• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

4

Perancangan Kampanye Bagi…, Steven Joe, Universitas Multimedia Nusantara

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Desain Komunikasi Visual

Menurut Landa (2014), desain grafis merupakan suatu bentuk komunikasi visual untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada audiens yang dapat menjadi solusi untuk persuasi, penyampaian informasi, identifikasi, motivasi, merk, dan sebagainya agar makna yang dimaksud dapat tersampaikan.

2.1.1 Elemen Desain

Elemen merupakan hal dasar dalam suatu desain. Menurut Landa (2014), elemen dan prinsip dasar dalam mendesain berguna untuk melakukan komunkasi dan ekspresi jika penggunaan suatu elemen dapat dilakukan sebaik mungkin. Elemen dalam desain dua dimensi terdiri dari:

2.1.1.1 Garis

Garis merupakan susunan titik memanjang yang dibuat menggunakan berbagai alat seperti pensil, kuas atau alat apapun yang dapat membuat tanda. Pada umumnya garis lebih dikenali melalui panjang atau pendeknya bukan tebal atau tipisnya. Garis dapat menghasilkan beberapa bentuk, seperti lurus, melengkung, ataupun kaku. Elemen ini dapat membantu untuk menentukan arah mata seseorang dalam melihat suatu desain.

Gambar 2.1 Line made with a variety of media and tools Sumber: Landa, 2014, hlm. 19

(2)

5

Perancangan Kampanye Bagi…, Steven Joe, Universitas Multimedia Nusantara

2.1.1.2 Bentuk

Merupakan elemen berbentuk dua dimensi yang terbuat dari garis, warna, atau tekstur serta memiliki panjang dan lebar yang terukur. Segitiga, persegi, dan lingkaran merupakan suatu bentuk dasar yang dapat bertransformasi menjadi bentuk lain. Selanjutnya tiga bentuk dasar ini memiliki bentuk volumetrik yaitu kubus, piramida, dan bola.

Gambar 2.2 Basic shapes and forms Sumber: Landa, 2014, hlm. 21

2.1.1.3 Warna

Warna merupakan elemen desain yang sangat kuat dan memiliki pengaruh yang sangat tinggi. Untuk dapat melihat warna, kita membutuhkan cahaya yang dipantulkan terhadap sebuah objek, sehingga dapat disebut warna subtraktif. Selain itu terdapat juga warna aditif yang merupakan warna digital dari sebuah layar teknologi.

Sistem warna terbagi menjadi tiga bagian. Pertama adalah hue yang merupakan penamaan dari suatu warna seperti, merah, biru, kuning, oranye, dan sebagainya, kedua adalah value yang merupakan tingkat dari gelap terangnya suatu warna, dan terakhir adalah saturation yang merupakan tinggi rendahnya intensitas suatu warna.

Warna primer aditif merupakan penggabungan tiga warna dasar sehingga menghasilkan warna putih. Warna ini terdapat pada layar teknologi

(3)

6

Perancangan Kampanye Bagi…, Steven Joe, Universitas Multimedia Nusantara

pada suatu media yang terbagi menjadi tiga yaitu, merah, hijau, dan biru, atau sering dikenal kenal sebagai warna RGB (red, green, blue).

Gambar 2.3 Additive Color System Sumber: Landa, 2014, hlm. 24

Warna primer subtraktif merupakan warna yang terdapat pada cat air, cat minyak, pensil warna, dll. Berbeda dengan permbagian warna aditif, pada kategori ini tiga warna primer terbagi menjadi merah, biru, dan kuning.

Warna ini tidak dapat dicampur diluar ketiga warna primer tersebut, melainkan hanya dapat dicampur melalui salah satu dari tiga warna tersebut.

Gambar 2.4 Subtractive Color System Sumber: Landa, 2014, hlm. 24

Terdapat delapan skema kombinasi berdasarkan warna primer yang dapat menghasilkan suatu perpaduan warna harmonis:

(4)

7

Perancangan Kampanye Bagi…, Steven Joe, Universitas Multimedia Nusantara

1) Monochromatic

Skema warna ini hanya menggunakan satu warna dominan dan keberagamannya hanya dibedakan melalui value dan saturation saja. Palet warna ini sangat berperan dalam kesatuan dan keseimbangan sebuah komposisi.

Gambar 2.5 Monochromati Scheme

Sumber: https://www.moving.com/tips/how-to-choose-a-color-scheme-for-your-home/

2) Analogous

Skema warna yang menggunakan tiga warna berdekatan, dimana satu warna dominan dan dua warna pendukung cenderung membuat sekma ini menjadi palet warna harmonis. Ketenangan dan persatuan dapat diciptakan dari skema warna ini.

