dua Puluh Empat Miliar Seratus Tujuh Puluh Empat Juta Dua Ratus Tiga Puluh Ribu Rupiah). Sehingga terdapat gap atau selisih sebesar Rp1.275.111.841.000 (Satu Triliun Dua Ratus Tujuh Puluh Lima Miliar Seratus Sebelas Juta Delapan Ratus Empat Puluh Satu Ribu Rupiah) antara rencana anggaran di Renstra Setjen Kemenperin dengan nilai pagu yang diterima. Hal ini merupakan salah satu penyebab tidak tercapainya atau terhambatnya beberapa target kinerja dan terlaksananya rencana aksi.

2. Aspirasi Masyarakat

Aspirasi masyarakat merupakan harapan dan tujuan dari masyarakat untuk kemajuan industri dimasa yang akan datang. Adapun aspirasi masyarakat telah dirangkum sebagai berikut :

a) Terkait Tantangan Lingkungan

Tantangan lingkungan yang dihadapi saat ini adalah perubahan yang begitu cepat, tidak pasti, rumit dan menyebabkan keraguan atau biasa disebut kondisi VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity).

Faktor penyebab terjadinya kondisi ini adalah perkembangan teknologi akibat revolusi industri 4.0, perubahan regulasi dan kebijakan akibat perang dagang serta meningkatnya globalisasi akibat krisis yang terjadi. Akibatnya Sekretariat Jenderal diharapkan untuk dinamis dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan mampu mempelajari fenomena perubahan lingkungan dan menyerap informasi yang berkembang dan mampu memprediksi outcome/impact dari suatu kebijakan.

b) Terkait Data dan Informasi

Data dan informasi sangat penting dalam pengambilan kebijakan dalam penyusunan rencana kerja dan pengambilan keputusan. Untuk itu, Sekretariat Jenderal diharapkan memiliki data dan informasi khususnya data industri yang akurat, lengkap dan mutakhir.

c) Terkait Kapasitas Kebijakan

Dalam pengelolaan kebijakan dan program, monitoring dan evaluasi

harus dilakukan menyeluruh terhadap outcome/impact dan melibatkan

analisis mendalam terhadap data dan kualitas dan capaian kinerja. Sehingga

kebijakan dan program bukan hanya rutinitas, tanpa perbaikan, inovasi dan

terobosan.

(20)

d) Terkait Prinsip 3E dalam Pelayanan Publik

Prinsip 3E merupakan Ekonomis, Efisien dan Efektivitas. Ekonomis berarti penggunaan sumber daya yang ada dengan hati-hati (input), Efisien berarti mengunakan sumber daya dengan tepat guna (Proses) dan Efektivitas (Output/Outcome) berarti tepat sasaran. Implementasi prinsip ini pada seluruh aspek, fungsi dan sistem sangat penting agar kualitas pelayanan publik menjadi optimal dan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.

3. Pemulihan Industri Pascapandemi COVID-19

Pandemi Corona Virus Disease 2O19 atau COVID-19 ditetapkan menjadi pandemi global di tahun 2O2O melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat COVID-19, Corona Virus Disease 2O19 (COVID-19) ditetapkan sebagai jenis penyakit yang menimbulkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat.

Secara umum, pandemi COVID-19 telah berdampak buruk pada ekonomi nasional sepanjang tahun 2020. Pandemi tersebut secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Dampak pandemi COVID-19 juga berpengaruh pada sektor industri pengolahan nomigas.

Dalam mengantisipasi efek negatif yang kemungkinan muncul dari pandemi, Kementerian Perindustrian telah melakukan tindakan melalui aturan/regulasi yang disusun untuk menjamin industri dapat tetap beroperasi dengan tetap mematuhi/menjalankan protokol kesehatan, antara lain:

a. Surat Edaran Menteri Perindustrian No 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Operasional Pabrik Dalam Masa Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019;

b. Surat Edaran Menteri Perindustrian No 7 Tahun 2020 tentang Pedoman Pengajuan Permohonan Perizinan Pelaksanaan Kegiatan Industri Dalam Masa Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Viruse Disease (COVID- 19);

c. Surat Edaran Menteri Perindustrian No 8 Tahun 2020 tentang Kewajiban Pelaporan Bagi Perusahaan Industri dan Perusahaan Kawasan Industri yang Memiliki Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri;

d. Instruksi Menteri Perindustrian No. 3 Tahun 2020 tentang Penguatan

Pengawasan dan Pengendalian terhadap Perusahaan Industri dan

Perusahaan Kawasan Industri;

(21)

e. Surat Edaran Menteri Perindustrian No. 2 Tahun 2021 tentang Partisipasi Industri Dalam Upaya Percepatan Penanganan dan Pengendalian Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19);

f. Surat Edaran Menteri Perindustrian No. 3 Tahun 2021 tentang Operasional dan Mobilitas Pada Masa Kedaruratan Covid19; dan

g. Surat Edaran Menteri Perindustrian No. 5 Tahun 2021 tentang Perubahan Surat Edaran Menteri Perindustrian No 3 Tahun 2021 tentang Operasional dan Mobilitas Pada Masa Kedaruratan Covid19.

