Universitas Kristen Maranatha i
ABSTRAK
Janet Erlena M.T, 2006, Kinerja Merek Sabun Mandi Batang di Kota Bandung di bawah bimbingan Surachman Surjaatmadja.
Kinerja merek yang paling tinggi berdasarkan brand value diraih oleh merek Lux sebesar 210,7%. Dalam pembuatan skripsi menggunakan metode deskriptif analisis. Unit analisis sebesar 600 responden di enam wilayah di Kota Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar kinerja merek sabun mandi batang di Bandung. Kinerja merek dibangun oleh Top Of Mind, Asosiasi, Persepsi Kualitas, Merek Terbaik, Penetrasi, Merek yang digunakan (Merek yang Pernah Digunakan, Merek yang Paling sering Digunakan, Merek yang Paling sering Digunakan Sebelumnya, dan Merek yang Terakhir Kali/Saat Ini Digunakan), Loyalitas Merek, Volume Pembelian, Kepuasan Terhadap merek, Rekomendasi, Rencana pembelian, dan Merek yang akan dibeli.
ABSTRACT
Janet Erlena M.T, 2006, Brand Performance of The Body Soap at Bandung City under the supervision of Surachman Surj aatmadja.
The highest brand performance based on brand value is Lux for 210,7%. The research methods used in the writing of this thesis are Descriptive. The analysis unit for this research is individual unit about 600 at six region Bandung City. The purpose of this thesis is to know how much brand performance the boby soap at Bandung City. Brand performance to be woke up by: Top Of Mind, Associations, Perceived Quality, Best Brand, Penetration, Used Brand (Brand Ever Used, BUMO, BUMO Before, dan Brand Used Currently), Brand Loyality, Purchasing Volume, Brand Satisfaction, Recommendation, and BUMO Future.
DAFTAR ISI
Universitas Kristen Maranatha vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK………..
ABSTRACT………
KATA PENGANTAR ………...
DAFTAR ISI ………..
DAFTAR TABEL ……….
DAFTAR GAMBAR ……….
DAFTAR GRAFIK……….
BAB I PENDAHULUAN………...
1.1Latar Belakang Penelitian………...
1.2Identifikasi Masalah….……….……….………
1.3Tujuan Penelitian………...
1.4Kegunaan Penelitian……….
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS……….………...
2.1 Kajian Pustaka…....………
2.1.1 Definisi, Manfaat, Fungsi, dan Pengelompokan dari
Merek (Brand)………
DAFTAR ISI
(Leadership/Popularity)... 2.1.2.7 Harga Optimum (Price Premium)... 2.1.2.8 Kategori Market Behaviour Measures... 2.1.2.8.1 Kepuasan/Loyalitas Merek
(Satisfaction/ Loyalty)... 2.1.2.9 Pangsa Pasar (Market Share)... 2.1.2.10 Harga Pasar (Market Price)... 2.2 Kerangka Pemikiran………...
2.3 Hipotesis……….
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN……….
DAFTAR ISI
Universitas Kristen Maranatha viii 3.2.4 Analisis Data……….
BAB IV HASIL PENELITIAN……….
4.1Top of Mind Merek………
4.2Asosiasi Terhadap Merek yang Muncul di TOM………...
4.3Persepsi Terhadap Kualitas Merek (Perceived Quality)……… 4.4Persepsi Merek Terbaik……….
4.5Alasan Merek Terbaik………
4.6Top of Mind Iklan……….
4.7Penetrasi Produk………
4.8Brand Usage……….. 4.8.1 Perbandingan Pernah, Paling Sering, Paling Sering
Sebelumnya, dan Terakhir Kali Digunakan..………….
4.8.2 Merek-merek yang Pernah Digunakan...……….
4.8.3 Merek-merek yang Paling Sering Digunakan (Brand Used Most Often)……... 4.8.4 Merek-merek yang Paling Sering Dikgunakan
Sebelumnya(Brand Used Most Often)………... 4.8.5 Gain Index………..
