Syuhud Ilyasa Ingram, 2013
Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
PENGARUH GAYA MENGAJAR RESIPROKAL DAN KOMANDO TERHADAP
KETERAMPILANGULING BELAKANG PADA PEMBELAJARAN SENAM LANTAI
SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 CIAWI BOGOR
S K R I P S I
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Oleh:
SYUHUD ILYASA INGRAM
0801444
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Syuhud Ilyasa Ingram, 2013
Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Hak Cipta
PENGARUH GAYA MENGAJAR RESIPROKAL DAN KOMANDO TERHADAP
KETERAMPILAN ROLL BELAKANG PADA PEMBELAJARAN SENAM LANTAI
SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 CIAWI BOGOR
Oleh:
Syuhud Ilyasa Ingram
0801444
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada
Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan
© Syuhud Ilyasa Ingram 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Syuhud Ilyasa Ingram, 2013
Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN
SYUHUD ILYASA INGRAM
0801444
PENGARUH GAYA MENGAJAR RESIPROKAL DAN KOMANDO TERHADAP
KETERAMPILAN GULING BELAKANG PADA PEMBELAJARAN SENAM LANTAI
SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 CIAWI BOGOR
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING :
Pembimbing I
Drs. Hendi Suhendi P NIP. 195803021985111002
Pembimbing II
Arif Wahyudi, S. Pd. NIP. 197405202001121001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Syuhud Ilyasa Ingram, 2013
Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor
Syuhud Ilyasa Ingram, 2013
Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
SyuhudIlyasa Ingram (2013). Judul: Pengaruh Gaya
MengajarResiprokaldanKomandoTerhadapKeterampilanGulingBelakangPada PembelajaranSenamLantaiSiswaKelas VII Di SmpNegeri 1 Ciawi Bogor. Skripsi Program Studi Pendidkan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR). Jurusan Pendidikan Olahraga. FPOK – UPI. Pembimbing I: Drs. HendiSuhendi P. Pembimbing II: ArifWahyudi S. Pd.
Gaya mengajardariseorang guru adalahcara yang
dipergunakandalammengadakanhubunganatauinteraksidengansiswapadasaatberlangsu ngnya proses belajarmengajar. Penerapangayamengajar yang tepatdanbaikakandapatmembuattujuandaripembelajaransiswadengan guru
akantercapaididalam proses belajarmengajar.
Penelitianiniadalahuntukmengetahuibagaimanapengaruhdariduagayamengajar yang akanditerapkankepadasiswa, yaitugayamengajarresiprokaldangayamengajarkomando. Gaya mengajarmanakah yang memilikipengaruh yang lebihbesarterhadapsiswa.
Metodepenelitian yang digunakandalampenelitianiniadalaheksperimen, rancanganpenelitian yang akandigunakanyaitu “pre testdanpost test comparative
control”. Sampelpenelitianadalahsiswakelas VII di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor yang berjumlah 46 orang yang dipilihsecara random.Instrument penelitianmerujukpadaskalapenilaian yang dikemukakanolehschembri (1989:16) denganskorpenilaiandari 1-5.Hipotesispenelitianmenggunakanujikesamaandua
rata-rata satupihak
Syuhud Ilyasa Ingram, 2013
Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
Syuhud Ilyasa Ingram (2013). Title: The Influence of Reciprocal and
Commando Teaching Style to the Back Roll Skill
in Learning Floor Gymnastics to First Grade Student in Junior High School 1 of Ciawi Bogor. Final Paper of Physical and Health Education and Recreation in Faculty of Sport and Health – Indonesia University of Education. Supervisor I: Drs. Hendi Suhendi P. Supervisor II: Arif Wahyudi S.Pd.
Teaching style from a teacher is a way that used in making connection or interaction with students within the teaching learning process. The good and correct application of teaching style can make the goal of the teaching process achieved. This research conducted to find out how is the influence of two teaching style that will applied to the students, there are reciprocal teaching style and commando teaching style. Which is teaching style that has bigger influence for the students?
Research method that used in this research is experiment and the research plan
Syuhud Ilyasa Ingram, 2013
Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vii
B.Peranan Guru Dalam Proses Mengajar ... 11
C.Gaya Mengajar ... 13
D. Gaya MengajarResiprokal ... 15
1. Sasaran Gaya MengajarResiprokal ... 16
2. Penerapan Gaya MengajarResiprokal ... 16
3. Hal-hal Yang DilakukanSeorang Guru Setelah Pembelajaran ... 16
4. Keuntungan Gaya MengajarResiprokal ... 17
5. Kelemahan Gaya MengajarResiprokal ... 18
E. Gaya MengajarKomando ... 19
1. Sasaran Gaya MengajarKomando ... 20
2. Penerapan Gaya MengajarKomando... 20
Syuhud Ilyasa Ingram, 2013
Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
4. Kelemahan Gaya MengajarKomando ... 22
F. Senam ... 22
1. PengertianSenam ... 22
2. SejarahSenam Di Indonesia ... 26
3. SenamLantai ... 27
4. KeterampilanSenam Roll Belakang ... 29
G. Hipotesis ... 30
BAB III METODE PENELITIAN ... 32
A.MetodePenelitian ... 32
B. LokasidanSubjekPopulasi Dan SampelPenelitian ... 33
C.InstrumenPenelitian ... 33
D.TeknikPengumpulan Data ... 35
1. Tes ... 35
2. Dokumentasi ... 36
3. RancanganPenelitian/DesainPenelitian ... 37
E. PopulasidanSampel ... 39
1. Populasi ... 39
2. Sampel ... 40
F. ProsedurPengolahan Data ... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47
A.HasilPengolahan Data ... 47
B. UjiHipotesis ... 49
C.DiskusiPenemuan ... 52
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 57
A.Kesimpulan ... 57
B.Saran ... 57
DAFTAR PUSTAKA ... 58
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 59
Syuhud Ilyasa Ingram, 2013
Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 PengelompokanSenamLantai ...28
Tabel 3.1 SkalaPenilaian ...34
Table 3.2LembarTesGulingBelakang ...35
