ABSTRAK
Ratnasari, Evi (2014).Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas IX SMP N 1 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Sanata Dharma.
Kemampuan pemecahan masalah sangat penting untuk ditingkatkan. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah adalah lewat pembelajaran matematika. Pembelajaran bisa berjalan dengan baik jika ada komunikasi yang baik antara guru dengan siswa serta siswa dengan siswa. Oleh karena itulah diperlukan sumber belajar yang dapat mejembatani komunikasi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa serta dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Modul pembelajaran matematika yang dikembangkan adalah sumber belajar yang dirancang untuk memfasilitasi permasalahan tersebut.Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan modul pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dan mengetahui efektifitas penggunaan modul setelah dilakukannya uji lapangan terbatas kepada siswa kelas IX SMP N 1 Yogyakarta pada tahun ajaran 2014/2015.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (R&D). Langkah penelitian ini terdiri atas 6 tahap, yaitu (1) kajian standar kompetensi dan kompetensi dasar, (2) analisis kebutuhan, (3) perancangan modul pembelajaran matematika, (4) pembuatan instrumen tes, (5) uji keterbacaan dan validasi modul, (6) uji coba lapangan terbatas terhadap sekelompok siswa kelas IX SMP N 1 Yogyakarta. Melalui tahap tersebut, akan dihasilkan prototipe modul pembelajaran matematika pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modul pembelajaran matematika pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel yang dikembangkan efektif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas IX SMP N 1 Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015 dengan kenaikan nilai rata – rata nilai
pretestkeposttest sebesar 71,95%. Dari hasil posttest dapat dilihat juga bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa meningkat pada tahap memahami masalah, menyusun rencana/ memilih strategi dan melaksanakan strategi dan hasil.Berdasarkan wawancara dengan siswa diperoleh bahwa pembelajaran menggunakan modul membantu mereka untuk lebih memahami dan menguasai strategi dalam menyelesaikan masalah sitem persamaan linier dua variabel. Namun pada bagian penjelasan grafik masih sulit untuk dipahami siswa, oleh karena itu pada penjelasan grafik modul mengalami revisi.
ABSTRACT
Ratnasari, Evi (2014). Development of Mathematics Learning Module on the Systems of Linear Equation in Two Variables to Increase Mathematics Problem Solving Skill of IX graders in SMP N 1 Yogyakarta. Thesis. Yogyakarta: Mathematics Education Study Program, Sanata Dharma University.
Problem solving skill is important to be increased. One of the ways to increase problem-solving skill is through learning mathematics. Learning can work well if there is a good communication between teachers and students as well as students with students. Thus, it is needed a learning resource which can connect the communication between teachers and students and students with students and improve students' mathematics problem solving skill. Mathematics learning module which was developed is a learning resource which was designed to facilitate such problem. The purpose of this study was to determine the quality of the module which was developed and the impact in terms of students' mathematics problem solving skill. This research was conducted on the school year 2014/2015 for all IX graders of SMP N 1 Yogyakarta.
This study uses research and development (R & D). The steps of conducting this study consists of six stages: (1) the study of standards competence and basic competence, (2) conducting need analysis, (3) designing mathematics learning module, (4) the development of research instruments, (5) the readability test and validation module, (6) the limited field trials to a group of IX graders of SMP N 1 Yogyakarta. Through these stages, there will be a mathematics learning module prototype on the Systems of Linear Equation in Two Variables to increase the students' mathematics problem solving skill.
The results of this study indicate that mathematics learning module on the Systems of Linear Equation in Two Variables which was developed is effective
to increase the students’ mathematics problem solving for IX graders of SMP N 1
Yogyakarta on the school year 20014/2015 with the increment of the mean score from pretest to posttest which is 71.95%. From the posttest results, it also can be seen that the mathematics problem solving skill of the students increasing in every stage, in the stage of understanding the problems, developing the plans / selecting strategies, doing the strategies and the results. Based on the interview with the
i
PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP N 1 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun oleh:
Evi Ratnasari
NIM: 101414030
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan untuk:
1. Tuhan Yesus Kristus terkasih yang telah memberi cinta kasih, kekuatan,
kesanggupan, dan kasih karunia-Nya untukku dalam segala hal dihidupku.
2. Orang tuaku tersayang, Bapak Suyanto dan Ibu Srikuntari yang telah
memberikan cinta kasih, doa, serta dukungannya sampai saat ini.
3. Kakakku Herry Wahyu T. M dan adik- adikku tersayang Agum
Pamungkas dan Jessica Anya N. yang telah memberikan dukungan dan
doa selama ini.
4. Stephanus Sabdo Adi Krisnanto penyemangatku.
5. Teman-teman Fire Community area Sanata Dharma yang telah
memberikan dukungan dan pengalaman dalam pelayanan.
6. Teman-teman Pendidikan Matematika angkatan 2010.
v
HALAMAN MOTTO
“ Sebab Aku ini mengetahui rancangan – rancangan apa yang ada padaKu
mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang
penuh harapan.”
Yeremia 29: 11
“ Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang
kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita.”
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 30 September 2014
Peneliti
vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Evi Ratnasari
Nomor Mahasiswa : 101414030
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP N 1 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk apa saja, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 18 September 2014
Yang menyatakan,
viii ABSTRAK
Ratnasari, Evi (2014).Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika pada MateriSistem Persamaan Linier Dua Variabel untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas IX SMP N 1 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Sanata Dharma.
Kemampuan pemecahan masalah sangat penting untuk ditingkatkan. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah adalah lewat pembelajaran matematika. Pembelajaran bisa berjalan dengan baik jika ada komunikasi yang baik antara guru dengan siswa serta siswa dengan siswa. Oleh karena itulah diperlukan sumber belajar yang dapat mejembatani komunikasi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa serta dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Modul pembelajaran matematika yang dikembangkan adalah sumber belajar yang dirancang untuk memfasilitasi permasalahan tersebut.Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan modul pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dan mengetahui efektifitas penggunaan modul setelah dilakukannya uji lapangan terbatas kepada siswa kelas IX SMP N 1 Yogyakarta pada tahun ajaran 2014/2015.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (R&D). Langkah penelitian ini terdiri atas 6 tahap, yaitu (1) kajian standar kompetensi dan kompetensi dasar, (2) analisis kebutuhan, (3) perancangan modul pembelajaran matematika, (4) pembuatan instrumen tes, (5) uji keterbacaan dan validasi modul, (6) uji coba lapangan terbatas terhadap sekelompok siswa kelas IX SMP N 1 Yogyakarta. Melalui tahap tersebut, akan dihasilkan prototipe modul pembelajaran matematika pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modul pembelajaran matematika pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel yang dikembangkan efektif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas IX SMP N 1 Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015 dengan kenaikan nilai rata – rata nilai pretestkeposttest sebesar 71,95%. Dari hasil posttest dapat dilihat juga bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa meningkat pada tahap memahami masalah, menyusun rencana/ memilih strategi dan melaksanakan strategi dan hasil.Berdasarkan wawancara dengan siswa diperoleh bahwa pembelajaran menggunakan modul membantu mereka untuk lebih memahami dan menguasai strategi dalam menyelesaikan masalah sitem persamaan linier dua variabel. Namun pada bagian penjelasan grafik masih sulit untuk dipahami siswa, oleh karena itu pada penjelasan grafik modul mengalami revisi.
ix ABSTRACT
Ratnasari, Evi (2014). Development of Mathematics Learning Module on the Systems of Linear Equation in Two Variables to Increase Mathematics Problem Solving Skill of IX graders in SMP N 1 Yogyakarta. Thesis. Yogyakarta: Mathematics Education Study Program, Sanata Dharma University.
