• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses informasi dari satu orang ke orang lain (Axley, 1984, dalam Dainton dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses informasi dari satu orang ke orang lain (Axley, 1984, dalam Dainton dan"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi

2.1.1 Pengertian Komunikasi

Komunikasi merupakan interaksi antara satu dengan yang lain dalam rangka menyampaikan atau bertukar informasi untuk mendapatkan beberapa makna di dalamnya. Di dalam komunikasi diuraikan proses komunikasi, yaitu proses informasi dari satu orang ke orang lain (Axley, 1984, dalam Dainton dan Zelley, 2019: 19). Untuk memperjelas, makna tidak sama dengan informasi, hal tersebut merupakan dua hal yang berbeda. Dalam pengertian komunikasi, makna dapat digambarkan sebagai pentingnya sebuah informasi yang memproses informasi itu sendiri (Miller, 1965, dalam Pace, 2018: 3). Effendy (2005: 9) menjelaskan bahwa dalam proses pemaknaan sebuah informasi melalu komunikasi tersebut, komunikasi dikatakan berlangsung dengan baik apabila ada kesamaan makna.

2.1.2 Unsur-unsur Komunikasi

Menurut Laswell dalam Effendy (2005: 10), komunikasi memiliki beberapa unsur yang saling bergantungan satu sama lain. Laswell membagi unsur- unsur tersebut menjadi lima unsur utama yaitu sebagai berikut:

1. Sumber

Sumber/komunikator merupakan unsur komunikasi yang bertindak sebagai orang pertama yang melakukan pertukaran informasi untuk

(2)

10

berkomunikasi. Namun demikian, sumber dapat terbagi atas individu, kelompok, bahkan organisasi.

2. Pesan

Unsur pesan merupakan bentuk simbol baik verbal maupun non- verbal sebagai wujud perasaan, nilai, maupun gagasan dari komunikator.

3. Saluran

Saluran merupakan medium atau sarana yang digunakan komunikator dalam menyampaiakan pesan kepada komunikan (penerima informasi). Saluran dapat terbentuk melalui tatap muka secara langsung maupun lewat media (cetak atau elektronik).

4. Penerima

Penerima merupakan unsur komunikasi sebagai penerima komunikasi atau disebut sebagai komunikan. Komunikan berfungsi sebagai penerima sekaligus sasaran komunikasi, penyandi-balik, khalayak, pendengar, maupun penafsir informasi.

5. Efek

Efek merupakan kejadian pada penerima informasi atau bisa diartikan sebagai reaksi dari aksi proses komunikasi melalui komunikator. Efek terbagi macam-macam, bisa efek baik maupun buruk, terhdap sikap dan tingkah laku penerima informasi.

2.1.3 Bentuk Komunikasi

(3)

11

Komunikasi memiliki dua bentuk, yaitu komunikasi verbal dan nonverbal.

Menurut Lanigan (2010b, c, dalam Cobley dan Schulz, 2013: 63-64), sistem komunikasi verbal yang dominan digunakan dalam linguistik, matematika, dan logika dikenal sebagai kode eidetik. Di sisi lain, komunikasi nonverbal digunakan dalam kode empiris seperti ruang, waktu, penglihatan, tindakan, taktil, suara, dan bau atau rasa. Komunikasi secara elaboratif memiliki banyak interpretasi. Dalam perspektif ilmu komunikasi, komunikasi didefinisikan sebagai proses dimana orang secara interaktif menciptakan, mempertahankan, dan mengelola makna (Conrad & Poole, 1998).

Dalam KBBI (2016), kata verbal diartikan sebagai lisan, yakni komunikasi yang dilakukan oleh pembicara dan pendengar menggunakan lisan. Sedangkan istilah verbal dalam ilmu komunikasi yaitu verbal sebagai informasi yang disampaikan berupa lisan dan tulisan. Dalam kehidupan sehari-hari, ketika berinteraksi satu sama lain, komunikasi verbal dapat diartikan sebagai bentuk komunikasi yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan secara lisan atau tertulis. Pada pengertian komunikasi tersebut, terlihat bahwa komnikasi berperan dalam proses komunikasi ketika menyampaikan pesan, pikiran, ide-ide atau keputusan.

Selanjutnya, komunikasi non-verbal merupakan komunikasi yang memiliki pesan tanpa menggunakan kata-kata dalam penyampaiannya.

Komunikasi non-verbal menggunakan gerakan (sebagai isyarat), mimik wajah, tatapan mata, dan lain sebagainya. Lebih lanjut lagi, komunikasi non-verbal juga menggunakan objek simbol, pakaian, potongan rambut, warna tinta pada tulisan, gaya pembawaan, gaya bicara dan intonasi, dan lain sebagainya. Pada ruang

(4)

12

lingkup komunikasi non verbal, konsep tidak menggunakan kata biasanya menjadi definisi komunikasi non-verbal dengan tidak menyamakan komunikasi non-verbal dengan komunikasi non-lisan. Contohnya, tulisan dan bahasa isyarat dianggap tidak termasuk kategori komunikasi non-verbal karena menggunakan kata dalam proses komunikasi penyampaian pesan.

Namun demikian, menurut Bargoon dan Saine (dalam Pearson, 2003) atribut atau tindakan seseorang yang bukan menggunakan kata-kata, maknanya dapat ditunjukan secara nyata baik secara disengaja maupun tidak disengaja. Hal tersebut dapat di interpretasikan ke dalam bentuk makna yang diberikan dan diterima secara sadar dan memiliki kemungkinan untuk memperoleh timbal balik atas pesan yang dikirim dari penerima pesan. Makna dalam komunikasi non- verbal seringkali memiliki banyak makna dari pemikiran seseorang. Seseorang yang tidak yakin terhadap efek sebuah komunikasi, mungkin akan mengandalkan isyarat sebagai komunikasi non-verbal.