Kementerian Perindustrian secara cepat telah mengambil tindakan yang dibutukan dengan mengeluarkan aturan-aturan berupa arah kebijakan/strategi dalam rangka menghadapi pandemi serta melakukan akselerasi program/kegiatan untuk segera membangkitkan kembali sektor industri yang terdampak.

B. Potensi dan Permasalahan

Untuk menajamkan perencanaan strategis Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian perlu dilakukan pemetaan atas potensi yang dimiliki oleh Sekretariat Jenderal. Untuk itu, setiap peluang dan kesempatan yang ada harus dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Selain itu, perlu juga dilakukan antisipasi atas setiap kendala dan hambatan yang dihadapi ataupun menyiasati kelemahan yang ada dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Analisis lingkungan dilakukan terhadap faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi keberhasilan organisasi Kementerian Perindustrian secara keseluruhan dan Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian pada khususnya.

1. Lingkungan Internal 1) Kekuatan

a. Adanya komitmen yang kuat dari pimpinan dan seluruh pegawai Sekretariat Jenderal untuk mengembangkan dan meningkatkan sistem, standar, dan prosedur kerja guna mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang lebih baik;

b. Adanya SDM yang andal dan profesional dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi pemerintahan secara efektif dan efisien berdasarkan prinsip tata kelola pemerintahan yang lebih baik;

c. Kualitas Laporan Keuangan yang mendapatkan capaian standar

tertinggi, yaitu Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP);

(22)

d. Pembagian tugas jelas yang sesuai tugas dan fungsi yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 7 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian;

e. Pengembangan jaringan informasi dan website secara terpadu dan berkesinambungan.

2) Kelemahan

a. Pola pengembangan karir atau kompetensi belum dilaksanakan dengan baik;

b. Kualitas perencanaan relatif masih belum optimal;

c. Belum optimalnya fungsi koordinasi antar unit organisasi di lingkungan Kementerian Perindustrian;

d. Data dan informasi dalam rangka mendukung pengambilan keputusan masih terbatas;

e. Lemahnya pengendalian internal terhadap pelaksanaan kegiatan dan anggaran sehingga pencapaian target belum optimal.

2. Lingkungan Eksternal 1) Peluang

a. Adanya dukungan penyediaan data industri oleh Badan Pusat Statistik (BPS);

b. Terbangunnya jalinan koordinasi dengan Kementerian/Lembaga lainnya;

c. Reformasi Birokrasi di Indonesia yang telah berjalan dan terus ditingkatkan untuk mewujudkan birokrasi yang bersih, efisien, efektif, transparan, dan akuntabel;

d. Kualitas Laporan Keuangan yang mendapatkan capaian standar tertinggi, yaitu opini WTP.

2) Ancaman

a. Penghematan anggaran oleh Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang dapat menghambat pelaksanaan program dan kegiatan yang telah direncanakan;

b. Koordinasi dan sinergitas antar Kementerian/Lembaga belum optimal;

c. Belum optimalnya koordinasi pelaksanaan kegiatan Kementerian

Perindustrian antara unit kerja pusat dan daerah;

(23)

d. Banyaknya Program Legislasi Nasional (prolegnas) yang harus

diselesaikan sehingga menambah waktu tunggu pengesahan

rancangan peraturan yang disusun Kemenperin.

(24)

BAB II

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN PROGRAM

A. Visi

Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 7 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian, Sekretariat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Perindustrian. Untuk itu, Sekretariat Jenderal mendukung dan mengoptimalkan segenap potensi yang ada untuk mewujudkan visi Kementerian Perindustrian yang juga merupakan visi Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2020-2024 sebagai berikut:

“Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong” .

Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong Negara apabila dipandang dalam sudut pandang sektor industri adalah mewujudkan industri tangguh dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri dalam mengelola sumber daya yang ada dengan peningkatan nilai tambah, penyerapan tenaga kerja melalui penambahan lapangan kerja baru, serta meningkatnya investasi dan ekspor sektor industri sehingga dapat bersaing dengan negara maju lainnya.

Pemanfaatan teknologi dimaksudkan dapat mengelola sumber daya yang ada dengan kekuatan SDM yang kompeten dan IPTEK yang inovatif melalui implementasi Making Indonesia 4.0 untuk mencapai kesejahteraan masyarakat yang adil dan merata.

B. Misi

Dalam rangka mewujudkan visi Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2020-2024 yang akan dicapai melalui 9 (sembilan) misi yang telah ditetapkan

juga menjadi visi Kementerian Perindustrian, yaitu:

1. Peningkatan kualitas manusia Indonesia;

2. Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing;

3. Pembangunan yang merata dan berkeadilan;

4. Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan;

5. Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa;

(25)

6. Penegakan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya;

7. Perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga;

8. Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya; dan 9. Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka negara kesatuan.

Kementerian Perindustrian juga memiliki nilai-nilai yang telah ditetapkan sebagai acuan bagi pegawai Kementerian Perindustrian yaitu mewujudkan manusia yang berintegritas, mau bekerja keras, dan semangat bergotong royong yang diharapkan berdampak positif bagi pertumbuhan industri di Indonesia.

Nilai-nilai tersebut terdiri dari integritas, profesional, inovatif, produktif dan kompetitif. Kelima nilai ini disebut INSAN OKE, yang harus diketahui, dipahami dan dilaksanakan oleh semua pegawai Kementerian Perindustrian dalam bekerja, bersikap, dan berkontribusi dalam pengembangan industri nasional.

