• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH GAYA MENGAJAR RESIPROKAL DAN KOMANDO TERHADAP KETERAMPILANGULING BELAKANG PADA PEMBELAJARAN SENAM LANTAI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 CIAWI BOGOR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH GAYA MENGAJAR RESIPROKAL DAN KOMANDO TERHADAP KETERAMPILANGULING BELAKANG PADA PEMBELAJARAN SENAM LANTAI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 CIAWI BOGOR."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

Syuhud Ilyasa Ingram, 2013

Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PENGARUH GAYA MENGAJAR RESIPROKAL DAN KOMANDO TERHADAP

KETERAMPILANGULING BELAKANG PADA PEMBELAJARAN SENAM LANTAI

SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 CIAWI BOGOR

S K R I P S I

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh:

SYUHUD ILYASA INGRAM

0801444

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Syuhud Ilyasa Ingram, 2013

Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Hak Cipta

PENGARUH GAYA MENGAJAR RESIPROKAL DAN KOMANDO TERHADAP

KETERAMPILAN ROLL BELAKANG PADA PEMBELAJARAN SENAM LANTAI

SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 CIAWI BOGOR

Oleh:

Syuhud Ilyasa Ingram

0801444

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada

Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan

© Syuhud Ilyasa Ingram 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Syuhud Ilyasa Ingram, 2013

Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

SYUHUD ILYASA INGRAM

0801444

PENGARUH GAYA MENGAJAR RESIPROKAL DAN KOMANDO TERHADAP

KETERAMPILAN GULING BELAKANG PADA PEMBELAJARAN SENAM LANTAI

SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 CIAWI BOGOR

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING :

Pembimbing I

Drs. Hendi Suhendi P NIP. 195803021985111002

Pembimbing II

Arif Wahyudi, S. Pd. NIP. 197405202001121001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

(4)

Syuhud Ilyasa Ingram, 2013

Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor

(5)

Syuhud Ilyasa Ingram, 2013

Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

SyuhudIlyasa Ingram (2013). Judul: Pengaruh Gaya

MengajarResiprokaldanKomandoTerhadapKeterampilanGulingBelakangPada PembelajaranSenamLantaiSiswaKelas VII Di SmpNegeri 1 Ciawi Bogor. Skripsi Program Studi Pendidkan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR). Jurusan Pendidikan Olahraga. FPOK – UPI. Pembimbing I: Drs. HendiSuhendi P. Pembimbing II: ArifWahyudi S. Pd.

Gaya mengajardariseorang guru adalahcara yang

dipergunakandalammengadakanhubunganatauinteraksidengansiswapadasaatberlangsu ngnya proses belajarmengajar. Penerapangayamengajar yang tepatdanbaikakandapatmembuattujuandaripembelajaransiswadengan guru

akantercapaididalam proses belajarmengajar.

Penelitianiniadalahuntukmengetahuibagaimanapengaruhdariduagayamengajar yang akanditerapkankepadasiswa, yaitugayamengajarresiprokaldangayamengajarkomando. Gaya mengajarmanakah yang memilikipengaruh yang lebihbesarterhadapsiswa.

Metodepenelitian yang digunakandalampenelitianiniadalaheksperimen, rancanganpenelitian yang akandigunakanyaitu “pre testdanpost test comparative

control”. Sampelpenelitianadalahsiswakelas VII di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor yang berjumlah 46 orang yang dipilihsecara random.Instrument penelitianmerujukpadaskalapenilaian yang dikemukakanolehschembri (1989:16) denganskorpenilaiandari 1-5.Hipotesispenelitianmenggunakanujikesamaandua

rata-rata satupihak

(6)

Syuhud Ilyasa Ingram, 2013

Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Syuhud Ilyasa Ingram (2013). Title: The Influence of Reciprocal and

Commando Teaching Style to the Back Roll Skill

in Learning Floor Gymnastics to First Grade Student in Junior High School 1 of Ciawi Bogor. Final Paper of Physical and Health Education and Recreation in Faculty of Sport and Health – Indonesia University of Education. Supervisor I: Drs. Hendi Suhendi P. Supervisor II: Arif Wahyudi S.Pd.

Teaching style from a teacher is a way that used in making connection or interaction with students within the teaching learning process. The good and correct application of teaching style can make the goal of the teaching process achieved. This research conducted to find out how is the influence of two teaching style that will applied to the students, there are reciprocal teaching style and commando teaching style. Which is teaching style that has bigger influence for the students?

Research method that used in this research is experiment and the research plan

(7)

Syuhud Ilyasa Ingram, 2013

Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

B.Peranan Guru Dalam Proses Mengajar ... 11

C.Gaya Mengajar ... 13

D. Gaya MengajarResiprokal ... 15

1. Sasaran Gaya MengajarResiprokal ... 16

2. Penerapan Gaya MengajarResiprokal ... 16

3. Hal-hal Yang DilakukanSeorang Guru Setelah Pembelajaran ... 16

4. Keuntungan Gaya MengajarResiprokal ... 17

5. Kelemahan Gaya MengajarResiprokal ... 18

E. Gaya MengajarKomando ... 19

1. Sasaran Gaya MengajarKomando ... 20

2. Penerapan Gaya MengajarKomando... 20

(8)

Syuhud Ilyasa Ingram, 2013

Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4. Kelemahan Gaya MengajarKomando ... 22

F. Senam ... 22

1. PengertianSenam ... 22

2. SejarahSenam Di Indonesia ... 26

3. SenamLantai ... 27

4. KeterampilanSenam Roll Belakang ... 29

G. Hipotesis ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

A.MetodePenelitian ... 32

B. LokasidanSubjekPopulasi Dan SampelPenelitian ... 33

C.InstrumenPenelitian ... 33

D.TeknikPengumpulan Data ... 35

1. Tes ... 35

2. Dokumentasi ... 36

3. RancanganPenelitian/DesainPenelitian ... 37

E. PopulasidanSampel ... 39

1. Populasi ... 39

2. Sampel ... 40

F. ProsedurPengolahan Data ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47

A.HasilPengolahan Data ... 47

B. UjiHipotesis ... 49

C.DiskusiPenemuan ... 52

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 57

A.Kesimpulan ... 57

B.Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 58

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 59

(9)

Syuhud Ilyasa Ingram, 2013

Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 PengelompokanSenamLantai ...28