Table 3.3JumlahPopulasi ...40
Table 3.4JumlahSampelPenelitian ...41
Table 3.5SampelPenelitianKelompok Gaya MengajarResiprokaldanKelompok Gaya MengajarKomando ... 41
Table 4.1HasilPerhitungan Rata-rata danSimpangan Baku KeduaKelompokpenelitian ...47
Table 4.2HasilPengujianUjiNormalitasTesAwalKeduaKelompok 48 Table 4.3HasilPengujianUjiNormalitasTesAkhirKeduaKelompok ...49
Table 4.4PerhitunganUji Wilcoxon PadaKelompok Gaya MengajarResiprokal ...50
Table 4.5PerhitunganUji Wilcoxon PadaKelompok Gaya MengajarResiprokal ...51
Syuhud Ilyasa Ingram, 2013
Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Unsur-unsurSenam ...24
Gambar 2.2 PosisiGerakan Roll Belakang ...29
Gambar 3.1 BaganDesain (Arikunto, 2006:86) ...38
Gambar 3.2 BaganProsedurPenelitian ...39
Syuhud Ilyasa Ingram, 2013
Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 SuratPengesahanjudul
Lampiran 2 RPP senamlantaigulingbelakangResiprokaldanKomando
Lampiran 3 Pengolahan data danAnalisis
Lampiran 4 Tabel-tabelPenelitian
Lampiran 5 Foto-fotopenelitian
Lampiran 6 GerakDasarGulingBelakang
Lampiran 7Suratpengesahanskripsi
Lampiran 8Suratizinpenelitian
Lampiran 9 Surattandapenelitian
Syuhud Ilyasa Ingram, 2013
Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pada dasarnya Pendidikan adalah suatu proses pendewasaan baik individu
maupun kelompok yang didapat secara formal maupun informal, yang bertujuan
kearah yang lebih baik. Menurut Moh. Yamin (2009:16) “Pendidikan adalah
media mencerdaskan kehidupan bangsa dan membawa bangsa ini pada era
Aufklarung (Pencerahan)”.
Sedangkan menurut Trianto (2009:1) mengemukakan “Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan”. Oleh sebab itu, perubahan dan perkembangan adalah hal yang harus sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Yang berarti perbaikan
pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi di
masa yang akan datang. Pendidikan juga bertujuan untuk membangun tatanan
bangsa yang berbalut dengan nilai-nilai kepintaran, kepekaan, dan kepedulian
terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan merupakan tombak kuat
untuk mengentaskan kemiskinan pengetahuan, menyelesaikan persoalan
kebodohan, dan menuntaskan segala permasalahan bangsa yang selama ini terjadi.
Peran pendidikan jelas merupakan hal yang signifikan dan sentral karena
pendidikan memberikan pembukaan dan perluasan pengetahuan sehingga bangsa
ini betul-betul melihat terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan
2
Syuhud Ilyasa Ingram, 2013
Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
berbudaya. Pendidikan dilahirkan untuk memperbaiki segala kebobrokan yang
menggumpal disegala sendi kehidupan bangsa ini.
Dari segi sosial Menurut Wijaya (2009:2) , “pendidikan adalah proses
awal usaha untuk menumbuhkan kesadaran sosial pada setiap manusia sebagai
pelaku sejarah”. Untuk itu Kesadaran sosial hanya akan bisa tercapai apabila
seseorang telah berhasil membaca realitas perantaraan dunia disekitar mereka.
Sebagai usaha untuk menambahkan kesadaran sosial, maka perlu adanya
perangkat analisis yang bersumber dari kebebasan berpikir dari masing-masing
individu, yang pada akhirnya memberikan daya nalar yang kritis terhadap
perkembangan sosial yang ada.
Sedangkan pada Pendidikan jasmani proses pembelajaran bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik yang bertujuan
untuk mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya untuk
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat,
meningkatkan kemampuan fisik dan pengembangan psikis, meningkatkan
kemampuan dan keterampilan dasar, mengembangkan sikap sportif, jujur, displin,
bertanggung jawab, kerja sama, percaya diri, terampil, serta memiliki sikap yang
positif. Pengertian Pendidikan Jasmani menurut Menteri Negara dan Olahraga RI
yang dikutip Harsono (1992:4) sebagai berikut :
Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan perkembangan watak.
Melalui aktivitas jasmani dipaparkan sebagai kegiatan pelaku gerak untuk
meningkatkan keterampilan motorik dan nilai-nilai fungsional yang mencakup
aspek kognitif, afektif, dan sosial. Pendidikan jasmani telah menjadi bagian dari
proses dari pendidikan secara keseluruhan dengan maksud untuk mengubah
prilaku peserta didik. Pengertian pendidikan jasmani yang dikemukakan oleh
3
Syuhud Ilyasa Ingram, 2013
Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
pendidikan yang melibatkan interaksi antara peserta didik dengan lingkungan”.
Adapun menurut Supandi (1990:29) mengemukakan bahwa, “Pendidikan Jasmani
adalah suatu aktivitas yang menggunakan fisik atau tubuh sebagai alat untuk
mencapai tujuan melalui aktivitas-aktivitas jasmani”.
Sedangkan menurut Cholik dan Lutan (1996:13) menyatakan sebagai berikut, “Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang melibatkan interaksi antara peserta didik dengan lingkungan. Proses pendidikannya dikelola melalui
aktifitas jasmani secara sistematik menuju pembentukan manusia seutuhnya”.
Karena dengan aktifitas jasmani diupayakan dapat meningkatkan
keterampilan motorik dan nilai-nilai fungsional yang mencakup kognitif, afektif
dan sosial. Jadi didalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru diharapkan
mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar dan strategi permainan dan
olahraga yang dapat meningkatkan keterampilan kognitif, afektif, psikomotor,
serta nilai-nilai sosial terhadap siswanya. Dalam pelaksanaannya pembelajaran
pendidikan jasmani bukan saja melalui pengajaran konvensional di dalam kelas
yang bersifat kajian teoritis, akan tetapi harus melibatkan unsur fisik, mental,
intelektual, emosi dan sosial. Sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai
tujuan dalam pengajaran.