Lebih lanjut lagi, Muhammad (2009: 95) menjelaskan terkait perbedaan komunikasi verbal dan non-verbal. Menurutnya, komunikasi verbal merupakan komunikasi vokal yang disampaikan melalui bahasa lisan dan bahasa tulisan.

Sedangkan, komunikasi non-verbal merupakan komunikasi yang disampaikan melalui nada suara, desah, jeritan, dan kualitas suara, serta isyarat, gerakan, penampilan, dan ekspresi wajah.

2.1.4 Tujuan Komunikasi

Tujuan dasar komunikasi yaitu bagaimana menjadi komunikator yang hebat untuk menyampaikan makna. Menurut Spitzberg dan Cupach (1989, dalam

(5)

13

Dainton dan Zelley, 2019: 25), komunikator yang hebat dapat dicapai ketika manusia dapat mewujudkan kompetensi komunikasi. Kompetensi komunikasi dapat diartikan sebagai kondisi ketika manusia mencapai keseimbangan yang sukses antara efektivitas dan kesesuaian. Artinya, fokus utama komunikasi yaitu sebagai sejauh mana manusia (sebagai penyampai informasi dalam komunikasi) mencapai tujuan dalam interaksi dan memenuhi harapan sosial untuk situasi tertentu.

2.1.5 Fungsi Komunikasi

Pada dasarnya, komunikasi berfungsi dalam penyampaian informasi antar satu dengan yang lainnya. Secara lebih spesifik, Pearson dan Nelson (dalam Effendy, 2005: 5), menjelaskan bahwa setidaknya komunikasi memiliki dua fungsi utama. Pertama, komunikasi berfungsi untuk keberlangsungan hidup sehari-hari. Kedua, komunikasi berfungsi sebagai keberlangsungan hidup masyarakat secara luas. MacBride (dalam Effendy, 2005: 26-31) membagi fungsi komunikasi secara lebih detail yaitu sebagai berikut:

1. Fungsi informasi

Fungsi komunikasi sebagai fungsi informasi dimaksudkan sebagai proses pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, dan penyebaran informasi yang memiliki pengaruh.

2. Fungsi sosialisasi

Fungsi komunikasi sebagai fungsi sosialisasi diartikan sebagai komunikasi merupakan penyedia sumber ilmu pengetahuan untuk bertindak secara efektif.

(6)

14 3. Fungsi motivasi

Fungsi komunikasi sebagai fungsi motivasi yaitu fungsi sebagai sumber motivasi untuk kepentingan tertentu.

4. Fungsi diskusi

Fungsi komunikasi sebagai fungsi diskusi yaitu komunikasi menyediakn pertukaran informasi yang memungkinkan untuk didiskusikan bersama.

5. Fungsi pendidikan

Fungsi komunikasi sebagai fungsi pendidikan yaitu komunikasi digunakan untuk pengalihan ilmu pengetahuan untuk mengembangkan intelektual seseorang.

6. Fungsi kebudayaan

Fungsi komunikasi sebagai fungsi kebudayaan yaitu komunikasi berfungsi untuk menyebarluaskan suatu kebudayaan.

7. Fungsi hiburan

Fungsi komunikasi sebagai fungsi hiburan yaitu komunikasi digunakan untuk kegunaan hiburan.

8. Fungsi integrasi

Fungsi komunikasi sebagai fungsi integrasi diartikan sebagai penyedia informasi dalam mempersatukan suatu komunitas secara luas.

2.2 New Media

(7)

15

Dalam pembahasan latar belakang penelitian ini, disebutkan bahwa komunikasi mengalami berbagai perubahan (perkembangan) seiring berubahnya teknologi menjadi sesuatu yang baru dan canggih. Perkembangan teknologi yang semakin canggih dapat memberikan kemudahan tanpa melihat adanya batasan ruang dan waktu dalam berkomunikasi. Proses komunikasi menjadi tidak terbatas, semakin mudah, fleksibil, dan cepat. Salah satu bentuk perkembangan teknologi dalam komunikasi yaitu adanya akses internet atau disebut sebagai new media/media baru. Dengan adanya internet, manusia berinteraksi satu sama lain hanya dengan sentuhan jari melalui perangkat cerdas mereka. Teknologi internet, yang merupakan sebuah media baru, secara signifikan mengubah perilaku dan cara komunikasi masyarakat baik melalui media sosial maupun media elektronik lainnya.

Sehubungan dengan komunikasi massa, new media/internet dapat dikategorikan sebagai bentuk media komunikasi massa. Hal ini dikarenakan ciri, fungsi, dan elemen media baru yang menunjukkan adanya sebuah proses komunikasi melalui media massa, yaitu media siber, di luar media cetak dan elektronik. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Romli (2016), bahwa komunikasi massa merupakan sebuah penyampaian sebuah informasi kepada publik dengan memanfaatkan media massa (media cetak, elektronik, dan siber).

Perkembangan teknologi di bidang sarana komunikasi membawa perubahan yang sangat signifikan di seluruh aspek, tidak terkecuali dengan media.

Media yang dikenal saat ini telah beradaptasi dengan perkembangan teknologi.

Adaptasi dengan adanya digitalisasi dan internet menjadikan interaksi baru serta

(8)

16

menghasilkan komunikasi media massa secara dua arah. Hal tersebut juga menghadirkan sebuah teknologi akses timbal balik.