Problem solving skill is important to be increased. One of the ways to increase problem-solving skill is through learning mathematics. Learning can work well if there is a good communication between teachers and students as well as students with students. Thus, it is needed a learning resource which can connect the communication between teachers and students and students with students and improve students' mathematics problem solving skill. Mathematics learning module which was developed is a learning resource which was designed to facilitate such problem. The purpose of this study was to determine the quality of the module which was developed and the impact in terms of students' mathematics problem solving skill. This research was conducted on the school year 2014/2015 for all IX graders of SMP N 1 Yogyakarta.
This study uses research and development (R & D). The steps of conducting this study consists of six stages: (1) the study of standards competence and basic competence, (2) conducting need analysis, (3) designing mathematics learning module, (4) the development of research instruments, (5) the readability test and validation module, (6) the limited field trials to a group of IX graders of SMP N 1 Yogyakarta. Through these stages, there will be a mathematics learning module prototype on the Systems of Linear Equation in Two Variables to increase the students' mathematics problem solving skill.
The results of this study indicate that mathematics learning module on the Systems of Linear Equation in Two Variables which was developed is effective to increase the students’ mathematics problem solving for IX graders of SMP N 1 Yogyakarta on the school year 20014/2015 with the increment of the mean score from pretest to posttest which is 71.95%. From the posttest results, it also can be seen that the mathematics problem solving skill of the students increasing in every stage, in the stage of understanding the problems, developing the plans / selecting strategies, doing the strategies and the results. Based on the interview with the
x PRAKATA
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan berkat-Nya
sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas IX SMP N 1 Yogyakarta dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Jurusan Ilmu Pendidikan,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan dengan
baik karena bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu perkenankanlah peneliti mengucapkan terimakasih atas bantuan, dukungan,
dan bimbingan yang telah diberikan kepada peneliti, dengan tulus hati peneliti
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan.
2. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S. Pd. selaku Kaprodi Pendidikan
Matematika.
3. Ibu Ch. Enny Murwaningtyas, M. Sc. selaku Wakaprodi Pendidikan
xi
4. Ibu Veronika Fitri Rianasari, M.Sc. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bantuan dan bimbingan kepada peneliti dengan penuh
kesabaran dan kebijaksanaan dalam penulisan skripsi hingga selesai.
5. Kepala SMP N 1 Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada peneliti
untuk melakukan penelitian di sekolah.
6. Ibu Sri Prihatin Hartati, S. Pd. dan Ibu Maria Roostika, S. Pd. selaku guru
matematika SMP N 1 Yogyakarta atas bantuan dan partisipasinya dalam
pelaksanaan penelitian.
7. Pakar pembelajaran matematika dan pakar media pembelajaran
matematika atas bantuan dan kontribusinya dalam penelitian
pengembangan ini.
8. Siswa kelas VIIA, VIII B, IX A, dan IX G SMP N 1 Yogyakarta tahun
ajaran 2014/2015 yang telah bekerja sama dalam penelitian pengembangan
ini.
9. Orang tuaku tersayang, Bapak Suyanto dan Ibu Srikuntari yang telah
memberikan cinta kasih, doa, serta dukungannya sampai saat ini.
10.Kakakku Herry Wahyu T. M dan adik- adikku tersayang Agum
Pamungkas dan Jessica Anya N. yang telah memberikan dukungan dan
doa selama ini.
11.Stephanus Sabdo Adi Krisnanto yang terus setia mendukung, mendoakan
dan membantuku. Terimakasih.
12.Keluarga besar orang tua peneliti atas perhatian dan dukungan yang telah
xii
13.Sahabatku Irin, Onya, Mbak Elita, Thea, Lia, Cicil, Nande, Erma, Aning,
dan Iyas.
14.Teman-teman kelas B angkatan 2010.
15.Teman-teman Fire Comunity area Sanata Dharma buat kebersamaannya
selama ini untuk bertumbuh dan melayani bersama.
16.SahabatkuMarlisa Dwi Kristianingsih. Terima kasih atas kebersamaannya
selama ini serta doa dan dukungannya.
17.Sekretariat Pendidikan Matematika dan Sekretariat Dekanat FKIP
Universitas Sanata Dharma yang telah bersedia membantu peneliti dalam
pelaksanaan penelitian sampai selesai.
18.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih atas
bantuan dan dukungan yang diberikan.
Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar karya ini
menjadi lebih baik lagi. Penulis mengharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca dan perkembangan pendidikan. Terima kasih.
Penulis,
xiii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……….. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………. ii
HALAMAN PENGESAHAN ………. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ………. iv
HALAMAN MOTTO ………. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………. vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN ………. vii
ABSTRAK ……….. viii
ABSTRACT ……… ix
PRAKATA ……….. x
DAFTAR ISI ………... xiii
DAFTAR BAGAN ……….. xx
DAFTAR TABEL ……… xxi
DAFTAR LAMPIRAN ………... xxiv
xiv
A. Latar Belakang Masalah ……….. 1
B. Rumusan Masalah ………... 6
C. Tujuan Penelitian ………. 6
D. Batasan Masalah ……….. 7
E. Manfaat Penelitian ………... 7
F. Penjelasan Istilah ………. 8
G. Spesifikasi Produk ………... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ……….. 11
A. Landasan Teori ……… 11
1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ………. 11
2. Sumber Belajar ……… 12
3. Sumber Belajar Modul ……… 22
4. Sistem Pengajaran dengan Menggunakan Modul ………... 32
5. Karakteristik Siswa SMP ………. 36
6. Pemecahan Masalah ………. 38
7. Sistem Persamaan Linier Dua Variabel ………... 41
B. Penelitian yang Relevan ………... 53
C. Kerangka Berfikir ………. 55
BAB III METODE PENELITIAN ………... 56
A. Jenis Penelitian ………. 56
B. Setting Penelitian ……….. 58
xv
D. Jenis Data ………. 64
1. Data Analisis Kebutuhan ………. 64
2. Data Uji Keterbacaan ………... 64
3. Data Validasi Produk ………... 64
4. Data Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa.. 65
E. Instrumen Pengumpulan Data ……….. 65
1. Kuesioner ………. 65
2. Lembar Validasi Produk ……….. 68
3. Tes ……… 69
4. Pedoman Wawancara ………... 69
F. Teknik Pengumpulan Data ………... 70
1. Penyebaran Kuesioner ……….. 70
2. Validasi Produk ……… 71
3. Tes ……… 71
4. Wawancara ………... 72
G. Teknik Pengujian Instrumen ……… 73
1. Kuesioner Analisis Kebutuhan ……… 73
2. Kuesioner Uji Keterbacaan Modul ……….. 75
3. Soal Tes ……… 75
a. Validitas Soal ………... 76
b. Reliabilitas Soal ………... 77
H. Teknik Analisis Data ……… 78
xvi
2. Analisis Data Uji Keterbacaan ………. 79
3. Analisis Data Validasi Produk ………. 80
