• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan modul pembelajaran matematika pada materi sistem persamaan linier dua variabel untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas IX SMP N 1 Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan modul pembelajaran matematika pada materi sistem persamaan linier dua variabel untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas IX SMP N 1 Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015."

Copied!
490
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Ratnasari, Evi (2014).Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas IX SMP N 1 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Sanata Dharma.

Kemampuan pemecahan masalah sangat penting untuk ditingkatkan. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah adalah lewat pembelajaran matematika. Pembelajaran bisa berjalan dengan baik jika ada komunikasi yang baik antara guru dengan siswa serta siswa dengan siswa. Oleh karena itulah diperlukan sumber belajar yang dapat mejembatani komunikasi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa serta dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Modul pembelajaran matematika yang dikembangkan adalah sumber belajar yang dirancang untuk memfasilitasi permasalahan tersebut.Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan modul pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dan mengetahui efektifitas penggunaan modul setelah dilakukannya uji lapangan terbatas kepada siswa kelas IX SMP N 1 Yogyakarta pada tahun ajaran 2014/2015.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (R&D). Langkah penelitian ini terdiri atas 6 tahap, yaitu (1) kajian standar kompetensi dan kompetensi dasar, (2) analisis kebutuhan, (3) perancangan modul pembelajaran matematika, (4) pembuatan instrumen tes, (5) uji keterbacaan dan validasi modul, (6) uji coba lapangan terbatas terhadap sekelompok siswa kelas IX SMP N 1 Yogyakarta. Melalui tahap tersebut, akan dihasilkan prototipe modul pembelajaran matematika pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modul pembelajaran matematika pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel yang dikembangkan efektif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas IX SMP N 1 Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015 dengan kenaikan nilai rata – rata nilai

pretestkeposttest sebesar 71,95%. Dari hasil posttest dapat dilihat juga bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa meningkat pada tahap memahami masalah, menyusun rencana/ memilih strategi dan melaksanakan strategi dan hasil.Berdasarkan wawancara dengan siswa diperoleh bahwa pembelajaran menggunakan modul membantu mereka untuk lebih memahami dan menguasai strategi dalam menyelesaikan masalah sitem persamaan linier dua variabel. Namun pada bagian penjelasan grafik masih sulit untuk dipahami siswa, oleh karena itu pada penjelasan grafik modul mengalami revisi.

(2)

ABSTRACT

Ratnasari, Evi (2014). Development of Mathematics Learning Module on the Systems of Linear Equation in Two Variables to Increase Mathematics Problem Solving Skill of IX graders in SMP N 1 Yogyakarta. Thesis. Yogyakarta: Mathematics Education Study Program, Sanata Dharma University.

Problem solving skill is important to be increased. One of the ways to increase problem-solving skill is through learning mathematics. Learning can work well if there is a good communication between teachers and students as well as students with students. Thus, it is needed a learning resource which can connect the communication between teachers and students and students with students and improve students' mathematics problem solving skill. Mathematics learning module which was developed is a learning resource which was designed to facilitate such problem. The purpose of this study was to determine the quality of the module which was developed and the impact in terms of students' mathematics problem solving skill. This research was conducted on the school year 2014/2015 for all IX graders of SMP N 1 Yogyakarta.

This study uses research and development (R & D). The steps of conducting this study consists of six stages: (1) the study of standards competence and basic competence, (2) conducting need analysis, (3) designing mathematics learning module, (4) the development of research instruments, (5) the readability test and validation module, (6) the limited field trials to a group of IX graders of SMP N 1 Yogyakarta. Through these stages, there will be a mathematics learning module prototype on the Systems of Linear Equation in Two Variables to increase the students' mathematics problem solving skill.

The results of this study indicate that mathematics learning module on the Systems of Linear Equation in Two Variables which was developed is effective

to increase the students’ mathematics problem solving for IX graders of SMP N 1

Yogyakarta on the school year 20014/2015 with the increment of the mean score from pretest to posttest which is 71.95%. From the posttest results, it also can be seen that the mathematics problem solving skill of the students increasing in every stage, in the stage of understanding the problems, developing the plans / selecting strategies, doing the strategies and the results. Based on the interview with the

(3)

i

PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP N 1 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun oleh:

Evi Ratnasari

NIM: 101414030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)
(5)
(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk:

1. Tuhan Yesus Kristus terkasih yang telah memberi cinta kasih, kekuatan,

kesanggupan, dan kasih karunia-Nya untukku dalam segala hal dihidupku.

2. Orang tuaku tersayang, Bapak Suyanto dan Ibu Srikuntari yang telah

memberikan cinta kasih, doa, serta dukungannya sampai saat ini.

3. Kakakku Herry Wahyu T. M dan adik- adikku tersayang Agum

Pamungkas dan Jessica Anya N. yang telah memberikan dukungan dan

doa selama ini.

4. Stephanus Sabdo Adi Krisnanto penyemangatku.

5. Teman-teman Fire Community area Sanata Dharma yang telah

memberikan dukungan dan pengalaman dalam pelayanan.

6. Teman-teman Pendidikan Matematika angkatan 2010.

(7)

v

HALAMAN MOTTO

“ Sebab Aku ini mengetahui rancangan – rancangan apa yang ada padaKu

mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang

penuh harapan.”

Yeremia 29: 11

“ Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang

kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita.”

(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 30 September 2014

Peneliti

(9)

vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Evi Ratnasari

Nomor Mahasiswa : 101414030

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP N 1 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk apa saja, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 18 September 2014

Yang menyatakan,

(10)

viii ABSTRAK

Ratnasari, Evi (2014).Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika pada MateriSistem Persamaan Linier Dua Variabel untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas IX SMP N 1 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Sanata Dharma.

Kemampuan pemecahan masalah sangat penting untuk ditingkatkan. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah adalah lewat pembelajaran matematika. Pembelajaran bisa berjalan dengan baik jika ada komunikasi yang baik antara guru dengan siswa serta siswa dengan siswa. Oleh karena itulah diperlukan sumber belajar yang dapat mejembatani komunikasi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa serta dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Modul pembelajaran matematika yang dikembangkan adalah sumber belajar yang dirancang untuk memfasilitasi permasalahan tersebut.Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan modul pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dan mengetahui efektifitas penggunaan modul setelah dilakukannya uji lapangan terbatas kepada siswa kelas IX SMP N 1 Yogyakarta pada tahun ajaran 2014/2015.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (R&D). Langkah penelitian ini terdiri atas 6 tahap, yaitu (1) kajian standar kompetensi dan kompetensi dasar, (2) analisis kebutuhan, (3) perancangan modul pembelajaran matematika, (4) pembuatan instrumen tes, (5) uji keterbacaan dan validasi modul, (6) uji coba lapangan terbatas terhadap sekelompok siswa kelas IX SMP N 1 Yogyakarta. Melalui tahap tersebut, akan dihasilkan prototipe modul pembelajaran matematika pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modul pembelajaran matematika pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel yang dikembangkan efektif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas IX SMP N 1 Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015 dengan kenaikan nilai rata – rata nilai pretestkeposttest sebesar 71,95%. Dari hasil posttest dapat dilihat juga bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa meningkat pada tahap memahami masalah, menyusun rencana/ memilih strategi dan melaksanakan strategi dan hasil.Berdasarkan wawancara dengan siswa diperoleh bahwa pembelajaran menggunakan modul membantu mereka untuk lebih memahami dan menguasai strategi dalam menyelesaikan masalah sitem persamaan linier dua variabel. Namun pada bagian penjelasan grafik masih sulit untuk dipahami siswa, oleh karena itu pada penjelasan grafik modul mengalami revisi.