Tabel 3.1 SkalaPenilaian ...34

Table 3.2LembarTesGulingBelakang ...35

Table 3.3JumlahPopulasi ...40

Table 3.4JumlahSampelPenelitian ...41

Table 3.5SampelPenelitianKelompok Gaya MengajarResiprokaldanKelompok Gaya MengajarKomando ... 41

Table 4.1HasilPerhitungan Rata-rata danSimpangan Baku KeduaKelompokpenelitian ...47

Table 4.2HasilPengujianUjiNormalitasTesAwalKeduaKelompok 48 Table 4.3HasilPengujianUjiNormalitasTesAkhirKeduaKelompok ...49

Table 4.4PerhitunganUji Wilcoxon PadaKelompok Gaya MengajarResiprokal ...50

Table 4.5PerhitunganUji Wilcoxon PadaKelompok Gaya MengajarResiprokal ...51

(10)

Syuhud Ilyasa Ingram, 2013

Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Unsur-unsurSenam ...24

Gambar 2.2 PosisiGerakan Roll Belakang ...29

Gambar 3.1 BaganDesain (Arikunto, 2006:86) ...38

Gambar 3.2 BaganProsedurPenelitian ...39

(11)

Syuhud Ilyasa Ingram, 2013

Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 SuratPengesahanjudul

Lampiran 2 RPP senamlantaigulingbelakangResiprokaldanKomando

Lampiran 3 Pengolahan data danAnalisis

Lampiran 4 Tabel-tabelPenelitian

Lampiran 5 Foto-fotopenelitian

Lampiran 6 GerakDasarGulingBelakang

Lampiran 7Suratpengesahanskripsi

Lampiran 8Suratizinpenelitian

Lampiran 9 Surattandapenelitian

(12)

Syuhud Ilyasa Ingram, 2013

Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pada dasarnya Pendidikan adalah suatu proses pendewasaan baik individu

maupun kelompok yang didapat secara formal maupun informal, yang bertujuan

kearah yang lebih baik. Menurut Moh. Yamin (2009:16) “Pendidikan adalah

media mencerdaskan kehidupan bangsa dan membawa bangsa ini pada era

Aufklarung (Pencerahan)”.

Sedangkan menurut Trianto (2009:1) mengemukakan “Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan”. Oleh sebab itu, perubahan dan perkembangan adalah hal yang harus sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Yang berarti perbaikan

pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi di

masa yang akan datang. Pendidikan juga bertujuan untuk membangun tatanan

bangsa yang berbalut dengan nilai-nilai kepintaran, kepekaan, dan kepedulian

terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan merupakan tombak kuat

untuk mengentaskan kemiskinan pengetahuan, menyelesaikan persoalan

kebodohan, dan menuntaskan segala permasalahan bangsa yang selama ini terjadi.

Peran pendidikan jelas merupakan hal yang signifikan dan sentral karena

pendidikan memberikan pembukaan dan perluasan pengetahuan sehingga bangsa

ini betul-betul melihat terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan

(13)

2

Syuhud Ilyasa Ingram, 2013

Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

berbudaya. Pendidikan dilahirkan untuk memperbaiki segala kebobrokan yang

menggumpal disegala sendi kehidupan bangsa ini.

Dari segi sosial Menurut Wijaya (2009:2) , “pendidikan adalah proses

awal usaha untuk menumbuhkan kesadaran sosial pada setiap manusia sebagai

pelaku sejarah”. Untuk itu Kesadaran sosial hanya akan bisa tercapai apabila

seseorang telah berhasil membaca realitas perantaraan dunia disekitar mereka.

Sebagai usaha untuk menambahkan kesadaran sosial, maka perlu adanya

perangkat analisis yang bersumber dari kebebasan berpikir dari masing-masing

individu, yang pada akhirnya memberikan daya nalar yang kritis terhadap

perkembangan sosial yang ada.

Sedangkan pada Pendidikan jasmani proses pembelajaran bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik yang bertujuan

untuk mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya untuk

pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat,

meningkatkan kemampuan fisik dan pengembangan psikis, meningkatkan

kemampuan dan keterampilan dasar, mengembangkan sikap sportif, jujur, displin,

bertanggung jawab, kerja sama, percaya diri, terampil, serta memiliki sikap yang

positif. Pengertian Pendidikan Jasmani menurut Menteri Negara dan Olahraga RI

yang dikutip Harsono (1992:4) sebagai berikut :

Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan perkembangan watak.

Melalui aktivitas jasmani dipaparkan sebagai kegiatan pelaku gerak untuk

meningkatkan keterampilan motorik dan nilai-nilai fungsional yang mencakup

aspek kognitif, afektif, dan sosial. Pendidikan jasmani telah menjadi bagian dari

proses dari pendidikan secara keseluruhan dengan maksud untuk mengubah

prilaku peserta didik. Pengertian pendidikan jasmani yang dikemukakan oleh

(14)

3

Syuhud Ilyasa Ingram, 2013

Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pendidikan yang melibatkan interaksi antara peserta didik dengan lingkungan”.

Adapun menurut Supandi (1990:29) mengemukakan bahwa, “Pendidikan Jasmani

adalah suatu aktivitas yang menggunakan fisik atau tubuh sebagai alat untuk

mencapai tujuan melalui aktivitas-aktivitas jasmani”.

Sedangkan menurut Cholik dan Lutan (1996:13) menyatakan sebagai berikut, “Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang melibatkan interaksi antara peserta didik dengan lingkungan. Proses pendidikannya dikelola melalui

aktifitas jasmani secara sistematik menuju pembentukan manusia seutuhnya”.

Karena dengan aktifitas jasmani diupayakan dapat meningkatkan

keterampilan motorik dan nilai-nilai fungsional yang mencakup kognitif, afektif

dan sosial. Jadi didalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru diharapkan

mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar dan strategi permainan dan

olahraga yang dapat meningkatkan keterampilan kognitif, afektif, psikomotor,

serta nilai-nilai sosial terhadap siswanya. Dalam pelaksanaannya pembelajaran

pendidikan jasmani bukan saja melalui pengajaran konvensional di dalam kelas

yang bersifat kajian teoritis, akan tetapi harus melibatkan unsur fisik, mental,

intelektual, emosi dan sosial. Sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai

tujuan dalam pengajaran.