Media baru (new media) merupakan suatu istilah yang merujuk pada kemunculan era digitalisasi, komputer, dan jaringan informasi pada akhir abad ke- 20. Creeber dan Martin (dalam Mondry, 2008: 13), menyebutkan bahwa media baru merupakan produk komunikasi dan teknologi yang terintegrasi bersama komputer digital. Artinya, media baru merupakan media yang berbasis menggunakan teknologi internet dan teknologi, sebagai sesuatu yang baru pada masa itu. Littlejohn dan Foss (2013: 414) memberikan pengertian media baru sebagai hairnya teknologi internet, meskipun definisi tersebut tidak terbatas pada internet saja. Hal tersebut dijelaskan lebih lanjut lagi oleh McQuail (1987: 16-17) bahwa media baru mencakup segala hal yang berhubungan dengan sistem teknologi, transmisi, sistem miniaturisasi, sistem pencarian dan penyimpanan informasi.

Secara lebih rinci, McQuail (2011: 43) menjelaskan perbedaan media lama dan baru. Dengan hadirnya media baru, 1) terdapat digitalisasi dan konvergensi dalam segala aspek, 2) interaksi dan konektivitas jaringan informasi yang semakin canggih, 3) mobilitas meningkat, 4) adaptasi peranan publikasi oleh khalayak, 5) munculnya bentuk media baru, dan lain sebagainya. Media baru menawarkan berbagai macam pembaharuan di setiap aspek seperti interaktivitas yang memungkinkan pengguna memilih konten apa yang diinginkan (Terry, 2002).

Digitalisasi teknologi dalam media menyempurnakan kenyamanan pengguna pada saat memilih konten, tidak seperti media lama seperti televisi dan radio. Flew dan

(9)

17

Smith menambahkan bahwa new media akan selalu berubah sesuai dengan karakteristiknya yang menjaidkan media lama akan terikat dengan teknologi baru.

2.2.1 Karakteristik dan Jenis New Media

Menurut Lister dkk. (2009: 13-14), media baru memiliki beberapa kharakteristik yang berbeda dengan bentuk media massa lainnya, yaitu 1) digital, 2) interaktif, 3) adanya hipertekstual, 4) virtual, 5) adanya bentuk simulasi teknologi digital, 6) saling terhubung, 7) bersifat individualis dan mandiri, 8) bebas berekspresi, 9) cepat, 10) diversifikasi bentuk konten, 11) akses tak terbatas, 12) gratis, dan 13) multi bahasa. Karakteristik media baru tersebut dapat ditemui dalam berbagai media digitalisasi pada saat ini. Lebih lanjut lagi, McQuail (2011: 156) memberikan berbagai contoh jenis media baru, yaitu sebagai berikut:

1. Media komunikasi antarpribadi (telepon genggam dan email).

2. Media permainan interaktif (game dan media berbasis komputer).

3. Media pencarian informasi (world wide web).

4. Media partisipasi kolektif (Facebook, Instagram, Twitter, TikTok, dan lain sebagainya).

5. Substitusi media penyiaran (konten film dan lagu digital).

Dengan beragamnya jenis media baru saat ini, media sosial menjadi salah satu sarana untuk berkomunikasi dan berkreasi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Menurut Nasrullah (2015) media sosial merupakan sebuah medium di internet yang memungkinkan pengguna merepresentasikan dirinya maupun

(10)

18

berinteraksi, bekerja sama, berbagi, hingga berkomunikasi dengan pengguna lain untuk membentuk suatu ikatan sosial secara virtual. Media sosial memiliki berbagai manfaat yaitu dapat memperluas wawasan, menjalin relasi, sarana hiburan, dan lain sebagainya. Seiring dengan meningkatnya minat dan kebutuhan masyarakat, media sosial digunakan secara masif untuk bersosialisasi dan berfungsi sebagai pemenuhan kebutuhan informasi. Salah satu medium sosial media yang paling populer yaitu YouTube.

2.2.2 YouTube sebagai Media Komunikasi

Platform YouTube merupakan situs web berbagi video secara gratis yang memuat berbagai konten dari berbagai negara. Melalui platform tersebut, para penggunanya dapat membuat, menonton, dan berbagi konten berbentuk video secara gratis. YouTube memungkinkan penggunanya untuk menunggah hingga menonton saja pada konten-konten yang ada di sana dengan variasi konten yang beragam (Tamburaka, 2013: 83).

Diluncurkan pada bulan Mei 2005, platform YouTube telah memudahkan miliaran orang untuk menemukan, menonton, dan membagikan beragam video sesuai kebutuhan mereka. YouTube merupakan salah satu bentuk bisnis digitalisasi informasi milik Google. YouTube diciptakan oleh tiga orang mantan karyawan PayPal (website online komersial) yaitu Chad Hurley, Steve Chen, dan Jawed Karim. Sejak awal diluncurkan, platform tersebut mendapat sambutan baik dalam dinamika masyarakat hingga saat ini. YouTube merupakan video digital sebagai media untuk mencari, melihat, dan berbagi video yang asli ke dan dari segala penjuru dunia melalui suatu web (Budiargo, 2015: 47).

(11)

19

YouTube sendiri memang berfungsi untuk menyediakan forum bagi orang-orang untuk saling berhubungan, memberikan informasi, dan menginspirasi orang lain di seluruh dunia. Selain itu, YouTube sering dijadikan sebagai platform distribusi bagi pembuat konten asli dan pengiklan, baik yang besar maupun kecil.