4.8.6 Perpindahan Merek Sabun Mandi Batang...
DAFTAR ISI
4.9 Loyalitas Terhadap Merek………..
4.10 Volume Penggunaan………...
4.11 Alasan Loyalitas Terhadap Merek……….
4.12 Kepuasan Terhadap Merek……….
4.13 Alasan Kepuasan Terhadap Merek……….
4.14 Rekomendasi Merek………...
4.15 Rencana Pembelian………
4.16 Merek yang Akan Dibeli………
4.17 Brand Value……… BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………
5.1. Kesimpulan ………
5.2. Saran ………..
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
94
96
97
98
99
100
101
103
106
108
108
DAFTAR TABEL
Universitas Kristen Maranatha x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Elemen Merek………
Tabel 2.2 Fungsi Merek Bagi Konsumen………..
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel……….
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Tiap Wilayah di Kota Bandung Tahun 2005...
Tabel 3.2 Penentuan Jumlah Sampel………..
Tabel 4.1 Top Of Mind Merek Sabun Mandi Batang Berdasarkan Wilayah-
wilayah di Kota Bandung, 2006 (%)……….
Tabel 4.2 Top Of Mind Merek Sabun Mandi Batang Berdasarkan
Kelompok Jenis Kelamin dan Usia, 2006 (%)………..
Tabel 4.3 Top Of Mind Merek Sabun Mandi Batang Berdasarkan
Pekerjaan, 2006 (%)………..
Tabel 4.4 Top Of Mind Merek Sabun Mandi Batang Berdasarkan Kelas
Sosial Ekonomi, 2006 (%)………
Tabel 4.5 Asosiasi Merek-Merek Sabun Mandi Batang, 2006 (%)…………
Tabel 4.6 Persepsi Kualitas Merek Sabun Mandi Batang Berdasarkan
Ranking, 2006 (%)………
Tabel 4.7 Merek Terbaik Sabun Mandi Batang Berdasarkan Wilayah,
2006 (%)………
Tabel 4.8 Merek Terbaik Sabun Mandi Batang Berdasarkan Kelompok
DAFTAR TABEL
Tabel 4.9 Merek Terbaik Sabun Mandi Batang Berdasarkan Pekerjaan,
2006 (%)………
Tabel 4.10 Merek Terbaik Sabun Mandi Batang Berdasarkan Kelas Sosial
Ekonomi, 2006 (%)………...
Tabel 4.11 Alasan Merek Terbaik Sabun Mandi Batang, 2006 (%)………..
Tabel 4.12 Top Of Mind Iklan Merek Sabun Mandi Batang Berdasarkan
Wilayah, 2006 (%)………
Tabel 4.13 Top Of Mind Iklan Sabun Mandi Batang Berdasarkan
Kelompok Jenis Kelamin dan Usia, 2006 (%)………..
Tabel 4.14 Top Of Mind Iklan Sabun Mandi Bantang Berdasarkan
Pekerjaan, 2006 (%)……….
Tabel 4.15 Top Of Mind Iklan Sabun Mandi Batang Berdasarkan Kelas
Sosial Ekonomi, 2006 (%)………...
Tabel 4.16 Penetrasi Produk Sabun Mandi Batang Berdasarkan Wilayah,
2006 (%)………
Tabel 4.17 Perbandingan Merek Sabun Mandi Batang yang Pernah, Paling
Sering, Paling Sering Sebelumnya, dan Terakhir Digunakan,
2006 (%)………
Tabel 4.18 Merek-Merek Sabun Mandi Batang yang Pernah Digunakan
Selama Satu Bulan Terakhir Berdasarkan Wilayah, 2006 (%)….
Tabel 4.19 Merek-Merek Sabun Mandi Batang yang Pernah Digunakan
Selama Satu Bulan Terakhir Berdasarkan Kelompok Jenis
DAFTAR TABEL
Universitas Kristen Maranatha xii Tabel 4.20 Merek-Merek Sabun Mandi Batang yang Pernah Digunakan
Selama Satu Bulan Terakhir Berdasarkan Pekerjaan, 2006 (%)...
Tabel 4.21 Merek-Merek Sabun Mandi Batang yang Pernah Digunakan
Selama Satu Bulan Terakhir Berdasarkan Kelas Sosial
Ekonomi, 2006 (%)………...
Tabel 4.22 Merek-Merek Sabun Mandi Batang yang Paling Sering
Digunakan Berdasarkan Wilayah, 2006 (%)……….
