• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TERHADAP PEREDAM ENERGI PADA PELIMPAH BERTERAP (UJI EKSPERIMENTAL).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KAJIAN TERHADAP PEREDAM ENERGI PADA PELIMPAH BERTERAP (UJI EKSPERIMENTAL)."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

i

Abstrak

Bendung adalah bangunan yang melintang sungai yang berfungsi untuk menaikkan elevasi muka air untuk keperluan irigasi, dan keperluan pengelolaan yang lain. Kenaikan muka air ini menyebabkan terjadinya perbedaan tinggi muka air antara hulu dan hilir sungai. Perbedaan elevasi ini menimbulkan terjunan atau limpasan yang mempunyai energi yang besar dan kecepatan yang lebih tinggi dari kecepatan aslinya atau dengan kata lain akan terjadi perubahan dari aliran subkritis menjadi aliran kritis atau superkritis sehingga mengganggu keseimbangan aliran. Guna mengurangi energi yang terjadi dalam aliran tersebut dilakukan berbagai upaya antara lain dengan membuat terap di hilir pelimpah untuk memperkecil energi yang dihasilkan (Chanson 1994). Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pola aliran di punggung bendung, mengamati penurunan energi akibat bendung berterap/bertangga serta membandingkan peredaman energi yang dihasilkan oleh masing-masing model pelimpah yang digunakan. Model fisik hidrolika yang digunakan untuk penelitian ini adalah: profil pelimpah yang dibuat dengan mengikuti Standard Waterways Experiment Station (WES) dengan kemiringan punggung pelimpah konstan 1:1. Bagian hilir pelimpah dibuat bertangga, yang terdiri dari enam anak tangga dimulai titik tangen hingga kaki pelimpah. Pelimpah ditempatkan dalam sebuah model saluran dengan panjang total 12,8 m dan lebar 0,40 m. Sebagai pembanding diuji juga dua jenis pelimpah, yaitu: pelimpah konvesional dan pelimpah berterap dengan anak tangga datar yang dilobangi. Masing-masing pelimpah dialiri dengan lima variasi debit. Data yang diambil pada uji model bendung ini adalah kedalaman air pada tiap titik tinjau dan punggung bendung, serta data loncatan hidrolika.

Hasil penelitian menunjukkan semakin besar debit air yang melewati pelimpah, maka redaman energi yang terjadi juga akan semakin besar, dan sebaliknya. Model pelimpah yang menimbulkan redaman energi terbesar adalah pelimpah berterap dengan anak tangga datar yakni sekitar 67,494%.

(2)

ii

Abstract

Weir is building across the river that serves to raise the elevation of water for irrigation purposes, and other management purposes. The increase in water level caused a difference in water level between upstream and downstream. This raises the elevation difference waterfall or runoff that has great energy and a higher speed than the speed of the original or in other words there will be changes from subcritical flow becomes critical or supercritical flow thereby disrupting the balance of the flow. In order to reduce the flow of energy that occurs in these efforts are undertaken, among others, by making applicable the downstream pelimpah to minimize the energy produced (Chanson 1994).

This study aims to describe the flow pattern on the back of the weir, observed decrease in energy due to the stair spillway and comparing the reduction of energy produced by each model used. Hydraulics physical models used for this study were: spillway profiles are created by following the Standard Waterways Experiment Station (WES) with a constant slope of 1:1 pelimpah backs. Downstream pelimpah made bertangga, which consists of six steps starting point tangent to toe pelimpah. Pelimpah placed in a channel model with a total length of 12.8 m and a width of 0.40 m. For comparison also two types pelimpah tested, namely: conventional and pelimpah pelimpah berterap with flat rungs dilobangi. Each pelimpah fed with five variations of discharge. Test data taken at the weir model is the water depth at each point of review and the back of the weir, as well as stepping-hydraulics data.

The results showed that the greater the flow of water through pelimpah, then the energy attenuation that occurs will also be greater, and vice versa. Pelimpah models that pose the greatest energy damping is pelimpah berterap with flat rungs of about 67.494%.