Gambar 2.6 Analogous Scheme

Sumber: https://www.moving.com/tips/how-to-choose-a-color-scheme-for-your-home/

3) Complementary

Skema warna yang menghubungkan dua warna berlawanan dimana dapat memberikan kesan ketegangan dan kegembiraan melalui warnanya yang kontras. Secara optik warna komplementer dapat menghasilkan warna abu- abu atau warna yang berkilau.

(5)

8

Perancangan Kampanye Bagi…, Steven Joe, Universitas Multimedia Nusantara

Gambar 2.7 Complementary Scheme

Sumber: https://www.moving.com/tips/how-to-choose-a-color-scheme-for-your-home/

4) Split Complementary

Skema warna yang menghubungkan antara satu warna dengan dua warna berdekatan yang terdapat diseberangnya. Sifat pada skema warna ini lebih menyebar dan kurang dramatis dibandingkan warna komplementer, namun secara visual masih terlihat kuat.

Gambar 2.8 Split Complementary Scheme

Sumber: https://www.moving.com/tips/how-to-choose-a-color-scheme-for-your-home/

5) Triadic

Skema warna yang memiliki tiga warna dengan jarak yang sama satu sama lain. Dasar dari skema ini adalah warna primer (merah, kuning dan biru) dan sekunder (oranye, ungu, dan hijau). Secara visual keseimbangan warna ini beragam namun tetap harmonis.

Gambar 2.9 Triadic Scheme

Sumber: https://www.moving.com/tips/how-to-choose-a-color-scheme-for-your-home/

(6)

9

Perancangan Kampanye Bagi…, Steven Joe, Universitas Multimedia Nusantara

6) Tetradic

Skema yang memiliki empat warna dan terdiri dari dua pasang warna complementer. Kebergaman warna yang ditawarkan cukup besar dan kontras.

Sulit untuk seorang siswa desain dalam menggunakan skema warna ini.

Gambar 2.10 Tetradic Scheme

Sumber: https://www.moving.com/tips/how-to-choose-a-color-scheme-for-your-home/

7) Cool and warm

Warna cool terdapat pada bagian kiri roda warna yang terdiri dari biru, hijau, dan ungu. Kesan yang diciptakan adalah tenang. Sedangkan warna warm terdapat pada bagian kanan roda warna terdiri dari merah, kuning, dan oranye, sehingga kesan yang dihasilkan adalah panas.

Gambar 2.11 Cool and Warm Scheme Sumber: https://www.canva.com/colors/color-wheel/

2.1.1.4 Tekstur

Dalam seni visual, tekstur dibedakan menjadi dua yaitu, tactile dan visual. Tactile texture merupakan tekstur yang dapat disentuh dan dirasakan.

Sedangkan visual texture merupakan ilusi dari tekstur sebenarnya melalui proses scanning, photography, painting, drawing, dll.

(7)

10

Perancangan Kampanye Bagi…, Steven Joe, Universitas Multimedia Nusantara

Gambar 2.12 Tactile and Visual Textures Sumber: Landa, 2014, hlm. 28

2.1.2 Prinsip Desain

Prinsip dasar memiliki ketergantungan yang saling berkaitan antara keseimbangan, penekanan, hirarki, dan harmoni sehingga dapat menghasilkan satu kesatuan desain (Landa, 2014)

2.1.2.1 Format

Format merupakan batasan dalam menentukan suatu pembuatan desain yang mengacu pada bidang dan substrat (kertas, layer ponsel, papan iklan, dll). Sebelum melakukan pembuatan desain, desainer harus menentukan bentuk format dan medianya terlebih dahulu.

Contoh bentuk penutup CD adalah persegi. Satu halaman suatu majalah memiliki bentuk persegi panjang. Brosur lipat yang dapat memiliki dua orientasi bentuk, persegi panjang dengan orientasi potrait atau landscape.

Layar ponsel dan komputer yang memiliki rasio tinggi dan lebar yang telah ditentukan.

Gambar 2.13 Aspect Ratios Sumber: Landa, 2014, hlm. 30

(8)

11

Perancangan Kampanye Bagi…, Steven Joe, Universitas Multimedia Nusantara

2.1.2.2 Keseimbangan

Format merupakan batasan dalam menentukan suatu pembuatan desain yang mengacu pada bidang dan substrat (kertas, layer ponsel, papan iklan, dll). Sebelum melakukan pembuatan desain, desainer harus menentukan bentuk format dan medianya terlebih dahulu.