Penjabaran dari masing-masing nilai tersebut sebagai berikut:

1. Integritas. Diartikan berpikir, berkata, berperilaku, dan bertindak dengan baik dan benar serta memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral yang berlaku. Dengan memegang teguh integritas, maka perilaku utama yang dijalani oleh para pegawai di lingkungan Kementerian Perindustrian adalah bertindak dengan konsisten yang dilandasi dengan norma dan kode etik profesi, serta bekerja dengan penuh tanggung jawab dan transparan.

2. Profesional. Diartikan bekerja dengan tuntas dan akurat didasarkan kompetensi terbaik, penuh tanggung jawab, dan memiliki komitmen yang tinggi. Perilaku utama dari profesionalitas adalah bekerja dengan kualifikasi teknis, standar profesi dan prosedur baku, dan melaksanakan tugas, fungsi, wewenang dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang relevan.

3. Inovatif. Diartikan berupaya melakukan berbagai penyempurnaan yang memiliki nilai tambah untuk mengimplementasikan gagasan sebagai solusi alternatif guna mempermudah proses kerja yang lebih baik, cepat, dan tepat.

Perilaku utama dari nilai kerja inovatif adalah selalu melakukan perbaikan proses dan cara kerja secara berkesinambungan, mengembangkan ide baru, alternatif, atau kreasi dalam meningkatkan pelayanan kepada para pemangku kepentingan.

4. Produktif. Diartikan mengelola sumber daya secara efektif dan efisien untuk

memberikan hasil kerja yang bermanfaat dan tepat guna sesuai dengan

target yang telah ditetapkan. Perilaku utama dari nilai produktif ini adalah

(26)

bekerja dengan menggunakan sumber daya secara optimal mencapai kinerja yang maksimal, dan hasil kerja memberikan manfaat dan berguna bagi para pemangku kepentingan.

5. Kompetitif. Diartikan menjadi yang terbaik, memiliki daya saing dan keunggulan serta berguna baik bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa dan negara. Nilai kerja ini terpancar dari perilaku utama yang dimiliki, yakni bersikap dan berperilaku untuk menjadi yang terbaik, dan mengedepankan keunggulan atau keunikan yang dimilikinya dalam menghadapi persaingan.

C. Tujuan

Dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi pembangunan industri, maka disusunlah tujuan dari Sekretariat Jenderal yakni, “Terwujudnya Dukungan Manajemen Kementerian Perindustrian yang Efektif” dengan indikator kinerja tujuannya yakni Indeks Reformasi Birokrasi (RB) Kementerian Perindustrian.

Pencapaian tujuan secara khusus akan dipantau melalui pengukuran indikator kinerja tujuan, yaitu Indeks Reformasi Birokrasi (RB) Kementerian Perindustrian. Target pada tahun 2020 adalah nilai 78 dan menjadi nilai 78,8 pada tahun 2024.

Indikator Kinerja Utama (IKU) Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian yaitu :

1. Indeks Reformasi Birokrasi (RB) Kementerian Perindustrian.

2. Persentase nilai capaian penggunaan produk dalam negeri dalam pengadaan barang dan jasa di Sekretariat Jenderal.

D. Sasaran Program

Untuk mencapai tujuan Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian

yang telah ditetapkan, maka perlu dijabarkan dalam beberapa sasaran strategis

dengan menggunakan pendekatan metode Balanced Score Card (BSC) yang

dibagi dalam tiga perspektif, yakni Perspektif Pelanggan, Perspektif Proses

Internal, dan Perspektif Pembelajaran Organisasi, sebagai berikut:

(27)

Gambar 2.1 Peta Strategis Sekretariat Jenderal 2020-2024

1. Perspektif Pelanggan, terdiri atas 3 (tiga) sasaran program, sebagai berikut:

Sasaran Program 1: Terwujudnya tata kelola kementerian yang efektif dan efisien, dengan indikator kinerja:

a. Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Kementerian Perindustrian. Target pada tahun 2020 adalah nilai 78 dan menjadi nilai 78,8 pada tahun 2024; dan

b. Efektivitas regulasi yang ditetapkan di lingkungan Sekretariat Jenderal.

Pada tahun 2020 ditargetkan efektifitas sebesar 72 persen dan mencapai 80 persen pada tahun 2024.

Sasaran Program 2: Meningkatnya Penggunaan Produk dan Industri Halal Dalam Negeri, dengan indikator kinerja:

a. Persentase nilai capaian penggunaan produk dalam negeri dalam pengadaan barang dan jasa di Sekretariat Jenderal. Pada tahun 2021 ditargetkan capaian sebesar 75 persen dan meningkat hingga 90 persen pada tahun 2024;

b. Jumlah produk tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)

≥ 25% yang masih berlaku. Pada tahun 2020 ditargetkan sebanyak 6200

produk dan meningkat hingga 8400 produk tersertifikasi pada tahun

2024;

(28)

c. Tingkat sinergitas regulasi bidang industri halal. Pada tahun 2021 ditargetkan sebesar 25 persen dan meningkat hingga 100 persen pada tahun 2024; dan

d. Tingkat efektivitas pelaksanaan promosi dan kampanye industri halal.