Untuk itu guru sebagai pendidik tentunya harus memiliki kemampuan
memahami bagaimana peserta didik belajar dan kemampuan mengorganisasikan
proses pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan dan bentuk
watak peserta didiknya. Seorang guru harus memiliki kemampuan mengajar,
selain ilmu yang harus dipelajari dalam menambah kemampuan mengajar, ada
juga kemampuan yang harus dimiliki seorang guru yaitu kemampuan mengatasi
pemasalahan anak didiknya yang memiliki berbagai karakter, serta keinginan
yang berbeda-beda agar menghasilkan hasil belajar yang maksimal.
Hasil belajar hanya dapat di peroleh pada akhir proses pembelajaran
dimana siswa sudah mempraktekan, menyerap serta memahami bahan ajar yang
sudah di ajarkan dalam proses pembelajaran. Menurut Dimyati dan Mudjiono
(2006:3), “Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan
4
Syuhud Ilyasa Ingram, 2013
Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
evaluasi hasil belajar sedangkan dari murid hasil belajar merupakan puncak dari
proses belajar. Akan tetapi pada kenyataan di lapangan masih banyak
masalah-masalah di dalam proses pembelajaran yang menyebabkan tidak maksimalnya
proses belajar mengajar sehingga hasil belajar siswapun menjadi kurang
maksimal, terutama didalam pendidikan jasmani.
Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan yang ada pada sekolah
menengah pertama, olahraga dan kesehatan memiliki tujuh standar kompetensi
yaitu : (1) Mempraktikan berbagai teknik dasar permainan dan olahraga serta
nilai-nilai yang terkandung didalamnya, (2) Mempraktikan latihan kebugaran
jasmani dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya, (3) Mempraktikan senam
dasar atau senam lantai dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya, (4)
Mempraktikan senam irama tanpa alat dan nilai-nilai yang terkandung
didalamnya, (5) Mempraktikan teknik dasar renang gaya dada dan penyelamatan
lingkungan sekolah dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya, dan (7)
Menerapkan budaya hidup sehat.
Keterampilan senam, terutama di senam lantai, umumnya ditandai oleh
gerakan-gerakan berjenis tumbling dan akrobatik. Tumbling mengandung arti
cepat dan meledak, sedangkan akrobatik bercirikan dengan gerakan yang banyak
memanfaatkan kelentukan dan membutuhkan unsur keseimbangan. Keterampilan
senam lantai bersifat fundamental bagi keterampilan pada alat lain. Keterampilan
itu mendasari kemampuan penguasaan tubuh dalam berbagai macam posisi, tanpa
kehilangan kendali atas tubuh itu sendiri.
Guling belakang merupakan pembelajaran senam lantai yang termasuk
pada gerakan tumbling yang bercirikan gerakan yang cepat dan meledak. Menurut
arahnya gerakan tumbling terbagi menjadi 3 bagian yaitu, (1) gerakan ke depan
yang meliputi guling depan, headspring, handspring, dan salto. (2) gerakan ke
belakang meliputi guling belakang, flick-flack/back handspring, dan salto. (3)
gerakan menyamping meliputi round-off, baling-baling, Arabian.
Keterampilan guling depan dan belakang merupakan keterampilan dasar
yang harus di kuasai oleh siswa sebelum melanjutkan ke keterampilan yang lebih
5
Syuhud Ilyasa Ingram, 2013
Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
kesulitan yang lebih tinggi di bandingkan dengan guling depan. Hal ini di
buktikan dari hasil pengamatan penulis ketika sedang observasi pada
pembelajaran senam lantai di SMPN 1 Ciawi Bogor, dari pengamatan tersebut
penulis menemukan masalah yang di hadapi oleh murid ketika melakukan
keterampilan guling belakang ternyata lebih sedikit yang melakukan di
bandingkan ketika melakukan keterampilan guling depan. Dari sekian banyak
murid dalam satu kelas ternyata yang berhasil melakukan hanya 30% dari 42
siswa itupun guru telah mencontohkan secara berulang-ulang kepada murid dari
mulai menjelaskan keterampilan guling belakang melalui penyampaian lisan,
melakukan contoh secara langsung di matras dan juga memberikan contoh melalui
media gambar, sisanya tidak dapat melakukan dengan berbagai alasan, ada yang
ketakutan, sakit saat melakukan, bahkan ada murid yang sama sekali tidak mau
melakukan terutama yang mempunyai berat badan yang berlebih, tentunya hal ini
merupakan sebuah pekerjaan rumah untuk guru pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan dan dapat dijadikan tantangan untuk meningkatkan keterampilan siswa
guna meningkatkan ketuntasan hasil belajar. Oleh karena itu peran guru penjas
sangatlah teramat penting dalam mengemas pembelajaran semenarik mungkin,
sebagai usaha penyampaian materi pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran, Gaya mengajar dari seorang
guru sangatlah penting dalam proses belajar mengajar, untuk menjadi solusi
dalam menangani permasalahan ini. Menurut Yudiana, Dkk., (2010:25): “Metode(Gaya mengajar) adalah prosedur atau operasi untuk mencapai suatu tujuan”. Oleh karena itu proses belajar dan mengajar memerlukan pemilihan dan penetapan gaya mengajar sebelum proses pembelajaran dilaksanakan. Untuk
memberikan gambaran mendasar dari suatu gaya mengajar untuk
dipertimbangkan, dipilih, dan ditetapkan. Berikut ini dikemukakan tentang
berbagai gaya mengajar dalam proses belajar dan mengajar, yaitu (1) Gaya
Mengajar Komando, (2) Gaya Mengajar Tugas, (3) Gaya Mengajar Resiprokal,
6
Syuhud Ilyasa Ingram, 2013
Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Gaya Mengajar Diskoversi Terbimbing (Guided Discovery Method), dan (6) Gaya
Mengajar Pemecahan Masalah (Problem Solving Method)
Dari berbagai gaya mengajar tersebut penulis memiliki keyakinan bahwa
penggunaan gaya mengajar Resiprokal dan komando yang dianggap paling cocok
dan efektif dalam memecahkan permasalahan ini.