1) Simetris

Pembagian elemen visual secara sama rata dan mengacu pada pencerminan elemen yang setara dari kedua sisi sumbu pusat, ini disebut simetri refleksi. Harmonisasi dan stabilitas dapat tercipta dari adanya penggunaan simetri.

Gambar 2.14 Symmetrical Arrangement Sumber: Landa, 2014, hlm. 33

2) Asimetris

Pembagian elemen dari bobot visual dengan menyeimbangkan antara satu elemen dengan elemen lainnya tanpa mencerminkan di kedua sisi sumbu pusat. Diperlukan pertimbangan kontribusi ukuran, nilai, warna, bentuk, tekstur, serta posisi untuk mencapai keseimbangan asimetri.

Gambar 2.15 Asymmetrical Arrangement Sumber: Landa, 2014, hlm. 33

3) Radial

(9)

12

Perancangan Kampanye Bagi…, Steven Joe, Universitas Multimedia Nusantara

Merupakan elemen yang menyebar dari satu titik tengah suatu komposisi untuk mencapai bentuk simetris melalui garis simetri yang berorientasi horizontal dan vertical.

Gambar 2.16 Radial Arrangement Sumber: Landa, 2014, hlm. 33

2.1.2.3 Hirarki Visual

Visual hirarki merupakan salah satu prinsip utama untuk mengatur informasi yang ingin dikomunikasikan melalui bentuk desain grafis. Adanya penekanan (emphasis) juga diperlukan untuk mengarahkan audiens agar dapat memahami informasi yang disampaikan secara efektif.

Penekanan (emphasis) merupakan susunan elemen visual yang berdasar pada kepentingannya dalam suatu desain grafis, serta lebih menonjol diantara elemen lainnya sehingga dapat menentukan elemen mana yang harus pertama, kedua, ketiga, dst dilihat oleh audiens.

2.1.2.4 Ritme

Layaknya ketukkan pada suatu lagu, rhythm pada desain grafis merupakan susunan elemen visual pada interval yang ditentukan untuk mengembangkan aliran visual yang saling berkaitan antara satu halaman ke halaman berikutnya. Beberapa faktor yang berkontribusi agar terciptanya rhythm yaitu, warna, tekstur, bentuk dasar, penekanan, serta keseimbangan.

Kunci utama dalam membangun sebuah rhythm ialah pemahaman mengenati repetition dan variation. Repetisi suatu rhythm dapat diselingi oleh variasi yang dapat menciptakan suatu desain grafis dengan menggunakan visual yang diminati.

(10)

13

Perancangan Kampanye Bagi…, Steven Joe, Universitas Multimedia Nusantara

2.1.2.5 Kesatuan

Kesatuan merupakanhubungan antara elemen visual berbeda yang saling berkaitan sehingga dapat menciptakan satu kesatuan suatu komposisi.

Audiens paling memahami dan mengingat komposisi yang menyatu. Hal ini mengandalkan gestalt, dimana memposisikan penekanan persepsi bentuk utuh yang teroganisir.

2.1.2.6 Laws of Perceptual Organization

Kesatuan merupakanhubungan antara elemen visual berbeda yang saling berkaitan sehingga dapat menciptakan satu kesatuan suatu komposisi.

Audiens paling memahami dan mengingat komposisi yang menyatu. Hal ini mengandalkan gestalt, dimana memposisikan penekanan persepsi bentuk utuh yang teroganisir.

1) Similarity

Elemen yang berbagi karakteristik dan dianggap sebagai milik bersama.

Elemen visual juga memilikki kemiripan antara suatu bentuk, tekstur, warna, atau arah.

Gambar 2.17 Similarity Sumber: Landa, 2014, hlm. 37

2) Proximity

Elemen saling berdekatan satu sama lain dalam kedekatan spasial, dianggap sebagai milik Bersama.

(11)

14

Perancangan Kampanye Bagi…, Steven Joe, Universitas Multimedia Nusantara

Gambar 2.18 Proximity Sumber: Landa, 2014, hlm. 37

3) Continuity

Koneksi visual atau koneksi yang dirasakan antara bagian-bagian.

Elemen yang muncul merupakan kelanjutan dari elemen sebelumnya yang berhubungan untuk menciptakan kesan Gerakan.

Gambar 2.19 Continuity Sumber: Landa, 2014, hlm. 37

4) Closure

Hasrat berpikir untuk menghubungkan elemen individu sehingga dapat menghasilkan bentuk, kesatuan atau pola yang seutuhnya.