Pada tahun 2021 tingkat efektivitas pelaksanaan promosi dan kampanye industri halal ditargetkan sebesar 2,75 dan mencapai 3,5 pada tahun 2024 berdasarkan skala 1-4.

Sasaran Program 3: Terwujudnya sistem informasi industri yang andal dan efektivitas publikasi kinerja industri, dengan indikator kinerja:

a. Tingkat kesesuaian data dan informasi industri terhadap permintaan eksternal. Pada tahun 2020 tingkat kesesuaian data dan informasi industri terhadap permintaan eksternal ditargetkan sebesar 2,80 dan mencapai 2,85 pada tahun 2024; dan

b. Persentase jumlah media partner yang mempublikasikan kinerja Kemenperin. Pada tahun 2020 ditargetkan sebanyak 80 persen media dan meningkat sebanyak 84 persen pada tahun 2024.

2. Perspektif Proses Internal, terdiri atas 7 (tujuh) sasaran program, sebagai berikut:

Sasaran Program 4: Terwujudnya tata kelola keuangan, BMN, Sarana dan Prasarana Kemenperin yang efektif dan efisien, dengan indikator kinerja:

a. Nilai kinerja pengelolaan anggaran Kementerian Perindustrian. Hasil penilaian pada tahun 2020 ditargetkan adalah 88 dan meningkat hingga nilai 90 pada tahun 2024 berdasar penilaian yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan;

b. Tingkat akuntabilitas laporan keuangan dan BMN. Pada tahun 2020 hingga tahun 2024 ditargetkan untuk mendapatkan nilai/opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK);

c. Indeks kepuasan ketersediaan sarana dan prasarana. Pada tahun 2020 nilai indikator kepuasan ditargetkan sebesar 3,0 dan meningkat sebesar 4 pada tahun 2024; dan

d. Efisiensi energi gedung kantor pusat Kementerian Perindustrian. Pada

tahun 2020 tingkat keberhasilan konservasi energi ditargetkan sebesar 41

(29)

standar nilai indeks konsumsi energi sesuai dengan Peraturan Gubernur DKI Nomor 38 Tahun 2012 tentang Bangunan Gedung Hijau.

e. Rekomendasi hasil pengawasan internal telah ditindaklanjuti oleh satker.

Pada tahun 2021 ditargetkan sebesar 91,5 persen dan meningkat menjadi 93 persen pada tahun 2024.

Sasaran Program 5: Meningkatnya kualitas dan efektivitas perencanaan program, anggaran, dan evaluasi kinerja industri, dengan indikator kinerja:

a. Tingkat kesesuaian dokumen perencanaan dengan rencana program dan kegiatan prioritas nasional. Pada tahun 2020 ditargetkan sebesar 95,5 persen dan mencapai 96,3 persen pada tahun 2024; dan

b. Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Sekretariat Jenderal. Pada tahun 2020 nilai SAKIP Sekretariat Jenderal ditargetkan sebesar 81,5 dan pada tahun 2024 ditargetkan sebesar 82,3 berdasar asesmen tim evaluator Inspektorat Jenderal.

Sasaran Program 6: Meningkatnya kinerja ASN dan Efektivitas Organisasi, dengan indikator kinerja:

a. Rata-rata indeks profesionalitas ASN Kemenperin. Pada tahun 2020 ditargetkan sebesar 70 persen dan meningkat sebesar 80 persen pada tahun 2024; dan

b. Indeks audit kearsipan. Nilai yang ditargetkan untuk dicapai pada tahun 2020 adalah “BB” dan meningkat hingga “A” pada tahun 2024 berdasar penilaian oleh Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI); dan

Sasaran Program 7: Meningkatnya layanan legislasi dan advokasi yang andal, dengan indikator kinerja:

a. Persentase kesesuaian jumlah peraturan perundang-undangan di bidang perindustrian yang ditetapkan dengan program penyusunan peraturan perundang-undangan. Target yang ditetapkan pada tahun 2021 adalah 60 persen dan meningkat sebesar 75 persen pada tahun 2024; dan

b. Persentase kesesuaian jumlah perkara hukum yang ditangani dengan

yang dimohonkan. Target yang ditetapkan pada tahun 2021 adalah 95

persen dan meningkat sebesar 97 persen pada tahun 2024.

(30)

Sasaran Program 8: Meningkatnya nilai TKDN produk industri, dengan indikator kinerja:

a. Jumlah sertifikasi TKDN. Pada tahun 2020 ditargetkan sebanyak 1000 sertifikat yang ditandasahkan oleh pusat P3DN dan meningkat menjadi 2700 sertifikat pada tahun 2024;

b. Persentase produk dalam negeri yang digunakan dalam proses pengadaan pemerintah. Target yang ditetapkan pada tahun 2021 adalah 40 persen dan meningkat sebesar 55 persen pada tahun 2024;

Sasaran Program 9: Tersedianya data dan informasi industri yang berkualitas, dengan indikator kinerja:

a. Tersedianya data dan informasi sesuai dengan kebutuhan pengambil keputusan. Pada tahun 2020 ditargetkan indeks sebesar 3,0 dan meningkat hingga 3,18 pada tahun 2024; dan

b. Tingkat ketepatan waktu penyampaian informasi baku secara periodik.

Target yang ditetapkan pada tahun 2020 adalah 78 persen dan meningkat sebesar 88 persen pada tahun 2024.