Berdasarkan pemaparan teori yang telah di uraikan, maka penulis tertarik
untuk mengambil judul penelitian “Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal dan
Komando Terhadap Keterampilan Guling belakang Pada pembelajaran
Senam Lantai Siswa Kelas VII di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang
masalah, maka perumusan masalah yang akan ditelusuri dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh gaya mengajar resiprokal terhadap keterampilan guling
belakang dalam pembelajaran senam lantai?
2. Bagaimana pengaruh gaya mengajar komando terhadap keterampilan guling
belakang dalam pembelaran senam lantai?
3. Gaya mengajar manakah yang cenderung lebih baik antara gaya mengajar
resiprokal dan gaya mengajar komando terhadap keterampilan guling
belakang dalam pembelaran senam lantai?
C.
Tujuan PenelitianTentunya telah ditetapkan tujuan yang ingin di capai. Karena dengan
tujuan akan dapat memberikan arahan-arahan, prosedur serta tahapan-tahapan
yang harus di lakukan pada permasalahan.
Tujuan penelitian yang akan dicapai sehubungan dengan penelitian ini adalah:
1. Tujuan Umum
Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan oleh peneliti dalam
latar belakang, maka peneliti bertujuan untuk meningkatkan keterampilan senam
7
Syuhud Ilyasa Ingram, 2013
Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 2. Tujuan khusus
Melalui gaya mengajar Resiprokal dan Komando mana yang lebih baik
dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di Sekolah Menengah Pertama
(SMP) Negeri 1 Ciawi khususnya pembelajaran guling belakang pada senam
lantai dapat berjalan dengan baik. Sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan
oleh guru tercapai khususnya siswa dan siswi kelas VII.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian ini meliputi :
1. Peneliti. Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam
menanggulangi berbagai kesulitan-kesulitan bagi siswa pada pembelajaran
senam serta menjadi dasar acuan bagi peneliti dimasa mendatang.
2. Guru. Agar penelitian ini dapat dijadikan orientasi dalam penyempurnaan
pelaksanaan pengajaran pendidikan jasmani disekolah. Guru pendidikan
jasmani diharapkan dapat meningkatkan kualitasnya dalam mengembangkan
proses pembelajaran disekolah serta lebih kreatif dan inovatif dalam membuat
rencana pelaksanaan pembelajaran khususnya dalam pengembangan materi
pembelajaran senam, dapat menambah wawasan pengetahuan, dan
keterampilan guru dalam menyajikan pembelajaran yang sesuai dengan
perkembangan dan karakteristik siswa disekolah.
3. Lembaga. Sebagai bahan masukan bagi lembaga pendidikan FPOK UPI
khususnya pada program studi pendidikan jasmani, kesehatan dan rekreasi
mengenai upaya guru penjas dalam menanggulangi kesulitan belajar siswa
pada pembelajaran senam.
4. Pihak Lain. Penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi kepentingan
perkembangan dan kemajuan dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan
jasmani dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Serta Penelitian ini
diharapkan menjadi bahan pembanding di kalangan akademis dalam
8
Syuhud Ilyasa Ingram, 2013
Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu E. Batasan Penelitian
Untuk menghindari terjadinya variabel penelitian yang lebih luas, untuk itu
peneliti membatasi masalah pengaruh gaya mengajar resiprokal dan komando
terhadap keterampilan senam guling belakang. Adapun batasan tersebut, antara
lain :
1. Variabel bebas adalah variabel stimulus, prediktor, antecedent atau variabel
yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas merupakan variabel yang
faktornya diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan
hubungannya dengan suatu gejala yang diteliti. menurut Sugiyono (2009:61) “Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat)”.
2. Adapun variable terikat adalah variabel yang memberikan reaksi atau respon
jika dihubungkan dengan variabel bebas juga sering disebut variable output,
criteria, konsekuen. menurutSugiyono (2009 : 61) “Variabel Terikat adalah
merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”.
3. Populasi dan sampel yaitu siswa dan siswi Kelas VII SMP Negeri 1 Ciawi
Kabupaten Bogor.
F. Pengertian Istilah
Agar tidak terdapat kesalahpahaman dalam penafsiran didalam penelitian
ini, maka penulis perlu menjelaskan istilah-istilah penting yang terdapat didalam
judul penelitian. Adapun istilah-istilah yang terdapat didalam judul penelitian ini
adalah, sebagaiberikut :
1. Gaya mengajar Resiprokal. Menurut Yudiana, Dkk., (2010:25) adalah
pendekatan proses pembelajaran yang memberikan kebebasan pada siswa
untuk membuat keputusan sehubungan dengan pelaksanaan tugas, dengan
9
Syuhud Ilyasa Ingram, 2013
Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2. Gaya mengajar Komando. Menurut Yudiana, Dkk., (2010:25) adalah
pendekatan proses yang dalam pembelajarannya metode ini sepenuhnya
didominasi oleh guru. Guru yang membuat tentang bentuk, tempo, urutan,
intensitas, penilaian, dan tujuan proses belajar mengajar untuk setiap tahap
proses belajar mengajar.
3. Senam. Menurut Mahendra (2008:7) Senam merupakan aktivitas fisik yang
dapat membantu dan mengoptimalkan perkembangan anak.
4. Senam lantai Guling belakang (roll belakang). Menurut Mahendra (2008:220)
Guling belakang adalah gerakan dengan urutan gerak yang merupakan
kebalikan dari guling depan. Dimulai dari kontak kedua kaki, ke pantat, ke
pinggang, ke punggung, lalu ke bahu (tidak ke kepala), ke tangan yang
bertumpu, dan kembali ke kedua kaki.
5. Murid adalah objek belajar atau anak didik yang terlibat dalam proses belajar
mengajar di sekolah dalam rangka menuntut ilmu.