Untuk itu guru sebagai pendidik tentunya harus memiliki kemampuan

memahami bagaimana peserta didik belajar dan kemampuan mengorganisasikan

proses pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan dan bentuk

watak peserta didiknya. Seorang guru harus memiliki kemampuan mengajar,

selain ilmu yang harus dipelajari dalam menambah kemampuan mengajar, ada

juga kemampuan yang harus dimiliki seorang guru yaitu kemampuan mengatasi

pemasalahan anak didiknya yang memiliki berbagai karakter, serta keinginan

yang berbeda-beda agar menghasilkan hasil belajar yang maksimal.

Hasil belajar hanya dapat di peroleh pada akhir proses pembelajaran

dimana siswa sudah mempraktekan, menyerap serta memahami bahan ajar yang

sudah di ajarkan dalam proses pembelajaran. Menurut Dimyati dan Mudjiono

(2006:3), “Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan

(15)

4

Syuhud Ilyasa Ingram, 2013

Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

evaluasi hasil belajar sedangkan dari murid hasil belajar merupakan puncak dari

proses belajar. Akan tetapi pada kenyataan di lapangan masih banyak

masalah-masalah di dalam proses pembelajaran yang menyebabkan tidak maksimalnya

proses belajar mengajar sehingga hasil belajar siswapun menjadi kurang

maksimal, terutama didalam pendidikan jasmani.

Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan yang ada pada sekolah

menengah pertama, olahraga dan kesehatan memiliki tujuh standar kompetensi

yaitu : (1) Mempraktikan berbagai teknik dasar permainan dan olahraga serta

nilai-nilai yang terkandung didalamnya, (2) Mempraktikan latihan kebugaran

jasmani dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya, (3) Mempraktikan senam

dasar atau senam lantai dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya, (4)

Mempraktikan senam irama tanpa alat dan nilai-nilai yang terkandung

didalamnya, (5) Mempraktikan teknik dasar renang gaya dada dan penyelamatan

lingkungan sekolah dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya, dan (7)

Menerapkan budaya hidup sehat.

Keterampilan senam, terutama di senam lantai, umumnya ditandai oleh

gerakan-gerakan berjenis tumbling dan akrobatik. Tumbling mengandung arti

cepat dan meledak, sedangkan akrobatik bercirikan dengan gerakan yang banyak

memanfaatkan kelentukan dan membutuhkan unsur keseimbangan. Keterampilan

senam lantai bersifat fundamental bagi keterampilan pada alat lain. Keterampilan

itu mendasari kemampuan penguasaan tubuh dalam berbagai macam posisi, tanpa

kehilangan kendali atas tubuh itu sendiri.

Guling belakang merupakan pembelajaran senam lantai yang termasuk

pada gerakan tumbling yang bercirikan gerakan yang cepat dan meledak. Menurut

arahnya gerakan tumbling terbagi menjadi 3 bagian yaitu, (1) gerakan ke depan

yang meliputi guling depan, headspring, handspring, dan salto. (2) gerakan ke

belakang meliputi guling belakang, flick-flack/back handspring, dan salto. (3)

gerakan menyamping meliputi round-off, baling-baling, Arabian.

Keterampilan guling depan dan belakang merupakan keterampilan dasar

yang harus di kuasai oleh siswa sebelum melanjutkan ke keterampilan yang lebih

(16)

5

Syuhud Ilyasa Ingram, 2013

Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kesulitan yang lebih tinggi di bandingkan dengan guling depan. Hal ini di

buktikan dari hasil pengamatan penulis ketika sedang observasi pada

pembelajaran senam lantai di SMPN 1 Ciawi Bogor, dari pengamatan tersebut

penulis menemukan masalah yang di hadapi oleh murid ketika melakukan

keterampilan guling belakang ternyata lebih sedikit yang melakukan di

bandingkan ketika melakukan keterampilan guling depan. Dari sekian banyak

murid dalam satu kelas ternyata yang berhasil melakukan hanya 30% dari 42

siswa itupun guru telah mencontohkan secara berulang-ulang kepada murid dari

mulai menjelaskan keterampilan guling belakang melalui penyampaian lisan,

melakukan contoh secara langsung di matras dan juga memberikan contoh melalui

media gambar, sisanya tidak dapat melakukan dengan berbagai alasan, ada yang

ketakutan, sakit saat melakukan, bahkan ada murid yang sama sekali tidak mau

melakukan terutama yang mempunyai berat badan yang berlebih, tentunya hal ini

merupakan sebuah pekerjaan rumah untuk guru pendidikan jasmani olahraga dan

kesehatan dan dapat dijadikan tantangan untuk meningkatkan keterampilan siswa

guna meningkatkan ketuntasan hasil belajar. Oleh karena itu peran guru penjas

sangatlah teramat penting dalam mengemas pembelajaran semenarik mungkin,

sebagai usaha penyampaian materi pembelajaran untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

Dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran, Gaya mengajar dari seorang

guru sangatlah penting dalam proses belajar mengajar, untuk menjadi solusi

dalam menangani permasalahan ini. Menurut Yudiana, Dkk., (2010:25): “Metode(Gaya mengajar) adalah prosedur atau operasi untuk mencapai suatu tujuan”. Oleh karena itu proses belajar dan mengajar memerlukan pemilihan dan penetapan gaya mengajar sebelum proses pembelajaran dilaksanakan. Untuk

memberikan gambaran mendasar dari suatu gaya mengajar untuk

dipertimbangkan, dipilih, dan ditetapkan. Berikut ini dikemukakan tentang

berbagai gaya mengajar dalam proses belajar dan mengajar, yaitu (1) Gaya

Mengajar Komando, (2) Gaya Mengajar Tugas, (3) Gaya Mengajar Resiprokal,

(17)

6

Syuhud Ilyasa Ingram, 2013

Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Gaya Mengajar Diskoversi Terbimbing (Guided Discovery Method), dan (6) Gaya

Mengajar Pemecahan Masalah (Problem Solving Method)

Dari berbagai gaya mengajar tersebut penulis memiliki keyakinan bahwa

penggunaan gaya mengajar Resiprokal dan komando yang dianggap paling cocok

dan efektif dalam memecahkan permasalahan ini.