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bendung atau pelimpah adalah bangunan yang melintang sungai

yang berfungsi untuk menaikkan elevasi muka air untuk keperluan

irigasi, PLTA, dan air bersih dan keperluan pengelolaan yang lain.

Fungsi utama dari sebuah bendung adalah untuk menaikkan elevasi

muka air sampai pada taraf tertentu sehingga air dari sungai yang

dibendung dapat mengalir sesuai dengan yang direncanakan untuk

mengairi areal pertanian. Kenaikan muka air ini menyebabkan terjadinya

perbedaan tinggi muka air antara hulu dan hilir sungai. Perbedaan

elevasi ini menimbulkan terjunan atau limpasan yang mempunyai energi

yang besar dan kecepatan yang lebih tinggi dari kecepatan aslinya atau

dengan kata lain akan terjadi perubahan dari aliran subkritis menjadi

aliran kritis atau superkritis sehingga mengganggu keseimbangan aliran.

Guna mengurangi energi yang terjadi dalam aliran tersebut

dilakukan berbagai upaya antara lain dengan membuat terap di hilir

pelimpah untuk memperkecil energi yang dihasilkan (Chanson 1994).

Beberapa penelitian model fisik telah dilakukan oleh ahli-ahli hidrolika.

Sorenson (1985) melakukan percobaan model pelimpah berterap dan

pelimpah konvensional dengan debit yang sama, pada pelimpah berterap

tinggi energi kinetisnya sebesar 4,3 m, sedangkan pelimpah

konvensional tinggi energi kinetisnya 22,43 m, 84 % tinggi energi

(4)

2

Chanson (1994) menyatakan bahwa pengaliran pada pelimpah

berterap akan terjadi dua jenis aliran yaitu aliran nappe dan aliran

skimming. Peredaman energi aliran nappe terjadi karena pemisahan

luapan aliran dalam udara yang jatuh dari anak tangga yang posisinya

lebih tinggi ke anak tangga di bawahnya dengan debit aliran yang relatif

kecil dan kemiringan punggung yang relatif datar. Sedangkan

peredaman energi aliran skimming terjadi karena geseran fluida. Karena

adanya geseran, fluida berputar berulang-ulang yang terjebak diantara

anak-anak tangga dengan aliran utama yang melimpas di punggung

pelimpah berterap.

Chanson (1996) menyatakan bahwa koefisien kekasaran fluida

akan sangat berpengaruh terhadap besarnya peredaman energi yang

terjadi di kaki pelimpah. Aliran air yang melimpas di punggung

pelimpah akan menimbulkan masuknya udara dalam aliran. Hal ini akan

menambah kedalaman aliran yang dapat mengurangi tegangan geser

diantara lapisan-lapisan aliran, sehingga terjadi penurunan nilai gaya

geser dan kondisi seperti ini mengakibatkan menurunnya energi di hilir

pelimpah.

Sehubungan dengan masalah tersebut, maka pada penelitian ini

dilakukan suatu percobaan laboratorium untuk mengetahui penurunan

energi pelimpah berterap/bertangga dengan anak tangga datar, pelimpah

konvensional, pelimpah berterap dengan anak tangga datar yang

dilobangi setengah dari lebar anak tangganya.

Karakteristik bendung yang bagus adalah mampu melimpaskan

debit air yang tinggi dengan muka air di hulu yang lebih rendah

(5)

3

semakin kecil. Selain itu bendung juga harus dapat meredam energi

sehingga dapat mengurangi penggerusan lokal di hilir bendung.

1.2.Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menggambarkan pola aliran di punggung bendung.

2. Untuk mengamati penurunan energi akibat bendung

berterap/bertangga.

3. Untuk membandingkan besarnya redaman energi pada

masing-masing model pelimpah yang digunakan yaitu

bendung konvensional, bendung berterap dengan anak

tangga datar, bendung berterap dengan anak tangga datar

yang di lobangi setengah dari lebar anak tangganya.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini berupa besarnya redaman energi dan dari

masing-masing tipe bendung yang digunakan. Diharapkan dapat

menjadi pertimbangan dalam proyek pengembangan Sumber Daya Air.