Melalui kesempatan itu, setiap orang dapat berkomunikasi satu sama lain dan memenuhi kebutuhan mereka. Melalui media YouTube sebagai sarana bertukar informasi dua arah, audiens memberi timbal balik terhadap konten yang dibagikan oleh pembuat konten dan dapat pula dijawab melalui komentar yang ditinggalkan oleh audiens tersebut. Haltersebut menjadikan YouTube sebagai platform video digital yang interaktif.

Dalam website resminya, YouTube memiliki misi untuk memberikan semua orang panggung suara ke dunia, Youtube percaya bahwa semua orang layak untuk bersuara dan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik dalam berbagi, mendengarkan dan membangun komunitas melalui misi tersebut.

YouTube sendiri mendapatkan pendapatan melalui periklanan dan pengguna yang berlangganan lebih lanjut. Penonton YouTube dapat menonton tanpa jeda iklan.

Sedangkan, untuk pembuat konten berkemungkinan mendapatkan penghasilan melalui pembuatan dengan melalui Google Adsense, iklan yang telah dikategorikan secara personal tampil di antara video atau di dalam laman yang relevan sesuai dengan pengunjung situs. Tidak semua pembuat konten mendapatkan monetisasi atas karya kontennya, terdapat kebijakan sendiri untuk hal tersebut. Syaratnya yaitu mereka memiliki 4000 jam tayang dan memiliki 1000 subscribers, setelah melampaui persyaratan tersebut, pembuat konten dapat mendaftarkan dirinya untuk menampilkan Adsense.

(12)

20 2.2.3 Video Blog (Vlog)

Video blogging atau sering disebut Vlog merupakan kegiatan mengunggah video di laman blog dengan video tersebut sebagai elemen utama dalam blog tersebut. Seseorang yang melakukan kegiatan ini disebut vlogger. Menurut Kusuma (2009: 38), kegiatan ini hampir sama dengan di televisi, namun, nilai tambahnya lebih tinggi dan dengan bebas dapat memilih topik sesuai yang diinginkan. Selain itu, seorang vlogger biasanya memiliki konsep dan tema secara berkelanjutan. Vlog dianggap sebagai metode baru dalam berkomunikasi dengan adanya ekspresi, bukan hanya tulisan semata. Beberapa jenis konten video blog yang populer yaitu sebagai berikut:

1. Daily Vlog

Konten video blog yang memperlihatkan gaya hidup seseorang dalam kegiatan sehari-hari. Hal yang menarik yaitu ketika setiap pembuat konten memiliki aktivitas yang berbeda di masing-masing individu, karena memiliki perbedaan pekerjaan, hobi, kebiasaan, dan lain sebagainya.

2. Beauty Vlog

Berbagi informasi dan tips mulai dari rekomendasi produk kecantikan hingga tata cara pemakaiannya. Menceritakan pengalaman pribadi konten kreator tersebut saat menggunakan skincare atau makeup. Konten video blog ini sangat populer dikalangan yang antusias dengan dunia seputar kecantikan.

3. Food Vlog

(13)

21

Membahas tentang citarasa sebuah makanan, review tempat kuliner yang konten kreator rekomendasikan. Tidak hanya itu konten Food Vlogger memiliki keunikan sendiri dimana terdapat video khusus melihat konten kreator yang sedang makan dinamakan mukbang. tidak berhenti disitu konten tentang makanan juga kadang memiliki challenge atau tantangan seperti makan mie samyang super pedas tanpa minum dan lain sebagainya.

4. Parenting Vlog

Menyajikan konten tentang edukasi orang tua tentang cara mendidik dan merawat hingga berbagi tips dan trik pemecahan masalah seputar dunia anak.

5. Relationship Vlog

Konten video yang populer diminati remaja yang beranjak dewasa karena memperlihatkan keromantisan sepasang kekasih dalam sebuah hubungan. Berbagi cara menjaga hubungan tetap harmonis.

6. Unboxing and Review Vlog

Memberikan info spesifikasi sebuah produk dari kualitas,harga hingga penilaian layak beli atau tidak sehingga penonton dapat menyesuaikan ekspektasi sebelum membeli.

7. Reaction Vlog

Mengabadikan reaksi konten kreator yang ekspresif saat melihat suatu konten video, seperti video musik terbaru atau suatu momen langka fenomenal. Video berjenis reaksi merepresentasikan ekspresi viewer sehingga dapat mewakili penonton.

(14)

22 8. Gaming Vlog

Merekam kegiatan saat konten kreator bermain game, memiliki bermacam-macam jenis konten gaming seperti ulasan game, cara menyelesaikan permainan, dan lain sebagainya.

9. Travel Vlog

Membagikan pengalaman saat berpetualang ke tempat yang baru serta memberikan rekomendasi apa saja yang diperlukan saat ingin berpergian ke suatu tempat tertentu.

10. How to and DIY (DoItYourself)

Menguraikan cara pembuatan sesuatu secara mandiri video ini bersifat membagikan info tentang tutorial seperti cara menyelesaikan soal matematika atau cara membuat origami dan lain sebagainya.

11. Family Vlog

Konten Family vlog di indonesia dipopulerkan oleh artis ataupun public figure. mirip seperti daily vlog hanya saja dilakukan bersama dengan keluarga. Contoh dari konten family vlog adalah vlog keluarga A6, vlog keluarga Halilintar dan lain sebagainya.