Berdasarkan pemaparan teori yang telah di uraikan, maka penulis tertarik

untuk mengambil judul penelitian “Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal dan

Komando Terhadap Keterampilan Guling belakang Pada pembelajaran

Senam Lantai Siswa Kelas VII di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang

masalah, maka perumusan masalah yang akan ditelusuri dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh gaya mengajar resiprokal terhadap keterampilan guling

belakang dalam pembelajaran senam lantai?

2. Bagaimana pengaruh gaya mengajar komando terhadap keterampilan guling

belakang dalam pembelaran senam lantai?

3. Gaya mengajar manakah yang cenderung lebih baik antara gaya mengajar

resiprokal dan gaya mengajar komando terhadap keterampilan guling

belakang dalam pembelaran senam lantai?

C.

Tujuan Penelitian

Tentunya telah ditetapkan tujuan yang ingin di capai. Karena dengan

tujuan akan dapat memberikan arahan-arahan, prosedur serta tahapan-tahapan

yang harus di lakukan pada permasalahan.

Tujuan penelitian yang akan dicapai sehubungan dengan penelitian ini adalah:

1. Tujuan Umum

Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan oleh peneliti dalam

latar belakang, maka peneliti bertujuan untuk meningkatkan keterampilan senam

(18)

7

Syuhud Ilyasa Ingram, 2013

Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 2. Tujuan khusus

Melalui gaya mengajar Resiprokal dan Komando mana yang lebih baik

dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di Sekolah Menengah Pertama

(SMP) Negeri 1 Ciawi khususnya pembelajaran guling belakang pada senam

lantai dapat berjalan dengan baik. Sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan

oleh guru tercapai khususnya siswa dan siswi kelas VII.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini meliputi :

1. Peneliti. Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam

menanggulangi berbagai kesulitan-kesulitan bagi siswa pada pembelajaran

senam serta menjadi dasar acuan bagi peneliti dimasa mendatang.

2. Guru. Agar penelitian ini dapat dijadikan orientasi dalam penyempurnaan

pelaksanaan pengajaran pendidikan jasmani disekolah. Guru pendidikan

jasmani diharapkan dapat meningkatkan kualitasnya dalam mengembangkan

proses pembelajaran disekolah serta lebih kreatif dan inovatif dalam membuat

rencana pelaksanaan pembelajaran khususnya dalam pengembangan materi

pembelajaran senam, dapat menambah wawasan pengetahuan, dan

keterampilan guru dalam menyajikan pembelajaran yang sesuai dengan

perkembangan dan karakteristik siswa disekolah.

3. Lembaga. Sebagai bahan masukan bagi lembaga pendidikan FPOK UPI

khususnya pada program studi pendidikan jasmani, kesehatan dan rekreasi

mengenai upaya guru penjas dalam menanggulangi kesulitan belajar siswa

pada pembelajaran senam.

4. Pihak Lain. Penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi kepentingan

perkembangan dan kemajuan dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan

jasmani dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Serta Penelitian ini

diharapkan menjadi bahan pembanding di kalangan akademis dalam

(19)

8

Syuhud Ilyasa Ingram, 2013

Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu E. Batasan Penelitian

Untuk menghindari terjadinya variabel penelitian yang lebih luas, untuk itu

peneliti membatasi masalah pengaruh gaya mengajar resiprokal dan komando

terhadap keterampilan senam guling belakang. Adapun batasan tersebut, antara

lain :

1. Variabel bebas adalah variabel stimulus, prediktor, antecedent atau variabel

yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas merupakan variabel yang

faktornya diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan

hubungannya dengan suatu gejala yang diteliti. menurut Sugiyono (2009:61) “Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat)”.

2. Adapun variable terikat adalah variabel yang memberikan reaksi atau respon

jika dihubungkan dengan variabel bebas juga sering disebut variable output,

criteria, konsekuen. menurutSugiyono (2009 : 61) “Variabel Terikat adalah

merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”.

3. Populasi dan sampel yaitu siswa dan siswi Kelas VII SMP Negeri 1 Ciawi

Kabupaten Bogor.

F. Pengertian Istilah

Agar tidak terdapat kesalahpahaman dalam penafsiran didalam penelitian

ini, maka penulis perlu menjelaskan istilah-istilah penting yang terdapat didalam

judul penelitian. Adapun istilah-istilah yang terdapat didalam judul penelitian ini

adalah, sebagaiberikut :

1. Gaya mengajar Resiprokal. Menurut Yudiana, Dkk., (2010:25) adalah

pendekatan proses pembelajaran yang memberikan kebebasan pada siswa

untuk membuat keputusan sehubungan dengan pelaksanaan tugas, dengan

(20)

9

Syuhud Ilyasa Ingram, 2013

Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Gaya mengajar Komando. Menurut Yudiana, Dkk., (2010:25) adalah

pendekatan proses yang dalam pembelajarannya metode ini sepenuhnya

didominasi oleh guru. Guru yang membuat tentang bentuk, tempo, urutan,

intensitas, penilaian, dan tujuan proses belajar mengajar untuk setiap tahap

proses belajar mengajar.

3. Senam. Menurut Mahendra (2008:7) Senam merupakan aktivitas fisik yang

dapat membantu dan mengoptimalkan perkembangan anak.

4. Senam lantai Guling belakang (roll belakang). Menurut Mahendra (2008:220)

Guling belakang adalah gerakan dengan urutan gerak yang merupakan

kebalikan dari guling depan. Dimulai dari kontak kedua kaki, ke pantat, ke

pinggang, ke punggung, lalu ke bahu (tidak ke kepala), ke tangan yang

bertumpu, dan kembali ke kedua kaki.

5. Murid adalah objek belajar atau anak didik yang terlibat dalam proses belajar

mengajar di sekolah dalam rangka menuntut ilmu.

(21)

Syuhud Ilyasa Ingram, 2013

Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode adalah prosedur atau operasi untuk mencapai suatu tujuan. Secara

umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data

dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Setiap penelitian mempunyai tujuan dan

kegunaan, tujuan dari penelitian ini yaitu meneliti suatu masalah guna untuk dapat

menemukan, mengembangkan, dan membuktikan suatu pengetahuan tertentu

sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan

mengantisipasi, yang kemudian mengumpulkan data untuk memecahkan suatu

masalah melalui cara-cara yang disesuaikan dengan prosedur penelitian.

