• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPETENSI SUMBER DAYA PERPUSTAKAAN PERTANIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KOMPETENSI SUMBER DAYA PERPUSTAKAAN PERTANIAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Kemampuan sumber daya perpustakaan lingkup Departemen Pertanian perlu terus ditingkatkan agar dapat memenuhi tuntut-an kebutuhtuntut-an informasi pengguna ytuntut-ang selalu berkembtuntut-ang. Peningkatan kemampuan juga merupakan salah satu upaya dalam mengimbangi pesatnya perkembangan teknologi infor-masi dan komunikasi dalam bidang perpustakaan. Peneliti, pe-nyuluh, pembuat kebijakan, dan pengguna lain di bidang pertani-an membutuhkpertani-an informasi untuk mendukung keberhasilpertani-an tugasnya. Agar sumber daya informasi yang dimiliki perpustaka-an dapat dimperpustaka-anfaatkperpustaka-an dengperpustaka-an mudah dperpustaka-an cepat oleh pengguna maka sumber daya tersebut perlu dikelola secara sistematis dan disebarkan secara tepat. Berdasarkan hasil analisis terhadap sumber daya perpustakaan lingkup Departemen Pertanian di tujuh provinsi pada tahun 2005-2006 diketahui bahwa ke-mampuan sumber daya perpustakaan tergolong rendah. Kompo-sisi tenaga pengelola perpustakaan juga rendah dan tidak ber-imbang. Hal ini terjadi karena di beberapa unit kerja, pengelola perpustakaan masih dibebani tugas di luar kegiatan perpustaka-an. Untuk mengatasinya perlu dilakukan pengembangan ke-mampuan melalui pembinaan langsung di lokasi untuk mening-katkan kemampuan teknis dan sekaligus kategori perpustakaan. Materi pembinaan meliputi pengembangan koleksi, penataan ruangan, pendayagunaan fasilitas, penguasaan perangkat lunak, dan pelayanan. Melalui pembinaan tersebut diharapkan akan terwujud perpustakaan yang memiliki sistem yang seragam, lengkap, dan koleksi informasi dikelola dengan baik sehingga mampu berperan sebagai sumber informasi yang kuat dan ter-koneksi dalam jaringan informasi untuk mendukung kegiatan penelitian, pengkajian, dan kegiatan terkait lainnya.

ABSTRACTS The agricultural library resources competency

The availability and potentiality of library resources within The Ministry of Agriculture have to be developed and improved continuously to support information needs. The improvement of library resources capability is one of efforts to balance informa-tion and communicainforma-tion technology development in libraries. Researchers, extension workers, policy makers, and other agri-cultural library users need the information for supporting their tasks. To facilitate and accelerate information usage, it should be managed systematically and disseminate rapidly and accurately. Based on a survey result carried out in 2005-2006, the capability of library resources (including human resources) within the

Ministry of Agriculture in seven provinces were categorized low. This problem appeared because librarians still had some tasks outside of the library. The development of library resources capability had been done through direct informal training (learning-by-doing). The training materials were collection development, interior design, facilities usage, software, and information services.

Keywords: Library resources, human resources, agricultural libraries, library development

PENDAHULUAN

Kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian, dan pengkajian teknologi pertanian memerlukan dukung-an informasi baik dari dalam maupun luar negeri. Informasi berperan dalam perumusan program, peren-canaan, serta evaluasi hasil penelitian dan pengkajian. Dengan mencermati dan menguasai perkembangan informasi, pengguna dapat mengikuti dan mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) serta hasil penelitian yang telah dicapai, sekaligus meng-antisipasi perkembangan yang akan terjadi. Oleh karena itu, perpustakaan pada unit kerja/unit pelaksana teknis (UK/UPT) penelitian dan pengkajian memiliki peran penting dalam menyediakan dan menyajikan informasi hasil-hasil penelitian dan pengkajian serta informasi ilmiah lain kepada peneliti, penyuluh, pengambil kebi-jakan, dan pengguna lainnya.

Penelitian dan pengembangan di bidang Pertanian telah banyak menghasilkan informasi baru yang ber-manfaat untuk memberi arah pelaksanaan pembangun-an. Penyebaran informasi dari sumber kepada pengguna telah mendapat perhatian serius agar pemanfaatan informasi dapat ditingkatkan oleh para pengguna untuk meningkatkan kesejahteraan. Dalam upaya meningkat-kan pemanfaatan informasi iptek tersebut maka perlu dilakukan penataan dan pengelolaan informasi yang sudah ada. Untuk itu peran serta unit-unit pengelola in-formasi perlu ditingkatkan secara optimal (Tjitropranoto dan Haryono 1995).