4. Analisis Data Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa ……… 81
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………. 86
A. Tahapan Penelitian ……… 86
1. Kajian Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar …………... 86
2. Analisis Kebutuhan ……….. 86
3. Perancangan Modul ……….. 87
4. Pembuatan Instumen Tes ………. 88
5. Uji keterbacaan Modul dan Validasi Modul ……… 88
6. Uji Lapangan Terbatas ………. 89
B. Hasil Penelitian ………. 90
1. Kajian Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar …………... 90
2. Analisis Kebutuhan ……….. 91
a. Mengkaji Teori Mengenai Kriteria Sumber Belajar yang Baik ( Modul) ……….. 91
b. Pembuatan Kuesioner Analisis Kebutuhan ……….. 92
1) Hasil Uji Kelayakan Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru……….... 92
2) Hasil Uji Kelayakan Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ……….. 93
xvii
1) Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru... 94
2) Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa.. 97
3. Perancangan Modul ……….. 97
a. Pembuatan Konsep Modul ………... 98
b. Pembuatan Desain Modul ……… 98
c. Pembuatan Modul ………. 101
4. Pembuatan Instumen Tes ……….. 102
a. Validitas Soal ……… 103
b. Reliabilitas Soal ……… 105
5. Uji keterbacaan Modul dan Validasi Modul ………. 105
a. Hasil Kelayakan Kuesioner Uji Keterbacaan Modul.. 105
b. Hasil Uji Keterbacaan Modul ………... 106
c. Hasil Validasi Modul ……… 107
6. Uji Lapangan Terbatas ……….. 108
a. Tes ………. 108
1) Pretest………... 108
2) Posttest……….. 110
b. Wawancara ……… 111
C. Analisis Hasil Penelitian ………... 114
1. Analisis Hasil Uji Kelayakan Kuesioner Analisis Kebutuhan ………. 114
xviii
b. Analisis Hasil Uji Kelayakan Kuesioner Analisis
Kebutuhan Siswa ……….. 115
2. Analisis Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan ………. 116
a. Analisis Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru.. . 117
b. Analisis Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa..119
3. Analisis pembuatan Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa ……...………….. 120
a. Analisis Validitas Soal ………. 120
b. Analisis Reliabilitas Soal ………. 122
4. Analisis Kuesioner Uji Keterbacaan Modul dan Validasi Modul ……….. 122
a. Analisis Hasil Uji Kelayakan Kuesioner Uji Keterbacaan Modul ………... 122
b. Analisis Hasil Uji Keterbacaan Modul ………. 124
c. Analisis Hasil Validasi Modul ……….. 125
5. Analisis Uji Lapangan Terbatas ……… 128
a. Tes ………. 128
1) Analisis Hasil Pretest……… 128
2) Analisis Hasil Posttest……….. 139
b. Wawancara ……… 149
D. Pembahasan ………... 151
E. Keterbatasan Penelitian ………. 156
xix
A. Kesimpulan ………... 158
B. Saran ………. 160
DAFTAR PUSTAKA ………... 161
xx
DAFTAR BAGAN
Bagan 3.1 Prosedur Pengembangan Menurut Sugiyono ……….. 57
Bagan 3.2 Prosedur Pengambangan Menurut Borg & Gall ………. 57
xxi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi – Kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa ……….. 66
Tabel 3.2 Kisi – Kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru ………… 67
Tabel 3.3 Kisi – Kisi Kuesioner Uji Keterbacaan Modul ………. 67
Tabel 3.4Kisi – Kisi Lembar Validasi Produk ………. 68
Tabel 3.5 Kisi – Kisi Wawancara Terhadap Subjek Penelitian ……… 70
Tabel 3.6 Kisi – Kisi Soal Tes ……….. 72
Tabel 3.7 Kriteria Tingkat Kualitas Produk ……….. 74
Tabel 3.8 Klasifikasi Koefisien Validitas ………. 77
Tabel 3.9 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis ………... 82
Tabel 3.10 Kategori Nilai Tes ………... 85
Tabel 4.1 Hasil Uji Kelayakan Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru …….. 93
Tabel 4.2 Hasil Uji Kelayakan Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ……. 93
Tabel 4.3 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru ………... 94
Tabel 4.4 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ………. 97
xxii
Tabel 4.6 Hasil Uji Kelayakan Kuesioner Uji Keterbacaan ………. 105
Tabel 4.7 Hasil Uji Keterbacaan Modul ………... 106
Tabel 4.8 Hasil Penilaian Validasi Produk ………... 108
Tabel 4.9 Hasil Nilai Pretest………. 109
Tabel 4.10 Hasil Nilai Posttest………. 110
Tabel 4.11 Kriteria Tingkat Kualitas Produk ……… 114
Tabel 4.12 Analisis Hasil Uji Kelayakan Kuesioner
Analisis Kebutuhan Guru ……… 115
Tabel 4.13Analisis Hasil Uji Kelayakan Kuesioner
Analisis Kebutuhan Siswa ……….. . 116
Tabel 4.14 Analisis Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru ………….. 117
Tabel 4.15 Analisis Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa …………. 119
Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Uji Validitas
Butir Soal Pretest ………... 121
Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Uji Reliabilitas
Butir Soal Pretest ………... 122
Tabel 4.18 Analisis Hasil Uji Kelayakan Kuesioner
Uji Keterbacaan Modul ………... 123
xxiii
Tabel 4.20 Analisis Hasil Penilaian Validasi Produk ………... 125
Tabel 4.21 Komentar dari Para Pakar dan Tindak Lanjutnya ………... 126
Tabel 4.22 Analisis Hasil Pretest……….. 128
Tabel 4.23 Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Tiap
Indikator pada Pretest………...……... 131 Tabel 4.24Analisis Hasil Posttest……… 139
Tabel 4.25 Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Tiap
Indikator pada Posttest……….. 140 Tabel 4.26Analisis Wawancara Siswa ………. 150
xxiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A
A.1 Lembar Uji Kelayakan Kuesioner Analisis
Kebutuhan Guru ……… L - 1
A.2 Uji Kelayakan Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru …….. L - 4
A.3 Lembar Uji Kelayakan Kuesioner Analisis
Kebutuhan Siswa ………. L - 16
A.4 Uji Kelayakan Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa …. . L - 19
A.5 Lembar Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru ………….. L - 28
A.6 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru ……….. L - 31
A.7 Lembar Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ………… L - 39
A.8 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ……… L - 42
A.9 Analisis Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa …. L - 48
Lampiran B
B.1 Lembar Uji Kelayakan Kuesioner Uji Keterbacaan
Modul ……… L - 54
B.2 Hasil Uji Kelayakan Kuesioner Uji Keterbacaan Modul … L - 57
B.3 Lembar Uji Keterbacaan Modul ……….. L - 63
B.4 Hasil Uji Keterbacaan Modul ……….. L - 65
B.5 Analisis Hasil Uji Keterbacaan Modul ………... L - 71
B.6 Lembar Validasi Produk ……….. L - 75
xxv Lampiran C
C.1 Soal Pretest ……….. L - 83
C.2 Kunci Jawaban Soal Pretest……… . L - 87
C.3 Validasi Soal Pretest……… L - 91
C.4 Reliabilitas Soal Pretest………... L - 95
C.5 Soal Posttest………. L - 97
C.6 Kunci Jawaban Soal Posttest………... L - 101
C.7 Hasil Pretest Siswa ……….. L - 105
C.8 Hasil Posttest Siswa ………. L - 123
C.9 Gambar Uji Lapangan Terbatas ……….... L - 141
Lampiran D
D.1 Surat Ijin Penelitian dari Fakultas ……… L - 143
D.2 Surat Ijin dari SETDA Provinsi DIY ……….. L - 144
D.3 Surat Ijin dari BAPPEDA DIY ……… L - 145
Lampiran E
E.1 RPP ………. L - 146
1 BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan dijelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, pembatasan masalah, manfaat penelitian, penjelasan istilah,
spesifikasi produk.