Metode penelitian menggambarkan rancangan penelitian yang meliputi

prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber

data, serta dengan cara apa data tersebut diperoleh dan

diolah/dianalisis. dalam prakteknya terdapat sejumlah metode yang biasa

digunakan untuk kepentingan penelitian.

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode eksperimen,

karena sesuai dengan tujuan peneliti untuk membuktikan hipotesis yang telah

diajukan sebelumnya yaitu untuk melakukan suatu tes yang diberikan, bertujuan

untuk mengetahui pengaruh suatu perlakuan (treatment) tertentu. Sesuai dengan yang Sugiyono (2009: 106) kemukakan, yaitu : “metode penelitian eksperimen diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan suatu

pertimbangan dari peneliti atas dasar melihat dari sifat penelitian yaitu untuk

mencari pengaruh dari gaya mengajar resiprokal dan gaya mengajar komando

dalam meningkatkan keterampilan guling belakang dalam pembelajaran senam

(22)

33

Syuhud Ilyasa Ingram, 2013

Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

waktu ulangan latihan yang baik adalah dilakukan 5-6 per sesi latihan dan 2-4 kali

per minggu”.

B. Lokasi dan subjek populasi dan sampel penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor pada bulan April

sampai dengan bulan Mei 2013. Agar penelitian berjalan dengan lancar maka

diperlukan persiapan yang matang dengan waktu yang telah dipersiapkan

sebelumnya, sehingga mendapatkan hasil yang sesuai dengan penelitian tersebut.

Populasi dan sampel penelitian merupakan siswa dan siswi Kelas VII SMP

Negeri Ciawi Bogor.

C. Instrumen penelitian

Menurut arikunto (2002:134) menjelaskan bahwa “instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah.”

Instrumen penelitian ini adalah tes, karena tes merupakan instrumen yang

lazim dilakukan dalam sebuah penelitian eksperimen. Tujuannya untuk

mengetahui sejauh mana kemampuan awal yang diberikan kepada siswa serta

perkembangan dan kemajuannya hasil belajar siswa itu sendiri. Penilaian dari

hasil sebuah tes yaitu didapat dari siswa yang diberikan tes selama proses

tindakan penelitian berlangsung. Dengan teknik penilaian dapat dihasilkan data

secara kuantitatif mengenai perkembangan hasil belajar siswa setelah tindakan

dilakukan.

Sebuah data yang didapatkan digunakan untuk mengetahui keefektifan

pendekatan, model, metode, atau gaya mengajar yang digunakan dalam penelitian

tersebut. Kriteria penilaian tes guling belakang ini merujuk pada skala penilaian

(23)

34

Syuhud Ilyasa Ingram, 2013

Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1

Skala Penilaian

Rating Scale

Score Characteristics

5 Performed with completed assurance and control. Exellent technique

and form. Fluid movement.

4 Very good. Minor errors of form and position. Ndeviation from text.

Good control.

3 Good. Essential features demonstrated performance looked safe,even

though minor error of form were present.

2 Uncontrolled. Poor form and technique. Deviations from the

requirements of the written text.

1 Not recognisable due to poor execution or omissions. Unsafe.

Keterangan:

Skor 5 : Pelaksanaan sempurna dan terkontrol. Teknik dan bentuk

sempurna. Gerakan lancar

Skor 4 : Sangat baik. Kesalahan bentuk dan posisi yang kecil. Tidak ada

pelanggaran dari ketentuan.

Skor 3 : Baik, hal-hal yang pokok tertampilkan. Peragaan terlihat aman,

sekalipun terlihat kesalahan-kesalahan bentuk yang kecil.

Skor 2 : Tidak terkontrol. Bentuk dan teknik jelek banyak kesalahan dari

Ketentuan yang tertulis.

Skor 1 : Tak dapat dikenali karena pelaksanaan salah atau hilang. Tidak

(24)

35

Syuhud Ilyasa Ingram, 2013

Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Adapun format tes untuk keterampilan guling belakang adalah sebagai

berikut:

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang sesuai, maka perlu adanya teknik

pengumpulan data yang tertata dengan baik, agar data yang didapat mudah diolah

dan menghasilkan data yang tepat dan sesuai dengan penelitian. Hal ini sesuai

dengan apa yang diungkapkan oleh Sugiyono (2009: 308) yaitu :

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Adapun beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam

menghasilkan suatu data untuk membantu penelitian yaitu:

1. Tes

Pengertian tes secara umum adalah alat pengumpul data dan sebagai dasar

penilaian dalam proses pendidikan, bisa berbentuk tugas tertulis maupun tugas

(25)

36

Syuhud Ilyasa Ingram, 2013

Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

adalah alat atau instrumen yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang

seseorang atau obyek. Melalui suatu tes kita dapat memperoleh informasi yang

tepat mengenai keadaan siswa, apabila siswa berada pada kemampuan rendah,

sedang atau tinggi. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Arikunto (193:2010) yaitu : “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok”.

Tes adalah alat yang digunakan untuk mengukur beberapa performa siswa

yang diteliti yang bertujuan untuk mengumpulkan data. Sebuah tes haruslah valid,

yang berarti mengukur apa yang seharusnya diukur dan haruslah terpercaya, yang

berarti dapat diulang berkali-kali. Data yang didapatkan kemudian dikumpulkan

dan di olah untuk mengetahui hasil dari penelitian yang dilakukan. Tes juga

menghasilkan, menempatkan, dan memberikan nilai, makna atau kelayakan pada

data yang dihasilkan dari hasil tes penelitian tersebut.

2. Dokumentasi

Secara umum dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya

barang-barang tertulis. Didalam penelitian, dokumentasi digunakan untuk

memperoleh informasi berupa data-data seperti berupa tulisan, tempat, dan juga

orang. Tujuannya yaitu sebagai pembuktian penelitian ketika berada dilapangan,

sehingga penelitian akan lebih kredibel atau dapat dipercaya. Menurut Sugiyono

(2009:329) “Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen

biasa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari sesorang”.