(12)

15

Perancangan Kampanye Bagi…, Steven Joe, Universitas Multimedia Nusantara

Gambar 2.20 Closure Sumber: Landa, 2014, hlm. 37

5) Common Fate

Elemen visual cenderung dianggap sebagai satu kesatuan jika bergerak pada arah yang sama.

Gambar 2.21 Common Fate Sumber: Landa, 2014, hlm. 37

6) Continuing Line

Garis selalu dianggap seperti mengikuti tujuan sederhana. Jika dua garis terpisah, penonton lebih melihat keseluruhan pergerakkan dibandingkan pecahannya., ini juga disebut garis tersirat.

(13)

16

Perancangan Kampanye Bagi…, Steven Joe, Universitas Multimedia Nusantara

Gambar 2.22 Continuing Line Sumber: Landa, 2014, hlm. 37

2.1.3 Tipografi

Tipografi merupakan salah satu seni dan teknik membuat atau menyusun aksara yang ditujukan untuk keperluan visual yang dicetak maupun tidak (Kusrianto, 2010).

Penting bagi seorang desainer untuk memastikan tingkat keterbacaan dengan sempurna dengan cara memperhatikan ukuran, jarak, warna, pilihan kertas. Berikut merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan (Landa, 2014, hlm. 53) :

1) Penggunaan huruf yang terlalu tebal atau terlalu tipis dapat menurunkan tingkat keterbacaan terutama penggunaan huruf tipis dengan ukuran yang cukup kecil, maka huruf akan terlihat seperti menghilang.

2) Penggunaan huruf condensed/expaned memiliki tingkat keterbacaan yang kurang baik dikarenakan akan terlihat seperti menyatu jika menggunakan condensed dan telihat seperti terpisahkan jikan menggunakan expanded.

3) Penggunaan hutuf kapital pada seluruh kalimat tidak disarankan.

4) Huruf dan background harus memiliki nilai kontras yang besar.

5) Orang cenderung melihat warna gelap terlebih dahulu.

(14)

17

Perancangan Kampanye Bagi…, Steven Joe, Universitas Multimedia Nusantara

2.1.3.1 Klasifikasi Typeface

Terdapat delapan klasifikasi typeface yang terbagi berdasarkan gaya dan sejarah (Landa, 2014):

1) Old Style/Humanist

Merupakan jenis typeface tertua yang diperkenalkan pada abad ke 15.

Memiliki karakteristik bersiku, serif, ketebalan garis yang berbeda. Contoh:

Caslon, Garamond, Times New Roman, dan Hoefler Text.

2) Transitional

Merupakan jenis peralihan dari gaya lama menuju modern. Memiliki karakteristik serif. Contoh: Baskerville, Century, dan ITC Zapf International.

3) Modern

Merupakan jenis huruf serif yang dikembangkan pada abad ke 18 dan 19.

Memiliki bentuk konstruksi yang geometris, serta tekanan ketebalan yang kontras dan simetris. Contoh: Didot, Bodoni, dan Walbaum.

4) Slab Serif

Merupakan jenis huruf serif yang berat dan tebal. Diperkenalkan pertama kali pada abad ke 19. Contoh: American Typewriter, Memphis, ITC Lubalin Graph, Bookman, dan Clarendon.

5) Sans Serif

Merupakan jenis huruf tanpa menggunakan serif. Diperkenalkan pertama kali pada awal abad ke 19. Contoh: Franklin Gothic, Futura, dan Frutiger 6) Blackletter

Merupakan jenis huruf yang berdasarkan penulisan bentuk surat pada abad ke 13-15 atau biasa disebut juga gotik. Memiliki karakteristik berat, tebal, serta kurva. Contoh: Rotunda, Schwabacher, dan Fraktur.

7) Script

(15)

18

Perancangan Kampanye Bagi…, Steven Joe, Universitas Multimedia Nusantara

Merupakan jenis huruf yang paling menyerupai dengan bentuk tulisan tangan. Memiliki bentuk huruf yang miring dan bersambung. Contoh: Brush Script, Shelley, Allegro Script, dan Snell Roundhand Script.

8) Display

Jenis huruf ini dirancang untuk dipergunakan dalam ukuran yang besar pada suatu judul. Namun tingkat keterbacaan jenis huruf ini lebih sulit, rumit, dan memiliki banyak hiasan sehingga tidak cocok dipergunakan dalam bagian isi suatu teks.