Tabel 4.23 Merek-Merek Sabun Mandi Batang yang Paling Sering
Digunakan Berdasarkan Kelompok Jenis Kelamin dan Usia,
2006 (%)………
Tabel 4.24 Merek-Merek Sabun Mandi Batang yang Paling Sering
Digunakan Berdasarkan Pekerjaan, 2006 (%)………..
Tabel 4.25 Merek-Merek Sabun Mandi Batang yang Paling Sering
Digunakan Berdasarkan Kelas Sosial Ekonomi, 2006 (%)……...
Tabel 4.26 Merek-Merek Sabun Mandi Batang yang Paling Sering
Digunakan Sebelumnya Berdasarkan Wilayah, 2006 (%)………
Tabel 4.27 Merek-Merek Sabun Mandi Batang yang Paling Sering
Digunakan Sebelumnya Berdasarkan Kelompok Jenis Kelamin
dan Usia, 2006 (%)………
Tabel 4.28 Merek-Merek Sabun Mandi Batang yang Paling Sering
Digunakan Sebelumnya Berdasarkan Pekerjaan, 2006(%)……...
Tabel 4.29 Merek-Merek Sabun Mandi Batang yang Paling Sering
DAFTAR TABEL
2006 (%)………
Tabel 4.30 Gain Index Sabun Mandi Batang, 2006 (%)……….
Tabel 4.31 Perpindahan Merek Sabun Mandi Batang, 2006 (%)…………...
Tabel 4.32 Alasan Meninggalkan Merek yang Paling Sering Digunakan
Sebelumnya Berdasarkan Merek, 2006 (%)………..
Tabel 4.33 Alasan Munuju (Berpindah) Merek yang Paling Sering
Digunakan Berdasarkan Merek, 2006 (%)………
Tabel 4.34 Merek-Merek Sabun Mandi Batang yang Terakhir Kali / Saat
ini Digunakan Berdasarkan Wilayah, 2006 (%)………...
Tabel 4.35 Merek-Merek Sabun Mandi Batang yang Terakhir Kali/Saat ini
Digunakan Berdasarkan Kelompok Jenis Kelamin dan Usia,
2006 (%)………
Tabel 4.36 Merek-Merek Sabun Mandi Batang yang Terakhir Kali/Saat ini
Digunakan Sebelumnya Berdasarkan Pekerjaan, 2006 (%)……..
Tabel 4.37 Merek-Merek Sabun Mandi Batang yang Terakhir Kali/Saat ini
Digunakan Sebelumnya Berdasarkan Kelas Sosial Ekonomi,
2006 (%)………
Tabel 4.38 Loyalitas Merek Berdasarkan Merek, 2006 (%)………...
Tabel 4.39 Volume Pembelian Merek yang Paling Sering Digunakan,
2006 (%)………
Tabel 4.40 Alasan Loyalitas Merek yang Paling Sering Digunakan,
2006 (%)………
Tabel 4.41 Kepuasan Terhadap Merek yang paling Sering Digunakan,
DAFTAR TABEL
Universitas Kristen Maranatha xiv 2006 (%)………...
Tabel 4.42 Alasan Kepuasan Terhadap Merek yang Paling Sering
Digunakan, 2006 (%)………
Tabel 4.43 Rekomendasi Merek yang Paling Sering Digunakan, 2006 (%).
Tabel 4.44 Rencana Pembelian Sabun Mandi Batang Berdasarkan Wilayah,
2006(%)………
Tabel 4.45 Merek-merek Sabun Mandi Batang yang Akan Dibeli,
2006 (%)………
Tabel 4.46 Merek-Merek Sabun Mandi Batang yang Akan Di Beli
Berdasarkan Kelompok Jenis Kelamin dan Usia, 2006 (%)…….
Tabel 4.47 Merek-Merek Sabun Mandi Batang yang Akan Di Beli
Berdasarkan Pekerjaan, 2006 (%)……….
Tabel 4.48 Merek-Merek Sabun Mandi Batang yang Akan Di Beli
Berdasarkan Pengeluaran, 2006 (%)……….
Tabel 4.49 Brand Value Kinerja Merek Sabun Mandi Batang di Kota
Bandung, 2006 (%)………...
Tabel 5.1 Brand Value Kinerja Merek Sabun Mandi Batang di Kota
Bandung, 2006 (%)………...
99
99
100
102
103
104
105
106
107
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Elemen Brand Equity...
