• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN MORFOLOGI JENIS PAKU DARI FAMILI ASPLENIACEAE DI KECAMATAN HULU KUANTAN, KABUPATEN KUANTAN SINGINGI, PROVINSI RIAU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERBANDINGAN MORFOLOGI JENIS PAKU DARI FAMILI ASPLENIACEAE DI KECAMATAN HULU KUANTAN, KABUPATEN KUANTAN SINGINGI, PROVINSI RIAU"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

PERBANDINGAN MORFOLOGI JENIS PAKU DARI FAMILI ASPLENIACEAE DI KECAMATAN HULU KUANTAN, KABUPATEN KUANTAN SINGINGI, PROVINSI RIAU

Maya Sari1), Nery Sofiyanti2)

1)Mahasiswa Program Studi S1 Bologi 2)Dosen Bidang Botani Jurusan Biologi

Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru. 28293, Indonesia

mayasari280896@gmail.com

ABSTRACT

Hulu Kuantan Subdistrict, Kuantan Singingi Regency, is one of the distribution area of ferns in Riau Province. The purpose of this study was to compare morphological characters of Aspleniaceae species from Hulu Kuantan Subdistrict, Kuantan Singingi Regency, Riau Province. The research was conducted from September to December 2018. Samples were collected using exploration method, and prepared for herbarium specimens in Botanical Laboratory, Biology Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Riau. The morphological characters of species were documented, characterized, and descriptively analized. Two species from Aspleniaceae identified from the study sites were Asplenium nidus and Asplenium longissimum. The main morphological characters that differed these two species were habitat, leaf size and structure, and sorus position.

Key Words : Aspleniaceae, distribution, exploration.

ABSTRAK

Kecamatan Hulu Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi merupakan salah satu daerah distribusi tumbuhan paku di Provinsi Riau. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan karakter morfologi spesies Aspleniaceae dari Kecamatan Hulu Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau. Penelitian ini dilakukan pada bulan September-Desember 2018. Pengumpulan sampel dilakukan dengan menggunakan metode eksplorasi, yang dilanjutkan dengan pembuatan spesimen herbarium di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau. Karakter morfologi didokumentasikan, ditandai, dan dianalisis secara deskriptif. Sebanyak 2 spesies dari famili Aspleniaceae telah diidentifikasi dari lokasi penelitian, yaitu Asplenium nidus dan Asplenium longissimum. Karakter morfologi utama yang membedakan kedua spesies ini adalah habitat, ukuran dan struktur daun, dan posisi sorus.

Kata Kunci : Aspleniaceae, distribusi, eksplorasi.

(2)

2 PENDAHULUAN

Tumbuhan paku merupakan golongan tumbuhan yang memiliki keanekaragaman jenis yang tinggi tersebar luas di seluruh dunia dan sangat banyak jumlahnya di daerah tropis. Tumbuhan paku dapat tumbuh secara terrestrial, epifit dan air (Mehltreter et al. 2010). Tumbuhan paku epifit tidak bersifat parasit,

karena sumber air diserap langsung dari lingkungan (Barkman 1958).

Menurut Suraida et al. (2013) tumbuhan paku memiliki manfaat yang sangat banyak, seperti berperan dalam pembentukan humus, melindungi tanah dari erosi, sebagai bahan makanan, obat-obatan, kerajinan tangan, dan tanaman hias.

Sebagian besar tumbuhan paku menyukai tempat yang memiliki naungan. Salah satu contohnya adalah famili Aspleniaceae, famili ini memiliki ± 650 jenis tersebar diseluruh dunia dan jumlahnya terus meningkat, sebagian besar ditemukan pada daerah tropis. Selain memiliki sebaran yang luas, Asplenium juga

memiliki manfaat bagi alam dan manusia. Asplenium nidus merupakan salah satu jenis tumbuhan paku yang memiliki nilai ekonomis tinggi dapat dijadikan sebagai komoditas perdagangan internasional serta digunakan sebagai obat pertumbuhan rambut (De Winter dan Amoroso 2003).

Karakter morfologi adalah karakter penting untuk mengetahui perbandingan ciri morfologi dari setiap jenis dari suatu famili tumbuhan termasuk tumbuhan paku.

