• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDUAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER ANGKATAN 39 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PANDUAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER ANGKATAN 39 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i

PANDUAN AKADEMIK

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

ANGKATAN 39

SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2022-2023

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2022

(3)

ii

DAFTAR ISI

A. PROFIL PROGRAM STUDI ... 1

B. VISI... 1

C. MISI ... 1

D. TUJUAN ... 1

E. PROFIL LULUSAN ... 1

F. CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN ... 1

G. STAF PENGAJAR DOSEN DAN PRAKTISI ... 2

PERATURAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER ... 4

DESKRIPSI MATA KULIAH ... 23

DAFTAR MATA KULIAH DAN PENGAMPU ... 26

PENGELOLA PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER ... 28

TIMELINE KEGIATAN AKADEMIK ... 29

(4)

iii

----Sengaja dikosongkan----

(5)

1

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER (PSPA) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

A. PROFIL PROGRAM STUDI

Program Studi Profesi Apoteker (PSPA) berdiri sejak tahun 2003 merupakan program studi dibawah unit pengelola Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Prodi Profesi Apoteker dan telah terakreditasi A sejak tahun 2012. Status akreditasi terakhir ditetapkan oleh LAM-PTKes dengan peringkat Unggul (SK No 0726/LAM-PTKes/Akr/Pro/VIII/2022).

B. VISI

Menjadi pusat pendidikan apoteker yang unggul, profesional dan berwawasan global yang berkepribadian Islami pada tahun 2029.

C. MISI

1. Menyelenggarakan pendidikan yang menghasilkan apoteker yang berkepribadian islami, professional, dan mampu menghadapi tantangan global.

2. Menyelenggarakan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang mendukung perkembangan ilmu serta praktik kefarmasian.

D. TUJUAN

1. Menjadi program pendidikan yang bermutu, terstandar, efektif dan efisien.

2. Menghasilkan Apoteker yang memiliki tanggung jawab profesional berdasarkan nilai-nilai Islam, etik kefarmasian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Menghasilkan apoteker yang kompeten, berdaya saing, terampil berkomunikasi dan mampu mengikuti perkembangan ilmu kefarmasian sehingga mampu menjalankan praktik kefarmasian secara profesional.

E. PROFIL LULUSAN

1. Memiliki sikap tata nilai akademis dan profesional dengan menginternalisasi nilai- nilai keislaman.

2. Memiliki kemampuan mengajarkan keilmuan, memecahkan masalah, peneliti, dan manajer dalam praktek kefarmasian yang memenuhi aspek legal dan etik profesi.

3. Memiliki kemampuan komunikasi, kewirausahaan, kerjasama interdisipliner yang efektif serta pembelajar sepanjang hayat

F. CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN 1. SIKAP DAN TATA NILAI

S1 Berakhlak mulia secara personal dan interpersonal dengan menginternalisasi sikap dan tata nilai yang islami.

S2 Berakhlak mulia secara akademis dan profesional

(6)

2 2. PENGUASAAN PENGETAHUAN

P1 Mampu memecahkan permasalahan dalam pengembangan dan pengelolaan sediaan serta pelayanan kefarmasian dengan pendekatan ilmu farmasi.

P2 Mampu mengelola dan memecahkan permasalahan terkait isu terkini kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

3. KETERAMPILAN UMUM

KU1 Mampu memimpin, mengorganisasi dan mengelola praktik kefarmasian dan mengambil keputusan secara mandiri dan profesional

KU2 Mampu berkomunikasi dan berkolaborasi secara interpersonal dan interprofesional untuk menyelesaikan masalah terkait praktik kefarmasian.

KU3 Mampu mengevaluasi diri dan mengelola pembelajaran diri sendiri dalam upaya meningkatkan kemampuan praktik profesi apoteker dan kewirausahaan

4. KETERAMPILAN KHUSUS

KK1 Mampu melakukan praktik kefarmasian secara profesional dan bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan Kode Etik Apoteker.

KK2 Mampu mengevaluasi dan menyusun rencana strategi dengan pendekatan berbasis riset dan bukti dalam perancangan, pembuatan/ penyiapan, pendistribusian, pengelolaan dan/atau pelayanan sediaan farmasi untuk mengoptimalkan keberhasilan terapi.

G. STAF PENGAJAR DOSEN DAN PRAKTISI

1. Andi Suhendi, M.Sc, apt.

2. Anita Sukmawati, Ph.D. apt.

3. Arifah Sri Wahyuni, M.Sc. apt 4. Ahmad Fauzi, M.Farm, apt.

5. Ambar Yunita, M.Sc, apt.

6. Budi Raharjo, Drs, Sp.FRS. apt.

7. Daud Abadi, S.Si, apt.

8. Endang Yuniarti, Dr. S.Si., M.Kes. apt.

9. Fita Rahmawati, Dra. Sp.FRS., Ph.D. apt.

10. Fitri Faisal Janan, S.Farm, apt.

11. Gito Tjahjono, Drs. apt.

12. Gunawan Setiyadi, M.Sc. apt.

13. Hidayah Karuniawati, MSc. apt.

14. Imron Rosyadi, Dr. M.Ag.

15. Juwita Rahmawati, M.Farm, apt.

16. Mariska S Harlianti., M.Sc. apt.

17. Muhammad Da'i, Prof. Dr. M.Si. apt

(7)