Gambar 2.2 Piramida Brand Awareness... Gambar 2.3 Nilai-Nilai Kesadaran Merek...
Gambar 2.4 Nilai Asosiasi Merek...
Gambar 2.5 Nilai dari Kesan Kualitas...
Gambar 2.6 Piramida Loyalitas... 20
23
24
27
31
DAFTAR GRAFIK
Universitas Kristen Maranatha xvi
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Asosiasi Merek-Merek Sabun Mandi Batang, 2006 (%)………...
Grafik 4.2 Persepsi Kualitas Merek Sabun Mandi Batang Berdasarkan
Ranking, 2006 (%)………
Grafik 4.2 Alasan Merek Terbaik Sabun Mandi Batang, 2006 (%)………..
Grafik 4.3 Penetrasi Produk Sabun Mandi Batang Berdasarkan Wilayah,
2006 (%)………
Grafik 4.4 Loyalitas Merek Berdasarkan Merek, 2006 (%)………
Grafik 4.5 Rekomendasi Merek yang Paling Sering Digunakan, 2006 (%)..
Grafik 4.6 Rencana Pembelian Sabun Mandi Batang Berdasarkan Wilayah,
2006(%)………. 59
61
68
73
96
101
BAB I PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Kondisi ekonomi makro sudah menunjukkan indikator yang bagus. Tingkat
inflasi, suku bunga, indeks harga saham, kurs, dan cadangan devisa kelihatan kian
membaik. (Ritonga, 2006:1)
Sejalan dengan kemajuan itu, sektor industri pun mengalami perbaikan
kinerja, baik dalam hal pertumbuhan, kontribusi, maupun peranannya. Meskipun ada
perbaikan yang cukup berarti, harus diakui bahwa peran sektor industri dalam
ekonomi nasional, serta sektor riil lainnya masih lebih rendah dibandingkan dengan
kondisi sebelum krisis.(Anonim, 2005:1)
Mandi sudah menjadi bagian dari rutinitas kita. Tentunya mandi tidak akan
bisa dibilang mandi kalau tanpa sabun. Benda wangi yang berbentuk batangan
maupun cair ini memang perlengkapan nomer satu untuk mandi. Mandi tanpa sabun
ibarat perut orang Indonesia yang makan siang tanpa menyantap nasi. Tapi memilih
sabun, apalagi batangan, ternyata punya fungsi masing-masing. Tidak semua sabun
batangan cocok di semua kulit. (Anonim, 2006:1)
Sabun adalah surfaktan yang digunakan untuk mencuci dan membersihkan,
BAB I PENDAHULUAN
Universitas Kristen Maranatha 2
Sabun dihasilkan oleh proses saponifikasi, yaitu hidrolisis lemak menjadi
asam lemak dan gliserol dalam kondisi basa. Pembuat kondisi basa yang biasanya
digunakan adalah NaOH (natrium/sodium hidroksida) dan KOH (kalium/potasium
hidroksida). Asam lemak yang berikatan dengan natrium atau kalium inilah yang
kemudian dinamakan sabun. (Lita Mariana, 2006:1)
Bahan baku pembuatan sabun berupa minyak atau lemak, baik hewani
maupun nabati. Jika basa yang digunakan adalah NaOH, maka produk reaksi berupa
sabun keras. Sedangkan jika yang digunakan adalah KOH, maka produk reaksi
berupa sabun lunak. (Lita Mariana, 2006:1)
Mengingat berbagai kepentingan, wajar bila ada berbagai jenis dan ujud
sabun. Misalnya, batangan keras sabun mandi, serbuk deterjen, encernya sabun cair
dan sampo, hingga sabun colek yang kenyel-kenyel. Tak ada catatan pasti, kapan nenek moyang kita mulai bersabun. Konon, tahun 600 SM masyarakat Funisia di
mulut Sungai Rhone sudah membuat sabun dari lemak kambing dan abu kayu
khusus. Mereka juga membarterkannya dalam berdagang dengan bangsa Kelt, yang
sudah bisa membuat sendiri sabun dari bahan serupa. Pliny (Dalam Pandawa,
2000:1-2) menyebut sabun dalam Historia Naturalis, sebagai bahan cat rambut dan salep dari lemak dan abu pohon beech yang dipakai masyarakat di Gaul, Prancis.