Dalam melakukan penelitian ini, teknik pengumpulan data yang akan digunakan

guna memperlancar penelitian, yaitu :

a. Lembar keterampilan dasar guling belakang, yaitu merupakan lembar berupa

gambar keterampilan dasar dari guling belakang sebagai panduan untuk siswa

dalam melakukan keterampilan dasar tersebut.

b. Catatan dilapangan, catatan yang berguna bagi peneliti difungsikan untuk

(26)

37

Syuhud Ilyasa Ingram, 2013

Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

c. Alat evaluasi berguna untuk peneliti guna mengukur dan memperoleh

gambaran tentang sejauh mana kemampuan ketika dalam pembelajaran. Alat

evaluasi berupa tes praktek untuk siswa yaitu memberikan berbagai macam

tugas gerak yang harus dilakukan yang berkaitan dengan pembelajaran guling

belakang pada senam lantai. Dari hasil evaluasi tersebut peneliti memperoleh

tentang kemampuan taraf siswa dan tingkat keberhasilan terhadap materi

pembelajaran yang diberikan.

d. Kamera video dan foto, digunakan untuk peneliti untuk merekam seluruh

kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Alat ini juga sangat berguna untuk

peneliti guna mendeskripsikan, menganalisa, dan membuat refleksi dari setiap

tindakan dalam pembelajaran.

3. Rancangan penelitian/Desain penelitian

Rancangan atau desain penelitian dalam arti sempit dimaknai sebagai

suatu proses pengumpulan dan analisis data penelitian. Dalam arti luas rancangan

penelitian meliputi proses perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Pada dasarnya

rancangan penelitian menjelaskan setiap prosedur penelitian mulai dari tujuan

penelitian sampai dengan analisis data. Rancangan penelitian dibuat dengan

tujuan agar pelaksanaan penelitian dapat dijalankan dengan baik , benar dan

lancar.

Dengan rancangan penelitian maka peniliti mempunyai arah dan petunjuk

yang tepat dalam penelitian sehingga kegiatan penelitian menjadi terpusat kepada

objek yang benar. Rancangan penelitian memberikan gambaran tentang apa yang

harus dilakukan dan kesulitan – kesulitan yang akan dihadapi saat penilitian.

Dengan rancangan penilitian, seorang peneliti mempunyai sikap dan keputusan

(27)

38

Syuhud Ilyasa Ingram, 2013

Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Rancangan/Desain penelitian yang digunakan yaitu “Pre test dan Post test comparative control, dalam desain ini dua kelompok yang dipilih secara random,

masing-masing kelompok diberikan suatu perlakuan yang disebut kelompok

eksperimen, dan kemudian membandingkan untuk mendapatkan hasil. Dalam

penelitian ini pengaruh treatment/perlakuan dengan uji beda atau uji-t.

Digambarkan sebagai berikut :

A O1 X1 O2

B O3 X2 O4

Gambar 3.1

Bagan Desain Penelitian (Arikunto, 2006:86)

Keterangan :

O1 :Tes Awal Kelompok (Gaya Mengajar Resiprokal)

O2 : Tes Akhir Kelompok (Gaya Mengajar Resiprokal)

O3 :Tes Awal Kelompok (Gaya Mengajar Komando)

O4 :Tes Akhir Kelompok (Gaya Mengajar Komando)

A : Gaya Mengajar Kelompok Resiprokal

B : Gaya Mengajar Kelompok Komando

X1 : Gaya Mengajar Resiprokal

X2 : Gaya Mengajar Komando

Adapun prosedur dari rancangan penelitian diatas adalah sebagai berikut:

a. Menentukan sampel dari populasi.

b. Melakukan tes awal pada masing-masing kelompok

c. Memberikan perlakuan dengan gaya mengajar resiprokal dan gaya mengajar

komando.

d. Melakukan tes akhir (post-test) setelah diberi perlakukan dan kemudian

(28)

39

Syuhud Ilyasa Ingram, 2013

Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

e. Menghitung perbedaan antara hasil kelompok pertama (gaya mengajar

resiprokal) dan kelompok kedua (gaya mengajar komando) setelah diberi

perlakuan.

f. Langkah terakhir memakai pengujian hipotesis unuk menentukan apakah

perbedaan itu cukup berarti menerima hipotesis yang di ajukan dalam

penelitian atau sebaliknya.

Sesuai dengan Rancangan/Desain penelitian di atas maka penulis menggambarkan

rancangan penelitian tersebut sebagai berikut:

Gambar 3.2

Bagan Prosedur Penelitian

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Dalam memecahkan masalah dalam suatu penelitian maka diperlukan

sumber data yang nyata, dan sumber data tersebut adalah populasi dan sampel

penelitian. Populasi merupakan keseluruhan dari sebuah objek penelitian. Menurut Sugiyono (2009: 117) mengartikan: “Populasi adalah wilayah

POPULASI

SAMPEL

TES AWAL

Kelompok A Kelompok B

Gaya Mengajar Resiprokal Gaya Mengajar Komando

TES AKHIR

Pengolahan Data

(29)

40

Syuhud Ilyasa Ingram, 2013

Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan pernyataan mengenai populasi diatas, peneliti dapat

mengambil kesimpulan bahwa populasi merupakan keseluruhan dari subjek

penelitian, biasanya berupa manusia, benda mati, peristiwa-peristiwa, dll. Yang

akan dijadikan populasi dari penelitian ini adalah siswa-siswa kelas VII di SMP

Negeri 1 Ciawi Bogor. Adapun jumlah populasi siswa kelas VII SMP Negeri 1

Ciawi Bogor dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.3 Jumlah populasi

Kelas VII A Kelas VII B Kelas VII C Kelas VII D Total

35 siswa 37 siswa 36 siswa 36 siswa 144 siswa

2. Sampel

Pengertian sampel Menurut Arikunto (2010:174) yaitu “Sampel adalah

sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Karena jumlah populasi banyak sesuai

dengan tabel diatas, maka peneliti tidak akan mungkin menjangkau atau

mempelajari semua yang ada pada populasi, hal ini dilihat dari pertimbangan

peneliti dari segi waktu yang terbatas, dana, dan tenaga. Untuk itu peneliti

menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Adapun sebagai berikut

teknik/cara pengambilan sampel untuk menentukan kelompok sampel yang akan

diteliti, sabagai berikut:

a. Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti yaitu teknik

Random Sampling. Teknik pengambilan sampel ini dilakukan secara acak dan

terpilih (selected random).