3

18. Nurul Mutmainah, Dra. M.Si. apt.

19. Peni Indrayudha, Ph.D. apt.

20. Puji Asmini, M.Farm, apt.

21. Renalitha Devri Adriana, S.Farm, apt.

22. Saifudin, Drs. M.Ag.

23. Satyaji Wibowo, S.Si. apt.

24. Septiana Windarti, S.Farm, apt.

25. Setyo Nurwaini, M.Sc. apt.

26. Sri Wahyuni Pudjitami, Dra. MMR. apt.

27. Suharsono, Drs. Sp.FRS. apt.

28. Supratman, Dr. S.Kep., M.Kep.

29. Suprapto, M.Sc, apt.

30. Tri Yulianti, M.Si. apt.

31. Vivin Rosvita, S.Farm, apt.

32. Witri Susila Astuti, M.Clin. Pharm.

33. Yayuli, M.PI

(8)

4

PERATURAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(9)

5

(10)

6

(11)

14 Lampiran SK Dekan No : 392/II/FF/2022

Tentang : Peraturan Akademik Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

1. Fakultas adalah Fakultas Farmasi UMS (FF-UMS) yakni unsur pelaksana Universitas yang mengkoordinasi dan/atau melaksanakan pendidikan akademik dan/atau profesional dalam satu atau seperangkat cabang ilmu pengetahuan, teknologi, atau seni tertentu terkait bidang farmasi.

2. Program Studi Profesi Apoteker (PSPA) FF-UMS adalah program pendidikan profesi setelah program sarjana farmasi yang diselenggarakan oleh FF-UMS dan diarahkan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki keahlian tertentu.

3. Pengelola Program Studi Profesi Apoteker (PSPA) FF-UMS adalah tim yang ditugasi oleh Dekan untuk mengelola pelaksanaan Program Studi Profesi Apoteker.

Pasal 2

Fakultas Farmasi UMS menyelenggarakan PSPA bagi mahasiswa yang telah menyelesaikan Program S-1 Farmasi dari FF-UMS ataupun dari Perguruan Tinggi Farmasi (PTF) lain yang telah terakreditasi dan telah lulus ujian seleksi yang dilaksanakan oleh Program Studi Profesi Apoteker.

BAB II

PENYELENGGARAAN PROGRAM Pasal 3

1. Program Studi Profesi Apoteker diselenggarakan untuk 2 semester dan dapat diselesaikan paling lama 3 (tiga) tahun akademik atau 6 (enam) semester, dengan beban 28 Satuan Kredit Semester (SKS).

2. Semester I terdiri dari 2 SKS mata kuliah (MK) teori dan 12 SKS MK dalam bentuk praktek kerja profesi apoteker, sedang semester II meliputi 14 SKS mata kuliah wajib dalam bentuk praktek kerja profesi apoteker dengan pengaturan penjadwalan dari PSPA.

Pasal 4

1. Mahasiswa PSPA wajib mengikuti dan memenuhi syarat minimal kehadiran 75% dari seluruh mata kuliah wajib yang ada di Program Studi Profesi Apoteker terdiri dari MK teori dan MK Praktek Kerja Profesi di 5 bidang rotasi praktek kerja profesi yaitu Apotek, Industri Farmasi, Rumah Sakit, Pedagang Besar Farmasi (PBF) dan Puskesmas.

2. Mahasiswa diwajibkan mengikuti rangkaian pembekalan Praktek Kerja Profesi Apoteker yang merupakan bagian dari MK Praktek Kerja Profesi Apoteker di 5 bidang rotasi praktek kerja profesi yaitu Apotek, Industri Farmasi, Rumah Sakit, Pedagang Besar Farmasi (PBF) dan Puskesmas.

(12)

15 Pasal 5

1. Beban SKS untuk setiap kegiatan pendidikan ditentukan oleh jumlah jam kerja per minggu per semester yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut sampai selesai.

2. Satu SKS untuk perkuliahan teori setara dengan 170 menit per minggu dalam 1 semester yang dirinci sebagai berikut :

a. Pertemuan terstruktur dan terjadwal tatap muka dengan dosen selama 50 menit.

b. Kegiatan pembelajaran atau penugasan terstruktur, yaitu kegiatan yang telah direncanakan dosen tetapi tidak terjadwal, selama 60 menit.

c. Kegiatan pembelajaran mandiri, yaitu kegiatan pembelajaran yang dilakukan mahasiswa atas prakarsa sendiri untuk mendalami bahan pembelajaran, selama 60 menit.

3. Satu SKS praktek kerja profesi apoteker (PKPA) setara dengan kegiatan praktek 170 menit per minggu dalam 16 kali pertemuan dalam 1 semester. Pelaksanaan PKPA dapat diatur sebagai berikut:

a. Praktek 40 (empat puluh) hingga 45 (empat puluh lima) jam kerja per minggu dilaksanakan dalam waktu 6 (enam) hingga 8 (delapan) jam per hari dalam 5 (lima) atau 6 (enam) hari kerja, atau

b. Praktek 100 (seratus) menit per minggu selama 1 semester dan kegiatan mandiri 70 (tujuh puluh) menit per minggu selama 1 semester.