A. Latar Belakang Masalah
Majunya suatu negara ditentukan oleh kualitas sumber daya
manusia dari negara itu. Semakin baik kualitas sumber daya manusianya
maka akan semakin maju pula negaranya dan begitupun sebaliknya.
Kualitas sumber daya manusia tersebut sangat ditentukan oleh kualitas
pendidikan yang diterimanya. Ketika suatu negara tidak menaruh
perhatian terhadap pendidikan, maka negara tersebut tidak membangun
sumber kekuatan, sumber kemajuan, sumber kesejahteraan, dan sumber
martabatnya yang selalu bisa diperbarui, yaitu kualitas manusia dan
kualitas masyarakatnya (Gede Raka: 2011). Oleh karena itu bisa dikatakan
bahwa kualitas pendidikan di suatu negara menentukan majunya negara
itu.
Indonesia merupakan negara dengan sumber daya manusia yang
sangat banyak, seperti kita ketahui bahwa indonesia telah menduduki
peringkat ke empat dunia berdasarkan banyak jumlah sumber daya
manusianya, namun sangat disayangkan apabila banyaknya sumber daya
yang baik. Rendahnya kualitas sumber daya manusia di Indonesia bisa
dibuktikan dengan data dari UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks
Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi
dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per
kapita yang menunjukan, bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia
makin menurun. Di antara 174 negara didunia, Indonesia menempati
urutan ke – 102 (1996), ke – 99 (1997), ke – 105 (1998), dan ke – 109
(1999). Sedangkan dari segi pendidikannya sendiri menurut survei
Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di
Indonesia berada pada urutan ke – 12 dari 12 negara di Asia yang disurvei.
Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000),
Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki
urutan ke – 37 dari 57 negara yang disurvei di dunia.
Hal ini tentunya tidak boleh dipandang sebelah mata saja bagi kita
yang bergerak di bidang pendidikan. Hendaknya kita ikut berperan serta
membantu pemerintah untuk memajukan kualitas pendidikan di Indonesia
demi tercapainya tujuan bersama, yaitu untuk memajukan negara
Indonesia. Siswa perlu dibekali dengan kemampuan berpikir logis,
analitis, sistematis, kritis dan kreatif agar menjadi sumberdaya manusia
yang tangguh dan bisa bersaing di era globalisasi ini. Sikap dan cara
berpikir ini dapat dikembangkan melalui pembelajaran matematika. Salah
satu tujuan pembelajaran matematika adalah agar peserta didik memiliki
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh (BSNP: 2006). Dilihat dari tujuan
tersebut pemecahan masalah menjadi bagian yang penting dari kurikulum
matematika. Dalam proses pembelajaran maupun penyelesaian masalah,
siswa dapat memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta
keterampilan yang sudah dimiliki. Pengalaman inilah yang kemudian
melatih daya pikir siswa menjadi logis, analitis, sistematis, kritis, dan
kreatif dalam menghadapi persoalan.
Pemecahan masalah mendorong siswa untuk mendekati masalah
autentik, dunia nyata dengan cara sistematis (Jacobsen, Eggen, dan
Kauchak: 2009). Jika siswa sudah terlatih untuk memecahkan masalah
maka dikehidupan nyata siswa akan mampu mengambil keputusan
terhadap suatu masalah, sebab dia mempunyai keterampilan
mengumpulkan informasi yang relevan, menganalisis informasi, dan
menyadari betapa perlunya meneliti kembali hasil yang telah diperoleh.
Oleh karena itulah kemampuan pemecahan masalah sangat penting untuk
ditingkatkan. Namun demikian kemampuan pemecahan masalah siswa di
Indonesia masih sangat rendah. Hal ini ditunjukkan dari data TIMSS (
trend in International Mathematics and Science Study ) siswa Indonesia
berada pada rangking amat rendah dalam kemampuan (1) memahami
informasi yang komplek, (2) teori, analisis dan pemecahan masalah, (3)
pemakaian alat, prosedur dan pemecahan masalah dan (4) melakukan
Pendidikan nasional bisa dikatakan baik apa bila proses belajar
mengajarnya bermutu. Dalam proses belajar mengajar ada tiga komponen
penting dalam sistem pendidikan nasiaonal, yaitu: siswa, guru dan
kurikulum. Ketiga komponen tersebut memiliki hubungan yang tidak bisa
dipisahkan antara satu dengan yang lainnya, karena tanpa adanya salah
satu dari komponen tersebut proses interaksi edukatif tidak akan terjadi.
Keberhasilan pembelajaran bukan hanya tanggung jawab guru tetapi juga
merupakan tanggung jawab siswa. kegiatan siswa, baik dikelas maupun
diluar kelas, akan sangat menentukan keberhasilan sebuah proses belajar
mengajar. Menurut Lengkawati (2000) siswa yang baik, yaitu siswa yang
menginvestasikan waktu dan upayanya untuk belajar diluar kelas (Tim
pengembang ilmu pendidikan FIP-UPI: 2007). Proses belajar yang
dilakukan hendaknya melalui komunikasi yang baik antar guru dan siswa
maupun siswa dengan siswa. Komunikasi yang optimal dapat
menggunakan sebuah media penghubung antara guru dengan siswa
(Abdulhak & Darmawan: 2013).
Berdasarkan itulah peneliti membuat suatu modul pembelajaran
matematika untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa. Modul adalah suatu paket pengajaran yang memuat
satu unit konsep daripada bahan pelajaran. Modul itu disajikan dalam
bentuk self-instruction. Masing – masing siswa dapat menentukan kecepatan dan intensitas belajarnya sendiri (Vembriarto:1981). Dengan
mengandalkan tatap muka dengan guru saja. Modul yang dibuat mengacu
pada kurikulum yang digunakan di sekolah saat ini, yaitu kurukulum 2013.
Modul dibuat dengan bahasa yang sederhana sehingga mudah dipahami
oleh siswa, materi disajikan dengan sistematis serta dengan beberapa
pertanyaan – pertanyaan interaktif yang dapat mengarahkan siswa untuk
mendapatkan suatu informasi dari apa yang telah mereka pelajari agar
pengetahuan mereka menjadi bermakna. Untuk lebih menarik perhatian
siswa peneliti menghadirkan gambar – gambar ilustrasi pada setiap materi
yang membutuhkan ilustrasi gambar. Disamping itu, modul juga mengarah
pada peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa dengan disajikan
banyak soal – soal analisis sehingga siswa terbiasa untuk berpikir berpikir
logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif.
Materi yang diambil dalam penelitian ini yaitu materi Persamaan
Linier Dua Variabel. Peneliti mengambil materi ini karena dalam materi
ini kemampuan pemecahan masalah matematika siswa sangat diperluakan.
Penelitian dilakukan di SMP N 1 Yogyakarta. Peneliti memilih SMP
tersebut berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika disekolah
tersebut yang mengungkapkan bahwa secara keseluruhan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa disekolah tersebut masih kurang,
siswa masih kesulitan untuk memahami soal berupa soal cerita. Disamping
itu berdasarkan wawancara dengan seorang guru di SMP N 1 Yogyakarta
mengungkapkan bahwa disekolah tersebut belum mempunyai sumber
pemecahan masalah matematika siswa, guru hanya menggunakan buku –
buku paket yang sudah disedikan oleh sekolah saja.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah dalam
penelitian ini secara spesifik dirumuskan dalam pertanyaan penelitian
sebagai berikut :
1. Bagaimana pengembangan modul pembelajaran matematika pada
materi sistem persamaan linier dua variabel untuk meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di kelas IX
SMP N 1 Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015?