Syuhud Ilyasa Ingram, 2013
Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode adalah prosedur atau operasi untuk mencapai suatu tujuan. Secara
umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Setiap penelitian mempunyai tujuan dan
kegunaan, tujuan dari penelitian ini yaitu meneliti suatu masalah guna untuk dapat
menemukan, mengembangkan, dan membuktikan suatu pengetahuan tertentu
sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan
mengantisipasi, yang kemudian mengumpulkan data untuk memecahkan suatu
masalah melalui cara-cara yang disesuaikan dengan prosedur penelitian.
Metode penelitian menggambarkan rancangan penelitian yang meliputi
prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber
data, serta dengan cara apa data tersebut diperoleh dan
diolah/dianalisis. dalam prakteknya terdapat sejumlah metode yang biasa
digunakan untuk kepentingan penelitian.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode eksperimen,
karena sesuai dengan tujuan peneliti untuk membuktikan hipotesis yang telah
diajukan sebelumnya yaitu untuk melakukan suatu tes yang diberikan, bertujuan
untuk mengetahui pengaruh suatu perlakuan (treatment) tertentu. Sesuai dengan yang Sugiyono (2009: 106) kemukakan, yaitu : “metode penelitian eksperimen diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan suatu
pertimbangan dari peneliti atas dasar melihat dari sifat penelitian yaitu untuk
mencari pengaruh dari gaya mengajar resiprokal dan gaya mengajar komando
dalam meningkatkan keterampilan guling belakang dalam pembelajaran senam
33
Syuhud Ilyasa Ingram, 2013
Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
waktu ulangan latihan yang baik adalah dilakukan 5-6 per sesi latihan dan 2-4 kali
per minggu”.
B. Lokasi dan subjek populasi dan sampel penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor pada bulan April
sampai dengan bulan Mei 2013. Agar penelitian berjalan dengan lancar maka
diperlukan persiapan yang matang dengan waktu yang telah dipersiapkan
sebelumnya, sehingga mendapatkan hasil yang sesuai dengan penelitian tersebut.
Populasi dan sampel penelitian merupakan siswa dan siswi Kelas VII SMP
Negeri Ciawi Bogor.
C. Instrumen penelitian
Menurut arikunto (2002:134) menjelaskan bahwa “instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah.”
Instrumen penelitian ini adalah tes, karena tes merupakan instrumen yang
lazim dilakukan dalam sebuah penelitian eksperimen. Tujuannya untuk
mengetahui sejauh mana kemampuan awal yang diberikan kepada siswa serta
perkembangan dan kemajuannya hasil belajar siswa itu sendiri. Penilaian dari
hasil sebuah tes yaitu didapat dari siswa yang diberikan tes selama proses
tindakan penelitian berlangsung. Dengan teknik penilaian dapat dihasilkan data
secara kuantitatif mengenai perkembangan hasil belajar siswa setelah tindakan
dilakukan.
Sebuah data yang didapatkan digunakan untuk mengetahui keefektifan
pendekatan, model, metode, atau gaya mengajar yang digunakan dalam penelitian
tersebut. Kriteria penilaian tes guling belakang ini merujuk pada skala penilaian
34
Syuhud Ilyasa Ingram, 2013
Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1
Skala Penilaian
Rating Scale
Score Characteristics
5 Performed with completed assurance and control. Exellent technique
and form. Fluid movement.
4 Very good. Minor errors of form and position. Ndeviation from text.
Good control.
3 Good. Essential features demonstrated performance looked safe,even
though minor error of form were present.
2 Uncontrolled. Poor form and technique. Deviations from the
requirements of the written text.
1 Not recognisable due to poor execution or omissions. Unsafe.
Keterangan:
Skor 5 : Pelaksanaan sempurna dan terkontrol. Teknik dan bentuk
sempurna. Gerakan lancar
Skor 4 : Sangat baik. Kesalahan bentuk dan posisi yang kecil. Tidak ada
pelanggaran dari ketentuan.
Skor 3 : Baik, hal-hal yang pokok tertampilkan. Peragaan terlihat aman,
sekalipun terlihat kesalahan-kesalahan bentuk yang kecil.
Skor 2 : Tidak terkontrol. Bentuk dan teknik jelek banyak kesalahan dari
Ketentuan yang tertulis.
Skor 1 : Tak dapat dikenali karena pelaksanaan salah atau hilang. Tidak
35
Syuhud Ilyasa Ingram, 2013
Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Adapun format tes untuk keterampilan guling belakang adalah sebagai
berikut:
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang sesuai, maka perlu adanya teknik
pengumpulan data yang tertata dengan baik, agar data yang didapat mudah diolah
dan menghasilkan data yang tepat dan sesuai dengan penelitian. Hal ini sesuai
dengan apa yang diungkapkan oleh Sugiyono (2009: 308) yaitu :
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
Adapun beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam
menghasilkan suatu data untuk membantu penelitian yaitu:
1. Tes
Pengertian tes secara umum adalah alat pengumpul data dan sebagai dasar
penilaian dalam proses pendidikan, bisa berbentuk tugas tertulis maupun tugas
36
Syuhud Ilyasa Ingram, 2013
Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
adalah alat atau instrumen yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang
seseorang atau obyek. Melalui suatu tes kita dapat memperoleh informasi yang
tepat mengenai keadaan siswa, apabila siswa berada pada kemampuan rendah,
sedang atau tinggi. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Arikunto (193:2010) yaitu : “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok”.
Tes adalah alat yang digunakan untuk mengukur beberapa performa siswa
yang diteliti yang bertujuan untuk mengumpulkan data. Sebuah tes haruslah valid,
yang berarti mengukur apa yang seharusnya diukur dan haruslah terpercaya, yang
berarti dapat diulang berkali-kali. Data yang didapatkan kemudian dikumpulkan
dan di olah untuk mengetahui hasil dari penelitian yang dilakukan. Tes juga
menghasilkan, menempatkan, dan memberikan nilai, makna atau kelayakan pada
data yang dihasilkan dari hasil tes penelitian tersebut.