Gambar 2.23 Typeface Classification Sumber: Landa, 2014, hlm. 48

2.1.4 Grid

Menurut Landa (2014, hlm. 174), grid merupakan sebuah panduan yang terbagi oleh garis horizontal dan vertical sehingga membentuk kolom dan batasan.

2.1.4.1 Single Column Grid

Merupakan jenis grid yang paling dasar, atau biasa juga disebut sebagai manuscript grid. Struktur ini hanya terbagi menjadi satu kolom dan blok tulisan yang dibatasi oleh margin (ruang kosong pada bagian kiri, kanan, atas dan bawah). Margin memiliki fungsi sebagai pembentuk proporsional suatu halaman cetak atau digital yang berupa struktur bingkai pada sekitar konten visual dan tulisan.

(16)

19

Perancangan Kampanye Bagi…, Steven Joe, Universitas Multimedia Nusantara

Gambar 2.24 Single Column Grid Sumber: Landa, 2014, hlm. 175

2.1.4.2 Multi Column Grid

Single column grid dapat dibagi kedalam beberapa bagian kolom secara simetris maupun asimestris, oleh karena itu disebut multi column grid.

Sebuah grid memilikki fungsi untuk dapat membatasi dan menjaga agar konten tetap teratur, serta dapat dibagi secara khusus kolom untuk teks dan visual besar.

Gambar 2.25 Two Column and Four Column Grid Sumber: Landa, 2014, hlm. 177

2.1.4.3 Modular Grids

Terdiri dari modul, satuan individu yang terbuat dari adanya titik potong kolom dan alur agar suatu informasi dapat dibagi menjadi suatu modul individu atau dikelompokkan dalam satu zona. Teks dan gambar dapat mengisi satu atau beberapa modul.

(17)

20

Perancangan Kampanye Bagi…, Steven Joe, Universitas Multimedia Nusantara

Gambar 2.26 Modular Grid Sumber: Landa, 2014, hlm. 181

2.2 Kampanye Sosial

Menurut Rogers dan Storey, kampanye merupakan suatu bentuk komunikasi terencana yang dilakukan secara berkelanjutan dalam kurun waktu yang telah ditentukan agar dapat menghasilkan efek tertentu terhadap suatu khalayak (dalam Venus, 2019, hlm. 9).

2.2.1 Tujuan Kampanye

Suatu kampanye tidak dilaksanakan oleh individu melainkan lembaga atau organisasi, akan tetapi bisa saja inisiator penyelenggaraan kampanye dilaksanakan oleh individu dan tetap dilakukan scara terorganisasi. Terlepas dari siapa yang melaksanakannya, setiap kampanye tentu memiliki tujuan yang berbeda-beda antar penyelenggaranya. Menurut Ostergaard (2002), terdapat tiga aspek yang saling berkaitan dan mempengaruhi sasaran untuk mendapatkan perubahan satu kondisi yang hendak dicapai, yaitu awareness, attitude, dan action.

2.2.2 Jenis-jenis Kampanye

Suatu kampanye dapat diselenggarakan karena adanya motivasi yang melatarbelakanginya untuk menentukan serta mencapai tujuan arah kampanye yang hendak dilaksanakan. Larson membagi kampanye ke dalam tiga jenis (dalam Venus, 2019, hlm. 16-18)

(18)

21

Perancangan Kampanye Bagi…, Steven Joe, Universitas Multimedia Nusantara

2.2.2.1 Product-oriented campaigns

Penyelengaraan kampanye yang berorientasi untuk memperoleh suatu keuntungan secara finansial dengan cara memperkenalkan lalu menggandakan produknya. Kampanye ini sering disebut juga sebagai kampanye commercial campaign atau corporate campaign.

2.2.2.2 Candidate-oriented campaigns

Penyelengaraan kampanye yang berorientasi dalam memotivasi seorang kandidat untuk meraih kekuasaan politik. Kampanye ini sering disebut juga sebagai political campaign.

2.2.2.3 Caused-oriented campaigns

Penyelengaraan kampanye yang berorientasi dalam menangani masalah sosial melalui perubahan sikap serta perilaku masyarakat terkait dengan tujuan-tujuan yang bersifat khusus. Kampanye ini sering disebut juga sebagai social change campaign.

2.2.3 Model Kampanye

Model kampanye menggambarkan unsur-unsur seperti halnya dalam menjelaskan proses komunikasi yang bertujuan untuk dapat dipahami melalui interaksi antar komponen yang saling berkaitan (Venus, 2019).