2. Bagaimana efektifitas penggunaan modul pembelajaran
matematika pada materi sistem persamaan linier dua variabel di
kelas IX SMP N 1 Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015 yang
dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa?
C. Tujuan Penelitian
Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengembangkan modul pembelajaran matematikapada
kemampuan pemecahan masalah matematika siswadi kelas IX
SMP N 1 Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015.
2. Mengetahui efektifitas penggunaan modul pembelajaran
matematika pada materi sistem persamaanlinier dua variabel di
kelas IX SMP N 1 Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015 yang
dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa.
D. Batasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak meluas, maka
masalah dibatasi pada materi Persamaan Linier Dua Variabel dengan KD
membuat dan menyelesaikan model matematika dari masalah nyata yang
berkaitan dengan persamaan linier dua variabel. Bidang kajian terbatas
pada pembelajaran matematika dan soal matematika pada materi
Persamaan Linier Dua Variabel. Faktor – faktor yang lain seperti faktor
sosial, ekonomi, lingkungan dan faktor eksternal lainnya tidak dibahas
atau diabaikan dalam penelitian ini.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
1. Guru
Sebagai refensi tambahan bagi guru dalam mengembangkan modul
serta sebagai alternatif sumber belajar lain untuk meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah pada materi persamaan linier dua
variabel.
2. Siswa
Membantu siswa IX SMP N 1 Yogyakarta tahun pelajaran
2014/2015 dalam memahami materi persamaan linier dua variabel
sebagai bekal menghadapi ujian nasional.
3. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi tambahan guna
menambah sumber belajar mata pelajaran matematika untuk materi
persamaan linier dua variabel SMP N 1 Yogyakarta.
4. Peneliti
Mendapatkan pengalaman dalam mengembangkan sumber belajar
khususnya modul pembelajaran matematika yang mengarah untuk
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.
F. Penjelasan Istilah
Agar tidak menimbulkan adanya penafsiran ganda ataupun kesalah
pahaman akan maksud dan isi, maka perlu adanya batasan istilah yang
digunakan, yaitu :
1. Modul
Modul adalah salah satu sumber belajar yang memuat pokok
terarah untuk digunakan siswa, disertai dengan pedoman
penggunaan untuk guru.
2. Memecahkan masalah matematika
Memecahakan masalah matematika mengacu pada kegiatan
memilih dan menerapkan strategi untuk memecahkan masalah
matematika berdasarkan konsep matematika dan intusi siswa.
3. Kemampuan pemecahan masalah
Kemampuan pemecahan masalah mengacu pada kemampuan siswa
dalam memilih dan menerapkan strategi untuk memecahkan
masalah matematika berdasarkan konsep matematika dan intuisi
siswa.
4. Persamaan linier
Persamaan Linier adalah persamaan yang pangkat tertinggi
variabelnya adalah satu.
G. Spesifikasi Produk
Produk yang akan dikembangkan ini berupa sebuah modul
pembelajaran matematika yang mengambil materi persamaan linear dua
variabel dengan Kompetensi Dasar membuat dan menyelesaikan model
matematika dari masalah nyata yang berkaitan dengan persamaan linier
dua variabel. Modul ini dibuat untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa sesuai dengan tahapan pemecahan
masalah yang diungkapkan Polya yaitu memahami masalah,
pengecekan kembali penyelesaian. Adapun unsur-unsur modul yang akan
dikembangkan adalah sebagai berikut: rumusan tujuan belajar, pedoman
guru, lembaran kegiatan siswa, lembaran kerja siswa, kunci lembaran
kerja, lembaran evaluasi, kunci lembar evaluasi. Materi pada modul
disusun secara sistematis untuk memudahkan guru atau siswa dalam
memahami materi. Dalam modul diberi gambar – gambar ilustrasi agar
lebih menarik serta disajikan fenomena kontekstual agar siswa lebih
termotivasi untuk belajar. Komponen-komponen pada modul dibuat sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang ada sehingga sangat mendukung
pembelajaran. modul juga didesain agar siswa bisa belajar mandiri dengan
latihan-latihan soal yang bisa dikerjakan dirumah dan penyajian
11 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab ini, akan diuraikan kajian pustaka yang terdiri dari dua hal yaitu
landasan teori, penelitian yang relevan dan kerangka berpikir.
A. Landasan Teori
1. Pengertian belajar dan pembelajaran
a. Pengertian belajar
Belajar adalah suatu aktivitas atau proses untuk
memperoleh pengetahuan, meningkatkan ketrampilan,
memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian.
Belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, tidak harus
dalam kondisi formal didalam kelas, tetapi dapat secara
informal, non formal, dan siswa dapat belajar dari alam atau
dari peristiwa sosial sehari – hari (Suyono & Hariyanto, 2011:
9, 15). Belajar adalah suatu proses yang menghasilkan
perubahan perilaku yang dilakukan secara sengaja untuk
memperoleh pengetahuan, kecakapan, dan pengalaman baru ke
arah yang lebih baik ( Suryabrata, 1991: 45). Salah satu
pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya
perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin
pengetahuan, ketrampilan, atau sikapnya (Azhar Arsyad, 2010:
1).
Dari peryataan beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah suatu aktivitas atau proses yang disengaja
sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku, pengetahuan,
sikap, dan ketrampilan pada diri seseorang ke arah yang lebih
baik serta dapat terjadi dimana saja dan kapan saja.
b. Pengertian pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan guru agar
dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan kemahiran, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada siswa. Dengan kata lain, pembelajaran
adalah proses untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan
baik. Menurut Miarso pembelajaran adalah usaha pendidikan
yang dilaksanakan secara sengaja, dengan tujuan yang telah
ditetapkan, serta pelaksanaannya terkendali ( Eveline Siregar,
2011: 12).
2. Sumber belajar
a. Pengertian sumber belajar
Rusman (2009: 130) mengemukakan bahwa sumber belajar
belajar mengajar. Sumber belajar tidak lain adalah daya yang
dapat dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar,
baik secara langsung maupun tidak langsung, sebagian atau
secara keseluruhan. Dalam bukunya, Rusman juga menuliskan
paparan mengenai sumber belajar yang dikemukakan oleh
Association For Education And Communication Technology
(AECT) yang mendefinisikan sumber belajar adalah berbagai
atau semua sumber baik yang berupa data, orang dan wujud
tertentu yang dapat digunakan oleh siswa dalam belajar baik
secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga
mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajarnya.
Menurut Mulyasa (2006: 159) sumber belajar dapat
dirumuskan sebagai segala sesuatu yang dapat memberikan
kemudahan belajar, sehingga diperoleh sejumlah informasi,
pengetahuan, pengalaman, dan ketrampilan yang diperlukan.
Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa
sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat berupa data,
orang dan wujud tertentu yang dapat membantu dalam proses
belajar mengajar. Tujuan dari sumber belajar yaitu
mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajarnya
sehingga diperoleh sejumlah informasi, pengetahuan,
pengalaman, dan ketrampilan yang diperlukan.