2. Dokumentasi
Secara umum dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya
barang-barang tertulis. Didalam penelitian, dokumentasi digunakan untuk
memperoleh informasi berupa data-data seperti berupa tulisan, tempat, dan juga
orang. Tujuannya yaitu sebagai pembuktian penelitian ketika berada dilapangan,
sehingga penelitian akan lebih kredibel atau dapat dipercaya. Menurut Sugiyono
(2009:329) “Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
biasa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari sesorang”.
Dalam melakukan penelitian ini, teknik pengumpulan data yang akan digunakan
guna memperlancar penelitian, yaitu :
a. Lembar keterampilan dasar guling belakang, yaitu merupakan lembar berupa
gambar keterampilan dasar dari guling belakang sebagai panduan untuk siswa
dalam melakukan keterampilan dasar tersebut.
b. Catatan dilapangan, catatan yang berguna bagi peneliti difungsikan untuk
37
Syuhud Ilyasa Ingram, 2013
Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
c. Alat evaluasi berguna untuk peneliti guna mengukur dan memperoleh
gambaran tentang sejauh mana kemampuan ketika dalam pembelajaran. Alat
evaluasi berupa tes praktek untuk siswa yaitu memberikan berbagai macam
tugas gerak yang harus dilakukan yang berkaitan dengan pembelajaran guling
belakang pada senam lantai. Dari hasil evaluasi tersebut peneliti memperoleh
tentang kemampuan taraf siswa dan tingkat keberhasilan terhadap materi
pembelajaran yang diberikan.
d. Kamera video dan foto, digunakan untuk peneliti untuk merekam seluruh
kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Alat ini juga sangat berguna untuk
peneliti guna mendeskripsikan, menganalisa, dan membuat refleksi dari setiap
tindakan dalam pembelajaran.
3. Rancangan penelitian/Desain penelitian
Rancangan atau desain penelitian dalam arti sempit dimaknai sebagai
suatu proses pengumpulan dan analisis data penelitian. Dalam arti luas rancangan
penelitian meliputi proses perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Pada dasarnya
rancangan penelitian menjelaskan setiap prosedur penelitian mulai dari tujuan
penelitian sampai dengan analisis data. Rancangan penelitian dibuat dengan
tujuan agar pelaksanaan penelitian dapat dijalankan dengan baik , benar dan
lancar.
Dengan rancangan penelitian maka peniliti mempunyai arah dan petunjuk
yang tepat dalam penelitian sehingga kegiatan penelitian menjadi terpusat kepada
objek yang benar. Rancangan penelitian memberikan gambaran tentang apa yang
harus dilakukan dan kesulitan – kesulitan yang akan dihadapi saat penilitian.
Dengan rancangan penilitian, seorang peneliti mempunyai sikap dan keputusan
38
Syuhud Ilyasa Ingram, 2013
Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Rancangan/Desain penelitian yang digunakan yaitu “Pre test dan Post test comparative control, dalam desain ini dua kelompok yang dipilih secara random,
masing-masing kelompok diberikan suatu perlakuan yang disebut kelompok
eksperimen, dan kemudian membandingkan untuk mendapatkan hasil. Dalam
penelitian ini pengaruh treatment/perlakuan dengan uji beda atau uji-t.
Digambarkan sebagai berikut :
A O1 X1 O2
B O3 X2 O4
Gambar 3.1
Bagan Desain Penelitian (Arikunto, 2006:86)
Keterangan :
O1 :Tes Awal Kelompok (Gaya Mengajar Resiprokal)
O2 : Tes Akhir Kelompok (Gaya Mengajar Resiprokal)
O3 :Tes Awal Kelompok (Gaya Mengajar Komando)
O4 :Tes Akhir Kelompok (Gaya Mengajar Komando)
A : Gaya Mengajar Kelompok Resiprokal
B : Gaya Mengajar Kelompok Komando
X1 : Gaya Mengajar Resiprokal
X2 : Gaya Mengajar Komando
Adapun prosedur dari rancangan penelitian diatas adalah sebagai berikut:
a. Menentukan sampel dari populasi.
b. Melakukan tes awal pada masing-masing kelompok
c. Memberikan perlakuan dengan gaya mengajar resiprokal dan gaya mengajar
komando.
d. Melakukan tes akhir (post-test) setelah diberi perlakukan dan kemudian
39
Syuhud Ilyasa Ingram, 2013
Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
e. Menghitung perbedaan antara hasil kelompok pertama (gaya mengajar
resiprokal) dan kelompok kedua (gaya mengajar komando) setelah diberi
perlakuan.
f. Langkah terakhir memakai pengujian hipotesis unuk menentukan apakah
perbedaan itu cukup berarti menerima hipotesis yang di ajukan dalam
penelitian atau sebaliknya.
Sesuai dengan Rancangan/Desain penelitian di atas maka penulis menggambarkan
rancangan penelitian tersebut sebagai berikut:
Gambar 3.2
Bagan Prosedur Penelitian
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Dalam memecahkan masalah dalam suatu penelitian maka diperlukan
sumber data yang nyata, dan sumber data tersebut adalah populasi dan sampel
penelitian. Populasi merupakan keseluruhan dari sebuah objek penelitian. Menurut Sugiyono (2009: 117) mengartikan: “Populasi adalah wilayah
POPULASI
SAMPEL
TES AWAL
Kelompok A Kelompok B
Gaya Mengajar Resiprokal Gaya Mengajar Komando
TES AKHIR
Pengolahan Data
40
Syuhud Ilyasa Ingram, 2013
Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Berdasarkan pernyataan mengenai populasi diatas, peneliti dapat
mengambil kesimpulan bahwa populasi merupakan keseluruhan dari subjek
penelitian, biasanya berupa manusia, benda mati, peristiwa-peristiwa, dll. Yang
akan dijadikan populasi dari penelitian ini adalah siswa-siswa kelas VII di SMP
Negeri 1 Ciawi Bogor. Adapun jumlah populasi siswa kelas VII SMP Negeri 1
Ciawi Bogor dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3.3 Jumlah populasi
Kelas VII A Kelas VII B Kelas VII C Kelas VII D Total
35 siswa 37 siswa 36 siswa 36 siswa 144 siswa
2. Sampel
Pengertian sampel Menurut Arikunto (2010:174) yaitu “Sampel adalah
sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Karena jumlah populasi banyak sesuai
dengan tabel diatas, maka peneliti tidak akan mungkin menjangkau atau
mempelajari semua yang ada pada populasi, hal ini dilihat dari pertimbangan
peneliti dari segi waktu yang terbatas, dana, dan tenaga. Untuk itu peneliti
menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Adapun sebagai berikut
teknik/cara pengambilan sampel untuk menentukan kelompok sampel yang akan
diteliti, sabagai berikut:
a. Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti yaitu teknik
Random Sampling. Teknik pengambilan sampel ini dilakukan secara acak dan
terpilih (selected random).