BAB III

PENERIMAAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER Pasal 6

1. Penerimaan mahasiswa baru Program Studi Profesi Apoteker dilaksanakan oleh pengelola PSPA di bawah koordinasi Fakultas Farmasi UMS.

2. Penerimaan mahasiswa baru PSPA dilaksanakan dua kali setahun (tiap semester), sesuai kalender akademik PSPA.

3. PSPA menerima lulusan program studi S-1 Farmasi UMS dengan melalui ujian seleksi, dengan kriteria batas lolos ujian seleksi ditetapkan oleh Fakultas.

4. Lulusan S-1 Farmasi PTF dari luar UMS dapat diterima pada PSPA FF-UMS setelah dinyatakan memenuhi persyaratan, lolos seleksi dan mempertimbangkan daya tampung.

5. Persyaratan dimaksud pada ayat 4 adalah: dari Program Studi S-1 Farmasi yang terakreditasi LAM PT Kes, lama studi S1 maksimal 7 tahun, IPK minimal 3,25 dan usia ijasah S1 pada saat mendaftar maksimal 3 tahun.

BAB IV

BEBAN STUDI DAN KEGIATAN AKADEMIK Pasal 7

1. Beban studi mahasiswa adalah jumlah SKS yang diambil oleh mahasiswa dalam satu tahun.

2. Mahasiswa PSPA wajib menempuh seluruh mata kuliah wajib dengan penjadwalan PSPA.

3. Untuk dapat terdaftar sebagai peserta kegiatan akademik, mahasiswa harus mengisi Kartu Rencana Studi (KRS) yang disahkan Dosen Pembimbing Akademik.

4. Mahasiswa PSPA berhak atas pembimbingan dan pelayanan akademik.

5. Pembimbing akademik, pembimbing praktek kerja profesi apoteker dan preseptor adalah seorang dosen atau praktisi yang ditunjuk oleh pengelola PSPA.

6. Pembimbingan mahasiswa dalam kegiatan akademik bertujuan untuk :

(13)

16 a. Membina mahasiswa agar berkepribadian yang sesuai dengan ciri-ciri profesi sebagai seorang farmasis/apoteker yang profesional yang berkepedulian sosial tinggi, kritis, bermoral dan berguna untuk masyarakat.

b. Mendampingi mahasiswa dalam memahami perkuliahan dan praktek kerja yang ditempuh.

c. Mendampingi mahasiswa dalam mempersiapkan diri sampai ujian komprehensif serta mengarahkan agar berkemauan dan berkemampuan meningkatkan derajat hidup masyarakat.

d. Mendampingi mahasiswa agar siap dalam menerapkan ilmu yang diperoleh untuk kepentingan masyarakat.

Pasal 8

1. Masa studi yang tersedia untuk menyelesaikan pendidikan di PSPA paling lama adalah 3 (tiga) tahun akademik atau 6 (enam) semester.

2. Selama terdaftar di PSPA FF-UMS:

a. mahasiswa dapat mengambil cuti maksimal 2 semester secara berturutan dalam 2 tahun sejak terdaftar sebagai mahasiswa PSPA.

b. Pengajuan cuti dapat dilakukan setelah mahasiswa menempuh pendidikan minimal 1 (satu) semester.

c. Masa cuti yang diajukan dihitung sebagai masa studi dan mengurangi masa studi maksimal.

d. Tidak diperkenankan ijin untuk tidak mengikuti kegiatan perkuliahan lebih dari 3 hari berturut- turut kecuali alasan sakit ( dibuktikan dengan surat keterangan dokter) 3. Untuk dapat mengambil cuti belajar, mahasiswa membuat surat pengajuan cuti belajar

kepada Dekan Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

4. Bagi mahasiswa yang hamil, tidak diperkenankan mengikuti Praktek Kerja Profesi Apoteker selama HPL + 1,5 bulan.

5. Selama mengikuti PKPA, aturan libur hari raya dan libur lainnya mengikuti ketentuan institusi tempat PKPA

Pasal 9

1. Pada awal semester pertama, mahasiswa berhak memperoleh penjelasan tentang PSPA baik dalam hal pelaksanaan akademik maupun non akademik.

2. Perkuliahan dilaksanakan pada waktu dan tempat sebagaimana ditetapkan dalam jadwal kuliah. Penjadwalan kuliah dapat berupa sistem reguler maupun sistem blok.

3. Pada setiap pelaksanaan kegiatan perkuliahan mahasiswa dan dosen menuliskan tanda kehadirannya di daftar presensi yang telah disediakan, dan dosen mengisikan kegiatan perkuliahan pada jurnal perkuliahan yang telah disediakan.

4. Bila dosen berhalangan hadir, mahasiswa berhak memperoleh :

a. Pemberitahuan dari dosen yang bersangkutan dan pengelola PSPA sesegera mungkin.

b. Penggantian perkuliahan pada kesempatan lain, atau penggantian dengan kegiatan pembelajaran terstruktur dengan seijin pengelola PSPA.

5. Jumlah tatap muka perkuliahan untuk tiap semester ditetapkan minimal 16 kali pertemuan termasuk ujian mata kuliah.

6. Yang berhak mengikuti perkuliahan suatu mata kuliah hanyalah mahasiswa yang namanya tercantum dalam daftar peserta kuliah.