2.2.3.1 Komponensial Kampanye

Merupakan kampanye yang berdasarkan kerangka kerja Laswell dengan memiliki tujuh unsur didalamnya yaitu, sumber kampanye, saluran, pesan, penerima kampanye, efek, umpan balik, dan gangguan.

Gambar 2.27 Model Konponensial Kampanye

(19)

22

Perancangan Kampanye Bagi…, Steven Joe, Universitas Multimedia Nusantara

2.2.3.2 Proses Pengaruh Kampanye

Model kampanye yang menekankan enam aspek untuk menentukan keberhasilan kampanyenya yaitu, penyelenggara, saluran, pesan, perangkat penyaringan, reaksi masyarakat dan efek.

Gambar 2.28 Model Proses Pengaruh Kampanye

2.2.3.3 Ostergaard

Model ini dikembangkan oleh Leon Ostegaard dan dianggap memiliki sentuhan ilmiah yang paling jelas. Terdapat tiga tahapan penting dalam model kampanye ini yaitu, sumber, pengelolaan, dan evaluasi.

Gambar 2.29 Model Ostergaard

2.2.3.4 The Five Functional Stages Development

Model ini dikembangkan oleh tim peneliti dan praktisi kampanye Yale University AS serta fleksibel untuk diterapkan pada candidate, product, atau cause oriented campaign. Terdapat lima tahapan meliputi identifikasi, legitimasi, partisipasi, penetrasi, dan distribusi.

(20)

23

Perancangan Kampanye Bagi…, Steven Joe, Universitas Multimedia Nusantara

Gambar 2.30 Model The Five Functional Stages Development

2.2.3.5 The Communicative Functions

Dirumuskan oleh Trent dan Friedenberg dalam buku political campaign communication. Model ini menujukan analisisnya pada tahapan kegiatan kamapanye sebagaimana model yang dikembangkan oleh Tim Yale University. Terdapat empat langkah yaitu, surfacing, primary, nomination, dan election.

Gambar 2.31 Model The Communicative Functions

2.2.3.6 Nowak dan Warneryd

Model ini merupakan model kampanye tradisional (McQuail &

Windahl, 1993) dengan diawali tujuan yang ingin didapat dan diakhiri dengan efek yang diperoleh. Terdapat tujuh elemen dalam model ini yaitu, intended effect, competing communication, communication object, target population, channel, message, dan sender.

Gambar 2.32 Model Nowak dan Warneryd

(21)

24

Perancangan Kampanye Bagi…, Steven Joe, Universitas Multimedia Nusantara

2.2.3.7 The Diffusion of Innovation

Model digagaskan oleh Everett M. Rogers dan memiliki empat tahap yaitu, informasi, persuasi, membuat keputusan, dan reevaluasi. Model ini biasa diterapkan pada kampanye periklanan dan kampanye perubahan sosial.

Gambar 2.33 Model The Diffusion of Innovation

2.2.3.8 Kampanye Komunikasi Kesehatan Strategis

Model ini muncul dalam praktik kesehatan dan dikemukakan oleh E.

W. Maibach, G. L. Kreps, dan E. W. Bonaguro melalui kegiatannya dalam pengembangan hasil riset kampanye pencegahan HIV/AIDS. Menggunakan konsep-konsep teoritis seperti model Ostergaard.

Gambar 2.34 Model Komunikasi Kesehatan Strategis

(22)

25

Perancangan Kampanye Bagi…, Steven Joe, Universitas Multimedia Nusantara

2.2.3.9 Komponen dan Tahapan Kampanye Simon

Model ini dikemukakan oleh Herbert Simon yang merupakan seorang pakar kampanye Amerika. Terdapat lima tahapan dalam model kampanye ini, yaitu planning, mobilization, legitimation, promotion, dan activation.

Gambar 2.35 Model Komponen dan Tahapan Kampanye Simon

2.2.3.10 Manajemen Kampanye

Model ini dikemukakan oleh Venus pada tahun 2015 dan disebut sebagai model yang integrative dengan memadukan pendekatan teoretis dan praktis. Terdapat lima elemen yaitu, perencanaan, pengembangan, implementasi, monitoring, dan evaluasi (PPIME).

Gambar 2.36 Model Manajemen Kampanye

(23)

26

Perancangan Kampanye Bagi…, Steven Joe, Universitas Multimedia Nusantara

2.2.4 Perencanaan Kampanye

Perencanaan dalam pelaksanaan sebuah kampanye hendaknya dituangkan kedalam bentuk yang benar agar dapat dilihat dan dipahami dengan mudah oleh pihak-pihak terkait. Berikut merupakan tujuh bentuk komponen perencanaan kampanye (Venus, 2019, hlm. 245-246) :

1) Analisis Masalah

Bagian yang berisi mengenai latar belakang kampanye serta alasan- alasan mengapa kampanye ini harus dilaksanakan.