Menurut Sugiyono menjelaskan (2008:120) tentang random sampling
41
Syuhud Ilyasa Ingram, 2013
Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
b. Langkah-langkah pengambilan sampel dan Menentukan jumlah sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan melihat jumlah populasi yang ada
pada setiap kelas, jumlah populasi adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Ciawi
Bogor yang telah digambarkan pada table diatas. Cara menentukan jumlah sampel
pada setiap kelas yaitu dengan cara menghitung jumlah siswa yang memiliki
nomor absen kelipatan angka 3, yaitu dari mulai absen nomor 3,6,9, dan
seterusnya pada setiap kelas, dari cara tersebut kemudian menghasilkan suatu data
sebagai berikut :
Tabel 3.4
Jumlah Sampel Penelitian
Kelas VII A Kelas VII B Kelas VII C Kelas VII D Total
11 12 12 11 46
c. Menentukan kelompok sampel
Cara menentukan sampel yang akan dijadikan kelompok sampel dalam
penelitian gaya mengajar resiprokal dan gaya mengajar komando, dilakukan
dengan cara keseluruhan sampel berbaris secara acak yang kemudian akan dibagi
menjadi dua kelompok sama banyak dengan menggunakan teknik Random
Assigment, penempatan secara acak (Random assignment or Random placement)
adalah teknik yang digunakan dalam penelitian eksperimen untuk menetapkan
subjek yang berbeda atau tanpa suatu perlakuan, seperti tabel yang ada dibawah
ini:
Tabel 3.5
Sampel penelitian kelompok Gaya Mengajar Resiprokal dan kelompok
Gaya Mengajar Komando
Kelompok Resiprokal Kelompok Komando
42
Syuhud Ilyasa Ingram, 2013
Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu F. Prosedur Pengolahan Data
Data yang telah diperoleh dari hasil pengetesan dan pengukuran baik dari
tes awal maupun tes akhir, kemudian diolah secermat mungkin dengan
menggunakan statistik yang sesuai, agar dapat menguji hipotesis dan memberikan
kesimpulan yang tepat.
Adapun langkah-langkah yang ditemput dalam pengolahan ini adalah :
1. Menghitung nilai rata-rata
= ∑
= nilai rata-rata yang dicari
∑ = jumlah skor yang didapat
n = banyak sampel
2. Menghitung simpangan baku
√∑
Arti tanda-tanda tersebut adalah :
S = Standar deviasai yang dicari ∑ = Jumlah dari
= Nilai skor sampel
= Nilai rata-rata
43
Syuhud Ilyasa Ingram, 2013
Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 3. Uji normalitas
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah data dari hasil pengukuran
tersebut normal atau tidak. Uji yang digunakan adalah uji normalitas liliefors.
Rumus yang digunakan sebagai berikut :
a. Pengamatan , , …….., dijadikan bilangan baku , , ……..,
dengan rumus :
Dengan X = Rata-rata sample
S = Simpangan baku sample
= Nilai skor sample
b. Untuk setiap bilangan menggunakan data distribusi normal baku, kemudian
hitung peluang.
F(Zi) = P = (Z≤Zi)
c. Selanjutnya dihitung proporsi , , …………., yang lebih kecil atau sama
dengan Zi. Jika proporsi dinyatakan lah S (Zi), maka :
S(Zi) =
d. Hitung selisih F (Zi) F (Si) kemudian tentukan harga mutlaknya.
Ambilah harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut.
Sebutlah harga terbersar ini Lo dengan nilai kritis L yang diambil dari table
taraf nyata yang dipilih.
1) Hipotesis ditolak apabila Lo > L tabel
Adalah populasi berdistribusi tidak normal
2) Hipotesis diterima apabila Lo < L table
Kesimpulan adalah populasi berdistribusi normal
4. Uji homogenitas
Bertujuan untuk mengetahui apakah ketiga variable tersebut mempunyai
kemampuan awal dan akhir yang sama atau tidak. Rumus yang digunakan adalah
44
Syuhud Ilyasa Ingram, 2013
Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Keterangan F = homogenitas yang dicari.
Dengan criteria, tolak Ho jika F ⁄ α (VI, V2) didapat dari daftar distribusi F
dengan peluang ⁄ α dan dk (VI, V2) masing-masing kedua kelompok tersebut
apabila F hitung < F tabel
5. Uji masing-masing pembelajaran.
Uji perkembangan hasil pembelajaran masing-masing kelompok gaya
mengajar resiprokal dan komando. yaitu menggunakan rumus dari sudjana
(1992:239) dengan rumus:
√
= nilai rata-rata satu = nilai rata-rata dua S = simpangan baku
n1 = banyak sampel satu
n2 = banyak sampel dua
√
Kriteria : tolak hipotesis (Ho) jika : t ≥ t tabel (1 –α), dengan dk = n1 + n2-2 dalam hal lain hipotesis (Ho) d diiterima.
6. Uji Signifikansi dengan menggunakan uji kesamaan dua rata-rata, uji satu
pihak
Uji signifikansi ini yaitu untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang
nyata hasil pembelajaran antara kelompok gaya mengajar resiprokal dan
komando. yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Kriteria: tolak hipotesis Ho jika
45
Syuhud Ilyasa Ingram, 2013
Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu dan terima Ho jika sebaliknya.