(14)

17 7. Mahasiswa wajib mengikuti kegiatan akademik kuliah pembekalan dan praktek kerja profesi sekurang-kurangnya 75% dari total durasi tatap muka. Mahasiswa yang tidak memenuhi kewajiban ini tidak berhak mengikuti ujian akhir mata kuliah (MK) yang bersangkutan dan ujian nasional UKAI.

8. Mahasiswa dapat mengikuti PKPA setelah mengikuti ujian kuliah pembekalan yang terkait dengan praktek kerja profesi dan dilakukan pengambilan janji oleh FF-UMS yang diatur dalam ketentuan tersendiri.

9. Selama mengikuti kuliah, ujian, dan praktek kerja maupun kegiatan akademik lainnya, mahasiswa wajib mengenakan pakaian yang rapi dan sopan (wanita: pakaian kerja yang sopan dan terlihat wajahnya, berjilbab, tidak memakai cadar, burkah atau sejenisnya; non- muslim: pakaian kerja yang sopan dan terlihat wajahnya; laki-laki: pakaian sopan kemeja berlengan Panjang, berdasi atau batik). Dosen pengampu berhak menolak mahasiswa untuk mengikuti kegiatan akademik apabila mahasiswa tidak memenuhi ketentuan tersebut.

BAB V

PENILAIAN HASIL BELAJAR Pasal 10

1. Penilaian hasil belajar mahasiswa dilakukan melalui penyelenggaraan ujian-ujian dan pemberian tugas-tugas yang relevan.

2. Ujian Akhir adalah ujian materi kuliah pembekalan yang dilaksanakan sesuai dengan pengaturan jadwal dari PSPA.

3. Ujian Akhir pada dasarnya mencakup keseluruhan bahan/ materi yang diajarkan dalam pembekalan.

4. Ujian perbaikan (Remidi) dapat dilakukan oleh PSPA bagi mahasiswa dengan nilai tempuhan sebelumnya maksimal B dan perolehan nilai ujian perbaikan (remidi) maksimal AB.

Pasal 11

1. Mahasiswa dapat mengikuti ujian yang diselenggarakan apabila telah memenuhi persyaratan akademik dan persyaratan administrasi.

2. Ketentuan lain dan/atau sanksi bagi mahasiswa yang terlambat, berhalangan atau tidak dapat mengikuti ujian sesuai yang telah ditetapkan, diatur oleh pengelola PSPA.

3. PSPA tidak menyelenggarakan ujian susulan, kecuali alasan yang bersifat sangat khusus (orang tua meninggal, kecelakaan yang menyebabkan perawatan, menjalani rawat inap di rumah sakit). Ujian susulan dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan Ketua PSPA.

Pasal 12

1. Proses pemberian nilai suatu mata kuliah adalah proses penetapan taraf pencapaian kompetensi mahasiswa dalam mata kuliah tersebut.

2. Hasil pengukuran taraf pencapaian kompetensi mahasiswa dinyatakan dalam bentuk skor.

3. Norma penilaian yang digunakan adalah system Penilaian Acuan Patokan (PAP) dengan standar sebagai berikut:

(15)

18 Huruf Angka Nilai Akhir Predikat

A 4 Nilai >80 Sangat memuaskan

AB 3,5 75<Nilai <80 Baik sekali

B 3 70<Nilai <75 Baik

BC 2,5 65< Nilai <70 Lebih dari cukup

C 2 55< Nilai <65 Cukup

D 1 40<Nilai <55 Kurang

E 0 Nilai <40 Gagal

Pasal 13

1. Nilai akhir mata kuliah merupakan hasil kumulatif dari komponen-komponen : tugas, praktikum, ujian akhir dan ujian praktek kerja profesi. Bobot nilai masing-masing komponen diserahkan kepada keputusan dosen ataupun tim dosen yang mengampu mata kuliah tersebut, dan wajib diberitahukan kepada mahasiswa pada awal kuliah.

2. Mahasiswa yang tidak memenuhi syarat dalam menempuh ujian suatu mata kuliah dianggap belum menempuh mata kuliah tersebut.

3. Setiap dosen ataupun tim dosen yang mengampu mata kuliah wajib menyerahkan nilai akhir kepada pengelola PSPA selambat-lambatnya 14 hari setelah suatu mata kuliah diujikan dalam ujian akhir semester.

4. Apabila sampai dengan batas waktu yang telah ditetapkan oleh pengelola PSPA ada dosen/pengampu yang belum menyerahkan nilai mata kuliah yang diampu maka nilai akan ditetapkan oleh pengelola sesuai peraturan yang berlaku, yaitu diberikan nilai B.

5. Suatu mata kuliah boleh ditempuh ulang dalam batas masa studi yang telah ditentukan kecuali ditentukan lain oleh pengelola PSPA. Dalam hal ini nilai akhir yang digunakan untuk menghitung Indeks Prestasi (IP) adalah nilai terbaik.

6. Mahasiswa yang dikarenakan sedang menempuh praktek kerja profesi apoteker diperbolehkan mengulang mata kuliah pada semester yang sama dengan kegiatan praktek kerja profesi apoteker tersebut hanya dengan menempuh ujian akhir saja. Penilaian untuk mahasiswa yang bersangkutan, diserahkan kepada keputusan dosen ataupun tim dosen pengampu mata kuliah yang bersangkutan.