2) Tujuan

Bagian yang berisi mengenai harapan pencapaian dari diadakannya program kampanye ini.

3) Pesan

Bagian yang berisi sarana berupa pesan untuk dapat diikuti oleh sasaran dan mencapai tujuan dari kampanye.

4) Sasaran

Bagian yang berisi target segmentasi dari kampanye ini.

5) Strategi dan Taktik

Bagian yang berisi bagaimana suatu kampanye dilaksanakan dapat diterapkan menggunakan pendekatan-pendekatan tertentu.

6) Alokasi Waktu dan Sumber Daya

Bagian yang berisi mengenai perencanaan waktu kampanye berlangsung.

7) Evaluasi

Bagian yang dapat mengetahui mengenai pencapaian hasil dari pelaksanaan kampanye.

2.2.5 Saluran Kampanye

Terdapat dua jenis saluran yang digunakan dalam kegiatan kampanye, pertama adalah saluran langsung yang terdiri dari kunjungan lapangan,

(24)

27

Perancangan Kampanye Bagi…, Steven Joe, Universitas Multimedia Nusantara

penyuluhan, dialog publik, dan penyelenggaraan event. Kedua adalah saluran tidak langsung yang terdiri dari media umum (slebaran, newsletter, poster, banner, dan spanduk), saluran media massa (televisi, radio, majalah, surat kabar, dan film bioskop), serta saluran media sosial (facebook, twitter, whatsapp, instragam, dsb). Saluran kampanye merupakan perantara yang digunakan agar pesan-pesan dapat tersampaikan ke penerima (Scramm dalam Venus, 2018).

2.3 Kesehatan Gigi dan Mulut Anak

Perawatan gigi anak sudah dapat dilakukan sejak gigi anak belum tumbuh.

Melalui situs tanyapepsodent dijelaskan bahwa orang tua dapat menyeka gusi depan dan belakang menggunakan lap basah setelah aktivitas menyusui, hal ini dilakukan untuk menghilangkan bakteri penyebab munculnya plak saat gigi tumbuh nanti.

Berikut merupakan 10 tahapan pertumbuhan gigi yang terjadi sejak anak lahir:

1) Usia 4-6 bulan

Tumbuhnya gigi pertama, biasanya dua gigi seri pada bagian bawah.

2) Usia 8-10 bulan

Tumbuhnya gigi seri pada bagian atas.

3) Usia 10-13 bulan

Tumbuhnya dua buah gigi disamping gigi seri bagian atas.

4) Usia 13-14 bulan

Tumbuhnya dua buah gigi disamping gigi seri bagian bawah.

5) Usia 14-16 bulan

Tumbuhnya gigi geraham pertama pada bagian atas dan bawah.

6) Usia 16-23 bulan

Tumbuhnya gigi taring pada bagian atas lalu disusul pada bagian bawah.

7) Usia 23-33 bulan

Fase terakhir dalam pertumbuhan gigi susu, serta tumbuhnya gigi geraham kedua atau utama pada bagian atas dan bawah.

(25)

28

Perancangan Kampanye Bagi…, Steven Joe, Universitas Multimedia Nusantara

8) Usia 2-3 tahun

Anak sudah memiliki 20 gigi susu yang lengkap dan akan bertahan sampai usia anak sudah mencapai 6-7 tahun.

9) Usia 4 tahun

Pertumbuhan rahang dan tulang wajah pada anak, sehingga menimbulkan adanya ruang sebagai tempat untuk gigi tetap dapat bertumbuh menggantikan gigi susu.

10) Usia 6-7 tahun

Gigi susu akan tanggal dan digantikan dengan pertumbuhan gigi tetap. Pada fase ini peranan orang tua sangat dibutuhkan dalam mengedukasi anak untuk lebih menjaga kesehatan giginya.

2.3.1 Penyebab Sakit Gigi Pada Anak

Melalui situs tanyapepsodent, sakit gigi merupakan rasa nyeri yang terjadi pada bagian sekitar gigi atau rahang. Jika dibiarkan rasa nyeri ini akan berdampak pusing bahkan sampai membuat pipi bengkak. Penyebab masalah gigi pada anak dan orang dewasa tidak jauh berbeda, yaitu karena kurang menjaga kebersihan gigi dan mulut, serta pola makan yang kurang baik.