KOMPETENSI SUMBER DAYA PERPUSTAKAAN PERTANIAN

Tjetjep S. Surialaga

(2)

Perpustakaan UK/UPT lingkup Departemen Per-tanian, terutama Balai Penelitian dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, berperan menyediakan kemudahan bagi masyarakat pengguna untuk memperoleh informasi hasil penelitian dan pengkajian. Untuk meningkatkan mutu dan manfaatnya, perpustakaan perlu dikelola sebaik-baiknya, baik dalam pengembangan koleksi, kemampuan tenaga maupun pelayanan informasi.

Salah satu masalah yang dihadapi oleh pengelola perpustakaan terutama di daerah adalah kurangnya sarana pendukung untuk melaksanakan tugas sehari-hari. Tyasdjaya (1999) mengemukakan bahwa pustakawan dapat melaksanakan tugas dengan baik apabila didu-kung sarana dan dana yang memadai.

Guna memenuhi kebutuhan informasi para peneliti, pengkaji, penyuluh, dan pengambil kebijakan, Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) pada tahun 2006 dan 2007 telah melakukan kegiatan peningkatan kapasitas sumber daya perpusta-kaan UK/UPT Departemen Pertanian. Kegiatan di-laksanakan melalui pembinaan pengelolaan informasi dengan memanfaatkan bersama sumber informasi (resource sharing) disertai peningkatan sumber daya manusia dalam mengupayakan pelayanan yang prima.

Keberadaan perpustakaan yang baik sebagai sum-ber informasi perlu didukung dengan kemampuan tenaga pengelola/sumber daya yang menguasai bidang kepustakawanan berupa ilmu dan profesi di bidang perpustakaan dokumentasi dan informasi. Kemampuan akan meningkat apabila tenaga pengelola diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh untuk melakukan kegiatan kepustakawanan pada unit-unit perpustakaan (Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara 2002). Sehubungan dengan luasnya bidang kepustakawanan maka dalam meningkatkan kemampuan sumber daya pengelola perpustakaan perlu memper-timbangkan kebutuhan materi pembinaan dan efektivitas pola pembinaan perpustakaan (Suryantini et al. 2007). Peneliti, penyuluh, pembuat kebijakan, dan peng-guna lain di bidang pertanian membutuhkan informasi untuk mendukung tugas dan mengikuti perkembangan penelitian dan pengetahuan. Agar dapat dimanfaatkan oleh pengguna dengan mudah dan cepat, sumber daya informasi perlu dikelola secara sistematis kemudian disebarkan melalui jasa informasi/perpustakaan. Ber-kembangnya teknologi informasi dan telekomunikasi (TIK) menimbulkan tuntutan baru dari pengguna per-pustakaan untuk mendapatkan informasi secara mudah dan cepat. Pengguna umumnya kurang berminat lagi

mencari informasi dengan cara-cara manual, seperti menelusurinya melalui kartu katalog atau daftar majalah. Mereka lebih menginginkan duduk di depan komputer, mencari informasi yang dibutuhkan dan hasilnya dapat dibaca pada layar monitor. Selanjutnya apabila diper-lukan, pengguna dapat mencetak informasi tersebut hanya dengan menekan tombol.

Dengan mempertimbangkan tuntutan kebutuhan pengguna, kegiatan pembinaan perpustakaan telah dilaksanakan di balai penelitian dan balai pengkajian di beberapa provinsi. Pembinaan diharapkan dapat mem-percepat proses penyediaan dan pemanfaatan materi informasi untuk memenuhi kebutuhan pengguna, seka-ligus meningkatkan pelayanan perpustakaan, mengatasi masalah keterbatasan sumber daya manusia, dan meng-integrasikan pemanfaatan pangkalan data yang dimiliki perpustakaan. Pengkajian ini bertujuan untuk meng-ungkapkan kemampuan sumber daya perpustakaan balai penelitian dan balai pengkajian serta instansi lain lingkup Departemen Pertanian terutama dalam pengem-bangan koleksi, pengolahan, sarana, layanan, dan sumber daya manusia.