7. Nilai akhir mata kuliah merupakan hasil kumulatif dari komponen-komponen : nilai ujian akhir, nilai dari tempat praktek kerja profesi apoteker, nilai dari pembimbing fakultas, dan nilai ujian praktek kerja profesi bidang yang bersangkutan.

8. Apabila mahasiswa telah memenuhi kewajiban dalam menempuh praktek kerja profesi apoteker bidang yang bersangkutan, dan sampai dengan hari yudisium bagi mahasiswa yang bersangkutan nilai dari masing-masing komponen ada yang belum diterima oleh pengelola, maka pengelola akan menetapkan nilai praktek kerja bidang yang bersangkutan mahasiswa tersebut sesuai dengan peraturan yang berlaku.

9. Mahasiswa yang dinyatakan tidak lulus pada Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) oleh institusi tempat PKPA maka diwajibkan mengikuti PKPA bidang yang bersangkutan. Apabila ketidaklulusan disebabkan oleh nilai ujian praktek kerja profesi maka mahasiswa hanya diwajibkan mengulang ujian praktek kerja profesi bidang yang bersangkutan pada periode ujian semester/angkatan berikutnya.

(16)

19 Pasal 14

1. Tingkat keberhasilan belajar mahasiswa dinyatakan dengan bilangan yang disebut Indeks Prestasi, disingkat IP yang ditulis sampai dengan dua angka di belakang koma.

2. Besarnya IP dihitung dari jumlah hasil kali antara besar kredit (K) dan bobot nilai (N) dibagi dengan jumlah kredit yang direncanakan, atau dinyatakan dengan rumus IP= KN / K.

3. Untuk menetapkan besarnya IP, huruf mutu dikuantifikasikan menjadi angka mutu.

BAB VI

UJI KOMPETENSI APOTEKER INDONESIA Pasal 15

1. Setiap calon apoteker wajib mengikuti Uji Kompetensi Apoteker Indonesia (UKAI) yang diselenggarakan oleh Panitia Nasional Uji Kompetensi Apoteker Indonesia (PN UKAI)

2. Peserta UKAI adalah mahasiswa PSPA yang akan lulus pada semester tersebut (semester diadakannya UKAI) dan telah menyelesaikan seluruh kegiatan akademik di PSPA.

3. Syarat mengikuti UKAI adalah Indeks Prestasi (IP) SEBELUM REMIDI adalah > 2,70

4. Bagi mahasiswa yang tidak memenuhi syarat pada ayat 3 tidak diperkenankan mengikuti UKAI dan dinyatakan tidak lulus Pendidikan Profesi Apoteker pada semester tersebut.

BAB VII

KELULUSAN DAN WISUDA APOTEKER Pasal 16

1. Untuk dinyatakan lulus dari PSPA, mahasiswa harus memenuhi syarat berikut:

a. Telah menempuh 28 SKS mata kuliah wajib dan

b. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) ≥ 3,00 (tiga koma nol), dan c. Tidak terdapat nilai D, dan

d. Nilai mata kuliah Al-Islam minimal C, dan

e. Jumlah SKS dengan nilai C maksimal 6 SKS dari keseluruhan SKS, dan f. Lulus Uji Kompetensi Apoteker Indonesia (UKAI), dan

g. Telah mengikuti Baitul Arqam pelepasan calon apoteker.

2. Mahasiswa yang dinyatakan lulus menerima predikat kelulusan dengan ketentuan sebagai berikut:

IPK Predikat Keterangan

3,00- 3,50 Memuaskan

3,51-3,75 Sangat memuaskan

3,76 – 4,00 Dengan pujian (Cum Laude) Masa studi maksimum 2 semester

3. Mahasiswa yang lulus berhak mendapat ijasah Apoteker/ Sertifikat Profesi dengan lampiran transkrip akademik dari Universitas, Sertifikat Kompetensi dari PP IAI, dan Surat Tanda Registrasi Apoteker /STRA dari Konsil Kefarmasian atau lembaga yang berwenang.

(17)

20 Pasal 17

1. Apoteker atau Farmasis adalah Sarjana Farmasi yang telah lulus PSPA dan telah mengucapkan Sumpah Apoteker.

2. Untuk mahasiswa/calon apoteker sebagaimana yang tercantum dalam ayat (1) wajib mengikuti acara pengucapan lafal sumpah sebagai apoteker.

3. Acara pengucapan lafal sumpah apoteker diselenggarakan oleh Fakultas dilakukan dalam Sidang Terbuka Fakultas dengan melibatkan rohaniawan dari agama yang sesuai dengan agama calon apoteker dan pihak lain sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

4. Berita acara pengucapan sumpah apoteker ditandatangani pada acara tersebut oleh apoteker yang bersangkutan, Dekan, PP IAI, Konsil Kefarmasian atau Lembaga yang berwenang.

5. Fakultas wajib melaporkan data lulusan apoteker kepada Organisasi Profesi (Ikatan Apoteker Indonesia) dan Dinas Kesehatan Provinsi.

BAB VIII SANGSI Pasal 18

1. Peserta PSPA yang melakukan kecurangan baik akademik maupun administratif (pemalsuan, penyontekan, dan tindakan tidak terpuji lain), bisa dikenai sangsi akademik.

2. Sangsi seperti dimaksud pada ayat (1) dimaksudkan untuk mendidik, dan bisa berupa teguran, peringatan, pengurangan nilai, penskorsan atau pemecatan.