2.3 Content Creator

Melalui tren website yang muncul pertama kali pada tahun 1991 oleh Sir Timothy John dan Tom Barners-Lee, orang-orang pada era tersebut membuat artikel dan konten di sebuah situs, blog-blog pribadi dan forum. Tidak seperti era sosial media yang kita kenal sekarang, kemudahan dalam membuat konten pada masa lalu cenderung sulit, mengingat tidak semua memiliki fasilitas komputer,

(15)

23

internet, dan lain sebagainya. Menyajikan kemudahan di era new media konten- konten dapat dibagikan secara mudah dengan dukungan teknologi yang ada sekarang ini. Oleh karena itu, generasi saat ini menjadikan kegiatan membuat sebuah konten sebagai sebuah pekerjaan.

Mengingat perpindahan dari media lama ke media baru yang memiliki banyak perbedaan, content creator sebelumnya harus memiliki izin untuk masuk ke media seperti koran atau televisi agar dapat membagikan konten. Sekarang ini, new media mempermudah akses tersebut dikarenakan setiap orang dapat menjadi konten kreator atas akun yang mereka dimiliki.

Content creator sendiri terdiri dari dua kata yaitu: content/konten dan creator/pembuat. Konten yaitu muatan informasi yang tersedia di dalam media.

Sedangkan creator merupakan seseorang yang menciptakan sebuah konten.

Terdapat sebutan khusus untuk seorang pembuat konten di media tertentu, seperti YouTuber untuk media YouTube dan blogger untuk di media blog. Menurut Billboard (dalam Idris, 2021), sebelum konten dibuat, seorang content creator memiliki tugas sebagai berikut:

1. Pengumpulan konsep, data, juga melakukan observasi, untuk mendapatkan suatu konten untuk audiens.

2. Membuat konten yang sesuai dengan personalitas (image branding) yang diinginkan.

3. Konsisten dalam merealisasikan konten yang sesuai dengan apa yang diinginkan selaras dengan tujuan yang ingin difokuskan. Contohnya, tujuan menghibur, edukasi, memberi informasi, dan lain sebagainya sesuai apa yang dibutuhkan audiens.

(16)

24

4. Menyajikan konten media yang fleksibel agar bisa tersampaikan ke masing-masing platform yang dipilih.

5. Meninjau kembali konten yang telah ditayangkan dan mengolah data yang didapat untuk digunakan sebagai acuan dalam menilai konten yang dibuat.

Selain beberapa tugas tersebut, berikut merupakan pengetahuan yang harus diketahui oleh content creator:

1. Wawasan mengenai media meliputi komunikasi, teknik, dan aturan dalam bersosial media.

2. Wawasan meliputi produksi, seperti teknik pengambilan gambar, penulisan rancangan, dan lain sebagainya, dalam kebutuhan membuat konten.

3. Memiliki pengetahuan dasar untuk mengolah kata, komposisi, dan tata bahasa.

(17)

25 2.4 Gaya Komunikasi

Komunikasi merupakan aktivitas mendasar bagi umat manusia. Dalam berkomunikasi terdapat keunikan yang terjadi dengan pembawaan karakteristik masing-masing orang dalam berkomunikasi. Menurut Widjaja (2000), gaya komunikasi dipengaruhi oleh situasi, bukan tipe seseorang melainkan kepada situasi yang sedang dihadapi. Kerap kali seseorang akan dihadapkan oleh situasi perasaan yang berubah-ubah. Maka dari itu, setiap orang akan menggunakan gaya komunikasi yang bervariatif ketika sedang merasakan perasaan tertentu seperti sedih, gembira, marah, bosan atau tertarik. Seperti halnya seseorang yang berbicara dengan orang tua, kolega, dan buah hati, akan berbeda gaya bicara satu dengan yang lainnya. Gaya komunikasi dipengaruhi oleh banyak sebab dalam menjadikan gaya komunikasi tersebut, yaitu sesuatu yang dinamis dan tidak mudah ditaksir.

2.4.1 Unsur-Unsur Gaya Komunikasi

Berdasarkan hal tersebut, berikut merupakan unsur-unsur dalam gaya berkomunikasi, menurut Allen dan Cutlip. (2006):

1. Dominan, komunikator mendominasi dalam sebuah percakapan. seseorang yang memiliki unsur dominan dalam gaya komunikasi ingin mengepalai dalam pembicaraan.

2. Dramatic, dalam hal berkomunikasi cenderung berlebihan dan menggunakan pilihan kata yang bermajas metafora.

3. Animated Expresive, memiliki ekspresi yang ekspresif dalam berkomunikasi seperti gerakan bibir, badan, kontak mata.

(18)

26

4. Open, Komunikator bersikap apa adanya dimana tidak ada hal yang ditutup-tutupi sehingga membangun tingkat kepercayaan bagi komunikator dan komunikan.

5. Argumentative, komunikator cenderung ekstrim dan suka dalam berargumen.

6. Relaxed, Komunikator mampu bersikap positif dan saling mendukung terhadap orang lain.

7. Attentive, Komunikator berkomunikasi dengan orang lain secara empati dan sensitif sera menjadi pendengar yang baik.

8. Impression leaving, Kepiawaian komunikator dalam menciptakan kesan pada pendengarnya.

9. Friendly, Komunikator berpembawaan sopan, baik serta ramah ketika sedang mengutarakan pesan kepada komunikan.

10. Precise, Tendensi untuk mengutarakan suatu pesan dengan tepat dan akurat dalam sebuah percakapan.

Gaya komunikasi diartikan sebagai proses kognitif seseorang yang mengakumulasikan tindakannya untuk dilihat sebagai suatu hal besar. Setiap gaya seseorang merefleksikan bagaimana setiap orang menerima dirinya ketika berinteraksi dengan orang lain (Norton, 1983; Kirtley dan Weaver, 1999, dalam Liliweri, 2011: 39). Selain itu, gaya komunikasi juga dapat berarti sebagai pesan yang memberikan konteks bagaimana pesan verbal diakui dan diinterpretasikan (Gudykunst dan Ting-Toomey, 1988). Hal tersebut kemudian menjadikan gaya komunikasi sebagai upaya refleksi diri oleh seseorang untuk mencerminkan diri