Selain itu, karakter morfologi mudah untuk diamati dan dilihat sehingga dalam pengidentifikasian dapat dilakukan dalam waktu singkat (Heywood 1967). penelitian mengenai jenis-jenis famili Aspleniaceae telah dilakukan

dibeberapa wilayah, seperti di Gunung Singgalang, Sumatra Barat ( Fitrah et al.2014). Namun penelitian jenis tumbuhan paku famili Aspleniaceae di Kecamatan Hulu Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau belum pernah dilakukan. oleh karena itu, dilakukan penelitian jenis tumbuhan paku famili Aspleniaceae di wilayah ini.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan September-Desember 2018, di Kecamatan Hulu Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi.

Penelitian ini menggunakan metode eksplorasi, yaitu teknik menjelajahi seluruh wilayah penelitian setiap sampel tumbuhan paku yang

ditemukan difoto kemudian diambil dan diberi etiket gantung.

Pengoleksian sampel dilakukan secara langsung di lapangan.

Pembuatan herbarium, identifikasi dan karakterisasi dilanjutkan di di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau.

(3)

3 HASIL DAN PEMBAHASAN

Morfologi Tumbuhan Paku Famili Aspleniaceae

Umumnya famili Aspleniaceae memiliki habitat epifit, habitus herba, daun relatif kaku, berdaun agak tebal, dan sori terletak di sisi bawah helai daun dan terdapat di balik lipatan yang berada tepat pada urat- urat daun yang menyirip ( Hartini 2006).

Akar

Akar tumbuhan paku bersifat endogen dan tumbuh dari rimpang.

Akar merupakan organ yang berfungsi untuk menyerap air dan mineral dari dalam tanah (Holttum 1959). Hasil pengamatan morfologi akar dari dua jenis tumbuhan paku famili Aspleniaceae menunjukan warna akar yang berbeda yaitu coklat pada Asplenium longissimum sedangkan coklat tua pada Asplenium nidus. Asplenium nidus mempunyai akar yang lebih panjang

dibandingkan Asplenium

longissimum. Kedua jenis ini sama- sama tidak mempunyai sisik pada akarnya. Tabel 1. Menunjukan perbandingan morfologi akar.

Tabel 1. Perbandingan morfologi akar 2 jenis Aspleniaceae

No. Karakter Asplenium nidus Asplenium longissimum

1. Warna akar Coklat tua Coklat

2. Panjang akar 19,5 cm 6 cm

3. Ada tidaknya sisik Tidak ada Tidak ada Batang

Tumbuhan paku memiliki batang umumnya berupa rizome, karena tidak termasuk batang sejati, sering menyerupai akar dan berukuran lebih besar ( Sastrapradja 1980). Hasil pengamatan morfologi batang dari dua jenis tumbuhan paku famili Aspleniaceae menunjukan bahwa ke-2 jenis sama-sama

mempunyai batang yang tegak, namun pada Asplenium nidus arah tumbuh batang ke atas sedangkan Asplenium longissimum ke samping.

Permukaan batang sama-sama kasar.

Perbedaan ke-2 jenis ini juga dijumpai pada warna batang yaitu coklat dan hitam keunguan. Tabel 2.

Menunjukan perbandingan morfologi batang.

Tabel 2. Perbandingan morfologi batang 2 jenis Aspleniaceae

No. Karakter Asplenium nidus Asplenium longissimum

1. Tipe batang Tegak Tegak

2. Arah tumbuh batang Ke atas Ke samping

3. Warna batang Coklat Hitam keunguan

4. Permukaan batang Kasar Kasar

5. Ada tidaknya sisik Tidak ada Tidak ada

(4)

4 Daun

Tumbuhan paku umumnya memiliki karakter morfologi daun berbentuk lanset, ujungnya meruncing, tepinya bergerigi dan pangkalnya membulat (Steenis 2003). Hasil pengamatan morfologi daun dari dua jenis tumbuhan paku famili Aspleniaceae menunjukan bahwa ke-2 jenis sama-sama mempunyai jenis daun yang sama,

yaitu monomorfik, bentuk daun sama-sama lanset dan ujung dau runcing. Perbedaan ke-2 jenis Aspleniaceae ini, yaitu pada Asplenium nidus memiliki tipe daun tunggal, permukaan daun licin, dan tat letak daun roset basal sedangkan pada Asplenium longissimum tipe daun majemuk, permukaan daun licin dan tata letak daun tersebar rapat. Tabel 3. Menunjukan perbandingan morfologi daun.