Sasaran Program 10: Meningkatnya pemberitaan media massa dan interaksi media sosial terhadap kinerja industri, dengan indikator kinerja:

a. Tingkat Interaksi (Engagement Rate) Akun Media Sosial Kemenperin dengan Masyarakat. Pada tahun 2020 ditetapkan target sebesar 2,0 persen dan meningkat hingga 3,3 persen pada tahun 2024; dan

b. Persentase pemberitaan positif sektor industri di media massa. Target pada tahun 2020 ditetapkan sebesar 98,5 persen dan meningkat hingga 99,1 persen pada tahun 2024.

3. Perspektif Pembelajaran Organisasi, terdiri atas 4 (empat) sasaran program, sebagai berikut:

Sasaran Program 11: Terwujudnya ASN yang Kompeten dan Berintegritas, dengan indikator kinerja:

a. Indeks Kepuasan Pegawai Kemenperin. Pada tahun 2020 ditargetkan

indeks sebesar 3,1 dan meningkat hingga 3,5 pada tahun 2024; dan

(31)

b. Persentase jumlah laporan disiplin yang ditindaklanjuti. Target pada tahun 2020 ditetapkan sebesar 75 persen dan meningkat hingga 85 persen pada tahun 2024.

Sasaran Program 12: Meningkatnya penggunaan Knowledge Management di Setjen, dengan indikator kinerja:

Rata-rata informasi yang dibagikan ke Knowledge Management Intranet. Pada tahun 2020 ditargetkan sebesar 0,83 informasi dan meningkat menjadi 0,93 informasi pada tahun 2024.

Sasaran Program 13: Terwujudnya Organisasi dan Tata Laksana yang Tepat Fungsi, Tepat Proses dan Tepat Ukuran, dengan indikator kinerja:

a. Nilai Evaluasi Kelembagaan. Pada tahun 2020 ditargetkan nilai evaluasi kelembagaan sebesar 76 dan meningkat hingga 84 pada tahun 2024; dan b. Nilai Evaluasi Tata Laksana. Pada tahun 2021 ditargetkan nilai evaluasi

tata laksana sebesar 70 dan meningkat hingga 85 pada tahun 2024.

c. Indeks Penerapan Manajemen Risiko (MRI) Sekretariat Jenderal. Pada tahun 2021 ditargetkan indeks MRI pada level 3 dan meningkat hingga level 4 pada tahun 2024.

Sasaran Program 14: Meningkatnya tata kelola keuangan Setjen secara efisien dan akuntabel, dengan indikator kinerja:

a. Nilai kinerja pengelolaan anggaran Sekretariat Jenderal. Pada tahun 2020

ditargetkan sebesar 88 persen dan meningkat hingga 90 persen pada

tahun 2024.

(32)

BAB III

ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

A. Arah Kebijakan dan Strategi

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024, terdapat 5 (lima) arahan utama Presiden, yaitu:

1. Pembangunan SDM;

2. Pembangunan Infrastruktur;

3. Penyederhanaan Regulasi;

4. Penyederhanaan Birokrasi; dan 5. Transformasi Ekonomi.

Kelima arahan tersebut merupakan amanat Presiden untuk mencapai tujuan utama dari rencana pembangunan nasional periode terakhir.

Selanjutnya, dari kelima arahan tersebut dirumuskan agenda pembangunan yang didalamnya mencakup Program Prioritas, Kegiatan Prioritas, dan Proyek Prioritas. Adapun agenda pembangunan tersebut yaitu:

1. Memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas;

2. Mengembangkan wilayah untuk mengurangi kesenjangan;

3. Meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing;

4. Membangun kebudayaan dan karakter bangsa;

5. Memperkuat infrastruktur untuk mendukung pengembangan ekonomi dan pelayanan dasar;

6. Membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana, dan perubahan iklim; dan

7. Memperkuat stabilitas polhukhankam dan transformasi pelayanan publik.

Fokus Program Prioritas, Kegiatan Prioritas, dan Proyek Prioritas Kementerian Perindustrian berkontribusi dalam Agenda Pembangunan I yaitu

“Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas dan Berkeadilan”. Kebijakan pembangunan ekonomi yang diarahkan untuk meningkatkan ketahanan ekonomi akan dilakukan dengan melaksanakan peningkatan nilai tambah ekonomi.

Arah kebijakan Kementerian Perindustrian dalam Rencana Strategis tahun

2020-2024 disusun berdasarkan visi dan dijabarkan ke dalam 6 (enam) misi

(33)

pembangunan industri, dilaksanakan melalui 6 (enam) kebijakan pembangunan sektor industri, yaitu:

1. Kebijakan pengembangan sumber daya industri;

2. Kebijakan pengembangan sarana dan prasarana industri;

3. Kebijakan pemberdayaan industri;

4. Kebijakan pengembangan perwilayahan industri;

5. Kebijakan fasilitas fiskal dan nonfiskal; dan 6. Kebijakan reformasi birokrasi.

Dari 6 misi tersebut, Sekretariat Jenderal melaksanakan kebijakan pengembangan sarana dan prasarana industri, kebijakan pemberdayaan industri, dan kebijakan reformasi birokrasi. Adapun langkah-langkah operasional yang ditempuh dari setiap kebijakan adalah sebagai berikut :

a. Kebijakan pengembangan sarana dan prasarana industri dilaksanakan melalui:

1. Program Dukungan Manajemen Kementerian Perindustrian dengan sasaran terwujudnya sistem informasi industri yang andal dan efektivitas publikasi kinerja industri.