(19)

27

mereka dalam memengaruhi orang lain sesuai keinginan refleksi tersebut. Raynes (2001, dalam Liliweri, 2011) menambahkan bahwa gaya komunikasi memiliki pesan verbal yang dicirikan melalui kata-kata tertentu untuk memberikan keunikan pada gaya komunikasi itu sendiri. Hal-hal tersebut meliputi nada bicara dan volume suara.

2.4.2 Tipe Dasar Penggambaran Gaya Komunikasi

Menurut Cangara (2008: 1), terdapat empat tipe dasar dalam menggambarkan gaya komunikasi seseorang, yaitu sebagai berikut:

1. Komunikasi Pasif

Seseorang dengan komunikasi pasif, tidak pernah membela diri sendiri. Mereka akan mengindari untuk mengungkapkan pikiran, perasaan dan opininya. Sebagai komunikator pasif, seseorang akan mengizinkan orang lain untuk mengambil keuntungan dengan melanggar hak-hak diri sendiri. Akibatnya, seseorang dengan tipe ini akan merasa cemas, terjebak, dan putus asa karena dirinya berada diluar kendali hidup. Perilaku seseorang dengan tipe ini membiarkan orang lain untuk mendominasi. Komunikator pasif ini dapat menjadi komunikator yang lebih kuat dengan menegaskan dirinya sendiri.

2. Komunikasi Agresif

Seseorang dengan tipe ini tetap mempertahankan diri sendiri secara langsung, namun terkadang berperilaku tidak pantas. Komunikasi verbalnya terkesan melecehkan dan melanggar hak orang lain. Pribadi agresif juga berasal dari rasa rendah diri yang dilampiaskan dalam

(20)

28

bentuk dominasi kekuasaan. Sebagai komunikator agresif, seseorang mencoba untuk mendominasi dan mengancam, sering mengkritik dan menyalahkan lemahnya orang lain untuk mendapat kekuasaan. Bahasa tubuhnya terlihat sombong dan cepat marah kalau tidak sesuai dengan keinginan. Sebagai hasilnya, si Agresif ini akan dijauhi orang lain dan merasa lepas kendali. Komunikasi agresif melibatkan manipulasi, mereka akan membuat orang lain melakukan apa yang mereka inginkan dengan menginduksi rasa bersalah atau menggunakan intimidasi. Untuk menjadi komunikator yang lebih efektif, haruslah mengekspresikan diri secara langsung, jujur, dan harus menghormati orang lain.

3. Pasif-Agresif

Tipe ini tidak berhubungan langsung dengan masalah. Mereka tampaknya tidak memiliki masalah dengan orang lain, sedangkan secara tidak langsung mengekspresikan kemarahan orang lain dan frustasi. Sebagai komunikator Pasif-Agresif, seseorang menggunakan sarkasme, penolakan, dan bahasa tubuh yang membingungkan.

Komunikator ini, menghindari konfrontasi langsung, namun berupaya untuk mendapatkan bahkan melakukan manipulasi. Mereka sering merasa tidak berdaya dan kesal. Mereka sering mengatakan “ya”

ketika mereka benar-benar ingin mengatakan “tidak”. Komunikator Pasif-Agresif sering sarkatis dan berbicara tidak baik tentang orang lain di belakang mereka.

4. Komunikasi Tegas

(21)

29

Seorang komunikator dikatakan kuat jika memiliki tipe ini. Jika seorang komunikator tegas, maka mereka akan efektif menyatakan pikiran dan perasaan secara jelas dan hormat. Mereka menangani masalah tanpa melanggar atau mengasingkan orang lain. Sebagai komunikator tegas, bahasa tubuhnya pun tenang, kontrol diri dan mendengarkan aktif.

2.4.3 Macam-macam Gaya Komunikasi

Lebih lanjut lagi, Tubbs dan Moss (2008) memaparkan tentang macam- macam gaya komunikasi, yaitu:

1. The Controlling Style

Gaya controlling style ditunjukkan melalui keinginan yang harus dilakukan oleh orang lain. Gaya tersebut umumnya bersifat mengendalikan, bercirikan dengan adanya satu keinginan atau ambisi untuk memaksa, membatasi dan mengatur ide gagasan, perilaku serta masukan orang lain. Komunikator yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator one-way communication atau komunikasi satu arah.

Pihak yang memakai gaya komunikasi controlling style lebih mementingkan perhatian pada pengiriman pesan daripada usaha mereka untuk menerima pesan. Mereka tidak memiliki rasa minat dan atensi pada sebuah umpan balik, kecuali apabila umpan balik tersebut digunakan untuk keperluan mereka pribadi. Pandangan negatif orang-orang lain tidak menjadi kekhawatiran para komunikator satu arah, melainkan para

(22)

30

komunikator satu arah menggunakan wewenang kekuasaan yang dimiliki untuk mengharuskan atau memaksa orang lain untuk mematuhi pandangan-pandangannya.