Tabel 3. Perbandingan morfologi daun 2 jenis Aspleniaceae

No. Karakter Asplenium nidus Asplenium longissimum

1. Jenis daun Monomorfik Monomorfik

2. Bentuk daun Lanset Lanset

3. Tipe daun Tunggal Majemuk

4. Ujung daun Runcing Runcing

5. Pangkal daun Meruncing Tumpul

6. Panjang daun 36 cm 24,5 cm

7. Lebar daun 18 cm 13 cm

8. Tepi daun Bergelombang Bergelombang

9. Permukaan daun Licin Kasar

10. Warna daun Hijau Hijau

11. Tata letak daun Roset basal Tersebar rapat

12. Bulbil Tidak ada Ada

SORUS

Sorus merupakan salah satu karakter penting dalam kajian taksonomi tumbuhan paku, bentuk dan posisi sorus dapat dijadikan sebagai pembeda jenis dari genus yang sama ( Pranita et al. 2017).

Hasil pengamatan morfologi sorus dari dua jenis tumbuhan paku famili Aspleniaceae menunjukan bahwa

ke-2 jenis sama-sama mimiliki posisi sorus sejajar di kanan dan kiri ibu tulang daun dan sorus berbentuk garis. Namun pada Asplenium nidus warna sorus coklat sedangkan Asplenium longissimum coklat terang. Tabel 4. Menunjukan perbandingan morfologi sorus.

Tabel 4. Perbandingan morfologi ke-2 jenis Aspleniaceae

No. Karakter Asplenium nidus Asplenium longissimum 1. Posisi sorus Sejajar di kanan dan kiri

ibu tulang daun

Sejajar di kanan dan kiri ibu tulang daun

2. Bentuk sorus Garis Garis

3. Warna sorus Coklat Coklat terang

4. Ada/tidak indisium Tidak ada Tidak ada

(5)

5 KARAKTERISASI MORFOLOGI

Berikut karakterisasi morfologi Asplenium nidus (Gambar 1.) dan Asplenium longissimum (Gambar 2.) :

1. Asplenium nidus

Gambar 1. Karakter Morfologi Asplenium nidus, a. Habitus, b. Rizome,c. Daun Muda, d. Posisi Sorus.

Deskripsi : Epifit. Herba. Akar bewarna coklat tua. Arah tumbuh tegak. Daun monomorfik, daun berbentuk lanset, tipe daun tunggal, ujung daun runcing, pangkal daun meruncing, tepi daun bergelombang, permukaan daun licin, daun muda bewarna hijau muda, daun tua berwarna hijau tua, panjang daun sekitar 36 cm. Posisi sorus di kanan dan kiri ibu tulang daun, memanjang sejajar dengan tulang daun namun tidak mencapai tepi, bewarna coklat, dan tidak memiliki indisium.

Kode spesimen: SP15 TJ. Kolektor: Maya Sari. Tempat lokasi: Kecamatan Hulu Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau. S 00o 36’ 03.4”, E 101o 25’

31.7”.

a b

c d

(6)

6 2. Asplenium longissimum

h

Gambar 2. Karakter Morfologi Asplenium longissimum, a. Habitus, b. Akar, c.

Daun Muda, d. Posisi Sorus.

Deskripsi : Epifit. Herba. Akar bewarna coklat. Arah tumbuh condong kebawah.

Daun monomorfik, daun berbentuk lanset, tipe daun majemuk, ujung daun runcing, pangkal daun tumpul, permukaan daun kasar, tepi daun bergelombang, duduk daun berselang-seling, panjang daun sekitar 24.5 cm. Posisi sorus berselingan di sepanjang kanan dan kiri tulang daun, warna sorus coklat terang, dan tidak memiliki indisium.

Kode spesimen: SP1 SRSH. Kolektor: Maya Sari. Tempat lokasi: Kecamatan Hulu Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau. S 00o 32’ 32.4”, E 101o 23’ 43.1”.

(7)

7 KUNCI IDENTIFIKASI

1. a. Warna akar coklat tua, arah tumbuh tegak, tipe daun tunggal, permukaan daun licin, warna sorus coklat………Asplenium nidus b. Warna akar coklat, arah tumbuh condong ke bawah, tipe daun majemuk, permukaan daun kasar, warna sorus coklat terang…Asplenium longissimum KESIMPULAN

Hasil penelitian tumbuhan paku famili Aspleniaceae di kecamatan hulu kuantan, kabupaten kuantan singingi, provinsi riau ditemukan 2 jenis, yaitu Asplenium nidus dan Asplenium longissimum.