BAB IX PENUTUP

Pasal 19

1. Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan ini akan diatur dalam peraturan tersendiri.

2. Peraturan lain yang berlaku sebelum peraturan ini diberlakukan yang bertentangan dengan peraturan ini, dinyatakan tidak berlaku lagi.

3. Peraturan ini berlaku sejak ditetapkan dan akan ditinjau kembali apabila ada kekeliruan dalam penetapannya.

Ditetapkan : Di Surakarta Tanggal : 10 Shafar 1444H

6 September 2022M

Dekan Fakultas Farmasi UMS

apt. Erindyah R Wikantyasning, Ph.D, NIK. 868

(18)

21

KURIKULUM PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

TAHUN 2022

(19)

22

KURIKULUM PROGRAM PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UMS

TAHUN 2022

Sebaran MK dalam struktur kurikulum 2022 terdapat pada Tabel 1.

Tabel 1. Struktur Matakuliah Kurikulum 2022 Prodi Profesi Apoteker UMS

NO KODE MK MATA KULIAH SKS

SEMESTER 1

1 APT3221201 AL ISLAM 2

2 APT3221402 Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di APOTEK 4 3 APT3221803 Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di INDUSTRI FARMASI 8

JUMLAH SKS 14

SEMESTER 2

1 APT3221804 Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di RUMAH SAKIT 8 2 APT3221305 Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di PBF 3 3 APT3221306 Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di PUSKESMAS 3

JUMLAH SKS 14

TOTAL SKS 28

(20)

23

DESKRIPSI MATA KULIAH

PROGRAM PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Mata Kuliah : Al Islam

Jumlah SKS : 2 SKS

Deskripsi Mata Kuliah :

Mata kuliah ini mempelajari dan memahami implementasi aqidah, ibadah dan muamalah.

Dipelajari juga tentang filosofi dan prinsip hukum Islam di dalam praktek kefarmasian hingga konsep internalisasi prinsip ikhlas dalam menjalankan profesi. Sehingga menjalankan profesi apoteker dimaknai sebagai ibadah kepada Allah SWT dan berinteraksi dengan rekan sejawat dan profesi lain berpegang pada nilai-nilai Islam.

Pustaka :

1. Anonim, 1995, Al Qur’an dan Tafsirnya, UII, Jogjakarta 2. Mahmud, A, dkk, 2002, Studi Islam I, LSI-UMS, Surakarta

3. Zuhdi M.N dan Rosyadi I, 2002, Studi Islam II, LSI UMS, Surakarta 4. Dasuki H, 1993, Ensiklopedia Islam Jilid V, PT Ichtiar Baru Van Hoeve.

5. Amin A, 1975, Etika (ilmu Akhlaq), Bulan Bintang, Jakarta 6. Basyir, A.A, 1998, Pendidikan Agama Islam, UII, Jogjakarta

Mata Kuliah : Praktek Kerja Profesi di Apotek

Jumlah SKS : 4 SKS

Deskripsi Mata Kuliah :

Mata kuliah ini diselenggarakan dengan metode praktek lapangan yang diawali dengan pembekalan-pembekalan berupa teori dan praktek di laboratorium. Mata kuliah ini memberikan gambaran tentang praktek kerja apoteker di apotek. Ruang lingkupnya : pelayanan kefarmasian untuk obat resep maupun non resep, manajemen perbekalan, manajemen SDM, pembuatan SOP praktek kefarmasian, analisis SWOT pengembangan apotek, pengembangan diri berdasarkan tren pengobatan dan penyakit.

Pustaka :

1. Banker, G.S., and Chimers, R.K, 1982, Pharmaceutics and Pharmacy Practice, JB Lippicont Co., Philadelphia

2. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan Republik Indonesia., 1996, Kumpulan Perundang-undangan Bidang Obat., Jakarta

3. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan Republik Indonesia., 1997, Kumpulan Perundang-undangan Bidang Narkotika, Psikotropika dan Bahan Berbahaya, Jakarta

4. Seto, S., 2001, Manajemen Apoteker., Airlangga University Press., Surabaya 5. Umar., 2005., Manajemen Apotek Praktis, Ar-Rohman, Surakarta

(21)

24 Mata Kuliah : Praktek Kerja Profesi di Industri farmasi

Jumlah SKS : 8 SKS

Deskripsi Mata Kuliah :

Praktik Kerja Profesi Apoteker di Industri Farmasi memberikan gambaran penerapan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan membekali calon apoteker dengan pengalaman pembelajaran di lapangan. Aspek yang dipelajari pada PKPA Industri Farmasi meliputi:

Struktur organisasi; prinsip manajemen di industri farmasi; aturan tata letak bangunan dan fasilitas di industri farmasi; konsep desain, konstruksi dan penempatan peralatan, serta perawatannya; Prinsip sanitasi dan hygiene perorangan; produksi sedian farmasi (padat, cair, semi padat dan steril); kontrol kualitas dan validasi selama proses; cara penyimpanan dan pengiriman obat yang baik; pengawasan mutu yang baik dan benar untuk produk farmasi;

konsep inspeksi diri, audit mutu, penanganan terhadap keluhan dan penarikan kembali;

dokumentasi di industri farmasi; pembuatan dan analisis sediaan farmasi berdasarkan kontrak; kegiatan alih daya; kualifikasi dan validasi di industri farmasi.