(11)

ix ABSTRACT

Ratnasari, Evi (2014). Development of Mathematics Learning Module on the Systems of Linear Equation in Two Variables to Increase Mathematics Problem Solving Skill of IX graders in SMP N 1 Yogyakarta. Thesis. Yogyakarta: Mathematics Education Study Program, Sanata Dharma University.

Problem solving skill is important to be increased. One of the ways to increase problem-solving skill is through learning mathematics. Learning can work well if there is a good communication between teachers and students as well as students with students. Thus, it is needed a learning resource which can connect the communication between teachers and students and students with students and improve students' mathematics problem solving skill. Mathematics learning module which was developed is a learning resource which was designed to facilitate such problem. The purpose of this study was to determine the quality of the module which was developed and the impact in terms of students' mathematics problem solving skill. This research was conducted on the school year 2014/2015 for all IX graders of SMP N 1 Yogyakarta.

This study uses research and development (R & D). The steps of conducting this study consists of six stages: (1) the study of standards competence and basic competence, (2) conducting need analysis, (3) designing mathematics learning module, (4) the development of research instruments, (5) the readability test and validation module, (6) the limited field trials to a group of IX graders of SMP N 1 Yogyakarta. Through these stages, there will be a mathematics learning module prototype on the Systems of Linear Equation in Two Variables to increase the students' mathematics problem solving skill.

The results of this study indicate that mathematics learning module on the Systems of Linear Equation in Two Variables which was developed is effective to increase the students’ mathematics problem solving for IX graders of SMP N 1 Yogyakarta on the school year 20014/2015 with the increment of the mean score from pretest to posttest which is 71.95%. From the posttest results, it also can be seen that the mathematics problem solving skill of the students increasing in every stage, in the stage of understanding the problems, developing the plans / selecting strategies, doing the strategies and the results. Based on the interview with the

(12)

x PRAKATA

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan berkat-Nya

sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas IX SMP N 1 Yogyakarta dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Jurusan Ilmu Pendidikan,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan dengan

baik karena bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena

itu perkenankanlah peneliti mengucapkan terimakasih atas bantuan, dukungan,

dan bimbingan yang telah diberikan kepada peneliti, dengan tulus hati peneliti

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan.

2. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S. Pd. selaku Kaprodi Pendidikan

Matematika.

3. Ibu Ch. Enny Murwaningtyas, M. Sc. selaku Wakaprodi Pendidikan

(13)

xi

4. Ibu Veronika Fitri Rianasari, M.Sc. selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bantuan dan bimbingan kepada peneliti dengan penuh

kesabaran dan kebijaksanaan dalam penulisan skripsi hingga selesai.

5. Kepala SMP N 1 Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada peneliti

untuk melakukan penelitian di sekolah.

6. Ibu Sri Prihatin Hartati, S. Pd. dan Ibu Maria Roostika, S. Pd. selaku guru

matematika SMP N 1 Yogyakarta atas bantuan dan partisipasinya dalam

pelaksanaan penelitian.

7. Pakar pembelajaran matematika dan pakar media pembelajaran

matematika atas bantuan dan kontribusinya dalam penelitian

pengembangan ini.

8. Siswa kelas VIIA, VIII B, IX A, dan IX G SMP N 1 Yogyakarta tahun

ajaran 2014/2015 yang telah bekerja sama dalam penelitian pengembangan

ini.

9. Orang tuaku tersayang, Bapak Suyanto dan Ibu Srikuntari yang telah

memberikan cinta kasih, doa, serta dukungannya sampai saat ini.

10.Kakakku Herry Wahyu T. M dan adik- adikku tersayang Agum

Pamungkas dan Jessica Anya N. yang telah memberikan dukungan dan

doa selama ini.

11.Stephanus Sabdo Adi Krisnanto yang terus setia mendukung, mendoakan

dan membantuku. Terimakasih.

12.Keluarga besar orang tua peneliti atas perhatian dan dukungan yang telah

(14)

xii

13.Sahabatku Irin, Onya, Mbak Elita, Thea, Lia, Cicil, Nande, Erma, Aning,

dan Iyas.

14.Teman-teman kelas B angkatan 2010.

15.Teman-teman Fire Comunity area Sanata Dharma buat kebersamaannya

selama ini untuk bertumbuh dan melayani bersama.

16.SahabatkuMarlisa Dwi Kristianingsih. Terima kasih atas kebersamaannya

selama ini serta doa dan dukungannya.

17.Sekretariat Pendidikan Matematika dan Sekretariat Dekanat FKIP

Universitas Sanata Dharma yang telah bersedia membantu peneliti dalam

pelaksanaan penelitian sampai selesai.

18.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih atas

bantuan dan dukungan yang diberikan.

Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar karya ini

menjadi lebih baik lagi. Penulis mengharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi

para pembaca dan perkembangan pendidikan. Terima kasih.

Penulis,

(15)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……….. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………. ii

HALAMAN PENGESAHAN ………. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ………. iv

HALAMAN MOTTO ………. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………. vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN ………. vii

ABSTRAK ……….. viii

ABSTRACT ……… ix

PRAKATA ……….. x

DAFTAR ISI ………... xiii

DAFTAR BAGAN ……….. xx

DAFTAR TABEL ……… xxi

DAFTAR LAMPIRAN ………... xxiv

(16)

xiv

A. Latar Belakang Masalah ……….. 1

B. Rumusan Masalah ………... 6

C. Tujuan Penelitian ………. 6

D. Batasan Masalah ……….. 7

E. Manfaat Penelitian ………... 7

F. Penjelasan Istilah ………. 8

G. Spesifikasi Produk ………... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ……….. 11

A. Landasan Teori ……… 11

1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ………. 11

2. Sumber Belajar ……… 12

3. Sumber Belajar Modul ……… 22

4. Sistem Pengajaran dengan Menggunakan Modul ………... 32

5. Karakteristik Siswa SMP ………. 36

6. Pemecahan Masalah ………. 38

7. Sistem Persamaan Linier Dua Variabel ………... 41

B. Penelitian yang Relevan ………... 53

C. Kerangka Berfikir ………. 55

BAB III METODE PENELITIAN ………... 56

A. Jenis Penelitian ………. 56

B. Setting Penelitian ……….. 58

(17)

xv

D. Jenis Data ………. 64

1. Data Analisis Kebutuhan ………. 64

2. Data Uji Keterbacaan ………... 64

3. Data Validasi Produk ………... 64

4. Data Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa.. 65

E. Instrumen Pengumpulan Data ……….. 65

1. Kuesioner ………. 65

2. Lembar Validasi Produk ……….. 68

3. Tes ……… 69

4. Pedoman Wawancara ………... 69

F. Teknik Pengumpulan Data ………... 70

1. Penyebaran Kuesioner ……….. 70

2. Validasi Produk ……… 71

3. Tes ……… 71

4. Wawancara ………... 72

G. Teknik Pengujian Instrumen ……… 73

1. Kuesioner Analisis Kebutuhan ……… 73

2. Kuesioner Uji Keterbacaan Modul ……….. 75

3. Soal Tes ……… 75

a. Validitas Soal ………... 76

b. Reliabilitas Soal ………... 77

H. Teknik Analisis Data ……… 78

(18)

xvi

2. Analisis Data Uji Keterbacaan ………. 79

3. Analisis Data Validasi Produk ………. 80

4. Analisis Data Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa ……… 81

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………. 86

A. Tahapan Penelitian ……… 86

1. Kajian Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar …………... 86

2. Analisis Kebutuhan ……….. 86

3. Perancangan Modul ……….. 87

4. Pembuatan Instumen Tes ………. 88

5. Uji keterbacaan Modul dan Validasi Modul ……… 88

6. Uji Lapangan Terbatas ………. 89

B. Hasil Penelitian ………. 90

1. Kajian Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar …………... 90

2. Analisis Kebutuhan ……….. 91

a. Mengkaji Teori Mengenai Kriteria Sumber Belajar yang Baik ( Modul) ……….. 91

b. Pembuatan Kuesioner Analisis Kebutuhan ……….. 92

1) Hasil Uji Kelayakan Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru……….... 92