Persamaan karakter yang dimiliki 2 jenis anggota famili Aspleniaceae ini, yaitu habitat epifit, ujunng daun

runcing, tepi daun bergelombang, bentuk daun lanset dan posisi sorus sejajar di kanan dan kiri ibu tulang daun. Perbedaan dari ke 2 jenis ini, yaitu Asplenium nidus memiliki daun tunggal dan pangkal daun meruncing, sedangkan Asplenium longissimum memiliki daun majemuk dan pangkal daun tumpul.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penelitian ini didanai Hibah Penelitian Berbasis Kompetensi 2018 atas nama Nery Sofiyanti.

DAFTAR PUSTAKA

Barkman, J. J. 1958. Phytosociology and Ecology Of Cryptogamic Epiphytes. van. gorcum : Assen.

De Winter, W. P and L. A Amoroso.

2003. Cryptograms : Ferns And Ferns Allies. Leiden : Backhyus Publisher.

Fitrah, H, Arbain A, dan Mildawati.

2014. Jenis-Jenis Paku Sarang (Asplenium) : Aspleniaceae di Gunung Singgalang, Sumatra Barat. Jurnal Biologi Universitas Andalas. 3 (2) : 141-146.

Heywood, V. H. 1967. Plant Taxonomy. New York: St. Martin’s Press.

Holttum, R.E.1959.Flora Malesiana Series II-Pteridophyta Ferns and Fern Allies. Royal Botanic Gardens,kew surrey England.

Mehltreter K, Lawrence RW, Joanne MS. 2010. Fern Ecology.

Cambridge University Press.

UK.

Pranita, M. S, Mahanal S, dan Sari M. S. 2017. Karakteristik Spora Tumbuhan Paku Asplenium Kawasan Hutan Raya R. Soerjo. Jurnal Pendidikan. 2(4) : 454-458.

Sastrapradja, D. S, Adisoemarsono, S, Kartawinata, S., dan Rifai, MA. 1980. Jenis Paku Indonesia. Bogor: Lembaga Biologi Nasioanal, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

(8)

8 Suraida, Susanti T, Amriyanto R.

2013. Keanekaragaman Tumbuhan Paku (Pteridophyta) di Taman Hutan Kenali Kota Jambi. Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung.

Hal.287-291.

Steenis, C. G. G. J Van 2003. Flora.

Jakarta: Paramita.

Hartini, S. 2006. Tumbuhan Paku di Cagar Alam Sago Malintang,

Sumatra Barat Dan

Aklimatisasinya di Kebun Raya Bogor. Jurnal Biodiversitas. 7(3) : 230-236.

Referensi

Dokumen terkait

Perairan Teluk Palabuhanratu merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi sumberdaya perikanan yang melimpah, salah satunya ikan yang dominan didaratkan di

Budi Mulia sudah lepas dari dermaga dan pukul 18.30 WITA jangkar sudah berada diatas air, kapal maju pelan menuju Buoy hijau untuk bertemu dengan motor pandu,

Kami mempresentasikan sebuah kasus ekstraksi lead CRT ventrikel kiri yang patah setelah dipasang bersama dengan wire PCI dengan tujuan stabilisasi dan untuk mendapat theshold

Berdasarkan pemaparan konsep-konsep kunci Difusi Inovasi dan dari hasil pemetaan proses tahapan inovasi-keputussan kedua belah pihak sebagaimana yang terlihat dalam Gambar 1

Uraian secara lengkap, berarti Surat Dakwaan itu memuat semua unsur (elemen) Tindak Pidana yang didakwakan. Unsur-unsur tersebut harus terlukis didalam uraian fakta kejadian

20 orang perwakilan korban Talangsari yang di Solo dan Lampung bersama tim pendamping mendatangi kantor DDII untuk meminta dukungan penuntasan kasus Talangsari berupa surat

Dalam pelaksanaan akreditasi, pemerintah Provinsi mendukung kegiatan BAP-S/M sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor

Rekayasa lingkungan merupakan suatu upaya yang dapat dilakukan dimulai dengan pengelolaan kawasan pada skala terbatas atau kawasan percontohan. Kawasan-kawasan