Pustaka :

1. Banker,G.S., and Rhoder, C.T., 1979, Modern Pharmaceutics, Marcel Dekker Inc., New York

2. Lachman,L., Lieberman,H.A., Kanig,J.L., 1986, The theory and practice of Industrial Pharmacy, 3rd Ed., Lea & Febiger, Philadelphia.

3. Anonim, 2000, Asean GMP Guidelines, 4th. Ed., Jakarta

4. Anonim, 2001, Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik, Badan POM RI, Jakarta 5. Anonim, 2001, Petunjuk Operasional Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik, Badan

POM RI, Jakarta

Mata Kuliah : Praktek Kerja Profesi di Rumah Sakit

Jumlah SKS : 8 SKS

Deskripsi Mata Kuliah :

Mengikuti praktek di Rumah Sakit, mempelajari struktur organisasi, cara pengadaan obat, distribusi, pergudangan, produksi, pemberian dan pengawasan obat pada pasien, administrasi Farmasi Rumah sakit, kendala dan cara pengatasan permasalahan di Rumah Sakit. Program bantuan pendidikan. Pelayanan informasi obat.

Pustaka :

1. Hassan, W.E., 1986, Hospital Pharmacy, 5th .Ed., Lea & Febiger, Philadelpia

2. Herfindal, E.T., Gourley, D.R., Hart,L.L., 1988, Clinical Pharmacy and Therapeutics, Williams & Wilkins, Baltimor

3. Quick, et al., 1997., Managing Drug Supply, Humani Press, USA

4. Santoso, B., et al., 1999., Manajemen Obat Rumah Sakit, MMF, Yogyakarta

(22)

25 Mata Kuliah : Praktek Kerja Profesi di Pedagang Besar Farmasi

Jumlah SKS : 3 SKS

Deskripsi Mata Kuliah :

Praktek Kerja Profesi Apoteker di Industri Farmasi memberikan gambaran penerapan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) dan membekali peserta dengan pengalaman pembelajaran di lapangan. Aspek yang dipelajari pada mata kuliah ini meliputi: Memahami penerapan struktur organisasi, kualifikasi dan tanggung jawab personel, pelatihan personel dan higiene perorangan di sarana distribusi/ PBF; memahami penerapan aturan tata letak, desain, konstruksi dan sanitasi dari bangunan dan fasilitas di sarana distribusi/ PBF; menerapkan prinsip pengelolaan sediaan farmasi yang baik; menerapkan prinsip kualifikasi pemasok, pelanggan dan pihak ketiga; menerapkan konsep inspeksi diri; menerapkan konsep penanganan keluhan dan penarikan produk dengan prinsip manajemen risiko mutu;

membuat dan menerapkan dokumentasi di sarana distribusi/ PBF; menerapkan prinsip validasi pengiriman dan system software di sarana distribusi/ PBF.

Pustaka :

1. BPOM RI, 2015, Cara Distribusi Obat yang Baik, Jakarta

Mata Kuliah : Praktek Kerja Profesi di Puskesmas

Jumlah SKS : 3 SKS

Deskripsi Mata Kuliah :

Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Puskesmas merupakan kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam melakukan pekerjaan kefarmasian di puskesmas berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Metode yang digunakan adalah praktek lapangan yang diawali dengan teori dan praktikum di laboratorium.

Aspek management support, pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai serta pelayanan farmasi klinis merupakan pekerjaan farmasi yang menjadi tanggungjawab apoteker di puskesmas

Pustaka :

1. Permenkes Nomor 74 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas 2. Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Tahun 2019

3. Permenkes Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat

4. Kepmenkes Nomor HK.01.07/MENKES/813/2019 tentang Formularium Nasional

5. Permenkes Nomor 26 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Permenkes Nomor 74 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas

6. Kepmenkes Nomor HK.01.07/MENKES/350/2020 tentang Perubahan atas Kepmenkes Nomor HK.01.07/MENKES/813/2019 tentang Formularium Nasional

(23)

26

DAFTAR MATA KULIAH DAN PENGAMPU PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

NO MATA KULIAH PENGAMPU

1 AL ISLAM Dr. Imron Rosyadi, M.Ag.

Yayuli, MPI

Drs. Saifudin, M.Ag.

Prof. Dr. apt. Muhammad Da’i.

apt.Peni Indrayudha, Ph.D apt. Andi Suhendi, M.Sc.

2 Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di APOTEK

apt. Fitri Faisal Janan, S.Farm.

apt. Puji Asmini, M.Farm

Dra.apt. Sri Wahyuni Pudjitami, MMR.

Dr. apt. Arifah Sri Wahyuni, M.Sc.

apt. Setyo Nurwaini, M.Sc.

apt. Anita Sukmawati, Ph.D.

apt. Juwita Rahmawati, M.Farm.

apt. Hidayah Karuniawati,M.Sc.

Dosen Pembimbing Fakultas (DPF) Preseptor PKPA

3 Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di INDUSTRI FARMASI

apt. Daud Abadi, S.Si.

apt. Suprapto, M.Sc.

apt. Gunawan Setiyadi, M.Sc.

apt. Satyaji, Wibowo, S.Si.

apt.Ahmad Fauzi, S.Farm.