Artinya, tahun 100 masyarakat Gaul sudah memakai sabun keras. Ia juga menyebut
pabrik sabun di Pompeii yang berusia 2000 tahun, yang belum tergali. Di masa itu
sabun lebih sebagai obat. Baru belakangan ia dipakai sebagai pembersih, seperti kata
Galen, ilmuwan Yunani, di abad II. Tahun 700-an di Italia membuat sabun mulai
BAB I PENDAHULUAN 3
sabun terkemuka di Eropa. Sedangkan Inggris baru memproduksi tahun 1200-an.
Secara berbarengan Marseille, Genoa, Venice, dan Savona menjadi pusat
perdagangan karena berlimpahnya minyak zaitun setempat serta deposit soda
mentah. Akhir tahun 1700-an Nicolas Leblanc, kimiawan Prancis, menemukan,
larutan alkali dapat dibuat dari garam meja biasa. Sabun pun makin mudah dibuat,
alhasil ia terjangkau bagi semua orang. Di Amerika Utara industri sabun lahir tahun
1800-an. "Pengusaha"nya mengumpulkan sisa-sisa lemak yang lalu dimasak dalam
panci besi besar. Selanjutnya, adonan dituang dalam cetakan kayu. Setelah mengeras,
sabun dipotong-potong, dan dijual dari rumah ke rumah. (Pandawa, 2000:1-2)
1.2 Identifikasi Masalah
Masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Seberapa besar kinerja merek sabun mandi batang di Kota Bandung?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk menghimpun data dan informasi yang
diperlukan dalam menjelaskan masalah yang ada dan mendukung pemecahan
masalah yang telah dikemukakan di atas.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
BAB I PENDAHULUAN
Universitas Kristen Maranatha 4
1.4 Kegunaan Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini, maka akan diharapkan para pembaca
dapat mengetahui kinerja merek sabun mandi batangan di Kota Bandung, yakni:
1. Secara teoritis : penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya pengetahuan
dan juga sebagai bahan informasi tambahan untuk pengembangan disiplin ilmu
ekonomi manajemen pemasaran khususnya manajemen merek.
2. Secara praktis : penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi perusahaan yang
bersangkutan terutama perusahaan-perusahaan sabun mandi batangan agar
mengetahui kinerja merek mereka, dan juga dapat mengetahui posisi produknya,
dan agar perusahaan dapat memperbaiki produknya, sehingga penjualannya dapat
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Tabel 5.1
Brand Value Kinerja Merek Sabun Mandi Batang di Kota Bandung, 2006 (%)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Universitas Kristen Maranatha 109
Dari hasil penelitian yang di dapat, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Merek Lux merupakan merek yang memiliki brand value tertinggi yaitu 210,7%.
2. Di urutan merek terbesar kedua yaitu Lifebuoy dengan brand value sebesar
144,1%. Brand value Lux adalah ± 1,5 × brand value Lifebuoy.
3. Brand value terbesar ketiga adalah Nuvo dengan porsi 61,2%. Brand value Lux
adalah 3,4 × brand value Nuvo, dan brand value Lifebuoy adalah 2,4 × brand
value Nuvo.
4. Brand value terbesar keempat adalah Dove dengan porsi 49,2%. Brand value Lux
adalah 4,3 × brand value Dove, brand value Lifebuoy adalah 2,9 × brand value
Dove, dan brand value Nuvo adalah 1,3 × brand value Dove.
5. Brand value terbesar kelima adalah Dettol dengan porsi 25,2%. Brand value Lux
adalah 8,4 × brand value Dettol, brand value Lifebuoy adalah 5,7 × brand value
Dettol, brand value Nuvo adalah 2,4 × brand value Dettol, dan brand value Dove
adalah ± 2 × brand value Dettol, dst.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian yang di dapat, penulis memberi saran:
1. Untuk merek Lux, Nuvo, Giv, Dettol, Priti, Sahara, Johnson & Johnson, dan
Zwitsal, Gain Index menunjukkan nilai positif, ini berarti posisi dalam keadaan
aman, tetapi tetap harus mengambil langkah sigap untuk menghadapi persaingan,
dan jangan lalai membaca situasi agar dapat mengambil keputusan pada kondisi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 110
2. Untuk merek Lifebuoy, Dove, Fresh & Natural, Oilum, Palmolive, Extra Derm,
JF’Sulfur, Skin White, dan Purity harus membuat strategi yang lebih efektif
untuk mencegah penurunan penjualannya di masa mendatang, misalnya dengan
lebih menggencarkan promosi dan memberikan bonus atau discount terhadap
pembelian sabun, atau dengan menambah jenis (pilihan keharuman) pada produk
sabun mandi batang. Penurunan ini terlihat dari Gain Index Indomie yang
menunjukkan angka negatif, karena BUMO Future Indomie lebih rendah dari
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
A.B. Susanto, dan Hermawan Wijanarko, 2005, Power Branding: Pembangun Merek Unggul dan Organisasi Pendukungnya, PT Nizan Publika: Jakarta.