METODE

Pengkajian dilaksanakan dengan menggunakan metode survei di tujuh provinsi yang merupakan lokasi terpilih dalam kegiatan pembinaan pada tahun 2006-2007, yaitu Sumatera Utara, Sumatera Barat, Banten, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan pada saat melakukan pembinaan. Analisis data dilakukan secara deskriptif.

Pengkajian dilaksanakan bersamaan dengan kegi-atan pembinaan kemampuan pengelolaan perpustakaan yang meliputi penataan koleksi, penataan ruang pustakaan, pengaturan sarana, kegiatan teknis per-pustakaan dan jasa layanan perper-pustakaan/informasi, bimbingan pemanfaatan sumber-sumber informasi baik manual maupun elektronis (offline dan online) melalui peragaan, serta pengembangan kemampuan sumber daya pengelola perpustakaan dalam kepustakawanan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Perpustakaan

Pembinaan sumber daya perpustakaan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pengelola perpustakaan/

(3)

pustakawan agar dapat lebih mendayagunakan informasi yang tersedia, baik informasi primer maupun sekunder, dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi bagi kegi-atan penelitian, penyuluhan, dan pengambilan kebijakan. Secara spesifik tujuan kegiatan ini adalah: (1) membina dan mengembangkan jasa perpustakaan/informasi baik manual maupun elektronis, dan (2) meningkatkan daya guna sumber daya informasi khususnya informasi mutakhir yang disebarkan melalui jasa informasi terbaru dan jasa informasi terseleksi.

Kemampuan Sumber Daya Perpustakaan

Kemampuan sumber daya perpustakaan meliputi cara pengembangan dan jumlah koleksi, sistem pengolahan dan pelayanan, sarana yang dimiliki, serta fasilitas teknologi informasi. Tugas suatu perpustakaan pada dasarnya meliputi pengembangan koleksi serta peng-olahan dan pelayanan bahan pustaka/informasi. Pengem-bangan koleksi mestinya dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang sistematis demi tercapainya hasil yang efektif sesuai kebutuhan pengguna. Namun umumnya prosedur seperti ini belum dilaksanakan pada setiap perpustakaan, sehingga alokasi anggaran yang tetap dan terinci sesuai dengan kebutuhan belum tampak, kalaupun ada hanya disisihkan dari kegiatan lain. Koleksi pustaka masih didominasi bentuk tercetak, yaitu lebih dari 80% (Tabel 1).

Kemampuan sumber daya pengelola perpustakaan yang memadai, baik dari segi pendidikan maupun penga-laman, akan menentukan keberhasilan penyelenggaraan perpustakaan. Data kemampuan sumber daya pengelola perpustakaan pertanian di tujuh provinsi menunjukkan bahwa kemampuan sumber daya perpustakaan di 62,5% perpustakaan lingkup Departemen Pertanian termasuk dalam kategori C (rendah) (Tabel 2). Hal ini terjadi karena tenaga perpustakaan masih ada yang lulusan SLTA.

Kemampuan Kapasitas Sumber Daya

Data yang digunakan dalam analisis kemampuan sumber daya perpustakaan pertanian di tujuh provinsi merupakan hasil survei terhadap perpustakaan UK/UPT lingkup Departemen Pertanian yang dilakukan PUSTAKA sejak tahun 2006. Analisis kemampuan sumber daya perpus-takaan ditinjau dari berbagai segi, antara lain koleksi, sarana, fasilitas dan SDM. Tabel 3 menyajikan hasil analisis kemampuan yang disimpulkan menjadi “kategori kemampuan” sumber daya perpustakaan.

Berbagai jenis dan bentuk media informasi telah di-hasilkan, baik berupa jurnal maupun buku/monograf. Salah satu fungsi perpustakaan adalah menghimpun media informasi/pustaka tersebut melalui berbagai cara dengan subjek atau disiplin ilmu yang tepat atau ber-kaitan dengan kebutuhan pengguna. Jenis koleksi pustaka yang memuat informasi mutakhir seperti majalah/jurnal ilmiah dan semi-ilmiah atau laporan hasil penelitian dan pengkajian sangat dibutuhkan dalam kegiatan penelitian, pengkajian, dan pembuatan ke-putusan. Jenis bahan pustaka buku yang banyak di-butuhkan adalah prosiding, kumpulan makalah, dan buku rujukan, terutama yang bersifat tematis dalam suatu bidang ilmu seperti ensiklopedia mikrobiologi, kamus teknologi, buku statistik, buku pegangan, direktori, majalah abstrak/indeks, juga bahan nonbuku seperti CD-ROM, slide, film, dan video.