Rusman (2009: 134) menuliskan beberapa fungsi sumber
belajar, yakni:
1) Meningkatkan produktifitas pendidikan, dengan cara
mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk
menggunakan waktu secara lebih baik, dan mengurangi
beban guru dalam menyampaikan informasi sehingga
dapat lebih banyak membina dan mengembangkan
gairah belajar siswa.
2) Memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya
lebih individual, yaitu dengan cara mengurangi kontrol
guru yang kaku dan tradisional, memberikan
kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai bakat,
minat dan kemampuannya.
3) Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap
pembelajaran, yaitu dengan cara perancangan program
pendidikan yang lebih sistematis, pengembangan bahan
pembelajaran yang dilandasi oleh penelitian.
4) Lebih memantapkan kegiatan pembelajaran, yaitu
dengan cara meningkatkan kemampuan sumber belajar,
penyajian informasi dan bahan secara lebih konkret.
5) Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu dengan
cara mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang
konkret, memberikan pengetahuan yang sifatnya
langsung.
6) Memungkinkan penyajian pendidikan yang lebih luas,
yaitu dengan jalan penyajian informasi yang mampu
menembus batas geografis seperti dengan penerapan
pembelajran berbasis komputer dan e-learning di
sekolah.
Rusman (2009: 135) juga menuliskan manfaat sumber
belajar yaitu memberikan pengalaman belajar yang konkret
tidak langsung kepada siswa; menyajikan sesuatu yang tidak
mungkin diadakan, dikunjungi, atau dilihat secara langsung
dan konkret, menambah dan memperluas cakrawala sajian
yang ada di dalam kelas, memberikan informasi yang akurat
dan terbaru; membantu memecahkan masalah pendidikan dan
pembelajaran baik dalam lingkungan makro maupun
lingkungan mikro; memberikan motivasi yang positif,
lebih-lebih bila dirancang penggunaannya secara tepat; merangsang
untuk berpikir, bersikap, dan berkembanglebih lanjut, seperti
buku teks, buku bacaan, film dan lainnya yang mengandung
daya penalaran yang membuat siswa terangsang untuk
Sedangkan Mulyasa (2006: 163) menuliskan dalam
bukunya bahwa kegunaan sumber belajar adalah sebagai
berikut:
1) Merupakan pembuka jalan dan pengembangan
wawasan terhadap proses pembelajaran yang ditempuh.
Disini sumber belajar merupakan peta dasar yang perlu
dijajaki secara umum agar wawasan pembelajaran yang
dikembangkan dapat dipahami lebih awal.
2) Sebagai pemandu materi pembelajaran yang dipelajar,
langkah- langkah operasional untuk menelusuri secara
lebih teliti materi standar secara tuntas.
3) Memberikan berbagai macam ilustrasi dan
contoh-contoh yang berkaitan dengan pembelajaran dan
pembentukan kompetensi dasar.
4) Memberikan petunjuk dan deskripsi tentang hubungan
antara apa yang sedang dikembangkan dalam
pembelajaran, dengan ilmu pengetahuan lainnya.
5) Menginformasikan sejumlah penemuan baru yang
pernah diperoleh orang lain sehubungan dengan
pembelajaran yang sedang dikembangkan.
6) Menunjukkan berbagai permasalahan yang timbul
dikembangkan, yang menuntut adanya kemampuan
pemecahan dari para guru dan peserta didik.
c. Jenis sumber belajar
Rusman (2009: 137) menulis bahwa sumber belajar
menurut AECT dibedakan menjadi 6 jenis, yaitu:
1) Pesan (message)
Pesan adalah informasi yang ditransmisikan atau
diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk ide,
ajaran, fakta, makna, nilai dan data. Contoh: isi bidang
study yang dicantumkan dalam kurikulum pendidikan
formal, dan dnon formal maupun dalam pendidikan
informal.
2) Orang
Orang adalah manusia yang berperan sebagai pencari,
penyimpan, pengolah dan penyaji pesan. Contoh: guru,
dosen, guru pembimbing, guru pembina, tutor, siswa,
pemain, pembicara, instruktur dan penatar.
3) Bahan
Bahan adalah sesuatu ujud tertentu yang mengandung
pesan atau ajaran untuk disajikan dengan menggunakan
alat atau bahan itu sendiri tanpa alat penunjang apapun.
terprogram, transparansi, film, video tape, pita audio,
filmstrip,microfiche, dan sebagainya.
4) Alat
Alat adalah sesuatu perangkat yang digunakan untuk
menyampaikan pesan yang tersimpan dalam bahan tadi.
Contoh: proyektor slide,proyektor film, proyektor
filmstrip, OHP, monitor televisi, monitor komputer,
kaset recorder, pesawat radio, dan lain – lain.
5) Teknik
Teknik diartikan sebagai prosedur yang runtut atau
acuan yang dipersiapkan untuk menggunakan bahan,
peralatan, orang dan lingkungan belajar secara
terkombinasi dan terkoordinasi untuk menyampaikan
ajaran atau materi pelajaran. Contoh: keller plan, belajar
secara mandiri, belajar jarak-jauh, belajar secara
kelompok, simulasi, diskusi, ceramah, pemecahan
masalah, tanya jawab dan sebagainya.
6) Latar
Latar atau lingkungan yaitu situasi disekitar proses
belajar-mengajar terjadi. Latar dibedakan menjadi dua
macam yaitu lingkungan yang berbentuk fisik dan non
fisik. Contoh lingkungan fisik yaitu gedung, sekolah,
belajar, studio, ruang rapat, musium, taman, dan
sebagainya. Contoh lingkungan nonfisik yaitu tatanan
ruang belajar, sistem ventilasi, tingkat kegaduhan
lingkungan belajar, cuaca, dan sebagainya.
Sedangkan Mulyasa (2006: 159) mengemukakan bahwa
sumber belajar yang ada dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1) Manusia (people), yaitu orang yang menyampaikan pesan pengajaran secara langsung; seperti guru,
konselor, administrator, yang diniati secara khusus dan
disengaja untuk kepentinganbelajar (by design).
2) Bahan (material), yaitu sesuatu yang mengandung pesan pembelajaran; baik yang diniati secara khusus
seperti film pendidikan, peta, grafik, buku paket dan
sebagainya, yang biasa disebut media pengajaran.
3) Lingkungan (setting), yaitu ruang dan tempat ketika sumber-sumber dapat berinteraksi dengan para peserta
didik. Disamping itu ada pula ruang dan tempat yang
tidak diniati untuk kepentingan belajar, namum bisa
dimanfaatkan; misalnya museum, kebun binatang, candi
dan sebagainya.
4) Alat dan peralatan (tools and equipment), yaitu sumber belajar untuk produksi dan memainkan susmber-sumber
kamera untuk produksi foto, dan tape recorder untuk
rekaman. Sedang alat dan peralatan yang digunakan
untuk memainkan sumber lain misalnya proyektor film,
pesawat TV, pesawat radio.