1.3.Batasan Masalah

Untuk penelitian ini batasan masalah yang di bahas adalah:

1. Data yang dipakai adalah data hasil Penelitian menggunakan

saluran buatan yang berupa flume berbentuk segi empat dengan lebar saluran 0,4 m, tinggi dinding saluran 0,4 m, dan total

panjang saluran 12,8 m yang dinding dan dasar salurannya

terbuat dari acrylic yang ada di Laboratorium Mekanika Fluida Dan Hidrolika, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

(6)

4

2. Variasi bentuk bendung yang dikaji dibatasi hanya untuk tiga tipe

pelimpah yaitu bendung berterap/bertangga dengan anak tangga

datar. Sebagai pembanding di uji dua jenis pelimpah, yaitu:

pelimpah konvensional, pelimpah berterap dengan anak tangga

datar yang di lobangi setengah dari lebar anak tangganya.

3. Pengamatan dilakukan dengan 5 variasi debit pengaliran untuk

masing-masing tipe bendung.

4. Model bendung terbuat dari kayu.

5. Tidak ada aliran disamping dan dibawah bendung saat bendung

terpasang.

6. Kemiringan saluran arah memanjang yang digunakan adalah datar (S≈0).

1.4. Sitematika Penulisan

Untuk menghasilkan penulisan yang baik dan terarah maka

penulisan tugas akhir ini dibagi dalam beberapa bab yang membahas

hal-hal berikut :

BAB I : Pendahuluan

Berisikan tentang latar belakang, tujuan dan manfaat

penelitian, batasan masalah serta sistematika

penulisan.

BAB II : Tinjauan Pustaka

Berisikan tentang saluran terbuka, geometri saluran,

klasifikasi aliran, persamaan energi, redaman energi

akibat bendung dan loncatan hidrolika dan pelimpah

(7)

5

BAB III : Metodologi Penelitian

Berisikan tahapan penelitian, diagram alir pelaksanaa

penelitian, serta persiapan alat untuk penelitian yang

dilakukan di laboratorium.

BAB IV : Prosedur dan Hasil Penelitian

Menjelaskan prosedur kerja, perhitungan dasar yang

diperlukan pada penelitian dan tabel-tabel hasil

penelitian yang dilakukan.

BAB V : Analisis dan Pembahasan

Menampilkan hasil dari analisa data yang disajikan

dalam bentuk grafik.

BAB VI : Kesimpulan dan Saran

Berisikan kesimpulan dan saran dari penyusunan

(8)

KAJIAN TERHADAP PEREDAM ENERGI PADA

PELIMPAH BERTERAP

(UJI EKSPERIMENTAL)

SKRIPSI

Oleh :

WELLY YUDIA OKTAVIANI 07172009

JURUSAN TEKNIK SIPIL - FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

(9)

KAJIAN TERHADAP PEREDAM ENERGI PADA

PELIMPAH BERTERAP

(UJI EKSPERIMENTAL)

SKRIPSI

Diajukan sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan

Program Strata-1 pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas Padang

Oleh :

WELLY YUDIA OKTAVIANI 07172009

Pembimbing :

Ir. DARWIZAL DAOED, MS.

JURUSAN TEKNIK SIPIL - FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

(10)

iii

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan

Abstrak i

Daftar Isi iii

Daftar Tabel vii

Daftar Gambar ix

Daftar Grafik xi

Kata Pengantar xii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Tujuan dan Manfaat Penelitian 3