Peningkatan Kemampuan Pengelolaan Perpustakaan

Pembinaan peningkatan kemampuan pengelolaan perpus-takaan dilaksanakan berdasarkan hasil analisis kemam-puan masing-masing perpustakaan UK/UPT. Materi pembinaan meliputi penataan koleksi dan ruang perpus-takaan, pengaturan sarana, pengolahan bahan pustaka, dan pelayanan perpustakaan/informasi, termasuk penelu-suran dan pemanfaatan sumber informasi digital. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa di beberapa UK/UPT, koleksi perpustakaan belum tertata secara sistematis, termasuk ruangan dan sarana perpustakaan, karena kea-daan ruangan belum memadai sehingga sulit mengaturnya sesuai dengan kaidah yang berlaku.

Pengolahan bahan pustaka merupakan kegiatan memproses bahan pustaka sebelum menjadi koleksi perpustakaan agar bahan pustaka dapat disimpan dan ditata secara sistematis dan mudah ditemukan kembali bila diperlukan. Umumnya perpustakaan UK/UPT telah melaksanakan kegiatan pengolahan walaupun dengan sarana dan kemampuan yang terbatas. Akibatnya sering terjadi kesalahan penomoran atau klasifikasi buku karena tidak tepat dalam menafsirkan isi/subjek.

Pengadaan bahan pustaka berupa buku melalui pembelian dilakukan dengan memesan langsung kepada penerbit atau agen/toko buku. Pengadaan bahan pus-taka lebih banyak didasarkan pada usulan pengguna tanpa acuan yang akurat dan dengan dana yang sangat terbatas.

(4)

T

abel

1.

Kemampuan sumber daya perpustakaan pertanian di tujuh provinsi, 2006-2007.

Cara

Jumlah

koleksi

(judul)

Sarana dan cara pengolahan

Sistem Ruangan Fasilitas TI UK/UPT pengembangan layanan perpustakaan koleksi Cetak Elektronis Manual Otomasi ( m 2) Fisik ruangan Komputer (unit) Balai Pengkajian T eknologi Hadiah, hibah 2 .2 9 0 8 CD AACR2/UDC Belum T erbuka 2 7 0 1 Internet

Pertanian Sumatera Utara

Loka Penelitian Kambing

Hadiah, hibah 1 .3 0 0 2 CD AACR2/UDC Belum T erbuka 1 4 8 2 Internet Balai Pengkajian T eknologi Hadiah 2 .1 6 2 2 AACR2/UDC WINISIS T erbuka 2 7 0 2 Internet

Pertanian Sumatera Barat

Laboratorium Diseminasi BPTP Hadiah 1 .2 0 0 -AACR2/UDC Belum T erbuka 1 4 8

-Sumatera Barat, Padang

Balai Penelitian T anaman Buah Hadiah 1 .2 4 5 -AACR2/UDC Belum T erbuka 1 0 0 -Tropika Solok Balai Pengkajian T eknologi Banten Pembelian 1 .3 7 5 3 5 AACR2/UDC WINISIS T erbuka 1 2 0 1 Internet

Balai Besar Pengembangan

Pembelian 1 .2 2 5 3 5 AACR2/UDC WINISIS T erbuka 1 0 8 4 Internet Mekanisasi Pertanian Balai Pengkajian T eknologi Pertanian Pembelian 7 .6 0 0 1 8 AACR2/UDC WINISIS/CDS T erbuka 2 7 0 1 Internet Y ogyakarta

Sekolah Tinggi Penyuluhan

Pembelian 7 .2 1 1 1 6 AACR2/DDC ISIS T erbuka 1 4 8 1 Internet Pertanian Y ogyakarta Balai Pengkajian T eknologi Pertanian Pembelian 7 .2 1 0 1 6 AACR2/UDC WINISIS T erbuka 1 4 8 1 Internet Jawa Timur

Balai Penelitian Kacang-kacangan

Pembelian 6 0 0 1 8 AACR2/UDC WINISIS T erbuka 2 7 0 1 Internet dan Umbi-umbian Balai Penelitian T anaman T embakau Pembelian 4 .5 0 0 5 AACR2/UDC WINISIS T erbuka 1 0 0 1 Internet dan Serat Balai Pengkajian T eknologi Pertanian Hadiah 6 .4 3 1 5 4 5 AACR2/UDC WINISIS T erbuka 1 2 0 1 Internet Sulawesi Selatan Balai Penelitian T anaman Serealia Hadiah 18.852 1 6 AACR2/UDC WINISIS T erbuka 1 4 8 1 Internet