Dengan: W = nilai dari S ²/
w = nilai dari S ²/
t = nilai dari t (1-½⍺), ( -1)
t = nilai dari t (1-½⍺), ( -1)
Sedangkan jika dalam perhitungan uji normalitas data yang di dapat tidak
sesuai dengan ketentuan uji di atas yang bersifat normal, maka dilakukan
perhitungan dengan statistik non parametrik yaitu dengan menggunakan uji
wilcoxon.
1. Uji Wilcoxon
Uji wilcoxon ini untuk mengetahui uji masing-masing perkembangan
kelompok gaya mengajar resiprokal dan komando, dengan ketentuan jika J dari
hasil perhitungan lebih besar atau sama dengan J daftar berdasarkan taraf nyata ⍺
= 0,01 atau taraf nyata ⍺ = 0,05 yang telah dipilih sebelumnya, maka tolak Ho jika
J dari perhitungan lebih kecil atau sama dengan JTabel dan hal lainnya Hi diterima.
Uji wilcoxon ini dilakukan dengan cara:
a. Beri nomor urut untuk setiap harga mutlak selisih (Xi-Yi). Harga mutlak yang
terkecil diberi nomor urut atau peringkat 1, harga mutlak selisih berikutnya
diberi nomor urut 2, dan akhrinya harga mutlak terbesar diberi nomor urut n.
Jika terdapat selisih yang harga mutlaknya sama besar, untuk nomor urut
diambil rata-ratanya.
b. Untuk tiap nomor urut berikan pula tanda yang didapat dari selisih (X-Y).
c. Hitunglah jumlah nomor urut yang bertanda positif dan juga jumlah nomor urut
yang bertanda negatif.
d. Untuk jumlah nomor urut yang didapat di c), ambilah angka harga mutlaknya
paling kecil, sebutlah jumlah ini sama dengan J. Jumlah J inilah yang dipakai
46
Syuhud Ilyasa Ingram, 2013
Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 2. Uji Mann- Whitney U-test
Uji U-test i ini digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang
nyata hasil pembelajaran antara kelompok gaya mengajar resiprokal dan
komando. yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
1. U1 = n1n2 + dan
2. U2 = n1n2 +
Keterangan:
n1 = Jumlah sampel 1
n2 = Jumlah sampel 2
U1 = Jumlah peringkat 1
U2 = Jumlah peringkat 2
R1 = Jumlah rangking pada sampel n1
57
Syuhud Ilyasa Ingram, 2013
Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penghitungan, pengolahan dan analisis data, maka hasil
kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Gaya mengajar resiprokal memberikan pengaruh terhadap penguasaan
keterampilan dasar senam lantai guling belakang.
2. Gaya mengajar komando memberikan pengaruh terhadap penguasaan
keterampilan dasar senam lantai guling belakang.
3. Gaya mengajar komando memberikan hasil yang lebih baik dan lebih
signifikan dibandingkan dengan gaya mengajar resiprokal terhadap penguasaan
keterampilan dasar senam lantai guling belakang.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis mengajukan saran-saran sebagai
berikut:
1. Dalam suatu pembelajaran penjas terutama penguasaan keterampilan dasar
suatu keterampilan sebaiknya di ajarkan dengan gaya mengajar komando
karena didalam proses pembelajaran penjas tingkat keselamatan dan
kenyamanan perlu diutamakan, dan gurulah yang berperan penting didalam
pembelajaran tersebut.
2. Guru pendidikan jasmani harus mengetahui berbagai macam gaya mengajar,
karena dalam menyampaikan suatu bahan materi ajar harus disesuaikan
dengan gaya mengajaranya agar tujuan dari bahan materi yang di ajarkan
dapat tercapai.
3. Sebaiknya dalam pembelajaran keterampilan senam lantai yaitu guru sebagai
pengajar menggunakan gaya mengajar komando, karena dari hasil penelitian
penguasaan keterampilan dasar senam lantai terutama guling belakang
memberikan hasil yang lebih baik dan lebih signifikan di bandingkan
Syuhud Ilyasa Ingram, 2013
Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (1992). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi II. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi 2010. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1983). Asas-asas Pendidikan Olahraga: Hubungan Pendidikan Olahraga, Pendidikan Kesehatan, dan Rekreasi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Universitas Terbuka.
Dimiati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Drs. B. Suryosubroto. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.
Lutan Rusli. (2001). Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Jakarta: P2LPTK Depdikbud RI
Mahendra, A. (2007) Senam Artistik Teori dan Metode Pembelajaran Senam Untuk Mahasiswa FPOK-UPI.
Mahendra, Agus. (2000). Senam. Bandung : Depdikbud.
Mahendra, Agus. (2001). Pembelajaran Senam. Jakarta : direktorat Jenderal Olahraga, Depdiknas
Mahendra, Agus. (2008). Senam Artistik. Universitas Pendidikan Indonesia
Moh. Yamin . (2009). Menggugat Pendidikan Indonesia. Jakarta : AR-RUZZ Media.
Prof. Dr. S Nasution. (2000). M.a. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Rusli Lutan. (2001). Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan Jasmani Kesehatan. Bandung: DEPDIKBUD
Schembri, Gene (1983). Gym Skills. Dingley Vic: The Australian Gymnastics Federation Inc.
59
Syuhud Ilyasa Ingram, 2013
Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Dan Komando Terhadap Keterampilan guling Belakang Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciawi Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Supandi, Dkk. (1986). Pengelolaan Interaksi Belajar Mengajar Intrakulikuler, Kokulikuler dan Ekstrakulikuler. Jakarta : Karunika.
Taufik. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Inti Prima
Trianto, (2009). Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Yudiana, Yunyun, dkk. (2010). Belajar dan Pembelajaran Penjas. Universitas Pendidikan Indonesia
Mosston, Muska. (1993). Taching Physical Education Fourth Edition.
http://anggaraaditya.wordpress.com/2009/12/21/metodegaya-mengajar/
http://ubay-thereds.blogspot.com/2011/04/gaya-mengajar-penjas.html