5) Aktivitas (activities), yaitu sumber belajar yang merupakan kombinasi antara suatu teknik dengan
sumber lain untuk memudahkan (facilitates) belajar, misalnya pembelajran berprogram merupakan
kombinasi antar teknik penyajian bahan dengan buku.
d. Kriteria pemilihan sumber belajar
Pemilihan sumber belajar secara umum terdiri dari dua macam
ukuran yaitu kriteria umum dan kriteria berdasarkan tujuan
yang hendak dicapai ( Rusman, 2009: 136):
1) Kriteria umum
Kriteria umum merupakan ukuran kriteria kasar dalam
memilih sumber belajar diantaranya adalah:
a) Ekonomis dalam pengertian murah, maksudnya
tidak terpatok pada harganya yang selalu
rendah, tetapi dapat juga pemanfaatannya dalam
jangka panjang.
b) Praktis dan sederhana, artinya tidak memerlukan
c) Mudah diperoleh, dalam artian sumber belajar
itu dekat, tersedia dimana-mana dan tidak perlu
diadakan dan dibeli.
d) Bersifat fleksibel, artinaya dapat dimanfaatkan
untuk berbagai tujuan instrusional dan tidak
dipengaruhi oleh faktor luar; misalnya kemajuan
teknologi, nilai, budaya dan lainnya.
e) Komponen-komponennya sesuai dengan tujuan,
hal ini untuk menghindari hal-hal yang ada
diluar kemampuan guru.
2) Kriteria berdasarkan tujuan
Kriteria memilih sumber belajar berdasarkan tujuan
diantaranya adalah:
a) Sumber belajar guna memotivasi, artinya
pemanfaatan sumber belajar tersebut bertujuan
membangkitkan minat, mendorong partisipasi
merangsang pertanyaan -
pertanyaan,memperjelas masalah dan
sebagainya.
b) Sumber belajar untuk pembelajran, yaitu untuk
c) Sumber belajar untuk penelitian, merupakan
bentuk observasi, dianalisis, dicatat secara teliti
dan sebagainya.
d) Sumber belajar untuk memecahkan masalah.
e) Sumber belajar untuk presentasi, disini lebih
ditekankan sumber sebagai alat, metode, atau
strategi penyampaian pesan.
Dari fungsi, manfaat, serta kriteria yang telah dikemukakan
diatas maka peneliti memilih sumber belajar modul untuk
penelitian ini. Alasan peneliti memilih modul sebagai
sumber belajar dalam penelitian ini karena modul adalah
sumber belajar yang bersifat self- instruction sehingga
memungkinkan siswa secara mandiri sehingga waktu
belajar mereka tidak hanya saat disekolah saja, tetapi bisa
juga diluar sekolah. Modul merupakan sumber belajar yang
komponen – komponennya sesuai dengan tujuan, artinya
modul sebagai sumber belajar yang berguna untuk
memotivasi siswa, mendukung aktifitas pembelajaran, serta
modul merupakan sumber belajar untuk memecahkan
masalah.
3. Sumber belajar modul
Batasan yang dikembangkan oleh Badan Pengembangan
Pendidikan dan Kebudayaan mengenai modul adalah sebagai berikut : yang dimaksud dengan modul adalah “ satu unit
program belajar mengajar terkecil yang secara terperinci
menggariskan :
1) Tujuan – tujuan instruksionil umum yang akan
ditunjang pencapaiannya;
2) Topik yang akan dijadikan pangkal proses belajar-
mengajar;
3) Tujuan – tujuan instruksionil khusus yang akan dicapai
oleh siswa;
4) Pokok – pokok materi yang akan dipelajari dan
diajarkan;
5) Kedudukan dan fungsi satuan ( modul) dalam kesatuan
program yang lebih luas;
6) Peranan guru didalam proses belajar-mengajar;
7) Alat – alat dan sumber yang akan dipakai;
8) Kegiatan – kegiatan belajar yang harus dilakukan dan
dihayati peserta didik secara berurutan;
9) Lembaran – lembaran kerja yang harus diisi peserta
didik;
Didalam bukunya Drs. St. Vembriarto (1981) menyimpulkan
sifat – sifat khas dari pada modul, yaitu:
1) Modul itu merupakan unit (paket) pengajaran terkecil
dan lengkap.
2) Modul itu memuat rangkaian kegiatan belajar yang
direncanakan dan sistematik.
3) Modul memuat tujuan belajar (pengajaran) yang
dirumuskan secara eksplisit dan spesifik.
4) Modul memungkinkan siswa belajar sendiri
(independent), modul memuat bahan yang bersifat self-
instructional.
5) Modul merupakan realisasi pengakuan perbedaan
individual, merupakan salah satu perwujudan
pengajaran individual.
b. Sifat dan karakteristik modul
Suryosubroto (1983) mengemukakan sifat – sifat khas modul
sebagai berikut :
1) Modul merupakan unit pengajaran terkecil dan lengkap
Pengajaran menggunakan modul memuat suatu unit
pengajaran namun lengkap. Modul dalam penelitian ini
berisi materi bahasan, kegiatan pembelajaran, lembar
2) Modul memuat rangkaian kegiatan belajar yang
direncanakan dan sistematik
Peneliti menyertakan rancangan kegiatan belajar yang
akan dilakukan oleh guru dan siswa, sehingga
rancangan tersebut dapat digunakan untuk membantu
siswa dan guru untuk mengikuti kegiatan belajar
mengajar dengan modul.
3) Modul memuat tujuan belajar yang dirumuskan secara
jelas dan spesifik
Pada modul ini memuat tujuan belajar diawal modul.
Hal ini bertujuan agar guru dan siswa mengerti tujuan
dari belajar yang akan dilakukan sehingga kegiatan
pembelajaran yang dilakukan dapat mengarah pada
tujuan yang sudah ditetapkan.
4) Modul memungkinkan siswa belajar mandiri
Dalam modul ini berisi lengkap mengenai tujuan
belajar, rangkaian rencana kegiatan, materi
pembelajaran, latihan – latihan untuk siswa serta
pertanyaan – pertanyaan interaktif untuk membangun
pengetahuan siswa sehingga sangat memungkinkan
5) Modul merupakan realisasi pengakuan perbedaan
individual dan merupakan salah satu perwujudan
pengajaran individual
Dalam pembelajaran menggunakan modul, masing –
masing siswa diberikan kesempatan untuk belajar
sesuai dengan kecepatan mereka.
Menurut Mulyasa (2006) pembelajaran dengan sistem modul
memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Setiap modul harus memberikan informasi dan
memberikan petunjuk pelaksanaan yang jelas tentang
apa yang harus dilakukan oleh seorang peserta didik,
bagaimana melakukannya, dan sumber belajar apa yang
harus digunakan.
2) Modul merupakan pembelajaran individual, sehingga
mengupayakan untuk melibatkan sebanyak mungkin
karakter peserta didik.
3) Pengalaman belajar dalam modul disediakan untuk
membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran
seefektif dan seefisien, serta memungkinkan peserta
didik untuk melakukan pembelajaran secara aktif, tidak
sekedar membaca dan mendengarkan tetapi lebih dari
4) Materi pembelajran disajikan secara logis dan
sistematis, sehingga peserta didik dapat mengetahui
kapan dia memulai dan kapan dia mengakhiri suatu
modul dan tidak menimbulkan pertanyaan mengenai
apa yang harus dilakukan, atau dipelajari.