Balai Besar Penelitian

V eteriner Pembelian 26.279 5 AACR2/UDC WINISIS T erbuka 1 4 4 1 -Balai Pengkajian T eknologi Pertanian Hadiah 7 .6 0 0 1 8 AACR2/UDC WINISIS T erbuka 2 7 0 1 Internet Nusa T enggara Barat

(5)

Sesuai kebutuhan pengguna, pembinaan koleksi untuk mendukung kegiatan penelitian dan pengkajian seharusnya lebih ditekankan pada materi berupa jurnal ilmiah dan literatur tepat guna agar peneliti dan penyu-luh sebagai pengguna target dapat mengikuti perkem-bangan iptek di tingkat nasional dan internasional, sehingga dapat menjawab tantangan dalam kegiatan penelitian dan pengembangan serta tuntutan kebutuhan masyarakat terhadap teknologi. Berkaitan dengan hal ini, PUSTAKA telah membangun perpustakaan digital pada UK/UPT dan terkoneksi secara online dengan atau melalui PUSTAKA sehingga dapat memperoleh dan memanfaatkan informasi yang ada di PUSTAKA atau sumber informasi lain.

Bimbingan Pelayanan

Pengelola perpustakaan hendaknya memahami cara pemanfaatan sumber-sumber informasi baik manual maupun elektronis. Bimbingan terhadap pengelola perpustakaan untuk materi ini dilakukan secara langsung melalui peragaan, baik di instansi masing-masing maupun pada saat pelatihan di PUSTAKA.

Dengan tersedianya berbagai jenis layanan perpus-takaan diharapkan peneliti, penyuluh, pembuat kebi-jakan, ilmuwan, dan pengguna lain mempunyai kesem-patan untuk memanfaatkan informasi mutakhir secara teratur dan terus-menerus sesuai dengan bidang minat atau tugasnya. Melalui berbagai jasa informasi yang tersedia, pengguna dapat pula dilayani atau mencari sendiri informasi melalui jaringan informasi dari sumber informasi yang tersedia di perpustakaan, sehingga informasi yang dibutuhkan dapat diterima pengguna secara lengkap.

Penataan Ruang dan Sarana Perpustakaan

Lokasi atau ruangan perpustakaan sebaiknya berada dalam gedung utama lembaga induk atau bangunan tersendiri tetapi letaknya berdekatan dengan gedung utama dan cukup dekat dengan aktivitas pengguna sehingga mudah diakses dari berbagai arah. Perpustakaan sebaiknya ber-dampingan dengan bagian diseminasi hasil penelitian dan pengkajian atau ruang rapat dan terpadu dalam jaringan informasi lokal (LAN dan WAN) sehingga dapat diakses dan mengakses informasi yang tersedia di semua unit. Tabel 2. Kemampuan sumber daya pengelola perpustakaan lingkup Departemen Pertanian, 2006-2007.

U K / U P T Jumlah pengelola Status Kategori

S1/S2 D2/D3 SLTA

Balai Pengkajian Teknologi Sumatera Utara 2 1 - 2 pustakawan, 1 staf struktural B

Loka Penelitian Kambing - - 2 2 staf struktural C

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian 1 1 1 1 pustakawan, 2 staf struktural C Sumatera Barat

Laboratorium Diseminasi Padang - 2 - 2 pustakawan C

Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika - - 2 2 staf struktural C

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten 2 1 1 2 staf struktural C

Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian 3 1 - 1 pustakawan, 3 staf struktural B Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 5 - - 1 pustakawan, 4 staf struktural B Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Yogyakarta 1 1 2 1 pustakawan, 4 staf struktural B Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur 1 - 1 1 pustakawan, 1 staf B

Balai Penelitian Kacang-kacangan dan 1 1 - 2 pustakawan C

Umbi-umbian

Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat - - 2 2 staf struktural C

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian - 1 1 2 staf struktural C

Sulawesi Selatan

Balai Penelitian Tanaman Serealia 4 1 - 5 pustakawan B

Balai Besar Penelitian Veteriner - 2 - 2 pustakawan C

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian - 2 2 1 pustakawan, 3 staf struktural C Nusa Tenggara Barat