Menurut Sugiyono menjelaskan (2008:120) tentang random sampling

(30)

41

Syuhud Ilyasa Ingram, 2013

Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

b. Langkah-langkah pengambilan sampel dan Menentukan jumlah sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan melihat jumlah populasi yang ada

pada setiap kelas, jumlah populasi adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Ciawi

Bogor yang telah digambarkan pada table diatas. Cara menentukan jumlah sampel

pada setiap kelas yaitu dengan cara menghitung jumlah siswa yang memiliki

nomor absen kelipatan angka 3, yaitu dari mulai absen nomor 3,6,9, dan

seterusnya pada setiap kelas, dari cara tersebut kemudian menghasilkan suatu data

sebagai berikut :

Tabel 3.4

Jumlah Sampel Penelitian

Kelas VII A Kelas VII B Kelas VII C Kelas VII D Total

11 12 12 11 46

c. Menentukan kelompok sampel

Cara menentukan sampel yang akan dijadikan kelompok sampel dalam

penelitian gaya mengajar resiprokal dan gaya mengajar komando, dilakukan

dengan cara keseluruhan sampel berbaris secara acak yang kemudian akan dibagi

menjadi dua kelompok sama banyak dengan menggunakan teknik Random

Assigment, penempatan secara acak (Random assignment or Random placement)

adalah teknik yang digunakan dalam penelitian eksperimen untuk menetapkan

subjek yang berbeda atau tanpa suatu perlakuan, seperti tabel yang ada dibawah

ini:

Tabel 3.5

Sampel penelitian kelompok Gaya Mengajar Resiprokal dan kelompok

Gaya Mengajar Komando

Kelompok Resiprokal Kelompok Komando

(31)

42

Syuhud Ilyasa Ingram, 2013

Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu F. Prosedur Pengolahan Data

Data yang telah diperoleh dari hasil pengetesan dan pengukuran baik dari

tes awal maupun tes akhir, kemudian diolah secermat mungkin dengan

menggunakan statistik yang sesuai, agar dapat menguji hipotesis dan memberikan

kesimpulan yang tepat.

Adapun langkah-langkah yang ditemput dalam pengolahan ini adalah :

1. Menghitung nilai rata-rata

= ∑

= nilai rata-rata yang dicari

∑ = jumlah skor yang didapat

n = banyak sampel

2. Menghitung simpangan baku

√∑

Arti tanda-tanda tersebut adalah :

S = Standar deviasai yang dicari ∑ = Jumlah dari

= Nilai skor sampel

= Nilai rata-rata

(32)

43

Syuhud Ilyasa Ingram, 2013

Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 3. Uji normalitas

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah data dari hasil pengukuran

tersebut normal atau tidak. Uji yang digunakan adalah uji normalitas liliefors.

Rumus yang digunakan sebagai berikut :

a. Pengamatan , , …….., dijadikan bilangan baku , , ……..,

dengan rumus :

Dengan X = Rata-rata sample

S = Simpangan baku sample

= Nilai skor sample

b. Untuk setiap bilangan menggunakan data distribusi normal baku, kemudian

hitung peluang.

F(Zi) = P = (Z≤Zi)

c. Selanjutnya dihitung proporsi , , …………., yang lebih kecil atau sama

dengan Zi. Jika proporsi dinyatakan lah S (Zi), maka :

S(Zi) =

d. Hitung selisih F (Zi) F (Si) kemudian tentukan harga mutlaknya.

Ambilah harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut.

Sebutlah harga terbersar ini Lo dengan nilai kritis L yang diambil dari table

taraf nyata yang dipilih.

1) Hipotesis ditolak apabila Lo > L tabel

Adalah populasi berdistribusi tidak normal

2) Hipotesis diterima apabila Lo < L table

Kesimpulan adalah populasi berdistribusi normal

4. Uji homogenitas

Bertujuan untuk mengetahui apakah ketiga variable tersebut mempunyai

kemampuan awal dan akhir yang sama atau tidak. Rumus yang digunakan adalah

(33)

44

Syuhud Ilyasa Ingram, 2013

Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Keterangan F = homogenitas yang dicari.

Dengan criteria, tolak Ho jika F ⁄ α (VI, V2) didapat dari daftar distribusi F

dengan peluang ⁄ α dan dk (VI, V2) masing-masing kedua kelompok tersebut

apabila F hitung < F tabel

5. Uji masing-masing pembelajaran.

Uji perkembangan hasil pembelajaran masing-masing kelompok gaya

mengajar resiprokal dan komando. yaitu menggunakan rumus dari sudjana

(1992:239) dengan rumus:

= nilai rata-rata satu = nilai rata-rata dua S = simpangan baku

n1 = banyak sampel satu

n2 = banyak sampel dua

Kriteria : tolak hipotesis (Ho) jika : t ≥ t tabel (1 –α), dengan dk = n1 + n2-2 dalam hal lain hipotesis (Ho) d diiterima.

6. Uji Signifikansi dengan menggunakan uji kesamaan dua rata-rata, uji satu

pihak

Uji signifikansi ini yaitu untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang

nyata hasil pembelajaran antara kelompok gaya mengajar resiprokal dan

komando. yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Kriteria: tolak hipotesis Ho jika

(34)

45

Syuhud Ilyasa Ingram, 2013

Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu dan terima Ho jika sebaliknya.

Dengan: W = nilai dari S ²/

w = nilai dari S ²/

t = nilai dari t (1-½⍺), ( -1)

t = nilai dari t (1-½⍺), ( -1)

Sedangkan jika dalam perhitungan uji normalitas data yang di dapat tidak

sesuai dengan ketentuan uji di atas yang bersifat normal, maka dilakukan

perhitungan dengan statistik non parametrik yaitu dengan menggunakan uji

wilcoxon.

1. Uji Wilcoxon

Uji wilcoxon ini untuk mengetahui uji masing-masing perkembangan

kelompok gaya mengajar resiprokal dan komando, dengan ketentuan jika J dari

hasil perhitungan lebih besar atau sama dengan J daftar berdasarkan taraf nyata ⍺

= 0,01 atau taraf nyata ⍺ = 0,05 yang telah dipilih sebelumnya, maka tolak Ho jika

J dari perhitungan lebih kecil atau sama dengan JTabel dan hal lainnya Hi diterima.