5) Setiap modul memiliki mekanisme untuk mengukur
pencapaian tujuan belajar peserta didik, terutama untuk
memberikan umpan balik bagi peserta didik dalam
mencapai ketuntasan belajar.
c. Maksud dan tujuan penggunaan modul
Suryosubroto (1983) menyatakan maksud dan tujuan
digunakannya modul didalam proses belajar mengajar ialah
agar supaya:
1) Tujuan pendidikan dapat dicapai secara efisien dan
efektif
2) Siswa dapat mengikuti program pendidikan sesuai
dengan kecepatan dan kemampuannya sendiri
3) Siswa dapat sebanyak mungkin menghayati dan
melakukan kegiatan belajar sendiri, baik dibawah
bimbingan atau tanpa bimbingan guru
4) Siswa dapat menilai dan mengetahui hasil belajarnya
5) Siswa benar – benar menjadi titik pusat kegiatan belajar
mengajar
6) Kemajuan siswa dapat diikuti dengan frekuensi yang
lebih tinggi melalui evaluasi yang dilakukan pada
setiap modul berakhir
7) Modul disusun berdasarkan konsep “ mastery learning” suatu konsep yang menekankan bahwa siswa harus
secara optimal menguasai bahan pelajaran yang
disajikan dalam modul itu. Prinsip – prinsip ini
mengandung konsekuensi bahwa seorang siswa tidak
diperbolehkan mengikuti program berikutnya sebelum
ia menguasai paling sedikit 75% dari bahan tersebut.
d. Unsur – unsur modul
Menurut Suryosubroto (1983) unsu – unsur modul adalah
sebagai berikut :
1) Pedoman Guru
Pedoman guru berisi petunjuk – petunjuk guru agar
pengajaran dapat diselenggarakan secara efisien. Juga
memberikan penjelalasan tentang:
a) Macam – macam kegiatan yang akan dilakukan
b) Waktu yang disediakan untuk menyelesaikan
modul itu
c) Alat – alat pelajaran yang digunakan
d) Petunjuk – petunjuk evaluasi
2) Lembar Kegiatan Siswa
Lembar kegiatan ini memuat materi pelajaran yang
harus dikuasai oleh siswa. penyusunan materi pelajran
ini disesuaikan dengan tujuan – tujuan instruksional
yang akan dicapai yang telah dirumuskan dalam modul
itu, materi pelajaran juga didsusun secara teratur
langkah demi langkah sehingga dapat diikuti oleh
siswa. Dalam lembar kegiatan tercantum pula kegiatan – kegiatan yang harus dilakukan siswa.
3) Lembaran Kerja
Lembaran kerja ini menyertai lembar kegiatan siswa,
digunakan untuk menjawab atau mengerjakan soal –
soal, tugas – tugas, atau masalah – masalah yang harus
dipacahkan. Siswa harus bekerja dan melaksanakan
kegiatannya pada lembar kerja ini.
4) Kunci lembaran kerja
Maksud diberikan kunci lembaran kerja ialah agar
siswa dapat mengevaluasi (mengoreksi) sendiri hasil
kesalahan dalam pekerjaannya maka ia dapat meninjau
kembali pekerjaannya.
5) Lembaran tes
Lembaran tes ialah alat evaluasi yang digunakan
sebagai pengukur keberhasilan atau tercapai tidaknya
tuuan yang elah dirumuskan dalam modul itu. Jadi
lembaran tes berisi soal – soal untuk menilai
keberhasilan murid dalam mempelajari bahan yang
disajikan dalam modul tersebut.
6) Kunci lembaran tes
Kunci lembaran tes berisi jawaban dari lembaran tes
yang dibarikan, gunanya sebagai alat koreksi sendiri
terhadap penilaian yang dilaksanakan.
Dari penjabaran tentang unsur-unsur modul dari dua
penulis diatas, maka peneliti menyusun modul untuk penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1) Rumusan tujuan belajar
Rumusan tujuan belajar berisi tujuan-tujuan yang harus
dicapai siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan modul ini.
Pedoman guru berisi petunjuk-petunjuk pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan modul ini. Adapun
pedoman guru meliputi :
a) Kegiatan yang harus dilakukan dikelas
b) Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan
modul
c) Alat-alat yang digunakan dalam pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan modul
d) Petunjuk-petunjuk evaluasi
3) Lembar kegiatan siswa
Lembar kegiatan siswa berisi kegiatan yang harus
dilakukan siswa dalam pembelajaran dengan
menggunakan modul ini. Adapun isi lembaran kegiatan
siswa ini adalah:
a) Kegiatan yang harus dilakukan siswa, misalnya
percobaan, dan lain-lain
b) Materi pelajaran yang harus dikuasai siswa
c) Latihan-latihan soal yang berkaitan dengan
materi pelajaran yang bersangkutan
4) Lembar kerja siswa
Lembar kegiatan dilengkapi dengan lembaran kerja
kegiatan yang ada dilembar kegiatan pada lembar kerja
ini.
5) Kunci lembar kerja
Kunci lembaran kerja disertakan dalam modul untuk
siswa agar siswa dapat mengoreksi pekerjaannya
sendiri. Namun dalam kunci lembaran kerja ini hanya
berisi jawaban akhir saja tanpa ada pembahasan. Hal
ini dibuat agar siswa dapat menemukan sendiri cara
penyelesaiannya dan tidak hanya melihat
pembahasannya saja.
6) Lembar evaluasi
Dalam penelitian ini lembar evaluasi digunakan untuk
mengetahui pengaruh penggunaan modul dilihat dari
kemampuan pemecahan masalah siswa. Pada penelitian
ini peneliti mengambi empat KD pada bab persamaan
linier dua variabel. Peneliti mengadakan satu kali
evaluasi, yakni pada akhir pembelajaran menggunakan
modul. Lembar evaluasi hanya terdapat pada pedoman
guru.
7) Kunci lembar evaluasi
Kunci lembar evaluasi ini dibawa oleh guru.
Suryosubroto (1983) mengemukakan tentang cara siswa belajar
dengan menggunakan modul dan peran guru dalam sistem pengajaran
dengan modul.
a. Cara siswa belajar dengan menggunakan modul
Langkah – lngkah yang dilalui siswa pada saat belajar
menggunakan modul adalah sebagai berikut:
1) Mempelajari lembar kegiatan siswa
2) Mengerjakan tugas – tugas pada lembaran kerja
3) Mencocokkan dengan kunci lembaran kerja
4) Mengerjakan lembaran tes
5) Mencocokkan hasil tes dengan kunci lembaran tes
b. Peran guru dalam sistem pengajran dengan menggunakan
modul
Peran guru dalam sistem ini bukan sebagai penyampai
informasi namun sebagai pengelola kelas yang ditinjau dari
langkah – langkah belajar modul sebagai berikut:
1) Pada saat akan dimulainya suatu modul
Sebelum modul digunakan, guru harus mempelajari
pedoman guru dan bahan modul yang digunakan siswa.
guru juga harus mempersiapkan alat dan sumber yang
harus disediakan atau dimiliki siswa agar modul
tersebut dapat digunakan secara maksimal.
Saat berlangsungnya proses belajar guru hendaknya:
a) Melaksanakan tugas yang digariskan dalam
pedoman guru
b) Menegaskan kepada siswa hal – hal khusus
yang terdapat dalam modul
c) Menegaskan kepada siswa agar tidak perlu
tergesa – gesa dalam menyelesaikan modul
namun secepatnya menguasai bahan modul itu
(tidak banyak waktu yang terbuang)
d) Menekankan kepada siswa bahwa mereka boleh
bertanya baik kepada guru maupun teman yang
dianggap lebih tahu tentang hal – hal yang
belum jelas
e) Mengadakan pengecekan keliling untuk
mengetahui:
(1) Seberapa jauh para siswa memahami
petunjuk – petunjuk yang tertulis dalam
modul, seperti terlihat dalam kemampuanya
mengisi lembar kerja
(2) Seberapa jauh para siswa mengerjakan tugas – tugas seperti yang telah digariskan dalam