Dosen Pembimbing Fakultas (DPF) Preseptor PKPA

4 Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di RUMAH SAKIT

apt. Witri Susila Astuti, M.Clin. Pharm.

Drs.apt. Suharsono, Sp.FRS.

Dra. apt. Endang Yuniarti, M.Si.

Dra.apt. Nurul Mutmainah, M.Si.

Drs. Apt. Budi Raharja, Sp.FRS.

apt.Fita Rahmawati, Ph.D apt. Tri Yulianti, M.Si.

Dosen Pembimbing Fakultas (DPF) Preseptor PKPA

5 Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di PBF

Drs.apt. Gito Tjajono.

apt.Juwita Rahmawati, M.Farm.

apt.Septiana Windarti, S.Farm.

apt. Renalitha Devri Adriana, S.Farm.

(24)

27

NO MATA KULIAH PENGAMPU

Dosen Pembimbing Fakultas (DPF) Preseptor PKPA

6

Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di PUSKESMAS

apt. Vivin Rosvita, S.Farm apt. Mariska S Harlianti, M.Sc.

apt. Tri Yulianti, M.Si.

Supratman, Ph.D.

Dosen Pembimbing Fakultas (DPF) Preseptor PKPA

(25)

28

PENGELOLA PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

NO NAMA JABATAN ALAMAT EMAIL

1 apt. Erindyah R.W., Ph.D. Dekan [email protected]

2 apt. Arifah Sri Wahyuni,

M.Sc. Wakil Dekan I [email protected]

3 apt. Dra. Nurul

Mutmainah, M.Si. Wakil Dekan II [email protected]

4 apt. Anita Sukmawati, Ph.D.

Ketua Program Studi Profesi

Apoteker [email protected]

5 apt. Tri Yulianti, M.Si. Sekretaris Program Studi

Profesi Apoteker [email protected]

6 Rohyan Al Hani, ST Tata Usaha Program Profesi

Apoteker [email protected]

(26)

29

TIMELINE KEGIATAN AKADEMIK

*)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER (PSPA)

FAKULTAS FARMASI UMS ANGKATAN 39 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2022-2023

KEGIATAN WAKTU

PEMBAYARAN SPP CICILAN 1

8-9 September 2022

MASA KRS 1

12-13 September 2022

KULIAH PERDANA

14 September 2022

MASA KULIAH PEMBEKALAN I (8 minggu)

15 September-12 November 2022

PRAKTIKUM (LURING/ OFFLINE)

31 Oktober-12 November 2022

UJIAN AKHIR DAN TO INTERNAL 1

14-19 November 2022

PERSIAPAN PKPA: PRETEST, UCAP JANJI

21-26 November 2022

PEMBAYARAN SPP CICILAN 2

29-30 November 2022

MASA PKPA

Desember 2022-Mei 2023

PEMBAYARAN SPP CICILAN 3

2-3 Maret 2023

IDUL FITRI**

22-23 April 2023

TRY OUT (TO) UKAI Nasional *

3-4 Juni 2023

KRS UJIAN REMIDI

6-7 Juni 2023

UJIAN REMIDI

8-14 Juni 2023

DISKUSI PKPA/ KULIAH TAMU

15-24 Juni 2023

PENGUMPULAN LAPORAN PKPA

15-24 Juni 2023

POST TEST PKPA

26 Juni-1 Juli 2023

TO UKAI INTERNAL 2

3-15 Juli 2023

PEMBEKALAN UKAI DAN TO UKAI INTERNAL 3

3-15 Juli 2023

UKAI OSCE *

22-24 Juli 2023

UKAI CBT*

6-7 Agustus 2023

YUDISIUM*

7 September 2023

SUMPAH APOTEKER*

7 Oktober 2023

*) Jadwal dapat berubah mengikuti penjadwalan dari Panitia Nasional UKAI dan perkembangan situasi pandemi. Perubahan jadwal akan diinformasikan secara resmi kepada mahasiswa.

**) Libur Idul Fitri dan Libur Nasional mengikuti ketentuan universitas dan tempat PKPA.

(27)

30

----Sengaja dikosongkan----

Referensi

Dokumen terkait

Interaksi takaran pemberian cacing tanah pada berbagai jenis bahan organik berpengaruh nyata terhadap peningkatan permeabilitas tanah, indeks stabilitas agregat tanah,

Di Nusa Tenggara Barat (NTB) terdapat 1 kawasan Taman Nasional yaitu Taman Nasional Gunung Rinjani dengan beragam flora dan fauna endemik kawasan Gunung Rinjani, namun

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas segala limpahan nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan menyusun skripsi

Selanjutnya guru mengenalkan boneka tangan kepada anak yang akan digunakan untuk bercerita. Anak mendengarkan penjelasan guru. Kemudian guru memberitahukan

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KECAMATAN GERUNG KABUPATEN LOMBOK

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diperoleh kesimpulan bahwa terjadi pola infestasi cacing hati (Fasciola sp.) pada sapi Bali di Kelompok Tani Pidalestari, Desa

Pada penelitian sebelumnya yaitu tentang “ Pengaruh Pemecah Gelombang Ambang Rendah Berporus terhadap Reduksi Gelombang Reguler” (Miranda,2016) telah disimpulkan bahwa

(9) Kriteria penyensoran terhadap isi film dan iklan film yang dikaitkan dengan usia penonton sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 meliputi adegan visual dan