2) Hasil Uji Kelayakan Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ……….. 93

(19)

xvii

1) Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru... 94

2) Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa.. 97

3. Perancangan Modul ……….. 97

a. Pembuatan Konsep Modul ………... 98

b. Pembuatan Desain Modul ……… 98

c. Pembuatan Modul ………. 101

4. Pembuatan Instumen Tes ……….. 102

a. Validitas Soal ……… 103

b. Reliabilitas Soal ……… 105

5. Uji keterbacaan Modul dan Validasi Modul ………. 105

a. Hasil Kelayakan Kuesioner Uji Keterbacaan Modul.. 105

b. Hasil Uji Keterbacaan Modul ………... 106

c. Hasil Validasi Modul ……… 107

6. Uji Lapangan Terbatas ……….. 108

a. Tes ………. 108

1) Pretest………... 108

2) Posttest……….. 110

b. Wawancara ……… 111

C. Analisis Hasil Penelitian ………... 114

1. Analisis Hasil Uji Kelayakan Kuesioner Analisis Kebutuhan ………. 114

(20)

xviii

b. Analisis Hasil Uji Kelayakan Kuesioner Analisis

Kebutuhan Siswa ……….. 115

2. Analisis Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan ………. 116

a. Analisis Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru.. . 117

b. Analisis Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa..119

3. Analisis pembuatan Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa ……...………….. 120

a. Analisis Validitas Soal ………. 120

b. Analisis Reliabilitas Soal ………. 122

4. Analisis Kuesioner Uji Keterbacaan Modul dan Validasi Modul ……….. 122

a. Analisis Hasil Uji Kelayakan Kuesioner Uji Keterbacaan Modul ………... 122

b. Analisis Hasil Uji Keterbacaan Modul ………. 124

c. Analisis Hasil Validasi Modul ……….. 125

5. Analisis Uji Lapangan Terbatas ……… 128

a. Tes ………. 128

1) Analisis Hasil Pretest……… 128

2) Analisis Hasil Posttest……….. 139

b. Wawancara ……… 149

D. Pembahasan ………... 151

E. Keterbatasan Penelitian ………. 156

(21)

xix

A. Kesimpulan ………... 158

B. Saran ………. 160

DAFTAR PUSTAKA ………... 161

(22)

xx

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Prosedur Pengembangan Menurut Sugiyono ……….. 57

Bagan 3.2 Prosedur Pengambangan Menurut Borg & Gall ………. 57

(23)

xxi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi – Kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa ……….. 66

Tabel 3.2 Kisi – Kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru ………… 67

Tabel 3.3 Kisi – Kisi Kuesioner Uji Keterbacaan Modul ………. 67

Tabel 3.4Kisi – Kisi Lembar Validasi Produk ………. 68

Tabel 3.5 Kisi – Kisi Wawancara Terhadap Subjek Penelitian ……… 70

Tabel 3.6 Kisi – Kisi Soal Tes ……….. 72

Tabel 3.7 Kriteria Tingkat Kualitas Produk ……….. 74

Tabel 3.8 Klasifikasi Koefisien Validitas ………. 77

Tabel 3.9 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematis ………... 82

Tabel 3.10 Kategori Nilai Tes ………... 85

Tabel 4.1 Hasil Uji Kelayakan Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru …….. 93

Tabel 4.2 Hasil Uji Kelayakan Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ……. 93

Tabel 4.3 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru ………... 94

Tabel 4.4 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ………. 97

(24)

xxii

Tabel 4.6 Hasil Uji Kelayakan Kuesioner Uji Keterbacaan ………. 105

Tabel 4.7 Hasil Uji Keterbacaan Modul ………... 106

Tabel 4.8 Hasil Penilaian Validasi Produk ………... 108

Tabel 4.9 Hasil Nilai Pretest………. 109

Tabel 4.10 Hasil Nilai Posttest………. 110

Tabel 4.11 Kriteria Tingkat Kualitas Produk ……… 114

Tabel 4.12 Analisis Hasil Uji Kelayakan Kuesioner

Analisis Kebutuhan Guru ……… 115

Tabel 4.13Analisis Hasil Uji Kelayakan Kuesioner

Analisis Kebutuhan Siswa ……….. . 116

Tabel 4.14 Analisis Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru ………….. 117

Tabel 4.15 Analisis Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa …………. 119

Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Uji Validitas

Butir Soal Pretest ………... 121

Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Uji Reliabilitas

Butir Soal Pretest ………... 122

Tabel 4.18 Analisis Hasil Uji Kelayakan Kuesioner

Uji Keterbacaan Modul ………... 123

(25)

xxiii

Tabel 4.20 Analisis Hasil Penilaian Validasi Produk ………... 125

Tabel 4.21 Komentar dari Para Pakar dan Tindak Lanjutnya ………... 126

Tabel 4.22 Analisis Hasil Pretest……….. 128

Tabel 4.23 Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Tiap

Indikator pada Pretest………...……... 131 Tabel 4.24Analisis Hasil Posttest……… 139

Tabel 4.25 Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Tiap

Indikator pada Posttest……….. 140 Tabel 4.26Analisis Wawancara Siswa ………. 150

(26)

xxiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A

A.1 Lembar Uji Kelayakan Kuesioner Analisis

Kebutuhan Guru ……… L - 1

A.2 Uji Kelayakan Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru …….. L - 4

A.3 Lembar Uji Kelayakan Kuesioner Analisis

Kebutuhan Siswa ………. L - 16

A.4 Uji Kelayakan Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa …. . L - 19

A.5 Lembar Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru ………….. L - 28

A.6 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru ……….. L - 31

A.7 Lembar Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ………… L - 39

A.8 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ……… L - 42

A.9 Analisis Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa …. L - 48

Lampiran B

B.1 Lembar Uji Kelayakan Kuesioner Uji Keterbacaan

Modul ……… L - 54

B.2 Hasil Uji Kelayakan Kuesioner Uji Keterbacaan Modul … L - 57

B.3 Lembar Uji Keterbacaan Modul ……….. L - 63

B.4 Hasil Uji Keterbacaan Modul ……….. L - 65

B.5 Analisis Hasil Uji Keterbacaan Modul ………... L - 71

B.6 Lembar Validasi Produk ……….. L - 75

(27)

xxv Lampiran C

C.1 Soal Pretest ……….. L - 83

C.2 Kunci Jawaban Soal Pretest……… . L - 87

C.3 Validasi Soal Pretest……… L - 91

C.4 Reliabilitas Soal Pretest………... L - 95

C.5 Soal Posttest………. L - 97

C.6 Kunci Jawaban Soal Posttest………... L - 101

C.7 Hasil Pretest Siswa ……….. L - 105

C.8 Hasil Posttest Siswa ………. L - 123

C.9 Gambar Uji Lapangan Terbatas ……….... L - 141

Lampiran D

D.1 Surat Ijin Penelitian dari Fakultas ……… L - 143

D.2 Surat Ijin dari SETDA Provinsi DIY ……….. L - 144

D.3 Surat Ijin dari BAPPEDA DIY ……… L - 145

Lampiran E

E.1 RPP ………. L - 146

(28)

1 BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan dijelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, pembatasan masalah, manfaat penelitian, penjelasan istilah,

spesifikasi produk.

A. Latar Belakang Masalah

Majunya suatu negara ditentukan oleh kualitas sumber daya

manusia dari negara itu. Semakin baik kualitas sumber daya manusianya

maka akan semakin maju pula negaranya dan begitupun sebaliknya.