B = sedang; C = rendah

(6)

Pengembangan Sumber Daya Pengelola Perpustakaan

Sesuai dengan data kemampuan sumber daya perpus-takaan pada Tabel 1 maka peningkatan kemampuan pengelola perpustakaan didasarkan pada kebutuhan dan pengembangan karir. Untuk pengembangan perpustakaan diperlukan diklat penyetaraan pustakawan bagi staf yang menangani kegiatan perpustakaan, penambahan SDM yang memiliki keahlian di bidang perpustakaan, serta bagi mereka yang telah menangani kegiatan perpustakaan segera mengajukan permohonan untuk diangkat dalam jabatan fungsional pustakawan. SDM yang menangani

perpustakaan hendaknya juga tidak dibebani pekerjaan lain atau dipindah ke bagian lain (Tabel 4).

KESIMPULAN

Kemampuan sumber daya perpustakaan pertanian di tujuh UK/UPT Departemen Pertanian di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Banten, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat yang dibina tahun 2005-2006 rata-rata termasuk kategori C (rendah). Hal ini disebabkan: (1) pengembangan koleksi perpusta-kaan melalui pembelian dan hadiah tidak direncanakan Tabel 3. Kemampuan sumber daya perpustakaan lingkup Departemen Pertanian, 2005-2006.

Perpustakaan Pengembangan Jumlah Fasilitas Perangkat Sarana Layanan Sumber daya Kategori

koleksi koleksi lunak manusia kemampuan

Balai Pengkajian Teknologi C A C C A C B 1 , 7 =

B-Pertanian Sumatera Utara

Loka Penelitian Kambing C B C C B C C 1 , 2 8 = C+

Balai Pengkajian Teknologi C A C C A C C 1 , 5 7 =

B-Sumatera Barat

Laboratorium Diseminasi C B C C B C C 1 , 2 8 = C+

Padang

Balai Penelitian Tanaman C B C C B C C 1 , 2 8 = C+

Buah Tropika

Balai Pengkajian Teknologi C B C C B C C 1 , 2 8 = C+

Pertanian Bantem

Balai Besar Pengembangan C B C C A C B 1 , 5 7 =

B-Mekanisasi Pertanian

Balai Pengkajian Teknologi C A C C B C B 1 , 5 7 =

B-Pertanian Yogyakarta

Sekolah Tinggi Penyuluhan C A C C B C B 1 , 5 7 =

B-Pertanian Yogyakarta

Balai Pengkajian Teknologi C A C C A C B 1 , 7 1 =

B-Pertanian Jawa Timur

Balai Penelitian Kacang- C C C C B C C 1 , 1 4 = C+

kacangan dan Umbi-umbian

Balai Penelitian Tanaman C A C C B C C 1 , 4 3 = C+

Tembakau dan Serat

Balai Pengkajian Teknologi C A C C B C A 1 , 7 1 =

B-Pertanian Sulawesi Selatan

Balai Penelitian Tanaman C A C C B C C 1 , 4 3 = C+

Serealia

Balai Besar Penelitian C A C C B C C 1 , 4 3 = C+

Veteriner

Balai Pengkajian Teknologi C A C C A C C 1 , 5 7 =

B-Pertanian Nusa Tenggara Barat

A = tinggi, B = sedang, dan C = rendah

Kategori kemampuan diukur dengan nilai A = 3, B = 2, dan C = 1 dijumlahkan kemudian dibagi dengan banyaknya kategori kemampuan. Sumber: Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (2005).

(7)

secara berkesinambungan, (2) koleksi yang dimiliki masih didominasi oleh bahan pustaka tercetak, (3) sarana kurang memadai, termasuk sarana teknologi informasi, (4) sarana komputer yang dimiliki pada umumnya baru satu unit, dan kebanyakan sudah tidak mutakhir, (5) jumlah pengelola pada umumnya masih kurang, walaupun beberapa per-pustakaan memiliki jumlah yang cukup tetapi komposisi tugas kurang jelas, dan (6) kemampuan pengelola per-pustakaan kurang memadai, terutama perangkat teknologi informasi.

Berdasarkan kondisi tersebut disarankan: (1) perlu penempatan pengelola perpustakaan secara tetap agar dapat mengelola perpustakaan secara berkesinambung-an, (2) perlu peningkatan kemampuan dan bimbingan pengelola perpustakaan secara terus-menerus agar dapat mengikuti perkembangan teknologi informasi, dan (3) perlu membuat rencana kegiatan setiap tahun yang disahkan oleh kepala UK/UPT sehingga perpustakaan dapat dikelola secara mandiri dan terencana.