2. Pengembangan Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas).

Penyelenggaraan SIINas meliputi:

(1) pembangunan danpengembangan sistem informasi;

(2) pengelolaan sistem informasi;

(3) pengadaan data dan penyediaan informasi;

(4) penyebarluasan data dan informasi; dan

(5) pembinaan dan pengawasan sistem informasi. Implementasi SIINas tahun 2020-2024 akan difokuskan pada beberapa aktivitas utama yaitu:

(a) pengumpulan data industri dan data kawasan industri secara online, pengadaan data peluang dan perkembangan peluang pasar, dan data perkembangan teknologi industri;

(b) pengembangan sistem informasi dan integrasi proses bisnis yang terkait dengan pemberian fasilitas fiskal dan nonfiskal, serta layanan publik Kementerian Perindustrian ke dalam SIINas;

(c) publikasi informasi industri;

(d) pembinaan dan pengawasan terhadap perusahaan industri,

perusahaan kawasan industri, dan pemerintah daerah.

(34)

b. Kebijakan pemberdayaan industri dilaksanakan melalui 2 (dua) program yaitu:

1. Program nilai tambah dan daya saing industri dengan 4 (empat) sasaran yaitu:

1) Meningkatnya daya saing dan kemandirian industri pengolahan nonmigas;

2) Meningkatnya kemampuan industri dalam negeri;

3) Meningkatnya penguasaan pasar industri; dan

4) Penguatan kewirausahaan dan industri kecil dan menengah (IKM).

2. Program Dukungan Manajemen Kementerian Perindustrian dengan sasaran meningkatnya fasilitasi halal dan Penggunaan Produk Dalam Negeri.

Kebijakan pemberdayaan industri diterjemahkan melalui kebijakan, yaitu:

1. Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).

Program P3DN dilaksanakan menggunakan dua pendekatan yakni melalui kampanye penggunaan produk dalam negeri serta melalui optimalisasi pengadaan barang dan jasa Pemerintah. Dari dua pendekatan tersebut, porsi alokasi sumberdaya lebih dititikberatkan pada strategi kedua mengingat adanya potensi nilai belanja barang dan modal Pemerintah yang cukup besar aspek efektivitas dalam implementasinya, kemampuan Pemerintah untuk melakukan kontrol, serta cakupan jenis produk dan rentang waktu pelaksanaan. Secara teknis, strategi kedua tersebut dilaksanakan melalui penetapan serta pembaharuan berbagai regulasi yang terkait.

2. Pemberdayaan Industri Halal.

Tantangan pemberdayaan industri halal yang harus segera diselesaikan

dari sisi produksi adalah pemanfaatan potensi SDA belum optimal,

proses produksi belum efisien, daya saing industri halal nasional belum

kompetitif, dan literasi produsen masih rendah terhadap jaminan produk

halal. Dari sisi konsumsi, tantangan yang dihadapi adalah tingkat literasi

masyarakat rendah terhadap produk non-halal dan turunannya. Dari sisi

ekosistem industri halal, beberapa hal yang harus segera diselesaikan

yaitu regulasi halal belum lengkap, infrastruktur halal belum memadai

secara kualitas dan kuantitas dari tiap rantai nilai, serta riset halal masih

tertinggal dalam hal substitusi bahan baku non-halal dan material impor.

(35)

Kebijakan pemerintah dalam pemberdayaan industri halal dilakukan melalui:

(1) Kebijakan Pemberdayaan Industri Halal (2) Penguatan infrastruktur industri halal

(3) Fasilitasi Insentif Fiskal dan Non Fiskal Industri Halal (4) Peningkatan rantai nilai, rantai pasok halal dan poros halal

(5) Promosi, sosialisasi, edukasi, dan diseminasi Jaminan Produk Halal

c. Kebijakan reformasi birokrasi dilaksanakan melalui Program Dukungan Manajemen Kementerian Perindustrian dengan 3 (tiga) sasaran yaitu:

1) Terwujudnya Tata Kelola Kementerian yang Efektif dan Efisien;

2) Terwujudnya Efektifitas dan Efisiensi Pelaksanaan Program Kementerian Perindustrian; dan

3) Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan yang Baik.

Reformasi Birokrasi merupakan upaya berkelanjutan yang setiap tahapannya memberikan perubahan atau perbaikan birokrasi ke arah yang lebih baik. Reformasi Birokrasi berkaitan dengan penataan ulang proses birokrasi dari tingkat (level) tertinggi hingga terendah dan melakukan terobosan baru (innovation breakthrough) dengan langkah-langkah bertahap, konkret, realistis, sungguh-sungguh, berfikir di luar kebiasaan/rutinitas yang ada (out of the box thinking), perubahan paradigma (a new paradigm shift), dan dengan upaya luar biasa (business not as usual).

Pelaksanaan Reformasi Birokrasi tahun 2020–2024 merupakan pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian Perindustrian dengan sasaran sebagai berikut:

1. terwujudnya birokrasi Kementerian Perindustrian yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi, Nepotisme (KKN);

2. meningkatnya kualitas pelayanan publik Kementerian Perindustrian kepada masyarakat; dan

3. meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja Kementerian Perindustrian.