Isi pesan yang berasal dari komunikator satu arah tidak berusaha

“menyajikan” ide agar dapat dimusyawarahkan bersama, akan tetapi lebih pada upaya untuk menjelaskan kepada audiens apa yang dilakukannya.

Gaya ini kerap dipakai untuk kegiatan persuasif kepada orang lain agar melakukan pekerjaannya dan bertindak secara efektif. Pada umumnya, mereka terkadang menggunakan kalimat bernada negatif. Oleh karenanya, pesan yang diterima biasanya negatif.

2. The Equalitarian Style

Gaya komunikasi equalitarian disampaikan secara terbuka.

Dengan adanya landasan aspek kesamaan dalam gaya komunikasi, gaya tersebut menjadi penting untuk terbuka. Komunikator yang menggunakan gaya komunikasi ini biasanya merupakan orang-orang yang memiliki sikap atensi tinggi. Seraya dengan kemampuan membina jalinan hubungan yang baik satu sama lain, gaya ini mempermudah proses dalam komunikasi kelompok atau antara satu dengan lainya dengan ditandai oleh terjadinya arus komunikasi yang bersifat dua arah (two-way traffic of communication).

3. The Structuring Style

Gaya komunikasi structuring memiliki struktur yang menjadikan seorang komunikator mampu merencanakan pesan-pesan verbal untuk memberikan penegasan untuk setiap pertanyaan-pertanyaan yang muncul.

(23)

31

Komunikator mampu membuat komunikan memperhatikan pesan-pesan verbal yang diberikan penegasan dan komunikator memiliki jawaban saat pertanyaan-pertanyaan seputar poin yang ditegaskan muncul.

4. The Dynamic Style

Gaya komunikasi dynamic memiliki kecenderungan agresif, karena komunikator paham bahwa lingkungan yang bersangkutan tersebut berorientasi pada tindakan (action-oriented). Gaya komunikasi ini serring dipakai oleh juru kampanye ataupun wiraniagawan (sales promotion girl atau sales promotion boy). Gaya komunikasi ini bertujuan merangsang komunikan untuk melakukan aksi membeli untuk di lingkungan berjualan atau memilih calon legislatif yang ada di dalam pesan untuk dipilih dalam politik. Fokus utama dalam gaya komunikasi ini yaitu untuk menstimulus seseorang dalam bertindak.

5. The Relinquishing Style

Gaya komunikasi relinquishing menyiratkan keterbukaan dalam menerima pendapat, kritik, dan gagasan orang lain daripada keinginan untuk melakukan perintah, meskipun hak untuk memberi perintah kepada komunikan dimiliki oleh komunikator. Gaya komunikasi relinquishing memiliki ciri komunikator dalam kemampuannya bekerja sama dengan orang lain. Biasanya gaya ini digunakan dengan orang lain yang memiliki awasan luas dan bertanggung jawab. Hal ini menjadikan gaya komunikasi relinquishing lebih efektif untuk orang yang berada di lingkungan organisasi atau kelompok yang melibatkan banyak orang.

6. The Withdrawal Style

(24)

32

Gaya komunikasi withdrawal memiliki ciri melemahnya tindak komunikasi karena gaya komunikasi ini sering digunakan oleh orang yang lepas tanggung jawab dan tidak mau berkomunikasi dengan baik dengan orang lain. Gaya ini menempatkan komunikator dalam menunjukkan rasa ketidaktertarikan secara penuh dalam proses komunikasi.

Untuk memahami lebih detail dan secara lebih ringkas, berikut merupakan tabel kategorisasi gaya komunikasi menurut Tubbs dan Moss (2008, dalam Sendjaja, 2016: 46).

Gaya Komunikasi Komunikator Maksud Tujuan

Controlling style Memberikan perintah, butuh perhatian orang lain.

Mempersuasi orang lain.

Menggunakan kekuasaan dan kewenangan.

Eqalitarian style Akrab, hangat. Akrab, hangat, informal.

Menekankan pengertian bersama.

Structuring style Objektif, tidak memihak.

Sistemasi lingkungan, memantapkan struktur.

Menegaskan ukuran, prosedur, dan aturan yang dipakai.

Dynamic Mengendalikan

agresif.

Membutuhkan sikap untuk bertindak.

Menstimulasi atau merangsang orang lain

(25)

33 Relinquishing Bersedia

menerima

gagasaan orang lain.

Bekerja sama. Mendukung pandangan anggota lain.

Withdrawal Berdiri sendiri. Menghindari komunikasi.

Mengalihkan persoalan.

Tabel 2.1 Kategorisasi gaya komunikasi menurut Tubss dan Moss (Sumber:Sendjaja, 2016: 46)

2.4.4 Faktor Pengaruh Gaya Komunikasi

Menurut Sendjadja (1995:142) ada tujuh faktor yang dapat mempengaruhi gaya komunikasi, antara lain:

1. Kondisi Fisik

Kondisi fisik seseorang melakukan komunikasi sangat mempengaruh gaya komunikasi. Seperti halnya ketika kegiatan komunikasi itu dilakukan dengan kapasitas minim dalam muka, hal tersebut akan berakibat pada ketidak nyamanan dan kurangnya kepastian antara si pengirim dan penerima pesan. Selain itu dapat menimbulkan ketidaksesuaian atau kenyamanan antara kedua belah pihak.

2. Peran

Persepsi akan peran diri sendiri (sebagai pelanggan, teman, atasan) dan peran komunikator lainnya mempengaruhi bagaimana berinteraksi.

Setiap orang memiliki harapan yang berbeda dari peran mereka sendiri

(26)

34

dan orang lain, dan dengan demikian mereka akan sering melakukan komunikasi antar satu dengan lainnya.