2.3.2 Persoalan Gigi Pada Anak

Melalui situs tanyapepsodent, terdapat beberapa persoalan yang biasa terjadi pada gigi anak:

1) Tumbuh gigi baru

Proses tumbuhnya gigi dewasa menggantikan gigi susu yang terjadi pada anak yang berusia dibawa 10-12 tahun dapat mengakibatkan sakit gigi. Hal ini disebabkan karena terkadang gusi dapat sobek atau tanggalnya gigi dalam waktu yang lama.

2) Gigi berlubang

Tingkat konsumsi makan-makanan yang manis seperti coklat, permen, dan lainnya, serta meminum susu dari botol saat tidur di malam hari dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya gigi berlubang. Selain itu sikat gigi

(26)

29

Perancangan Kampanye Bagi…, Steven Joe, Universitas Multimedia Nusantara

yang kurang bersih juga dapat menyebabkan tertinggalnya sisa makanan yang dapat mengakibatkan pembusukkan dan akhirnya merusak gigi.

3) Gusi Bengkak

Akibat dari sisa makanan yang tersisa pada rongga mulut dapat menyebabkan pembusukkan sehingga terjadi radang gigi maupun gusi. Rasa sakit yang dialami akan terasa sangat hebat dan dapat menyebabkan demam hingga kesulitan untuk menelan.

2.3.3 Mencegah Sakit Gigi Pada Anak

Pencegahan sakit gigi merupakan cara terbaik dalam memastikan gigi anak tetap sehat dan bersih. Perlu adanya pengawasan rutin sebagi bentuk kepedulian orang tua terhadap anaknya. Berikut merupakan beberapa cara yang dapat dilakukan:

1) Membersihkan dan merawat gigi dengan baik

Hal ini dapat dilakukan dengan cara menggosok gigi dua kali sehari, yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur

2) Memastikan kecukupan fluoride

Kandungan fluoride penting untuk menggantikan meineral yang telah hilang pada gigi.

3) Membiasakan diet sehat

Penting untuk membiasakan anak mengkonsumsi makan-makanan yang sehat dan alami untuk mendapatkan kesehatan gigi yang baik. Disarankan untuk mengurangi makan-makanan manis seperti permen, coklat, serta minum-minuman bersoda dan terlalu manis.

4) Pemeriksaan rutin ke dokter gigi

Biasakan untuk melakukan pemeriksaan rutin minimal enam bulan sekali, karena dengan melakukan hal ini kondisi gigi dapat terawasi dan dapat segera dilakukan tindakkan pencegahan jika terjadi masalah yang dapat menyebabkan kerusakkan pada gigi.

Gambar

Gambar 2.1 Line made with a variety of media and tools  Sumber: Landa, 2014, hlm. 19
Gambar 2.2 Basic shapes and forms  Sumber: Landa, 2014, hlm. 21
Gambar 2.3 Additive Color System  Sumber: Landa, 2014, hlm. 24
Gambar 2.5 Monochromati Scheme
+7

Referensi

Dokumen terkait

Enam puluh dua buku cerita anak yang ditemukan menunjukkan adanya strategi kontestasi jender yang kuat dengan tampilan karakter tokoh perempuan yang digambarkan

Jamur yang dapat dikonsumsi sebagai bahan makanan saja berjumlah 11 jenis yaitu Hygroporosis aurantiaca, Marasmius sp.2, Panus conchatus, Panus sp.6, 2 jenis

Ada 5 proses utama yang ada pada diagram jenjang dari sistem informasi penjualan pada CV.Duta Tehnik yaitu proses mengelola data master, proses pencatatan bahan baku, barang ,

Sebelum melakukan analisis kerusakan, dilakukan studi literatur dengan mempelajari dokumen terkait, kemudian dilakukan pemeriksaan dan pengecekan pada sub sistem seksi 100 PCP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dihasilkan, dapat disimpulkan bahwa dissenting opinion dalam pemeriksaan peninjauan kembali perkara pidana pelanggaran merek

Pada kegiatan pengabdian ini akan diperkenalkan bagaimana cara membuat tangki septik tipe an aerob dengan menggunakan biofilter buatan yang memanfaatkan limbah

 batuk darah akan berhenti sendiri jika asal robekan pembuluh darah tidak luas tidak luas , sehingga penutupan luka dengan )epat terjadi. ekanan rendah pada sistem arteri

Kemudian Mahasiswa melanjutkan proses dengan cara klik bayar pada tabel kolom konfirmasi, dilanjutkan dengan mengisi pada masing-masing kolom yang wajib di isi di dalam