1.3. Batasan Masalah 3

1.4. Sistematika Penulisan 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Saluran Terbuka 7

2.2. Geometri Saluran 8

2.3. Klasifikasi Aliran 10

2.4. Permodelan Dua Dimensi 12

2.5. Skala Permodelan 13

2.6. Redaman Energi 14

2.6.1 Persamaan Energi 14

2.6.2 Redaman Energi Akibat Bendung 15

2.6.3 Redaman Energi Akibat Air Loncat

(11)

iv

2.6.3.1 Umum 16

2.6.3.2 Persamaan Momentum untuk

Air Loncat 17

2.6.3.3 Klasifikasi Loncatan 23

2.6.3.4 Karakteristik Loncatan

di Saluran Segiempat 25

2.7. Prinsip Dasar Konstruksi Peredam Energi 28

2.8. Pelimpah Berterap 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1.Tahapan Penelitian 31

3.2.Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian 32

3.3.Persiapan Penelitian 34

BAB IV PROSEDUR DAN HASIL PENELITIAN

4.1. Prosedur dan Metoda Penelitian 37

4.1.1 Prosedur Penelitian 37

4.1.2 Mengukur Kedalaman Aliran

di Saluran 37

4.1.3 Menghitung Debit Aliran di Saluran 39

4.1.4 Menghitung Kecepatan Aliran

di Saluran 39

4.1.5 Menghitung Bilangan Froude

(Froude Number) 40 4.1.6 Menghitung Panjang Loncatan

Hidrolika 41

(12)

v

akibat Pelimpah/Bendung 41

4.1.8 Merhitung Kehilangan Energi

akibat Loncatan 42

4.1.9 Menghitung Redaman Energi

Total Akibat Pelimpah dan

Loncatan Hidrolika 42

4.2. Hasil Kerja 43

4.2.1. Pengukuran Kedalaman Air pada

Saluran 43

4.2.2. Perhitungan Debit 45

4.2.3. Perhitungan Kecepatan Aliran Jatuh

di Awal Loncatan pada Saluran 46

4.2.4. Perhitungan Bilangan Froude (F₁) 46

4.2.5. Perhitungan Panjang Loncatan

Hidrolika 48

4.2.6. Perhitungan Kehilangan Energi akibat

Pelimpah/Bendung 49

4.2.7. Perhitungan Kehilangan Energi

Loncatan 50

4.2.8. Perhitungan Redaman Energi Total

Akibat Pelimpah dan Loncatan

Hidrolika 52

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.1.Analisis dan Pembahasan Pengaruh Variasi

(13)

vi

dan Bilangan Froude (F) 55

5.2.Analisis dan Pembahasan Pengaruh Variasi

Debit (Q) terhadap Panjang Loncatan

Hidrolika (Lj) 58

5.3.Analisis dan Pembahasan Pengaruh Variasi

Debit (Q) terhadap Besarnya Kehilangan

Energi (EL) 60

5.4.Analisis Redaman Energi Masing-masing

Pelimpah 63

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan 65

6.2. Saran 65

DAFTAR KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN

Referensi

Dokumen terkait

Yang dimaksud uji simulasi sistem kontrol PSO-PID pada sistem fotovoltaik penjejak matahari dua sumbu yang dilakukan adalah penerapan hasil perancangan sistem kontrol

Setelah tindakan kelas dengan dua siklus terjadi peningkatan motivasi belajar, yakni pada siklus pertama motivasi belajar siswa setelah tindakan kelas menunjukkan kategori

Hal-hal lain yang menyertai soal seperti tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya disajikan dengan jelas dan terbaca sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang

Untuk mengembangkan segmen ekonomi di kota Solo dan sekitarnya terutama di bidang pariwisata, maka pihak Angkasa Pura membangun terminal bandar udara baru di sebelah

Tanaman obat memiliki manfaat besar untuk kesehatan, namun sedikit masyarakat yang memahami hal tersebut karena minimnya sumber informasi tentang tanaman obat. Di

Cahaya Injil Kemuliaan Kristus = Firman pengajaran yang benar = Firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua = makanan keras = Kabar Mempelai (Kabar Baik

dilakukan penataan ulang layout pabrik ditentukan dengan menghitung jarak perpindahan bahan. Dengan jarak perpindahan bahan yang pendek diharapkan tata letak hasil rancangan dapat

Garis lurus yang diperoleh dari isoterm adsorpsi pada Gambar IV.16 tersebut menunjukkan bahwa adsorpsi ion-ion logam sesuai dengan model isoterm Langmuir dan harga dari