Darmadi Durianto, Sugiarto, Lie Joko Budiman, 2004, Brand Equity Ten: Strategi Memimpin Pasar, PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Fandy Tjiptono, 2005, Brand Management & Strategy, ANDI: Yogyakarta
Freddy Rangkuti, 2002, The Power of Brand: Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi Pengembangan Merek, PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Hermawan Kartajaya, Yuswohady, Jacky Mussry, Taufik, 2005, Positioning, Diferensiasi, dan Brand, PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Knapp, Duane E, 2002, The Brand Mindset, Terjemahan Sisnuhadi, ANDI: Yogyakarta Lamb, Charles W., Joseph F. Hair, Carl Mc. Daniel, 2001, Pemasaran, Buku 1, Edisi 1,
Terjemahan, oleh David Oktarevia. Salemba Empat: Jakarta.
Sudarmadi, 2005, Majalah SWA, November 2005
Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta: Bandung.
Teguh Poeradisastra, 2006, Majalah SWA Indonesian Best Brand 2006, Agustus 2006 Anonim, 2005, Kondisi Ekonomi Dunia,
http://64.233.167.104/search?q=cache:VPJxCJvaaMQJ:www.dprin.go.id/kebijakan/0 5KPIN-Bab1.pdf+kondisi+ekonomi+dunia&hl=id&gl=id&ct=clnk&cd=8
Anonim, 2006, Merek, http://kopisusu.wordpress.com/
Anonim, 2006, Branding Solutions, http://rdjassociates.net/brand.html
Anonim, 2006, Brand Loyalty, http://en.wikipedia.org/wiki/Brand_loyalty
Anonim, 2006, Brand Equity, http://www.netmba.com/marketing/brand/equity/
Anonim, 2006, Brand Equity, http://en.wikipedia.org/wiki/Brand_equity
Anonim, 2005, Awareness, Attitude, and Usage,
Anonim, 2006, Perceived Quality,
http://www.faurecia.com/pages/products/perceived_quality.asp
Anonim, 2005, Mie, http://shemut.com/?p=13
Anonim, 2005, Permasalahan Ekonomi yang Menjadi Tantangan Pemerintahan ke Depan, http://www.geocities.com/oomi_yeah/tantanganekonomi05.doc
Arthur Cheng-Hsui Chen, 2001, Using free association to examine the relationship between the characteristics of brand associations and brand equity,
http://www.emeraldinsight.com/Insight/viewContentItem.do?contentType=Article&c ontentId=857774
Dolak, Dave, 2006, Building a strong brand: Brand and Branding Basic, http://www.davedolak.com/articles/dolak4.htm
Eva Martínez, José M. Pina2003, The negative impact of brand extensions on parent brand image ,
http://www.emeraldinsight.com/Insight/viewContentItem.do?contentType=Article&c ontentId=857826
George S. Low, Charles W. Lamb Jr, 2000, The measurement and dimensionality of brand associations,
http://www.emeraldinsight.com/Insight/viewContentItem.do?contentType=Article&c ontentId=857740
Jhon Tafbu Ritonga, 2006, Mengatasi Pertumbuhan Ekonomi Rendah
http://www.waspada.co.id/bisnis/tinjauan_ekonomi/artikel.php?article_id=77414
Lita Mariana, 2006, Sabun, Deterjen, dan Kelembutan Busa
http://lita.inirumahku.com/health/lita/sabun-deterjen-dan-kelembutan-busa/
Pandawa, 2000, Sabun, Dulu Barang Mewah,