Untuk mewujudkan sasaran Reformasi Birokrasi (RB) tersebut di atas,

Kementerian Perindustrian akan melakukan perubahan-perubahan secara

bertahap dan berkesinambungan, antara lain dengan mengubah sistem kerja

yang konvensional menjadi sistem kerja yang berbasis IT (online, real time, and

integrated) dan paperless sehingga dapat dicapai efisiensi/optimalisasi

(36)

penggunaan anggaran, meningkatnya kualitas pelayanan publik, meningkatnya akuntabilitas, kinerja organisasi, dan mencegah praktik-praktik KKN dalam kaitannya dengan pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Perindustrian.

Perubahan lain yang diharapkan adalah perubahan pola pikir pegawai yang semula berorientasi “ingin dilayani” menjadi “pelayan publik” dan perubahan budaya kerja. Dengan didukung perbaikan sistem, secara bertahap akan dapat dicapai kondisi birokrasi yang diinginkan yaitu yang dapat mewujudkan tata pemerintahan yang baik dengan birokrasi pemerintah yang profesional, berintegritas tinggi, menjadi pelayan masyarakat dan abdi negara sehingga dapat memberikan kontribusi pada capaian kinerja Kementerian Perindustrian dan akan memiliki dampak nyata bagi sektor industri.

Dalam pelaksanaan program RB, Kementerian Perindustrian telah menetapkan 8 (delapan) area perubahan sebagai berikut:

1. Manajemen Perubahan;

2. Penataan Peraturan Perundang-Undangan;

3. Penataan dan Penguatan Organisasi;

4. Penataan Tata Laksana;

5. Penataan Sistem Manajemen SDM;

6. Penguatan Akuntabilitas Kinerja;

7. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik; dan 8. Penguatan Pengawasan

B. Kerangka Regulasi

Dalam rangka meningkatkan kinerja Sekretariat Jenderal dan mendukung pencapaian kinerja Kementerian, maka perlu disusun dan ditetapkan regulasi yang mengatur pengelolaan internal Kementerian. Sekretariat Jenderal yang memiliki tugas menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Perindustrian, dipandang perlu untuk menyusun regulasi dimaksud. Usulan regulasi yang ditetapkan selama periode 2020–2024 selengkapnya dapat dilihat pada lampiran Tabel 1. Matriks Usulan Penyusunan dan Penetapan Regulasi Sekretariat Jenderal Tahun 2020-2024.

Adapun beberapa regulasi yang akan disusun dan ditetapkan sebagai

berikut :

(37)

Tabel 3.1 Matriks Usulan Penyusunan dan Penetapan Regulasi Sekretariat Jenderal Tahun 2020-2024

No.

Arah Kerangka Regulasi dan/atau

Kebutuhan Regulasi

Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi

Regulasi Eksisting, Kajian Dan Penelitian

Unit Penanggung-

jawab

Unit Terkait/

Institusi

Target Penyele-

saian 1 RPP tentang

Penyelenggaraan Bidang Perindustrian

Pasal 44 dan Pasal 185 huruf b Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja

Setjen Biro Hukum 2021

2 RPP tentang Revisi PP Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional Tahun 2015- 2035

Amanat UU No. 3 Tahun 2014 Tentang

Perindustrian

Biro

Perencanaan

Direktorat Jendral Terkait

2022

3 RPerpres tentang Kebijakan Industri Nasional Tahun 2020- 2024

Amanat PP No. 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional Tahun 2015-2035 dan Amanat UU No. 3 Tahun 2014

Biro

Perencanaan

Direktorat Jendral Terkait

2020

4 Rperpres tentang Kementerian Perindustrian

Keputusan Presiden Nomor 113/P Tahun 2019 tentang Pembentukan Kementerian Negara

Setjen Biro Hukum 2020

5 RPerpres tentang Rencana Aksi Nasional Implementasi Peta Jalan Making Indonesia 4.0

Arahan Presiden dalam Rapat Terbatas tentang Percepatan Penerapan Peta Jalan Industri 4.0 Tanggal 03 September 2019

Biro

Perencanaan Direktorat Jendral Terkait, K/L Terkait dan Pemerintah Daerah

2023

C. Kerangka Kelembagaan

Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 54) sebagaimana diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 69 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 142) Kementerian Perindustrian mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perindustrian untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Dalam membantu kelancaran pelaksanaan tugas tersebut, Kementerian Perindustrian memiliki unit organisasi Sekretariat Jenderal.

Sesuai Peraturan Menteri Perindustrian nomor 7 Tahun 2021 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian, Sekretariat Jenderal

terdiri atas 6 (enam) Biro. Selain itu, terdapat 3 (tiga) Pusat yang bertanggung

jawab langsung kepada Menteri namun memiliki fungsi koordinasi dengan

Sekretariat Jenderal. Secara lengkap nomenklatur eselon II dan tugas dapat

dilihat pada tabel 3.2 berikut:

(38)

Tabel 3.2 Nomenklatur unit kerja eselon II & tugas di lingkungan Sekretariat Jenderal tahun 2020 – 2024

No. Nomenklatur Unit Kerja

Eselon II Tugas

1 Biro Perencanaan melaksanakan koordinasi dan penyusunan perencanaan program, kegiatan dan anggaran, perencanaan pembangunan industri, perencanaan pembangunan industri dengan lintas sektor dan daerah, dan pemantauan, evaluasi dan pelaporan Kementerian Perindustrian.