Kualitas sumber daya manusia tersebut sangat ditentukan oleh kualitas

pendidikan yang diterimanya. Ketika suatu negara tidak menaruh

perhatian terhadap pendidikan, maka negara tersebut tidak membangun

sumber kekuatan, sumber kemajuan, sumber kesejahteraan, dan sumber

martabatnya yang selalu bisa diperbarui, yaitu kualitas manusia dan

kualitas masyarakatnya (Gede Raka: 2011). Oleh karena itu bisa dikatakan

bahwa kualitas pendidikan di suatu negara menentukan majunya negara

itu.

Indonesia merupakan negara dengan sumber daya manusia yang

sangat banyak, seperti kita ketahui bahwa indonesia telah menduduki

peringkat ke empat dunia berdasarkan banyak jumlah sumber daya

manusianya, namun sangat disayangkan apabila banyaknya sumber daya

(29)

yang baik. Rendahnya kualitas sumber daya manusia di Indonesia bisa

dibuktikan dengan data dari UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks

Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi

dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per

kapita yang menunjukan, bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia

makin menurun. Di antara 174 negara didunia, Indonesia menempati

urutan ke – 102 (1996), ke – 99 (1997), ke – 105 (1998), dan ke – 109

(1999). Sedangkan dari segi pendidikannya sendiri menurut survei

Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di

Indonesia berada pada urutan ke – 12 dari 12 negara di Asia yang disurvei.

Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000),

Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki

urutan ke – 37 dari 57 negara yang disurvei di dunia.

Hal ini tentunya tidak boleh dipandang sebelah mata saja bagi kita

yang bergerak di bidang pendidikan. Hendaknya kita ikut berperan serta

membantu pemerintah untuk memajukan kualitas pendidikan di Indonesia

demi tercapainya tujuan bersama, yaitu untuk memajukan negara

Indonesia. Siswa perlu dibekali dengan kemampuan berpikir logis,

analitis, sistematis, kritis dan kreatif agar menjadi sumberdaya manusia

yang tangguh dan bisa bersaing di era globalisasi ini. Sikap dan cara

berpikir ini dapat dikembangkan melalui pembelajaran matematika. Salah

satu tujuan pembelajaran matematika adalah agar peserta didik memiliki

(30)

masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan

menafsirkan solusi yang diperoleh (BSNP: 2006). Dilihat dari tujuan

tersebut pemecahan masalah menjadi bagian yang penting dari kurikulum

matematika. Dalam proses pembelajaran maupun penyelesaian masalah,

siswa dapat memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta

keterampilan yang sudah dimiliki. Pengalaman inilah yang kemudian

melatih daya pikir siswa menjadi logis, analitis, sistematis, kritis, dan

kreatif dalam menghadapi persoalan.

Pemecahan masalah mendorong siswa untuk mendekati masalah

autentik, dunia nyata dengan cara sistematis (Jacobsen, Eggen, dan

Kauchak: 2009). Jika siswa sudah terlatih untuk memecahkan masalah

maka dikehidupan nyata siswa akan mampu mengambil keputusan

terhadap suatu masalah, sebab dia mempunyai keterampilan

mengumpulkan informasi yang relevan, menganalisis informasi, dan

menyadari betapa perlunya meneliti kembali hasil yang telah diperoleh.

Oleh karena itulah kemampuan pemecahan masalah sangat penting untuk

ditingkatkan. Namun demikian kemampuan pemecahan masalah siswa di

Indonesia masih sangat rendah. Hal ini ditunjukkan dari data TIMSS (

trend in International Mathematics and Science Study ) siswa Indonesia

berada pada rangking amat rendah dalam kemampuan (1) memahami

informasi yang komplek, (2) teori, analisis dan pemecahan masalah, (3)

pemakaian alat, prosedur dan pemecahan masalah dan (4) melakukan

(31)

Pendidikan nasional bisa dikatakan baik apa bila proses belajar

mengajarnya bermutu. Dalam proses belajar mengajar ada tiga komponen

penting dalam sistem pendidikan nasiaonal, yaitu: siswa, guru dan

kurikulum. Ketiga komponen tersebut memiliki hubungan yang tidak bisa

dipisahkan antara satu dengan yang lainnya, karena tanpa adanya salah

satu dari komponen tersebut proses interaksi edukatif tidak akan terjadi.

Keberhasilan pembelajaran bukan hanya tanggung jawab guru tetapi juga

merupakan tanggung jawab siswa. kegiatan siswa, baik dikelas maupun

diluar kelas, akan sangat menentukan keberhasilan sebuah proses belajar

mengajar. Menurut Lengkawati (2000) siswa yang baik, yaitu siswa yang

menginvestasikan waktu dan upayanya untuk belajar diluar kelas (Tim

pengembang ilmu pendidikan FIP-UPI: 2007). Proses belajar yang

dilakukan hendaknya melalui komunikasi yang baik antar guru dan siswa

maupun siswa dengan siswa. Komunikasi yang optimal dapat

menggunakan sebuah media penghubung antara guru dengan siswa

(Abdulhak & Darmawan: 2013).

Berdasarkan itulah peneliti membuat suatu modul pembelajaran

matematika untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa. Modul adalah suatu paket pengajaran yang memuat

satu unit konsep daripada bahan pelajaran. Modul itu disajikan dalam

bentuk self-instruction. Masing – masing siswa dapat menentukan kecepatan dan intensitas belajarnya sendiri (Vembriarto:1981). Dengan

(32)

mengandalkan tatap muka dengan guru saja. Modul yang dibuat mengacu

pada kurikulum yang digunakan di sekolah saat ini, yaitu kurukulum 2013.

Modul dibuat dengan bahasa yang sederhana sehingga mudah dipahami

oleh siswa, materi disajikan dengan sistematis serta dengan beberapa

pertanyaan – pertanyaan interaktif yang dapat mengarahkan siswa untuk

mendapatkan suatu informasi dari apa yang telah mereka pelajari agar

pengetahuan mereka menjadi bermakna. Untuk lebih menarik perhatian

siswa peneliti menghadirkan gambar – gambar ilustrasi pada setiap materi

yang membutuhkan ilustrasi gambar. Disamping itu, modul juga mengarah

pada peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa dengan disajikan

banyak soal – soal analisis sehingga siswa terbiasa untuk berpikir berpikir

logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif.

Materi yang diambil dalam penelitian ini yaitu materi Persamaan

Linier Dua Variabel. Peneliti mengambil materi ini karena dalam materi

ini kemampuan pemecahan masalah matematika siswa sangat diperluakan.

Penelitian dilakukan di SMP N 1 Yogyakarta. Peneliti memilih SMP

tersebut berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika disekolah

tersebut yang mengungkapkan bahwa secara keseluruhan kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa disekolah tersebut masih kurang,

siswa masih kesulitan untuk memahami soal berupa soal cerita. Disamping

itu berdasarkan wawancara dengan seorang guru di SMP N 1 Yogyakarta

mengungkapkan bahwa disekolah tersebut belum mempunyai sumber

(33)

pemecahan masalah matematika siswa, guru hanya menggunakan buku –

buku paket yang sudah disedikan oleh sekolah saja.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah dalam

penelitian ini secara spesifik dirumuskan dalam pertanyaan penelitian

sebagai berikut :

1. Bagaimana pengembangan modul pembelajaran matematika pada

materi sistem persamaan linier dua variabel untuk meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di kelas IX

SMP N 1 Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015?

2. Bagaimana efektifitas penggunaan modul pembelajaran

matematika pada materi sistem persamaan linier dua variabel di

kelas IX SMP N 1 Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015 yang

dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah matematika siswa?

C. Tujuan Penelitian

Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengembangkan modul pembelajaran matematikapada

(34)

kemampuan pemecahan masalah matematika siswadi kelas IX

SMP N 1 Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015.