DAFTAR PUSTAKA

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. 2002. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 132/ KEP/M.PAN/12/2002 tanggal 3 Desember 2002 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya. Jakarta: Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara. Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian, 2005. Kategorisasi Perpustakaan Pertanian. Bogor: Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian. Suryantini, H., T.S. Sundari, dan S. Triani. 2007. Efektivitas

pola pembinaan sumber daya perpustakaan. Jurnal Perpustakaan Pertanian 16(1): 1-10.

Tjitropranoto, P. dan T. Haryono. 1995. Perkembangan jaringan informasi: Ilmu pengetahuan dan teknologi bidang pertanian. Jurnal Perpustakaan Pertanian 3(2): 30-34. Tyasdjaja, A. 1999. Pengaruh kemajuan teknologi informasi terhadap tugas pustakawan. Jurnal Perpustakaan Pertanian 8(1): 1-3.

Tabel. 4. Pengembangan sumber daya pengelola perpustakaan pertanian di beberapa UK/UPT lingkup Departemen Pertanian.

UK/UPT Pengembangan pengelola perpustakaan

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara Perlu mengikuti diklat penyetaraan pustakawan bagi staf struktural

Loka Penelitian Kambing Penambahan tenaga yang berpendidikan perpustakaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat Penambahan tenaga diploma perpustakaan

Laboratorium Diseminasi Padang Penambahan tenaga diploma perpustakaan Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Perlu mengikuti diklat penyetaraan pustakawan

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten Perlu segera mengajukan Data Usulan Penetapan Angka Kredit (DUPAK)

Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian Perlu mengikuti diklat penyetaraan pustakawan tingkat ahli Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta Perlu mengikuti diklat penyetaraan pustakawan tingkat ahli Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Yogyakarta Perlu mengikuti diklat penyetaraan pustakawan tingkat ahli Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur Penambahan tenaga muda sebagai calon pengganti

Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Penambahan tenaga muda sebagai calon pengganti Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat Penambahan tenaga perpustakaan tetap

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan Perlu mengikuti diklat penyetaraan pustakawan Balai Penelitian Tanaman Serealia Penambahan tenaga muda sebagai calon pengganti

Balai Besar Penelitian Veteriner Penambahan tenaga dan pengembangan/peningkatan tenaga yang ada

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat Perlu mengajukan DUPAK bagi tenaga struktural untuk menjadi pustakawan

Gambar

Tabel 1.Kemampuan sumber daya perpustakaan pertanian di tujuh provinsi, 2006-2007. CaraJumlah koleksi (judul)Sarana dan cara pengolahan SistemRuanganFasilitas TI UK/UPTpengembangan  layananperpustakaan koleksiCetakElektronisManualOtomasi (m2)Fisik ruanganK
Tabel 2. Kemampuan sumber daya pengelola perpustakaan lingkup Departemen Pertanian, 2006-2007.
Tabel 3. Kemampuan sumber daya perpustakaan lingkup Departemen Pertanian, 2005-2006.

Referensi

Dokumen terkait

senduduk terhadap bakteri Staphylococcus aureus dengan DMSO (Dimetyl Sulfoxide) sebagai

Hasil penelitian didapatkan bahwa mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya memiliki kebiasaan tidur yang cukup berjumlah 125

dapal membuat orang berbeda dalam supermarket yang bergerak lebih lambat. Periengkapan toko dapaf direncanakan berdasarkan kegunaan dan esfetikanya. Meja, rak barang, merupakan

Intraperitoneal injection of histidine inhibited the EEG seizures induced by pyrilamine, diphenhydramine or chlorpheniramine; however no antagonism was observed with

This research will also integrate Geographic Information System (GIS), VGI, social media tools, data mining, and mobile technology to design a conceptual framework for promoting

Artinya: Tiada dosa atas orang-orang yang buta dan atas orang yang pincang dan atas orang yang sakit (apabila tidak ikut berperang), dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan

Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian, analisa, dan pembahasan atas data yang berhasil dihimpun tentang manajemen pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis

Semen Indonesia (Persero), Tbk merupakan perusahaan yang dapat bertahan ditengah persaingan yang sangat ketat karena dapat memanajemen keuangan perusahaan dengan