2 Biro Organisasi dan Sumber Daya Manusia

melaksanakan perencanaan, penataan, evaluasi organisasi, tata laksana, dan pengelolaan manajemen sumber daya manusia.

3 Biro Keuangan melaksanakan pembinaan, koordinasi, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi urusan keuangan dan penatausahaan, rencana kebutuhan, pemindahtanganan, penghapusan, penyelesaian permasalahan, penggunaan, pemanfaatan barang milik negara kementerian serta pengelolaan, pembinaan, dan koordinasi pengendalian risiko dan reformasi birokrasi.

4 Biro Hukum melaksanakan pembinaan, koordinasi, dan fasilitasi penyusunan dan evaluasi peraturan perundang-undangan dan instrumen hukum lainnya, advokasi hukum serta pengelolaan jaringan informasi dan dokumentasi hukum.

5 Biro Hubungan Masyarakat melaksanakan pembinaan, koordinasi, dan pemberian dukungan administrasi hubungan masyarakat.

6 Biro Umum melaksanakan koordinasi, pembinaan, dan pengelolaan program dan ketatausahaan pimpinan, keprotokolan, kearsipan, administrasi, perpustakaan, kerumahtanggaan, pengelolaan prasarana fisik dan pemeliharaan serta pengadaan barang/jasa di lingkungan kementerian.

7 Pusat Data dan Informasi melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang data, informasi, dan sistem informasi.

8 Pusat Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN)

melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana, program, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang peningkatan penggunaan produk dalam negeri.

9 Pusat Pemberdayaan Industri Halal

melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan,

pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang

pemberdayaan industri halal.

(39)

Untuk struktur organisasi Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian, dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal

Kementerian Perindustrian

(40)

BAB IV

TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

A. Target Kinerja

Untuk mencapai sasaran strategis tahun 2020-2024 sesuai dengan arah kebijakan dan strategi serta struktur organisasi Kementerian Perindustrian yang telah dijabarkan, Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian akan melaksanakan program Dukungan Manajemen Kementerian Perindustrian dan program Nilai Tambah dan Daya Saing Industri yang bertujuan untuk menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian. Adapun sasaran- sasaran program/sasaran strategi/outcome dan indikator outcome yang akan dicapai dari pelaksanaan program ini sebagai berikut :

Tabel 4.1 Sasaran dan Indikator Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian

Tahun 2020-2024

Kode Sasaran Program/Indikator Satuan

Target Unit

Organisasi Pelaksana 2020 2021 2022 2023 2024

SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Tj Terwujudnya dukungan manajemen Kementerian Perindustrian yang efektif

Tj Indeks Reformasi Birokrasi (RB) Kementerian

Perindustrian Nilai 78 78,3 78,6 78,7 78,8 Biro

Keuangan

Perspektif Pelanggan

SP1 Terwujudnya tata kelola Kementerian yang efektif dan efisien

1 Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Kementerian Perindustrian

Nilai 78 78,2 78,4 78,6 78,8 Biro

Perencanaan

2 Efektivitas regulasi yang ditetapkan di lingkungan

Sekretariat Jenderal Persen 72 74 76 78 80 Biro Hukum

SP2 Meningkatnya Penggunaan Produk dan Industri Halal Dalam Negeri

1 Persentase nilai capaian penggunaan produk dalam negeri dalam pengadaan barang dan jasa di Sekretariat Jenderal

Persen - 75 80 85 90 Unit Eselon

II Setjen

2 Jumlah produk tersertifikasi TKDN ≥ 25% yang masih

berlaku Produk 6200 6630 7130 7640 8400 Pusat P3DN

3 Tingkat sinergitas regulasi

bidang industri halal Persen - 25 50 75 100 PPIH

4 Tingkat efektivitas

pelaksanaan promosi dan Skala - 2,75 3 3,25 3,5 PPIH

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka mewujudkan Program Studi yang berkualitas dan ternama serta sejalan dengan visi Unsyiah dan Fakultas Teknik sebagai institusi induk, PSTE mempunyai

Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan One Way Anova pada taraf kepercayaan 95% yang

Renstra Biro Hubungan Masyarakat Kemenperin Tahun 2020-2024 memuat visi, misi, tujuan, sasaran strategis, arah kebijakan, strategi, program, kegiatan, dan anggaran pada

Pakaian seragam sesuai Peraturan Sekretaris Jenderal Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pakaian Dinas Harian Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Sekretariat Jenderal Dewan

Besarnya sumbangan motivasi belajar dengan hasil belajar ditunjukan dengan analisis regresi yaitu sumbangan efektif 22,3% dan sumbangan relatif 51% sehingga dapat

Tujuan perancangan ini adalah mendesain eksterior mobil Suzuki Grand Vitara dengan kesan maskulin yang sesuai dengan keinginan konsumen pada styling mobil Suzuki

Metode Q Learning menyimpan semua informasi setiap state dan action yang dilakukan oleh robot sehingga dapat menemukan rute terbaik dari initial state menuju