2. Mengetahui efektifitas penggunaan modul pembelajaran

matematika pada materi sistem persamaanlinier dua variabel di

kelas IX SMP N 1 Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015 yang

dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah matematika siswa.

D. Batasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak meluas, maka

masalah dibatasi pada materi Persamaan Linier Dua Variabel dengan KD

membuat dan menyelesaikan model matematika dari masalah nyata yang

berkaitan dengan persamaan linier dua variabel. Bidang kajian terbatas

pada pembelajaran matematika dan soal matematika pada materi

Persamaan Linier Dua Variabel. Faktor – faktor yang lain seperti faktor

sosial, ekonomi, lingkungan dan faktor eksternal lainnya tidak dibahas

atau diabaikan dalam penelitian ini.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :

1. Guru

Sebagai refensi tambahan bagi guru dalam mengembangkan modul

(35)

serta sebagai alternatif sumber belajar lain untuk meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah pada materi persamaan linier dua

variabel.

2. Siswa

Membantu siswa IX SMP N 1 Yogyakarta tahun pelajaran

2014/2015 dalam memahami materi persamaan linier dua variabel

sebagai bekal menghadapi ujian nasional.

3. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi tambahan guna

menambah sumber belajar mata pelajaran matematika untuk materi

persamaan linier dua variabel SMP N 1 Yogyakarta.

4. Peneliti

Mendapatkan pengalaman dalam mengembangkan sumber belajar

khususnya modul pembelajaran matematika yang mengarah untuk

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

F. Penjelasan Istilah

Agar tidak menimbulkan adanya penafsiran ganda ataupun kesalah

pahaman akan maksud dan isi, maka perlu adanya batasan istilah yang

digunakan, yaitu :

1. Modul

Modul adalah salah satu sumber belajar yang memuat pokok

(36)

terarah untuk digunakan siswa, disertai dengan pedoman

penggunaan untuk guru.

2. Memecahkan masalah matematika

Memecahakan masalah matematika mengacu pada kegiatan

memilih dan menerapkan strategi untuk memecahkan masalah

matematika berdasarkan konsep matematika dan intusi siswa.

3. Kemampuan pemecahan masalah

Kemampuan pemecahan masalah mengacu pada kemampuan siswa

dalam memilih dan menerapkan strategi untuk memecahkan

masalah matematika berdasarkan konsep matematika dan intuisi

siswa.

4. Persamaan linier

Persamaan Linier adalah persamaan yang pangkat tertinggi

variabelnya adalah satu.

G. Spesifikasi Produk

Produk yang akan dikembangkan ini berupa sebuah modul

pembelajaran matematika yang mengambil materi persamaan linear dua

variabel dengan Kompetensi Dasar membuat dan menyelesaikan model

matematika dari masalah nyata yang berkaitan dengan persamaan linier

dua variabel. Modul ini dibuat untuk meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa sesuai dengan tahapan pemecahan

masalah yang diungkapkan Polya yaitu memahami masalah,

(37)

pengecekan kembali penyelesaian. Adapun unsur-unsur modul yang akan

dikembangkan adalah sebagai berikut: rumusan tujuan belajar, pedoman

guru, lembaran kegiatan siswa, lembaran kerja siswa, kunci lembaran

kerja, lembaran evaluasi, kunci lembar evaluasi. Materi pada modul

disusun secara sistematis untuk memudahkan guru atau siswa dalam

memahami materi. Dalam modul diberi gambar – gambar ilustrasi agar

lebih menarik serta disajikan fenomena kontekstual agar siswa lebih

termotivasi untuk belajar. Komponen-komponen pada modul dibuat sesuai

dengan tujuan pembelajaran yang ada sehingga sangat mendukung

pembelajaran. modul juga didesain agar siswa bisa belajar mandiri dengan

latihan-latihan soal yang bisa dikerjakan dirumah dan penyajian

(38)

11 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini, akan diuraikan kajian pustaka yang terdiri dari dua hal yaitu

landasan teori, penelitian yang relevan dan kerangka berpikir.

A. Landasan Teori

1. Pengertian belajar dan pembelajaran

a. Pengertian belajar

Belajar adalah suatu aktivitas atau proses untuk

memperoleh pengetahuan, meningkatkan ketrampilan,

memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian.

Belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, tidak harus

dalam kondisi formal didalam kelas, tetapi dapat secara

informal, non formal, dan siswa dapat belajar dari alam atau

dari peristiwa sosial sehari – hari (Suyono & Hariyanto, 2011:

9, 15). Belajar adalah suatu proses yang menghasilkan

perubahan perilaku yang dilakukan secara sengaja untuk

memperoleh pengetahuan, kecakapan, dan pengalaman baru ke

arah yang lebih baik ( Suryabrata, 1991: 45). Salah satu

pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya

perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin

(39)

pengetahuan, ketrampilan, atau sikapnya (Azhar Arsyad, 2010:

1).

Dari peryataan beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan

bahwa belajar adalah suatu aktivitas atau proses yang disengaja

sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku, pengetahuan,

sikap, dan ketrampilan pada diri seseorang ke arah yang lebih

baik serta dapat terjadi dimana saja dan kapan saja.

b. Pengertian pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru

dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan guru agar

dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan,

penguasaan kemahiran, serta pembentukan sikap dan

kepercayaan pada siswa. Dengan kata lain, pembelajaran

adalah proses untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan

baik. Menurut Miarso pembelajaran adalah usaha pendidikan

yang dilaksanakan secara sengaja, dengan tujuan yang telah

ditetapkan, serta pelaksanaannya terkendali ( Eveline Siregar,

2011: 12).

2. Sumber belajar

a. Pengertian sumber belajar

Rusman (2009: 130) mengemukakan bahwa sumber belajar

(40)

belajar mengajar. Sumber belajar tidak lain adalah daya yang

dapat dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar,

baik secara langsung maupun tidak langsung, sebagian atau

secara keseluruhan. Dalam bukunya, Rusman juga menuliskan

paparan mengenai sumber belajar yang dikemukakan oleh

Association For Education And Communication Technology

(AECT) yang mendefinisikan sumber belajar adalah berbagai

atau semua sumber baik yang berupa data, orang dan wujud

tertentu yang dapat digunakan oleh siswa dalam belajar baik

secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga

mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajarnya.

Menurut Mulyasa (2006: 159) sumber belajar dapat

dirumuskan sebagai segala sesuatu yang dapat memberikan

kemudahan belajar, sehingga diperoleh sejumlah informasi,

pengetahuan, pengalaman, dan ketrampilan yang diperlukan.

Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa

sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat berupa data,

orang dan wujud tertentu yang dapat membantu dalam proses

belajar mengajar. Tujuan dari sumber belajar yaitu

mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajarnya

sehingga diperoleh sejumlah informasi, pengetahuan,

pengalaman, dan ketrampilan yang diperlukan.

(41)

Rusman (2009: 134) menuliskan beberapa fungsi sumber

belajar, yakni:

1) Meningkatkan produktifitas pendidikan, dengan cara

mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk

menggunakan waktu secara lebih baik, dan mengurangi

beban guru dalam menyampaikan informasi sehingga

dapat lebih banyak membina dan mengembangkan

gairah belajar siswa.

2) Memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya

lebih individual, yaitu dengan cara mengurangi kontrol

guru yang kaku dan tradisional, memberikan

kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai bakat,

minat dan kemampuannya.

3) Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap

pembelajaran, yaitu dengan cara perancangan program

pendidikan yang lebih sistematis, pengembangan bahan

pembelajaran yang dilandasi oleh penelitian.

4) Lebih memantapkan kegiatan pembelajaran, yaitu

dengan cara meningkatkan kemampuan sumber belajar,

penyajian informasi dan bahan secara lebih konkret.

5) Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu dengan

cara mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang

(42)

konkret, memberikan pengetahuan yang sifatnya

langsung.

6) Memungkinkan penyajian pendidikan yang lebih luas,

yaitu dengan jalan penyajian informasi yang mampu

menembus batas geografis seperti dengan penerapan

pembelajran berbasis komputer dan e-learning di

sekolah.

Rusman (2009: 135) juga menuliskan manfaat sumber

belajar yaitu memberikan pengalaman belajar yang konkret

tidak langsung kepada siswa; menyajikan sesuatu yang tidak

mungkin diadakan, dikunjungi, atau dilihat secara langsung

dan konkret, menambah dan memperluas cakrawala sajian

yang ada di dalam kelas, memberikan informasi yang akurat

dan terbaru; membantu memecahkan masalah pendidikan dan

pembelajaran baik dalam lingkungan makro maupun

lingkungan mikro; memberikan motivasi yang positif,

lebih-lebih bila dirancang penggunaannya secara tepat; merangsang

untuk berpikir, bersikap, dan berkembanglebih lanjut, seperti

buku teks, buku bacaan, film dan lainnya yang mengandung

daya penalaran yang membuat siswa terangsang untuk

(43)

Sedangkan Mulyasa (2006: 163) menuliskan dalam

bukunya bahwa kegunaan sumber belajar adalah sebagai

berikut:

1) Merupakan pembuka jalan dan pengembangan

wawasan terhadap proses pembelajaran yang ditempuh.

Disini sumber belajar merupakan peta dasar yang perlu

dijajaki secara umum agar wawasan pembelajaran yang

dikembangkan dapat dipahami lebih awal.

2) Sebagai pemandu materi pembelajaran yang dipelajar,

langkah- langkah operasional untuk menelusuri secara

lebih teliti materi standar secara tuntas.

3) Memberikan berbagai macam ilustrasi dan

contoh-contoh yang berkaitan dengan pembelajaran dan

pembentukan kompetensi dasar.

4) Memberikan petunjuk dan deskripsi tentang hubungan

antara apa yang sedang dikembangkan dalam

pembelajaran, dengan ilmu pengetahuan lainnya.

5) Menginformasikan sejumlah penemuan baru yang

pernah diperoleh orang lain sehubungan dengan

pembelajaran yang sedang dikembangkan.

6) Menunjukkan berbagai permasalahan yang timbul

(44)

dikembangkan, yang menuntut adanya kemampuan

pemecahan dari para guru dan peserta didik.

c. Jenis sumber belajar

Rusman (2009: 137) menulis bahwa sumber belajar

menurut AECT dibedakan menjadi 6 jenis, yaitu:

1) Pesan (message)

Pesan adalah informasi yang ditransmisikan atau

diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk ide,

ajaran, fakta, makna, nilai dan data. Contoh: isi bidang

study yang dicantumkan dalam kurikulum pendidikan

formal, dan dnon formal maupun dalam pendidikan

informal.

2) Orang

Orang adalah manusia yang berperan sebagai pencari,

penyimpan, pengolah dan penyaji pesan. Contoh: guru,

dosen, guru pembimbing, guru pembina, tutor, siswa,

pemain, pembicara, instruktur dan penatar.

3) Bahan

Bahan adalah sesuatu ujud tertentu yang mengandung

pesan atau ajaran untuk disajikan dengan menggunakan

alat atau bahan itu sendiri tanpa alat penunjang apapun.

(45)

terprogram, transparansi, film, video tape, pita audio,

filmstrip,microfiche, dan sebagainya.

4) Alat

Alat adalah sesuatu perangkat yang digunakan untuk

menyampaikan pesan yang tersimpan dalam bahan tadi.

Contoh: proyektor slide,proyektor film, proyektor

filmstrip, OHP, monitor televisi, monitor komputer,

kaset recorder, pesawat radio, dan lain – lain.

5) Teknik

Teknik diartikan sebagai prosedur yang runtut atau

acuan yang dipersiapkan untuk menggunakan bahan,

peralatan, orang dan lingkungan belajar secara

terkombinasi dan terkoordinasi untuk menyampaikan

ajaran atau materi pelajaran. Contoh: keller plan, belajar

secara mandiri, belajar jarak-jauh, belajar secara

kelompok, simulasi, diskusi, ceramah, pemecahan

masalah, tanya jawab dan sebagainya.

6) Latar

Latar atau lingkungan yaitu situasi disekitar proses

belajar-mengajar terjadi. Latar dibedakan menjadi dua

macam yaitu lingkungan yang berbentuk fisik dan non

fisik. Contoh lingkungan fisik yaitu gedung, sekolah,

(46)

belajar, studio, ruang rapat, musium, taman, dan

sebagainya. Contoh lingkungan nonfisik yaitu tatanan

ruang belajar, sistem ventilasi, tingkat kegaduhan

lingkungan belajar, cuaca, dan sebagainya.

Sedangkan Mulyasa (2006: 159) mengemukakan bahwa

sumber belajar yang ada dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1) Manusia (people), yaitu orang yang menyampaikan pesan pengajaran secara langsung; seperti guru,

konselor, administrator, yang diniati secara khusus dan

disengaja untuk kepentinganbelajar (by design).

2) Bahan (material), yaitu sesuatu yang mengandung pesan pembelajaran; baik yang diniati secara khusus

seperti film pendidikan, peta, grafik, buku paket dan

sebagainya, yang biasa disebut media pengajaran.

3) Lingkungan (setting), yaitu ruang dan tempat ketika sumber-sumber dapat berinteraksi dengan para peserta

didik. Disamping itu ada pula ruang dan tempat yang

tidak diniati untuk kepentingan belajar, namum bisa

dimanfaatkan; misalnya museum, kebun binatang, candi

dan sebagainya.

4) Alat dan peralatan (tools and equipment), yaitu sumber belajar untuk produksi dan memainkan susmber-sumber

(47)

kamera untuk produksi foto, dan tape recorder untuk

rekaman. Sedang alat dan peralatan yang digunakan

untuk memainkan sumber lain misalnya proyektor film,

pesawat TV, pesawat radio.

5) Aktivitas (activities), yaitu sumber belajar yang merupakan kombinasi antara suatu teknik dengan

sumber lain untuk memudahkan (facilitates) belajar, misalnya pembelajran berprogram merupakan

kombinasi antar teknik penyajian bahan dengan buku.

d. Kriteria pemilihan sumber belajar

Pemilihan sumber belajar secara umum terdiri dari dua macam

ukuran yaitu kriteria umum dan kriteria berdasarkan tujuan

yang hendak dicapai ( Rusman, 2009: 136):

1) Kriteria umum

Kriteria umum merupakan ukuran kriteria kasar dalam

memilih sumber belajar diantaranya adalah:

a) Ekonomis dalam pengertian murah, maksudnya

tidak terpatok pada harganya yang selalu

rendah, tetapi dapat juga pemanfaatannya dalam

jangka panjang.

b) Praktis dan sederhana, artinya tidak memerlukan

(48)

c) Mudah diperoleh, dalam artian sumber belajar

itu dekat, tersedia dimana-mana dan tidak perlu

diadakan dan dibeli.

d) Bersifat fleksibel, artinaya dapat dimanfaatkan

untuk berbagai tujuan instrusional dan tidak

dipengaruhi oleh faktor luar; misalnya kemajuan

teknologi, nilai, budaya dan lainnya.

e) Komponen-komponennya sesuai dengan tujuan,

hal ini untuk menghindari hal-hal yang ada

diluar kemampuan guru.