3. Konteks Historis

Sejarah mempengaruhi setiap interaksi. Sejarah bangsa, tradisi spiritual, perusahaan, dan masyarakat dengan mudah dapat mempengaruhi bagaimana memandang satu sama lain, dengan demikian dapat mempengaruhi gaya komunikasi.

4. Kronologi

Bagaimana interaksi itu cocok menjadi serangkaian peristiwa yang mempengaruhi pilihan gaya komunikasi seseorang. Hal tersebut akan membuat perbedaan, jika itu adalah pertama kalinya seseorang berinteraksi tentang sesuatu atau kesepuluh kalinya, jika interaksi masa lalu seseorang telah berhasil atau tidak menyenangkan. Maka akan membuat suatu perbedaan terhadap gaya komunikasi seseorang.

5. Bahasa

Bahasa yang kita gunakan, "versi" dari bahasa yang di ucapkan misalnya, Aussie, Inggris, atau versi Bahasa Inggris Amerika dan kelancaran dengan bahasa tersebut. Semuanya memainkan peran dalam gaya berkomunikasi seseorang. Jenis bahasa pun ada lisan, tulisan, dan isyarat. Gaya komunikasi seseorang dalam bahasa Inggris berarti bahwa orang yang terbiasa berbahasa Jepang tidak sepenuhnya memahaminya, dan kemampuan ini akan memberikan batasan pada seseorang untuk sepenuhnya berpartisipasi dan mempengaruhi arah pembicaraan.

(27)

35 6. Hubungan

Seberapa baik seseorang mengetahui orang lain, dan seberapa banyak seseorang suka atau percaya dan sebaliknya. Hal ini akan mempengaruhi bagaimana seseorang berkomunikasi. Selain itu, pola mengembangkan hubungan tertentu dari waktu ke waktu sering memberikan efek kumulatif pada interaksi selanjutnya antara mitra relasional.

7. Kendala

Metode yang seseorang gunakan untuk berkomunikasi (misalnya, beberapa orang membenci e-mail atau panggilan telepon) dan waktu yang dimiliki hanya tersedia untuk berinteraksi dengan metode di atas.

2.5 Analisis Isi

Analisis isi merupakan sebuah teknik penelitian dengan penekanan keajekan isi dan makna komunikasi, pembacaan simbol, dan pemaknaan isi interaksi simbolis dalam sebuah komunikasi (Bungin, 2011). Analisis isi dalam ilmu komunikasi meliputi beberapa hal. Pertama, analisis isi dilakukan untuk mengelompokkan simbol/lambang dalam komunikasi. Kedua, dalam proses analisisnya, analisis ini menggunakan tolak ukur sebagai dasar pengelompokkan.

Ketiga, analisis isi digunakan sebagai pembuat prediksi (Muhajir 2000).

Pada dasarnya, analisis isi merupakan sebuah teknik sistematis untuk mengurai dan mengolah sebuah pesan dalam komunikasi. Selain itu, analisis isi dapat juga diartikan sebagai suatu metode dalam mengamati dan menelaah tindak komunikasi terbuka oleh seorang komunikator tertentu (Budd, dkk., 1967, dalam

(28)

36

Wimmer dan Dominick, 2000). Berdasarkan pendekatan yang digunakan, analisis isi dibedakan atas analisis isi kuantitatif dan kualitatif. Menurut Subiakto (1990), analisis isi kuantitatif lebih memfokuskan dalam pengukuran variabel. Sedangkan, analisis isi kualitatif lebih memfokuskan pada penafsiran teks.

Analisis isi digunakan sebagai suatu metode penelitian dalam membuat inferensi valid dari sebuah teks. Menurut Adipuraa (2008), analisis isi digunakan dalam menyimpulkan kata atau konsep yang tampak dalam sebuah teks. Analisis isi secara kualitatif memiliki sifat deskriptif yang salah satunya mencakup hal pesan dari komunikator kepada komunikan untuk mengetahui gaya komunikasi.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian adalah 5 dari 30 ekor sapi perah di kawasan usaha peternakan Cibungbulang Bogor yang menunjukkan indeks kesehatan normal. 12 dari 30 ekor

Pengkajian dilaksanakan bersamaan dengan kegi- atan pembinaan kemampuan pengelolaan perpustakaan yang meliputi penataan koleksi, penataan ruang per- pustakaan, pengaturan

kegiatan kerukunan antar umat beragama yang dilakukan di kawasan Pecinan kota Semarang, serta digunakan untuk menelusuri data tertulis yang berkaitan dengan

Dengan mengeksplotasi kembali ‘warisan leluruh’ dan mengekspresikan dalam bentuk desain produk baru, yang lebih nampak professional dari pada bentuk wujud adat, pada

Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional yang dilakukan untuk mengetahui hubungan Faktor Individu (pengetahuan buah dan sayur dan preferensi buah dan

1) Sangat Penting , reponden menilai bahwa pernyataan yang ada adalah satu hal yang sangat krusial yang wajib dipenuhi pada Terminal Jombor, diberi bobot 4.

Mekanika Lagrange W.S. Mekanika Lagrange W.S. Fisika Koloid Dasar Suparno, Ph.D. Fisika Koloid Dasar Suparno, Ph.D. Media Audio Visual *) Nur Kadarisman, M.Si. Mikroprosesor *)

Strategi PQRST dalam penelitian ini adalah suatu strategi yang digunakan untuk menyelesaikan soal cerita matematika dengan langkah-langkah: (1) P (Preview) yaitu langkah awal