• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PELIMPAH BERTANGGA SEBAGAI PEREDAM ENERGI PADA KOLAM OLAK USBR TIPE II.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KAJIAN PELIMPAH BERTANGGA SEBAGAI PEREDAM ENERGI PADA KOLAM OLAK USBR TIPE II."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN PELIMPAH BERTANGGA SEBAGAI PEREDAM

ENERGI PADA KOLAM OLAK USBR TIPE II

Tugas Akhir

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Mencapai derajat sarjana S-1 Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

diajukan oleh :

Nofik Siswanto

NIM : D 100 020 113

NIRM : 02 6 106 03010 5 0113

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bendung adalah suatu bangunan melintang pada suatu aliran sungai atau

sudetan yang dibuat guna menaikkan elevasi muka air. Dalam merencanakan

bendung banyak faktor yang harus diperhatikan antara lain kecepatan air (V),

debit air (Q), tinggi sawah dan posisi bendungan terhadap alur sungai .

Masalah-masalah yang sering timbul adalah terjadinya gerusan di hilir bendung yang

disebabkan oleh kecepatan aliran yang tinggi disebabkan karena perubahan

kemiringan dari mercu bendung ke kaki bendung.

Untuk mengatasi gerusan di hilir bendung, maka dibuat suatu peredam

energi yang berfungsi mengurangi atau meredam energi akibat kecepatan aliran

yang tinggi dari mercu bendung. Bangunan peredam energi yang dipakai biasanya

adalah kolam olakan (stilling basin). Dimensi kolam olak sangat ditentukan oleh

kondisi loncatan air.

Perencanaan kolam olak sangat diperlukan untuk memenuhi persyaratan

atau spesifikasi yang diinginkan dan disesuaikan dengan keadaan serta perilaku

aliran yang terjadi. Rancangan-rancangan tersebut dapat dikembangkan melalui

percobaan dan pengamatan pada struktur yang ada, atau penelitian dengan model

ataupun dengan menggunakan dua cara tersebut bersama -sama.

Penggunaan model di laboratorium bertujuan guna membantu

mengarahkan pemikiran dan perencanaan, baik mengenai percobaan maupun

teoritis. Selain itu permodelan digunakan untuk mengalihkan data dari model kecil

yang relatif murah ke informasi rancang bangun untuk membuat prototipe yang

besar dan mahal.

Beberapa penelitian telah mengkaji loncatan air pada aliran horisontal dan

saluran yang mempunyai kemiringan. Salah satunya adalah penelitian yang

dilakukan oleh USBR (United State Beureau of Reclamation ). Penelitian yang

(3)

2

energi yang mempunyai spesifikasi masing -masing. Salah satu tipe peredam

energi yang ada yaitu peredam energi USBR tipe I I.

Dari unjukkerja kolam olak USBR tipe II, sampai saat ini masih sering

terjadi kerusakan di bagian hilir kolam olak yang diakibatkan gerusan air. Dalam

hal ini disebabkan kurang maksimalnya kolam olak dalam hal mengura ngi

kecepatan aliran air di hilir (V2), kurang maksimalnya kolam olak dalam

membantu atau meninggikan tinggi muka air pada hilir (h2), serta kurang

maksimalnya kolam olak dalam mengurangi panjang loncatan air (L j) yang terjadi

akibat turunnya air dari pelimpah. Untuk meredam energi aliran di tubuh bendung

dan energi aliran setelah terjadi loncatan hidrolik, maka dalam hal ini akan

mencoba menggunakan pelimpah bertangga sebagai peredam energi di tubuh

bendung. Dengan penerapan pelimpah bertangga ini, energi aliran akan sudah

direduksi sebelum sampai di lantai kolam olak, sehingga energi aliran menjadi

semakin berkurang.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dapat diambil dari uraian latar belakang tersebut

di atas adalah:

1. Apakah pelimpah bertangga akan mempengaruhi kecepatan aliran di hilir (V2),

panjang loncatan air di hilir (Lj) dan tinggi muka air di hilir (h2).

2. Pelimpah bertangga manakah yang paling efektif dalam men gurangi panjang

loncatan air di hilir (Lj).

C. Batasan Masalah

Untuk mempersempit pembahasan, permasalahan ini dibatasi oleh:

a. Dasar saluran dianggap kedap air dan tahan erosi.

b. Dinding saluran dan dasar saluran menggunakan kaca acrelik.

c. Model bendung dengan pelimpah bertangga dan kolam olakan ( stilling basin)

(4)

3

d. Penelitian menggunakan flume yang tersedia di Laboratorium Hidrolika

Fakultas Teknik UMS.

e. Perencanaan kolam olak menggun akan ketentuan dari USBR tipe I I yaitu

menggunakan Fr > 4,5, sehingga aliran air di hilir sub kritis.

f. Susunan tangga terbuat dari kayu dengan bentuk penampang atas bervariasi

dengan memperhatikan tinggi muka air di atas mercu (He)

g. Perubahan susunan tangga hanyalah mengubah dari panjang serta bentuk

penampang atas.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelimpah

bertangga mana yang paling efisien dalam meredam energi loncatan air (Lj) pada

bangunan pelimpah USBR tipe II.

E. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Mengembangkan teori dasar tentang bangunan air, khususnya kolam olak

tipe II sebagai peredam energi.

b. Manfaat Praktis

Manfaat penelitian ini untuk mencari alternatif baru penggunaan pelimpah

Referensi

Dokumen terkait

Judul Tugas Akhir : Pengaruh Penempatan Baffle Blocks Tipe Cekung Setengah Lingkaran dan Parabolik Pada Bendung dengan Kolam Olak Tipe Solid Roller Bucket Terhadap

Bangunan peredam energi yang biasa dipakai adalah stilling basin (kolam olakan) atau kombinasi dari stilling basin dan blok penghalang.. Panjang kolam olakan tergantung

Dari pencermatan grafik tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa semakin besar debit aliran, panjang Lj (loncat air) semakin besar (baik untuk bendung polos

Grafik hubungan antara kedalaman gerusan maksimum dan panjang gerusan maksimum dengan angka Reynold (Re) tipe USBR-II Kajian Gerusan di Hilir Kolam Olakan Dengan

Hasil penelitian menunjukan bahwa kolam olak Model A dan Model B memiliki karakteristik aliran yang sama pada setiap variasi debit, dimana pada Model A dan Model B memiliki

Kolam olakan datar type IV (USBR IV) bisa dipakai pada Bendungan Jehem, karena pada tipe IV cocok untuk digunakan dengan tekanan hidrostatis rendah, dan debit

nilai frude number untuk model dengan panjang kolam olak yang sama adanya penambahan kedalaman kolam olak mengakibatkan LS semakin pendek; 2.Untuk suatu nilai

nilai frude number untuk model dengan panjang kolam olak yang sama adanya penambahan kedalaman kolam olak mengakibatkan LS semakin pendek; 2.Untuk suatu nilai Froude number yang sama,