2) Kriteria berdasarkan tujuan

Kriteria memilih sumber belajar berdasarkan tujuan

diantaranya adalah:

a) Sumber belajar guna memotivasi, artinya

pemanfaatan sumber belajar tersebut bertujuan

membangkitkan minat, mendorong partisipasi

merangsang pertanyaan -

pertanyaan,memperjelas masalah dan

sebagainya.

b) Sumber belajar untuk pembelajran, yaitu untuk

(49)

c) Sumber belajar untuk penelitian, merupakan

bentuk observasi, dianalisis, dicatat secara teliti

dan sebagainya.

d) Sumber belajar untuk memecahkan masalah.

e) Sumber belajar untuk presentasi, disini lebih

ditekankan sumber sebagai alat, metode, atau

strategi penyampaian pesan.

Dari fungsi, manfaat, serta kriteria yang telah dikemukakan

diatas maka peneliti memilih sumber belajar modul untuk

penelitian ini. Alasan peneliti memilih modul sebagai

sumber belajar dalam penelitian ini karena modul adalah

sumber belajar yang bersifat self- instruction sehingga

memungkinkan siswa secara mandiri sehingga waktu

belajar mereka tidak hanya saat disekolah saja, tetapi bisa

juga diluar sekolah. Modul merupakan sumber belajar yang

komponen – komponennya sesuai dengan tujuan, artinya

modul sebagai sumber belajar yang berguna untuk

memotivasi siswa, mendukung aktifitas pembelajaran, serta

modul merupakan sumber belajar untuk memecahkan

masalah.

3. Sumber belajar modul

(50)

Batasan yang dikembangkan oleh Badan Pengembangan

Pendidikan dan Kebudayaan mengenai modul adalah sebagai berikut : yang dimaksud dengan modul adalah “ satu unit

program belajar mengajar terkecil yang secara terperinci

menggariskan :

1) Tujuan – tujuan instruksionil umum yang akan

ditunjang pencapaiannya;

2) Topik yang akan dijadikan pangkal proses belajar-

mengajar;

3) Tujuan – tujuan instruksionil khusus yang akan dicapai

oleh siswa;

4) Pokok – pokok materi yang akan dipelajari dan

diajarkan;

5) Kedudukan dan fungsi satuan ( modul) dalam kesatuan

program yang lebih luas;

6) Peranan guru didalam proses belajar-mengajar;

7) Alat – alat dan sumber yang akan dipakai;

8) Kegiatan – kegiatan belajar yang harus dilakukan dan

dihayati peserta didik secara berurutan;

9) Lembaran – lembaran kerja yang harus diisi peserta

didik;

(51)

Didalam bukunya Drs. St. Vembriarto (1981) menyimpulkan

sifat – sifat khas dari pada modul, yaitu:

1) Modul itu merupakan unit (paket) pengajaran terkecil

dan lengkap.

2) Modul itu memuat rangkaian kegiatan belajar yang

direncanakan dan sistematik.

3) Modul memuat tujuan belajar (pengajaran) yang

dirumuskan secara eksplisit dan spesifik.

4) Modul memungkinkan siswa belajar sendiri

(independent), modul memuat bahan yang bersifat self-

instructional.

5) Modul merupakan realisasi pengakuan perbedaan

individual, merupakan salah satu perwujudan

pengajaran individual.

b. Sifat dan karakteristik modul

Suryosubroto (1983) mengemukakan sifat – sifat khas modul

sebagai berikut :

1) Modul merupakan unit pengajaran terkecil dan lengkap

Pengajaran menggunakan modul memuat suatu unit

pengajaran namun lengkap. Modul dalam penelitian ini

berisi materi bahasan, kegiatan pembelajaran, lembar

(52)

2) Modul memuat rangkaian kegiatan belajar yang

direncanakan dan sistematik

Peneliti menyertakan rancangan kegiatan belajar yang

akan dilakukan oleh guru dan siswa, sehingga

rancangan tersebut dapat digunakan untuk membantu

siswa dan guru untuk mengikuti kegiatan belajar

mengajar dengan modul.

3) Modul memuat tujuan belajar yang dirumuskan secara

jelas dan spesifik

Pada modul ini memuat tujuan belajar diawal modul.

Hal ini bertujuan agar guru dan siswa mengerti tujuan

dari belajar yang akan dilakukan sehingga kegiatan

pembelajaran yang dilakukan dapat mengarah pada

tujuan yang sudah ditetapkan.

4) Modul memungkinkan siswa belajar mandiri

Dalam modul ini berisi lengkap mengenai tujuan

belajar, rangkaian rencana kegiatan, materi

pembelajaran, latihan – latihan untuk siswa serta

pertanyaan – pertanyaan interaktif untuk membangun

pengetahuan siswa sehingga sangat memungkinkan

(53)

5) Modul merupakan realisasi pengakuan perbedaan

individual dan merupakan salah satu perwujudan

pengajaran individual

Dalam pembelajaran menggunakan modul, masing –

masing siswa diberikan kesempatan untuk belajar

sesuai dengan kecepatan mereka.

Menurut Mulyasa (2006) pembelajaran dengan sistem modul

memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) Setiap modul harus memberikan informasi dan

memberikan petunjuk pelaksanaan yang jelas tentang

apa yang harus dilakukan oleh seorang peserta didik,

bagaimana melakukannya, dan sumber belajar apa yang

harus digunakan.

2) Modul merupakan pembelajaran individual, sehingga

mengupayakan untuk melibatkan sebanyak mungkin

karakter peserta didik.

3) Pengalaman belajar dalam modul disediakan untuk

membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran

seefektif dan seefisien, serta memungkinkan peserta

didik untuk melakukan pembelajaran secara aktif, tidak

sekedar membaca dan mendengarkan tetapi lebih dari

(54)

4) Materi pembelajran disajikan secara logis dan

sistematis, sehingga peserta didik dapat mengetahui

kapan dia memulai dan kapan dia mengakhiri suatu

modul dan tidak menimbulkan pertanyaan mengenai

apa yang harus dilakukan, atau dipelajari.

5) Setiap modul memiliki mekanisme untuk mengukur

pencapaian tujuan belajar peserta didik, terutama untuk

memberikan umpan balik bagi peserta didik dalam

mencapai ketuntasan belajar.

c. Maksud dan tujuan penggunaan modul

Suryosubroto (1983) menyatakan maksud dan tujuan

digunakannya modul didalam proses belajar mengajar ialah

agar supaya:

1) Tujuan pendidikan dapat dicapai secara efisien dan

efektif

2) Siswa dapat mengikuti program pendidikan sesuai

dengan kecepatan dan kemampuannya sendiri

3) Siswa dapat sebanyak mungkin menghayati dan

melakukan kegiatan belajar sendiri, baik dibawah

bimbingan atau tanpa bimbingan guru

4) Siswa dapat menilai dan mengetahui hasil belajarnya

(55)

5) Siswa benar – benar menjadi titik pusat kegiatan belajar

mengajar

6) Kemajuan siswa dapat diikuti dengan frekuensi yang

lebih tinggi melalui evaluasi yang dilakukan pada

setiap modul berakhir

7) Modul disusun berdasarkan konsep “ mastery learning” suatu konsep yang menekankan bahwa siswa harus

secara optimal menguasai bahan pelajaran yang

disajikan dalam modul itu. Prinsip – prinsip ini

mengandung konsekuensi bahwa seorang siswa tidak

diperbolehkan mengikuti program berikutnya sebelum

ia menguasai paling sedikit 75% dari bahan tersebut.

d. Unsur – unsur modul

Menurut Suryosubroto (1983) unsu – unsur modul adalah

sebagai berikut :

1) Pedoman Guru

Pedoman guru berisi petunjuk – petunjuk guru agar

pengajaran dapat diselenggarakan secara efisien. Juga

memberikan penjelalasan tentang:

a) Macam – macam kegiatan yang akan dilakukan

(56)

b) Waktu yang disediakan untuk menyelesaikan

modul itu

c) Alat – alat pelajaran yang digunakan

d) Petunjuk – petunjuk evaluasi

2) Lembar Kegiatan Siswa

Lembar kegiatan ini memuat materi pelajaran yang

harus dikuasai oleh siswa. penyusunan materi pelajran

ini disesuaikan dengan tujuan – tujuan instruksional

yang akan dicapai yang telah dirumuskan dalam modul

itu, materi pelajaran juga didsusun secara teratur

langkah demi langkah sehingga dapat diikuti oleh

siswa. Dalam lembar kegiatan tercantum pula kegiatan – kegiatan yang harus dilakukan siswa.