Uji wilcoxon ini dilakukan dengan cara:

a. Beri nomor urut untuk setiap harga mutlak selisih (Xi-Yi). Harga mutlak yang

terkecil diberi nomor urut atau peringkat 1, harga mutlak selisih berikutnya

diberi nomor urut 2, dan akhrinya harga mutlak terbesar diberi nomor urut n.

Jika terdapat selisih yang harga mutlaknya sama besar, untuk nomor urut

diambil rata-ratanya.

b. Untuk tiap nomor urut berikan pula tanda yang didapat dari selisih (X-Y).

c. Hitunglah jumlah nomor urut yang bertanda positif dan juga jumlah nomor urut

yang bertanda negatif.

d. Untuk jumlah nomor urut yang didapat di c), ambilah angka harga mutlaknya

paling kecil, sebutlah jumlah ini sama dengan J. Jumlah J inilah yang dipakai

(35)

46

Syuhud Ilyasa Ingram, 2013

Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 2. Uji Mann- Whitney U-test

Uji U-test i ini digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang

nyata hasil pembelajaran antara kelompok gaya mengajar resiprokal dan

komando. yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

1. U1 = n1n2 + dan

2. U2 = n1n2 +

Keterangan:

n1 = Jumlah sampel 1

n2 = Jumlah sampel 2

U1 = Jumlah peringkat 1

U2 = Jumlah peringkat 2

R1 = Jumlah rangking pada sampel n1

(36)

57

Syuhud Ilyasa Ingram, 2013

Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penghitungan, pengolahan dan analisis data, maka hasil

kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Gaya mengajar resiprokal memberikan pengaruh terhadap penguasaan

keterampilan dasar senam lantai guling belakang.

2. Gaya mengajar komando memberikan pengaruh terhadap penguasaan

keterampilan dasar senam lantai guling belakang.

3. Gaya mengajar komando memberikan hasil yang lebih baik dan lebih

signifikan dibandingkan dengan gaya mengajar resiprokal terhadap penguasaan

keterampilan dasar senam lantai guling belakang.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis mengajukan saran-saran sebagai

berikut:

1. Dalam suatu pembelajaran penjas terutama penguasaan keterampilan dasar

suatu keterampilan sebaiknya di ajarkan dengan gaya mengajar komando

karena didalam proses pembelajaran penjas tingkat keselamatan dan

kenyamanan perlu diutamakan, dan gurulah yang berperan penting didalam

pembelajaran tersebut.

2. Guru pendidikan jasmani harus mengetahui berbagai macam gaya mengajar,

karena dalam menyampaikan suatu bahan materi ajar harus disesuaikan

dengan gaya mengajaranya agar tujuan dari bahan materi yang di ajarkan

dapat tercapai.

3. Sebaiknya dalam pembelajaran keterampilan senam lantai yaitu guru sebagai

pengajar menggunakan gaya mengajar komando, karena dari hasil penelitian

penguasaan keterampilan dasar senam lantai terutama guling belakang

memberikan hasil yang lebih baik dan lebih signifikan di bandingkan

(37)

Syuhud Ilyasa Ingram, 2013

Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (1992). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi II. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi 2010. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1983). Asas-asas Pendidikan Olahraga: Hubungan Pendidikan Olahraga, Pendidikan Kesehatan, dan Rekreasi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Universitas Terbuka.

Dimiati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Drs. B. Suryosubroto. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.

Lutan Rusli. (2001). Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Jakarta: P2LPTK Depdikbud RI

Mahendra, A. (2007) Senam Artistik Teori dan Metode Pembelajaran Senam Untuk Mahasiswa FPOK-UPI.

Mahendra, Agus. (2000). Senam. Bandung : Depdikbud.

Mahendra, Agus. (2001). Pembelajaran Senam. Jakarta : direktorat Jenderal Olahraga, Depdiknas

Mahendra, Agus. (2008). Senam Artistik. Universitas Pendidikan Indonesia

Moh. Yamin . (2009). Menggugat Pendidikan Indonesia. Jakarta : AR-RUZZ Media.

Prof. Dr. S Nasution. (2000). M.a. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Rusli Lutan. (2001). Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan Jasmani Kesehatan. Bandung: DEPDIKBUD

Schembri, Gene (1983). Gym Skills. Dingley Vic: The Australian Gymnastics Federation Inc.

(38)

59

Syuhud Ilyasa Ingram, 2013

Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta

Supandi, Dkk. (1986). Pengelolaan Interaksi Belajar Mengajar Intrakulikuler, Kokulikuler dan Ekstrakulikuler. Jakarta : Karunika.

Taufik. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Inti Prima

Trianto, (2009). Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Yudiana, Yunyun, dkk. (2010). Belajar dan Pembelajaran Penjas. Universitas Pendidikan Indonesia

Mosston, Muska. (1993). Taching Physical Education Fourth Edition.

http://anggaraaditya.wordpress.com/2009/12/21/metodegaya-mengajar/

http://ubay-thereds.blogspot.com/2011/04/gaya-mengajar-penjas.html

Gambar

Gambar 2.2 PosisiGerakan Roll Belakang ........................................................29
Tabel 3.1 Skala Penilaian
Tabel 3.2 Lembar Tes Guling Belakang
Gambar 3.1   Bagan  Desain  Penelitian (Arikunto, 2006:86)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah melakukan pengukuran kerja menggunakan metode stopwatch untuk menentukan waktu standar dari perawatan AC.. Hasil yang dicapai digunakan

Sehubungan dengan hasil evaluasi penawaran saudara, perihal penawaran Pekerjaan Peningkatan Jalan Desa Lapri Sebatik , dimana perusahaan saudara termasuk

[r]

Bersama ini disampaikan Keputusan Menteri Negara Agraria /Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 1997 tentang Perubahan Hak Milik menjadi Hak Guna Bangunan atau

Pengajaran Berbasis Masalah Sebagai Salah Satu Strategi Pengajaran yang berasosiasi dengan Pembelajaran Kontekstual .... Karakteristik Pembelajaran di

anak korban bencana menurut Konvensi Hak-Hak Anak dan

Pengertian asas kepentingan yang terbaik bagi anak adalah, bahwa dalam suatu. tindakan yang menyangkut anak yang dilakukan oleh

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu peneliti ingin melihat gambaran apa adanya tentang suasana proses belajar mengajar yang