3) Lembaran Kerja

Lembaran kerja ini menyertai lembar kegiatan siswa,

digunakan untuk menjawab atau mengerjakan soal –

soal, tugas – tugas, atau masalah – masalah yang harus

dipacahkan. Siswa harus bekerja dan melaksanakan

kegiatannya pada lembar kerja ini.

4) Kunci lembaran kerja

Maksud diberikan kunci lembaran kerja ialah agar

siswa dapat mengevaluasi (mengoreksi) sendiri hasil

(57)

kesalahan dalam pekerjaannya maka ia dapat meninjau

kembali pekerjaannya.

5) Lembaran tes

Lembaran tes ialah alat evaluasi yang digunakan

sebagai pengukur keberhasilan atau tercapai tidaknya

tuuan yang elah dirumuskan dalam modul itu. Jadi

lembaran tes berisi soal – soal untuk menilai

keberhasilan murid dalam mempelajari bahan yang

disajikan dalam modul tersebut.

6) Kunci lembaran tes

Kunci lembaran tes berisi jawaban dari lembaran tes

yang dibarikan, gunanya sebagai alat koreksi sendiri

terhadap penilaian yang dilaksanakan.

Dari penjabaran tentang unsur-unsur modul dari dua

penulis diatas, maka peneliti menyusun modul untuk penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1) Rumusan tujuan belajar

Rumusan tujuan belajar berisi tujuan-tujuan yang harus

dicapai siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan

menggunakan modul ini.

(58)

Pedoman guru berisi petunjuk-petunjuk pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan modul ini. Adapun

pedoman guru meliputi :

a) Kegiatan yang harus dilakukan dikelas

b) Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan

modul

c) Alat-alat yang digunakan dalam pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan modul

d) Petunjuk-petunjuk evaluasi

3) Lembar kegiatan siswa

Lembar kegiatan siswa berisi kegiatan yang harus

dilakukan siswa dalam pembelajaran dengan

menggunakan modul ini. Adapun isi lembaran kegiatan

siswa ini adalah:

a) Kegiatan yang harus dilakukan siswa, misalnya

percobaan, dan lain-lain

b) Materi pelajaran yang harus dikuasai siswa

c) Latihan-latihan soal yang berkaitan dengan

materi pelajaran yang bersangkutan

4) Lembar kerja siswa

Lembar kegiatan dilengkapi dengan lembaran kerja

(59)

kegiatan yang ada dilembar kegiatan pada lembar kerja

ini.

5) Kunci lembar kerja

Kunci lembaran kerja disertakan dalam modul untuk

siswa agar siswa dapat mengoreksi pekerjaannya

sendiri. Namun dalam kunci lembaran kerja ini hanya

berisi jawaban akhir saja tanpa ada pembahasan. Hal

ini dibuat agar siswa dapat menemukan sendiri cara

penyelesaiannya dan tidak hanya melihat

pembahasannya saja.

6) Lembar evaluasi

Dalam penelitian ini lembar evaluasi digunakan untuk

mengetahui pengaruh penggunaan modul dilihat dari

kemampuan pemecahan masalah siswa. Pada penelitian

ini peneliti mengambi empat KD pada bab persamaan

linier dua variabel. Peneliti mengadakan satu kali

evaluasi, yakni pada akhir pembelajaran menggunakan

modul. Lembar evaluasi hanya terdapat pada pedoman

guru.

7) Kunci lembar evaluasi

Kunci lembar evaluasi ini dibawa oleh guru.

(60)

Suryosubroto (1983) mengemukakan tentang cara siswa belajar

dengan menggunakan modul dan peran guru dalam sistem pengajaran

dengan modul.

a. Cara siswa belajar dengan menggunakan modul

Langkah – lngkah yang dilalui siswa pada saat belajar

menggunakan modul adalah sebagai berikut:

1) Mempelajari lembar kegiatan siswa

2) Mengerjakan tugas – tugas pada lembaran kerja

3) Mencocokkan dengan kunci lembaran kerja

4) Mengerjakan lembaran tes

5) Mencocokkan hasil tes dengan kunci lembaran tes

b. Peran guru dalam sistem pengajran dengan menggunakan

modul

Peran guru dalam sistem ini bukan sebagai penyampai

informasi namun sebagai pengelola kelas yang ditinjau dari

langkah – langkah belajar modul sebagai berikut:

1) Pada saat akan dimulainya suatu modul

Sebelum modul digunakan, guru harus mempelajari

pedoman guru dan bahan modul yang digunakan siswa.

guru juga harus mempersiapkan alat dan sumber yang

harus disediakan atau dimiliki siswa agar modul

tersebut dapat digunakan secara maksimal.

(61)

Saat berlangsungnya proses belajar guru hendaknya:

a) Melaksanakan tugas yang digariskan dalam

pedoman guru

b) Menegaskan kepada siswa hal – hal khusus

yang terdapat dalam modul

c) Menegaskan kepada siswa agar tidak perlu

tergesa – gesa dalam menyelesaikan modul

namun secepatnya menguasai bahan modul itu

(tidak banyak waktu yang terbuang)

d) Menekankan kepada siswa bahwa mereka boleh

bertanya baik kepada guru maupun teman yang

dianggap lebih tahu tentang hal – hal yang

belum jelas

e) Mengadakan pengecekan keliling untuk

mengetahui:

(1) Seberapa jauh para siswa memahami

petunjuk – petunjuk yang tertulis dalam

modul, seperti terlihat dalam kemampuanya

mengisi lembar kerja

(2) Seberapa jauh para siswa mengerjakan tugas – tugas seperti yang telah digariskan dalam

Gambar

Gambar 1  Grafik fungsi Gambar 2 2� + � = 8 Grafik fungsi 2� +
Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa
Tabel 3.4 Kisi-kisi Lembar Validasi Produk
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Wawancara Terhadap Subjek Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan,

(3) Bagi Wajib Retribusi yang tidak memanfaatkan fasilitas yang diberikan (kios, toko, los, bedak dan sebagainya) tiga bulan berturut – turut dan tidak membayar retribusi

Dari hasil penelitian yang dilakukan didapati bahwa pemberian konsentrasi larutan nutrisi AB Mix yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap seluruh peubah

Penelitian dilakukan dua tahapan yaitu tahapan pertama yaitu tahapan dengan dilakukan ekstraksi ciri dan preprocessing dengan mengambil beberapa contoh data suara hukum

Untuk menentukan pola injeksi optimum ada beberapa faktor yang dipertimbangkan, sejarah produksi, tekanan reservoir, konektifitas antara sumur injeksi-produksi

Dilakukan exclude dari sumber asli dan dari publikasi yang sama, kemudian diperoleh similarity index 34%, seperti gambar berikut:.. Diperoleh similarity 34% dan merah pada semua teks

Metode penelitian yang dilakukan untuk merancang dan membuat sistem manajemen laundry ini adalah dengan menggunakan metode penelitian waterfall yaitu dengan pengumpulan

Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda diketahui bahwa secara simultan reputasi underwriter, ukuran perusahaan, umur perusahaan, return on investment